Disusun Oleh
Rasa syukur yang dalam tidak lupa kami sampikan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih,
karena berkat limpahan kasih sayang-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan yang kami harapkan. Dalam makalah yang berjudul, “LAPORAN TUGAS
PERANCANGAN ULANG KOPLING SEPEDA MOTOR GL PRO NEO-TECH 1999”
ini didalamnya memuat perancangan ulang koling sepeda motor gl pro neo-tech dengan
segala perhitungannya menggunakan daya sebesar 27 HP dan putaran sebesar 12.494 rpm.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Perencanaan Elemen Mesin serta untuk menambah/memperdalam pengetahuan dan
pemahaman kami mengenai elemen mesin itu sendiri. Maka, dengan adanya makalah ini
diharapkan menambah pemahaman pembaca maupun penulis dalam mengenai elemen mesin
dan desainnya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini,
oleh sebab itu kami meminta kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Prof I Wayan Susila selaku dosen
matakuliah Perencanaan Elemen Mesin, yang telah memberikan tugas ini. Dengan adanya
tugas ini kami semakin memahami tentang perencanaan elmenen mesin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman sampul............................................................................................................ i
Lampiran
iii
1. Desain Kopling
Bila handel kopling pada batang kemudi bebas (tidak ditarik) maka pelat tekan dan
pelat gesek dijepit oleh piring penekan (clutch pressure plate) dengan bantuan pegas
kopling sehingga tenaga putar dari poros engkol sampai pada roda belakang.
Sedangkan bila handel kopling pada batang kemudi ditarik maka kawat kopling akan
menarik alat pembebas kopling. Alat pembebas kopling ini akan menekan batang tekan
(pushrod) atau release rod yang ditempatkan di dalam poros utama. Pushrod akan
mendorong piring penekan ke arah berlawanan dengan arah gaya pegas kopling.
1
Akibatnya pelat gesek dan pelat tekan akan saling merenggang dan putaran rumah
kopling tidak diteruskan pada poros utama, atau hanya memutarkan rumah kopling dan
pelat geseknya saja.
Ilustrasi aliran tenaga (putaran) dari mesin ke transmisi adalah seperti pada gambar
berikut ini. Gambar dibawah mengilustrasikan saat handle kopling ditekan sehingga
kopling saat ini tidak dapat meneruskan putaran mesin ke transmisi
Pada gambar dibawah mengilustrasikan saat handel kopling mulai dilepas sehingga saat
ini plat–plat pada kopling mulai berhubungan antara satu dengan yang lainnya sehingga
putaran dari mesin (chranshaft) mulai diteruskan ke transmisi.
2
Sedangkan pada dibawah mengilustrasikan saat handel kopling dilepas penuh sehingga
putaran dari mesin diteruskan dengan sempurna ke transmisi karena antara plat kopling
dan plat gesek pada kopling sudah saling berhubungan.
3
3. Perhitungan Kopling
b. Momen Puntir
Pd
T = 9,74 ×105 n ……..……………….....(elemen mesin,sularso,hal 7 )
1
di mana : T = momen puntir (kgmm)
Pd = daya rencana (kW), yaitu 23,82 kW.
n₁ = putaran (rpm), yaitu 12.494 rpm.
Maka,
Pd
T = 9,74 ×105 n
1
23.82
T = 9,74 × 105
8500
T = 1856,93 kg.mm
4
dengan Kt = 2, dan Cb= 2, maka diameter poros, dapat dihitung,
5,1 1⁄
𝑑𝑠 = (6,1 K t Cb T ) 3
5,1 1⁄
𝑑𝑠 = (6,12.2.1856,93) 3
𝑑𝑠 = 18 mm
𝑇
F = 𝑑𝑠
2
1856,93
F = 18
2
F = 206,325 kg
aman
c. Jari – jari fillet dari poros dan ukuran pasak dan alur,
Dianggap diameter bantalan 20 mm,
D−d 20−18
Jari-jari fillet = = = 1 mm
2 2
5
Alur pasak = 6 x 3,5 x fillet 0,35
d. Konsentrasi tegangan
- Konsentrasi tegangan pada poros bertangga (β) :
𝐷 20
= = 1,1 𝑚𝑚
𝑑𝑠 18
3,5
α = =0,19
18
e. Kekuatan poros
5,1 T
τ=
d3s
5,1.1856,93
τ=
183
τ = 1,62 kg.mm-2
- Analisa perancangan
τ𝑠𝑎 .𝑆𝑓1
> 𝐶𝑏 . 𝐾𝑡 . τ
α
6,1.2
> 𝐶𝑏 . 𝐾𝑡 . τ
α
maka,
Ukuran pasak adalah 8x8
Panjang pasak aktif 20 mm
Bahan pasak S55C-D, difnis dingin, dan dilunakkan
6
d = 0,75D
w = 0,241D, maka harga D dapat dicari, yaitu:
𝑑
D= h = 0,125D
0,75 w = 0,241D
h = 0,125.24
w = 0,124.24
18 h = 3 mm
D= w = 5,78 mm
0,75
D = 24 mm
a. Pemilihan spline
D3 243
L= 2
= = 42,66 mm
𝑑 182
𝐷+𝑑 24+18
𝑟̅ = = = 10,55 mm
4 4
b. Analisa beban
𝑇
F=
𝑟̅
1856,93
F=
10,5
F = 176,85 kg
c. Kekuatan spline
𝐹
P=
𝑖.ℎ,𝑤
176,85
P=
3.3.5,78
P = 3,39 kg/mm2
̅ = 90
P
3
̅
P = 30 kg/mm2
7
𝐹
𝜏𝑔 =
𝑖.𝑤.𝐿
176,84
𝜏𝑔 =
3.5,784.42,66
𝜏𝑔 = 72 kg/mm2
𝜏̅𝑔 = 0,8.𝜎𝑡
𝜏̅𝑔 = 0,8.90
𝜏̅𝑔 = 72 kg/mm2
a. Pemilihan naaf
𝜋.𝐷𝑠 −𝑛.𝑤𝑠
w=
𝑖
𝜋.24−4.5,78
w=
8
w = 6,52 mm
D3 30,463
L= = = 54,17 mm
d2 22,84 2
- Jari-jari naff
𝐷+𝑑 30,46+19,2
𝑟̅ = = = 13,3 mm
4 4
c. Analisa beban
- Besar gaya pada naff
𝑇
F=
𝑟̅
1856,93
F=
13,3
8
F = 139,61 kg
d. Pemilihan beban
Bahan yang digunakan untuk naaf adalah baja S55C-D, dengan kekuatan tarik adalah
90 kg/mm2 .
139,61
P=
4.3,8.54,17
P = 16,9 kg/mm2
90
̅
P=
4
̅
P = 22,5 kg/mm2
𝜏 = 9,88kg/mm2
maka, 𝜏 < 𝜏̅, sehingga naff dianggap aman dari kegagalan akibat tegangan ijin
a. Pemilihan bahan
9
Dari tabel 2.5 bahan permukaan kontak plat adalah besi cor dan asbes dengan koefisien
gesek antara 0,35 – 0,65 : diambil harga koefisien gesek adalah 0,62
- Momen gesek
D + 0,6D
M = μ. F.
4
1 + 0,6D
M = 0,007.3,5 × 10−3 𝐷2 .
4
M = 8,73 × 10−4 D3
c. Penentuan ukuran plat gesek
Nilai T = 1856,93 𝑘𝑔𝑚𝑚2
M=T
8,73 × 10−4 D3 = 1856,93
3 1856,93
D= √
8,73 × 10−4
D = 128 mm
Maka,
𝑀. 𝐷. 𝑛. 𝑡. 𝑧
𝑃=
9,75. 105 . 3600
10
t = waktu penyambungan kopling, diambil 0,3 detik
8,73 × 104 𝐷3 . 𝑛. 𝑡. 𝑧
𝑃=
9,75 × 105 . 3600
𝑃 = 0,391 𝑘𝑊
𝑃 = 0,531 𝑃𝑠
𝐿. 𝑃
𝛼=
𝐴. 𝑊
Dimana, 𝛼 = tebal plat gesek (cm)
- Luas penampang
𝜋
𝐴 = (𝐷2 − 𝑑 2 )
4
𝜋
𝐴 = (1282 − 76,82 )
4
𝐴 = 82,31 𝑐𝑚2
Maka, tebal plat dapat dicari :
𝐿. 𝑃
𝛼=
𝐴. 𝑊
5000.0,531
𝛼=
82,31.8
𝛼 = 1,6𝑐𝑚
𝛼 = 16𝑚𝑚
Maka,
11
Diameter dalam plat gesek (d) = 76,8 mm
Perencanaan Baut dengan ds=18 mm, pada tabel 1.2. diambil diameter poros yang
mendekati adalah 20 mm, maka dapat diketahui A= 112 mm, B=75 mm, C=45 mm,
F=18 mm, H=31,5 mm, K= 4, n=4 buah, d=10 mm, L=40 mm,
Maka,
a. Nilai Efektif
𝜀 = 0,5. 𝑛
𝜀 = 0,5.4
𝜀 = 2 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝑛. 𝑇
𝜎𝑏 =
𝜋. 𝑑 2 . 𝜀. 𝐵
4.1856,93
𝜎𝑏 =
𝜋. 102 . 2.75
𝜎𝑏 = 0,1577kg/mm−2
Bahan baut yang digunakan adalah S20C-D dengan σ adalah 50 𝑘𝑔𝑚𝑚−2, dengan Sfb
= 6, dan Kb=3, maka,
𝜎𝑏
𝜎𝑏𝑎 =
𝑆𝑓𝑏 . 𝐾𝑏
50
𝜎𝑏𝑎 =
6.3
50
𝜎𝑏𝑎 =
6.3
𝜎𝑏𝑎 = 2,78 𝑘𝑔𝑚𝑚−2
Kekuatan bahan
𝜎𝑏 . < 𝜎𝑏𝑎
baik digunakan
12
a. Pemilihan bantalan
pa = 0,7 – 2 kg/mm2
Pv = 0,2 kg.m/mm2.s
𝜋 𝑊. 𝑛
𝑙= .
4 𝑝𝑣
𝜋 12,75.12.494
𝑙= .
1000.60 0,2
𝑙 = 41,6𝑚𝑚
𝑙 32,32
- = = 1,7 ; harga 1,7 dapat diterima dalam daerah 0,5 – 2
𝑑𝑠 18
- Tekanan permukaan
𝑊
𝑃=
𝑙. 𝑑
12,75
𝑃=
32,32.18
𝑃 = 0,02 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
- Kecepatan keliling
𝜋. 𝑙. 𝑛
𝑣=
60.1000
𝜋. 32,32.12494
𝑣=
60.1000
𝑚
𝑣 = 21,1
𝑠2
- Harga Pv
𝑃𝑣 = 𝑃. 𝑣
𝑃𝑣 = 0,02.21,1
13
- Harga Pv = 0,42; dapat diterima Pv-dicari= Pv
- Kerja gesekan
𝜋.𝑑.𝑛
𝐻 = 0,04. 𝑊. 1000.60
𝜋.18.12494
𝐻 = 0,04.12,75. 1000.60
𝐻 = 6 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠
- WN (berat naaf)
𝑊𝑁 = 𝜌𝑁 . 𝑉𝑁
di mana : 𝜌𝑁 = massa jenis bahan naaf, yaitu 7,8.10−6 kg/mm3
VN = volume naaf
𝜋
𝑉𝑁 = . (𝐷𝑁 2 − 𝑑𝑁 2 )𝐿𝑁
4
𝜋
𝑉𝑁 = . (25,62 − 19,22 ), 5
4
𝑉𝑁 = 10,2. 103 𝑚𝑚3
14
WG = berat lingkar pembawa + berat lempeng gesek
= ρL⋅VL+ρg⋅Vg
𝜋
𝑉𝑔 = (𝐷𝑔 2 − 𝑑𝑔 2 )𝑏𝑔
4
𝜋
𝑉𝑔 = (1162 − 782 )14
4
𝑉𝑔 = 81,06 𝑘𝑔
maka,
𝑊𝑔 = 𝜌𝐿 . 𝑉𝐿 + 𝜌𝑔 . 𝑉𝑔
15
𝑊𝑔 = 1.10−3 𝑘𝑔
- WP = berat poros
WP = ρP . VP
LP = panjang poros
WP = ρP . VP
WP = 7,8.10-6 . 14,2.10-3
WP = 11.10-11 kg
Po = Xo Fr,
Maka,
16
Po = Xo Fr
Po = 0,6. 2,96
Po = 1,776 kg
Maka,
P = X.V.Fr + Y Fa
P = 1.1.2,96 + 0. 0
P = 2,96 kg
D = 20 mm
d = 16 mm
n = 13
- Tegangan geser
𝐷
𝐶=
𝑑
18
𝐶=
17
𝐶 = 1,125 𝑚𝑚
17
- Faktor tegangan Wahl’s
4𝐶 − 1
𝐾=
4𝐶 − 4
4.1,125 − 1
𝐾=
4.1,125 − 4
𝐾=7
- Volume Kawat
𝜋
𝑉 = 𝜋. 𝐷. 13( . 𝑑 2 )
4
𝑉 = 𝜋. 20.13
𝜋
( . 162 )
4
𝑉 = 10.09 𝑚𝑚2
18
- Konstanta pegas
𝐺. 𝑑 4
𝑘=
8. 𝑛. 𝐷3
8000. 164
𝑘=
8.13. 203
𝑘 = 1024 𝑘𝑔/𝑠 2
- Kekakuan (Stiffness)
𝑊 𝐺. 𝑑 4
=
𝛿 8. 𝐷3 . 𝑛
𝑊 8000. 164
=
𝛿 8. 183 . 13
𝑊
= 1024 𝑁/𝑚𝑚2
𝛿
Lampiran
19
Tabel 1.2. Jenis pasak dan ukurannya
20
Tabel 1.3 Spesikasi spline untuk berbagai kondisi operasi
21
22