Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020

MODUL : Steam Boiler


PEMBIMBING : Shoerya Shoelarta, LRSC., M. T., DR.

Tanggal Praktikum : 9 Oktober 2019


Tanggal Laporan : 17 Oktober 2019

Oleh :
Kelompok 10
Sahrul Mulyadi (171411025)
Sherly Dea Yolandita L (171411026)

Kelas 3A D3 Teknik Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Boiler adalah bejana tertutup di mana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu,
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Boiler ini dapat
dioperasikan dengan sistem pembakaran single firing maupun double firing yaitu
pembakaran menggunakan 2 jenis bahan bakar, fuel oil dan fuel gas. Bahaya yang
paling besar adalah jika terjadi kegagalan pada sistem supply fuel, dan
membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mematikan api dan pengurangan bahan
bakar.
Untuk menjaga fuel tetap terbakar dengan sempurna dan untuk menghindari
terjadinya banjir di dalam dapur karena fuel tidak terbakar (tekanan fuel terlalu
tinggi atau rendah) maka setiap dapur mempunyai system safeguard dengan
parameter Flow Fuel Oil (High atau Low Flow).
Bahan bakar yang digunakan boiler harus melalui beberapa tahapan proteksi
supaya bahan bakar oiler tersebut sesuai yang diinginkan. Sering kali, inputan
maupun outputan bahan bakar boiler baik fuel oil dan fuel gas mengalami perbedaan
tekanan dan perbedaan flow. Agar sistem di dalamnya bisa menjalankan fungsinya
dengan baik tanpa mengalami adanya suatu kegagalan, maka beberapa hal yang
mungkin perlu diperhatikan antara lain tingkat keamanan yang diperlukan untuk
mengamankan proses.
1.2 Tujuan
1.2.1 Menghitung kalor yang yang dilepas dari pembakaran gas LPG untuk
membentuk steam.
1.2.2 Menentukan energi yang diterima steam.
1.2.3 Menentukan efisiensi keseluruhan boiler.
BAB II
LANDASAN TEORI
Boiler atau ketel uap adalah suatu bejana/wadah yang di dalamnya berisi air
atau fluida lain untuk dipanaskan. Energi panas dari fluida tersebut selanjutnya
digunakan untuk berbagai macam keperluan, seperti untuk turbin uap, pemanas
ruangan, mesin uap, dan lain sebagainya. Secara proses konversi energi, boiler
memiliki fungsi untuk mengkonversi energi kimia yang tersimpan di dalam bahan
bakar menjadi energi panas yang tertransfer ke fluida kerja.
Bejana bertekanan pada boiler umumnya menggunakan bahan baja dengan
spesifikasi tertentu yang telah ditentukan dalam standard ASME (The ASME Code
Boilers), terutama untuk penggunaan boiler pada industri-industri besar. Dalam sejarah
tercatat berbagai macam jenis material digunakan sebagai bahan pembuatan boiler
seperti tembaga, kuningan, dan besi cor. Namun bahan-bahan tersebut sudah lama
ditinggalkan karena alasan ekonomis dan juga ketahanan material yang sudah tidak
sesuai dengan kebutuhan industri.
Panas yang diberikan kepada fluida di dalam boiler berasal dari proses
pembakaran dengan berbagai macam jenis bahan bakar yang dapat digunakan, seperti
kayu, batubara, solar/minyak bumi, dan gas. Dengan adanya kemajuan teknologi,
energi nuklir pun juga digunakan sebagai sumber panas pada boiler.
Dan berikut adalah beberapa jenis boiler:
1. Pot Boiler atau Haycock Boiler
Merupakan boiler dengan desain paling sederhana dalam sejarah. Mulai
diperkenalkan pada abad ke 18, dengan menggunakan volume air besar tapi
hanya bisa memproduksi pada tekanan rendah. Boiler ini menggunakan bahan
bakar kayu dan batubara. Boiler jenis ini tidak bertahan lama penggunaannya
karena efisiensinya yang sangat rendah.
2. Fire-Tube Boiler (Boiler Pipa-Api)
Pada perkembangan selanjutnya muncul desain bari boiler yakni boiler
pipa-api. Boiler ini terdapat 2 bagian di dalamnya, yaitu sisi tube/pipa dan sisi
barrel/tong. Pada sisi barrel berisi fluida/air, sedangkan sisi pipa merupakan
tempat terjadinya pembakaran.

Gambar 1. Boiler Pipa Api


Boiler pipa-api biasanya memiliki kecepatan produksi uap air yang
rendah, tetapi memiliki cadangan uap air yang lebih besar.
Keuntungan dan kerugian jenis boiler pipa api :
Keuntungan :
1) Tidak membutuhkan setting khusus, sehingga proses pemasangannya
mudah dan cepat.
2) Investasi awal untuk boiler pipa api ini murah.
3) Bentuknya lebih compact dan portable.
4) Untuk 1 HP boiler tidak memerlukan area yang besar.
Kerugian :
1) Tekanan operasi steam terbatas untuk tekanan rendah 18 bar.
2) Jika dibandingkan dengan water tube, kapasitas steamnya relative
kecil (13.5 TPH).
3) Tempat pembakarannya sulit dijangkau sehingga susah untuk
dibersikan, diperbaiki, dan diperiksa kondisinya.
4) Banyak energi kalor yang terbuang langsung menuju stack sehingga
nilai effisiensinya rendah.
3. Water-Tube Boiler (Boiler Pipa-Air)
Sama seperti boiler pipa-api, boiler pipa-air juga terdiri atas bagian pipa
dan barrel. Tetapi sisi pipa diisi oleh air sedangkan sisi barrel menjadi tempat
terjadinya proses pembakaran. Boiler jenis ini memiliki kecepatan yang tinggi
dalam memproduksi uap air, tetapi tidak banyak memiliki cadangan uap air di
dalamnya.

Gambar 2. Boiler Pipa-Air


Cara kerja pipa boiler air adalah diluar pipa terjadi proses pengapian,
kemudian dihasilkan panas yang digunakan untuk memanaskan pipa yang
berisi air. Melalui economizer air tersebut terlebih dahulu dikondisikan,
kemudian dihasilkan steam yang terlebih dahulu dikumpulkan di dalam sebuah
steam-drum. Melalui tahap secondary superheater dan primary superheater
setelah tekanan dan temperature sesuai baru steam dilepaskan ke pipa utama
distribusi. Didalam pipa air, harus ada pengkondisian air yang mengalir
terhadap mineral atau kandungan lain yang terlarut dalam air. Hal ini harus
diperhatikan pada tipe ini karena menjadi faktor utama.
Keuntungan dan kerugian boiler pipa air :
Keuntungan :
1) Kapasitas steam besar hingga 450 TPH.
2) Tekanan operasi mencapai 100 Bar.
3) Dibanding dengan fire tube boiler, water tube boiler memiliki nilai
effisiensi yang lebih tinggi.
4) Untuk melakukan pemeriksaan, pembersihan, dan perbaikan tungku
mudah dijangkau.
Kerugian :
1) Water tube boiler ini proses konstruksinya lebih detail.
2) Investasi awal relative lebih mahal.
3) Penanganan air yang masuk ke dalam boiler dalam sistem ini lebih
sensitif sehingga perlu dijaga dan memerlukan komponen pendukung
untuk hal ini.
4) Konstruksinya membutuhkan area yang luas karena mampu
menghasilkan kapasitas dan tekanan steam yang lebih besar.
4. Kombinasi Boiler Pipa-Api dengan Pipa-Air Firebox
Boiler jenis ini merupakan kombinasi antara boiler pipa-api dengan
pipa-air. Sebuah firebox didalamnya terdapat pipa-pipa berisi air, uap air yang
dihasilkan mengalir ke dalan barrel dengan pipa-api didalamnya. Boiler jenis
ini diaplikasikan pada beberapa kereta uap, namun tidak terlalu populer
dipergunakan.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


- Boiler
- Kompresor
- Tangki penampung air
- Bahan bakar boiler (gas LPG)
- Soft Water
3.2 Prosedur Kerja
A. Persiapan

Menimbang massa tabung LPG, lalu memasang kembali regulator gas


LPG

Memeriksa seluruh instrumen, instalasi pipa, instalasi listrik. Memastikan


dalam keadaan baik

Memeriksa air umpan pada tangki terisi, saluran pipa air umpan boiler
terbuka, kualitas air umpan dalam keadaan baik, water softener dalam
keadaan baik

Memastikan bahan bakar pada tangki terisi, kran bahan bakar terbuka, dan
bahan bakar dalam keadaann baik

Memastikan tangki bahan kimia sudah berisi bahan kimia

Membuang air dalam ketel (blow down) sebelum mengoperasikan boiler


B. Tahap Start-Up

Memastikan valve air terbuka, tekan tombol emergency

Menaikkan posisi MCB dan NFB switch ke posisi 'ON'

Memutar water switch pump ke posisi on, auto

Menyalakan main switch, menekan tombol 'lock out & reset' untuk meng-
off-kan. Lampu lockout mati mendadak, burner siap dioperasikan

Memutar burner switch ke posisi 'ON'. Lampu 'stage 1' dan 'stage 2'
menyala menandakan kedua burnernya menyala

Boiler otomatis menyala. Periksa kondisi air, tekanan steam, dan tekanan
bahan bakar

C. Tahan Pengoperasian

Mengatur tekanan steam pada 4 kg/cm2 dan tekanan bahan bakar pada
1,5 bar sehingga tekanan steam tercapai. Boiler otomatis mati, ketika
tekanan mulai turun maka boiler otomatis menyala kembali

D. Mematikan Boiler

Memutar stage switch keposisi stage 1. Putar burner switch ke posisi off.
Jika tekanan steam mencapai 1-2 kg/cm2, tutup kran utama saluran uap

Memutar water feed pump switch ke posisi off. Tutup saluran air umpan
dan saluran bahan bakar lalu putar main switch ke posisi off

Membuka regulator dan timbang kembali tabung gas


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
A. Pengamatan Kebutuhan Gas
HHVLPG : 46350 kJ/kg
Berat Awal Berat Akhir Berat Terpakai
No
(kg) (kg) (kg)
1 49,8 45,34 4,46

2 46,68 43,8 2,88

3 73,5 56,5 17

Total 24,34

B. Pengamatan Tekanan Boiler


Tekanan Gas Tekanan Suhu
Waktu Tekanan
Masuk Boiler Steam / Boiler Gas Buang
(menit) Gas (bar)
(mbar) (kg/cm2) (ºC)
0 0,1 100 3,8 92,8
15 3,1 100 2,2 92,8
30 2,2 100 3,8 97,6
45 1 100 3,5 99,9
60 1,4 100 3,2 99,8
75 0 100 2,6 107,8
90 2,4 100 2,6 84

C. Pengamatan Tinggi Level Air


Tinggi level air yang dipakai = 43,5 cm
D. TDS Air
TDS Air Keluar TDS Air Keluar TDS Air
TDS Air Umpan Resin Kation Resin Anion Blowdown
(µS) (µS) (µS) Boiler (µS)
0,336 0,328 0,320 16,7

E. Nilai kalor dan Efisiensi Boiler


Kalor
Kalor pembakaran pembentukan Efisiensi Boiler
LPG (kJ) Steam (kJ) (%)
1128159 950127,7 84,22

4.2 Pembahasan
Praktikum yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui kinerja
boiler dan efisiensi boiler. Boiler merupakan mesin kalor (thermal
engineering) yang menstransfer energi kimia atau energi otomis menjadi
kerja (usaha) (Muin 1988:28). Di Pilot Plant Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Bandung digunakan untuk menghasilkan steam, yang
mana steam tersebut digunakan untuk pemanasan alat-alat yang lain seperti
distilasi dan evaporator. Jenis boiler yang digunakan yaitu fire tube, dimana
api hasil pembakaran gas LPG akan melewati tube yang berada di dalam
boiler, sedangkan air di pompa ke dalam shell di dalam boiler. Akan terjadi
perpindahan panas dari api yang berada di tube menuju air yang berada di
dalam shell sehingga suhu air akan naik dan menjadi steam. Karena steam
yang dihasilkan tidak langsung dikeluarkan dari boiler, akan terjadi
pemanasan terus menerus sehingga tekanan didalam boiler akan meningkat.
Parameter yang diukur dalam pengoperasian boiler ini yaitu
efisiensinya, hal tersebut dikarenakan boiler merupakan pemakai energi
terbesar dalam praktikum pilot plant, sehingga dibutuhkan efisiensi yang
tinggi. Untuk menentukan efisiensi dilakukan perhitungan kalor hasil
pembakaran gas LPG dan didapatkan hasil 1128159. Setelah itu dilakukan
juga perhitungan kalor yang diterima oleh air untuk membentuk steam dan
didapatkan hasil 950127,7. Dari hasil tersebut didapatkan efisiensi boiler
yaitu 84,22%.
Parameter lain yang diukur yaitu TDS dari air umpan boiler, hal ini
dilakukan karena air umpan boiler harus memiliki TDS yang kecil karena
jika tidak padatan yang terlarut tidak ikut menguap dan akan terakumulasi
dalam boiler. Hal ini perlu dicegah karena hal tersebut bisa mengurangi
efisiensi pada boiler bahkan merusak boiler itu sendiri. TDS air umpan boiler
atau air keluaran dari resin anion yaitu 0,320 µS. Nilai tersebut sudah cukup
untuk boiler yang bertekanan rendah. Sedangkan TDS air blowdown boiler
memiliki nilai 16,7 µS. Dari hasil tersebut dapat dikeatahui bahwa boiler
perlu dilakukan blowdown untuk mengurangi padatan yang terakumulasi.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan:
1. Kalor hasil pembakaran LPG yaitu 1128159 kJ
2. Kalor yang dibutuhkan untuk membuat steam yaitu 950127,7 kJ
3. Nilai efisiensi boiler yaitu 84,22%
LAMPIRAN
A. Kalor yang disupply pada boiler
Q = mtotal x HHVLPG
= 24,34 kg x 46350 kJ/kg
= 1128159 kJ
B. Kalor yang dihasilkan boiler
Volume air yang dipompa
V = πr2t
= 3.14 x 0.52 m2 x 0.43 m
= 0.3378 m3
Massa air yang dipompa (asumsi semua air yang masuk ke boiler
menjadi steam)
m = V x ρair
= 0.3378 m3 x 998 kg/m3
= 337 kg
Kalor yang dihasilkan boiler
Q = Qsensibel + Qlaten
= m (H2-H1) + m (H3-H2)
= 337 kg (596,813- 83,648) + 337 kg (2735,722 - 596,813)
= 950127,7 kJ
entalpi dari steam table takanan 3,8 bar
C. Efisiensi boiler
𝐾𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟
ɳ = 𝐾𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑓𝑢𝑟𝑛𝑎𝑐𝑒 x 100%
950127,7 𝑘𝐽
= x 100%
1128159 𝑘𝐽

= 84,22%

Anda mungkin juga menyukai