Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ekstraksi secara umum merupakan suatu proses pemisahan zat aktif dari suatu padatan maupun
cairan dengan menggunakan bantuan pelarut. Pemilihan pelarut diperlukan dalam proses
ekstraksi, karena pelarut yang digunakan harus dapat memisahkan atau mengekstrak substansi
yang diinginkan tanpa melarutkan zat-zat lainnya yang tidak diinginkan. Proses yang terjadi
didalam ekstraksi padat-cair (leaching) ini biasanya disebut dengan difusi (Prayudo, 2015).

Ekstraksi merupakan proses pemisahan berdasarkan perbedaan kemampuan melarutnya


komponen-komponen yang ada dalam campuran. Secara garis besar ekstraksi dibedakan menjadi
dua macam, yaitu: ekstraksi padat-cair (leaching) dan ekstraksi cair-cair (solven). Ekstraksi
padat-cair (leaching) adalah proses pemisahan solut dari padatan yang tidak dapat larut yang
disebut inert. Dua langkah utama dalam proses ekstraksi padat-cair yaitu kontak antara padatan
dan pelarut serta pemisahan larutan dari padatan inert. Pelarut yang digunakan dalam proses
ekstraksi memiliki syarat utama yaitu dapat melarutkan solut yang terkandung dalam padatan
inert (Aji, 2017).

Banyak proses biologi, inorganik dan substansi organik terjadi dalam campuran dengan
komponen yang berbeda dalam solid. Tujuannya adalah untuk memisahkan campuran solute atau
menghilangkan komponen solute yang tidak diinginkan fase solid, solid dikontakkan dengan fase
cair. Dua fase ini dikontakkan dengan intim dan solute dapat mendifusi dari fase solid ke fase
cair yang mana menyebabkan pemisahan original komponen dalam solid. Proses ini disebut
liquid-solid leaching atau leaching sederhana. Istilah ekstraksi juga digunakan untuk
mendeskripsikan unit operasi, meskipun itu juga mengarah pada liquid-liquid. Dalam leaching
ketika komponen yang tidak diinginkan dihilangkan dari solid dengan menggunakan air, proses
ini disebut washing (pencucian) (Geankoplis, 1997).

Mekanisme yang berlangsung selama proses ekstraksi padat-cair adalah: pelarut bercampur
dengan padatan inert sehingga permukaan padatan dilapisi oleh pelarut. Terjadi difusi massa
pelarut pada permukaan padatan inert ke dalam pori padatan inert tersebut. Laju difusi ini lambat
karena pelarut harus menembus dinding sel padatan. Solut yang terdapat dalam padatan melarut
dalam pelarut. Campuran solut dalam pelarut berdifusi keluar dari permukaan padatan inert dan
bercampur dengan pelarut sisa (Aji, 2017)

Ektraksi padat-cair juga digunakan dalam industri dalam manufaktur dari kopi instan untuk
menutup kembali pelarut kopi dari lingkungan sekitar. Aplikasi lainnya dalam dunia industri
termasuk ekstraksi inyak kacang kedelai menggunakan hexane sebagai pelarut dan discovery
dari uranium dai ores low grade dengan ekstraksi dengan asam sulfur atau sodium karbonat
(Foust dkk, 1980).

Ada beberapa jenis metode operasi leaching, yaitu :


1. Operasi dengan sistem bertahap tunggal dalaam metode ini pengontakan antara padatan dan
pelarut dilakukan sekaligus dan kemudian disusul dengan pemisahan larutan dari padatan
sisa. Cara ini jarang ditemui dalam operasi industri, karena perolehan solute yang rendah.
2. Operasi kontinu dengan sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan (countercurrent)
dalam sistem ini aliran bawah dan atas mengalir secara berlawanan. Operasi ini dimulai pada
tahap pertama dengan mengontakkan larutan pekat, yang merupakan aliran atas tahap kedua,
dan padatan baru, operasi berakhir pada tahap ke n (tahap terakhir), dimana terjadi
pencampuran antara pelarut baru dan padatan yang berasal dari tahap ke-n (n-1). Sistem ini
memungkinkan didapatnya perolehan solute yang tinggi, sehingga banyak digunakan di
dalam industri
(Treyball, 1985).

Ada empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam operasi ekstraksi:
1. Ukuran partikel
Ukuran partikel mempengaruhi kecepatan ekstraksi. Semakin kecil ukuran partikel maka
areal terbesar antara padatan terhadap cairan memungkinkan terjadi kontak secara tepat.
Semakin besar partikel, maka cairan yang akan mendifusi akan memerlukan waktu yang
relative lama.
2. Faktor pengaduk
Semakin cepat laju putaran pengaduk partikel akan semakin terdistribusi dalam permukaan
kontak akan lebih luas terhadap pelarut. Semakin lama waktu pengadukan berarti difusi
dapat berlangsung terus dan lama pengadukan harus dibatasi pada harga optimum agar dapat
optimum agar konsumsi energi tak terlalu besar. Pengaruh faktor pengadukan ini hanya ada
bila laju pelarutan memungkinkan.
3. Temperatur
Pada banyak kasus, kelarutan material akan diekstraksi akan meningkat dengan temperatur
dan akan menambah kecepatan ekstraksi.
4. Pelarut
Pemilihan pelarut yang baik adalah pelarut yang sesuai dengan viskositas yang cukup rendah
agar sirkulasinya bebas. Umumnya pelarut murni akan digunakan meskipun dalam operasi
ekstraksi konsentrasi dari solute akan meningkat dan kecepatan reaksi akan melambat,
karena gradien konsentrasi akan hilang dan cairan akan semakin viskos pada umumnya
(Coulson, 1955).
DAFTAR PUSTAKA

Aji, Amri, dkk. 2017. Pengaruh Waktu Ekstraksi Dan Konsentrasi HCl Untuk Pembuatan Pektin
Dari Kulit Jeruk Bali. Universitas Malikussaleh. Aceh Utara
Coulson, Richardson.1955. Chemical Engineering, Vol. 2nd. Butterworth- Heinemann: Boston
Foust, 1980. Principles of unit operation. Original from, the University of Michigan. 
Geankoplis, C.J. 1983. Transport Process and Unit Operation. Third Edition. New Delhi:
Prentice-Hall of India.Dunbar, C. O. dan J. Rodgers. 1957. Principles of Stratigraphy.
New York: John Wiley & Sons.
Coulson, Richardson.1955. Chemical Engineering, Vol. 2nd. Butterworth- Heinemann : Boston
Treyball, R.E., 1985, Mass Transfer Operations, 3th ed., Mc Graw Hill Book Co: Singapore

Anda mungkin juga menyukai