Anda di halaman 1dari 16

COVER

i
KATA PENGANATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi penyusun kesehatan
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Kesuksesan makalah ini
juga masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun mohon saran dari
pembaca, semoga makalah ini berguna bagi pembaca.
Kesuksesan makalah ini juga tidak lepas dari dukungan :
1. Dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan waktu, sehingga
penyusun dapat menyelaisaikan makalah ini.
2. Kedua orang tua yang tidak bosan mendorong penyusun untuk selalu
belajar.
3. Semua pihak yang ikut membantu yang tidak bisa kami sebutkan satu-
persatu.

Akhir kata kesempurnaan makalah ini mengharapkan kritikdan saran dari


pembaca.

Bengkalis, 04 Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANATAR......................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
A. Limit Switch...............................................................................................2
B. PIR (Passive Infra Red)..............................................................................4
C. Load Cell....................................................................................................8
D. LVDT.........................................................................................................9
E. Capasitive Displacement Sensor..............................................................13
F. Strain Gauge (SG)....................................................................................14
G. Sensor Induktif.........................................................................................16
H. Manfaat Rangkaian Sensor Gerak...........................................................16
BAB III PENUTUP...........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sensor Mekanik (Mechanics Sensor) merupakan sensor atau transduser
yang digunakan untuk mengetahui, mengukur atau mendeteksi nilai
perubahan atau gerakan mekanis dari suatu objek. Pada artikel “Pengertian
Dan Jenis Sensor Mekanik (Mechanics Sensor)” ini akan diuraikan tentang
pengertian dari jenis-jenis Sensor Mekanik (Mechanics Sensor) yang dapat
ditemui dalam dunia industri dan kegiatan sehari-hari.
Pergerakkan mekanis adalah tindakan yang paling banyak dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari, seperti perpindahan suatu benda dari suatu
posisi ke posisi lain, kecepatan mobil di jalan raya, dongrak mobil yang dapat
mengangkat mobil seberat 10 ton, debit air didalam pipa pesat, tinggi
permukaan air dalam tanki. Semua gerak mekanis tersebut pada intinya hanya
terdiri dari tiga macam, yaitu gerak lurus, gerak melingkar dan gerak
memuntir.
Gerak mekanis disebabkan oleh adanya gaya aksi yang dapat
menimbulkan gaya reaksi. Banyak cara dilakukan untuk mengetahui atau
mengukur gerak mekanis misalnya mengukur jarak atau posisi dengan 30
meter, mengukur kecepatan dengan tachometer, mengukur debit air dengan
rotameter, dsb. Tetapi jika ditemui gerakan mekanis yang berada dalam suatu
sistem yang kompleks maka diperlukan sebuah sensor untuk mendeteksi atau
mengimformasikan nilai yang akan diukur. Berikut akan dijabarkan beberapa
jenis sensor mekanis yang sering dijumpai di dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Sensor apa saja yang digunakan untuk mengukur gerak mekanis?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat dibuat tujuan sebagai
berikut :
1. Mengetahui sensor yang digunakan untuk mengukur gerak mekanis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Limit Switch
Limit switch atau dalam bahasa Indonesia, bisa juga disebut sensor
pembatas, dalam artian mendeteksi gerakan dari suatu mesin sehingga bisa
mengontrolnya atau memberhentikan gerakan dari mesin tersebut sehingga
dapat membatasi gerakan mesin dan tidak sampai kebablasan,
pemakaiannyapun sangat umum dan banyak.
Limit switch juga mempunyai prinsip kerja yang sederhana, sehingga
sangat mudah untuk dipahami. Hampir setiap mesin-mesin produksi yang ada
di industri menggunakannya, sehingga andaikan ada seorang siswa yang
melakukan praktek kerja lapang (PKL) di sebuah industri pasti akan dengan
mudah menemukannya.

Jenis Sensor Gerak Limit Switch

Limit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja jika pada bagian
actuator nya tertekan suatu benda dengan kekuatan yang cukup, baik dari
samping kiri ataupun kanan, mempunyai micro switch dibagian dalamnya yang
berfungsi sebagai pengontak, gambar batang yang mempunyai roda itu
namanya actuator lalu diikat dengan sebuah baud, berfungsi untuk menerima
tekanan dari luar, roda berfungsi agar pada saat limit switch menerima tekanan,
bisa bergerak bebas, kemudian mempunyai tiga lubang pada body nya sebagai
tempat dudukan baud pada saat pemasangan.
 Bagian-bagian Limit Switch

Bagian-bagian Limit Switch

 Cara Kerja
Ketika actuator dari Limit switch tertekan suatu benda baik dari
samping kiri ataupun kanan sebanyak 45 derajat atau 90 derajat
(tergantung dari jenis dan type limit switch) maka, actuator akan bergerak
dan diteruskan ke bagian dalam dari limit switch, sehingga mengenai
micro switch dan menghubungkan kontak-kontaknya.
Pada micro switch terdapat kontak jenis NO dan NC, kemudian
kontak ini mempunyai beban kerja sekitar 5 A, untuk dihubungkan ke
perangkat listrik lainnya, selain itu limit switch juga mempunyai head atau
kepala tempat dudukan actuator, pada bagian atas dari limit switch,
posisinya bisa dirubah-rubah sesuai dengan kebutuhan.

Sistem Kerja Limit Switch

Limit switch mempunyai beberapa jenis atau tipe aktuator yang


disesuaikan dengan kebutuhan pengoperasiannya di lapangan, seperti
gambar di bawah ini :
Macam-macam tipe actuator limit switch

Limit switch biasa digunakan pada aplikasi seperti :


a. Pintu gerbang otomatis, dimana limit switch berguna untuk mematikan
motor listrik sebelum pintu gerbang itu menabrak pagar pembatas saat
membuka atau menutup.
b. Pada pintu panel listrik sebagai saklar otomatis apabila pintu panel
dibuka maka lampu akan nyala untuk penerangan (seperti pada kulkas).
c. Pada hoist sebagai pembatas pengangkatan barang.
d. Pada tutup/cover mesin sebagai safety apabila cover dibuka maka mesin
akan mati.
e. Pada sistem transfer seperti pada trolly dan conveyor sebagai pembatas
maju dan mundurnya (forward reverse).
f. Pada sistem kontrol mesin sebagai sensor untuk mengetahui posisi
up/down.

B. LVDT
LVDT atau (Linear Variable Differential Transformer) merupakan salah
satu contoh sensor posisi, yang bekerja berdasarkan pada ada tidaknya medan
magnet yang terjadi. LVDT pertama kali di kemukakan oleh G.B.hoadley.
pertama kali digunakan untuk kepentingan militer. Pada tahun 1950an
pengetahuan akan LVDT ini terus berkembang, hingga dapat digunakan dalam
kepentingan industri.

LVDT
 Prinsip Kerja
Arus bolak-balik AC mengalir melalui kumparan (coil) primer,
sebagai akibat dari adanya tegangan eksitasi Eeks. Arus terinduksi melalui
pasangan kumparan sekunder. Frekuensi arus AC yang terinduksi ini sama
dengan frekuensi eksitasi. Namun, amplitudo arus yang terinduksi pada
setiap kumparan sekunder tergantung dari posisi/lokasi batang inti
(magnet) yang dapat berpindah/bergerak. Perubahan amplitudo akibat
pergeseran batang inti ini kemudian di proses untuk melakukan indikasi
terhadap peubahan posisi. Sehingga dengan memanfaatkan konsep ini,
LVDT dapat dibuat sebagai sensor.

Konsep sensor gerak LVDT

Inti berada di tengah-tengah maka :


Flux S1 = S2
Tegangan induksi E1 = E2
Enetto = 0

Inti bergerak ke arah S1 maka :


Flux S1 > S2
tegangan induksi E1 > E2,
Enetto = E1 - E2

Inti bergerak ke arah S2 maka :


Flux S1 < S2
Tegangan induksi E1 < E2
Enetto = E2 – E1

Rangkaian uji elektronik LVDT

 Komponen dalam LVDT


a. Kumparan
Salah satu komponen penyusun LVDT merupakan kumparan.
terdapat 3 kumparan dalam LVDT,yaitu 1 kumparan primer dan 2
kumparan sekunder. kenapa digunakan 2 buah kumparan sekunder
adalah agar perbedaan besar induksi yang diterima kedua kumparan
sekunder dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar perubahan
posisi batang inti (magnet).
b. CORE (batang inti magnet)
Material core atau batang inti ini biasanya berbentuk silinder atau
turbular dengan komponen penyusun berupa nickel-iron alloy
permalloy. dalam proses produksinya, setelah bentuk dan ukuran dari
batang inti ini di atur proses akan memasuki tahap annealing (atau
penguatan dengan proses memanasi). Selama proses annealing ini
biasanya dilakukan reduksi aliran gas untuk mencegah terjadinya
oksidasi. gas yang biasanya digunakan dalam proses annealing ini
biasanya hydrogen ataupun gas yang mengandung hidrogen.
 Kelemahan dan Kelebihan LVDT
a. Kelebihan
(1). Padat dan kuat, sehingga dapat digunakan pada peralatan yang
berat.
(2). System operasi tanpa gesekan antara aramature dan transformer
sehingga cocok untuk pengujian material.
(3). Sensitif, sehingga dapat mendeteksi sedikit saja
perubahan. (4). Mampu menanganai input yang berlebih
(5). Dapat digunakan pada lingkungan yang bervariasi.
(6). Output mutlak
b. Kekurangan
(1). LVDT baru bekerja jika ada kontak antara armature dan
transformer.
(2). Pengukuran dinamis dibatasi tidak lebih dari 1/10 dari LVDT
resonansi frekuensi. Di beberapa kasus, hasilnya lebih dari 2 kHz.

C. Strain Gauge (SG)


Strain gauge adalah komponen elektronika yang dipakai untuk mengukur
tekanan (deformasi atau strain) pada alat ini. Strain gauge mengukur gaya luar
(tekanan) yang terhubung dengan kawat. Strain gauge dapat dijadikan sebagai
sensor posisi. SG dalam operasinya memanfaatkan perubahan resistansi
sehingganya dapat digunakan untuk mengukur perpindahan yang sangat kecil
akibat pembengkokan (tensile stress) atau peregangan (tensile strain). Definisi
elastisitas (ε) strain gauge adalah perbandingan perubahan panjang (ΔL)
terhadap panjang semula (L) yaitu:

atau perbandingan perubahan resistansi (ΔR) terhadap resistansi semula (R)


sama dengan faktor gage (Gf) dikali elastisitas starin gage (ε) :
Bentuk phisik strain gauge

Faktor gauge (Gf) merupakan tingkat elastisitas bahan metal dari SG.
(a). metal incompressible Gf = 2
(b). piezoresistif Gf =30
(c). piezoresistif sensor digunakan pada IC sensor tekanan

Untuk melakukan sensor pada benda uji maka rangkaian dan penempatan SG
adalah:
(a). Disusun dalam rangkaian jembatan
(b). Dua strain gauge digunakan berdekatan, satu untuk
peregangan/perapatan, satu untuk kompensasi temperatur pada posisi
yang tidak terpengaruh peregangan/ perapatan
(c). Respons frekuensi ditentukan masa tempat strain gauge ditempatkan
Pemasangan strain gauge : (a) rangkaian jembatan
(b) gage1 dan gage 2 posisi 90 (c) gage 1 dan gage 2 posisi sejajar

D. Sensor Induktif
Sensor induktif memanfaatkan perubahan induktansi sebagai akibat
pergerakan inti feromagnetik dalam koil yang diakibatkan oleh bahan
feromagnetik yang mendekat.

(a) Inti bergeser datar (b) Inti I bergser berputar,


(c) Rangkaian variable induktansi

Rangkaian pembaca perubahan induktansi :


(a). Dua induktor disusun dalam rangkaian jembatan, satu sebagai dummy
(b). Tegangan bias jembatan berupa sinyal ac
(c). Perubahan induktasi dikonversikan secara linier menjadi perubahan
tegangan

KL = sensistivitas induktansi terhadap posisi


(d). Output tegangan ac diubah menjadi dc atau dibaca menggunakan
detektor
fasa

E. Manfaat Rangkaian Sensor Gerak


Apa untungnya menggunakan sensor gerak pada lampu toilet?
Sebenarnya kegunaan utama dari pemasangan sensor tersebut adalah untuk
menghemat penggunaan listrik. karena pada pengoperasiannya, sensor akan
menyalakan lampu ketika ada orang yang akan memasuk toilet dan akan
mematikan lampu saat orang tersebut telah keluar dari toilet, tentunya hal
tersebut akan jauh lebih menghemat biaya listrik ketimbang lampu yang
dinyalakan secara terus menerus. Sensor gerak yang dipakai untuk
mengaplikasikan lampu otomatis di ruangan toilet biasanya digunakan sensor
gerak jenir PIR (Passive Infrared Sensor).
BAB III
PENUTUP

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan


sebagai berikut :
1. Sensor yang digunakan untuk mengukur gerak mekanis ada beberapa macam
jenisnya, yaitu :
a. Limit Switch
b. LVDT
c. Strain Gauge (SG)
d. Induktif Sensor

Anda mungkin juga menyukai