BAB III
PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN
digerakkan, maka perlu diketahui berapa putaran dan daya yang berkerja pada
= ( + 2 + 1 2 )
3 1
h = Tinggi
A1 = Area dasar
Bentuk dari hopper yang direncanakan, yang akan digunakan pada mesin
Maka:
1 =
= 0,420,15
= 0,063 m
2 =
= 0,420,2
= 0,084 m
= ( + 2 + 1 2 )
3 1
0,122
= (0,063 + 0,084 + 0,0630,084)
3
0,122
= (0,219)
3
= 0,0089 3
bekerja sebesar n = 300 Rpm. Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis,
daging ikan yang telah dilakukan perebusan memiliki perbedaan dari daging ikan
mentah, dimana daging ikan yang telah direbus memiliki sifat kekenyalan lebih
rendah dari daging mentah dan memiliki sifat potong yang lebih tinggi dari daging
mentah. Dan diketahui massa jenis dari daging ikan sebesar = 1,1 kg/m3. Maka
= . .
Dimana:
Q = Kapasitas (kg/jam)
n = Putaran (rpm)
maka :
persamaan berikut:
2
= .
60
Dimana:
maka:
23,14
= . 300
60
= 31,4 /
= .
Dimana :
Maka :
= 0,05731,4
= 1,79
sebuah benda yang berputar mempunyai kecepatan sudut yang sama w, jadi
kecepatan sudut antara silinder dan puli besar sama. Kecepatan linier silinder dan
puli besar berbeda. Dari perhitungan diatas telah diketahui kecepatan linier dari
silinder, maka dengan mengunakan persamaan dibawah ini dapat kita ketahui
Dimana :
Maka :
0,104
=
1,79 0,057
= 1,824
1,79
= 1,791`, 824
= 3,265/
Jadi kecepatan linier untuk puli besar adalah sebesar = 3,265 m/s. Maka
. 60
=
2. .
Dimana :
V = Kecepatan linier
r = Radius
3,265.60
=
23,140,057
= 547,2
Daya yang dibutuhkan untuk memutar silinder dan mencacah ikan, untuk
perencanaan awal daya yang terjadi antara silinder dengan daging ikan. Menurut
Verlag Dr.-Ing. P. Chirstiani (1988:17) gaya yang berkerja pada silinder pencacah
2
=
Dimana :
F = Gaya (N)
Maka :
11,451,792
=
0,057
= 643,63
T = R.F
Dimana:
Maka :
T = 0,057 x 643,63
T = 36,687 (Nm)
P = T.
Dimana :
P = Daya (watt)
maka :
P = 36,687 x 31,4
P = 1151,97 Watt
P = 1,15197 KW
P = 1,54482 HP
Dari hasil perhitungan diatas didapat daya transmisi 1,54482 HP, jadi
dipilih motor yang ada dipasaran dengan karakteristik 1,5 hp 1450 rpm.
Dari hasil perhitungan daya kerja yang terjadi pada silinder diperoleh data
dengan daya transmisi sebesar 1,5 HP, putaran 1450 rpm. Menurut Sularso dan
Maka;
1,5 Hp = 1.11855 Kw
(T / 1000).( 2n / 60)
Pd KW (Sularso & Suga, 1997:7)
102
Dimana :
Pd = Daya rencana
T = Torsi = 36,687 Nm
Sehingga :
(3,6687.(31,4)
Pd KW
102
= 1,129 KW
karakteristik dipasaran dengan daya motor yang di dapat adalah 1,5 HP.
Daya motor yang direncanakan (1,129 KW). Karena motor yang ada
dipasaran hanya memiliki spesifikasi 1,5 HP dan putaran 1450 rpm. Maka
.Dp .n1
v (Dobrovolsky, tt:252)
60.1000
.Dp .n1
v
sehingga : 60.1000
3,14.104.1200
v 6,53 m/dtk
60.1000
sesuai dengan perhitungan dan ukuran rangka yang sesuai. Data perhitungan yang
telah ada : Dp : 104 mm, dp : 54 mm, Cs : 421,45 mm dimana jarak antara poros
mesin dengan poros silinder (Cs) telah di dapat dari gambar 3.5.
1
L 2C ( Dp dp) ( Dp dp) 2 (Sularso & Suga, 1997:170)
2 4C
3,14 1
L 2.421,45 (104 54) (104 54) 2
2 4.421,45
L 1092,44 mm
Untuk Perhitungan ini kami menyesuaikan panjang sabuk (belt) yang ada
dipasaran, sesuai dengan tabel panjang sabuk di tabel Sularso dan Suga
(1997:168).
2L 3.14( Dp d p ) 2L 3.14(D
d p ) 8( Dp d p )2
2
C
p
C = 671,851 mm
d) Sudut kontak ()
( DP d p )
180 o .60 0 (Dobrovolsky, tt:252)
C
(104 54) 0
180 o .60
421,45
= 172,882 0
dimana,
Sehingga:
102.N
Prated (Dobrovolsky, tt:252)
v
sehingga:
102.(1,129)
Prated 17,635 Kg
6,53
R 1,5FSin (Dobrovolsky, tt:252)
2
172,882 0
R 1,5.17,635.Sin
2
R 26,34 kg
sehingga:
P sabuk
P (1,5).(17,635) 26,4525kg
p .v 2 h
max 0 Eb (Dobrovolsky, tt:253)
2.z.F 10.g D
dimana:
sehingga:
max sabuk
81,6299 kg/cm2
W 2
Fc .v (Khurmi, 1980:669)
g
Sehingga:
0,21793
Fc .(6,53) 2 = 0,948 kg
9,8
h) Umur Sabuk
m
N base dat
H ... (jam) (Dobrovolsky, tt:248)
3600.u.x max
Dimana :
NBase = Dasar dari tes titik lelah diasumsikan sama dengan 105 putaran
0,00597)
Maka:
m
N base dat
H
3600.u.x max
8
10 7 90
H
3600.0,00597.4 81,6299
H =253908,431 Jam
(Menurut Sularso 1978: 335) Untuk bahan puli dipilih besi cor kelabu (FC
20) dengan standart jepang JIS G 5501. Hal ini didasarkan karena koefisien
geseknya lebih tinggi dari pada baja tempa dan juga dapat menahan getaran.
(Dobrovolsky, tt:226)
50 (2).( 2,5) = 55 mm
tt:231)
55 (2).(12,5) = 30 mm
V .(d p ) 2 .B.
4
3,14
V .(77) 2 .36
4
V 167553,54 mm2
5. Berat Pulli
W=V.
W = 167553,54 . 7,2.10-6
W = 1,2 kg
c) Pulli 2 (penggerak)
Dari tabel V-Belt, untuk sabuk tipe A diketahui ukuran-ukuran puli sebagai
(Dobrovolsky, tt:226)
tt:231)
105 (2).(12,5) = 80 mm
V .(d p ) 2 .B.
4
3,14
V .(97) 2 .36
4
V 265898,34 mm2
e. Berat Pulli
W=V.
W = 265898,34 . 7,2.10-6
W = 1,9 kg
Mata pencacah dan silinder adalah salah satu komponen utama dari
A. Mata Penggiling
Panjang keseluruhan = 7 mm
B. Silinder
Panjang = 500 mm
Diameter = 115 mm
sangat mempengaruhi baik tidaknya hasil penggilingan yang dilakukan berikut ini
dari gambar diatas didapat jumlah pisau yang terdapat pada silinder
keliling lingkaran = . R .2
= 3,14 x 57,5 x 2
= 361,1 mm
Jadi
=
12
Dimana:
Maka :
361,1
=
12
= 30,09
= 30
Maka untuk menentukan jumlah mata penggiling tiap silinder adalah sebagai
berikut :
1 =
Dimana :
P = panjang silinder
Maka :
500 12
1 =
12
1 = 4045 = 1800
J1 = M x N
Dimana :
Maka
J1 = 40 x 30
= 1200 buah
2 =
Dimana :
P = panjang silinder
maka :
500
2 =
12
2 = 4145 = 1845
J2 = M2 x N
Dimana :
Maka :
J2 = 41 x 30
= 1230 buah
J = J1 + J2
Dimana :
Maka :
J = 1200 + 1230
= 2430 buah
Mb = F . l
Dimana :
Mb = momen bengkok
maka :
Mb = 643,63 x 3,5
= 2252,705 Nmm
Dimana :
= ( )3
32
3,14
= (0,015)3
32
= 0,331 3
Maka :
2252,705
=
0,331
= 6805,755 /2
= (2 2 )
4
Dimana :
V = Volume silinder
h = Tinggi silinder
maka :
3,14.0,5
= (0,1152 0,1102 )
4
= 0,0000098125 3
W1 =Vx
= 9812,5 x 7,2.10-6
= 0,07065 kg
2
=
4
Dimana :
V = Volume silinder
h = Tinggi silinder
d = Diameter silinder
maka:
3,14. 0,1152
= 0,5
4
= 0,00519 3
W =Vx
= 0,00519 3 x 7,2.10-6
= 3,8925 kg
Dalam poros untuk mesin peggiling ikan ini dipilih bahan S 45 C dan
Pd
T 9,74.10 5. (Sularso dan Suga, 1997:7)
n1
n1 = 1450 rpm
1,129
maka, T 9,74.10 5.
1450
= 758,37655 kg.mm
Untuk menghitung besar diameter dan bahan poros yang sesuai maka
terlebih dahulu perlu penganalisa gaya gaya yang berkerja pada poros. Poros ini
poros.
Dari gambar diatas titik F1 adalah pembebanan oleh sabuk , titik A dan B
adalah titik penempat (bantalan) titik F2 adalah titik pembebanan oleh silinder dan
mata penggiling.
= 3,8925 kg
F1 = 1,9 kg
F2 = 3,8925 kg
MA = 0
F1. 60 + F2 . 500 + 60 = 0
=
1. 2
Dimana :
= umumnya diambil, 6
Maka:
58
=
63
= 3,2 2
1
5,1 3
= [ . . ]
dimana,
(1,2,2,3).
sehingga,
1
5,1 3
= [ 2.2.758,37655]
3,2
5,1.T
d3
5,1.T
d3
5,1.(758,37655 )
= 0,2475 kg/mm
253
16.T
.d 3
Maka:
16.758,37655
3,14.253
0,2473kg / mm
Menurut Sularso (1997:25) bahwa pasak umumnya dipilih dari bahan yang
mempunyai kekuatan tarik lebih dari 60 kg/mm2, lebih kuat dari porosnya. Namun
kadang-kadang sengaja dipilih bahan yang lemah untuk pasak, sehingga pasak
akan lebih dulu rusak daripada porosnya dan nafnya. Ini disebabkan harga pasak
didapatkan:
t 55
a 3,0555 kg/mm2
fc 6.3
1) Ukuran Pasak
Panjang pasak = 20 mm
T
Ft Sularso (1997: 25)
ds / 2
sehingga:
(758,37655 )
Ft = 15,1675 kg
25 / 2
Ft
g = (kg/mm2) Sularso (1997: 25)
b.l
sehingga:
15,1675
g = = 0,2708 kg/mm2
8.(7)
Ft
Pp
l.t1
sehingga:
15,1675
Pp = 0,185 kg/mm2
20.(4,1)
Karena tegangan geser yang diizinkan lebih besar dari tegangan geser
1. Pemilihan Bantalan
Lebar (B) = 15 mm
2. Perhitungan Bantalan
Pada bantalan B
RB RBV RBH
2 2
29,1922 02 = 29,192 kg
Pada Bantalan D
RD RDV RDH
2 2
7,882 02 = 7,88 kg
sehingga:
Pr 1.1.(29,192 ) 0. 0 = 29,192 kg
1
33,3 3
fn Sularso (1997: 135)
n
sehingga:
1
33,3 3
fn = 0,322
1450
Cn
fh fn.
Pr
sehingga:
790
fh 0,322. = 8,71
29,192
Lh 500. fh3
10
500 . (8,71) 3
632455,41 jam
f. Pengecekan Bantalan
Untuk bantalan yang bekerja tidak terus menerus Lh = 5000 sampai 15000
jam (Sularso, 1997: 137). Dalam perencanaan ini umur bantalan direncanakan
Lh 15000 jam
Pada perencanaan ini bahan dari rangka mesin penggiling ikan ini di buat
dari baja karbon untuk kontruksi mesin dari standart JIS G 4051 dengan lambang