Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH BIOKIMIA

“BIOENERGETIKA”

Disusun Oleh Kelompok IV :

1. Angelika Sitepu (2229051096)


2. Chindy Theresia Manulang (2229051043)
3. Ira Andria (2229051067)
4. Miftahul Jannah Siregar (2229051087)
5. Raihan Ramadhan (2229051072)
6. Sara Ariska Purba (2229051064)

UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN MEDAN


FAKULTAS FARMASI

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “BIOENERGETIKA ”
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam pengerjaan tugas
makalah kami ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Makalah kami ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Medan, 15 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

2.1 Hukum Termodinamika 1 ....................................................................................... 3

2.2 Hukum Termodinamika 2 ....................................................................................... 6

2.3 Enteropi Suatu Larutan ........................................................................................... 7

2.4 Mekanisme Fotosintesis Overview ......................................................................... 8

2.5 Macam-Macam Jalur Reaksi Regulasi Metabolisme Sel...................................... 15

2.6 Peran ATP Sebagai Satuan Energi Biokimia......................................................... 17

2.6.1 Komposisi Kimia............................................................................................ 17

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 19

3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................... 19

3.2 SARAN ................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bioenergitika adalah bagian dari biokimia yang berhubungan dengan transformasi


dan penggunaan energi oleh sel hidup. Seluruh reaksi kimia dalam kehidupan
hanya dapat berlangsung jika didukung energi yang cukup. Sumber energi kimia
dalam kehidupan tersebut adalah senyawa organik berenergi tinggi yang dikenal
dengan ATP (Adenosin Trifosfat). ATP adalah sumber energi langsung bagi semua
kegiatan metabolisme di dalam sel. Energi yang terikat di dalam ATP tersebut
berasal dari energi yang dibebaskan dalam pemecahan senyawa organik dalam sel
yaitu dalam proses respirasi. Sedangkan energi yang terikat dalam senyawa organik
bahan respirasi tersebut hakekatnya merupakan energi kimia yang dibentuk dalam
proses fotosintesis. Pada proses fotosintesis ini energinya berasal dari energi cahaya
matahari.
Bioenergetika merupakan ilmu pengetahuan mengenai perubahan energi yang
menyertai reaksi biokimia. Reaksi ini diikuti oleh pelepasan energi selama sistem
reaksi bergerak dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yanng lebih
rendah. Sebagian besar energi dilepaskan dalam bentuk panas. Pada sistem
nonbiologik dapat menggunakan energi panas untuk melangsungkan kerjanya dan
dapat diubah menjadi energi mekanik atau energi listrik. Sedangkan pada sistem
biologik bersifat isotermik dan menggunakan energi kimia untuk memberikan
tenaga bagi proses kehidupan.
Dalam system biologi, panas yang dihasilkan oleh proses oksidasi tidak dapat
dipakai sebagai sumber energy. Proses pembakaran dalam system biologi
berlangsung tanpa nyala atau pada suhu yang rendah. Energy bebas yang terkandung
dalam molekul organic diubah dan disimpan dalam bentuk energy kimia, yaitu
dalam struktur kovalen dari gugus fosfat dalam molekul adenosine trifosfat (ATP)
yang terbentuk dengan perantaraan enzim dari adenosine difosfat (ADP) dan
senyawa fosfat anorganik (Pi). Reaksi yang menghasilkan energi bebas disebut
reaksi eksergonik. Sebaliknya dalam proses anabolisme diperlukan energi bebas

1
yang diperoleh dari ATP. Reaksi yang memerlukan energi bebas disebut reaksi
endergonik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana bunyi hukum termodinamika I?


2. Bagaimana bunyi hukum termodinamika II?
3. Apa itu enteropi suatu larutan?
4. Bagaimana mekanisme fotosintesis?
5. Apa saja jalur reaksi regulasi metabolisme sel?
6. Peran ATP sebagai satuan energi dalam biokimia.

1.3 Tujuan

1. Mengetahui bunyi hukum termodinamika I.


2. Mengetahui bunyi hukum termodinamika II.
3. Mengetahui enteropi suatu larutan.
4. Mengetahui mekanisme fotosintesis.
5. Mengetahui jalur reaksi regulasi metabolisme sel.
6. Mengetahui peran ATP sebagai satuan energi dalam biokimia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hukum Termodinamika 1

Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik akan


membahas mengenai hubungan antara energi panas dengan cara kerjanya. Energi
tersebut dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun
melalui hasil rekayasa teknologi. Cara kerja di kebanyakan sistem teknologi dapat
dijelaskan melalui termodinamika. Bahkan sering disebut-sebut juga bahwa
termodinamika ini menjadi modal utama dari seorang sarjana teknik untuk merancang
pompa termal, motor roket, rice cooker, AC, hingga penyuling kimia. Istilah
termodinamika memang berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Therme” yang berarti
‘panas’ dan “dynamis” yang berarti ‘gaya’. Keberadaan termodinamika ini tidak akan
lepas dari kalor.

Kalor (Q) adalah sebuah energi yang berpindah dari satu benda ke benda yang
lain akibat adanya perbedaan suhu. Apabila berkaitan dengan sistem dan lingkungan,
maka dapat dikatakan bahwa kalor menjadi energi yang berpindah dari sistem ke
lingkungan atau energi yang berpindah dari lingkungan ke sistem akibat adanya
perbedaan suhu. Jika suhu sistem lebih tinggi dari suhu lingkungan, maka kalor akan
mengalir dari sistem menuju lingkungan. Sebaliknya, apabila suhu lingkungan lebih
tinggi dari suhu sistem, maka kalor akan mengalir dari lingkungan menuju sistem.
Apabila keberadaan Kalor (Q) berkaitan dengan perpindahan energi akibat adanya
perbedaan suhu, maka Kerja (W) berkaitan dengan perpindahan energi yang terjadi
melalui cara-cara mekanis (mekanis berkaitan dengan gerak). Misalnya jika sistem
melakukan kerja terhadap lingkungan, maka energi dengan sendirinya akan berpindah
dari sistem menuju lingkungan. Sebaliknya jika lingkungan melakukan kerja terhadap
sistem, maka energi akan berpindah dari lingkungan menuju sistem.

3
Dalam sistem termodinamika, memiliki istilah-istilah tertentu, yakni:

 Batas Sistem adalah garis imajiner yang membatasi sistem dengan


lingkungannya.
 Sistem Tertutup yaitu apabila sistem dan lingkungannya tidak terjadi pertukaran
energi atau massa, dengan kata lain energy atau massa tidak melewati batas-batas
sistem.
 Sistem Terbuka yaitu apabila energi dan massa dapat melintasi atau melewati
batas-batas sistem. Sistem dengan lingkungannya ada interaksi.

Hukum-hukum termodinamika pada prinsipnya menjelaskan peristiwa perpindahan


panas dan usaha pada proses termodinamika. Sejak perumusannya, hukum-hukum ini
telah menjadi salah satu hukum terpenting dalam fisika dan berbagai cabang ilmu
lainnya yang berhubungan dengan termodinamika. Hukum-hukum ini sering dikaitkan
dengan konsep-konsep yang jauh melampau ihal-hal yang dinyatakan dalam kata-kata
rumusannya. Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum
universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai
suatu bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum pertama
termodinamika ini berbunyi:

“Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan


jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang
dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya.”

Fondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang melalui
eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan kerja saling dapat
dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudolf Clausius pada 1850:
"Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut 'energi', yang diferensialnya sama
dengan jumlah kerja yang dipertukarkan dengan lingkungannya pada suatu proses
adiabatik."

Hukum ini diformulasikan:

U = Q – W.
4
Hukum Hukum Termodinamika 1 terdiri atas :

1. Hukum pertama adalah prinsip kekekalan energi yang memasukan kalor sebagai
model perpindahan energi. Menurut hukum pertama, energi dalam suatu benda
dapat ditingkatkan dengan menambahkan kalor ke benda atau dengan
melakukan usaha pada benda.
2. Hukum pertama tidak membatasi tentang arah perpindahan kalor yang dapat
terjadi. Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa jumlah entropi akan
tetap konstan atau bertambah di dalam suatu sistem yang terisolasi saat sedang
mengalami suatu proses.
3. Hukum pertama termodinamika sesuai dengan prinsip kenaikan entropi. Dalam
kasus kekekalan energi juga berlaku hukum pertama termodinamika. Besarnya
perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika terisolasi sama dengan
jumlah keseluruhan energi kalor yang dikirimkan ke dalam sistem.
4. Nilai perubahan energi juga sama dengan besarnya usaha yang dilakukan
terhadap sistem.

Proses-Proses Dalam Termodinamika I

Dalam Hukum Termodinamika I ini akan mengalami 4 proses, yakni:


1. Proses Isotermal (Suhu Tetap)
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika, dimana terjadi perubahan-
perubahan di dalam sistem tersebut. Proses termodinamika yang berlangsung terutama
dalam suhu konstan itulah yang disebut dengan proses isotermal. Berhubung prosesnya
berlangsung dalam suhu konstan, maka tidak terjadi perubahan energi dalam. Proses
isotermal ini dapat dibuktikan dalam kegiatan sehari-hari, misalnya popcorn di dalam
panci.
Nah, jika mengacu pada Hukum Termodinamika I, maka kalor yang diberikan akan
sama dengan usaha yang dilakukan oleh sistem (Q = W). Perlu diketahui bahwa proses
ini juga dapat diberlakukan dengan Hukum Boyle.

5
2.2 Hukum Termodinamika 2

Hukum termodinamika kedua adalah hukum fisika yang menyatakan bahwa


adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu
siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu reservoir
pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik.Dengan demikian, aliran
energi kalor memiliki arah, yaitu dari panas ke dingin. Satu aplikasi penting dari
hukum kedua adalah studi tentang mesin kalor.
Arah Proses Termodinamik
 Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut
proses ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung
secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya.
Contohnya kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu rendah.
 Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung
secara bolak-balik. Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses
reversibel selalu mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika
antara sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses reversibel merupakan
proses seperti-kesetimbangan (quasi equilibrium process).

Ada Tiga pernyataan bagi Hukum Termodinamika

1. Kalor tidak mengalir secara spontan dari dingin ke panas (sebaliknya:


dapat spontan?)
2. Tidak ada mesin yang dapat mengubah kalor menjadi usaha secara utuh
(sebaliknya: dapat spontan?)
3. Setiap sistem terisolasi condong menjadi acak (system terbuka: dapat
menumbuhkan keteraturan?)

Hukum Hukum Termodinamika 2 terdiri atas :

1. Jika tidak ada kerja dari luar, panas tidak dapat merambat secara spontan dari
suhu rendah ke suhu tinggi (Clausius)
2. Proses perubahan kerja menjadi panas merupakan proses irreversible jika tidak
terjadi proses lainnya (Thomson-Kelvin-Planck)
6
3. Suatu mesin tidak mungkin bekerja dengan hanya mengambil energi dari suatu
sumber suhu tinggi kemudian membuangnya ke sumber panas tersebut untuk
menghasilkan kerja abadi (Ketidakmungkinan mesin abadi)
4. Mesin Carnot adalah salah satu mesin reversible yang menghasilkan daya paling
ideal. Mesin ideal memiliki efisiensi maksimum yang mungkin dicapai secara
teoritis

2.3Enteropi Suatu Larutan

Entropi adalah salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi dalam
sistem per satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan usaha.
Mungkin manifestasi yang paling umum dari entropi adalah (mengikuti hukum
termodinamika), entropi dari sebuah sistem tertutup selalu naik dan pada kondisi
transfer panas, energi panas berpindah dari komponen yang bersuhu lebih tinggi ke
komponen yang bersuhu lebih rendah. Pada suatu sistem yang panasnya terisolasi,
entropi hanya berjalan satu arah (bukan proses reversibel/bolak-balik). Entropi suatu
sistem perlu diukur untuk menentukan bahwa energi tidak dapat dipakai untuk
melakukan usaha pada proses-proses termodinamika. Proses-proses ini hanya bisa
dilakukan oleh energi yang sudah diubah bentuknya, dan ketika energi diubah
menjadi kerja/usaha, maka secara teoretis mempunyai efisiensi maksimum tertentu.
Selama kerja/usaha tersebut, entropi akan terkumpul pada sistem, yang lalu
terdisipasi dalam bentuk panas buangan.
Pada termodinamika klasik, konsep entropi didefinisikan pada hukum kedua
termodinamika, yang menyatakan bahwa entropi dari sistem yang terisolasi selalu
bertambah atau tetap konstan. Maka, entropi juga dapat menjadi ukuran
kecenderungan suatu proses, apakah proses tersebut cenderung akan "terentropikan"
atau akan berlangsung ke arah tertentu. Entropi juga menunjukkan bahwa energi
panas selalu mengalir secara spontan dari daerah yang suhunya lebih tinggi ke
daerah yang suhunya lebih rendah. Entropi termodinamika mempunyai dimensi
energi dibagi temperatur, yang mempunyai Satuan Internasional joule per kelvin
(J/K). Kata entropi pertama kali dicetuskan oleh Rudolf Clausius pada tahun 1865,

7
berasal dari bahasa Yunani εντροπία [entropía], εν- [en-] (masuk) dan τροπή [tropē]
(mengubah, mengonversi).

2.4 Mekanisme Fotosintesis Overview

Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme pada tanaman untuk membentuk


karbohidrat yang menggunakan karbondioksida (CO2) dari udara bebas dan air (H2O)
dari dalam tanah dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil. Pada dasarnya
fotosintesis adalah proses perubahan energy cahaya matahari menjadi energy kimia
yang tersimpan dalam sel berupa gula. Inilah yang membedakan tumbuhan dengan
hewan dan manusia. Selain tumbuhan tingkat tinggi, fotosintesis juga terjadi pada
tumbuhan pakis, lumut, ganggang (hijau, biru, merah, dan coklat), berbagai mikroba
(protozoa dari golongan Euglena, bakteri belerang ungu Thiorhodaceae dan bakteri
belerang biru Chlorobacteriaceae).
Pada tumbuhan hijau dan alga, fotosintesis berlangsung di dalam kloroplas yang
mengandung klorofil, sedangkan pada bakteri berlangsung di dalam membrane plasma
bakteri atau dalam invaginations darinya yang disebut kromatofor. Tumbuhan tinggi
mengandung 2 macam klorofil yaitu klorofil a (berwarna hijau tua) dan klorofil b

(berwarna hijau muda).


Sedangkan pada bakteri berlangsung di dalam membrane plasma bakteri atau dalam
invaginations darinya yang disebut kromatofor. Tumbuhan tinggi mengandung 2
macam klorofil yaitu.
1. Klorofil (berwarna hijau tua) dan,
2. Klorofil (berwarna hijau muda).

8
` Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen klorofil
yang berwarna hijau,tetapi sel fotosintesis lainnya seperti ganggang dan bakteri,
berwarna coklat, merah atau ungu. Hal ini disebabkan oleh adanya pigmen lain
disamping klorofil, yaitu pigmen pelengkap seperti karotenoid yang berwarna kuning,
merah atau ungu dan pigmen fikobilin yang berwarna biru atau merah. Seperti halnya
klorofil, karotenoid dan fikobilin juga mempunyai kemampuan untuk menangkap
energy matahari, tetapi pada panjang gelombang sinar tampak yang tidak tercakup oleh
pigmen klorofil. Jadi, pigmen tersebut berperan sebagai pelengkap penerima cahaya.
Energi matahari yang diterima oleh pigmen pelengkap harus dipindahkan terlebih
dahulu ke molekul klorofil sebelum digunakan untuk fotosintesis.

Karotenoid terdapat dalam jaringan fotosintesis tumbuhan tinggi, ganggang dan


bakteri fotosintesis. Pada tumbuhan tinggi, karotenoid terdapat dalam kloroplas,
khususnya di dalam grana, tersebar dalam buah, bunga, dan akar. Pada bakteri terdapat
pada kromofornya. Daun berbagai tumbuhan hijau mengandung macam karotenoid
yang sama, yaitu β-karoten, lutein, violasantin, dan neosantin. Dari sekitar 300 jenis
karotenoid yang telah diketahui ada di alam, dua diantaranya yang utama terdapat dalam
kloroplas adalah karoten dan santofil.
Karoten adalah suatu hidrokarbon isoprenoid yang tidak mengandung atom
oksigen, sedangkan santofil mempunyai struktur yang mirip dengan karoten tetapi
mengandung oksigen pada kedua ujung molekulnya. β-karoten adalah senyawa karoten
yang paling banyak terdapat di alam, terutama tumbuhan hijau. Karoten lainnya adalah
likopen, α-karoten, γ-karoten dan δ-karoten. Likopen adalah pigmen utama yang
terdapat pada buah-buahan, seperti tomat, γ-karoten banyak terdapat dalam jamur, dan
α-karoten bersama β-karoten dalam daun-daunan. Fikobilin terdapat pada ganggang
merah dan biru, tetapi tidak pada tumbuhan tinggi.
Sinar yang paling efektif untuk fotosintesis adalah sinar merah yang
bergelombang panjang (lebih dari 680 nm) dan sinar violet biru yang bergelombang

9
pendek (440 – 480 nm). Sinar yang jatuh pada permukaan daun hanya sekitar 1–2%
digunakan untuk fotosintesis, yang lainnya dipantulkan, ditransmisikan atau diserap
dalam bentuk panas

Reaksi fotosintesis berlangsung dalam 2 fase yang berbeda, yaitu :


1. Reaksi terang : terjadi dalam membrane tilakoid , menggunakan energy cahaya
matahari untuk memecah molekul air (2H2O -). Oksigen
dilepas ke udara untuk membentuk molekul oksigen, sedangkan hydrogen
ditangkap oleh NADP menjadi NADPH2. Penangkapan energy cahaya selain
untuk fotolisis juga digunakan untuk pengubahan ADP (Adenosin Difosfat)
menjadi ATP (Adenosin Trifosfat) yang disebut fosforilasi. Jadi, pada reaksi
terang dihasilkan NADPH dan ATP.

2. Reaksi gelap : terjadi dalam stroma (Gambar 2.3), menggunakan NADPH dan
ATP untuk membentuk glukosa dari CO2 dan H2O yang selanjutnya digunakan
untuk membentuk senyawa pati, selulosa dan polisakarida lainnya sebagai hasil
akhir proses fotosintesis. Fase gelap pada prinsipnya adalah pemindahan
hidrogen dari air hasil hidrolisis pada fase terang oleh pembawa hidrogen
(NADPH2) ke asam organic berenergi rendah untuk membentuk karbohidrat
yang berenergi tinggi. Reaksi reduksi ini adalah penambahan electron dan atom
hydrogen ke karbondioksida yang berakhir dengan terbentuknya unit gula.

10
A. Tahapan Reaksi Terang
Sinar matahari diserap oleh molekul klorofil, yang masing-masing merupakan
magnesium porfirin (Gambar 1). Pigmen pelengkap, seperti karotenoid,
menyerap cahaya pada panjang gelombang yang lain sehingga memaksimalkan
penyerapan cahaya. Pigmen tersebut ditata sebagai fotosistem, tiap fotosistem
terdiri atas kompleks antena dan satu pusat reaksi fotosintesis. Kompleks antena
memiliki beberapa ratus molekul klorofil dan pigmen pelengkap yang
berkumpul bersama dalam membrane tilakoid. Bila klorofil kena cahaya
matahari, energinya akan bertambah yang menyebabkan elektron tereksitasi.
Energi eksitasi pindah ke pusat reaksi fotokimia.

Dalam reaksi terang terdapat 2 pusat reaksi fotokimia yaitu :


1) Fotosistem I : merupakan kompleks klorofil a dengan protein khusus,
dieksitasi oleh kuantum cahaya pada panjang gelombang 700nm sehingga
ditandai dengan P700 (P untuk pigmen)

11
2) Fotosistem II : merupakan kompleks protein-klorofil yang menyerap cahaya
maksimum pada panjang gelombang 680nm sehingga disebut P680. Kedua
fotosistem ini dihubungkan oleh pembawa electron yang lain. Ketika disusun
menurut potensial redoksnya, berbagai komponen tersebut terlihat seperti

huruf Z sehingga disebut sebagai skema Z

Urutan reaksi selama absorpsi cahaya adalah sebagai berikut :


1. Cahaya dipanen oleh klorofil kompleks antenna dari fotosistem II dan energinya
disalurkan ke arah pusat reaksi dimana P680 berada.

2. P680 yang tereksitasi memancarkan electron berenergi tinggi yang diberikan ke


plastoquinon (Pq), suatu kuinon bergerak dalam membrane tilakoid. Hal ini
meninggalkan P680 sebagai kation (P680+). Plastokuinon menerima total dua
elektron dan dua ion H+ untuk membentuk PqH2.

3. P680+ mengektrak electron dari air sehingga kembali ke keadaan tak tereksitasi.

4. Elektron selanjutnya diberikan oleh PqH2 ke plastosianin (Pc) melalui kompleks


sitokrom bf (disebut juga kompleks sitokrom b6f). Plastosianin merupakan
protein mengandung tembaga yang menerima electron dengan tembaga yang
berubah-ubah antara keadaan Cu2+ dan CU+.

5. Energi cahaya yang jatuh pada kompleks antenna PS I disalurkan ke pusat


reaksi. Disini P700 tereksitasi dan memancarkan electron berenergi tinggi ke

12
feredoksin (Pd), suatu kumpulan protein yang mengandung setidaknya satu
kumpulan FeS, menjadi kation P700+. P700+ menerima electron dari
plastosianin sehingga kembali ke keadaan tak tereksitasi.

6. Dua electron berenergi tinggi dari dua molekul peredoksin tereduksi kini
ditransfer ke NADP+ untuk membentuk NADPH. Reaksi ini dilakukan oleh
NADP reduktase.

 Pembentukan ATP (fotofosforilasi).


Selama proses transfor electron pada skema Z, ion H+ yang dilepaskan ketika
PS II mengoksidasi air untuk menghasilkan oksigen itu dilepaskan ke dalam
ruang tilakoid sedangkan H+ yang digunakan untuk mereduksi NADP+ menjadi
NADPH oleh NADH reduktase diambil dari stroma. Dengan demikian kedua
reaksi ini juga berkontribusi pada gradient proton. Gradien proton mengarahkan
sintesis ATP melalui ATP sintase yang terletak dalam membrane tilakoid. Ini
disebut sebagai fotofosforilasi dan analog dengan sintesis ATP melalui gradient
proton selama fosforilasi oksidatif dalam mitokondria.

B. Reaksi gelap
Reaksi gelap menggunakan ATP dan NADPH yang dihasilkan oleh reaksi
terang untuk mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat. Produk akhirnya
adalah sukrosa dan pati. Reaksi fiksasi karbon kunci dikatalisis oleh enzim besar
yang disebut ribulosa bifosfat karboksilase (disingkat menjadi rubisko) yang
terletak di dalam stroma. Reaksi ini mengkondensasi molekul CO2 dengan
ribulosa 1,5-bifosfat (molekul lima karbon) untuk memproduksi intermediet
enam karbon sementara yang dengan cepat terhidrolisis menjadi dua molekul 3-
fosfogliserat.
Rubisko adalah enzim yang sangat lambat, memfiksasi hanya tiga
molekul substratnya setiap detik sehingga dibutuhkan dalam jumlah yang besar.
Reaksi rubisko membentuk sebagian dari siklus reaksi yang disebut siklus
Kalvin, yang mengarah pada regenerasi ribulosa 1,5-bifosfat (siap memfiksasi
CO2 yang lain) dan produksi total gliseraldehid 3-fosfat untuk sintesis sukrosa
dan pati. Tiga molekul CO2 harus diikat untuk menciptakan satu molekul
13
gliseraldehid 3-fosfat (molekul tiga karbon). Konversi gliseraldehid 3-fosfat
menjadi ribulosa 1,5-bifosfat dalam siklus tersebut membutuhkan tujuh enzim
termasuk transketolase dan aldolase. Banyak gleseraldehid 3-fosfat yang
diproduksi oleh siklus Kalvin dalam kloroplas yang dikeluarkan ke sitosol dan
digunakan untuk memproduksi disakarida, sukrosa. Pertama-tama gleseraldehid
3-fosfat diubah menjadi fruktosa 6-fosfat dan glukosa 1-fosfat. Glukosa 1-fosfat
kemudian diubah menjadi UDP-glukosa dan bereaksi dengan fruktosa 6-fosfat
untuk mensintesis sukrosa 6-fosfat. Hidrolisis sukrosa 6-fosfat menghasilkan
sukrosa. Ini adalah gula utama yang yang ditransfor di antara sel-sel tumbuhan,
analog dengan pasokan glukosa melalui aliran darah ke jaringan tubuh hewan.
Jika hewan menyimpan kelebihan karbohidrat dalam bentuk glikogen, maka
tumbuhan melakukannya dalam bentuk pati (starch). Pati diproduksi dalam
stroma kloroplas dan disimpan disana sebagai starch grains. Sintesis starch
terjadi dari ADP-glukosa, CDP-glukosa, atau GDP glukosa (tetapi bukan UDP-

glukosa). Jalur ini melibatkan konversi gliseraldehid 3-fosfat (dari siklus Kalvin)
menjadi glukosa 1-fosfat yang kemudan digunakan untuk mensintesis turunan
gula nukleotida.

14
2.5 Macam-Macam Jalur Reaksi Regulasi Metabolisme Sel

Metabolisme (bahasa Yunani:metabolismos, perubahan) adalah seluruh reaksi


biokimia yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan yang terjadi di dalam
suatu organisme. Reaksi kimia terjadi akibat interaksi spesifik secara teratur antara
molekul-molekul di dalam lingkungan sel beserta dengan perubahannya.

Struktur dari adenosine trifosfat (ATP),


Zat antara utama dalam metabolism energi.

Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik:
1. Katabolisme, yaitu reaksi untuk menghasilkan energi dengan cara
mengurai senyawa organik, seperti pemecahan glukosa menjadi asam
piruvat oleh proses respirasi seluler (tanpa oksigen)
2. Anabolisme, yaitu reaksi yang memerlukan energi untuk menyusun
(sintesis) senyawa organik seperti protein, karbohidrat, lipid, dan asam
nukleat dari molekul-molekul yang diperlukan.
Metabolisme juga dapat diartikan sebagai semua reaksi kimia yang
terjadi pada organisme hidup yang termasuk di antaranya pencernaan dan
perpindahan zat di dalam dan di antara sel yang berbeda. Kelompok reaksi di
atas yang terjadi pada tingkat sel dapat dikenal dengan nama metabolisme
perantara atau metabolisme intermediat.
Tiga tujuan utama metabolisme yaitu mengonversi makanan menjadi
energi untuk menjalankan proses pada tingkat seluler, mengonversi makanan
15
menjadi bahan baku penyusun protein, lipid, asam nukleat dan beberapa jenis
karbohidrat, serta mengeliminasi zat sisa metabolisme. Reaksi-reaksi yang
dikatalisis enzim ini memungkinkan organisme untuk tumbuh, bereproduksi,
mempertahankan struktur dan merespons lingkungannya.

Diagram serangkaian lintasan reaksi metabolis

Proses metabolisme memerlukan bantuan enzim sebagai aktivator.


Reaksi kimia pada proses metabolisme terbagi atas beberapa lintasan metabolis
yang mengubah suatu senyawa menjadi senyawa yang berbeda. Tiap proses
dalam lintasan difasilitasi dengan enzim yang bersifat spesifik. Fungsi enzim
sangat penting pada organisme karena membantu organisme mencapai reaksi
yang dinginkan karena reaksi ini membutuhkan energi dan tidak terjadi secara
otomatis. Enzim mencapai hasil ini dengan memasangkannya sengan reaksi
spontan yang mengeluarkan energi sehingga berfungsi sebagai katalis yang
mempercepat reaksi ini terjadi lebih cepat sekaligus mengatur kecepatan reaksi
metabolik yang terjadi. Reaksi metabolisme muncul sebagai respon atas
perubahan lingkungan sel atau sinyal dari sel lain.
Pada setiap proses dalam metabolisme, reaksi kimiawi juga melibatkan
sejumlah substrat yang bereaksi dengan enzim sebagai katalis pada jenjang-
jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang menjadi substrat
pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada
suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang
ilmu biologi yang disebut metabolomika. Laju metabolisme basal suatu
16
organisme adalah ukuran jumlah energi yang dikonsumsi oleh semua reaksi
kimia yang terjadi.
Sistem metabolisme suatu organisme menentukan senyawa mana yang
merupakan nutrisi bagi tubuh atau bersifat racun. Misalnya, beberapa jenis
prokariota memakai hidrogen sulfida sebagai nutrien, walaupun gas ini bersifat
racun bagi hewan. Namun, ciri khusus metabolisme memiliki kesamaan pada
hampir seluruh spesies yang berbeda. Misalnya, gugus asam karboksilat yang
diketahui merupakan sebagai zat antara pada siklus asam sitrat, muncul pada
semua organisme yang dikenal. Senyawa ini juga ditemukan pada spesies yang
sangat berbeda seperti bakteri uniseluler Eschirichia coli dan organisme
multiseluler berukuran besar seperti gajah. Kesamaan yang terdapat pada
lintasan metabolisme ini mungkin terjadi akibat keberadaanya pada awal sejarah
evolusi dan tingginya retensi karena efikasi yang ditimbulkan. Metabolisme sel
kanker sangat berbeda dengan sel normal dan perbedaanya ini dapat digunakan
sebagai intervensi terapeutik pada penyakit kanker.

2.6 Peran ATP Sebagai Satuan Energi Biokimia

Adenosina trifosfat (ATP) adalah suatu nukleotida yang dalam biokimia


dikenal sebagai "satuan molekular" pertukaran energi intraselular;[1] artinya,
ATP dapat digunakan untuk menyimpan dan mentranspor energi kimia dalam
sel. ATP juga berperan penting dalam sintesis asam nukleat. Molekul ATP juga
digunakan untuk menyimpan energi yang dihasilkan tumbuhan dalam respirasi
seluler. ATP yang berada di luar sitoplasma atau di luar sel dapat berfungsi
sebagai agen signaling yang memengaruhi pertumbuhan dan respon terhadap
perubahan lingkungan.

2.6.1 Komposisi Kimia

Garam ATP dapat diisolasi dan berbentuk padatan tak berwarna.


ATP terdiri dari adenosina dan tiga gugus fosfat. Rumus empirisnya adalah
C10H16N5O13P3, dan rumus kimianya adalah :
17
C10H8N4O2NH2(OH)2(PO3H)3H, dengan bobot molekul 507.184 u. Gugus
fosforil pada AMP disebut gugus alfa, beta, and gamma fosfat.
Hidrolisis ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik melepaskan entalpi 30.5
kJ/mol, dengan perubahan energi bebas sebesar 3.4 kJ/mol. Energi dilepaskan
oleh fosfat (Pi) atau pirofosfat (PPi) dariunit dari ATP pada keadaan standar 1 M
adalah:
ATP + H2O → ADP + Pi ΔG° = −30.5 kJ/mol (−7.3 kkal/mol)
ATP + H2O → AMP + PPi ΔG° = −45.6 kJ/mol (−10.9 kkal/mol)
Persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk yang lebih eksplisit, yaitu (R =
adenosil):
[RO-P(O)2-O-P(O)2-O-PO3]4- + H2O → [RO-P(O)2-O-PO3]3- + [PO4]3- + 2 H+
[RO-P(O)2-O-P(O)2-O-PO3]4- + H2O → [RO-PO3]2- + [O3P-O-PO4]4- + 2 H+

18
BAB III
PENUTUP

3.1KESIMPULAN

Bioenergetika adalah studi tentang proses bagaimana sel menggunakan,


menyimpan dan melepaskan energi. Komponen utamanya transformasi energi atau
konversi energi dari suatu bentuk ke bentuk energi yang lain. Transformasi energi
menyebabkan metabolisme, rangkaian reaksinya terbagi menjadi dua, katabolisme dan
anabolisme. Reaksi berlangsung spontan bila terjadi pelepasan energi bebas (tG negatif)
ya itu reaksi tersebut bersifat edsergonik, dan jika tG positif, reaksi hanya berlangsung
bila diperoleh energi bebas reaksi ini bersifat endergonik.

3.2SARAN

Konsep untuk mempertahankan seluruh proses kehidupan organisme. Hewan


tidak memiliki kemampuan dalam memanfaatkan energi matahari secara langsung
hewan menggunakan energi dari oksidasi molekul kompleks. Energi dan matahari tidak
tersedia sampai molekul kompleks dipecah menjadi molekul sederhana melalui proses
pencernaan dan dioksidasi menghasilkan energi titik pada prinsipnya bioenergetika
adalah suatu studi untuk menelaah tingkat keseimbangan antara pasak energi dengan
pembelanjaannya dan Ini membutuhkan pengkajian proses fisiologis yang bertalian
dengan energi yang ditransformasikan di dalam organisme hidup.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Asraf, A., dan Kurniawan, B. (2021). Darojah, Lia Inarotut, ed. Fisika Dasar untuk
Sains dan Teknik: Jilid 2 Mekanika Fluida dan Termodinamika. Jakarta: Bumi
Aksara.

2. Pudjanarsa, A. dan Nursuhut D. (2013). Mesin Konversi Energi. Yogyakarta:


ANDI. hlm. 25. Hukum termodinamika pertama menyatakan bahwa energi itu
lestari. Energi tidak dapat diciptakan dan tidakdapat diciptakan. Hukum
termodinamika pertama disebut juga hukum kekekalan energi.

3. Yuberti (2013). Konsep Materi Fisika Dasar 2 Bandar Lampung: Anugrah Utama
Raharja (AURA).
4. Ben-Naim, Arieh (2007). Entropy Demystified. World Scientific. .
5. Dugdale, J. S. (1996). Entropy and its Physical Meaning (edisi ke-2nd). Taylor and
Francis (UK); CRC (US). ISBN 0-7484-0569-0.
6. Fermi, Enrico (1937). Thermodynamics. Prentice Hall.
7. Gyftopoulos, E.P. (1991, 2005, 2010). Thermodynamics. Foundations and
Applications. Dover.
8. Kroemer, Herbert (1980). Thermal Physics (edisi ke-2nd). W. H. Freeman
Company.
9. Penrose, Roger (2005). The Road to Reality: A Complete Guide to the Laws of the
Universe. New York: A. A. Knopf.
10. Reif, F. (1965). Fundamentals of statistical and thermal physics. McGraw-Hill.
11. Goldstein, Martin; Inge, F (1993). The Refrigerator and the Universe. Harvard
University Press.
12. vonBaeyer; Hans Christian (1998). Maxwell's Demon: Why Warmth Disperses and
Time Passes. Random House.
13. Biel, R. and Mu-Jeong Kho (2009) "The Issue of Energy within a Dialectical
Approach to the Regulationist Problematique Diarsipkan 2012-05-08 di Wayback
Machine.," Recherches & Régulation Working Papers, RR Série ID 2009-1,
Association Recherche & Régulation: 1–21.

20

Anda mungkin juga menyukai