Anda di halaman 1dari 13

PERHITUNGAN KAPASITAS PEMARUT

Langkah awal perencanaan mesin adalah ditentukan kapasitas pemarut yang akan direncanakan didasarkan dari kapasitas pemarutan konvensional, dengan data-data sebagai berikut, yang diperoleh dari pengamatan dan observasi: untuk memarut 1 kg singkong seorang pekerja memerlukan waktu 15 menit= 900 detik, dengan asumsi total panjang langkah pemarutan (memarut naik-turun) adalah 60 cm, lebar parutan= 10 cm dengan jangka waktu= 1 detik, maka untuk memarut 1 kg singkong dibutuhkan: Total Langkah Kerja = 1 x 900 detik = 900 langkah kerja Maka bila ingin diketahui total jarak pemarutan yang dibutuhkan untuk memarut 1 kg singkong adalah: Total Jarak Pemarutan = 900 langkah/kg x 60 cm/langkah = 54000 cm/kg Jadi jika memakai pemarutan dengan cara konvensional, kapasitas yang dihasilkan oleh seorang pekerja adalah kapasitas konvensional = 1 kg/15 mnt = 4kg/jam

Sehingga kami merencanakan kapasitas mesin pemarut singkong lebih besar daripada kapasitas pemarutan konvensional, dengan asumsi pemarutan dilakukan dengan gerak memutar, putaran mesin 1400 rpm, kerapatan mata pemarut dibuat identik dengan pemarut konvensional yaitu 5 mm, maka direncanakan dan diasumsikan data silinder pemarut sbb: diameter pemarut = 10 cm panjang pemarut = 20 cm Maka keliling pemarut dpt diketahui, yaitu:

keliling

xd

= x 10 cm =31.4 cm

Maka bila diasumsikan putaran mesin pemarut 1400 rpm, maka total jarak pemarutan yang dicapai adalah: Total jarak pemarutan = 1400 rpm x 31,4 cm = 43960 cm/mnt

Bila diketahui untuk memarut 1 kg singkong dengan cara konvensional dibutuhkan total jarak 54000 cm, maka kapasitas yang dihasilkan mesin ini:

kapasitas mesin =

= 0.8 kg/mnt=48 kg/jam (utk lebar parutan 10 cm)

Sehingga dari data kapsitas diatas maka didapat:

Dapat diartikan bahwa perbandingan kapasitas mesin dengan kapasitas konvensional adalah 12:1 maka, kapasitas mesin pemarut singkong untuk panjang silinder 20 cm atau 2 kali lebih besar dari parutan konvensional menjadi:

Kapasitas akhir mesin = 2 x 48 kg/jam = 96 kg/jam

Sehingga dari perencanaan dimensi parutan yang telah direncanakan dapat terpenuhi yaitu dengan kapasitas mesin yang sebenarnya adalah sebesar 96kg/jam dengan syarat pemakanan benda kerja secara terus menerus. 2. Daya Motor Listrik Pemarut Untuk menentukan daya yang dibutuhkan untuk menggerakan poros pemarut singkong maka diperlukan data besarnya torsi yang bekerja pada 1400 rpm dan beban-beban yang bekerja pada poros yang direncanakan dan diasumsikan mempunyai panjang 200 mm, sbb: beban silinder pemarut F Gaya Tangensial (F) = 1 kg = 2,5 kg(hasil uji tarik ketela dengan standart ASTM D 638-90)

Maka besar torsi yang bekerja pada poros tersebut adalah:

Besar torsi T= F x

Maka:

T= 3,5 kg x

T= 175 kg mm Dengan persamaan daya: (Sularso dan Suga, 2004:7)

Pd=

Pd=

Pd=0,25 KW jika efisiensi transmisi diasumsikan 90 % maka daya yang dibutuhkan untuk menggerakan poros pemarut adalah:

Pv=

Pv=

Pv=0,27 KW catatan 1 HP = 0,75 KW Pv= 0,36 HP Karena tidak dijualnya motor listrik dengan daya 0,36 HP, maka diambil motor dengan daya 0,5 HP yang memiliki sesifikasi sbb: Jenis motor listrik Daya Motor Listrik : Satu Fasa AC Motor : 0,5 HP

Putaran

: 2800 rpm

Frekuensi Tegangan

: 5 Hz : 110/220 volt

Dengan diketahuinya daya motor yang digunakan untuk memutar mesin pemarut singkong yaitu 0,25 HP dengan dan putaran mesin yang direncanakan dan diasumsikan 1400 rpm maka dapat ditentukan perbandingan putaran dan diameter pully yang digunakan, sbb: Putaran motor n1 Putaran mesin asumsi atau yang direncanakan n2 Diameter PUlly pada poros yang direncanakan = 2800 rpm = 1400 rpm = 6 inchi atau 152, 4 mm

dp1= 3 maka diameter pully pada motor listrik adalah 3 inchi atau 7,62 mm

3. Perhitungan Efisiensi Mesin Dengan diketahui daya yang dihasilkan mesin atau daya output dan daya yang dibutuhkan untuk menggerakan mesin atau daya input pemarut singkong tersebut maka dapat ditentukan efisiensi dari mesin tersebut, sbb: DAya input mesin pemarut (P) = 0,36 HP

Daya output motor penggerak (

= 0,5 HP

Maka Efisiensi (

) dari mesin pemarut ini dapat dicari, yaitu:

x100 %

x100 %

=72% 4. Perhitungan Pemilihan Sabuk

Dengan diketahuinya daya yang ditransfer ke mesin pemarut singkong maka dapat ditentukan perhitungan pemilihan sabuk dengan data-data sbb: Daya motor P Putaran motor Listrik n1 Putaran motor Listrik n2 Diameter Puli Motor D1 Diameter Puli pemarut D2 : 0,5 HP : 2800 rpm : 1400 rpm : 76,2 mm :152,4 mm

1. Kecepatan linear sabuk dengan persamaan: ( Sularso dan Suga, 2004:166)

V=

V=

V=22,3m/s Berdasarkan kecepatan putar ijin yang telah ditentukan yaitu 25 m/s dan kecepatan liniernya 22,3 m/s < 25 m/s maka dapat diterima atau aman. 2. Panjang keliling sabuk L: ( Sularso dan Suga, 2004:170)

L=2C + (

)+

(D1-D2)

Jarak sumbu poros yang direncnakan adalah 1,5-2 kali diameter Pully terbesar. C= 2 x 152,4 c=304,8 mm L= 2 x 304,8 +

Hal 51

4. Sudut Kontak(sularso dan suga, 2004: 174)

Sudut lilit atau sudut kontak dari sabuk harus sebesar mungkin untuk memperbesar panjang kontak dengan pully. Maka Jarak Sumbu Poros : C=

C= C = 304,8 mm = 180 - 57

= 180 - 57

= 165,75 > 83 memenuhi

maka besar sudut lilit atau sudut kontak tersebut adalah 2,89 rad

5. Gaya tarik efektif Tarikan pada sabuk yang membelit pully adaalh F1 (pada posisi kencang) dan F2 (pada posisi Kendor) maka daya tarik efektif untuk menggerakan pully adalah

Fe =

= =2,714 = 0,25

e (Konstanta)

(sudut kontak )

= 165,75

V (kecepatan linear) = 22,3 m/s P (daya motor) = 0,186 Kw atau o,5 HP

Fe =

Fe = Fe = 0,85 Kg =

= 0,85 Kg Maka gaya tarik sabuk posisi kencang pada Hal 55 Perhitungan atau menentukan diameter poros mesin pemarut ini dapat ditentukan dengan menentukan data-data beban yang bekerja pada poros tersebut sebagai berikut: Beban puli penggerak Wpp Beban gaya tarik sabuk Ws Beban pengiris ujung poros Wpu PAnjang poros rencana L = 0,3 Kg = 0,85 Kg = 0,25 Kg = 320 mm = 0,85 Kg

@Pengelompokan Beban Pada Poros Dari data diatas maka dapat ditetapkan beban mesin pemarut ini menjadi 3 titik beban, sebagai berikut: 1.Beban pada pangkal poros ( ), yaitu: = Beban puli penggerak (Wpp) + beban gaya tarik sabuk (Ws)

= 0,3 Kg + 0,85 Kg = 1,15 Kg 2. Beban karena silinder pemarut ( ), yaitu: = 1,25 Kg 3. Beban menyeluruh : +

= 1,15 Kg + 1,25 Kg = 2,4 Kg Hal 60 7. Torsi (T): ( Sularso dan Suga,2004:7) T = 9,74.

= 9,74. = 129,4 Kgmm 8. Diameter poros (ds) : ( Sularso dan Suga,2004:18) ds ds 4,1 4,1

ds = 13,82 mm ds = 14 mm ( Tabel 1.7 Diameter poros. Sularso dan Suga,2004:9) maka digunakan poros 14 mm dengan factor keamanan 9. Km = 1,6 dan Kt = 1,4 ( Sularso dan Suga,2004:8) 10. Tegangan geser ( ) 0,25 mm

max =

max = max = 0,75 kg/ 11. Bahan s30C6B= 48 kg/ ( Tabel 1.1, Sularso dan Suga,2004:3)

SF1= 6 dan SF2 = 1,5 ( Sularso dan Suga,2004:8) A = Tegangan geser yang diijinkan

A=

A=

= 5,33 J Kg/ Maka diameter poros dan bahan poros bekerja pada tegangan yang masih aman karena max A yaitu (0,75 5,33 J Kg/

6 x 6 x 1 merupakan Alur pasak = 0,05 = 2,21 ( Gambar 1.1, Sularso dan Suga,2004:9) A. SF2 > max. 7,99 > 1,66 baik

12. Perhitungan Defleksi (

: ( Sularso dan Suga,2004:18)

= 584

= 8,3 x

Kg/

= 584

= 0,08 13. Maka 0,08 < 0,25 dalam keadaan baik ( Sularso dan Suga,2004:18)

Hal 52 6. Jenis sabuk dengan kecepatan putaran mesin 2800 rpm dan menggunakan daya 0,186 Kw maka kami memilih sabuk V dengan dimensi sbb: Lebar sabuk Tinggi sabuk Bahan Sabuk = 9 mm = 12,5 mm = Rubber canvass

Anda mungkin juga menyukai