Anda di halaman 1dari 15

Tugas Kelompok

MAKALAH
PENGANTAR TEORI KEPUTUSAN
“VARIANSI DAN KOEFISIEN VARIASI UNTUK MANAJEMEN
KEPUTUSAN”

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Makkulau, S.Si., M.Si

OLEH :
KELOMPOK IX

LIA RAHMAWATI (F1A218027)


LA ODE MUHAMAD MIRSAN (F1A219029)
HANI NUR AZIZAH DJUFRI (F1A220081)
LANI RAHMADANI (F1A220087)
RICO DYON STEFANUS (F1A220097)
ZAHRA KURNIA SUDIRO (F1A220105)

PROGRAM STUDI S1 STATISTIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu yang berjudul “Variansi dan Koefisien Variasi
Untuk Manajemen Keputusan”.
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas dari dosen
mata kuliah Pengantar Teori Keputusan bapak Dr. Makkulau, S.Si., M.Si. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen mata kuliah Pengan Teori
Keputusan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan
serta pengetahuan kita semua.
Adapun penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak
kesalahan dan kekurangan dalam pembuatannya. Jadi kami berharap adanya
masukan saran ataupun kritik yang membangun sehingga kami dapat belajar dari
kesalahan. Juga ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini.

Kendari, November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...………1
A. Latar Belakang…………………………………………………..………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………..…………2
C. Tujuan……………………………………………………………..………...2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..……..3
A. Definisi Variansi dan Koefisien Variasi Untuk Manajemen Keputusan..3
B. Model Dalam Variasi dan Koefisien Variansi Untuk Manajemen
Keputusan……………………………………………………………………4
C. Contoh Penerapan Variansi dan Koefisien Variasi Untuk Manajemen
Keputusan……………………………………………………………………8
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..11
A. Kesimpulan……………………………………………………………....11
B. Saran……………………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen dalam Bahasa Inggris berarti mengelola atau mengatur.
Dalam Fattah (2006:1), manajemen diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi.
Manajemen sebagai ilmu merupakan bidang pengetahuan yang secara
sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.
Manajemen sebagai kiat seperti pernyataan Follet merupakan hal yang dapat
mencapai sasaran dengan cara mengatur orang lain dalam menjalankan tugas.
Manajemen sebagai profesi menjelasakan adanya landasan keahlian khusus
untuk mencapai suatu prestasi manajer dan para professional dengan dituntun
oleh sebuah kode etik.
Manajemen keputusan merupakan suatu sistem yang setiap komponennya
menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Manajemen sebagai sistem
memiliki fungsi-fungsi pokok yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan.
Variansi dalam manajemen keputusan dilakukan agar manajemen dapat
menilai kembali penetapan biaya standar yang berkaitan dengan biaya yang
dikeluarkan pada proses produksi berlangsung.
Koefisien variasi ialah perbandingan antara simpangan standar dan harga
atau nilai rata-rata yang dinyatakan dengan presentase. Koefisien variasi
berguna untuk mengamati variasi data atau sebaran data dari rata-rata
hitungnya, dalam pengertian jika koefisien variasinya semakin kecil, maka
datanya seragam (homogen). Sebaliknya jika koefisien variasinya semakin
besar maka datanya semakin heterogen. Koefisien Variasi berguna untuk
membandingkan tingkat variasi suatu seri data ke data yang lain, bahkan jika
nilai rata-ratanya sangat berbeda dengan data yang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi variansi dan koefisien variasi untuk manajemen keputusan?
2. Apa saja model dalam variasi dan koefisien variansi untuk manajemen
keputusan?
3. Bagaimana contoh penerapan variasi dan koefisien variansi untuk
manajemen keputusan?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi variansi dan koefisien variasi untuk manajemen
keputusan
2. Dapat mengetahui model dalam variasi dan koefisien variansi untuk
manajemen keputusan
3. Dapat mengetahui contoh penerapan variasi dan koefisien variansi untuk
manajemen keputusan
BAB II
PEMBAHASA/

A. Variansi dan Koefisien Variasi Untuk Manajemen Keputusan


Pengambilan keputusan merupakan bagian dari fungsi-fungsi
manajemen. Manajemen dalam Bahasa Inggris berarti mengelola atau
mengatur. Dalam Fattah (2006:1), manajemen diartikan sebagai ilmu, kiat,
dan profesi. Manajemen sebagai ilmu merupakan bidang pengetahuan
yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana
orang bekerja sama. Manajemen sebagai kiat seperti pernyataan Follet
merupakan hal yang dapat mencapai sasaran dengan cara mengatur orang
lain dalam menjalankan tugas. Manajemen sebagai profesi menjelasakan
adanya landasan keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer
dan para professional dengan dituntun oleh sebuah kode etik.
Manajemen keputusan merupakan suatu sistem yang setiap
komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan.
Manajemen sebagai sistem memiliki fungsi-fungsi pokok yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
1. Definisi Variansi
Analisis varians (analysis of variance, ANOVA) merupakan
suatu metode analisis statistika yang termasuk ke dalam
cabang statistika inferensi. Dalam literatur Indonesia metode ini
dikenal dengan berbagai nama lain, seperti analisis ragam, sidik ragam,
dan analisis variansi. Ia merupakan pengembangan dari masalah
Behrens-Fisher, sehingga uji-F juga dipakai dalam pengambilan
keputusan. Analisis varians pertama kali diperkenalkan
oleh Sir Ronald Fisher, bapak statistika modern. Dalam praktik,
analisis varians dapat merupakan uji hipotesis (lebih sering dipakai)
maupun pendugaan (estimation, khususnya di anggota genetika
terapan).
Secara umum, analisis varians menguji dua varians (atau
ragam) berdasarkan hipotesis nol bahwa kedua varians itu sama.
Varians pertama merupakan varians antarcontoh (among samples) dan
varians kedua merupakan varians di dalam masing-masing contoh
(within samples). Dengan ide semacam ini, analisis varians dengan dua
contoh akan memberikan hasil yang sama dengan uji-t bagi dua rerata
(mean).
Supaya sahih (valid) dalam menafsirkan hasilnya, analisis
varians menggantungkan diri pada empat asumsi yang wajib dipenuhi
dalam perancangan percobaan:
 Data berdistribusi normal, karena pengujiannya menggunakan uji
F-Snedecor
 Varians atau ragamnya homogen, dikenal sebagai
homoskedastisitas, karena hanya dipergunakan satu penduga
(estimate) bagi varians dalam contoh
 Masing-masing contoh saling bebas sama sekali, yang wajib dapat
diatur dengan perancangan percobaan yang tepat
 Komponen-komponen dalam modelnya bersifat aditif (saling
menjumlah).
Asumsi adanya homogenitas varians menjelaskan bahwa
variansi dalam masing-masing kelompok dianggap sama. Sedangkan
asumsi bebas (independen) menjelaskan bahwa variansi masing-
masing terhadap rata-ratanya pada setiap kelompok bersifat saling
bebas.

2. Definisi Koefisien Variasi


Koefisien variasi ialah perbandingan antara simpangan
standard an harga atau nilai rata-rata yang dinyatakan dengan
presentase. Koefisien variasi berguna untuk mengamati variasi data
atau sebaran data dari rata-rata hitungnya. Besarnya kofisien variasi
akan berpengaruh terhadap kualitas sebaran data.
 Jika koefisien variasinya semakin kecil, maka datanya seragam
(homogen).
 Jika koefisien variasinya semakin besar maka datanya semakin
heterogen.
 Jika dua kelompok data KV1 dan KV2, dengan KV!>KV2, maka
kelompok pertama lebih bervariasi atau lebih heterogen dari
kelompok data.
Koefisien Variasi berguna untuk membandingkan tingkat
variasi suatu seri data ke data yang lain, bahkan jika nilai rata-ratanya
sangat berbeda dengan data yang lain.
Rumus Koefisien variasi:
 Koefisien Variasi untuk populasi:


N

σ= ∑ ( x i−μ)2
i−1
N
σ
KV = x 100%
μ
 Koefisien variasi untuk sampel:


n

s= ∑ (x i−x)2
i−1
n−1
s
KV = x 100%
X
n

 Rataan =
x 1+ x 2+ x 3+…+ xn
atau X
∑ xi
n i=1
n
Dimana: σ = simpangan baku populasi
s = simpangan baku sampel
μ = rata-rata populasi
X = rata-rata sampel
∑ x = jumlah data
N = banyaknya data
x i = data ke-i

B. Model Variansi dan Koefisien Variasi Dalam Manajemen Keputusan


Adapun beberapa model dalam manajemen keputusan adalah sebagai berikut:
1. Rasional Model (The Rational Model)
Manajer yang rasional melihat asumsi bahwa seorang pengambil keputusan
yang rasional dan dengan informasi yang lengkap. Proses pengambilan
keputusan yang rasional terdiri dari beberapa langkah sebagaimana
diberikan oleh Simon pada tahun 1977 (Turpin and Marais, 2004):
 Intelligence: menemukan kesempatan untuk membuat keputusan
 Design: menemukan, mengembangkan dan menganalisis kemungkinan
jalur-jalur untuk melakukan tindakan.
 Choice: memilih jalur tertentu untuk melakukan tindakan dari
alternative yang tersedia
 Review: menilai pilihan-pilihan yang lalu.
Di dalam rasionalitas yang sempurna atau klasik, metode analisis keputusan
digunakan untuk menilai  manfaat pada setiap pilihan selama fase
pemilihan dengan menggunakan nilai numerik. Alternatif dengan manfaat
yang paling tinggi yang dipilih (Turpin and Marais, 2004). Dengan
demikian manajer harus mempunyai informasi yang lengkap tentang semua
alternative, tentang manfaat dan konsekuensinya, kemudian dihitung mana
alternative yang lebih baik, dan urutan prioritasnya.
2. The Model of Bounded Rationality (Model Rasional yang Terbatas)
(Simon’s, 1979)
Salah satu model pengambilan keputusan adalah The Model of Bounded
Rationality. Manajer yang rasional tidak selalu mempunyai informasi yang
lengkap dan pilihan yang optimal tidak selalu diperlukan. Menurut Simon
(1979) “perilaku rasional manusia dibentuk oleh sebuah gunting yang
mempunyai dua pisau  yang terbentuk dari lingkungan tugas dan
kemampuan menghitung dari aktornya”. Gunting ini memotong masalah
yang besar menjadi masalah yang jauh lebih kecil yang ketika dicari
nampak. Rasionalitas yang terbatas (bounded rationality) ditandai dengan
aktivitas mencari dan memuaskan. Alternatif dicari  dievaluasi secara
berurutan. Jika sebuah alternative telah memenuhi kriteria minimum secara
implisit maupun eksplisit, maka dikatakan memuaskan dan pencarian
selesai. Proses pencarian  mungkin lebih mudah dengan mengidentifikasi
aturan di lingkungan tugas. Meskipun Simon telah mengklaim
teori bounded rationality (rasionalitas yang terbatas), tetap saja perilaku
rasionalitas. Untuk alasan ini, sejumlah peneliti seperti Huber (1981) dan
Das dan Tang (1999) tidak memisahkan antara rationalitas sempurna dan
rasionalitas yang terbatas di dalam klasifikasi model –model pengambilan
keputusan (Turpin and Marais, 2004).
3. The Incrementalist View
Pandangan incremental logis melibatkan proses langkah demi langkah
tindakan incremental (sedikit demi sedikit) dan tetap menggunakan strategi
yang terbuka untuk menyesuaikan.
4. The Organisational Procedures View
Pandangan prosedur organisasional  mencari untuk mengerti keputusan-
keputusan sebagai output dari standard operating procedures (SOP) yang
diminta oleh subunit organisasi.
5. The political view
Pandangan politik melihat pengambilan keputusan sebagai proses tawar-
menawar secara pribadi, digerakkan oleh agenda-agenda partisipan dari
pada proses rasional. Orang dibedakan berdasarkan pada tujuan organisasi,
nilai-nilai dan relevansi dari informasi. Proses pengambilan keputusan 
tidak pernah berakhir, tetapi peperangan tetap berlangsung antara koalisi
yang berbeda.  Setelah satu kelompok menang dalam peperangan itu, partai
–partai lainnya mungkin membentuk kelompok baru  atau bahkan menjadi
lebih menentukan untuk menang pada perputaran berikutnya.  Pengaruh
dan kekuatan memegang dengan cara yang disengaja  dan lebih jauh untuk
kepentingan sendiri. Tujuan dari koalisis didefinisikan oleh kepentingan
diri sendiri dari pada oleh apa yang bagus untuk organisasi secara
keseluruhan.
6. The garbage can model
Pandangan kaleng sampah (The garbage can view) menjelaskan
pengambilan keputusan di dalam sebuah anarkhi yang terorganisir dan
didasarkan pada karya Cohen, March and Olsen (1972) (Turpin and Marais,
2004). Semacam pandangan politik, model itu diasumsikan lingkungan
yang pluaris dengan berbagai jenis actor, tujuan dan pandangan.  Model
tong sampah menekankan pada frakmentasi dan sifat alamiah yang
membingungkan dari pengambilan keputusan di dalam organisasi-
organisasi, dari pada manipulasi yang disengaja sebagai implikasi dari
pandangan politik.  Di dalam model tong sampah sebuah pengambilan
keputusan adalah sebuah luaran atau intepretasi dari beberapa arus
independent yang relative di dalam sebuah organisasi.  Arus-arus
penyelesaian masalah  mencari solusi dan kesempatan untuk mendapatkan
udara. Model tersebut (mencari isu yang dengannya mereka memberikan
jawaban) dan partisipan (yang perhatiannya terbagi dan siapa yang datang
dan siapa yang pergi), bertemu satu sama lain pada kesempatan pilihan,
yang digambarkan dengan tong sampah. Ketika keputusan dibuat, tong
sampah dipindahkan. Hal ini mungkin terjadi tanpa semua masalah
mendapatkan solusinya atau beberapa masalah yang terkait  di dalam tong
sampah. Karena partisipan adalah mereka yang menghasilkan sampah atau
masalah dan solusi, pembuat keputusan secara total dependent atau
tergantung pada perbaikan dari tim partisipan  di dalam tong itu (Turpin
and Marais, 2004).
7. The individual differences perspective
Perspektif perbedaan individu focus perhatiannya pada perilaku pemecahan
masalah manajer secara individual, dipengaruhi oleh gaya pengambilan
keputusan manajer, latar belakang dan kepribadiannya.  Perspektif
perbedaan indinidu ini mencoba menjelaskan  bagaimana manajer mungkin
menggunakan cara-cara yang berbeda atau menghasilkan luaran yang
berbeda karena kepribadian yang berbeda(Turpin and Marais, 2004).
8. Naturalistic decision-making
Pembuatan keputusan yang natural konsen dengan investigasi dan
pemahaman pengambilan keputusan di dalam konteks yang natural
(alamiah). Fondasi empiris pembuatan keputusan naturalis yang berbeda
dengan model yang lain  seperti the organisational procedures, garbage can
or political views. Model pengambilan keputusan naturalis ini dikenal juga
dengan Recognition-Primed Decision (RPD) model menurut Klein’s (1998)
yang telah melakukan penelitian terhadap 600 keputusan yang dibuat orang
dalam berbagai situasi  seperti pada pemadam kebakaran, perawat dan
tentara. Hal yang utama dari RPD adalah mengenal situasi yang mirip
dengan pengalaman sebelumnya. Bagian yang harus dikenali terlebih
dahulu adalah tujuan yang berhubungan dengan situasi itu, isarat penting
dan apa yang diharapkan. Selain itu juga jalur yang digunakan untuk
bertindak dan kemungkinan keberhasilannya (Turpin and Marais, 2004)
C. Contoh Penerapan Variansi dan Koefisien Variasi Dalam Manajemen
Keputusan
Harga 5 mobil bekas masing-masing adalah Rp 4.000.000, Rp 4.500.000,
Rp 5.000.000, Rp 4.750.000,  serta Rp 4.250.000 dan harga 5 ayam masing-
masing Rp 600, Rp 800, Rp 900, Rp 550, dan Rp 1000. Hitunglah simpangan
baku harga mobil (sm) harga ayam (sa). Mana yang lebih bervariasi
(heterogen), harga mobil atau harga ayam ?

Penyelesaian:
( 4.000.000+ 4.500 .000+5.000.000+ 4.750 .000+4.250 .000)
X m  =  
5
          = Rp 4.500.000


2
∑ (X i−X m)
sm   = 
n−1

=
√ 625.000 .000 .000
4
= √ 156.250.000 .000
=Rp 395.284,707521
X a    =   ¿ ¿

  =  Rp 770

sa    =
√ ∑ (X i−X a)2
n−1
 


= 148.000
4
= √ 37.000 

=  Rp 192.38
σ
KVm  =     × 100%
X
395.284,707521
=   4.500 .000
   × 100%

     = 8,784 %
σ
KVa   =    × 100%
Xa
192.38
 =   × 100%
770
= 24,98%
Karena KVa > KVm , ini berarti harga ayam lebih bervariasi (heterogen)
dibandingkan harga mobil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen keputusan merupakan suatu sistem yang setiap komponennya
menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Manajemen sebagai sistem
memiliki fungsi-fungsi pokok yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan.
Variansi dalam manajemen keputusan dilakukan agar manajemen dapat
menilai kembali penetapan biaya standar yang berkaitan dengan biaya yang
dikeluarkan pada proses produksi berlangsung.
Koefisien variasi ialah perbandingan antara simpangan standard an harga
atau nilai rata-rata yang dinyatakan dengan presentase. Koefisien variasi
berguna untuk mengamati variasi data atau sebaran data dari rata-rata
hitungnya. Besarnya kofisien variasi akan berpengaruh terhadap kualitas
sebaran data.
B. Saran
Adapun saran yang bisa diberikan dalam mempelajari dan memahami
materi ini sebaiknya memperbanyak literature-literatur seperti buku, jurnal,
dan atau melalui media internet. Tentunya kami sebagai penulis sudah
menyadari dalam penyusunan makalah diatas masih terdapat kesalahn serta
jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya sebagai penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman
dari beberapa sumber dan kritik atau masukan yang bisa membangun dari para
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.madematika.com/2014/02/angka-baku-dan-koefisien-variasi.html
http://www.academia.edu
http://nurhidayah.staff.umy.ac.id
http://www.gurusiana.id
http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Analisis-Varians_102018_p2k-
unkris.html

Anda mungkin juga menyukai