Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KIMIA

MAKROMOLEKUL (MINYAK/LEMAK)

Disusun Oleh :

RUSDIANTO KALA LENDE

CATUR INDAH HANDAYANI

DESY ARIYANTI

NISA AWALIA

KELAS: XII MIPA 3


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Pembuatan sebunn telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Metode pembuatan
sabun pada zaman dahulu tidak berbeda jauh dengan metode yang digunakan saat ini,
walaupun tetntunya kualitas produk yang dihasikan saat ini jauh lebih baik. Sabun
dibuat dengan metode mereaksikan trigliserida dengan soda api (NaOH) sehingga
menghasilkan sabun dan produk samping berupa gliserin. Bahan baku pembuatan sabun
dapat berupa lemak hewani maupun lemak/minyak nabati. Penggunaan sabun dalam
kehidupan sehari-hari sudah tidak asing lagi, terutama sesuai dengan fungsi utamanya
yaitu membersihkan.
Sabun tersusun dari asam lemak, minyak dan lilin dimana senyawa itu memiliki
ikatan tidak jenuh yang akan mudah teroksidasi. Reaksi tersebut ditandai dengan
keluarnya bau tengik pada sabun. Untuk menjaga kualitas sabun dan reaksi oksidasi
diperlukan bahan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat
menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi pada substrat yang mudah teroksidasi
dan telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat.
Dalam penilitian ini diharapkan sabun yang dihasilkan sesuai dengan standar SNI
dan produk yang dihasilkan minimal mendekati kualitas sabun padat yang beredaran
dipasaran , dengan memperhatikan formula sediaan sabun padat tersebut yang ditinjau
dari variasi penambahan 4 jenis minyak dengan komposisi tertentu dari minyak kelapa
sawit, zaitun, wijen dan kelapa masing-masing memiliki kandungan tersendiri yang
berpengaruh pada pembuatan sabun padat, minyak kelapa sawit banyak mengandung
asam palmitat yaitu 42% yang bermanfaat untuk mengeraskan dan menstabilkan busa,
minyak kelapa banyak mengandung asam laurat yaitu 48% yang berguna untuk
menghasilkan banyak busa, mengeraskan dan membersihkan sedangkan minyak zaitun
mengandung asam oleat yang berfungsi untuk melembabkan kulit.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana cara membuat sabun dari berbagai macam jenis minyak?
2. Hal apa sajakah yang berpengaruh dalam pembuatan sabun?
C. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

2 | Laporan Kimia Pembuatan Sabun XII MIPA 3


1. Untuk mengetahui cara mengolah sabun.
2. Untuk mengetahui proses pengolahan sabun.
D. Manfaat
Manfaat dari percobaan yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sumber alternative baru.
2. Memperoleh sabun padat dengan mengacu pada standar sabun mandi SNI.

BAB II

METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Percobaan pembuatan sabun padat di laksanakan di rumah salah satu anggota
kelompok. Percobaan ini dilakukan pada bulan Januari-Februari 2020.
B. Alat dan Bahan
1. Adapun alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. Wadah/baskom (untuk menampung bahan).
b. Wadah stainless steel (untuk melarutkan NaOH).
c. Sendok stainless steel.
d. Gelas ukur.

3 | Laporan Kimia Pembuatan Sabun XII MIPA 3


e. Cetakan sabun.
f. Blender/pengaduk.
g. Pisau.
h. Timbangan.
i. Kain.

2. Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut.


a. 15 gr minyak kelapa.
b. 15 gr minyak zaitun.
c. 10 gr minyak wijen.
d. 10 gr minyak kelapa sawit.

4 | Laporan Kimia Pembuatan Sabun XII MIPA 3


e. Minyak pewangi (Fragrance oil) mengandung etanol.
f. 25 gr natrium hidroksida (NaOH).
g. 50 gr air suling/aquades.
h. Pewarna makanan (merah, kuning, hijau, biru, dan coklat).

C. Cara Kerja
1. Natrium hidroksida (NaOH) sebanyak 25 gram dilarutkan kedalam 50 gram air
suling/aquades (jangan menggunakan wadah aluminium) masukkan ke wadah
yang berbahan stainless steel atau plastic poliprolen. Jangan menuangkan air ke
NaOH. Bubuk NaOH dituangkan kedalam air sedikit demi sedikit, aduk hingga
larut. Pertama-tama larutan akan panas dan bewarna keputihan. Setelah larut
semuanya, simpan di tempat yang aman untuk didinginkan sampai suhu
r
u
a
n
g
a
n
,

a
k
a
n

d
i
dapatkan larutan yang jernih dengan pH 5,5.
2. Minyak kelapa sawit, minyak zaitun, minyak wijen dan minyak kelapa ditimbang
terlebih dahulu sesuai dengan resep.
3. Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam wadah plastik. Jika
menggunakan blender, masukkan semua bahan-bahan yang telah dipersiapkan
tadi.
4. NaOH yang sudah dipersiapkan tadi dituang kedalam wadah/blender. Hati-hati
dalam menuangkan larutan NaOH, hindari cipratan larutan NaOH, jangan sampai
5 | Laporan Kimia Pembuatan Sabun XII MIPA 3
menciprat ke muka/badan. Jika memakai blender, cover blender dilapisi terlebih
dahulu menggunakan kain untuk mencegah cipratan ketika proses blender
sedang berlangsung.
5. Kocok larutan dengan kecepatan sedang. Hentikan pengocokan dan periksa
sabun untuk melihat kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan
akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai
mengental. Apabila disentuh dengan sendok, maka beberapa detik kemudian
bekas sendok tadi masih berbekas.
6. Pengharum dan beberapa pewarna dimasukkan kedalam campuran sabun dan
aduk perlahan sampai semua warna tercampur rata.
7. Tuang hasil sabun tadi kedalam cetakan. Simpan sabun dalam cetakan selama
satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera.
Simpan sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum dipakai.

BAB III

PEMBAHASAN

No Bahan Pengamatan Bukti Pengamatan

A. Pembuatan Sabun

6 | Laporan Kimia Pembuatan Sabun XII MIPA 3


Air + NaOH Awal memasukkan
1. NaOH ke dalam air,
air berwarna keruh
dan suhu lumayan
panas, terdapat
gelembung-
gelembung udara,
tetapi lama-
kelamaan setelah
NaOH larut, air
kembali berwarna
putih bening dan
suhu kembali normal.

Campuran Ketika kedua larutan


2. minyak + dicampurkan, larutan
Larutan NaOH berwarna kuning
pekat.

Campuran Larutan berwarna


3. minyak + busa putih pada
Larutan NaOH bagian atas dan
di kocok berwarna kuning
pada bagian bawah.

7 | Laporan Kimia Pembuatan Sabun XII MIPA 3


Campuran Campuran menjadi
4. minyak + kental. Menjadi
Larutan NaOH kuning pudar.
+ Larutan
pewangi
diaduk
perlahan

Masukkan Campuran mulai


5. bahan ke mengeras.
dalam
cetakan

Setelah 1 hari Campuran mengeras


6. dengan baik dan
jadilah sabun.

8 | Laporan Kimia Pembuatan Sabun XII MIPA 3


B. Reaksi-reaksi yang Terjadi
Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH dengan minyak atau lemak.
Melalui reaksi kimia, NaOH mengubah Minyak/Lemak menjadi Sabun. Proses ini disebut
Saponifikasi.
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi
trigliserida ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
C. Pembahasan
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama
dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai
jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan
berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih
keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi
partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Pada percobaan ini, 50 gr campur minyak dimasukkan kedalam mangkok, dan basa
kuat NaOH 25 gr sebanyak 50 gr air. Minyak berfungsi sebagai bahan baku pembuatan
sabun, NaOH yang berfungsi sebagai pereaksi dan pembuatan sabun berbenruk padat,
pewangi mengandung etanol sebagai pelarut, dan NaCl jenuh digunakan sebagai agen
pengendap dari sabun yang telah terbentuk dan untuk melarutkan gliserol.
Berkurangnya kelarutan sabun ini karena penambahan ion sejenis (common ion effect),
yaitu Na+. pembuatan sabun padat menggunakan NaOH sebagai pereaksi. Sementara
itu, pada pembuatan sabun cair digunakan KOH sebagai perekasi.
Reaksi pembuatan sabun dengan menggunakan larutan alkali NaOH adalah sebagai
berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun,
merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena
sifatnya yang mudah larut dalam air. Sabun dengan berat molekul yang lebih rendah
akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki
kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih
kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Natrium hidroksida didominasi ion, mengandung kation natrium hidroksida dan
anion. Anion hidroksida natrium hidroksida membuat dasar yang kuat yang bereaksi
dengan asam membentuk air dan garam yang sesuai.
Adapun keunggulan sabun padat di banding sabun jenis lain adalah sabun padat
memiliki kandungan gliserin yang bagus untuk mereka yang punya masalah kulit eksim.

9 | Laporan Kimia Pembuatan Sabun XII MIPA 3


Tapi sabun padat memiliki kadar pH yang lebih tinggi. Karena itu, sabun padat lebih
mudah membuat kulit kering. Kulit kering ini menjadikan penyembuhan lambat ketika
kulit terluka. Meski begitu, belakangan ini ada sabun padat pun mulai diproduksi yang
mengandung pH netral sehingga tak mengeringkan kulit lagi. Dan juga sabun padat
memiliki tingkat pencemaran yang lebih rendah sehingga tidak akan terlalu
membahayakan hewan lain yang berada di selokan. Sebenarnya air-air di selokan ini
sebagian besar akan mengalr ke satu tempat kemudian airnya dipakai oleh pdam untuk
dijernihkan kemudian digunakan untuk dijual kembali ke konsumen. Hal ini lah
sebenarnya yang menyebabkan pdam mengalami kesulitan untuk menjernihkan air
sehingga pada akhirnya banyak air di banyak kota sekarang menjadi tidak layak untuk
diminum.

D. Sifat-sifat Sabun
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui sifat-sifat sabun,
diantaranya yaitu :
1. Berbusa jika dilarutkan didalam air
Dapat dilihat pada pencampuran sabun dengan air panas, terdapat buih-buih,
yang menandakan sabun tesebut bekerja di dalam air.
2. Bersifat basa
Lautan sabuh menjadi warna pink jika diuji dengan indicator phenolphthalein
(PP). Yang menandakan bahwa sabun tersebut bersifat basa. Sabun adalah garam
alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena
itu larutan sabun dalam air bersifat basa. CH3(CH2)16COONa + H2O →
CH3(CH2)16COOH + NaOH

10 | Laporan Kimia Pembuatan Sabun XII MIPA 3


BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Hipotesis yang diturunkan dari rumusan masalah adalah cara membuat sabun
dari berbagai macam jenis minyak.
2. Hipotesis tersebut diuji berdasarkan data hasil penelitian. Untuk mengumpulkan
data digunakan table pengumpulan data.
3. Hipotesis telah teruji dengan data, teori yang telah tersedia.
4. Hipotesis benar, dan sabun dapat dibuat dari berbagai macam jenis minyak yang
biasa di sebut dengan sabun organik.
B. Saran
Pada akhir laporan penelitian ini disampaikan kepada peneliti selanjutnya yang ingin
meneliti sabun dibuat dari berbagai macam jenis minyak bisa diolah sedemikian rupa
dan penguji sabun organik agar bisa dipublikasikan ditengah-tengah masyarakat dengan
menampilkan pemanfaatannya. Dan peneliti selanjutnya dapat menjadikan sabun
organik popular dan lebih mengolah sabun organik ini seefisien mengkin. Dan untuk
pembaca agar penelitian ini bermanfaat dan berguna sehingga dapat mempraktikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Kepada teman-teman sebaya agar bisa juga
memanfaatkan sabun organik ini dalam kehidupan sehari-hari. Serta memberi tahu
pengetahuan ini kepada teman-teman yang lain, agar sabun organik ini dapat
dimanfaatkan.

11 | Laporan Kimia Pembuatan Sabun XII MIPA 3


Lampiran :

12 | Laporan Kimia Pembuatan Sabun XII MIPA 3


13 | Laporan Kimia Pembuatan Sabun XII MIPA 3
14 | Laporan Kimia Pembuatan Sabun XII MIPA 3

Anda mungkin juga menyukai