BIONERGETIKA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Dosen Pengampu
Apt. Tanti Juwita, M.Farm
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
2.1 Klasifikasi Bionergetika..............................................................................................2
1) Kaidah pertama termodinamika:.................................................................................2
2) Kaidah kedua termodinamika:.....................................................................................2
2.2 ATP Dalam Sel............................................................................................................4
2.3 Mekanisme Sintesis ATP............................................................................................5
1) Glikolisis......................................................................................................................5
2) Siklus Asam Sitrat (Siklus Krebs)...............................................................................6
3) Rantai Transport Elektron dan Fosforilasi Oksidatif Molekul....................................7
BAB III......................................................................................................................................8
PENUTUPAN...........................................................................................................................8
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Contoh transformasi energi dalam bentuk ATP yaitu hubungan katabolisme dan
anabolisme. Katabolisme menghasilkan energi dalam bentuk ATP melalui reaksi fosforilasi
ADP. ATP yang dihasilkan tersebut dijadikan sumber energi dalam reaksi anabolisme,
dimana ATP dipecah dan diubah menjadi ADP dan fosfat.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kaidah pertama ini merupakan hukum penyimpangan energi, yang berbunyi: “ Energi
total sebuah sistem, termasuk energi sekitarnya adalah konstan ”.
Ini berarti bahwa saat terjadi perubahan di dalam sistem tidak ada energi yang hilang atau
diperoleh. Namun energi dapat dialihkan antar bagian sistem atau dapat diubah menjadi
energi bentuk lain. Contohnya energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik, panas,
mekanik dan sebagainya.
Kaidah kedua berbunyi: “entropi total sebuah sistem harus meningkat bila proses ingin
berlangsung spontan.”
a. Entropi (∆S), adalah derajat ketidakteraturan atau keteracakan sistem (random).
Entropi akan mencapai taraf maksimal di dalam sistem seiring sistem mendekati
keadaan seimbang yang sejati.
b. Entalpi (∆H), yaitu untuk mengukur perubahan kandungan panas dan pereaksi
produk, panas yang dilepaskan atau diserap selama reaksi
c. Energi bebas Gibbs (G) yang dapat memperkirakan arah berlangsungnya sutu reaksi
secara spontan, energi yang tersedia untuk bekerja, mendekati nilai nol saat reaksi
mendekati kesetimbangan.
2
Dalam kondisi suhu dan tekanan konstan, hubungan antara perubahan energi bebas
(G) pada sebuah sistem yang bereaksi, dengan perubahan entropi (S), diungkapkan dalam
persamaan:
∆G = ∆H – T∆S
Dimana :
∆G = Perubahan energi bebas pada sistem yang sedang bereaksi
∆H = Perubahan dalam kandungan panas sistem atau entalpi (memanaskan di dalam) –
∆S = Perubahan dalam entropi semesta
T = Suhu absolut pada saat proses berlangsung
Keterangan: H adalah perubahan entalpi (panas) dan T adalah suhu absolut.Di dalam kondisi
reaksi biokimia, mengingat H kurang lebih sama dengan E, yaitu perubahan total energi
internal di dalam reaksi, maka hubungan di atas dapat diungkapkan dengan persamaan:
∆G = ∆E – T∆S
Jika G bertanda negatif, reaksi berlangsung spontan dengan kehilangan energi bebas
(reaksi eksergonik). Jika G sangat besar, reaksi benar-benar berlangsung sampai selesai dan
tidak bisa membalik (irreversibel). Jika G bertanda positif, reaksi berlangsung hanya jika
memperoleh energi bebas (reaksi endergonik). Bila G sangat besar, sistem akan stabil tanpa
kecenderungan untuk terjadi reaksi. Bila G adalah nol, sistem berada dalam keseimbangan
dan tidak ada perubahan yang terjadi.
Organisme hidup selalu mempertahankan keteraturan internalnya dengan
mengekstrak energi bebas dari makanan yang berasal dari lingkungan, dan mengembalikan
energi tersebut ke lingkungan dalam jumlah yang sama, tetapi dalam bentuk energi yang
tidak berguna bagi sel hidup, dan menyebar secara acak ketempattempat lain di alam semesta.
Peningkatan entropi semesta selama selama sel hidup melakukan aktivitas, merupakan
fenomena menarik karena sifatnya yang tidak dapat balik (irreversible). Organisme hidup
secara terus menerus memberikan entropi ke lingkungannya untuk mempertahankan
keteraturan internal organisme tersebut.
Sel hidup memperoleh energi dari makanannya. Sel heterotrop memperoleh energi
bebas dari molekul nutrient yang kaya energi, dan sel fotosintetik memperoleh energi bebas
dari radiasi matahari yang diserap. Kedua jenis sel ini mengubah energi bebas yang masuk
menjadi bentuk umum energi kimia, dan menggunakannya untuk aktivitas sel melalui proses
3
yang tidak melibatkan perubahan suhu secara nyata. Dengan kata lain, sel adalah mesin kimia
yang bekerja pada suhu dan tekanan tetap.
Perubahan energi bebas (G) dapat dihitung dari harga tetapan kesetimbangan pada
keadaan standar. Kaidah ke II menyatakan, jika suatu sistem tertutup dibiarkan, sistem
cenderung menuju keseimbangan. Hubungan perubahan energi bebas berhubungan dengan
konstanta equilibrium dapat dinyatakan sebagai berikut: 1. Jika G negatif (< 0), reaksi
disebut eksergonik. Reaksi ini berlangsung secara spontan, dan reaksi kebalikanya tidak akan
dapat berlangsung. 2. Jika G positif (> 0), reaksi disebut endergonik. Reaksi tedak akan
trjadi secara spontan ke kanan, dan reaksi kebalikannya akan berlangsung secara spontan. 3.
Jika G sama dengan 0, reaksi berada dalam keadaan keseimbangan, tidak ada selisih
perbedaan arah reaksi.
Peranan ATP sebagai sumber energi untuk metabolisme di dalam sel berlangsung
dengan suatu mekanisme mendaur. ATP berperan sebagai alat angkut energi kimia dalam
reaksi katabolisme ke berbagai proses reaksi dalam sel yang membutuhkan energi seperti
proses biosintesis, proses pengangkutan, proses kontraksi otot, proses pengaliran listrik dalam
sistem syaraf, dan proses pemancaran sinar (bioluminesensi) yang terjadi pada organisme
tertentu, seperti kunang kunang.
ATP terbentuk dari ADP dan Pi dengan suatu reaksi fosforilasi yang dirangkaikan
dengan proses oksidasi molekul penghasil energi, Selanjutnya ATP yang terbentuk ini
dialirkan ke proses reaksi yang membutuhkan energi dan dihidrolisis menjadi ADP dan fosfat
anorganik (Pi). Demikian seterusnya sehingga terjadilah suatu mekanisme daur ATP-ADP
secara kontinu dan berkeseimbangan. Dalam hal ini gugus fosfat ujung pada molekul ATP
4
secara kontinu. dipindahkan ke molekul penerima gugus fosfat dan secara kontinu pula
diganti oleh gugus fosfat lainnya selama katabolisme.
Energi bebas dari katabolisme bahan bakar tidak dipindahkan secara langsung ke
reaksi yang membutuhkan energi, tetapi digunakan untuk mensintesis ATP. Selain dalam
bentuk ATP, pemindahan energi kimia dari reaksi-reaksi katabolisme ke anabolisme juga
dalam bentuk atom hidrogen/elektron. Energi bebas dari atom hidrogen berenergi tinggi
diperoleh dari bahan bakar sel oleh kerja enzim dehidrogenase yang mengkatalisis
pemindahan atom hidrogen dari molekul bahan bakar kepada koenzim khusus terutama
bentuk teroksidasi Nikotinamid Adenin Dinukleotida Posfat (NADP+ ) Bentuk tereduksi
( yang membawa H ) disingkat NADPH merupakan elektron yang kaya energi dari reaksi
katabolik menuju anabolik.
Di dalam sel, konsentrasi ATP biasanya relatif konstan dalam keadaan imbang,
kecepatan pembentukan ATP diimbangi oleh kecepatan degradasinya. Jadi gugus fosfat
ujung pada ATP mengalami penguraian dan penggantian secara terus-menerus dari fosfat
anorganik selama metabolisme sel.
Ada tiga sumber utama fosfat berenergi tinggi yang mengambil bagian dalam
konservasi/penangkapan energi :
1) Glikolisis
Peristiwa glikolisis adalah pengubahan molekul sumber energi yaitu glukosa
yang mempunyai 6 atom C menjadi senyawa yang lebih sederhana, yakni asam
piruvat yang mempunyai 3 atom C. Reaksi ini terjadi di dalam sitoplasma dan tidak
5
menggunakan oksigen sebagai aseptor elektronnya. Secara sederhana proses glikolisis
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Langkah awal dari glikolisis adalah pemindahan gugus fosfat dari ATP ke atom
karbon nomor 6 dari glukosa, sehingga terbentuk senyawa glukosa 6 fosfat. Senyawa
ini memperoleh energi bebas yang dilepaskan oleh pelepasan gugus fosfat dari ATP.
b. Glukosa 6 fosfat dikatalisis oleh enzim menjadi senyawa fruktosa 6 fosfat. ATP
lainnya memindahkan gugus fosfat kedua kalinya kepada atom karbon nomor 1,
sehingga dihasilkan senyawa fruktosa 1,6-difosfat. Penambahan gugus fosfat pada
senyawa fruktosa 6 fosfat berarti menambah kandungan energinya.
c. Pemecahan secara enzimatik dari fruktosa 1,6- difosfat menjadi 2 senyawa beratom
C tiga buah, yaitu dihidroksiaseton fosfat dan 3-fosfogliseraldehida atau PGAL.
2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi yang
setara dengan 6 ATP (2 x 3 ATP)
7
BAB III
PENUTUPAN
Contoh transformasi energi dalam bentuk ATP yaitu hubungan katabolisme dan
anabolisme. Katabolisme menghasilkan energi dalam bentuk ATP melalui reaksi fosforilasi
ADP. ATP yang dihasilkan tersebut dijadikan sumber energi dalam reaksi anabolisme,
dimana ATP dipecah dan diubah menjadi ADP dan fosfat.
8
DAFTAR PUSTAKA