Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN TUGAS PERENCANAAN ELEMEN MESIN

PERANCANGAN ULANG KOPLING SEPEDA MOTOR

GL PRO NEO-TECH 1999

Disusun Oleh

HUSNAN ZAIDAN ABDURRAHMAN


17050754050
PEM 2017-A

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam tidak lupa kami sampikan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih,
karena berkat limpahan kasih sayang-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan yang kami harapkan. Dalam makalah yang berjudul, “LAPORAN TUGAS
PERANCANGAN ULANG KOPLING SEPEDA MOTOR GL PRO NEO-TECH 1999”
ini didalamnya memuat perancangan ulang koling sepeda motor gl pro neo-tech dengan
segala perhitungannya menggunakan daya sebesar 27 HP dan putaran sebesar 12.494 rpm.

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Perencanaan Elemen Mesin serta untuk menambah/memperdalam pengetahuan dan
pemahaman kami mengenai elemen mesin itu sendiri. Maka, dengan adanya makalah ini
diharapkan menambah pemahaman pembaca maupun penulis dalam mengenai elemen mesin
dan desainnya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini,
oleh sebab itu kami meminta kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Prof I Wayan Susila selaku dosen
matakuliah Perencanaan Elemen Mesin, yang telah memberikan tugas ini. Dengan adanya
tugas ini kami semakin memahami tentang perencanaan elmenen mesin.

Surabaya, 29 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman sampul............................................................................................................ i

Kata Pengantar ............................................................................................................. ii

Daftar Isi ..................................................................................................................... iii

Perhitungan Kopling Gl Pro Neo-tech ..........................................................................1

1. Desain Kopling .....................................................................................................1

2. Cara Kerja Kopling ...............................................................................................1

3. Perhitungan Kopling .............................................................................................4

3.1. Daya Rencana .......................................................................................... 4

3.2. Diameter Poros Kopling ........................................................................... 4

3.3. Perencanaan Poros, Pasak, dan Alur ......................................................... 5

3.4. Perencanaan Spline ................................................................................... 6

3.5. Perencanaan Naff ...................................................................................... 8

3.6. Perencanaan Pelat Gesek .......................................................................... 10

3.7. Perencanaan Baut ...................................................................................... 12

3.8. Perencanaan Bantalan ............................................................................... 13

3.9. Perencanaan Pegas .................................................................................... 18

Lampiran

iii
1. Desain Kopling

2. Cara Kerja Kopling GL Pro Neo-tech


Pada kopling GL-PRO merupakan tipe dengan mendorong dari arah luar (outer push
type), pada tipe ini, jika handel kopling ditarik, plat penekan (pressure plate) akan ditekan
ke dalam dari arah sebelah luar. Dengan tertekannya plat penekan tersebut, plat kopling
akan merenggang dari plat penekan, sehingga kopling akan bebas dan putaran mesin tidak
diteruskan ke transmisi.

Bila handel kopling pada batang kemudi bebas (tidak ditarik) maka pelat tekan dan
pelat gesek dijepit oleh piring penekan (clutch pressure plate) dengan bantuan pegas
kopling sehingga tenaga putar dari poros engkol sampai pada roda belakang.

Sedangkan bila handel kopling pada batang kemudi ditarik maka kawat kopling akan
menarik alat pembebas kopling. Alat pembebas kopling ini akan menekan batang tekan
(pushrod) atau release rod yang ditempatkan di dalam poros utama. Pushrod akan
mendorong piring penekan ke arah berlawanan dengan arah gaya pegas kopling.

1
Akibatnya pelat gesek dan pelat tekan akan saling merenggang dan putaran rumah
kopling tidak diteruskan pada poros utama, atau hanya memutarkan rumah kopling dan
pelat geseknya saja.

Ilustrasi aliran tenaga (putaran) dari mesin ke transmisi adalah seperti pada gambar
berikut ini. Gambar dibawah mengilustrasikan saat handle kopling ditekan sehingga
kopling saat ini tidak dapat meneruskan putaran mesin ke transmisi

Pada gambar dibawah mengilustrasikan saat handel kopling mulai dilepas sehingga saat
ini plat–plat pada kopling mulai berhubungan antara satu dengan yang lainnya sehingga
putaran dari mesin (chranshaft) mulai diteruskan ke transmisi.

2
Sedangkan pada dibawah mengilustrasikan saat handel kopling dilepas penuh sehingga
putaran dari mesin diteruskan dengan sempurna ke transmisi karena antara plat kopling
dan plat gesek pada kopling sudah saling berhubungan.

3
3. Perhitungan Kopling

Daya spesifikasi : 14,7 HP pada 8500 Rpm

Daya analisis : 27 HP pada 12494 Rpm

3.1 Daya Rencana


a. Pd = fc P .....................………(elemen mesin, sularso, hal 7 )
dimana : Pd = daya rencana (kW)
fc = faktor koreksi, adalah 1,2
P = daya yang ditransmisikan (kW), dari spesikasi 27 HP
atau sama dengan 19,85 kW
Maka
Pd = fc.P
Pd = 1,2.19,85
Pd = 23,82 kW

b. Momen Puntir
Pd
T = 9,74 ×105 n ……..……………….....(elemen mesin,sularso,hal 7 )
1
di mana : T = momen puntir (kgmm)
Pd = daya rencana (kW), yaitu 23,82 kW.
n₁ = putaran (rpm), yaitu 12.494 rpm.
Maka,
Pd
T = 9,74 ×105 n
1

23.82
T = 9,74 × 105
8500

T = 1856,93 kg.mm

3.2 Diameter Poros Kopling


Digunakan bahan S55C-D, dengan 𝜎 = 90 kg.mm-2 , kadar karbon 0,2%, S𝑓1 adalah 6,0
dan S𝑓2 adalah 3,0
Maka,
σ 𝑏 = kadar karbon + σ 𝑏
σ 𝑏 = 0,2.100 + 90
σ 𝑏 = 110 kg.mm-2

Tegangan Geser Ijin


σ𝑏
𝜏𝑠𝑎 =
S𝑓1 .S𝑓2
110
𝜏𝑠𝑎 =
6.3

𝜏𝑠𝑎 = 6,1 kg/mm

4
dengan Kt = 2, dan Cb= 2, maka diameter poros, dapat dihitung,
5,1 1⁄
𝑑𝑠 = (6,1 K t Cb T ) 3

5,1 1⁄
𝑑𝑠 = (6,12.2.1856,93) 3

𝑑𝑠 = 18 mm

3.3 Perencanaan Poros, Pasak, dan Alur


Digunakan bahan S55C-D, dengan kekuatan tarik (σ) adalah 90 kg.mm-2 dari tabel 1.1.
dengan 𝑑𝑠 = 18 mm, maka ukuran nominal pasak adalah 8x8 mm. Kedalaman alur pasak
adalah, kedalaman poros (𝑡1 ) = 4,0, serta kedalaman naaf (𝑡2 ) =3,3. Maka dapat dicari :
a. Gaya Tangensial (Tegangan Ijin)

𝑇
F = 𝑑𝑠
2

1856,93
F = 18
2

F = 206,325 kg

b. Tekanan Permukaan Ijin, dengan harga 𝑝𝑎 adalah 8 kg.mm-2 maka,


𝐹
𝑡𝑘 = 𝑏.𝑙 ≤ 𝜏𝑠𝑎 𝐹
P= ≤ 𝑝𝑎
𝑙2 .𝑡2
206,325
𝑡𝑘 = ≤ 6,1
8.𝑙 206,325
𝑡𝑘 = 𝑙 .3,3 ≤ 8
2
l ≥ 4,2 mm
l ≥ 7,8 mm

aman

- panjang pasak tertinggi antara 𝑙1 dan 𝑙2 adalah 7,8 mm


- maka panjang pasak adalah 20 mm
𝑏 𝑏 6,1
- = 0,25 – 0,35 , maka = = 0,33 , maka 0,25 < 0,33 < 0,35 baik
𝑑𝑠 𝑑𝑠 18
𝑙𝑘 𝑙𝑘 20
- = 0,75-1,5 , maka = = 1,1 , maka 0,75 < 0,11 < 1,5 baik
𝑑𝑠 𝑑𝑠 18

c. Jari – jari fillet dari poros dan ukuran pasak dan alur,
Dianggap diameter bantalan 20 mm,

D−d 20−18
Jari-jari fillet = = = 1 mm
2 2

5
Alur pasak = 6 x 3,5 x fillet 0,35

d. Konsentrasi tegangan
- Konsentrasi tegangan pada poros bertangga (β) :

𝑗𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖 𝑓𝑖𝑙𝑙𝑒𝑡 1,5


= = 0,05
𝑑𝑠 18

𝐷 20
= = 1,1 𝑚𝑚
𝑑𝑠 18

harga dari β, diambil dari grafik


β = 1,17
- Konsentrasi tegangan pada poros dengan alur pasak (α) :
fillet
α=
𝑑𝑠

3,5
α = =0,19
18

maka, dari drafik α = 2,6

e. Kekuatan poros
5,1 T
τ=
d3s

5,1.1856,93
τ=
183

τ = 1,62 kg.mm-2

- Analisa perancangan
τ𝑠𝑎 .𝑆𝑓1
> 𝐶𝑏 . 𝐾𝑡 . τ
α

6,1.2
> 𝐶𝑏 . 𝐾𝑡 . τ
α

maka,
Ukuran pasak adalah 8x8
Panjang pasak aktif 20 mm
Bahan pasak S55C-D, difnis dingin, dan dilunakkan

3.4 Perancangan Spline


Bahan yang digunakan untuk membuat spline adalah S55C-D, dengan kekuatan tarik
bahan 90 kg.mm2 . Dari data, dan tabel maka spline number yang diambil adalah 4, maka
:
h = 0,125D

6
d = 0,75D
w = 0,241D, maka harga D dapat dicari, yaitu:
𝑑
D= h = 0,125D
0,75 w = 0,241D
h = 0,125.24
w = 0,124.24
18 h = 3 mm
D= w = 5,78 mm
0,75

D = 24 mm

a. Pemilihan spline

D3 243
L= 2
= = 42,66 mm
𝑑 182

𝐷+𝑑 24+18
𝑟̅ = = = 10,55 mm
4 4

b. Analisa beban
𝑇
F=
𝑟̅

1856,93
F=
10,5

F = 176,85 kg

c. Kekuatan spline
𝐹
P=
𝑖.ℎ,𝑤

176,85
P=
3.3.5,78

P = 3,39 kg/mm2

d. Tegangan tumbuk ijin


𝜎𝑡
̅=
P
𝑖

̅ = 90
P
3

̅
P = 30 kg/mm2

e. Tegangan akibat tegangan geser

7
𝐹
𝜏𝑔 =
𝑖.𝑤.𝐿

176,84
𝜏𝑔 =
3.5,784.42,66

𝜏𝑔 = 72 kg/mm2

- Pemeriksaan kegagalan akibat tegangan ijin

𝜏̅𝑔 = 0,8.𝜎𝑡

𝜏̅𝑔 = 0,8.90

𝜏̅𝑔 = 72 kg/mm2

3.5 Perancangan Naff

a. Pemilihan naaf
𝜋.𝐷𝑠 −𝑛.𝑤𝑠
w=
𝑖
𝜋.24−4.5,78
w=
8
w = 6,52 mm

Dengan memasukkan harga w = 6,52 mm, ke persamaan berikut maka akan


didapat nilai D,h,d, yaitu :
𝑤
𝐷 = 0,241 h = 0,125D d = 0,75.D
6,52 h = 0,125.30,46
𝐷 = 0,241 d = 0,75.30,46
h = 3,8 mm d = 22,84 mm
D = 30,46 mm

b. Panjang dan jari-jari naff


- Panjang naff

D3 30,463
L= = = 54,17 mm
d2 22,84 2

- Jari-jari naff
𝐷+𝑑 30,46+19,2
𝑟̅ = = = 13,3 mm
4 4

c. Analisa beban
- Besar gaya pada naff
𝑇
F=
𝑟̅

1856,93
F=
13,3

8
F = 139,61 kg

d. Pemilihan beban

Bahan yang digunakan untuk naaf adalah baja S55C-D, dengan kekuatan tarik adalah
90 kg/mm2 .

e. Pemeriksaan kekuatan naaf

- Terhadap kegagalan akibat tegangan tumbuk


𝐹
P=
𝑖.ℎ,𝐿

139,61
P=
4.3,8.54,17

P = 16,9 kg/mm2

Tegangan tumbuk ijin, dianggap aman jika


𝜎𝑡
̅
P=
𝑖

90
̅
P=
4

̅
P = 22,5 kg/mm2

̅, sehingga naff dianggap aman dari kegagalan akibat tegangan tumbuk


maka P < P

- Terhadap kegagalan akibat tegangan geser


𝐹
𝜏=
𝑖. 𝑤. 𝐿
139,61
𝜏=
4.6,52.54,17

𝜏 = 9,88kg/mm2

- Pemeriksaan kegagalan akibat tegangan ijin


𝜏̅ = 0,8.𝜎𝑡
𝜏̅ = 0,8.90
𝜏̅ = 72 kg/mm2

maka, 𝜏 < 𝜏̅, sehingga naff dianggap aman dari kegagalan akibat tegangan ijin

3.6 Perancangan Pelat Gesek

a. Pemilihan bahan

9
Dari tabel 2.5 bahan permukaan kontak plat adalah besi cor dan asbes dengan koefisien
gesek antara 0,35 – 0,65 : diambil harga koefisien gesek adalah 0,62

𝑃𝑎 = 0,007 – 0,07 kg. mm−2: diambil harga 𝑃𝑎 adalah 0,007

b. Analisa gaya dan momen gesek


Untuk perancangan plat gesek digunakan perbandingan d/D diambil 0,6. Dengan
memasukan kepersamaan berikut maka akan didapat nilai dari :
- Analisa gaya
𝜋
F = (D2 − d2 )Pa
4
𝜋 2
F = (D − (0,6d)2 )0,62
4
F = 3,5 × 10−3 D2

- Momen gesek
D + 0,6D
M = μ. F.
4
1 + 0,6D
M = 0,007.3,5 × 10−3 𝐷2 .
4
M = 8,73 × 10−4 D3
c. Penentuan ukuran plat gesek
Nilai T = 1856,93 𝑘𝑔𝑚𝑚2

M=T
8,73 × 10−4 D3 = 1856,93
3 1856,93
D= √
8,73 × 10−4
D = 128 mm

Maka,

Diameter luar plat gesek (D) = 128 mm

Diameter dalam plat gesek (d) = 0,6.D = 0,6.128 = 76,8 mm


𝐷+𝑑 128−76,8
Lebar plat gesek (b) = = = 25,6 𝑚𝑚
2 2

d. Menentukan tebal plat gesek

𝑀. 𝐷. 𝑛. 𝑡. 𝑧
𝑃=
9,75. 105 . 3600

Dimana, P = daya hilang akibat gesekan (kW)

M = momen gesek yang bekerja pada plat gesek (kg.mm),

adalah 8,73 × 10−4 𝐷3

n = kecepatan sudut, 12.494 rpm

10
t = waktu penyambungan kopling, diambil 0,3 detik

z = jumlah kerja tiap jam direncanakan 200 kali/jam

8,73 × 104 𝐷3 . 𝑛. 𝑡. 𝑧
𝑃=
9,75 × 105 . 3600

8,73 × 104 1283 . 12494.0,3.200


𝑃=
9,75 × 105 . 3600

𝑃 = 0,391 𝑘𝑊

𝑃 = 0,531 𝑃𝑠

Maka, tebal plat dapat dicari :

𝐿. 𝑃
𝛼=
𝐴. 𝑊
Dimana, 𝛼 = tebal plat gesek (cm)

L = lama pemakaian plat gesek, direncanaka 5000 jam

P = daya hilang akibat gesekan (hp)

A = luas bidan gese dari plat gesek

W = kerja yang menyebabkan kerusakan, bahan asbes dengan besi cor

5-8 hp.jam/cm3 , dalam perencanaan ini diambil 8 hp.jam/cm3

- Luas penampang
𝜋
𝐴 = (𝐷2 − 𝑑 2 )
4
𝜋
𝐴 = (1282 − 76,82 )
4
𝐴 = 82,31 𝑐𝑚2
Maka, tebal plat dapat dicari :

𝐿. 𝑃
𝛼=
𝐴. 𝑊
5000.0,531
𝛼=
82,31.8

𝛼 = 1,6𝑐𝑚

𝛼 = 16𝑚𝑚

Maka,

Diameter luar plat gesek (D) = 128 mm

11
Diameter dalam plat gesek (d) = 76,8 mm

Lebar plat gesek (b) = 25,6 mm

Tebal plat gesek (a) = 16mm

3.7 Perencanaan baut

Perencanaan Baut dengan ds=18 mm, pada tabel 1.2. diambil diameter poros yang
mendekati adalah 20 mm, maka dapat diketahui A= 112 mm, B=75 mm, C=45 mm,
F=18 mm, H=31,5 mm, K= 4, n=4 buah, d=10 mm, L=40 mm,
Maka,
a. Nilai Efektif

𝜀 = 0,5. 𝑛

𝜀 = 0,5.4

𝜀 = 2 𝑏𝑢𝑎ℎ

b. Teg. Geser Baut

𝑛. 𝑇
𝜎𝑏 =
𝜋. 𝑑 2 . 𝜀. 𝐵
4.1856,93
𝜎𝑏 =
𝜋. 102 . 2.75
𝜎𝑏 = 0,1577kg/mm−2

Bahan baut yang digunakan adalah S20C-D dengan σ adalah 50 𝑘𝑔𝑚𝑚−2, dengan Sfb
= 6, dan Kb=3, maka,
𝜎𝑏
𝜎𝑏𝑎 =
𝑆𝑓𝑏 . 𝐾𝑏

50
𝜎𝑏𝑎 =
6.3
50
𝜎𝑏𝑎 =
6.3
𝜎𝑏𝑎 = 2,78 𝑘𝑔𝑚𝑚−2

Kekuatan bahan

𝜎𝑏 . < 𝜎𝑏𝑎

0,1577 𝑘𝑔𝑚𝑚−2 < 2,78 𝑘𝑔𝑚𝑚−2

baik digunakan

3.8 Perencanaan Bantalan

12
a. Pemilihan bantalan

Bahan yang digunakan untuk bantalan adalah perunggu, dengan harga

pa = 0,7 – 2 kg/mm2

Pv = 0,2 kg.m/mm2.s

b. Panjang bantalan (harga W=12,75 kg, dari data spesifikasi motor)

𝜋 𝑊. 𝑛
𝑙= .
4 𝑝𝑣

𝜋 12,75.12.494
𝑙= .
1000.60 0,2

𝑙 = 41,6𝑚𝑚
𝑙 32,32
- = = 1,7 ; harga 1,7 dapat diterima dalam daerah 0,5 – 2
𝑑𝑠 18

- Tekanan permukaan
𝑊
𝑃=
𝑙. 𝑑
12,75
𝑃=
32,32.18
𝑃 = 0,02 𝑘𝑔/𝑚𝑚2

- Kecepatan keliling

𝜋. 𝑙. 𝑛
𝑣=
60.1000
𝜋. 32,32.12494
𝑣=
60.1000
𝑚
𝑣 = 21,1
𝑠2
- Harga Pv
𝑃𝑣 = 𝑃. 𝑣

𝑃𝑣 = 0,02.21,1

𝑃𝑣 = 0,42 𝑘𝑔. 𝑚/𝑚𝑚2 . 𝑠

- Harga tekanan P= 0,02 kg/mm2; dapat diteima perunggu,

13
- Harga Pv = 0,42; dapat diterima Pv-dicari= Pv
- Kerja gesekan
𝜋.𝑑.𝑛
𝐻 = 0,04. 𝑊. 1000.60
𝜋.18.12494
𝐻 = 0,04.12,75. 1000.60
𝐻 = 6 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠

Daya yang diserap


𝐻
𝑃𝐻 =
102
6
𝑃𝐻 =
102
𝑃𝐻 = 0,058 𝑘𝑊
c. Analisa Gaya

- WN (berat naaf)
𝑊𝑁 = 𝜌𝑁 . 𝑉𝑁
di mana : 𝜌𝑁 = massa jenis bahan naaf, yaitu 7,8.10−6 kg/mm3

VN = volume naaf
𝜋
𝑉𝑁 = . (𝐷𝑁 2 − 𝑑𝑁 2 )𝐿𝑁
4
𝜋
𝑉𝑁 = . (25,62 − 19,22 ), 5
4
𝑉𝑁 = 10,2. 103 𝑚𝑚3

Untuk : 𝐷𝑁 = diameter luar naaf ,adalah 25,6 mm


𝑑𝑁 = diameter dalam naaf, adalah 19,2 mm

𝐿𝑁 = panjang naaf, adalah 45,5 mm


Maka, 𝑊𝑁 = 𝜌𝑁 . 𝑉𝑁
𝑊𝑁 = 𝜌𝑁 . 𝑉𝑁
𝑊𝑁 = 7,8. 10−6 . 10,2. 103
𝑊𝑁 = 0,08 𝑘𝑔

- WG = berat plat gesek

14
WG = berat lingkar pembawa + berat lempeng gesek

= ρL⋅VL+ρg⋅Vg

di mana : ρL = massa jenis bahan lingkar pembawa, adalah 7,2⋅10-6 kg/mm3

VL = volume lingkar pembawa, yaitu


𝜋
𝑉𝐿 = . (𝐷𝐿 2 − 𝑑𝐿 2 )𝐿𝐿
4
𝜋
𝑉𝐿 = . (1202 − 722 )14
4
𝑉𝐿 = 101,3 𝑘𝑔

Untuk : DL = diameter luar lingkar pembawa

dL = diameter dalam lingkar pembawa

bL = tebal lingkar pembawa

ρg = massa jenis bahan lempeng gesek, , untuk bahan asbes

besarnya adalah 3,4⋅10-6 kg/mm3

Vg = volume lempeng gesek, yaitu

𝜋
𝑉𝑔 = (𝐷𝑔 2 − 𝑑𝑔 2 )𝑏𝑔
4
𝜋
𝑉𝑔 = (1162 − 782 )14
4
𝑉𝑔 = 81,06 𝑘𝑔

Untuk : Dg = diameter luar lempeng gesek

dg = diameter dalam lempeng gesek

bg = tebal lempeng gesek

maka,

𝑊𝑔 = 𝜌𝐿 . 𝑉𝐿 + 𝜌𝑔 . 𝑉𝑔

𝑊𝑔 = 7,2. 10−6 . 101,3 + 3,4. 10−6 . 81,06

15
𝑊𝑔 = 1.10−3 𝑘𝑔

- WP = berat poros

WP = ρP . VP

dimana: ρP = massa jenis bahan poros

VP = volume poros, yaitu :


𝜋
𝑉𝑝 = . 𝑑 2. 𝐿
4 𝑝 𝑝
𝜋
𝑉𝑝 = . 182 . 56
4
𝑉𝑝 = 14,2. 10−3 𝑘𝑔

Untuk : dP = diameter poros

LP = panjang poros

Maka berat poros, adalah

WP = ρP . VP

WP = 7,8.10-6 . 14,2.10-3

WP = 11.10-11 kg

d. Penentuan beban equibalen dan dinamik


- Beban equivalen

Po = Xo Fr,

Dimana : X0 = faktor radial bantalan bola radial beralur dalam baris

tunggal besarnya adalah 0,6

Fr = gaya radial, yaitu sebesar 2,96 kg

Maka,

16
Po = Xo Fr

Po = 0,6. 2,96

Po = 1,776 kg

- Beban equivalen dinamik


P = X.V.Fr + Y Fa

di mana : P = beban ekivalen dinamik (kg)

X= faktor radial, untuk bantalan bola radial beralur dalam baris


tunggal besarnya adalah 1,0

V = faktor putaran, kondisi cincin dalam berputar besarnya adalah1,0

Fr = gaya radial, yaitu sebesar 2,96 kg

Y= faktor aksial, untuk bantalan bola radial beralur dalam baris


tunggal besarnya adalah 0
Fa= gaya aksial, untuk bantalan pendukung poros ini besarnya adalah 0

Maka,

P = X.V.Fr + Y Fa

P = 1.1.2,96 + 0. 0

P = 2,96 kg

3.9 Perencanaan Pegas


W = 12,75 N

D = 20 mm

d = 16 mm

n = 13

- Tegangan geser
𝐷
𝐶=
𝑑
18
𝐶=
17
𝐶 = 1,125 𝑚𝑚

17
- Faktor tegangan Wahl’s
4𝐶 − 1
𝐾=
4𝐶 − 4
4.1,125 − 1
𝐾=
4.1,125 − 4
𝐾=7

- Volume Kawat
𝜋
𝑉 = 𝜋. 𝐷. 13( . 𝑑 2 )
4
𝑉 = 𝜋. 20.13
𝜋
( . 162 )
4
𝑉 = 10.09 𝑚𝑚2

- Tegangan yang terjadi pada pegas


Tegangan geser,
8. 𝐷. 𝑊
𝜏=
𝜋. 𝑑 3
8.20.12,75
𝜏=
𝜋. 163
𝜏 = 0,158 𝑘𝑔/𝑚𝑚2

Tegangan maksimum dalam permukaan lliltan pegas ulir


8. 𝐷. 𝑊
𝜏 = 𝐾.
𝜋. 𝑑 3
8.20.12,75
𝜏 = 𝐾.
𝜋. 163
𝜏 = 0,63 𝑘𝑔/𝑚𝑚2

- Defleksi pada masing masing pegas


8. 𝑛. 𝐷3 . 𝑊
𝛿=
𝑑4 . 𝐺
8.13. 203 . 12,75
𝛿=
164 . 8000
𝛿 = 0,012 𝑚𝑚

18
- Konstanta pegas
𝐺. 𝑑 4
𝑘=
8. 𝑛. 𝐷3
8000. 164
𝑘=
8.13. 203
𝑘 = 1024 𝑘𝑔/𝑠 2
- Kekakuan (Stiffness)
𝑊 𝐺. 𝑑 4
=
𝛿 8. 𝐷3 . 𝑛
𝑊 8000. 164
=
𝛿 8. 183 . 13
𝑊
= 1024 𝑁/𝑚𝑚2
𝛿

Lampiran

Tabel 1.1. Batang karbon difnis dingin

19
Tabel 1.2. Jenis pasak dan ukurannya

20
Tabel 1.3 Spesikasi spline untuk berbagai kondisi operasi

21
22

Anda mungkin juga menyukai