Anda di halaman 1dari 11

TUGAS FITOKIMIA

“FRAKSINASI”

DISUSUN OLEH :
ROSYADATUL IZZAH (SC119001)
ARDINA PRAMESTI (SC119010)
DIANA RAMADANI (SC119013)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES MAMBA’UL ULUM SURAKARTA
2019/202
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat serta petunjuknya sehingga penulisan laporan penelitian yang
berjudul " Fraksinasi". dapat terselesaikan dengan baik. Selanjutnya
penulis menyadari bahwa penulisan laporan penelitian ini tidak lepas dari
bimbingan,bantuan,serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan penelitian ini masih
ada kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan penelitian
ini bermanfaat bagi pembaca demi tercapainya peningkatan kesehatan
yang optimal.

Surakarta, 18 Maret
2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................3
BAB II LANDASAN TEORITIK
A. Pengertian Fraksinasi......................................................................3
B. Prinsip Fraksinasi............................................................................4
C. Macam Fraksinasi...........................................................................5
D. Tujuan Fraksinasi............................................................................6
E. Metode Fraksinasi...........................................................................6
F. Faktor Yang Mempengaruhi...........................................................6
G. Kelebihan Dan Kekurangan............................................................7
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan...........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari berbagai senyawa
organik yang  dibentuk dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang
struktur kimia, biosintetis,  perubahan dan metabolisme, serta penyebaran
secara alami dan fungsi biologis dari  senyawa organik. Fitokimia atau
kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas  adalah segala jenis zat kimia
atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran
dan buah-buahan. Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti
luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari
sumber  tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan

Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan


untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok
senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu
bahan, baik dalam skala labolatorium maupun skala industri. Metode
pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat
murni dari campuran

Fraksinasi adalah proses pemisahan kuantitas tertentu dari


campuran (padat, cair, terlarut, suspensi atau isotop) dibagi dalam
beberapa jumlah kecil (fraksi komposisi perubahan menurut kelandaian.
Pembagian atau pemisahan ini didasarkan pada bobot dari tiap fraksi,
fraksi yang lebih berat akan berada paling dasar sedangkan fraksi yang
lebih ringan akan berada di atas. Fraksinasi bertingkat biasanya
menggunakan pelarut organik seperti eter, aseton, benzena, etanol,
diklorometana atau campuran pelarut tersebut. Asam lemak, resin, lilin,
tanin dan zat warna adalah bahan penting dan dapat diekstraksi dengan
pelarut organik. Fraksinasi dalam arti lain yaitu suatu teknik pemisahan

1
untuk larutan yang mempunyai perbedaan titik didih yang tidak terlalu jauh
yaitu sekitar 30 oC atau lebih (Gunawan & Mulyani, 2004).

B. RUMUSAN MASALAH
Dengan adanya latar belakang tersebut,timbulah beberapa pernyataan
berikut:
1. Bagaimana cara melakukan Fraksinasi
2. Bagaimana metode, tujuan, dan macam Fraksinasi
3. Apa kelebihan dan kekurangan Fraksinasi

C. TUJUAN PENULISAN
1. Memberikan pengetahuan apa itu Fraksinasi
2. Mengetahui cara Fraksinasi dan metodenya
3. Mengetahui prinsip Fraksinasi
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Fraksinasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FRAKSINASI
Fraksinasi adalah suatu proses pemisahan senyawa – senyawa
berdasarkan tingkat kepolaran. Jumlah dan senyawa yang dapat
dipisahkan menjadi fraksi berbeda – beda tergantung pada jenis
tumbuhan. Pada prakteknya dalam melakukan fraksinasi digunakan dua
metode yaitu dengan menggunakan corong pisah dan kromatografi kolom.
Corong pemisah atau corong pisah adalah peralatan laboratorium yang
digunakan dalam ekstraksi cair-cair untuk memisahkan komponen-
komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut
dengan densitas berbeda yang tak campur. Fraksinasi adalah proses
pemisahan kuantitas tertentu dari campuran (padat, cair, terlarut, suspensi
atau isotop) dibagi dalam beberapa jumlah kecil (fraksi komposisi
perubahan menurut kelandaian). Pembagian atau pemisahan ini
didasarkan pada bobot dari tiap fraksi, fraksi yang lebih berat akan berada
paling dasar sedangkan fraksi yang lebih ringan akan berada di atas.
Fraksinasi bertingkat biasanya menggunakan pelarut organik seperti eter,
aseton, benzena, etanol, diklorometana atau campuran pelarut tersebut.
Asam lemak, resin, lilin, tanin dan zat warna adalah bahan penting dan
dapat diekstraksi dengan pelarut organik (Soegiharjo, 2013). 

B. PRINSIP FRAKSINASI
Fraksinasi pada prinsipnya adalah proses penarikan senyawa pada
suatu ekstrak dengan menggunakan dua macam pelarut yang tidak saling
bercampur.
Pelarut yang umumnya dipakai untuk fraksinasi adalah n-heksan,
etil asetat, dan metanol. Untuk menarik lemak dan senyawa non polar
digunakan n-heksan, etil asetat untuk menarik senyawa semi polar,
sedangkan methanol untuk menarik senyawa-senyawa polar.

3
Dari proses ini dapat diduga sifat kepolaran dari senyawa yang
akan dipisahkan. Sebagaimana diketahui bahwa senyawa-senyawa yang
bersifat non polar akan larut dalam pelarut yang non polar sedangkan
senyawa-senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut yang
bersifat polar juga (Mutiasari, 2012).
C. MACAM FRAKSINASI
Macam – macam proses fraksinasi:

a) Proses Fraksinasi Kering (Winterization)


Fraksinasi kering adalah suatu proses fraksinasi yang didasarkan pada
berat molekul dan komposisi dari suatu material. Proses ini lebih
murah dibandingkan dengan proses yang lain, namun hasil kemurnian
fraksinasinya rendah.
b) Proses Fraksinasi Basah (Wet Fractination)
Fraksinasi basah adalah suatu proses fraksinasi dengan
menggunakan zat pembasah (Wetting Agent) atau disebut juga
proses Hydrophilization atau detergent proses. Hasil fraksi dari proses
ini sama dengan proses fraksinasi kering.
c) Proses Fraksinasi dengan menggunakan Solvent (pelarut)/ Solvent
Fractionation
Ini adalah suatu proses fraksinasi dengan menggunakan pelarut.
Dimana pelarut yang digunakan adalah aseton. Proses fraksinasi ini
lebih mahal dibandingkan dengan proses fraksinasi lainnya karena
menggunakan bahan pelarut.
d) Proses Fraksinasi dengan Pengembunan (Fractional Condentation)
Proses fraksinasi ini merupakan suatu proses fraksinasi yang
didasarkan pada titik didih dari suatu zat / bahan sehingga dihasilkan
suatu produk dengan kemurnian yang tinggi. Fraksinasi pengembunan
ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi namun proses produksi lebih
cepat dan kemurniannya lebih tinggi.

4
D. TUJUAN FRAKSINASI
Tujuan fraksinasi adalah untuk memisahkan komponen-komponen
senyawa aktif dari ekstrak yang telah dihasilkan. Pemisahan secara partisi
cair-cair harus memiliki perbedaan kelarutan antara pelarut dan zat
terlarut serta kedua pelarut yang digunakan tidak saling bercampur.
E. METODE FRAKSINASI
Metode pemisahan yang digunakan umumnya adalah fraksinasi
cair-cair,yaitu metode pemisahan dengan menggunakan dua cairan
pelarut yang tidak saling bercampur, sehingga senyawa yang diinginkan
dapat terpisah, metode ini menggunakan alat corong pisah.
Metode fraksinasi lainnya yaitu fraksinasi yang dilakukan dengan
menggunakan kolom kromatografi, yakni berupa gelas pipa yang
dilengkapi dengan kran dan penyaring didalamnya ukuran kolom yang
digunakan dapat disesuaikan dengan banyaknya sampel yang akan
dipisahkan. Glass wool atau kapas biasanya digunakan untuk menahan
penyerap yang diletakkan di dalam kolom pengisian kolom dilakukan
dengan homogen (Harborne, 1996).
F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi proses fraksinasi, baik
faktor internal maupun eksternal. Faktor internalnya yaitu pelarut yang
digunakan, mencakup sifat kepolaran dan titik didih. Sifat kepolaran
berpengaruh karena suatu senyawa akan cenderung larut pada larutan
yang memiliki sifat kepolaran yang sama pula. Sedangkan titik didih
berpengaruh saat proses penguapan. Faktor eksternalnya yaitu suhu dan
waktu. Suhu yang digunakan saat proses penguapan sangat penting
untuk menyesuaikan dengan titik didih pelarut, sedangkan waktu
berpengaruh terhadap proses fraksinasi. Dimana semakin lama waktu
fraksinasi, maka semakin kecil presentase rendemen yang didapatkan
karena banyak fraksi-fraksi yang Kembali larut.

5
G. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. Kelebihan dan Kekurangan Fraksinasi Metode Corong Pisah
Keuntungan:
proses memisahkan larutan yang berbeda massa jenisnya semakin
mudah dan cepat serta penggunaannya mudah
Kekurangan
Jika tidak hati-hati maka proses pemisahan larutan akan menghasilkan
filtrat yang kotor, terbuat dari kaca sehingga rentan pecah, dan keran
corong pemisah mudah tersumbat
2. Kelebihan dan Kekurangan Fraksinasi Metode Kromatografi Kolom
Kelebihannya metode fraksinasi ini adalah dapat digunakan baik
analisis maupun preparatif. Kekurangannya, diperlukan kemampuan
teknik untuk mempersiapkan kolom, dibutuhkan waktu yang lama, serta
jumlah sampel yang digunakan terbatas (tidak bisa terlalu banyak).

6
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari berbagai senyawa
organik yang  dibentuk dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang
struktur kimia, biosintetis,  perubahan dan metabolisme, serta penyebaran
secara alami dan fungsi biologis dari  senyawa organik.

Langkah-langkah dalam analisis fitokimia meliputi pemisahan,


pemurnian dan identifikasi. Tahap pemisahan dapat dilakukan dengan
kromatografi. Ekstraksi dan Fraksinasi diperuntukan dalam tahap
pemurnian sedangkan uji-uji fitokimia dilakukan untuk identifikasi lebiih
lanjut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, D & S. Mulyani. 2004.” Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I”.
Penebar Swadaya, Jakarta. 

Harborne, J.B, 1996, Metode Fitokimia, Cetakan II, diterjemahkan oleh


Kosasih Padma Winata dan Iwang Soediro, ITB Press, Bandung, 70-72.

 Mukhriani, 2014. “Ekstraksi, Pemisahan Senyawa dan Identifikasi


Senyawa Aktif”. Jurnal Kesehatan. 7: 361-367.

 Soegiharjo, C. J. 2013. “Farmakognosi”. Citra Aji Parama, Yogyakarta.


 
 Widyaningrum, H. 2011. “Kitab Tanaman Obat Nusantara”. Medpress,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai