Anda di halaman 1dari 4

PERCOBAAN I

PEMBUATAN SABUN

Kelas XII
Semester
Pokok Bahasan :

I.1. Tujuan Percobaan

1. Membuat sabun dengan mereaksikan minyak/lemak dengan NaOH.


2. Mengetahui fungsi penambahan bahan pada percobaan.
3. Mengetahui fungsi pemanasan campuran pada percobaan.

I.2. Tinjauan Teoritis

Sabun adalah bahan logam alkali dengan rantai asam monocarboxyclic yang panjang.
Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun biasanya menentukan jenis sabun
yang dihasilkan. Larutan alkali natrium hidroksida (NaOH) digunakan untuk membuat sabun
keras, sedangkan larutan alkali kalium hodroksida (KOH) digunakan dalam pembuatan sabun
lunak. Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor
lainnya. Sabun dapat melakukan hal tersebut dikarenakan mempunyai sifat pembersih.
Struktur sabun kalium dan sabun natrium adalah sebagai berikut:

C17H35-C-K(O)-O         untuk sabun kalium

C17H35-C-Na(O)-O       untuk sabun natrium

           Berdasarkan struktur sabun natrium dan sabun kalium tersebut, maka dapat diketahui
bahwa sabun memiliki rantai hidrogen yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik
(tidak suka air) yang bersifat non-polar dan COONa sebagai kepala yang bersifat hidrofilik
(suka air) yang bersifat  polar dengan air. Oleh karena sabun memiliki kedua sifat tersebut
sabun dapat membersihkan kotoran (Arifin, 2011).
            Sabun mempunyai sifat surfaktan. Surfaktan adalah zat aktif  permukaan atau suatu
senyawa kimia yang terdapat pada konsentrasi rendah suatu sistem. Selain itu juga
mempunyai sifat teradsorbsi pada permukaan antara muka pada sistem tersebut. Sabun dapat
membersihkan kotoran atau dapat bekerja sebagai surfaktan dengan cara menghasilkan basa
yang akan menurunkan tegangan permukaan. Sehingga dapat meresap lebih cepat
kepermukaan kain. Kemudian molekul sabun akan mengelilingi kotoran dengan ekor atau
ujung nonpolarnya. Sedangkan ujung polarnya mengikat molekul kotoran. Setelah itu
molekul akan membentuk emulsi. Emulsi tersebut akan bersih saat pencucian dengan air.
Sedangkan kepalanya akan larut dalam air. Saat bagian polar tersebut tertarik oleh air maka
kotoran akan keluar dari kain sehingga kain menjadi bersih (Suminar, 2003).
Kata saponifikasi atau saponify berarti membuat sabun (Latin sapon = sabun dan –fy
adalah akhiran yang berarti membuat). Bangsa Romawi kuno mulai membuat sabun sejak
2300 tahun yang lalu dengan memanaskan campuran lemak hewan dengan abu kayu. Pada
abad 16 dan 17 di Eropa sabun hanya digunakan dalam bidang pengobatan. Barulah
menjelang abad 19 penggunaan sabun meluas.
Sabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari minyak. Gugus
induk lemak disebut fatty acids yang terdiri dari rantai hidrokarbon panjang (C-12 sampai
C18) yang berikatan membentuk gugus karboksil. Asam lemak rantai pendek jarang
digunakan karena menghasilkan sedikit busa. Reaksi saponifikasi tidak lain adalah hidrolisis
basa suatu ester dengan alkali (NaOH, KOH).

Pada perkembangan selanjutnya bentuk sabun menjadi bermacam-macam, yaitu:


1.      Sabun cair
a. Dibuat dari minyak kelapa.
b. Alkali yang digunakan KOH.
c. Bentuk cair dan tidak mengental dalam suhu kamar.
2.      Sabun lunak
a. Dibuat dari minyak kelapa, minyak kelapa sawit atau minyak tumbuhan yang tidak
jernih.
b. Alkali yang dipakai KOH.
c. Bentuk pasta dan mudah larut dalam air.
3.      Sabun keras
a. Dibuat dari lemak netral yang padat atau dari minyak yang dikeraskan dengan proses
hidrogenasi.
b. Alkali yang dipakai NaOH.
c. Sukar larut dalam air.
(Fessenden,1982).
I.3. Alat dan Bahan

a. Alat

No. Nama Alat Jumlah


1. Neraca analitik/timbangan 1 buah
2. Beker gelas 250 ml 2 buah
3. Pemanas air (pembakar bunsen+panci berisi air) 1 buah
4. Kertas saring 4 buah
5. Penjepit tabung 2 buah
6. Spatula 1 buah
7. Kaki tiga dan kasa 1 buah/set
8. Lampu spritus 1 buah
9. Gelas kimia 1 buah
10. Pipet Tetes 3 buah

b. Bahan

No Bahan Jumlah
1. Sampel minyak (minyak pasaran) 10 ml

2. Etanol 95 % 20 ml

3. NaOH 25% 20 ml

4. NaCl jenuh 150 ml

5. Aquades Secukupnya

I.4. Prosedur Kerja

1.      Masukkan 10 ml sampel minyak ke dalam beker gelas 250 ml !


2.      Tambahkan 10 ml etanol 95% dan 10 ml larutan NaOH 25% !
3.      Panaskan campuran tersebut selama ± 30 menit dalam pemanas air yang telah mendidih
(sambil diaduk-aduk menggunakan spatula) ! (Gunakan penjepit tabung dan usahakan
tinggi air jangan melebihi beker gelas) !
4.      Amati hasil yang terjadi !
5.      Tambahkan 80 ml larutan NaCl jenuh ke dalam larutan tersebut !
6.      Dinginkan dan saring dengan menggunakan kertas saring (dirangkap) !
7.      Amati hasil yang terbentuk !
I.5. Pertanyaan Setelah Praktikum
1. Bagaimana keadaan minyak sebelum dilakukan penambahan bahan pada percobaan
yang dilakukan ?
2. Apa pengaruh penambahan NaCl jenuh pada percobaan ?
3. Apa fungsi pendinginan dan penyaringan pada percobaan ?
4. Bagaimana hasil akhir yang diperoleh pada pembuatan sabun ?

Anda mungkin juga menyukai