Asisten :
Niza Rosyda Amalia (2413100019)
Asisten :
Niza Rosyda Amalia (2413100019)
i
ABSTRAK
ii
ABSTRACT
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum Teknik Optik ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dosen pengajar mata kuliah Teknik Optik.
2. Asisten Laboratorium Rekayasa Fotonika yang telah
membimbing dalam pelaksanaan praktikum Teknik Optik.
3. Rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya kegiatan
praktikum Teknik Optik.
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam
pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun penyajian.
Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
Halaman ini sengaja dikosongkan
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, adapun tujuan dari
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui karakterisasi spektrum sumber cahaya.
3
4
b. Gelombang mikro
Gelombang mikro (microwaves) adalah gelombang radio
dengan frekuensi paling tinggi yaitu di atas 3 GHz. Jika
gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka akan muncul
efek pemanasan pada benda itu. Jika makanan menyerap radiasi
gelombang mikro, maka makanan menjadi panas dalam selang
waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan
dalam microwave oven untuk memasak makanan dengan cepat
dan ekonomis.
Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada pesawat RADAR
(Radio Detection and Ranging) RADAR berarti mencari dan
menentukan jejak sebuah benda dengan menggunakan gelombang
mikro. Pesawat radar memanfaatkan sifat pemantulan gelombang
mikro. Karena cepat rambat gelombang elektromagnetik c =
3x108 m/s, maka dengan mengamati selang waktu antara
pemancaran dengan penerimaan.
c. Sinar Inframerah
Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 10 11Hz sampai
10 Hz atau daerah panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm.
14
d. Cahaya tampak
Gelombang mikro (microwaves) adalah gelombang radio
Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling
dikenal oleh kita dapat didefinisikan sebagai bagian dari spektrum
gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata
manusia. Panjang gelombang tampak bervariasi tergantung
warnanya mulai dari panjang gelombang kira-kira 4x10 -7 m untuk
cahaya violet (ungu) sampai 7x10-7 m untuk cahaya merah.
Kegunaan cahaya salah satunya adlah penggunaan laser dalam
serat optik pada bidang telekomunikasi dan kedokteran.
e. Sinar Ultraviolet
Sinar ultraviolet mempunyai frekuensi dalam daerah 10 15 Hz
sampai 1016 Hz atau dalam daerah panjang gelombang 10 -8 m
sampai 10-7 m. gelombang ini dihasilkan oleh atom dan molekul
dalam nyala listrik. Matahari adalah sumber utama yang
memancarkan sinar ultraviolet dipermukaan bumi, lapisan ozon
yang ada dalam lapisan atas atmosferlah yang berfungsi
menyerap sinar ultraviolet dan meneruskan sinar ultraviolet yang
tidak membahayakan kehidupan makluk hidup di bumi.
f. Sinar X
Sinar X mempunyai frekuensi antara 1016 Hz sampai 1020
Hz. Panjang gelombangnya sangat pendek yaitu 10-10 cm sampai
10-8 cm. meskipun seperti itu tapi sinar X mempunyai daya
tembus kuat, dapat menembus buku tebal, kayu tebal beberapa
sentimeter dan pelat aluminium setebal 1 cm.
g. Sinar Gamma
Sinar gamma mempunyai frekuensi antara 1020 Hz sampai
10 Hz atau panjang gelombang antara 10-12 cm sampai 10-10 cm.
25
Salah satu jenis laser yang sering digunakan adalah laser He-Ne.
Laser ini merupakan jenis laser gas gabungan antara Helium dan
Neon dengan perbandingan 10:1.
b. Lampu TL
Lampu TL adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan
melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian
memanas dan menghasilkan cahaya. Saat bola Lampu TL
dihidupkan, arus listrik akan mengalir dari electrical contact
menuju filamen dengan melewati kawat penghubung. Akibatnya
akan terjadi pergerakan elektron bebas dari kutub negatif ke kutub
positif. Elektron di sepanjang filamen ini secara konstan akan
menabrak atom pada filamen. Energinya akan menggetarkan
atom. Ikatan elektron dalam atom-atom yang bergetar ini akan
mendorong atom pada tingkatan tertinggi secara berkala. Saat
energinya kembali ke tingkat normal, elektron akan melepaskan
energi ekstra dalam bentuk foton. Atom-atom yang dilepaskan ini
dalam bentuk foton-foton sinar infrared yang tidak mungkin
dilihat oleh mata manusia.
8
c. Lampu TL
Lampu TL (Fluorescent Lamp) adalah lampu listrik yang
memanfaatkan gas Neon dan lapisan fluorescent sebagai
pemendar cahaya pada saat dialiri arus listrik. Tabung lampu TL
ini diisi oleh gas yang pada saat elektrodanya mendapat tegangan
tinggi gas ini akan terionisasi sehingga menyebabkan elektron-
elektron pada gas bergerak dan memendarkan fluorescent pada
tabung lampu TL.
d. LED
Light Emitting Diode (LED) adalah suatu semikonduktor
yang memancarkan cahaya monokromatik yang bekerja pada
kondisi tegangan maju (forward bias). Warna yang dihasilkan
tergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai.
9
1.3 Monokromator
Untuk mengamati karakteristik spektrum dari tiap sumber
cahaya, digunakan monokromator. Monokromator merupakan
perangkat optik yang dapat mengubah gelombang polikromatik
menjadi monokromatik. Dengan menggunakan monokromator,
maka karakteristik dari suatu material dapat diketahui hanya
dengan melihat spektrum dari sumber cahaya tersebut. Prinsip
kerja monokromator menggunakan salah satu fenomena optik,
yaitu dispersi. Ketika cahaya polikromatis sudah terdispersi,
cahaya-cahaya monokromatis yang dihasilkan akan diarahkan.
Sehingga hanya panjang gelombang tertentu yang dapat keluar
melalui exit slit.[4]
11
12
13
14
610 0.00821489
620 0.0070616
630 0.00578558
640 0.00499676
650 0.00391899
660 0.00304407
670 0.002257922
680 0.0016352
690 0.001216371
700 0.000929382
15
16
17
18
3.2 Pembahasan
4.2.1 Friandi Dhiazaki Riswanto (NRP. 2413100034)
Pada praktikum P1 tentang karakterisasi spektrum sumber
cahaya ini, digunakan 3 sumber cahaya yaitu Lampu TL, LED dan
laser. Didapatkan hasil bahwa, Lampu TL memiliki karakterisasi
cahaya polikromatis, sedangkan LED dan laser memiliki
karakterisasi cahaya monokromatis. Kemudian perhitungan terhadap
lebar spektral cahaya dapat diperoleh dengan perhitungan 50% dari
daya keluaran maksimum suatu sumber cahaya. Didapatkan hasil
lebar spektral cahaya terbesar dari ketiga sumber. Terbesar adalah
laser, kemudian Lampu TL dan yang terakhir adalah LED.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat diambil kesimpulan
bahwa:
a. Dari tiga sumber cahaya yang digunakan pada praktikum ini,
laser memiliki lebar spektral yang terbesar diantara ketiga
sumber cahaya. Kedua yaitu lampu TL dan yang memiliki lebar
spektral terkecil yaitu LED. Hal ini tidak sesuai dengan teori, di
mana seharusnya laser memiliki lebar spektral yang paling
kecil.
4.2 Saran
Saran ke depannya untuk praktikum ini adalah
1. Diharapkan praktikan sebelum melaksanakan percobaan sudah
mengetahui karakter spektrum masing-masing sumber cahaya
yang sebenarnya serta mempelajari penggunaan Optical Power
Meter yang benar, termasuk cara kalibrasinya.
2. Praktikan lebih teliti dalam melaksanakan percobaan agar tidak
ada kesalahan pengaturan yang dapat berakibat pada kesalahan
pengambilan data.
3. Laptop harus sudah terinstall aplikasi Thorlabs PM100D Utility.
25
26
DAFTAR PUSTAKA
Tugas Khusus
1. Jelaskan prinsip pembangkitan cahaya laser He-Ne bagaimana
sampai bisa menghasilkan cahaya merah!
2. Jelaskan mengenai monokromator yg menggunakan grating dan
prisma!
Solusi:
1. Laser Helium-Neon tidak dipompa secara optis, tetapi secara
elektrik. Medium aktifnya adalah campuran gas dari helium dan
neon dengan perbandingan 5:1 pada tekanan sekitar 3 torr.
Helium tereksitasi ke sebuah level tertentu karena tabrakan
elektron. Energi ditransfer dengan cepat ke atom neon netral
yang mempunyai tingkat energi sedikit dibawah atom helium.
Ini adalah level laser yang lebih atas.
Dalam keadaan normal atom helium berada di tingkat energi
dasarnya yaitu 1s0, karena konfigurasi elektron terluarnya
adalah 1s2. Pada saat elektron lucutan menumbuknya, atom
helium itu mendapatkan energi untuk bereksitasi ke tingkat
energi yang lebih tinggi seperti 1s 0 dan 3s1 dari konfigurasi
elektron1s 2s. Begitu atom helium tereksitasi ke tingkat-tingkat
itu, ia tidak akan bisa kembali ke tingkat dasar, suatu hal yang
dilarang oleh aturan seleksi radiasi.
Suatu hal yang kebetulan bahwa beberapa tingkat energi yang
dimiliki atom neon hampir sama dengan tingkat energi atom
helium. Akibatnya transfer energi antara kedua jenis atom itu
sangat dimungkinkan terjadi melalui tumbukan-tumbukan.
Atom neon yang ditumbuk oleh atom helium 1s 0 akan
tereksitasi ke tingkat 1p1, 3p0, 3p1, 3p2 dari konfigurasi elektron
2p55s. Setelah bertumbukan atom helium akan segera kembali
ke tingkat energi dasar.
Oleh karena aturan seleksi memperbolehkan transisi dari
tingkat-tingkat energi ini ke sepuluh tingkat energi yang
dimiliki konfigurasi 2p53p, maka atom neon dapat dipicu untuk
memancarkan laser. Syarat inversi populasi dengan sendirinya
27
28
sudah terpenuhi, karena pada kesetimbangan termal tingkat-
tingkat di 2p53p atom Ne amat jarang populasinya.
Laser yang dihasilkan akan memiliki intensitas yang paling
jelas di panjang gelombang 633 nm, yang ditimbulkan oleh
transisi dari satu diantara 4 tingkat di 2p54s atom Ne, yang
kebetulan berdekatan dengan tingkat energi 3s 1 atom He, ke
salah satu dari 10 tingkat energi di 2p 53p, sehingga
menghasilkan warna merah.
2. Prisma dan kisi (grating) merupakan bagian monokromator
yang terpenting. Prisma dan kisi pada prinsipnya mendispersi
radiasi elektromagnetik sebatas mungkin supaya didapatkan
resolusi yang baik dari radiasi polikromatis. Prisma dibuat dari
leburan silika dan pada sisi siku-siku dari plasma Littrow
dilapisi dengan kaca aluminium. Sedangkan prisma Cornu tidak
ada pelapisan dengan kaca aluminium. Prisma Littow lebih
banyak dipakai pada spektrofotometer karena bentuknya yang
kompak, daya resolusi yang lebih baik serta refleksi radiasi
elektromagnetik yang datang memberikan keuntungan
menghilangkan pengaruh optis aktif.
Keuntungan monokromator prisma:
o Prisma dapat dipakai sebagai monokromator pada daerah
panjang gelombang yang luar yaitu 185 nm (daerah UV)
sampai 2500 nm (daerah dekat inframerah).
o Tidak menimbulkan tingkat order difraksi.
o Monokromator prisma sangat efektiv untuk monokromator
di daerah UV dekat (185 300 nm).
Kekurangan monokromator prisma:
Dispersi radiasi elektromagnetik untuk prisma tidak
memberikan skala panjang gelombang yang linier.
Resolusi radiasi elektromagnetik untuk prisma tidak
memberikan harga yang sama (uniform).
Dispersi dan resolusi radiiasi elektromagnetik pada daerah
sinar tampak dan daerah infra merah kurang baik.
Kisi (grating) dibuat dari lempengan kaca yang pada
permukaannya dilapisi oleh resin sintesis dengan garis-garis
(1200 garis tiap cm). Kemudian pada permukaannya dilapisi
lagi dengan kaca aluminium. Bentuk yang konkaf (cekung)
lebih menguntungkan dibandingkan yang datar, karena bentuk
kisi konkaf memberikan resolusi yang lebih baik.
Kelebihan monokromator kisi:
o Kisi memberikan dispersi radiasi yang besar, sehingga
memberikan resolusi radiasi yang baik pada daerah yang
panjang gelombang sinar tampak dan inframerah dekat
dibandingkan dengan prisma.
29
30
o Resolusi dan dispersi radiasi elektromgnetik oleh kisi boleh
dikatakan tidak dipengaruhi oleh perubahan temperatur.
o Resolusi radiasi elektromagnetik oleh kisi memberikan
harga yang konstan pada lebar celah yang tetap.
o Dispersi radiasi elektromagnetik oleh kisi akan memberikan
skala panjang gelombang yang linier.
o Dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih
baik.
o Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum.
Cahaya monokromatis ini dapat dipilih panjang gelombang
tertentu yang sesuai untuk kemudian dilewatkan melalui
celah sempit yang disebut slit. Ketelitian dari
monokromator dipengaruhi juga oleh lebar celah (slit width)
yang dipakai.