Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN SISTEM KONTROL

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Ahmad Trio Ikhsan (05021381823076)
2. Duanti Milta Duari (05021381823075)
3. Geovani Delfiero (05021381823087)
4. Heru Yanto (05021381823074)
5. Muhammad Gilang Andrala (05021381823069)
6. Rapi Agustri (05021381823077)
7. Siti Kukuh Salsabila (05021381823060)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2020
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1................................................................................................................... Latar
Belakang................................................................................................... 1
1.2................................................................................................................... Tujua
n................................................................................................................ 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
2.1. Cahaya, Sifat Cahaya dan Prinsip Cahaya............................................... 3
2.2. Lux Meter................................................................................................ 4
2.3. Bagian-Bagian Lux Meter....................................................................... 5
2.4. Sensor Photodiode................................................................................... 5
2.5. Prinsip Kerja Lux Meter.......................................................................... 5
2.6. Prosedur Penggunaan Alat Lux Meter..................................................... 5
2.7. Cara Pembacaan Lux Meter.................................................................... 5
BAB 3 METODOLOGI................................................................................ 7
3.1. Waktu dan Tempat.................................................................................. 7
3.2. Cara Kerja................................................................................................ 7
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 8
4.1. Hasil......................................................................................................... 11
4.2. Pembahasan............................................................................................. 11
BAB 5 PENUTUP......................................................................................... 13
5.1. Kesimpulan.............................................................................................. 13
5.2. Saran........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 14
LAMPIRAN...................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap hari manusia melakukan aktivitas di lingkungan yang berbeda–beda,
dimana semua aktivitas yang dilakukan akan didukung dengan adanya
pencahayaan. Pencahayaan yang baik sangat diperlukan untuk menunjang segala
aktivitas manusia. Tingkat penerangan yang baik merupakan salah satu faktor
untuk memberikan suatu kondisi penglihatan yang baik karena penerangan dapat
mempengaruhi dalam melihat obyek-obyek. Apabila tingkat penerangannya
cukup bagus maka obyek akan terlihat secara jelas dan cepat dalam mencarinya
tanpa menimbulkan kesalahan berarti. Pencahayaan dibedakan menjadi dua yaitu
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami dapat berupa
cahaya matahari. Sedangkan pencahayaan buatan merupakan segala bentuk
cahaya yang bersumber dari suatu alat buatan manusia.
Cahaya adalah bagian dari spektrum radiasi gelombang elektromagnetik yang
dapat dilihat oleh mata manusia. Sinar putih yang biasa terlihat (disebut juga
cahaya tampak atau visible light) terdiri dari semua komponen warna dari
spektrum cahaya. Spektrum cahaya terbagi berdasarkan atas range (batasan
wilayah) panjang gelombang. Panjang gelombang yang berbeda – beda
diinterpretasikan oleh otak manusia sebagai warna. Kebutuhan pencahayaan setiap
ruangan terkadang berbeda, dimana semuanya bergantung kepada kegiatan yang
dilakukan. Beberapa penyelidikaan mengenai hubungan antara produktivitas
dengan pencahayaan menyebutkan bahwa pencahayaan yang cukup pada jenis
pekerjaan dapat menghasilkan produksi maksimal dan penekanan biaya.
Pencahayaan yang baik yaitu pencahayaan yang memungkinkan kita dapat
melihat obyek yang dikerjakan secara jelas. Intensitas cahaya sangat
mempengaruhi kondisi suatu tempat misalnya kelembapan, suhu dan lain – lain.
Intensitas penerangan merupakan aspek penting, karena berbagai masalah akan
timbul ketika kualitas intensitas penerangan tidak memenuhi standar yang
ditetapkan.
Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui, karena pada dasarnya
manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya
intensitas cahaya, diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linier terhadap
cahaya. Semakin jauh jarak antara sumber cahaya ke sensor maka semakin kecil
nilai yang ditunjukkan lux meter. Ini membuktikan bahwa semakin jauh jarak
sensor terhadap cahaya, maka intensitas cahaya akan semakin berkurang, begitu
sebaliknya, jika sensor semakin dekat dengan sumber cahaya, maka intensitas
cahaya yang di tunjukkan oleh lux meter semakin tinggi.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi cahaya, sifat cahaya dan prinsip cahaya.
2. Untuk mengetahui definisi lux meter.
3. Untuk mengetahui bagian-bagian lux meter.
4. Untuk mengetahui definisi Sensor Photodiode.
5. Untuk mengetahui prinsip kerja lux meter.
6. Untuk mengetahui prosedur penggunaan alat lux meter.
7. Untuk mengetahui cara pembacaan lux meter.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cahaya, Sifat Cahaya dan Prinsip Cahaya


Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat dengan
mata. Suatu sumber cahaya memancarkan energi, sebagian dari energi ini diubah
menjadi cahaya tampak (visible light). Perambatan cahaya di ruang bebas
dilakukan oleh gelombang elektromagnetik (Pamungkas, 2015).
Cahaya adalah rambat gelombang elektromagnetik yang menjalar kesegala
arah yang dibedakan oleh panjang gelombang dan frekuensi dengan gelombang
elektromagnetik lainnya. Pencahayaan adalah kepadatan dari suatu berkas cahaya
yang mengenai suatu permukaan. Cahaya mempunyai panjang gelombang yang
berbeda-beda dalam spektrum yang tampak (cahaya tampak). Intensitas
pencahayaan adalah banyaknya cahaya yang jatuh pada permukaan yang
dinyatakan dengan satuan lux (Jana, 2017).
Ada lima dasar sifat cahaya yaitu :
1). Refleksi
Adalah proses pemantulan cahaya yang membentur bidang suatu obyek.
Pantulan cahaya tergantung pada sifat bidang yang memantulkan cahaya tersebut,
sudut datang cahaya, posisi pengamatan terhadap bidang pantul.
2). Refraksi
Adalah proses pembelokan arah cahaya akibat perubahan kecepatan cahaya
ketika sinar meninggalkan suatu medium tertentu.
3). Interferensi
Adalah kemampuan untuk saling mendukung dan atau melemahkan cahaya
lain.
4). Transmisi
Terjadi apabila gelombang cahaya diteruskan oleh suatu benda tanpa
pembelokan atau tanpa perubahan frekuensi. Tingkat transmisi adalah
perbandingan total cahaya yang diteruskan oleh suatu material dengan total
cahaya yang datang. Tingkat transmisi cahaya dari material adalah kemampuan
suatu material untuk meloloskan sejumlah cahaya yang diterimanya. Semakin
tinggi tingkat transmisinya, semakin banyak cahaya yang akan diteruskan,
demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat transmisinya, maka akan
semakin sedikit cahaya yang akan diteruskan.
5) Absorbsi
Adalah proses perubahan gelombang cahaya yang mengenai suatu permukaan
menjadi bentuk energi yang lain, biasanya energi panas (Jana, 2017).
Sifat cahaya yaitu :
1) Cahaya merambat lurus
Cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya merambat ke segala
arah. Bila medium yang dilaluinya homogen, maka cahaya merambat menurut
garis lurus. Bukti cahaya merambat lurus tampak pada berkas cahaya matahari
yang menembus masuk ke dalam ruangan yang gelap.
2) Cahaya dapat dipantulkan
Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur dan pemantulan
teratur. Pemantulan baur terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar
atau tidak tidak rata. Sementara itu, pemantulan teratur terjadi jika cahaya
mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengkilap. Permukaan yang
mempunyai sifat seperti ini misalnya pada cermin. Pada pemantulan ini sinar
pantul memiliki arah yang teratur.
3) Cahaya dapat dibiaskan
Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda, cahaya
tersebut dapat dibelokkan. Peristiwa pembelokkan arah rambatan cahaya setelah
melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan.
4) Cahaya dapat diuraikan
Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi
merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai warna (Jana, 2017).

2.2 Lux Meter


Alat yang digunakan untuk mengetahui intensitas penerangan adalah “lux
meter”. Alat bekerja berdasarkan pengubahan energi cahaya menjadi tenaga
listrik. Intensitas inyatakan dalam penerangan dalam Lux. Intensitas penerangan
diukur dengan 2 cara yaitu :
1). Penerangan umum adalah pengukuran dilakukan pada setiap meter persegi
luas lantai, dengan tinggi pengukuran kurang lebih 85 cm dari lantai (setinggi
pinggang).
2). Penerangan lokal adalah pengukuran ditempat kerja atau meja kerja pada
objek yang dilihat oleh tenaga kerja (Muis, 2015).
Untuk dapat mencapai standar yang telah ditentukan perlu diperhatikan
beberapa kriteria yaitu kuat pencahayaan dan hubungan antara kuat pencahayaan
dengan reflektansi yaitu koefisien depresi, koefisien penggunaan dan reflektansi
(Cahyantari, 2016).
Lux meter atau alat ukur cahaya adalah alat yang digunakan untuk mengukur
besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu
untuk diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang
cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah
sensor yang cukup peka dan linier terhadap cahaya. Sehingga cahaya yang
diterima oleh sensor dapat diukur dan ditampilkan pada sebuah tampilan digital.
Sensor cahaya dari lux meter di arahkan pada titik permukaan daerah yang akan
diukur kuat penerangannya. Nilai pencahayaan (lux) yang terlalu rendah akan
berpengaruh terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi, sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina pada mata. Upaya pencahayaan agar
memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan tindakan, seperti pencahayaan
alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan kesilauan dan memiliki
intensitas sesuai dengan peruntukannya (Jana, 2017).

2.3 Bagian-Bagian Lux Meter


Adapun bagian-bagian dan fungsi dari alat lux meter adalah sebagai berikut:
1. Layar panel : Menampilkan hasil pengukuran.
2. Tombol Off/On : Sebagai tombol untuk menyalakan atau mematikan alat.
3. Tombol Range : Tombol kisaran ukuran.
4. Zero Adjust VR : Sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi error).
5. Sensor cahaya : Alat untuk mengkoreksi/mengukur cahaya, pada lux meter
biasanya menggunakan sensor photodiode.
Itulah bagian-bagian dan fungsi dari alat lux meter (Jana, 2017).

2.4 Sensor Photodiode


Sensor photodiode merupakan sensor optik semikonduktif. Prinsip dasar dari
sebuah photodiode didasarkan atas proses yang dapat disebut juga dengan photo
ionization. Dioda semikonduktor secara luas telah digunakan dalam berbagai jenis
aplikasi elektronika. Berbagai macam aplikasi dioda diantaranya digunakan
sebagai rangkaian penyearah (rectifier), pengatur tegangan (dioda zener) dan
dioda varaktor.
Photodiode adalah sebuah piranti sambungan P-N yang dioperasikan dengan
memberikan panjar mundur. Photodiode mempunyai sebuah “jendela” kecil
transparan yang memberikan cahaya untuk mengenai sambungan P-N. Seperti
pada dioda penyearah, pada photodiode juga berlaku jika diberikan panjar mundur
akan mempunyai arus bocor (leakage current) yang sangat kecil. Prinsip deteksi
cahaya dari sebuah photodiode yaitu proton diserap oleh atom yang menyebabkan
sejumlah elektron berpindah dari tingkat valensi menuju tingkat konduksi dan
yang tertinggal dalam pita valensi adalah lubang. Proses terjadinya ini disebut
dengan photogeneraiton (Made, 2018).

2.5 Prinsip Kerja Lux Meter


Lux meter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat
penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini
biasanya digunakan di dalam ruangan. Alat ini didalam memperlihatkan hasil
pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini terdiri dari rangka, sebuah
sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor tersebut diletakan pada sumber
cahaya yang akan diukur intenstasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai
energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya
yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin besar. Sensor yang
digunakan pada alat ini adalah photodiode. Sensor ini termasuk ke dalam jenis
sensor cahaya atau optik. Sensor cahaya atau optik adalah sensor yang mendeteksi
perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang
mengenai suatu daerah tertentu. Kemudian dari hasil pengukuran dengan
menggunakan alat lux meter ini nilainya akan ditampilkan pada layar panel. (Jana,
2017).

2.6 Prosedur Penggunaan Alat Lux Meter


Dalam mengoperasikan atau menjalankan lux meter amat sederhana. Tidak
serumit alat ukur lainnya, dalam penggunaannya yang harus benar-benar
diperhatikan adalah alat sensornya, karena sensornyalah yang akan mengukur
kekuatan penerangan suatu cahaya. Oleh karena itu sensor harus ditempatkan pada
daerah yang akan diukur tingkat kekuatan cahayanya (iluminasi) secara tepat agar
hasil yang ditampilkan pun akuarat. Adapun prosedur penggunaan alat ini adalah
sebagai berikut:
1. Geser tombol ”off/on” kearah On.
2. Pilih kisaran range yang akan diukur (2.000 lux, 20.000 lux atau 200.000 lux)
pada tombol Range.
3. Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada permukaan daerah
yang akan diukur kuat penerangannya.
4. Lihat hasil pengukuran pada layar panel.
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam perawatan alat ini adalah sensor
cahaya yang bersifat amat sensitif. Dalam perawatannya sensor ini harus
diamankan pada tempat yang aman sehingga sensor ini dapat terus berfungsi
dengan baik karena sensor ini merupakan komponen paling vital pada alat ini.
Selain dari sensor, yang harus diperhatikan pada alat ini pun adalah
baterainya. Jikalau pada layar panel menunjukan kata ” LO BAT” berarti baterai
yang digunakan harus diganti dengan yang baru. Untuk mengganti baterai dapat
dilakukan dengan membuka bagian belakang alat ini (lux meter) kemudian
mencopot baterai yang habis ini, lalu menggantinya dengan yang dapat
digunakan. Baterai yang digunakan pada alat ini adalah baterai dengan tegangan 9
volt, tetapi untuk tegangan beterai ini tergantung pada spesifikasi alatnya.
Apabila hasil pengukuran tidak seharusnya terjadi, sebagai contoh diruangan
yang dengan kekuatan cahaya normal setelah dilakukan pengukuran ternyata
hasilnya tidak normal maka dapat dilakukan pengkalibrasian ulang (Jana, 2017).

2.7 Cara Pembacaan Lux Meter


Pada tombol range ada yang dinamakan kisaran pengukuran. Terdapat 3
kisaran pengukuran yaitu 2000, 20.000, 200.000 (lux). Hal tersebut menunjukan
kisaran angka (batasan pengukuran) yang digunakan pada pengukuran. Memilih
2000 lux, hanya dapat dilakukan pengukuran pada kisaran cahaya kurang dari
2000 lux. Memilih 20.000 lux, berarti pengukuran hanya dapat dilakukan pada
kisaran 2000 sampai 19990 (lux). Memilih 200.000 lux, berarti pengukuran dapat
dilakukan pada kisaran 20.000 sampai dengan 200.000 lux. Jika Ingin mengukur
tingkat kekuatan cahaya alami lebih baik baik menggunakan pilihan 2000 lux agar
hasil pengukuran yang terbaca lebih akurat. Spesifikasi ini, tergantung
kecanggihan alat (Jana, 2017).
BAB 3
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin, tanggal 17 februari 2020 pukul
15.00 WIB – 16.00 WIB
Praktikum dilaksanakan di ruang RKC 1102 di Fakultas pertanian,
Universitas Negri Sriwijaya.

3.2 Cara Kerja


Adapun cara kerja dari alat lux meter ini yaitu :
1. Nyalakan alat terlebih dahulu dengan cara menekan tombol ON.
2. Pilih range yang akan diukur (2000, 20.000 atau 200.000).
3. Arahkan sensor cahayanya dengan menggunakan tangan pada daerah yang
akan diukur penerangannya.
4. Lihat hasil pengukuran pada layar panel.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No Tempat 2000 20.000 200.000 Max Min


1 Gelap 6 0 0 7 0
2 Terang 174 150 0 174 162

4.2 Pembahasan
Praktikum instrumen kali ini mempelajari tentang lux meter. Lux meter
digunakan untuk mengukur intensitas cahaya. Penggunaan alat ini harus
mengikuti prosedur langkah kerja yang telah ditentukan. Pada praktikum ini, kami
menggunakan alat lux meter didalam ruangan, dimana kami mengukur intensitas
cahaya didalam ruangan tersebut. Pada saat kami ingin mengukur intensitas
cahaya terang, maka lampu diruangan tersebut kami nyalakan. Jika kami ingin
mengukur intensitas cahaya gelap, maka lampu di ruangan tersebut kami matikan.
Pada saat melakukan pengambilan data dalam mengukur intensitas cahaya gelap,
pada saat memfoto hasil yang tertera di layar LCD, lampu dari kamera tidak boleh
hidup, karena dapat mengubah nilai pada alat lux meter dan hasil yang diperoleh
tidak akurat. Pada lux meter, sensor yang digunakan yaitu sensor photodiode.
Sensor ini termasuk juga kedalam jenis sensor cahaya. Lux meter dapat merespon
berbagai jenis cahaya, baik itu cahaya alami maupun cahaya buatan.
Pada lux meter, terdapat enam tombol dimana keenam tobol tersebut
memiliki fungsi yang berbeda beda. Tombol tersebut yaitu tombol range, tombol
hold, tombol power, tombol max, tombol rec dan tombol mode. Pada pratikum
ini, range pada lux meter yang kami gunakan berkisar antara 2.000 sampai
200.000, dimana hasil nilai range 20.000 dikalikan dengan 10 dan hasil nilai range
200.000 dikalikan dengan 100. Tombol hold berfungsi untuk menahan nilai hasil
pengukuran. Tombol power berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan alat
lux meter. Tombol max digunakan untuk mengetahui intensitas matahari
maksimal. Tombol rec digunakan untuk merekam data. Tombol mode digunakan
untuk mode otomatis. Pada lux meter, juga terdapat layar LCD yang berfungsi
sebagai tempat menampilkan hasil pengukuran. Supaya hasil nilai range tidak
berubah, maka mode hold harus diaktifkan. Untuk mencari nilai max dan min,
harus menggunakan range 2.000 agar memperoleh hasil yang benar. Dalam
praktikum, proses memegang alat lux meter harus tetap dan alat tidak boleh
bergerak-gerak supaya memporelah hasil yang benar. Pada praktikum kali ini,
kami mengukur intensitas cahaya gelap dan terang. Kami melakukan praktikum
dengan menggunakan alat lux meter ini di dalam ruangan.
Pengukuran intensitas pencahayaan ini memakai alat lux meter yang hasilnya
dapat langsung dibaca. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik,
kemudian energi listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum
skala. Untuk alat digital, energi listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca
pada layar monitor. Lux meter dapat digunakan untuk mengukur kuat atau
lemahnya cahaya yang terdapat pada suatu ruangan atau tempat tertentu. Dalam
perawatan alat ini adalah sensor cahaya yang bersifat sensitif, supaya sensor
photodiode dapat berfungsi dengan baik.
Berbagai warna yang diukur engan menggunakan alat lux meter yang
menggunakan sensor photodiode ini, akan menghasilkan suhu warna yang
berbeda-beda dan panjang gelombang yang berbeda pula. Untuk itu pembacaan
yang ditampilkan dari hasil yang ditampilkan oleh layar panel tersebut adalah
kombinasi dari efek panjang gelombang yang ditangkap oleh sensor photodiode.
Pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada layar panel LCD (liquid Crystal
digital) yang format pembacaannya pun memakai format digital. Hampir semua
lux meter memiliki sensor, dan layar panel. Sensor diletakkan pada sumber cahaya
yang ingin diukur. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan
oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus
yang dihasilkan lebih besar. Cahaya biasanya selalu membuat beberapa jenis
perbedaan warna pada panjang gelombang yang berbeda. Oleh karena itu,
pembacaan merupakan kombinasi efek dari semua panjang gelombang. Standar
warna dapat dijadikan referensi sebagai suhu warna. Suhu warna dinyatakan
dalam derajat Kelvin. Berbagai jenis dari cahaya lampu menyala pada suhu warna
yang berbeda. Pembacaan lux meter akan berbeda, tergantung variasi sumber
cahaya yang berbeda dari intensitas yang sama. Dalam penggunaan lux meter, jika
tidak mengikuti prosedur penggunaan alat yang tepat, maka hasil yang diperoleh
juga tidak akurat dan jika terus dilakukan maka dapat mengakibatkan alat lux
meter rusak, sehingga alat tersebut tidak bisa digunakan lagi. Untuk itu, dalam
praktikum, tidak boleh sembarangan dalam menggunakan alat tersebut dan harus
mengikuti prosedur langkah kerja.
Pada saat mengukur intensitas cahaya diruangan, nilai hasil pengukuran
dengan range 200.000 pada ruang gelap dan ruang terang adalah 0. Hasil dari
pengukuran intensitas cahaya di ruangan gelap dan diruangan terang sangat jauh
berbeda. Dalam penggunaan alat lux meter ini, proses penggunaan alatnya mudah,
tetapi harus mengikuti prosedur. Ada beberapa langkah dalam menggunakan alat
tersebut supaya hasil yang diperoleh dari pengukuran benar dan akurat. Sensor
yang digunakan pada lux meter ini adalah sensor photodiode. Dimana nantinya
pada saat melakukan proses pengambilan data, sensor inilah yang menangkap
cahaya. Jika sensor photodiode ini rusak, maka alat lux meter tidak bisa
digunakan.
Luxmeter dapat digunakan untuk mengukur kuat atau lemahnya cahaya yang
terdapat pada suatu ruangan atau tempat tertentu. Apabila kita telah mengetahui
intensitas cahaya pada suatu ruangan yang akan kita ukur, kita dapat menentukan
lampu yang tepat untuk dipasang pada setiap ruangan tersebut. Sehingga,
dihasilkan tingkat pencahayaan yang sesuai standar. Agar tingkat pencahayaan
ruangan tersebut sesuai dengan fungsi dari ruangan itu. Fungsi ruangan yang
dimaksud adalah jenis aktifitas yang akan dilakukan di dalam ruangan tersebut.
Selain itu, alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur kuat cahaya.
Dalam suatu ruangan, pencahayaan sangatlah penting, karena dengan adanya
pencahayaan, dapat menunjang aktifitas di ruangan tersebut agar dapat
belangsung dengan baik. Selain itu dengan adanya cahaya disuatu ruangan, maka
kita dapat melihat dengan jelas. Untuk itu pengukuran intensitas cahaya didalam
ruangan sangat penting. Sehingga di praktikum kali ini kami melakukan
praktikum tentang mengukur intensitas cahaya dengan menggunakan alat yang
bernama lux meter. Dengan melakukan praktikum ini, kami dapat mengetahui
intensitas cahaya di suatu ruangan tersebut dan kami juga bisa menggunakan alat
lux meter dengan benar. Dalam praktikum ini, kerja sama antara anggota
kelompok sangat penting, karena dalam melakukan praktikum dengan
menggunakan alat lux meter ini masing –masing anggota kelompok memiliki
tugas masing-masing, sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar dan hasil
yang diperoleh akurat. Praktikum ini juga harus dilakukan dengan serius supaya
hasil yang diperoleh akurat dan tidak terjadi kesalahan saat melakukan praktikum.
Setiap anggota dituntut untuk saling membantu satu sama lain, sehingga tidak
menghabiskan waktu dan hasil yang diperoleh benar dan sedikit terjadi kesalahan
saat praktikum.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini yaitu :
1. Pada lux meter menggunakan sensor photodiode.
2. Range pada lux meter yang kami gunakan berkisar antara 2.000 sampai
200.000, dimana hasil nilai range 20.000 dikalikan dengan 10 dan hasil nilai
range 200.000 dikalikan dengan 100.
3. Supaya hasil nilai range tidak berubah, maka mode hold harus diaktifkan.
4. Untuk mencari nilai max dan min, harus menggunakan range 2.000 agar
memperoleh hasil yang benar.
5. Dalam praktikum, proses memegang alat lux meter harus tetap dan alat tidak
boleh bergerak-gerak supaya memperoleh hasil yang benar.

5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini yaitu sebaiknya dilakukan penambahan alat
yang digunakan untuk praktikum, agar praktikum terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyantari Listiana, Rif’ati Dina H, Bambang Supriyadi. 2016. Analisis Intensitas


Pencahayaan Di Ruang Kuliah Gedung Fisika Universitas Jember Dengan
Menggunakan Calculux Indoor 5.0 B. Jurnal Pembelajaran Fisika. 5(1). 77
– 81.
Jana Miftahul. 2017. Pengaruh Ukuran Jendela Terhadap Intensitas Pencahayaan
Pada Ruang. Makassar : UIN Alauddin Makassar.
Made I Satriya Wibawa, I Ketut Putra. 2018. Perancangan Dan Pembuatan Lux
Meter Digital Berbasis Sensor Cahaya El7900. Jurnal Ilmiah Ilmu
Komputer. 11(1) : 45-58.
Muis Abdul Mappalotteng, Syahrul. 2015. Analisis Penerangan Pada Ruangan Di
Gedung Program Pascasarjana UNM Makassar. Jurnal Scientific Pinisi.
1(1) : 87 – 96.
Pamungkas Muchamad, Hafiddudin, Yuyun Siti Rohmah. 2015. Perancangan dan
Realisasi Alat Pengukur Intensitas Cahaya. Jurnal Elkomika. 3(2) : 120 –
132.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai