Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PERALATAN TERAPI DASAR

INFRARED

Disusun Oleh :
AGUSALIM
T202101018

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLGI ELEKTRO MEDIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “ Infrared” dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini disusun
sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah PERALATAN TERAPI DASAR.
Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 8 oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ iii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.....................................................................................................................Latar
Belakang..................................................................................................... 1
1.2.....................................................................................................................Tujuan
Pembahasan................................................................................................ 2
1.3.....................................................................................................................Rumusa
n Masalah.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Infrared..................................................................................... 3
2.2.Sejarah Perkembangan Infrared.................................................................. 4
2.3.Karakteristik Infrared.................................................................................. 7
2.4.Jenis Infrared.............................................................................................. 8
2.5.Prinsip Kerja Infrared................................................................................. 8
2.6. Kegunaan Infrared untuk Kehidupan Sehari-hari...................................... 13
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17
DAFTAR GAMBAR

ii
Gambar 1. Gelombang sinusoidal..................................................................... 3
Gambar 2. S.P. Langley, penemu bolomeneter................................................ 5
Gambar 3. Spektrum Cahaya............................................................................ 6
Gambar 4. Spektrum cahaya terhadap respon mata manusia........................... 9
Gambar 5. Pulse – Space Terminologi............................................................. 10
Gambar 6. Pulse – Width Coded Signal........................................................... 10
Gambar 7. Space – Width Coded Signal.......................................................... 10
Gambar 8. Shift – Width Coded Signal............................................................ 11
Gambar 9. Konverter sinyal menjadi frekuensi infrared.................................. 12
DAFTAR TABEL

iii
Tabel 1. Daftar panjang gelombang cahaya tampak......................................... 7
1

BAB I
PENDAHULUAN
iv

1.1. Latar Belakang


Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih
panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio.
Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah
merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi
inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang gelombang
antara 700 nm dan 1 mm. Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan
listrik dan medan magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan
membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya tampak adalah
salah satu bentuk radiasi elektromagnetik. Setiap muatan listrik yang memiliki
percepatan memancarkan radiasi elektromagnetik. Ketika kawat (atau panghantar
seperti antena) menghantarkan arus bolak-balik, radiasi elektromagnetik
dirambatkan pada frekuensi yang sama dengan arus listrik. Bergantung pada
situasi, gelombang elektromagnetik dapat bersifat seperti gelombang atau seperti
partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan (kecepatan cahaya),
panjang gelombang, dan frekuensi.
Sensor adalah alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi
untuk mengukur magnitude sesuatu. Sensor adalah jenis transduser yang
digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia
menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor biasanya dikategorikan melalui
pengukur dan memegang peranan penting dalam pengendalian proses pabrikasi
modern. Sensor memberikan ekivalen mata, pendengaran, hidung lidah dan
menjadi otak mikroprosesor dari sistem otomatisasi industri.
Dari penjelasan di atas, kita dapat menggali lebih jauh tentang prinsip kerja sensor 2
infrared yang akan kita terapkan di kehidupan sehari-hari

1.2. Tujuan Pembahasan


2. Apa pengertian dari infrared?
3. Apa fungsi infrared di kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana prinsip kerja infrared pada alat yang digunakan di kehidupan sehari-
hari?

1.3. Rumusan Masalah


1. Memahami pengertian dari infrared.
2. Memahami fungsi infrared di kehidupan sehari-hari.
3. memahami prinsip kerja infrared pada alat yang digunakan di kehidupan
sehari-hari.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Infrared


Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih
panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio.
Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah
merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi
inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang gelombang antara
700 nm dan 1 mm. Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan
medan magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari
satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu bentuk radiasi
elektromagnetik.
Setiap muatan listrik yang memiliki percepatan memancarkan radiasi
elektromagnetik. Ketika kawat (atau panghantar seperti antena) menghantarkan arus
bolak-balik, radiasi elektromagnetik dirambatkan pada frekuensi yang sama dengan
arus listrik. Bergantung pada situasi, gelombang elektromagnetik dapat bersifat
seperti gelombang atau seperti partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan
(kecepatan cahaya), panjang gelombang, dan frekuensi. Kalau dipertimbangkan
sebagai partikel, mereka diketahui sebagai foton, dan masing-masing mempunyai
energi berhubungan dengan frekuensi gelombang ditunjukan oleh hubungan Planck E
= Hf, di mana E adalah energi foton, h ialah konstanta Planck 6.626 × 10 −34 J·s dan f
adalah frekuensi gelombang. Sedangkan panjang gelombang adalah sebuah jarak
antara satuan berulang dari sebuah pola gelombang. Dalam sebuah gelombang sinus,
panjang gelombang adalah jarak antar puncak.
Gambar 1. Gelombang
4
sinusoidal

Axis x mewakilkan panjang, dan I mewakilkan kuantitas yang bervariasi


(misalnya tekanan udara untuk sebuah gelombang suara atau kekuatan listrik atau
medan magnet untuk cahaya), pada suatu titik dalam fungsi waktu x.
Panjang gelombang λ memiliki hubungan inverse terhadap frekuensi f, jumlah
puncak untuk melewati sebuah titik dalam sebuah waktu yang diberikan. Panjang
gelombang sama dengan kecepatan jenis gelombang dibagi oleh frekuensi
gelombang. Ketika berhadapan dengan radiasi elektromagnetik dalam ruang hampa,
kecepatan ini adalah kecepatan cahaya c, untuk sinyal (gelombang) di udara, ini
merupakan kecepatan suara di udara.

2.2. Sejarah Perkembangan Infrared


Termometer sebagai detektor radiasi, tetap tak tertandingi hingga tahun 1829
ketika Nobili menemukan termokopel. Lalu sebuah terobosan terjadi ketika Melloni
menghubungkan sejumlah termokopel secara seri untuk membentuk thermopile
pertama. Perangkat baru ini sekurang-kurangnya 40 kali lebih sensitif daripada
termometer untuk mendeteksi radiasi panas, dan mampu mendeteksi panas dari satu
tempat hingga radius tiga meter jauhnya.
Peta panas pertama kali dibuat pada 1840, yang merupakan hasil kerja Sir
John Herschel, putra dari sang penemu inframerah dan seorang astronom terkenal.
Berdasarkan penguapan diferensial dari lapisan minyak tipis yang terkena panas,
gambar termal dapat dilihat dari cahaya yang tercermin di mana efek interferensi dari
film minyak membuat gambar dapat terlihat oleh mata. Sir John juga berhasil
memperoleh rekaman primitif dari gambar termal tersebut di atas kertas, yang ia
sebut sebagai 'termograf'. Penyempurnaan sensitivitas detektor inframerah
berkembang perlahan-lahan. Sebuah terobosan besar, yang dibuat oleh oleh S.P.
Langley pada tahun 1880, adalah penemuan bolometer. Alat ini terdiri dari sebuah
strip hitam tipis platina yang terhubung pada salah satu lengan sirkuit jembatan
Wheatstone, di mana radiasi inframerah terfokus dan galvanometer yang sensitif akan 5
memberi respons. Alat ini dikatakan telah mampu mendeteksi panas dari seekor sapi
pada jarak 400 meter.
Antara tahun 1900 dan 1920, ilmuwan dunia ‘menemukan’ inframerah.
Banyak paten dikeluarkan untuk perangkat pendeteksi personel, artileri, pesawat
terbang, kapal, dan bahkan gunung es. Sistem operasi pertama, dalam pengertian
modern, mulai dikembangkan selama perang 1914-1918, ketika kedua belah pihak
menyelenggarakan program-program penelitian yang ditujukan untuk eksploitasi
militer inframerah. Program-program ini termasuk sistem eksperimental untuk deteksi
intrusi musuh, remote-sensing suhu, komunikasi, dan pengarahan torpedo. Sistem
pencarian inframerah yang diuji selama periode ini mampu mendeteksi pesawat yang
mendekat pada jarak 1,5 km (0,94 mil), atau orang lebih dari 300 meter (984 ft)
jauhnya.

Gambar 2. S.P. Langley, penemu


bolomeneter

Sistem yang paling peka sampai dengan saat ini semua didasarkan pada
variasi bolometer, tetapi periode antarperang memperlihatkan perkembangan dua
detektor inframerah baru yang revolusioner: konverter gambar dan detektor foton.
Pada awalnya, konverter gambar menerima perhatian terbesar oleh militer, karena
memungkinkan seorang pengamat untuk pertama kalinya dalam sejarah yang secara
harfiah ‘melihat dalam gelap’. Namun, kepekaan konverter gambar terbatas pada
panjang gelombang inframerah dekat. Karena ini melibatkan risiko posisi pengamat 6
diketahui oleh musuh, maka pemakaian konverter gambar untuk kepentingan militer
akhirnya memudar
Militer merasakan banyaknya kerugian dari penggunaan thermal imaging aktif
(yaitu pencarian dilengkapi laser/ beam), oleh karena itu, militer mengadakan
penelitian rahasia untuk menciptakan sistem pasif (tidak ada berkas pencarian), yaitu
detektor foton . Selama periode perang, peraturan kerahasiaan militer benar-benar
mencegah pengungkapan status teknologi pencitraan inframerah. Rahasia in mulai
terangkat di tengah 1950-an, dan sejak itu perangkat thermal imaging yang memadai
akhirnya mulai tersedia bagi sipil sains dan industri.
Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014 Hz atau
daerah panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika memeriksa spektrum yang
dihasilkan oleh sebuah lampu pijar dengan detektor yang dihubungkan pada mili
ampermeter, maka jarum ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar
yang tidak dilihat tetapi dapat dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi
inframerah. Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih
panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Dari
bahasa Latin infra, artinya "bawah", dan merah merupakan warna dari cahaya tampak
dengan gelombang terpanjang.

Gambar 3. Spektrum
Cahaya
7

Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul yang


bergetar karena benda diipanaskan. Jadi setiap benda panas pasti memancarkan sinar
inframerah. Sesungguhnya setiap benda yang bersuhu di atas nol Kelvin pasti
memancarkan radiasai inframerah. Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan
bergantung pada suhu dan warna benda. Dengan menggunakan pelat-pelat potret
yang peka terhadap inframerah, satelit pengamat sumber Bumi maupun mendeteksi
tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di bumi secara terinci. Ini disebabkan tumbuh-
tumbuhan yang berbeda akan memancarkan jumlah dan frekuensi yang berbeda.

2.3. Karakteristik Infrared


a. Tidak dapat dilihat oleh mata manusia
b. Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang
c. Dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan panas
d. Panjang gelombang pada inframerah memiliki hubungan yang berlawanan
atau berbanding terbalik dengan suhu. Ketika suhu mengalami kenaikan,
maka panjang gelombang mengalami penurunan.
e. Memiliki fluktuasi daya tinggi dan dapat diinterfensi oleh cahaya
matahari.
Sinar matahari langsung mengandung 93 lumens per watt flux radian, yang
termasuk di dalamnya inframerah (47%), cahaya tampak (46%), dan cahaya ultra
violet (6%) . Sinar inframerah terdapat pada pada cahaya api, cahaya matahari,
radiator kendaraan atau pantulan jalan aspal yang terkena panas. Saraf pada kulit kita
dapat menginderai perbedaan suhu permukaan kulit, namun kita tidak dapat
merasakan sinar inframerah.

Tabel 1. Daftar panjang


gelombang cahaya tampak
8

Sinar inframerah dapat digunakan untuk memanaskan makanan, misalnya


pada restauran cepat saji. Inframerah juga dapat dimanfaatkan untuk melihat benda,
yaitu dengan detektor inframerah. Setiap benda akan memantulkan dan/atau
menyerap inframerah sehingga detektor menangkap panjang gelombang yang
berbeda sesuai suhu yang dikeluarkan benda. Karena sumber utama sinar inframerah
merupakan radiasi termal ataupun radiasi panas, setiap benda memiliki suhu panas
tertentu bahkan yang kita kira tidak cukup panas untuk meradiasikan cahaya tampak
dapat mengeluarkan energi dan terlihat pada detektor.

2.4. Jenis Infrared


a. Inframerah jarak dekat dengan panjang gelombang 0.75 – 1.5 µm. Contoh
aplikasi sederhana untuk near infra red digunakan untuk pencitraan
pandangan malam seperti pada nightscoop.
b. Inframerah jarak menengah dengan panjang gelombang 1.50 – 10 µm.
Contoh aplikasi sederhana untuk mid infrared ada pada sensor alarm.
c. Inframerah jarak jauh dengan panjang gelombang 10 – 100 µm. Contoh
aplikasi sederhana untuk far infrared adalah alat – alat kesehatan.

2.5. Prinsip Kerja Infrared


Sejak ditemukannya radio maka penggunaannya semakin lama semakin
banyak dan berbagai macam. Hal ini menimbulkan permasalahan yaitu padatnya jalur
komunikasi yang menggunakan radio. Bisa dibayangkan jika pada suatu kota terdapat
puluhan stasiun pemancar radio FM dengan bandwidth radio FM yang disediakan
antara 88 MHz – 108 MHz. Tentunya ketika knob tunning diputar sedikit maka sudah
ditemukan stasiun radio FM yang lain. Ini belum untuk yang lain seperti untuk para
penggemar radio kontrol yang juga menggunakan jalur radio. Bahkan untuk
pengontrollan pintu garasi juga menggunakan jalur radio. Jika kondisi ini tidak ada
peraturannya maka akan terjadi tumpang tindih pada jalur radio tersebut.
Alternatifnya yaitu dengan menggunakan cahaya sebagai media komunikasinya.
Cahaya dimodulasi oleh sebuah sinyal carrier seperti halnya sinyal radio dapat
membawa pesan data maupun perintah yang banyaknya hampir tidak terbatas dan 9
sampai saat ini belum ada aturan yang membatasi penggunaan cahaya ini sebagai
media komunikasi.
Pada dasarnya penggunaan modulasi cahaya penggunaannya tidak ada
batasnya namun modulasinya harus menggunakan sinyal carrier yang frekuensinya
harus sangat tinggi yaitu dalam orde ribuan megahertz. Biasanya modulasi dengan
frekuensi carrier yang tinggi ini digunakan untuk madulasi sinar laser atau pada
transmisi data yang menggunakan media fiberoptic sebagai media perantaranya.
Untuk transmisi data yang menggunakan media udara sebagai media perantara
biasanya menggunakan frekuensi carrier yang jau lebih rendah yaitu sekitar 30KHz
sampai dengan 40KHz. Infra merah yang dipancarkan melalui udara ini paling efektif
jika menggunakan sinyal carrier yang mempunyai frekuensi di atas.

Gambar 4. Spektrum cahaya


terhadap respon mata manusia

Semua remote kontrol menggunakan transmisi sinyal infra merah yang


dimodulasi dengan sinyal carrier dengan frekuensi tertentu yaitu pada frekuensi
30KHz sampai 40KHz. Sinyal yang dipancarkan oleh transmitter diteria oleh
receiver infra merah dan kemudian didecodekan sebagai sebuah paket data biner.
Panjang sinyal data biner ini bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan
yang lain sehingga suatu remote kontrol hanya dapat digunakan untuk sebuah produk
dari perusahaan yang sama dan pada tipe yang sama. Hal ini dapat dicontohkan pada
remote TV SONY hanya bisa digunakan untuk remote VCD SONY dan sebaliknya
tetapi tidak dapat digunakan untuk TV merek yang lain. Pada transmisi infra merah
terdapat dua terminologi yang sangat penting yaitu : ‘space’ yang menyatakan tidak
ada sinyal carrier dan ‘pulse’ yang menyatakan ada sinyal carrier.

Gambar 5. Pulse – Space


Terminologi

Pulse – Space Terminologi


Pengkodean pada remote infra merah pada dasarnya ada tiga macam dan semuanya
berdasarkan pada panjang jarak antar pulsa atau pergeseran urutan pulsa.
a. Pulse-Width Coded Signal
Pada pengkodean ini panjang pulsa merupakan kode informasinya. Jika panjang pulsa
‘pendek’ (kira-kira 550us) maka dikatakan sebagai logika ‘L’ tetapi jika panjang
pulsa ‘panjang’ (kira-kira 2200us) maka menyatakan logika ‘H’.

Gambar 6. Pulse – Width Coded


Signal

b. Space-Coded Signals
Pada pengkodean ini didasarkan pada panjang/pendek space. Jika panjang pulsa
sekitar 550us atau kurang maka dinyatakan sebagai logika ‘L’ sedangkan jika panjang
space lebih dari 1650us maka dinyatakan sebagai logika ‘H’.

Gambar 7. Space – Width Coded


Signal
11

c. Shift Coded Signal


Pengkodean ini ditentukan pada urutan pulsa dan space. Pada saat ‘space’ pendek,
kurang dari 550us dan ‘pulse’ panjang, lebih dari 1100us maka dinyatakan sebagai
logika ‘H’. Tetapi sebaliknya jika ‘space’ panjang dan ‘pulse’ pendek maka
dinyatakan sebagai logika ‘L’.

Gambar 8. Shift – Width Coded


Signal

Infra merah dapat digunakan baik untuk memancarkan data maupun sinyal sura.
Keduanya membutuhkan sinyal carrier untuk membawa sinyal data maupun sinyal
suara tersebut hingga sampai pada receiver. Untuk transmisi sinyal suara biasanya
digunakan rangkaian voltage to frequency converter yang berfungsi untuk merubah
tegangan sinyal suara menjadi frekuensi. Dan jika sinyal ini dimodulasikan sengan
sinyal carrier maka akan menghasilkan suatu modulasi FM. Modulasi jenis ini lebih
disukai karena paling kebal terhadap perubahan amplitudo sinyal apabila sinyal
mengalami gangguan di udara. Untuk transmisi data biasanya sinyal ditransmisikan
dalam bentuk pulsa-pulsa seperti telah dijelaskan di atas. Ketika sebuah tombol
ditekan pada remote kontrol unti maka IR akan mentransmitkan sebuah sinyal yang
akan dideteksi sebagai urutan data biner.
Untuk aplikasi jarak jauh maka perlu adanya pengumpulan sinar termodulasi yang
lemah. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan photodioda yang sudah
mempunyai semacam lensa cembung yang akan mengumpulkan sinar termodulasi
tersebut. Biasanya menggunakan lensa tambahan yang dinamakan dengan lensa
FRESNEL yang terbuat dari bahan plastik dan kemudian diumpankan ke photodioda
dengan jarak tertentu pada fokus lensa FRESNEL ini. Untuk aplikasi remote control
biasanya cukup menggunakan lensa yang dimiliki oleh photodioda/phototransistor
dengan penguatan tertentu. Untuk penggunaan yang harus dapat menerima pancaran
sinyal infra merah yang sudut datangnya besar maka harus menggunakan dua atau
lebih photodioda. Photodioda yang baik adalah photodioda yang mampu
mengumpulkan sinar termodulasi tepat pada wafer silikonnya dan hal inilah yang
mempengaruhi kualitas photodioda/phototransistor yang dibeli di pasaran. Pada saat
photodioda mendeteksi adanya sinar infra merah maka akan terdapat arus bocor
sebesar 0.5 uA dan ini juga tergantung pada kekuatan sinar infra merah yang datang
dan sudut datangnya. Kekuatan sinar dan sudut datang merupakan faktor penting
dalam keberhasilan transmisi data melalui infra merah selain filter dan penguatan
pada bagian receivernya.
Gambar 9. Konverter sinyal menjadi frekuensi infrared

13

2.6. Kegunaan Infrared untuk Kehidupan Sehari-hari


a. Bidang Kedokteran
NIRS (Near-infrared spectroscopy) umum dipakai dalam diagnostik medis,
terutama dalam pengukuran kadar oksigen darah, atau juga kadar gula darah.
Meskipun bukan tekhnik yang sangat sensitif, NIRS “idak menakutkan pasien/subjek
karena tidak memerlukan pengambilan sampel (non-invansif) dan dilakukan langsung
dengan menempelkan sensor di permukaan kulit. Teknik ini juga dipakai dalam
pengukuran dinamika perubahan senyawa tertentu dalam suatu organ, misalnya
perubahan kadar hemoglobin disuatu bagian otak akibat aktivitas saraf tertentu.
Dalam penggunaan fisiologis semacam ini, NIRS dapat dikombinasi dengan teknik
lain, misalnya T-scan.
b. Bidang Industri
Lampu inframerah merupakan lampu pijar yang kawat pijarnya bersuhu di
atas ±2500°K. Hal ini menyebabkan sinar infra merah yang dipancarkannya menjadi
lebih banyak daripada lampu pijar biasa. Lampu infra merah ini biasanya digunakan
untuk melakukan proses pemanasan di bidang industri.
Pemanasan inframerah. Merupakan suatu kondisi ketika energi inframerah
mengenai sebuah objek dengan kekuatan energi elektromagnetik yang dipancarkan di
atas -273 °C (0°K dalam suhu mutlak). Pemanasan inframerah banyak digunakan
pada alat-alat seperti, pemanggang dan bola lampu (90% panas – 10% cahaya).
c. Ilmu Pangan dan Kimia Pertanian
Spektroskopi menggunakan NIRS dalam bidang ini disukai karena tidak
memerlukan persiapan sampel yang rumit. Selain itu, seringkali sampel bisa
digunakan lagi untuk keperluan lain: misalnya, benih bisa langsung ditanam setelah
diukur kandungan asam lemaknya. Instrumentasi NIRS yang berkembang pesat
dengan penggunaan komputer membuat alat ini populer. Walaupun demikian,
kalibrasi NIRS sangat kritis dalam bidang ini mengingat bahan sampel mengandung
campuran berbagai macam zat. Proses adjustment dalam analisis untuk menghasilkan
14
informasi dapat memberikan nilai-nilai yang kurang akurat.

d. Penginderaan Jauh
Pencitraan (imaging) NIRS yang diletakkan pada pesawat terbang/balon udara
atau satelit digunakan untuk menganalisis kandungan kimia tanah atau hamparan
vegetasi penutup permukaan tanah. Ini adalah aplikasi di bidang tata ruang,
kehutanan, serta geografi.
e. Bidang Keruangan
Inframerah yang dipancarakan dalam bentuk sinar infra merah terhadap suatu
objek, dapat menghasilkan foto infra merah. Foto inframerah yang bekerja
berdasarkan pancaran panas suatu objek dapat digunakan untuk membuat gambaran
panas dari suatu daerah atau objek. Hasil gambaran panas dapat menunjukkan daerah
mana yang panas dan tidak. Misalnya suatu gambaran panas dari suatu gedung dapat
digunakan untuk mengetahui dari zona bagian mana dari gedung itu yang
menghasilkan panas berlebihann sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan.
f. Bidang Komunikasi
Sebagai salah satu standardisasi komunikasi tanpa kabel. Inframerah dapat
dikatakan sebagai salah satu konektivitas yang berupa perangkat nirkabel yang
digunakan untuk menghubungkan atau mentransfer data dari suatu perangkat ke
perangkat lain. Penggunaan inframerah yang seperti ini dapat kita lihat pada
handphone dan laptop yang memiliki aplikasi inframerah. Ketika kita ingin mengirim
file ke handphone, maka bagian infra harus dihadapkan dengan modul inframerah
pada PC. Selama proses pengiriman berlangsung, tidak boleh ada benda lain yang
menghalangi. Fungsi inframerah pada handphone dan laptop dijalankan melalui 15
teknologi IrDA (Infrared Data Acquition). IrDA dibentuk dengan tujuan untuk
mengembangkan sistem komunikasi via inframerah.
Adanya kamera tembus pandang yang memanfaatkan sinar inframerah. Sinar
inframerah memang tidak dapat ditangkap oleh mata telanjang manusia, namun sinar
inframerah tersebut dapat ditangkap oleh kamera digital atau video handycam.
Dengan adanya suatu teknologi yang berupa filter iR PF yang berfungi sebagai
penerus cahaya infra merah, maka kemampuan kamera atau video tersebut menjadi
meningkat. Teknologi ini juga telah diaplikasikan ke kamera handphone.
Adanya sistem sensor infra merah. Sistem sensor ini pada dasarnya
menggunakan inframerah sebagai media komunikasi yang menghubungkan antara
dua perangkat. Penerapan sistem sensor infra ini sangat bermanfaat sebagai
pengendali jarak jauh, alarm keamanan, dan otomatisasi pada sistem. Adapun
pemancar pada sistem ini terdiri atas sebuah LED (Light Emitting Diode) infra merah
yang telah dilengkapi dengan rangkaian yang mampu membangkitkan data untuk
dikirimkan melalui sinar inframerah, sedangkan pada bagian penerima biasanya
terdapat foto transistor, fotodioda, atau modulasi infra merah yang berfungsi untuk
menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.
Inframerah digunakan untuk komunikasi jarak dekat, seperti pada remote TV.
Gelombang inframerah itu mudah untuk dibuat dan harganya relatif murah. Sebagai
alat komunikasi pengontrol jarak jauh. Inframerah dapat bekerja dengan jarak yang
tidak terlalu jauh (kurang lebih 10 meter dan tidak ada penghalang).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi
gelombang radio. Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin
infra, "bawah"), merah merupakan warna dari cahaya tampak dengan
gelombang terpanjang. Radiasi inframerah memiliki jangkauan tiga
"order" dan memiliki panjang gelombang antara 700 nm dan 1 mm.
Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan
magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi
dari satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu
bentuk radiasi elektromagnetik.
2. Kegunaan infrared di kehidupan sehari-hari sangat banyak, di bidang
kedokteran, industry, ilmu pangan dan kimia pertanian, penginderaan
jauh, bidang keruangan dan bidang komunikasi.
3. Infra merah dapat digunakan baik untuk memancarkan data maupun sinyal
sura. Keduanya membutuhkan sinyal carrier untuk membawa sinyal data
maupun sinyal suara tersebut hingga sampai pada receiver. Untuk
transmisi sinyal suara biasanya digunakan rangkaian voltage to frequency
converter yang berfungsi untuk merubah tegangan sinyal suara menjadi
frekuensi. Dan jika sinyal ini dimodulasikan sengan sinyal carrier maka
akan menghasilkan suatu modulasi FM. Modulasi jenis ini lebih disukai
karena paling kebal terhadap perubahan amplitudo sinyal apabila sinyal
mengalami gangguan di udara. Untuk transmisi data biasanya sinyal
ditransmisikan dalam bentuk pulsa-pulsa seperti telah dijelaskan di atas.
Ketika sebuah tombol ditekan pada remote kontrol unti maka IR akan
mentransmitkan sebuah sinyal yang akan dideteksi sebagai urutan data
biner.

DAFTAR PUSTAKA

http://zonaelektro.net/infra-merah-media-komunikasi-cahaya/ Diakses Rabu, 12


Desember 2018 pukul 07.16 WIB

http://alfains.blogspot.com/2016/02/sinar-inframerah.html Diakses Rabu, 12


Desember 2018 pukul 07.43 WIB

https://www.lukinotes.com/2012/06/rangkaian-sensor-infrared-dengan-photo.html
Diakses Rabu, 12 Desember 2018 pukul 07.50 WIB

https://searchnetworking.techtarget.com/definition/infrared-radiation Diakses Rabu,


12 Desember 2018 pukul 08.01 WIB

https://science.nasa.gov/ems/07_infraredwaves Diakses Rabu, 12 Desember 2018


pukul 08.17 WIB

https://www.britannica.com/science/infrared-radiation Diakses Rabu, 12 Desember


2018 pukul 08.28 WIB

https://electronics.howstuffworks.com/gadgets/high-tech-gadgets/nightvision1.htm
Diakses Rabu, 12 Desember 2018 pukul 08.33 WIB

Anda mungkin juga menyukai