Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

PEMBAHASAN

3.4.11 Pengertian alat

Mesin cuci beras ini dibuat untuk membersihkan beras sebelum dimasak

dengan kapasitas cuci hingga 10 Kg. Ditujukan untuk industri catering/penyedia

jasa makanan untuk pesta, instansi dan konsumsi karyawan pabrik. Dalam dunia

industri katering atau penyedia jasa makanan untuk pesta, instansi dan konsumsi

karyawan pabrik khususnya dalam mencuci beras sebelum dikukus dilakukan

secara manual/tenaga manusia. Dengan menggunakan cara manual, tentunya

pencucian beras akan memakan waktu yang relatif lama dibandingkan dengan

mesin.

3.4.12 Perhitungan Volume Isi Tabung Penampung Beras

Penampung beras ini memiliki ukuran diameter 350 mm, tinggi 380 mm

dengan tebal 2 mm. Penampung beras ini juga memiliki keran saluran pembuangan

air yang digunakan untuk sirkulasi.

Diketahui d = diameter 350 mm, t = tinggi 380 mm, r = jari jari 175 mm dan π =

3,14 mm

Diketahui :
d = 350 mm
t = 380 mm
r = 175 mm
π = 3,14 mm

1.2.1 Perhitungan volume beras dalam tabung

Untuk mengetahui volume total pada ruang tabung, perlu mencari tahu berapa
volume berasnya dulu sehingga kita mengetahui berapa banyak yang dibutuhkan
oleh tabung untuk menampung beras.

1
π = phi 3,14 atau 22/7 , r2 = jari jari lingkaran 175 x 175, t = tinggi 380 mm
V = π x r2 x t
1
V=2xπxrxrxt
1
V = 2 x 3,14 x 175 x 175 x 380
V = 1 x 3,14 x 175 x 175 x 190
V = 96.162 x 190
V = 18.270.780 mm3
V = 18,271 Liter

Beras

Gambar 3.14 volume beras

1.2.2 Perhitungan volume air dalam tabung penampung beras

Untuk mengetahui volume total pada ruang tabung, perlu mencari tahu berapa
volume beras dan air sehingga kita mengetahui berapa banyak yang dibutuhkan
oleh tabung untuk menampung beras dan air.
π = phi 3,14 atau 22/7 , r2 = jari jari lingkaran 175 x 175, t = tinggi 380 mm

V = π x r2 x t
1
V=4xπxrxrxt
1
V = 4 x 3,14 x 175 x 175 x 380

2
V = 1 x 3,14 x 175 x 175 x 95
V = 96.162 x 95
V = 9.135.473 mm3
V = 9,135 Liter

Air

Beras

Gambar 3.14 volume beras dan air

1.2.3 Perhitungan volume ruang hampa dalam tabung penampung beras

Setelah mengetahui volume beras dan air pada tabung, perlu mencari tahu berapa
volume ruang hampa sehingga kita mengetahui berapa volume ruang hampa pada
tabung penampung beras.
π = phi 3,14 atau 22/7 , r2 = jari jari lingkaran 175 x 175, t = tinggi 380 mm
V = π x r2 x t
1
V=4xπxrxrxt
1
V = 4 x 3,14 x 175 x 175 x 380
V = 1 x 3,14 x 175 x 175 x 95
V = 96.162 x 95
V = 9.135.473 mm3
V = 9,135 Liter

3
Ruang Hampa

Air

Beras

Gambar 3.14 volume beras, air dan ruang hampa


1.2.4 Perhitungan volume total dalam tabung

V = π x r2 x t
V=πxrxrxt
V = 3,14 x 175 x 175 x 380
V = 96.162 x 380
V = 36.541.560 mm3
V = 36,542 Liter

Total Volume total tabung adalah 36.541.560 mm3

1.2.5 Momen Inersia Tabung

1
𝐼= 𝑚(𝑅 2 + 𝑟 2 )
2
1
𝑘 2 = (𝑅 2 + 𝑟 2 )
2

4
Jari-Jari luar: 177 mm = 0,177 m
Jari-Jari dalam: 175 mm = 0,175 m
Massa tabung: 2,8 kg
1
Momen inersia tabung: 𝑘 2 = 2 (0,1772 + 0,1752 ) = 0,030977 𝑚2
1
𝐼 = 2 𝑚(𝑅 2 + 𝑟 2 ) = 𝑚𝑘 2 = 2,8 × 0,030977 = 0,0867 𝑘𝑔. 𝑚2

3.4.13 Perancangan Gaya

Gaya merupakan salah satu bagian dari materi dalam ilmu fisika dasar. Satuan
simbol yang akan digunakan di dalam rumus gaya sudah ditentukan oleh hukum
fisika. Di dalam ilmu fisika, gaya adalah tarikan atau dorongan. Mesin pencuci
beras ini dirancang dengan massa beras sebesar 10 kg, massa air 5 Kg, massa
pengaduk sebesar 1 kg dan gaya gravitasi 9,8 kgf1
F = m.𝝰
Gaya = massa beras + massa air + massa pengaduk x gaya gravitasi
F = 10 kg + 5 kg +1 kg x 9,8 kg/f
= 104 kgf
Mesin pencuci beras ini juga memiliki penampung beras dengan dimensi diameter
300 mm, tinggi 380 mm, tebal 2 mm dan memiliki pemutar blade sebagai pengaduk
beras tersebut, disini penulis akan mencari torsi pemutar blade nya
𝒅
(F : Gaya), ( 𝟐 : diameter : 2)

Dengan rumus torsi


𝑑
T= Fx2
300
T= 104 x 2

T= 104 x 150
T= 15.600 kgf.mm

1
Sularso dan Suga kiyokatsu “Dasar dan Pemilihan Elemen Mesin” , Jakarta
,Pradya Paramita.1985

5
3.4.14 Diameter Poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hamper
semua mesin meneruskan tenaga bersama sama dengan putaran. Peranan utama
dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros. Poros untuk mesin umum biasanya
dibuat dari baja batang yang ditarik dingin yang difinis, baja karbon konstruksi
mesin (disebut bahan S-C) yang dihasilkaningot yang di “kill” ( baja yang
dideoksikan dengan ferrosiikon dan dicor; kadar karbon terjamin ) (JIS G3123)
Dimana 𝑡𝑎 = tegangan geser, 𝜕𝐵 = kekuatan Tarik, 𝑆𝑓1 = faktor keamanan diambil
sebesar 1/0,18 = 5,6, 𝑆𝑓2 = Pengaruh Kekasaran permukaan 1,3 – 3,0.

 𝑡𝑎 = 𝜕𝐵 /(𝑆𝑓1 x 𝑆𝑓2 )
𝑡𝑎 = 58/(5,6 x 1,3)
𝑡𝑎 = 58 / 7,28
𝑡𝑎 = 7,96 mm
Rumus untuk menghitung diameter poros ds (mm), lakukan koreksi pada S𝑓 2 yang
ditaksir sebelumnya untuk konsentrasi tegangan dengan mengambil 𝑡𝑎 S𝑓2 (𝝰 atau
ß) sebagai tegangan yang diizinkan yang dikoreksi. Bandingkan harga ini dengan t.
Cb Kt dari tegangan geser t yang dihitung atas dasar poros tanpa alur pasak, factor
lenturan Cb, dan factor koreksi tumbuhan Kt, dan tentukan masing masing harganya
jika hasil yang terdahulu lebih besar, serta lakukan penyesuaian lebih kecil.2
5,1 1/3
 𝑑𝑠 = [ 𝑡 𝐾𝑡 𝐶𝑏 𝑇]
𝑎
1/3
5,1
𝑑𝑠 = [ 1,2 𝑥 1.2 𝑥 14.850]
5,6
𝑑𝑠 = [0,91 𝑥 20.384]1/3
1
𝑑𝑠 = ∶ 18.343
3
𝑑𝑠 = 26,3
𝑑𝑠 = 28 mm

2
Sularso dan Suga kiyokatsu “Dasar dan Pemilihan Elemen Mesin” , Jakarta
,Pradya Paramita.1985

6
3.4.15 Momen Inersia pada Poros berputar

1
𝐼= 𝑚𝑟 2
2
1
𝑘2 = 𝑟2
2

Diameter poros: 28 𝑚𝑚
Jari-jari poros: 14 𝑚𝑚 = 14 × 10−3 𝑚
Massa poros: 1 kg
1
Momen Inersia poros: 𝑘 2 = 2 (14 × 10−3 )2 = 9,8 × 10−5 𝑚2
1
𝐼 = 2 𝑚𝑟 2 = 𝑚𝑘 2 = 1 × 9,8 × 10−5 = 9,8 × 10−5 𝑘𝑔. 𝑚2

3.4.16 Defleksi Puntiran

T = 15.600 Kg F
i = 30 mm
G = 8,3 x 103
ds4 = 28 4

𝑇𝑙
Ø = 584 𝐺 ds4

15.600 x 30
Ø = 584 8,3 x 103 284

468.000
Ø = 584 8.300 . 614.656

468.000
Ø = 584 5.101.644.800

Ø = 584 x 0,00009

Ø = 0,05 o

7
3.4.17 Perancanaan daya mesin

Pertama kali ambil suatu kasus dimana P (kW) harus ditransmisikan dan putaran
poros ղ1 (rpm) diberikan. Dalam hal ini perlu dilakukan pemeriksaan terhadap P
tersebut. Jika p adalah daya rata rata yang diperlukan maka harus dibagi dengan
efisiensi mekanis ղ dari system transmisi untuk mendapatkan daya gerak mula yang
diperlukan. Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, maka
berbagai macam factor keamanan biasanya dapat diambil dalam perencanaan,
sehinggga koreksi pertama dapat diambil dari kecil.
(T/1000) (2 π n1/60)3
Pd =
102

((15.600/1.000) ( 2 .3,14 .30/60))


Pd =
102

(15,6 x 6,28)
Pd =
102

97,968
Pd =
102

Pd = 0,960 kW

3.4.18 Cara Pemilihan Sabuk V

Sabuk V Terbuat dari karet yang mempunyai penampang trapesium. Tenunan


tetoron atau semacamnya dipergunakan sebagai ini sabuk untuk membawa tarikan
yang besar. Sabuk V Dibelitkan di keliling alur puli yang berbentuk V pula. Bagian
sabuk yang membelit pada puli ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian
dalamnya akan bertambah besar.

3
Sularso dan Suga kiyokatsu “Dasar dan Pemilihan Elemen Mesin” , Jakarta
,Pradya Paramita.1985

8
Sabuk V direncanakan untuk 10 m/s – 20 m/s dan maximum sebesar 25 m/s, dan
daya yang ditransmisikan kurang lebih sampai 500 kW.4

1. P = 0,960 Kw, n1 = 30 (rpm), i = 1400/30 = 46,6 , C = 300 (mm)


2. 𝑓c = 1,0 kW– 1,5
3. Pd = 0,960 kW
4. T1 = 9,74 x 105 x 0,960/1.400 = 584,4 Kg m3
T2 = 9,74 x 105 x 0,960 / 30
= 974.000 x 0,032 = 31.168 Kg
5. Bahan poros S30C-D, ð, 58 (kg/mm²)
Sf₁ = 6, Sf₂ = 2 (dengan alur pasak)
ta = 58/(6 x 2) = 4,83 (kg/mm³)
Kt = 2 untuk beben tumbukan
Cb = untuk lenturan
6. d31 = ((51/4,83) x 2 x 2 x 3480) -24,5 (mm) 25 (mm), baik
d32 = 42-((5,1/4,83) x 2x 2 x 5800) ¹29,0 (mm) 30 (mm), baik
7. Penampang sabuk-V: tipe B
8. dmin = 145 (mm)
9. dp = 145 (mm), Dp 145 x 1,67 = 242 (mm)
dk = 145 + 2 x 5,5 156 (mm)
Dp = 242 + 2 x 5,5 = 253 (mm)
5
ds1 + 10 = 52 —› dB = 60 (mm),
3
5
ds2 + 10 = 62,5 —› dB - 70 (mm)
3
3,14x 150x1450
10. ʋ = = 11,4 (m/s)
60 x 1000
11. 11,4 (m/s) < 30 (m/s), baik
156 +253
12. 300 ˗ = 95,5 (mm), baik
2
13. Dipakai tipe standar.

4
Sularso dan Suga kiyokatsu “Dasar dan Pemilihan Elemen Mesin” , Jakarta
,Pradya Paramita.1985

9
50 50
Po = 3,14+ (3,42 -3,14) ( )+ 0,41 + (0,47 0,41) ( ) = 3,64 (kW)
200 200
(242−145)2
14. L = 2 x 300 + 1,57 (242 + 145) + = 1215 (mm)
4 𝑥 300
15. Nomor nominal sabuk-V: No. 48 L = 1219 (mm)
16. b = 2 x 1219 – 3,14 (242 + 145) = 1223 (mm)

√1223 2 −8(242−145) 2
1223+
C== = 302 (mm)
8
57 (242 −145)
17. Ø =180° = 162 𝑘𝜃 = 0,96
300
5,18
18. N = = 1,48 → 2 buah
3,64 𝑋 0,96

19. 𝛥𝐶𝑖 = 25 (𝑚𝑚), 𝛥𝐶𝑡 = 40 (𝑚𝑚)


20. Tipe B, No. 48, 2 buah, dk = 156 (mm), Dk = 253 (mm)
Lubang poros 25 (mm), 31,5 (mm)
+40 (𝑚𝑚)
Jarak sumbu poros 302 −25 (𝑚𝑚)

Jika dipakai sabuk sempit:


1. Penampang sabuk-V: 3V
2. dp = 67 (mm), Dp = 1,67 x 67 = 112 (mm)
3,14 𝑥 67 𝑥 1450
3. υ = = 5,1 (𝑚/𝑠)
60 𝑥 1000

4. 5,1 < 35, baik.


3,14+112
5. 300 - = 210 (mm), Baik3
2
50 50
6. Po = 2,05 + (2,20-2,05) 200 + 0,21 + (0,24 - 0,21) 200 = 2,31 (kW).
112−6772
7. L=2 x 300 + 1,57 (112+67) + = 883 (mm)
4 𝑋 300

8. 3V-355 Panjang keliling kurva jarak bagi sabuk-V L = 898 (mm)


9. b=2 x 898-3,14(112+67) 1234 (mm)
1
1234 + √12342 − 8(112 − 67) 2
C= = 308 (𝑚𝑚)
2
57(112−67)
10. Ø = 180° 300
= 171o » K0 = 0,97

10
5,18
11. N = 2,31 x 0,97 = 2,3 » 3 𝑏𝑢𝑎ℎ

12. 𝞓Ci = 15 (mm), 𝞓Ct = 25 (mm)


13. 3V-355, 3 buah, dx = 67 + 1,2 = 68,2(mm), Dk = 112 + 1,2 = 113,2 (mm)
+25 (𝑚𝑚)
Jarak sumbu poros : 308−15 (𝑚𝑚)

1.8.1 Perhitungan Tegangan pada rangka

F = 20kgf F F

800

F
ð𝑡 = 𝐴

40 𝐾𝑔𝑓
=
20.000

= 0,002 Kg/mm2
memenuhi standar dengan hasil aman 0,002 Kg/mm2 dari 40kg/mm2

1.8.2 Tegangan Beban Maksimum

F = 20kgf F F

400

11
𝑚𝑥𝑐
ðt =
𝐼
1
C =
2
1
= 𝑥5
2

= 2,5 mm
1
I = 12 𝑥 𝑏 𝑥 h3
1
= 12 𝑥 50 𝑥 53

= 13.020 mm
M =Fxm
= 40 x 400 mm
= 16.000 Kgf

1.8.1 Tegangan Gabungan


𝐹 𝑚𝑥𝑐
ðġ = +
𝐴 𝑖
16.000 𝑥 2,5
= 0,002 + 13.020

= 0,002 + 307
= 3,07 Kg/mm2
Dengan hasil 3,07 Kg/mm2 tidak lebih dari 40 Kg/mm2 memenuhi standar.

12
1.8.2 Sketsa Recycle Air Cucian

5
Ori
Tank air
Tabung
Pencuci
2

1 Filter
Recycle
Tank air
4
Drain
3

Motor
Pump
Cara kerja :
1. Air dari tabung pencuci beras setelah melakukan pencucian bilasan akhir dialirkan ke
tabung filter.
2. Setelah diproses filter maka masuk kedalam recycle tank untuk ditampung
3. Air recycle akan dipakai untuk bilasan pertama dipompa/secara gravity dialirkan ke
tabung pencuci kembali
4. Air bilasan ke 1 akan dibuang
5. Air masuk untuk bilasan ke 2, dan setelah itu air bilasan kembali ke filter (no.1)

13
BAB II

3.4.11 Kesimpulan

1. Kapasitas beras 1 – 10 kg

2. Daya mesin = 0,960 kW

3. Volume air 5 kg = 6 ℓ Air

10 kg = 12 ℓ Air

4. Kecepatan putaran mesin = 37 Rpm

5. Volume penampung beras 𝒹 = 350 mm

𝓉 = 380 mm

6. Diameter pengaduk 𝒹 = 300 mm

𝓉 = 300 mm

7. Volume Total Penampung = 0,960 kW

14
3.4.12 Daftar Pustaka

Nonda Muldani MT,CCNA,CCAI “Modul Mata Kuliah Perancangan Mesin”


Teknik Mesin Politeknik Sukabumi.2015

Sularso dan Suga kiyokatsu “Dasar dan Pemilihan Elemen Mesin” , Jakarta
,Pradya Paramita.1985

Juhana, O., & Suratman, M. (2000). Menggambar Teknik Mesin dengan Standar
ISO. Bandung: Pustaka Grafika.

Harsono Wiryosumarto. “Logam”. Jakarta : Erlangga.1999

Surdia, T., & Saito, S. (2005). Pengetahuan Bahan Teknik.(cetkan


keenam). Jakarta: Pradnya Paramita.

POROS dengan BEBAN PUNTIR + PASAK staff.unila.ac.id > suudi74 > files >
2012/09

Hubungan antara Daya, Torsi, RPM


http://www.astsunday.com/2012/02/hugungan-antara-daya-torsi-rpm.html?m=1

Pengaduk jangkar
https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/05/23/teknik-pencampuran-
bahan-padat-cair-berbasis-pengadukan/

Kekuatan Tarik Stainless Steel


Sumarji, Jurnal ROTOR, Volume 4 Nomor1, Januari.2011

Pasak Robert L. Mott, Op.,Cit.

Anatomi beras
http://indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.com/2013/05/pengertian-
beras.html#

15

Anda mungkin juga menyukai