Oleh:
NIM : 1605541033
Fakultas Teknik
2018
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya lah segala keterbatasan penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pengaruh Teknologi di Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM)” dapat terselesaikan.
PENDAHULUAN
1. Bagi Mahasiswa :
a. Mahasiswa memahami dan menambah pengetahuan mereka mengenai
UMKM.
b. Mahasiswa akan lebih mengetahui cara mengelola UMKM setelah
membaca makalah.
c. Mahasiswa akan lebih mengetahui kekuatan dan kelemahan pada
UMKM
2. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat khususnya para pengusaha kecil maupun menengah akan
lebih mengetahui upaya pengembangan UMKM, dan akan lebih
mengetahui cara bersaing di dunia global dengan adanya teknologi
informasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Banyak UMKM bisa tumbuh pesat. Bahkan, banyak UMKM bisa bertahan
pada saat ekonomi Indonesia dilanda suatu krisis besar pada tahun 1997 1998. Oleh
sebab itu, kelompok usaha ini dianggap sebagai perusahaan perusahaan yang
memiliki fungsi sebagai basis bagi perkembangan usaha lebih besar. Misalnya
usaha mikro bisa menjadi landasan bagi pengembangan usaha kecil, sedangkan
usaha kecil bagi usaha menengah dan usaha menengah bagi usaha besar.
6. Seperti sering dikatakan didalam tulisan satu keunggulan dari UMKM adalah
tingkat fleksibilitasnya yang tinggi, relatif mampu bersaing terhadap pesaingnya
yaitu usaha besar. Berry et al. (2001) dalam Tambunan (2009) menyatakan
kelompok usaha ini dilihat sangat penting di industri-industri yang tidak stabil atau
ekonomi-ekonomi yang menghadapi perubahan perubahan kondisi pasar yang
cepat, seperti kondisi ekonomi 1997-1998 yang dialami oleh beberapa negara di
Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Menurut laporan BPS terdapat perbedaan
antara usaha mikro usaha kecil dan usaha menengah dalam latar belakang atau
motivasi pengusahamelakukan usaha. Perbedaan motivasi pengusaha sebenarnya
harus dilihat sebagai karakteristik paling penting untuk membedakan antara
UMKM dengan usaha besar, maupun antar sub kategori didalam kelompok UMKM
itu sendiri. Menurut laporan itu, sebagian besar pengusaha mikro di Indonesia
mempunyai latar belakang ekonomi yakni alasan utama melakukan kegiatan
tersebut adalah ingin memperoleh perbaikan penghasilan. Perbedaan lain antara
UMKM dengan usaha besar maupun didalam kelompok UMKM itu sendiri
menurut status badan hukum. Jelas, semua perusahaan didalam kelompok usaha
besar berbadan hukum. Namun tidak demikian dengan UMKM. Berdasarkan hasil
survey BPS, terlihat bahwa sebagian besar UMKM tidak berbadan hukum yang
mencapai sekitar 95,1 persen dari jumlah unit usaha.
2.1.3 Kategori UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
Kategori UMKM khususnya di Indonesia sangatlah banyak, dipaparkan di
tabel 2.1
Tabel 2.1 Banyaknya usaha mikro dan kecil di Indonesia menururt kategori
Kategori UKM Jumlah UKM
Pertambangan dan Penggalian 245 780
Industri dan Pengolahan 3 194 461
Listrik dan Air Bersih 10 677
kontruksi 157 381
Perdagangan Besar dan Eceran 10 226 595
Penyediaan Alokasi dan Penyediaan Makan Minum 2 994 858
Transportasi 2 470 080
Komunikasi 214 406
Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan 790 704
Jasa Pendidikan 335 639
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 172 705
Jasa kemasyarakatan, Sosial, Budaya, hiburan dan 1 459 749
Perorangan lainnya
Jasa Perorangan yang Melayani rumah Tangga 179 474
Jumlah 22 513 552
Sumber : BPS, perusahaan Mikro dan Kecil 2006
Tabel 2.2 Banyaknya Pengusaha Laki-laki dan Perempuan pada Usaha Mikro dan
Kecil berdasarkan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan
Bila dilihat dari jumlah tenaga kerja yang terserap pada kegiatan UKM
dapat dilihat pada tabel 2.3. Dari tabel 2.3 diperoleh ada kegiatan UKM yang
banyak menyerap tenaga kerja adalah bidang usaha perdagangan besar dan eceran
sedangkan terkecil pada bidang usaha listrik dan air bersih. Penyerapan tenaga kerja
masing-masing bidang usaha rata-rata dua kali dari jumlah UKM, dengan demikian
UKM tersebut selain memberikan peluang kerja bagi pengusahanya juga
memberikan peluang kerja bagi orang lain.(Al Firmansyah,2018)
Tabel 2.3 Banyaknya Jumlah Tenaga Kerja Usaha Mikro dan Kecil menurut
kategori.
Dari tabel 2.3 bisa dismpulkan bahwasannya jumlah tenaga kerja yang
banyak direkrut dari UMKM ketegori perdagangan besar dan eceran dengan total
tenaga kerja 17 387 040 orang, dan total keseluruhan jumlah tenaga kerja dari
semua kategori adalah 43 911 721 orang.
2.1.4 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Adapun ciri-ciri dari Usaha Mikro antara lain:
1. Jenis barang usahanya tidak tetap,dapat berganti pada periode tertentu
2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, dapat berubah sewaktu-waktu
3. Belum melaksanakan administrasi keuangan yang sederhana dan tidak
memisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan usaha; Sumber
daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa enterpreuner yang memadai
4. Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah
5. Pada umumnya belum akses ke perbankan, namun sebagian dari mereka
sudah akses ke lembaga keuangan non bank
6. Umumnya tidak mempunyai izin usaha atau prasyaratan legalitas lainnya
termasuk Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
1. Kekuatan:
2. Kelemahan:
Segala usaha bisnis dijalankan dengan azas manfaat, yaitu bisnis harus dapat
memberikan manfaat tidak saja secara ekonomi dalam bentuk laba usaha, tetapi
juga kelangsungan usaha.
Pada umumnya permasalahan yang dihadapi oleh usaha mikro kecil, dan
menengah (UMKM), antara lain meliputi:
A. Faktor Internal
1. Modal
Sumber daya manusia merupakan titik sentral yang sangat penting untuk
maju dan berkembang, sebagian besar usaha mikro dan usaha kecil tumbuh secara
tradisional dan merupakan usaha keluarga yang turun temurun. Keterbatasan SDM
usaha mikro dan kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan
keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya,
sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal. Di samping itu
dengan keterbatasan SDM nya, unit usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi
perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing produk yang
dihasilkannya.
3. Teknologi
Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar usaha kecil yang
pada umumnya merupakan unit usaha keluarga, mempunyai jaringan usaha yang
sangat terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, oleh karena produk
yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang
kompetitif. Berbeda dengan usaha besar yang telah mempunyai jaringan yang sudah
solid serta didukung dengan teknologi yang dapat menjangkau internasional dan
promosi yang baik. Sebagian besar UMKM masih dihadapkan pada kendala dalam
informasi yang terbatas dan kemampuan akses ke sumber teknologi.
B. Faktor Eksternal
Sebagaimana diketahui bahwa AFTA yang mulai berlaku pada Tahun 2003
dan APEC Tahun 2020 yang berimplikasi luas terhadap UMKM untuk bersaing
dalam perdagangan bebas. Dalam hal ini, mau tidak mau UMKM dituntut untuk
melakukan proses produksi dengan produktif dan efisien, serta dapat menghasilkan
produk yang sesuai dengan frekuensi pasar global dengan standar kualitas seperti
isu kualitas (ISO 9000), isu lingkungan (ISO 14.000) dan isu Hak Asasi Manusia.
(HAM) serta isu ketenagakerjaan. Isu ini sering digunakan secara tidak fair oleh
Negara maju sebagai hambatan (Non Tarif Barrier for Trade). Untuk itu maka
UMKM perlu mempersiapkan agar agar mampu bersaing baik secara keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan.
4. Pengembangan Kemitraan
5. Pelatihan Pemerintah
Pelatihan pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UMKM baik
dalam aspek kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta
keterampilannya dalam pengembangan usaha. Di samping itu juga perlu diberi
kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan
teori melalui pengembangan kemitraan rintisan.
2.7.1 Grab
(Sumber: http://expandedramblings.com/index.php/grab-facts-statistic)
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. UMKM saat ini dianggap sebagai cara yang efektif dalam pengentasan
kemiskinan Selain menjadi sektor usaha yang paling besar kontribusinya
terhadap pembangunan nasional, UMKM juga menciptakan peluang kerja
yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran.
2. Semakin maju dan berkembangnya teknologi sangatlah berpengaruh,
khususnya pada sektor UMKM, karena tidak hanya menjual barang dalam
1 tempat saja, tetapi mampu menjual barang diberbagai tempat secara
online, bahkan mampu bersaing didunia luar secara global, serta
pemanfaatan teknologi memunculkan sedikit perbedaan biaya namun akan
memberikan nilai tambah yang signifikan.
B. Saran
Perkembangan teknologi dibidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
perlu dikembangkan karena peran UMKM dalam Perekonomian Nasional cukup
besar yaitu meningkatkan lajunya perekonomian masyarakat. UMKM ini juga
sangat membantu negara/pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan
lewat UMKM juga banyak tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan tenaga-
tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Selain dari itu ukm
juga memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang
berkapasitas lebih besar. UMKM ini perlu perhatian yang khusus dan di dukung
oleh informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha
kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar.
DAFTAR PUSTAKA
6. http://www.depkop.go.id/content/read/ukm-harus-mampu-manfaatkan-
media-sosial/
Diakses pada tanggal 22 september 2018
7. http://rivandi6.blogspot.com/2014/11/rivandimakalah-ukmumkm-dan-
contoh-umkm.html
Diakses pada tanggal 22 september 2018
8. Dampak Perkembangan Teknologi di Indonesia terhadap sektor UKM
http://blog.eikontechnology.com/dampak-perkembangan-teknologi-di-
indonesia-terhadap-sektor-ukm
Diakses pada tanggal 22 September 2018
9. UMKM dan teknologi informasi
Diakses Pada
http://bhariwibowo.blogspot.com/2007/11/umkm-dan-teknologi-
informasi.html
Diakses pada tanggal 22 september 2018
10. Yuli rahmini suci,2017. PERKEMBANGAN UMKM (USAHA MIKRO
KECIL DAN MENENGAH) DI INDONESIA
Diakses pada
http://e-journal.upp.ac.id/index.php/Cano/article/view/1239
pada tanggal 22 September 2018