Anda di halaman 1dari 10

LAMPIRAN A

PERHITUNGAN

B.1 Pengenceran larutan CH3COOH dan penimbangan kalsit


Konsentrasi larutan induk CH3COOH = 16,48 N
a. Larutan CH3COOH 0,45 N
N1 × V1 = N2 × V2
16,48 N × V1 = 0,45 N × 500 ml
0,45 N × 500 ml
V1 =
16,8 N

= 13,65 ml
b. Normalitas Kalsit
0,45 𝑁
N= 𝑥 1,25
2

N = 0,281 N
c. Penimbangan Kalsit
Gr = N × 1,25 ×Mr CaCO3
= 0,225 N × 1,25 × 100 gr/mol
= 28,1 gr
d. Pembuatan Larutan NaOH 0,05 N
𝑔𝑟 1000
N = 𝑚𝑟 𝑥 𝑥 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑣
𝑔𝑟 1000
0,05 N = 40 𝑥 𝑥1
500

gr = 1 gr

B.2 Rata- rata volume NaOH yang digunakan untuk menitrasi sampel
Pada laporan sementara terlihat bahwa dari percobaan diperoleh volume
NaOH yang digunakan untuk menitrasi setiap sampel yang diambil pada waktu
yang bersesuaian dan untuk setiap sampel titrasi dilakukan sebanyak 2 kali, maka
untuk menghitung volume rata-rata NaOH menggunakan persamaan berikut :
∑𝑉
𝑉=
2

Sehingga diperoleh data seperti pada tabel B.1 berikut.


Tabel B.1 Volume NaOH yang Dibutuhkan untuk Menitrasi Sampel
Suhu Reaksi
Waktu 30oC 35oC 40oC
No.
(Menit) Volume Volume Volume
NaOH NaOH NaOH
1. 0 1,05 0,8 0,65
2. 5 0,95 0,7 0,55
3. 10 0,85 0,6 0,45
4. 15 0,75 0,5 0,4
5. 25 0,65 0,4 0,4
6. 35 0,55 0,3 0,3
7. 45 0,45 0,3 0,3
8. 50 0,35 0,2 0,2
9. 60 0,25 0,21 0,2

B.3 Menghitung konsentrasi CH3COOH setelah bereaksi (CA)


Untuk menghitung CA digunakan persamaan netralisasi yaitu:
Na x Va = Nb x Vb
Dengan,
Na = konsentrasi CH3COOH (M)
Va = volume CH3COOH (ml)
Nb = konsentrasi NaOH (M)
Vb = volume NaOH (ml)
Setelah dilakukan perhitungan diperoleh data seperti pada tabel B.2
Tabel B.2 Data CA Hasil Perhitungan
Suhu Reaksi
Waktu
No. 30oC 35oC 40oC
(Menit)
CA CA CA
1. 0 0,002625 0,002 0,001625
2. 5 0,002375 0,00175 0,001375
3. 10 0,002125 0,0015 0,001125
4. 15 0,001875 0,00125 0,001
5. 25 0,001625 0,001 0,001
6. 35 0,001375 0,00075 0,00075
7. 45 0,001125 0,00075 0,00075
8. 50 0,000875 0,0005 0,0005
9. 60 0,000625 0,00025 0,0005
B.4 Menentukan model persamaan kinetika reaksi
Persamaan reaksi pada percobaan ini yaitu :
CaCO3(S) + 2CH3COOH(aq) Ca(CH3COO)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)..(B.1)
Maka, persamaan umum kinetika reaksi-nya adalah :
−𝑟𝐴 = 𝑘𝐶𝐴𝑎 𝐶𝐵𝑏
𝑑𝐶𝐴
− = 𝑘𝐶𝐴𝑎 𝐶𝐵𝑏
𝑑𝑡
Karena kelarutan CaCO3 dalam air kecil, maka dapat diasumsikan bahwa
konsentrasi CB tetap, sehingga :
𝑘𝐶𝐵𝑏 = 𝑘1
Sehingga persamaan umum kinetika reaksinya menjadi :
𝑑𝐶𝐴
− = 𝑘1 𝐶𝐴𝑎
𝑑𝑡
Untuk mencari orde reaksi, maka dibuat grafik untuk masing masing orde dan
dilihat nilai R2 yang paling mendekati 1.

a. Pengujian orde 1
𝑑𝐶𝐴
− = 𝑘1 𝐶𝐴1
𝑑𝑡
Persamaan tersebut dapat diturunkan menjadi :
ln 𝐶𝐴 = ln 𝐶𝐴0 − 𝑘1 𝑡
Untuk menentukan persamaan kinetika reaksi pada setiap percobaan yang
dilakukan dapat mencari logaritma natural dari nilai CA yang dapat dilihat pada
tabel B.3.
Tabel B.3 Hasil Perhitungan ln CA pada Percobaan
Percobaan
Percobaan I Percobaan II
No. Waktu (t) III
ln CA ln CA ln CA
1. 0 -5,943 -6,214 -6,422
2. 5 -6,043 -6,348 -6,589
3. 10 -6,154 -6,502 -6,789
4. 15 -6,279 -6,684 -6,907
5. 25 -6,422 -6,907 -6,907
6. 35 -6,589 -7,195 -7,195
7. 45 -6,789 -7,195 -7,195
8. 50 -7,041 -7,6 -7,6
9. 60 -7,377 -8,294 -7,6
Dari data tabel B.3 didapatkan grafik berikut:
0
0 20 40 60 80
-1
-2
Percobaan I
-3
Percobaan II
-4
ln CA

Percobaan III
-5
y = -0.0222x - 5.9117 Linear (Percobaan I)
-6 R² = 0.9741 Linear (Percobaan II)
y = -0.0186x - 6.5151
-7 R² = 0.9371 Linear (Percobaan III)
-8 y = -0.03x - 6.1771
R² = 0.9362
-9
Waktu (t)

Gambar B.1 Pengujian Orde 1

b. Pengujian orde 2
Selanjutnya, akan dicari menggunakan order 2, dengan persamaan :
1 1
= + k1 t
CA CA0
1 1
Dihitunglah nilai untuk dimasukkan ke dalam grafik vs t, didapat data
CA CA
seperti pada tabel B.4 di bawah.
1
Tabel B.4 Hasil Perhitungan C pada Percobaan
A

Percobaan
Percobaan I Percobaan II
III
No. Waktu (t) 𝟏 𝟏 𝟏
𝐂𝐀 𝐂𝐀 𝐂𝐀
1. 0 380,952 500 615,384
2. 5 421,052 571,428 727,272
3. 10 470,588 666,667 888,888
4. 15 533,333 800 1000
5. 25 615,384 1000 1000
6. 35 727,272 1333,333 1333,333
7. 45 888,888 1333,333 1333,333
8. 50 1142,857 2000 2000
9. 60 1600 4000 2000
Dari data tabel B.4 didapatkan grafik berikut:
4500
4000
y = 44.029x + 157.52
3500 R² = 0.7331
3000 Percobaan I
2500 y = 22.573x + 596.41 Percobaan II
1/CA

2000 R² = 0.9058 Percobaan III


1500 Linear (Percobaan I)
1000 Linear (Percobaan II)
y = 17.567x + 275.15
500 Linear (Percobaan III)
R² = 0.8785
0
0 20 40 60 80
Waktu (t)

Gambar B.2 Pengujian Orde 2

c. Pengujian orde n

Menentukan nilai n:
t=0
dCA −3CA0 +4CA1 −CA2
=
dt 2∆t
−3(0,002)+4(0,00175)−(0,0015)
= 2(5)

= −0,00005
𝑑𝐶𝐴
− = 0,00005
𝑑𝑡

t=5
dCA CA2 − CA0
=
dt 2∆t
0,0015 − 0,002
= 2(5)

= −0,00005
𝑑𝐶𝐴
− = 0,0448
𝑑𝑡

t = 10
dCA CA3 − CA1
=
dt 2∆t
0,00125 − 0,00175
= 2(5)

= −0,00005
𝑑𝐶𝐴
− = 0,00005
𝑑𝑡

t = 15
dCA CA4 − CA2
=
dt 2∆t
0,001 − 0,0015
= 2(5)

= −0,00005
𝑑𝐶𝐴
− = 0,00005
𝑑𝑡

t = 25
dCA CA5 − CA3
=
dt 2∆t
0,00075 − 0,00125
= 2(10)

= −0,000025
𝑑𝐶𝐴
− = 0,000025
𝑑𝑡

t = 35
dCA CA6 − CA4
=
dt 2∆t
0,00075 − 0,001
= 2(10)

= −0,0000125
𝑑𝐶𝐴
− = 0,0000125
𝑑𝑡

t = 45
dCA CA7 − CA5
=
dt 2∆t
0,0005 − 0,00075
= 2(10)

= −0,0000125
𝑑𝐶𝐴
− = 0,0000125
𝑑𝑡

t = 50
dCA CA8 − CA6
=
dt 2∆t
0,00025 − 0,00075
= 2(5)

= −0,000025
𝑑𝐶𝐴
− = 0,000025
𝑑𝑡
t = 60
dCA CA6 −4CA7 +CA8
=
dt 2∆t
0,00075− 4(0,0005)+3(0,00025)
= 2(10)

= −0,000025
𝑑𝐶𝐴
− = 0,000025
𝑑𝑡

Dari perhitungan diatas diperoleh data pada tabel B.5


Tabel B.5 Hasil Perhitungan Penentuan n
𝒅𝑪𝑨 𝒅𝑪𝑨
No CA ln CA − ln −
𝒅𝒕 𝒅𝒕
1 0,002 -6,214 0,00005 -10,5966
2 0,00175 -6,348 0,00005 -10,5966
3 0,0015 -6,502 0,00005 -10,5966
4 0,00125 -6,684 0,00005 -10,5966
5 0,001 -6,907 0,000025 -10,5966
6 0,00075 -7,195 0,0000125 -11,28978
7 0,00075 -7,195 0,0000125 -11,28978
8 0,0005 -7,6 0,000025 -10,5966
9 0,00025 -8,294 0,000025 -10,5966

Persamaan umum
𝑑𝐶𝐴
− = k1 CAn
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐴
ln − = ln k1 + n ln CA
𝑑𝑡

persamaan tersebut analog dengan persamaan garis regresi linier yaitu :


y = a + bx
maka:
𝑑𝐶𝐴
y = ln − a = ln k1
𝑑𝑡

x = ln CA b=n
diperoleh nilai n dari grafik yaitu 0,222.
Lalu dilakukan pengujian terhadap orde n yaitu 0,222
n= 0,222
dCA
− = k1CA 0,222
dt
dCA
= -k1 dt
CA 0,222
𝐶𝐴 dCA 𝑡
∫𝐶𝐴0 = ∫0 −k1 dt
CA 0,222
𝐶𝐴 −0,222 𝑡
∫𝐶𝐴0 CA dCA = ∫0 −k1 dt
1 CA
C −0,222+1 = -k1 t
−0,222+1 A
CA0
1,285(CA 0,778 - CA0 0,778) = -k1 t
1,285 CA 0,778 -1,285 CA0 0,778 = k1 t
1,285 CA 0,778 = k1 t +1,285 CA0 0,778
Pengujian orde 0,222 dilakukan dengan membuat grafik 1,285 CA 0,778 vs t seperti
pada gambar B.3 berikut:
0.014

0.012

0.01
y = -0.0001x + 0.0122 Percobaan I
1,285 CA 0,778

0.008 R² = 0.9906 Percobaan II

0.006 Percobaan III


y = -8E-05x + 0.0079 Linear (Percobaan I)
0.004
y = -0.0001x + 0.0096 R² = 0.914 Linear (Percobaan II)
0.002 R² = 0.9661
Linear (Percobaan III)
0
0 20 40 60 80
Waktu (t)

Gambar B.3 Pengujian Orde 0,222

Penentuan orde reaksi dari percobaan ini dilakukan dengan membandingkan


nilai R2 dari masing-masing orde. Nilai R2 merupakan nilai yang menyatakan
tingkat ketelitian dari data yang diperoleh. Untuk standar penelitian biasanya nilai
R2 berkisar antara 0,98 hingga 1,00. Dari gambar pada masing-masing orde
terlihat bahwa grafik untuk orde 0,222 memiki nilai R2 yang lebih besar
dibandingkan dengan orde lainnya dan telah memenuhi standar penetian maka
orde reaksi pada percobaan ini adalah orde 0,222.
Pada gambar B.3 diperoleh persamaan untuk masing-masing variasi
percobaan yang dilakukan pada orde 2 yaitu:
a. Percobaan 1 (suhu 30˚C)
y = -0,0001x + 0,0122
k1 = 0,0001
Maka persamaan kinetika reaksi untuk percobaan 1 adalah
–ra = 0,0001 CA0,222

b. Percobaan 2 (suhu 35˚C)


y = -0,00008x + 0,0079
k1 = 0,00008
Maka persamaan kinetika reaksi untuk percobaan 2 adalah
–ra = 0,00008 CA0,222

c. Percobaan 3 (suhu 40˚C)


y = -0,0001x + 0,0096
maka k1 = 0,0001
Maka persamaan kinetika reaksi untuk percobaan 3 adalah
–ra = 0,0001 CA0,222

B.5 Menghitung energi aktivasi


Energi aktivasi dan faktor tumbukan dapat dihitung menggunakan
persamaan Arrhenius
k = Ae –Ea/RT
ln k = ln A – Ea/RT
ln k = -Ea/R x 1/T + ln A
Persmaan tersebut analog dengan persamaan garis lurus
y= mx + c
maka untuk menghitung nilai energi aktivasi dari grafik lnk vs 1/T dengan data
seperti pada tabel B.5
Tabel B.6 Data Perhitungan Energi Aktivasi
No Suhu (K) 1/T k ln k
1 303 0,0033 0,0001 -9,2103
2 308 0,003247 0,00008 -9,4334
3 313 0,003195 0,0001 -9,2103

Dari data pada tabel 4.6 dibuat grafik hubungan ln k dengan 1/T
-9.15
0.00318 0.0032 0.00322 0.00324 0.00326 0.00328 0.0033 0.00332
-9.2

-9.25
y = 13.49x - 9.3285
ln k

-9.3

-9.35

-9.4

-9.45
1/T

Gambar B.4 Grafik ln k terhadap 1/T


Dari grafik didapat persamaan y = 13,59x – 9,3285 maka :
m = -Ea/R
Ea = - (m x R)
= - (13,59 x 8.314)
= -115,48146 J/mol K

Anda mungkin juga menyukai