Disusun Oleh:
Kelompok IV
Oleh:
Kelompok IV
Yogyakarta, 12 Desember 2019
Anggota
Mengetahui,
Dosen Pembimbing/Asisten Praktikum
(............................................................)
A. JUDUL
Cleaning Alat-Alat Laboratorium
B. TUJUAN
Mengetahui dan mempraktikan cara membersihkan alat-alat laboratorium
C. DASAR TEORI
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk
memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya
laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium
komputer, dan laboratorium bahasa. (Wasik, 2007:15).
Laboratorium memiliki berbagai komponen di dalamnya, seperti alat-alat
laboratorium. Alat laboratorium adalah suatu benda yang digunakan untuk membantu
memperlancar kegiatan praktikum berupa penelitian, pengamatan, eksperimen,
pengukuran dan pelatihan ilmiah di sebuah tempat riset yakni laboratorium (Hisma,
2007).
Pada umumnya, berdasarkan bahannya, alat-alat laboratorium digolongkan
sebagai berikut :
1. Bahan kaca
Peralatan gelas laboratorium merujuk pada berbagai peralatan laboratorium
yang terbuat dari kaca, yang digunakan dalam percobaan ilmiah, terutama dalam
laboratorium kimia dan biologi. Beberapa peralatan tersebut sekarang ada yang telah
dibuat dari plastik, tetapi peralatan kaca masih sering digunakan oleh karena sifat
kaca yang inert, transparan, dan tahan panas. Kaca borosilikat, dahulu dinamakan
pyrex, sering digunakan karena sifatnya yang tahan dengan tegangan termal. Untuk
beberapa aplikasi, kuarsa digunakan oleh karena ia tahan panas dalam temperatur
yang tinggi dan memiliki sifat terawang di beberapa spektrum elektromagnetis
(Hisma, 2007).
Beberapa alat laboratorium berbahan kaca yaitu sebagai berikut :
a. Tabung reaksi
b. Kuvet
Gambar 2. Kuvet
Sumber : www.apparatuslab.com
Kuvet adalah sebuah tabung kecil dengan penampang melintang
berbentuk lingkaran atau persegi, yang ditutup pada salah satu ujung, terbuat
dari kaca, dan dirancang untuk menaruh sampel untuk percobaan spektroskopi.
Kuvet kaca biasanya digunakan pada berbagai rentang panjang gelombang
cahaya tampak dan kuarsa leburan cenderung digunakan dalam rentang UV
hingga inframerah dekat.
c. Gelas Beker
2. Bahan Keramik
Keramik berasal dari bahasa Yunani yaitu keramos yang berarti peralatan yang
terbuat dari tanah liat yang dibakar. Namun tidak semua keramik terbuat dari tanah liat.
Adapun bahan keramik yakni SiO2, AI2O3, CaO, MgO, K2O, Na2O. Dapat dilihat dari
unsur-unsur tersebut terdapat dua paduan antara logam dan non logam. Sehingga
keramik juga dapat diartikan sebagai bahan padat anorganik yang merupakan paduan
dari unsur logam dan juga non logam (Hisma, 2007).
Beberapa alat laboratorium berbahan kaca yaitu sebagai berikut :
a. Mortar
Gambar 4. Mortar
Sumber : www.apparatuslab.com
Fungsi alat laboratorium ini adalah wadah menghancurkan atau
menghaluskan suatu bahan atau zat yang masih bersifat padat atau kristal.
Dalam laboratorium biologi mortar dan alu ini juga digunakan untuk
menghancurkan atau menghaluskan bahan – bahan praktek seperti daun, biji-
bijian, akar, protein, DNA, RNA, dan lain-lain.
b. Alu
Gambar 5. Alu
Sumber : www.apparatuslab.com
Fungsi alat laboratorium ini adalah batang untuk menghancurkan atau
menghaluskan suatu bahan atau zat yang masih bersifat padat atau kristal.
c. Plat tetes
Fungsi plat tetes adalah sebagai penguji keasaman suatu larutan atau
mereaksikan larutan. Plat tetes terbuat dari bahan porselen dan umumnya
tersedia dalam jumlah 6, 12, dan 16 lubang tetes.
Gambar 9. Filler
Sumber : www.apparatuslab.com
Filler merupakan alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada
pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan
kimia. Filler memiliki 3 saluran, yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup
yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S
(suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan
tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan
dari pipet ukur.
5. Bahan Kayu
Beberapa alat-alat laboratorium berbahan kayu antara lain :
a. Rak tabung reaksi
b. Penjepit
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik
yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka
memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3–
COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat pekat (disebut asam asetat
glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16,7°C.
Asam asetat adalah komponen utama cuka (3–9%) selain air. Asam asetat berasa
asam dan berbau menyengat.
4. Air Garam
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif
(anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk
dari hasil reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat berupa
senyawa anorganik seperti klorida (Cl−), dan bisa juga berupa senyawa organik
seperti asetat (CH3COO−) dan ion monoatomik seperti fluorida (F−), serta ion
poliatomik seperti sulfat (SO42−).
Proses pencucian garam yang baik pada dasarnya mampu meningkatkan
kualitas garam, bukan hanya sekedar membersihkan garam dari kotoran lumpur
atau tanah, tetapi juga mampu menghilangkan zat-zat pengotor seperti senyawa-
senyawa Mg, Ca dan kandungan zat pereduksi.
5. Aseton
Aseton merupakan senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah
terbakar. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, ditetil eter,
dan lainnya. Aseton dapat melarutkan berbagai macam plastik, sebagai pelepas cat
kuku, mengencerkan dan membersihkan resin, serta baik digunakan untuk
membersihkan peralatan kaca.
6. Baking soda
Natrium bikarbonat sering juga digunakan sebagai soda kue atau baking soda.
Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Natrium
bikarbonat merupakan sumber utama penghasil karbondioksida dalam sistem
effervescent. Natrium bikarbonat larut sempurna dalam air dan bersifat
nonhigroskopis. Kelebihan baking soda dibandingkan dengan larutan kimia adalah
baking soda tidak bersifat iritan dan abrasif. Baking soda juga bisa sebagai
antibacterial (Amin, 2009).
D. METODOLOGI PERCOBAAN
1. Waktu dan tempat
hari, tanggal : Kamis, 5 Desember 2019
waktu : 13.40- 15.20 WIB
tempat : Laboratorium IPA FMIPA UNY
2. Alat dan Bahan
a. Alat b. Bahan
3. Prosedur Kerja
- Keadaan awal
- Keadaan awal
Cuka Bersih
- Keadaan awal
Air Bersih
- Keadaan awal
Air Bersih
F. PEMBAHASAN
Alu selanjutnya dibersihkan dengan air cuka. Pembersihan kerak alu dengan cuka
relatif mudah karena kerak dapat dihilangkan dengan menggunakan spons. Namun,
alu belum terlihat bersih. Asam asetat sering digunakan sebagai pelarut pada
rekristalisasi untuk memurnikan senyawa organik serta digunakan sebagai pelarut
untuk reaksi yang melibatkan karbokation.
Alat kedua yang dibersihkan yaitu gelas beker. Gelas piala atau kadangkala disebut
sebagai gelas beker adalah sebuah wadah penampung yang digunakan untuk
mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam
laboratorium. Pada keadaan awal, gelas beker memiliki noda berupa residu parafin.
Pembersihan pertama yaitu menggunakan air. Namun, belum terlihat adanya
perubahan signifikan. Hanya sedikit noda yang dapat terkelupas. Senyawa yang segera
melarut di dalam air mencakup berbagai senyawa organik netral yang mempunyai
gugus fungsional polar. Kelarutannya disebabkan oleh kecenderungan molekul air
untuk membentuk ikatan hidrogen dengan gugus hidroksil gula dan alkohol atau gugus
karbonil aldehida dan keton.
Pembersihan kedua dilakukan dengan menggunakan air sabun. Noda-noda tersebut
mulai banyak yang terkelupas dari gelas beker. Namun, karena sifatnya yang lengket,
tidak semua noda dapat hilang menggunakan air sabun. Pada tiap ujung rantai ini
terdapat sebuah ion, umumnya ion natrium atau kalium. Pada saat sabun bercampur
dengan air, rantai asam lemak ini akan mengikat kotoran, terutama yang berminyak
dan berlemak. Kemudian, ion yang terdapat pada ujung rantai asam lemak tadi akan
bertugas untuk membawa ikatan asam lemak dan kotoran ini ke dalam air.
Alat selanjutnya yang dibersihkan adalah kuvet dan tabung reaksi. Keduanya
hanya memiliki sedikit noda, tepatnya debu yang mengering. Pembersihan keduanya
dilakukan dengan air dan disikat. Karena kadar noda yang tidak banyak, maka kedua
alat tersebut dan dibersihkan dengan menggunakan air saja. Senyawa yang segera
melarut di dalam air mencakup berbagai senyawa organik netral yang mempunyai
gugus fungsional polar. Kelarutannya disebabkan oleh kecenderungan molekul air
untuk membentuk ikatan hidrogen dengan gugus hidroksil gula dan alkohol atau gugus
karbonil aldehida dan keton.
G. KESIMPULAN
Pembersihan alu (pestle) dilakukan dengan menggunakan air, sabun, baking
soda, cuka, dan aseton. Alu nampak bersih ketika dibersihkan dengan aseton.
Pembersihan gelas beker dilakukan dengan menggunakan air, sabun, dan cuka. Gelas
beker nampak bersih ketika dibersihkan dengan cuka. Pembersihan tabung reaksi dan
kuvet dilakukan dengan menggunakan air dan digosok dengan sikat. Karena kadar
nodanya yang sedikit, kedua alat tersebut dapat bersih hanya dengan menggunakan air.
I. DAFTAR PUSTAKA
Aini, Mahfadzah. Kimia Teknologi. Jakarta : Rineka Cipta.
Amin, Khamazah. Kimia Perguruan Tinggi. Bandung : Dzikro.
Hisma, N. 2007. Kimia. Surabaya : Sinar Mas.
Wahidah, Aisiyyah. 1999. Bahan-bahan Kimia Laboratorium. Diunduh melaluli
http://belajar kimia pada Senin, 9 Desember 2019 pukul 10.01 WIB.
Wasik. 2007. Laboratorium IPA. Diunduh melalui http://funscience.com pada Senin, 9
Desember 2019 pukul 09.30 WIB.
www.apparatuslab.com diakses pada Senin, 9 Desember 2019 pukul 09.12 WIB.
J. LAMPIRAN