Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM TEKNIK PERAWATAN

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015

MODUL : Praktek Gelas

PEMBIMBING : Ir. Bintang Iwhan Moehady, M.Sc.

Tanggal Praktikum : 31 Oktober 2014


Tanggal Penyerahan : 12 Nopember 2014
(Laporan)

Oleh :

Kelompok : IX (Sembilan)
Nama, NIM : 1. Pria Gita Maulana ,121424024
2. Reni Swara Mahardika ,121424026
4. Resza Diwansyah Putra ,121424027
Kelas : 3A

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
I. Tujuan Praktikum
1) Dapat melakukan dan mengerti bahwa pipa gelas dapat dipotong.
2) Dapat melakukan dan mengerti bahwa pipa gelas dapat dibengkokkan.
3) Dapat melakukan dan mengerti cara meniup, menyambung, menarik, dan
mengerti bahwa lubang dapat ditutup.
4) Mengetahui cara membuat tabung reaksi.
5) Mengetahui cara membuat pipa tetes.

II. Landasan Teori


Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi
dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan
permukaan yang sangat halus dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat ideal gelas
banyak digunakan di banyak bidang kehidupan. Tetapi gelas bisa pecah menjadi pecahan
yang tajam. Sifat kaca ini bisa dimodifikasi dan bahkan bisa diubah seluruhnya dengan
proses kimia atau dengan pemanasan.
Ada beberapa sifat gelas yang bisa dikatakan memiliki kelebihan dibanding
dengan material lainnya, antara lain :
a) Sifat estetika atau keindahan
b) Sifat tembus pandang secara optik (transparan)
c) Sifat elastis
d) Sifat ketahanan terhadap zat/reaksi kimia
Namun selain memiliki kelebihan, gelas juga memiliki kekurangan yaitu sifat
gelas yang getas dan mudah pecah.
II.1. Definisi Secara Teknik
Gelas mempunyai beberapa definisi teknis yang tergantung dari proses
pembentukan gelas, struktur atom dan keadaan thermodinamis nya.

a) Secara empiris : Gelas adalah material non-organik hasil dari proses pendingan
tanpa melalui proses kristalisasi.

b) Definisi berdasarkan struktur : Gelas adalah benda padat yang tidak mempunyai
struktur seperti halnya keramik atau logam.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa metode yang dapat
dilakukan untuk membuat gelas, yaitu:

a) Proses pendinginan dengan cepat

b) Proses polimerisasi
II.2. Peralatan Gelas Laboratorium

Peralatan gelas laboratorium merujk pada berbagai peralatan laboratorium yang


terbuat dari kaca, yang digunakan dalam percobaan ilmiah, terutama dalam
laboratorium kimia dan biologi. Beberapa peralatan tersebut sekarang ada yang telah dibuat
dari plastik, namun peralatan kaca masih sering digunakan oleh karena sifat kaca
yang inert, transparan, dan tahan panas. Kaca borosilikat, dahulu dinamakan Pyrex, sering
digunakan karena sifatnya yang tahan dengan tegangan termal. Untuk beberapa
aplikasi, kuarsa digunakan oleh karena ia tahan panas dalam temperatur yang tinggi dan
memiliki sifat terawang di beberapa spektrum elektromagnetis. Di beberapa aplikasi,
terutama pada botol penyimpanan, gelas berwarna coklat tua biasanya digunakan untuk
menghindarkan zat yang disimpan dari cahaya luar. Peralatan yang terbuat dari material
lainnya juga digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya asam hidroflorida yang disimpan
dalam polietilena karena asam ini dapat melarutkan kaca.

II.3. Piper Tetes, Tabung Reaksi dan Batang Pengaduk

a) Pipet Tetes

Pipet tetes adalah jenis pipet yang berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau
kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna
untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
Terkadang saat melakukan percobaan reaksi kimia di laboratorium, bahan
yang kita perlukan jumlahnya tidaklah terlalu besar sehingga tidak bisa diukur dengn
alat ukur yang berskala. Untuk keperluan itu dipergunakan pipet tetes. Pipet tetes ini
hanya bisa digunakan untuk bahan yang bersifat cair. Jika ada bahan padatan yang
harus di ukur menggunakan pipet tetes, maka padatan tersebut harus terlebih dahulu di
larutkan.
Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang
satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes.
Pemindahan cairan dengan menggunakan pipet tetes memang memakan waktu
yang lama. tapi demi keakuratan percobaan, biasanya hal tersebut memang terpaksa di
lakukan. Pipet tetes terdiri dari berbagai ukuran. Semakin besar ukuran pipet tetes,
maka semakin besar juga jumlah cairan yang diteteskan.
Gambar 1. Pipet Tetes

b) Tabung Reaksi

Tabung Reaksi (Test Tube) adalah tabung genggam yang digunakan untuk
mencampur atau memanaskan bahan-bahan kimia di laboratorium. Tabung tersebut
terbuka dibagian atas dan dasar tabung yang bulat. tabung Reaksi biasanya terbuat
dari bahan kaca atau plastik.
Tabung reaksi umumnya terbuat dari gelas, dengan berbagai macam ukuran.
Biasanya 75 x 10 mm, 4 ml, atau 100 x 12 mm, 8 mL.
Fungsi tabung reaksi antara lain adalah:

Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia

Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil

Sebagai tempat perkembangbiakan mikroba dalam media cair

Gambar 2. Tabung Reaksi


II.4. Cara Memotong Bahan Gelas

Dalam membuat berbagai peralatan laboratorium yang terbuat dari bahan gelas
seperti pipet tetes, tabung reaksi dan batang pengaduk, dilakukan berbagai teknik
pemotongan bahan gelas. Pemotongan bahan gelas ini dilakukan dengan menggunakan
suatu alat pemotong yang berfungsi untuk memberi goresan pada permukaan bahan gelas
sehingga mempermudah dalam proses pemotongan.

III. Peralatan

Peralatan yang digunakan 1) Batang Gelas


1) Kompresor Udara Tekan 2) Gas Oksigen
2) Brender 3) Gas Elpiji
3) Pisau pemotong kaca
4) Kaca mata pelindung
Bahan yang digunakan
IV. Langkah Kerja
Pematahan pipa
Pemotongan dan Pematahan pipa gelas dengan
pematahan gelas. gelas. batang yang
dipanaskan.

Pembuatan tabung
Penghalusan Membengkokkan
reaksi, pipet tetes,
permukaan. pipa gelas.
dan pipa U.
V. Pembahasan
Pembahasan oleh Pria Gita Maulana (NIM. 121424023)
Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi
dengan bahan kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan
permukaan yang sangat halus dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat ideal,
gelas banyak digunakan di berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah gelas
banyak digunakan sebagai peralatan di laboratorium, seperti tabung reaksi, pipet tetes,
batang pengaduk, gelas kimia, dan lain-lain. Selain beberapa sifat yang ideal, gelas
juga memiliki sifat mudah pecah menjadi pecahan-pecahan yang tajam.
Bahan pembentuk gelas yang utama adalag kuarsa (SiO2). Terdapat juga bahan
baku tambahan seperti CaCO3 dan MgCO3 untuk mempermudah peleburan serta
Na3CO3 atau K2CO3 untuk menurunkan titik didih. Terkadang pada pembuatan gelas
juga ditambahkan NaNO3 atau Na2SO4 untuk membantu proses finning dan oksidator.
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan instrumen gelas, yaitu tabung reaksi,
pipet tetes, dan pipa U melalui proses pemanasan yang dilakukan dengan
menggunakan alat brender. Brender berfungsi untuk mencampur oksigen dengan gas
bahan bakar dan membakarnya serta untuk mengarahkan api yang dihasilkan. Pada
brender juga dialirkan udara tekan yang berfungsi untuk memperbesar dan
memperuncing api yang ditimbulkan, sehingga pemanasan dapat berlangsung lebih
cepat.
Bahan baku pembuatan instrumen gelas ini adalah batangan pipa gelas. Prinsip
kerja pembuatan instrumen gelas melalui proses pemanasan ini adalah dengan
memanaskan pipa gelas yang telah dipotong, sehingga gelas tersebut panas dan
meleleh kemudian dibentuk sesuai dengan instrumen gelas yang diinginkan. Setelah
instrumen gelas tersebut mulai terbentuk maka proses selanjutnya adalah pendinginan
dan penghalusan permukaan gelas yang masih tajam seperti bagian mulut tabung
sehingga menambah nilai estetika instrumen gelas yang dibentuk. Penghalusan
tersebut dilakukan dengan memanaskan bagian gelas yang masih tajam, kemudian
ketika gelas tesebut masih menyala segera dihaluskan dengan cetakan mulut botol
yang telah dipersiapkan.
Hal yang penting untuk diperhatikan pada praktikum ini adalah keselamatan dan
kesehatan kerja. Gunakan kaca mata untuk melindungi mata baik dari percikan api
dan pecahan gelas. Selain itu gunakan juga sarung tangan ketika melakukan

Pembahasan oleh Reni Swara Mahardika (NIM. 121424026)


Secara fisika, gelas dapat didefenisikan sebagai cairan yang lewat dingin
(supercolled liquid), tidak mempunyai titik lebur tertentu dan mempunyai viskositas
yang tinggi (>103 Poise) untuk mencegah kristalisasi. Secara kimia, gelas
didefenisikan sebagai hasil peleburan berbagai oksida anorganik yang tidak mudah
menguap yang berasal dari peruraian senyawa-senyawa kimia dimana struktur
atomnya tidak menentu.
Gelas bukan benda padat, tapi benda cair dengan kekentalan yang sangat
tinggi dan bersifat termoplastis. Sifat fluida gelas bervariasi berdasarkan suhu.
Walaupun mudah pecah tetapi gelas mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi. Daya
tahan gelas dapat mencapai 1,5 x 105 kg/cm2. Daya tahan ini dipengaruhi oleh
komposisi, ketebalan dan bentuk dari wadah gelas.
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan instrumen gelas, yaitu tabung reaksi,
pipet tetes, dan pipa yang dibengkokan (berbentuk U) melalui proses pemanasan yang
dilakukan menggunakan alat brender. Brender berfungsi untuk mengontakkan oksigen
dengan gas bahan bakar (LPG) sehingga terjadi pembakaran dan muncul api, selain
itu ditambahkan kontak dengan udara tekan untuk mengatur keluaran api yang
dihasilkan.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pipa gelas dengan diameter
yang berbeda sesuai ukuran untuk pipet tetes dan tabung reaksi. Hal pertama yang
dilakukan adalah pemotongan atau pematahan pipa sesuai ukuran yang dikehendaki.
Pipa dipotong sampai terbentuk goresan sampai setengah keliling pipa dengan
menggunakan pisau pemotong. Goresan pipa diletakkan di arah yang berlawanan
pada saat pematahan. Ibu jari menekan dan pipa gelas ditarik ke samping secara
serentak. Gelas harus dipatahkan tegak lurus dengan goresannya agar menghasilkan
potongan yang lurus. Jika tidak, maka hasil pematahan tidak akan teratur.
Prinsip pembuatan instrumen gelas ini yaitu dengan mengontakkan pipa gelas
dengan api dari brender. Ketika pipa diletakkan pada api, suhu pada pipa akan
meningkat sehingga terjadi perubahan sifat fluida dan akan menurunkan viskositas.
Maka dari itu, pipa akan meleleh dan mudah untuk dibentuk.
Pembuatan pipet tetes yaitu dengan mengontakkan pipa gelas di bagian
tengahnya, lalu ketika sudah dapat dibentuk, kedua ujung pipa ditarik secara perlahan
sehingga pipa yang panas tertarik dan diameternya menjadi kecil. Penarikan kedua
ujung pipa ini tidak dilakukan pada api, agar diameter pipa yang mengecil tersebut
tidak putus. Beberapa menit kemudian, pipa akan mendingin lalu dipotong bagian
tengahnya.
Pada pembuatan tabung reaksi, bagian tengah pipa yang dipanaskan dan
diputuskan, lalu bagian yang diputuskan tersebut dirapikan pada api dan dibentuk
lonjong menggunakan batang berbahan gelas. Setelah itu, bagian mulut tabung reaksi
ditiup agar bagian yang dirapikan membentuk lonjong yang sempurna. Untuk
merapikan mulut tabung reaksi, dilakukan dengan memanaskan bagian yang masih
tajam kemudian dicetak dengan alat pembentuk. Pipa dengan bentuk U dibuat dengan
cara memanaskan bagian yang akan dibengkokkan sampai dapat dibentuk
Selama praktikum, harus menggunakan alat pelindung diri karena keselamatan
merupakan aspek yang diutamakan dalam pekerjaan. Kesalahan dari kami adalah
tidak menggunakan sarung tangan kain. Gelas yang telah dibentuk ternyata masih
panas untuk beberapa menit. Sehingga, kulit yang menyentuh gelas panas terebut
terluka.

Pembahasan oleh Resza Diwansyah Putra (NIM. 121424027)


Peralatan gelas merupakan peralatan yang lazim ada di laboratorium kimia.
Contoh peralatan gelas diantaranya adalah tabung rekasi, pipet, pipa bengkok, batang
pengaduk dan lain sebagainya. Pada praktikum ini, praktikan akan membuat beberapa
jenis alat gelas dari batang pipa gelas dengan ukuran tertentu. Inti dari praktikum ini
adalah memotong gelas, menyambung gelas, menmbengkokkan gelas dan membentuk
gelas.
Ada tiga jenis alat yang di buat pada praktikum ini yaitu pipet tetes, tabung
reaksi dan pipa berbentuk U. Untuk pipet tetes, pipa gelas digunakan adalah pipa
diameter 2 mm. Sedangkan tabung reaksi dan pipa U menggunakan pipa dengan
diameter 20 mm. Selain itu, alat bantu lain yang diperlukan adalah alat penggores
kaca sehingga memudahkan pemotongan, burner yang dihubungkan dengan tabung
LPG dan tabung oksigen.
Hal pertama yang dilakukan adalah memotong pipa kaca dengan alat
penggores. Kaca yang akan dipotong diukur dengan panjang tertentu, untuk pipet dan
tabung reaksi yaitu dua kali dari panjang alat tersebut, dan untuk pipa U tergantung
kebutuhan. Adapun penggoresan ini dilakukan agar pipa mudah dipatahkan dengan
tangan dan tidak menghasilkan permukaan yang tajam pada mulut pipa. Setelah itu,
bagian pipa yang akan dibentuk bakar dengan burner. Sehingga bagian yang dibakar
menjadi lunak dan mudah dibentuk. Adapun bakar yang digunakan pada burner
adalah gas LPG dan gas oksigen untuk memperbesar dan memfokuskan api.
Untuk membuat pipet tetes dan tabung reaksi, bagian yang dibakar adalah
bagian tengah pipa sehingga bagian tengah tersebut meleleh dan mudah dibentuk.
Pada pembuatan tabung reaksi bagian tengah yang meleleh dipisahkan sehingga pipa
menjadi dua bagian kemudian bagian yang meleleh tersebut dibntuk sedemikian rupa
agar lubang tertutup penuh dan berbentuk bulat sempurna. Sementara pada pembuatan
pipet tetes, saat bagian tengah yang mulai lunak, kedua ujung pipa ditarik sehingga
diameter bagian tengah pipa mengecil lalu di potong pada bagian tengahnya. Dengan
demikian dapam satu kali proses dapat dihasilkan dua alat sekaligus.
Sementara itu untuk pembuatan pipa U, pipa panjang ditandai setiap sepertiga
bagian. Kemudian pada bagian yang ditandai tersebut dibakar sampai meleleh dan
dibengkokkan sedemikian rupa sehingga membentuk huruf U. Hal yang harus
diperhatikan adalah pada saat pembengkokkan harus dilakukan dengan cepat dan
dengan lurus. Sehingga hasil yang didapatkan rapi.
Dengan praktikum ini, praktikkan diharapkan memiliki keterampilan khusus
dalam pembuatan alat gelas ini sehingga pembuatan alat dilakukkan berulang-ulang
agar mendapat hasil terbaik. Selain itu, keselamatan kerja menjadi hal yang mutlak
disini. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) harus dilakukan dengan benar.
Diantaranya adalah penggunaan kacamata agar mata tidak terkena percikan gelas dan
sarung tangan agar kulit tidak terkena bagian gelas yang panas, serta jaga jarak dari
api burner

VI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, pipa berbahan gelas dapat dipotong,
dibengkokkan serta dibuat peralatan seperti tabung reaksi, pipa tetes, batang pengaduk dan
lain-lain dengan pemanasan menggunakan brander. Sebuah teknik pemotongan dan
pembengkokan yang tepat juga sangat mempengaruhi dalam proses pembuatan.
Daftar Pustaka

Anonim. 2014. Gelas. http://id.wikipedia.org/wiki/Gelas Diakses pada 11 Nopember 2014


Julianti, Elisa. Nurminah, Mimi. Teknologi Pengemasan
http://ocw.usu.ac.id/course/download/3130000081-
teknologipengemasan/thp_407_textbook_teknologi_pengemasan.pdf Diakses pada 11
Nopember 2014
Widianti, Yuniar. 2012. Laporan Las Gelas. http://www.scribd.com/doc/113482339/Laporan-
Las-Gelas Diakses pada 11 Nopember 2014
Lampiran

Pemotong Gelas Brender

Menyalakan brender Proses pembengkokan gelas

Pembuatan tabung reaksi Merapikan alas tabung reaksi


Meniup tabung reaksi Merapikan mulut tabung reaksi`

Pipa yang dibengkokan

Anda mungkin juga menyukai