PEMBUATAN SABUN
Kelas XII
Semester
Pokok Bahasan :
Sabun adalah bahan logam alkali dengan rantai asam monocarboxyclic yang panjang.
Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun biasanya menentukan jenis sabun
yang dihasilkan. Larutan alkali natrium hidroksida (NaOH) digunakan untuk membuat sabun
keras, sedangkan larutan alkali kalium hodroksida (KOH) digunakan dalam pembuatan sabun
lunak. Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor
lainnya. Sabun dapat melakukan hal tersebut dikarenakan mempunyai sifat pembersih.
Struktur sabun kalium dan sabun natrium adalah sebagai berikut:
Berdasarkan struktur sabun natrium dan sabun kalium tersebut, maka dapat diketahui
bahwa sabun memiliki rantai hidrogen yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik
(tidak suka air) yang bersifat non-polar dan COONa sebagai kepala yang bersifat hidrofilik
(suka air) yang bersifat polar dengan air. Oleh karena sabun memiliki kedua sifat tersebut
sabun dapat membersihkan kotoran (Arifin, 2011).
Sabun mempunyai sifat surfaktan. Surfaktan adalah zat aktif permukaan atau suatu
senyawa kimia yang terdapat pada konsentrasi rendah suatu sistem. Selain itu juga
mempunyai sifat teradsorbsi pada permukaan antara muka pada sistem tersebut. Sabun dapat
membersihkan kotoran atau dapat bekerja sebagai surfaktan dengan cara menghasilkan basa
yang akan menurunkan tegangan permukaan. Sehingga dapat meresap lebih cepat
kepermukaan kain. Kemudian molekul sabun akan mengelilingi kotoran dengan ekor atau
ujung nonpolarnya. Sedangkan ujung polarnya mengikat molekul kotoran. Setelah itu
molekul akan membentuk emulsi. Emulsi tersebut akan bersih saat pencucian dengan air.
Sedangkan kepalanya akan larut dalam air. Saat bagian polar tersebut tertarik oleh air maka
kotoran akan keluar dari kain sehingga kain menjadi bersih (Suminar, 2003).
Kata saponifikasi atau saponify berarti membuat sabun (Latin sapon = sabun dan –fy
adalah akhiran yang berarti membuat). Bangsa Romawi kuno mulai membuat sabun sejak
2300 tahun yang lalu dengan memanaskan campuran lemak hewan dengan abu kayu. Pada
abad 16 dan 17 di Eropa sabun hanya digunakan dalam bidang pengobatan. Barulah
menjelang abad 19 penggunaan sabun meluas.
Sabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari minyak. Gugus
induk lemak disebut fatty acids yang terdiri dari rantai hidrokarbon panjang (C-12 sampai
C18) yang berikatan membentuk gugus karboksil. Asam lemak rantai pendek jarang
digunakan karena menghasilkan sedikit busa. Reaksi saponifikasi tidak lain adalah hidrolisis
basa suatu ester dengan alkali (NaOH, KOH).
a. Alat
b. Bahan
No Bahan Jumlah
1. Sampel minyak (minyak pasaran) 10 ml
2. Etanol 95 % 20 ml
3. NaOH 25% 20 ml
5. Aquades Secukupnya