DOSEN PENGAMPU :
Kelompok
01FKKP006
Jl. Pajajaran No.1 Pamulang Barat, kec.Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten
15417
2021
1
Modul Praktikum Farmasi Fisika
MODUL 3
EMULSIFIKASI
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk:
1. Membuat emulsi dengan menggunakan emulgator golongan surfaktan
2. Menghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan dalam
pembuatan emulsi
3. Menentukan nilai HLB butuh minyak yang digunakan dalam pembuatan emulsi 4.
Mengevaluasi ketidakstabilan suatu emulsi
B. TEORI UMUM
Emulsi adalah suatu sistem disperse yang tidak stabil secara termodinamika,
terdiri dari paling sedikit dua cairan yang tidak tercampurkan dan salah satu cairan
terdispersi dalam cairan yang lainnya. Berdasarkan fase terdispersinya dikenal 2 jenis
emulsi, yaitu sebagai berikut:
- Emulsi minyak dalam air (M/A), jika fase terdispersinya adalah fase minyak
- Emulsi air dalam minyak (A/M), jika fase terdispersinya adalah fase air
System disperse ini umumnya distabilkan oleh emulgator. Dalam pembuatan
suatu emulsi, pemilihan emulgator merupakan factor penting untuk diperhatikan karena
emulgator merupakan salah satu factor yang mempengaruhi mutu dan kestabilan suatu
emulsi. Emulgator yang biasa digunakan dalam bidang farmasi dapat dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu emulgator golongan surfaktan, koloid hidrofilik, dan serbuk padat
terbagi halus.
Emulgator yang biasanya banyak digunakan dalam pembuatan emulsi adalah
surfaktan. Surfaktan menstabilkan emulsi dengan cara membentuk lapisan
monomolecular pada permukaan globul fase terdispersi sehingga tegangan permukaan
anatar fase terdispersi dan pendispersi menurun. Surfaktan merupakan molekul
amfifilik, yaitu molekul yang memiliki gugus polar akan cenderung membentuk emulsi
minyak dalam air. Sebaliknya, surfaktan yang didominasi gugus non polar akan
cenderung menghasilkan emulsi air dalam minyak. Oleh karena itu, diperlukan
pengetahuan untuk melihat kekuatan gugus polar dan non polar daru suatu surfaktan.
2
Modul Praktikum Farmasi Fisika
3
Modul Praktikum Farmasi Fisika
yang berbeda-beda di dalam emulsi. Lapisan dengan konsentrasi paling pekat akan
berada di sebelah atas atau bawah tergantung dari bobot jenis fase.
2. Koalesen dan Demulsifikasi
Peristiwa ini terjadi tidak semata-mata disebabkan karena energi bebas permukaan,
tetapi disebabkan pula oleh ketidaksempurnaan pelapisan globul. Koalesen adalah
peristiwa terjadinya penggabungan globul-globul menjadi lebih besar. Sedangkan
demulsifikasi adalah peristiwa yang disebabkan oleh terjadinya proses lanjut dari
koalesen. Kedua fase akhirnya terpisah kembali menjadi dua cairan yang tidak
bercampur. Untuk kedua peristiwa semacam ini, emulsi tidak dapat diperbaiki
melalui pengocokan.
Misalnya pada emulsi di atas digunakan kombinasi Tween 80 (HLB 15) dan
Span 80 (HLB 4,3). Untuk menentukan jumlah masing-masing emulgator yang
dibutuhkan, dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Untuk 100 g emulsi:
Jumlah emulgator yang dibutuhkan = 5% c 100 g = 5 g
Misalnya: jumlah Tween 80 = a gram, jumlah Span 80 = (5-a) gram
Perhitungan:
(a x 15) + [(5-a) x 4,3] = 5 x 12
10,7 a + 21,5 = 60
10,7 a =
38,5
a = 3,6
Jadi, jumlah Tween 80 yang dibutuhkan adalah sebesar 3,6 gram, sedangkan
jumlah Span 80 yang dibutuhkan adalah (5 – 3,6) gram = 1,4 gram.
Tabel 3.1. Nilai HLB butuh beberapa minyak dan lemak
No. Nama Bahan Nilai HLB Butuh
M/A A/M
2. Metil salisilat 14 -
3. Vaselin 12 5
4. Paraffin cair 12 5
4
Modul Praktikum Farmasi Fisika
5. Paraffin padat 9 4
6. Adeps lanae 10 8
7. Setil alcohol 15 -
5
Modul Praktikum Farmasi Fisika
C. KEGIATAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa ditugaskan untuk menghitung jumlah emulgator yang digunakan dalam
pembuatan emulsi
2. Mahasiswa ditugaskan untuk menentukan nilai HLB yang digunakan dalam
pembuatan emulsi
6
3. Mahasiswa ditugaskan untuk mengevaluasi ketidakstabilasn suatu emulsi
E. PROSEDUR KERJA
PRAKTIKUM I
Penentuan HLB butuh minyak dengan jarak HLB lebar
1. Buat formula seperti dibawah ini:
R/ 20
5
Minyak
Tween 80
Span 40
Air Ad 100
2. Buatlah satu seri emulsi dengan HLB butuh masing-masing 6, 8, 10, 12, 14.
3. Hitunglah jumlah Teen dan Span yang diperlukan untuk setiap nilai HLB butuh.
4. Timbang masing-masing minyak, air, Tween dan Span sejumlah yang diperlukan.
5. Campurkan Span dengan minyak, Tween dengan air, panaskan masing-masing
campurkan pada penangas air hingga bersuhu 70oC.
7
Modul Praktikum Farmasi Fisika
PRAKTIKUM II
Evaluasi ketidakstabilan emulsi
1. Stabilitas sediaan emulsi
- Suhu kamar selama 6 hari
- Di oven suhu 40oC selama 3 hari
2. Penetapan bobot jenis (FI IV hal 1030)
3. Penentuan volume terpindahkan (FI IV hal 1089)
4. Penentuan tinggi sedimentasi
Perbandingan tinggi lapisan koloid emulsi terhadap tinggi seluruh sediaan, emulsi
dikatakan baik dan stabil jika perbandingannya mendekati 1.
5. Penentuan tipe emulsi
- Metode Pengenceran
Emulsi yang telah dibuat dimasukkan ke dalam gelas piala, kemudian
diencerkan dengan air. Jika emulsi dapat diencerkan maka tipe emulsi adalah
minyak dalam air (M/A), sebaliknya jika tidak dapat diencerkan maka tipe
emulsinya A/M
- Metode disperse warna
Emulsi yang dibuat dimasukkan ke dalam vial, kemudian ditetesi dengan
beberapa tetes larutan biru metilen. Jika warna biru segera terdispersi ke seluruh
emulsi maka tipe emulsinya adalah tipe M/A, sebaliknya jika tidak dapat
terdispersi maka tipe emulsinya A/M
F. PEMBAHASAN:
Pada praktikum ini dilakukan percobaan emulsifikasi. Pada percobaan ini kita
dapat menghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan pada
pembuatan emulsi, mengevaluasi ketidakstabilan suatu emulsi, dan menentukan HLB
butuh minyak yang di gunakan dalam pemuatan emulsi.
Pada percobaan emulsifikasi ini akan dibuat satu seri emulsi dengan nilai HLB
butuh masing-masing 6,8,12, dan 14. Bahan yang digunakan adalah minyak dan air,
sedangkan untuk emulgator digunakan emulgator kombinasi surfaktan yaitu Tween 80
dan gliserin. Proses pengerjaan diawali dengan menghitung jumlah Tween 80 dan
gliserin yang dibutuhkan untuk setiap nilai HLB butuh mulai dari HLB butuh 6 sampai
HLB 14.
8
Modul Praktikum Farmasi Fisika
G. PERTANYAAN:
1. Tentukan sifat emulsi pada masing-masing HLB yang telah dibuat!
Jawab:
-Nilai HLB 6 menunjukan sifat emulsi Minyak dalam Air (o/w)
- Nilai HLB 8 menunjukan sifat emulsi Air dalam Minyak ( w/o)
- Nilai HLB 10 menunjukan sifat emulsi Air dalam Minyak (w/o)
- Nilai HLB 12 menunjukan sifat emulsi air dalam minyak (w/o)
- Nilai HLB 14 menunjukan sifat emulsi air dalam Minyak (w/o)
Emulsifikasi adalah proses pembentukan emulsi dari bahan-bahan yang tidak saling
melarut karena perbedaan polaritas.
H. HASIL PERCOBAAN
Perhitungan HLB
1. HLB 6
9
Modul Praktikum Farmasi Fisika
2. HLB 8
3. HLB 10
4. HLB 12
5. HLB 14
Penyelesaian :
1. HLB 6
Dik : a = HLB Tween = 15
b = HLB span = 6,7
x=6
Dit : Emulgator tween dan span
( x−HLBb )
A%: ×100 %
HLBa−HLBb
(6−6,7)
¿ ×100 %
15−6,7
0,7
= × 100 %
8,3
70
¿ %
8,3
=8%
8
a. HLB Tween = x 5 gr
100
40
=
100
= 0 , 4 gr
10
Modul Praktikum Farmasi Fisika
x=8
Dit : Emulgator tween dan span
( x−HLBb )
A%: ×100 %
HLBa−HLBb
(8−6,7)
¿ ×100 %
15−6,7
1,3
= ×100 %
8,3
1300
¿ %
8,3
¿ 16 %
16
a. HLB Tween = x 5 gr
100
80
=
100
= 0,8 gr
( x−HLBb )
A%: ×100 %
HLBa−HLBb
(10−6,7)
¿ ×100 %
15−6,7
11
Modul Praktikum Farmasi Fisika
3 ,3
= ×100 %
8,3
3300
¿ %
8,3
¿ 40 %
40
a. HLB Tween = x 5 gr
100
20
=
10
= 2 gr
b. HLB Span = 100 %−40 %
= 60 %
60
= x 5 gr
100
30
=
100
= 3 , gr
4. HLB 12
Dik : a = HLB Tween = 15
b = HLB span = 6,7
x = 12
Dit : Emulgator tween dan span
( x−HLBb )
A%: ×100 %
HLBa−HLBb
(1 2−6,7)
¿ × 100 %
15−6,7
5 ,3
= ×100 %
8,3
5300
¿ %
8,3
¿ 64 %
64
a. HLB Tween = x 5 gr
100
12
Modul Praktikum Farmasi Fisika
320
=
10 0
= 3 , 2 gr
b. HLB Span = 100 %−64 %
= 36 %
36
= x 5 gr
100
180
=
100
= 1 , 8 gr
5. HLB 14
Dik : a = HLB Tween = 15
b = HLB span = 6,7
x = 14
Dit : Emulgator tween dan span
( x−HLBb )
A%: ×100 %
HLBa−HLBb
(1 4−6,7)
¿ × 100 %
15−6,7
7,3
= ×100 %
8,3
7300
¿ %
8,3
¿ 88 %
88
a. HLB Tween = x 5 gr
100
44 0
=
100
= 4 , 4 gr
13
Modul Praktikum Farmasi Fisika
12
= x 5 gr
100
60
=
100
= 0 , 6 gr
14
Pengamatan Emulsi
Pengamatan 1
Pengamatan 2
Suhu kamar
Pengamatan Tinggi Tinggi Perbandingan tinggi sediaan :
sediaan sedimentasi tinggi sedimentasi
Suhu 40 oC