Anda di halaman 1dari 17

Tugas Kelompok

MAKALAH ELUSIDASI

“SPEKTRUM ULTRAVIOLET DAN TAMPAK (VISIBLE)


SERTA TIPE TRANSISI ELEKTRON”

OLEH

KELOMPOK I
AYUSTIANI A1L1 16 003
FATIMAH A1L1 16 011
HASRIANTI A1L1 16 014
LITA FITRIA A1L1 16 023
NURLIAN PRATIWI A1L1 16 028
NURSAHIDA KAMIL A1L1 16 029
YUYUN A1L1 16 045
EUIS NURMIATI A1L1 16 0
AYU WANDIRA A1L1 16 077
HESTI A1L1 16 084

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DANILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah yang berjudul “Spektrum Ultraviolet Dan Tampak (Visible)
Serta Tipe Transisi Elektron” ini bisa selesai pada waktunya. Shalawat serta
salam tak lupa pula kami haturkan kepada Rasulullah SAW.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang
sempurna. Kami juga menyadari bahwa makalah ini juga masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para
pembaca sekalian demi penyusunan makalah dengan tema serupa yang lebih baik
lagi.

Kendari, November 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

iii
SAMPUL……………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan masalah..........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Instrumentasi spektra ultraviolet dan tampak ........................................4
2.2 Spektra Ultraviolet dan Tampak ............................................................5
2.3 Penggunaan spektrum UV-Vis dalam penentuan kemurnian ................8
2.4 Penggunaan spektrum UV-Vis dalam penentuan bagian dari struktur . .9
2.5 Absorbsi .................................................................................................10
2.6 Tipe Transisi Elektron ............................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................13
3.2 Saran ........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

iv
1.1 Latar Belakang

Gelombang adalah getaran yang merambat. Ciri dari setiap gelombang


adalah gelombang merambatkan energi. Pada gelombang mekanik, hal ini
diperlihatkan ketika energi yang dirambatkan melalui gelombang air mampu
memindahkan gabus yang semula terapung tenang di atas permukaan air.
Olengnya kapal dilaut yang sering kali disebabkan oleh ombak laut membuktikan
adanya sejumlah energi yang dibawa oleh gelombang. Panas matahari yang terasa
di bumi kita juga disebabkan karena gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan oleh matahari merambatkan atau meradiasikan energi panas ke bumi.
Sementara itu, pemindahan energi melalui gelombang elektromagnetik tanpa
disadari manfaatnya sudah biasa dinikmati dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, seseorang dapat menikmati alunan musik dari stasiun radio yang jauh
letaknya karena adanya gelombang radio yang mengangkut energi bunyi musik
itu. Berkat gelombang mikro, seseorang dapat memberi perintah kepada
karyawanya dan mengendalikan perusahaanya hanya dari sebuah telepon
genggamnya. Semua cara berkomunikasi ini dapat terlaksana berkat gelombang
elektromagnetik, yang dapat mengangkut energi informasi ke berbagai tempat.
Sinar atau radiasi ultra ungu (sering disingkat UV, dari bahasa
Inggris: ultraviolet) adalah radiasi elektromagnetis terhadap panjang
gelombang yang lebih pendek dari daerah dengan sinar tampak, tetapi lebih
panjang dari sinar-X yang kecil. Radiasi UV dapat dibagi menjadi hampir
UV (panjang gelombang: 380–200 nm) dan UV vakum (200–10 nm).
Sinar ultraviolet bisa dihasilkan oleh atom-atom dan molekul dalam
loncatan listrik. Matahari merupakan sumber utama dari sinar ultraviolet. Sinar
UV dari Matahari dapat mengionisasi partikel-partikel di atmosfer yang berada
pada ketinggian sekita 80 km yang disebut lapisan ionosfer. Lapisan ozon (O 3) di
atmosfer dapat menyerap sinar UV sehingga tidak sampai ke permukaan bumi.
Berlubangnya lapisan ozon dapat meningkatkan sinar UV yang sampai ke
permukaan bumi, sehingga akan mengancam makhluk hidup. Sinar UV dapat
dimanfaatkan dalam bidang industri terutama dalam proses sterilisasi.

v
Transisi elektron atom adalah perubahan elektron dari satu tingkat
energi ke tingkat energi lain dalam atom atau atom buatan.  Ia tampak terputus-
putus ketika elektron "melompat" dari satu tingkat energi ke tingkat energi lain,
biasanya dalam beberapa nanodetik atau kurang. Ia juga dikenal sebagai eksitasi
elektronik (de-) atau transisi atom atau lompatan kuantum. Transisi elektron
menyebabkan emisi atau penyerapan radiasi elektromagnetik dalam bentuk satuan
terkuantisasi yang disebut foton . Statistik mereka adalah Poissonian , dan waktu
antara lompatan didistribusikan secara eksponensial .  Konstanta waktu redaman
(yang berkisar dari nanodetik hingga beberapa detik) berkaitan dengan alami,
tekanan, dan perluasan bidang garis spektral . Semakin besar pemisahan energi
dari keadaan di mana elektron melompat, Semakin pendek panjang
gelombang foton yang dipancarkan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka
makalah ini dibuat dengan judul spektrum ultraviolet dan tampak (visible) serta
tipe transisi elektron.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini
sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana instrumentasi spekta ultraviolet dan tampak (visible) ?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan spektra ultraviolet dan tampak (visible)?
1.2.3 Bagaimana absorbsi spektra ultraviolet dan tampak (visible)?
1.2.4 Apa saja tipe dari transisi elektron ?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah untuk dapat mengetahui:

vi
1.3.1 Instrumentasi spektra ultraviolet dan tampak (visible).
1.3.2 Pengertian dari spektra ultraviolet dan tampak.
1.3.3 Absorbsi spektra ultraviolet dan tampak.
1.3.4 Apa saja tipe transisi elektron.

BAB II
PEMBAHASAN

vii
2.1 Instrumentasi

Sebagai sumber cahaya biasanya digunakan lampu hidrogen atau


deuterium untuk pengukuran uv dan lampu tungsten untuk pengukuran pada
cahaya tampak. Panjang gelombang dari sumber cahaya akan dibagi oleh pemisah
panjang gelombang (wavelength separator) seperti prisma atau monokromator.
Spektrum didapatkan dengan cara scanning oleh wavelength separator sedangkan
pengukuran kuantitatif bisa dibuat dari spektrum atau pada panjang gelombang
tertentu. Skema 1.1 dibawah ini adalah skema alat spektrofotometer UV-Vis yang
memiliki sumber cahaya tunggal, dimana sinyal pelarut dihilangkan terlebih
dahulu dengan mengukur pelarut tanpa sampel, setelah itu larutan sample dapat
diukur. Gambar 1.1 adalah contoh alat spektrofotometer UV-Vis yang memiliki
sumber cahaya tunggal (single beam)

Gambar 1.1 Skema alat spektrofotometer UV-Vis single-beam


Spektrofotometer ultraviolet dan visibel (UV-Vis)
Gambar 1.1 adalah skema alat spektrofotometer UV-Vis yang memiliki sumber
cahaya ganda (double beam). Pada alat ini larutan sampel dimasukkan bersama-
sama dengan pelarut yang tidak mengandung sampel. Alat ini lebih praktis dan
mudah digunakan serta memberikan hasil yang optimal. Gambar 1.2 adalah
contoh alat spektrofotometer UV-Vis yang memiliki sumber cahaya ganda

viii
Gambar 1.2 Skema alat spektrofotometer UV-Vis double-beam

2.2 Spektra Ultraviolet dan Tampak


Spektra ultraviolet adalah jenis radiasi elektromagnetik yang membuat
cahaya lampu hitam bersinar, dan bertanggung jawab atas tans musim panas dan
sengatan sinar matahari. Namun terlalu banyak paparan radiasi UV merusak
jaringan hidup. Panjang gelombang dikenal sebagai spektrum elektromagnetik.
Panjang gelombang cahaya uv dan tampak jauh lebih pendek dari pada panjang
gelombang radiasi inframerah. Satuan yang akan digunakan untuk memberikan
panjang gelombang ini adalah nanometer (1 nm = 10-7). Spektrum tampak
terentang dari sekitar 400 nm (ungu) sampai 750 nm (merah), sedangkan
spektrum ultraviolet terentang dari 100 nm sampai 400 nm.
Sinar ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk
mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Spektroskopi UV-Vis biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau
kompleks di dalam larutan. Spektrum UV-Vis mempunyai bentuk yang lebar dan
hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari spectrum ini.
Tetapi spektrum ini sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif.
Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur
absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum
Lambert-Beer.
Hukum Lambert-Beer (Beer's law) adalah hubungan linearitas antara
absorban dengan konsentrasi larutan analit. Biasanya hukum
Lambert-beer ditulis dengan :
A=ε.b.C
A = absorban (serapan)
ε = koefisien ekstingsi molar (M-1 cm-1)
b = tebal kuvet (cm)
C = konsentrasi (M)
Pada beberapa buku ditulis juga :

ix
A = E.b.C
E = koefisien ekstingsi spesifik (ml g-1 cm-1)
b = tebal kuvet (cm)
C= konsentrasi (gram/100 ml)
Hubungan antara E dan ε adalah :
E = 10. ε
massa molar
Pada percobaan, yang terukur adalah transmitan (T), yang
didefinisikan sebagai berikut :
T = I / Io
I = intensitas cahaya setelah melewati sampel
Io = adalah intensitas cahaya awal
(Lihat gambar 1.3)

Gambar 1.3 Absorbsi cahaya oleh sampel


Hubungan antara A dan T adalah
A = -log T = - log (I / Io)
Contoh soal:
1. Suatu senyawa mempunyai serapan maksimum pada 235 nm dengan 20%
cahaya yang dapat dilewatkan atau ditransmisikan oleh senyawa ini. Diketahui
bahwa senyawa ini mempunyai konsentrasi 2.0 x10-4 molar dengan ketebalan sel
1 cm. Berapa koefisien ekstingsi molar senyawa ini pada λ 235?
Jawab :
Diket : T = 20% = 0.2 A = -log T = -log 0.20 = 0.7
b=1
c = 2.0 x10-4 molar

x
A = -log T = ε . b . c
0.7 = ε. 1. 2.0 x10-4
ε = 0.7 /( 2.0 x10-4)
ε = 3.5 x 103
Kuantitas energi yang diserap oleh suatu senyawa berbanding terbalik
dengan panjang gelombang radiasi:
hc
∆E = hv =
λ
Dengan: ∆E = energi yang diabsorbsi (erg)
h = tetapan planck (6,6 x 10-27)
v = frekuensi (Hertz)
c = kecepatan cahaya (3x1010perdetik)
λ = panjang gelombang (cm)
Baik radiasi uv maupun radiasi cahaya tampak berenergi lebih tinggi dari
pada radiasi inframerah. Absorbsi cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan
transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan-dasar
yang berenergi-rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi-lebih tinggi.
Transisi ini memerlukan 40-300 kkal/mol. Energi yang terserap selanjutnya
terbuang sebagai kalor, sebagai cahaya atau tersalurkan sebagai reaksi kimia
(misalnya isomerisasi atau reaksi-reaksi radikal bebas).
Panjang gelombang cahaya uv atau cahaya tampak bergantung pada
mudahnya promosi elektron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak
energi untuk promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang
lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi yang lebih sedikit akan menyerap
pada panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap cahaya
dalam daerah tampak (yakni senyawa berwarna) mempunyai elektron yang lebih
mudah dipromosikan dari pada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang
uv yang lebih pendek.
Absorpsi pada 100 nm (uv) → 750 nm (tampak)
Makin mudahnya transisi elektron

xi
Suatu spektrofo-metr uv atau tampak mempunyai rancangan dasar yang
sama seperti spektrofo-metr inframerah. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel
diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perekam untuk
menghasilkan spektrum itu.
Karena absorpsi energi oleh suatu molekul terkuantisasi, maka absorpsi
untuk transisi elektron itu seharusnya tampak pada panjang-panjang gelombang
diskrit sebagai suatu spectrum garis atau peak tajam. Namun ternyata tidak
demikian. Spektrum uv maupun tampak terdiri dari pita absorpsi lebar pada
daerah panjang gelombang yang lebar. Ini disebabkan oleh terbaginya keadaan
dasar dan keadaan eksitasi sebuah molekul dalam sub tingkat-sub tingkat rotasi
dan vibrasi. Transisi elektronik dapat terjadi dari sub tingkat apa saja dari keadaan
dasar ke sub tingkat apa saja dari keadaan eksitasi karena berbagai transisi ini
berbeda energi sedikit sekali, maka panjang gelombang absorpsinya juga berbeda
sedikit dan menimbulkan pita lebar yang tampak pada spektrum itu.
Tabel 1.Spektrum Tampak dan Warna-warna Komplementer
Panjang gelombang Warna Warna
(nm) Komplementer
400 – 424 Ungu Hujau-kuning
424 – 491 Biru Kuning
491 – 570 Hijau Merah
570 – 585 Kuning Biru
585 – 647 Jingga Hijau-biru
647 – 700 Merah Hijau

2.3 Penggunaan spektrum UV-Vis dalam penentuan kemurnian


Absorbsi maksimum campuran beberapa senyawa merupakan jumlah dari
absorban masing-masing senyawa tersebut. Hal ini dapat digunakan untuk
pemeriksaan kemurnian suatu senyawa. Sebagai contoh, jika suatu senyawa A dan
B bercampur, maka bentuk spektrum yang dihasilkan merupakan gabungan dari
masing-masing spektrum kedua senyawa tersebut. Dalam hal ini, konsentrasi
masing-masing senyawa bisa dihitung dengan menggunakan rumus
AAB, λ1 = AA,λ1 + AB,λ1

xii
AAB, λ2 = AAλ2 + AB,λ2
Dengan mengetahui koefisien ekstingsi molar masing-masing senyawa,
dan dengan menggunakan hukum Lambert-Beer, maka dapat diketahui
konsentrasi masing-masing senyawa. Hal yang sama juga bisa dilakukan untuk
menganalisa campuran tiga buah senyawa.
Contoh :
Zat A dan B dengan konsentrasi masing-masing 0.01 % memberikan serapan pada
λ 230 = 0.8 dan pada λ 380 = 0.2, sedangkan zat B menyerap pada λ230 = 0.2 dan
λ 380 = 0.5 Hitunglah serapan campuran sama banyak kedua zat ini.
Jawab :
Jika zat A dan B dicampurkan sama banyak, maka konsentrasi keduanya akan
menjadi setengahnya. Koefisien konsentrasi spesifik masing-masing senyawa
adalah :
EA,λ230 = 0.8/(0.01/100) = 8000 EA,λ380 = 0.2/(0.01/100) = 2000
EB,λ230 = 0.2/(0.01/100) = 2000 EB,λ380 = 0.5/(0.01/100) = 5000
AA,B,λ230 = EAλ230.b.C +EBλ230.b.c
= (8000 .1.0.00005) + (2000.1. 0.00005)
= 0.4 + 0.1 = 0.5
AA,B,λ380 = EAλ380.b.C +EBλ380.b.c
= (2000 .1.0.00005) + (5000.1. 0.00005)
= 0.1 + 0.25 = 0.35
2.4 Penggunaan spektrum UV-Vis dalam penentuan bagian dari struktur
Pergeseran batokromik terjadi ketika panjang dari system terkonyugasi
meningkat. Pergeseran ini juga terjadi ketika suatu sistem terkonyugasi memiliki
atau terikat pada suatu gugus fungsi. Besarnya pergeseran ini bisa diramalkan
dengan cara menentukan gugus induk (parent system). Spektrum ultraviolet dari
benzena menunjukkan beberapa jenis pita serapan. Substitusi cincin dengan
gugus-gugus yang mempunyai elektron bebas atau elektron π akan menyebabkan
pergeseran ke arah panjang gelombang yang lebih besar (efek batokromik). Untuk
disubstitusi benzena, prediksi panjang gelombang maksimum tidak selalu bisa
dilakukan.

xiii
Ada 2 aturan yang bisa digunakan dalam memprediksikan perubahan panjang
gelombang :
1. Ketika terjadi disubstitusi oleh gugus penarik elektron (–NO 2, karbonil) dan
gugus penolak elektron (-OH, -OCH3, -X) pada posisi para satu dengan lainnya
maka akan terjadi pergeseran merah/pergeseran batokromik
2. Ketika suatu gugus penarik elektron dan penolak elektron berada pada posisi
meta atau ortho satu sama lainnya, spektrum hanya akan berbeda sedikit dari
masing-masing monosubstitusi benzenanya. Hal yang sama terjadi ketika dua
buah gugus penarik elektron atau penolak elektron berada pada posisi para satu
sama lainnya
2.5 Absorbsi

Ketika suatu atom atau molekul menyerap cahaya maka energi tersebut
akan menyebabkan tereksitasinya elektron pada kulit terluar ke tingkat energi
yang lebih tinggi. Tipe eksitasi tergantung pada panjang gelombang cahaya yang
diserap. Sinar ultraviolet dan sinar tampak akan menyebabkan elektron tereksitasi
ke orbital yang lebih tinggi. Sistem yang bertanggung jawab terhadap absorbsi
cahaya disebut dengan kromofor.
Kromofor yang menyebabkan eksitasi dari σ ke σ* adalah sistem yang
mempunyai elektron σ pada orbital molekul. Senyawa-senyawa yang hanya
mempunyai orbital σ adalah senyawa organik jenuh yang tidak mempunyai
pasangan elektron bebas. Transisi dari σ ke σ* ini akan menghasilkan serapan
pada λmaks sekitar 150 nm.
Transisi dari n ke σ* menyerap pada λmaks kecil dari 200 nm, yang
diberikan oleh sistem yang mempunyai elektron yang tidak berikatan dan adanya
orbital σ pada molekul. Senyawa-senyawa yang hanya mengandung n dan orbital
σ pada molekul adalah senyawa organik jenuh yang mengandung satu atau lebih
pasangan elektron bebas di dalam molekul.
Kromofor yang memberikan transisi dari π ke π* menyerap pada λmaks
kecil dari 200 nm (tidak terkonyugasi). Kromofor ini merupakan tipe transisi dari
sistem yang mengandung elektron π pada orbital molekulnya.
2.6 Tipe Transisi Elektron

xiv
Sedangkan kromofor yang memberikan transisi dari n ke π* memberikan
serapan pada λmaks 300 nm. Berdasarkan energi yang dibutuhkan, maka transisi
dari σ ke σ* membutuhkan energi yang paling besar. Seperti terlihat pada Gambar
1.4, untuk senyawa yang mempunyai sistem konyugasi, perbedaan energi antara
keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil sehingga penyerapan
terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar.

Gambar 1.4 Gambar hubungan antara energi dan transisi elektron pada ikatan
rangkap terkonyugasi.
Spektrum serapan cahaya merupakan fungsi dari panjang gelombang. Pengukuran
konsentrasi dari absorban suatu senyawa bisa dilakukan dengan memakai hokum
Lambert-Beer.
Keadaan dasar suatu molekul organik mengandung elektron-elektron
valensi dalam tiga tipe utama orbital molekul: orbital sigma, orbital phi, dan
orbital terisi tetapi tidak terikat.
Baik orbital sigma maupun phi dibentuk dari tumpang tindih dua orbital a-
m atau hybrid. Oleh karena itu masing-masing orbital molekul ini mempunyai
suatu orbital σ * atau π* anti bonding yang berkaitan dengannya. Suatu orbital
yang mengandung π elektron tidak mempunyai suatu orbital an-binding (karena
orbital itu tidak terbentuk dari dua orbital). Transisi-transisi elektron mencakup
promosi suatu elektron dari salah satu dari tiga keadaan dasar (σ , π ataun) ke
salah satu dari dua keadaan eksitasi (σ∗¿atau π). Terdapat enam transisi yang
mungkin, empat transisi yang penting, dan energi relatif.
Daerah yang paling berguna dari spectrum uv adalah daerah dengan
panjang gelombang di atas 200 nm. Transisi berikut menimbulkan absorpsi dalam
daerah 100-200 nm yang tak berguna: π → π*untuk ikatan rangkap menyendiri
dan σ → σ* untuk ikatan karbon-karbon biasa. Transisi yang berguna (200-400

xv
nm) adalahπ → π* untuk senyawa dengan ikatan rangkap berkonjugasi serta
beberapa transisi n → σ*dan n → π*.
Absorpsi yang ditimbulkan oleh transisi elektron n
Senyawa yang mengandung nitrogen, oksigen, sulfur, fosforus, atau salah
satu halogen, semuanya mempunyai elektron n menyendiri (unshared). Jika
struktur itu tidak memiliki ikatan π ,elektron n ini hanya dapat menjalani transisi n
→ σ*. Karena elektron n ini memiliki energi yang lebih tinggi dari pada elektron
σ ataupun π maka diperlukan energi yang lebih kecil untuk mempromosikan suatu
elektron n, dan transisi terjadi pada panjang gelombang yang lebih panjang
daripada transisi σ → σ*. Perhatikan bahwa beberapa dari harga ini berada dalam
rentang spectral uv yang biasa, yakni 200-400 nm. Energi orbital n* lebih rendah
daripada orbital σ *; jadi transisi n→ π* memerlukan energi yang lebih kecil
daripada transisi n → σ* dan sering berada dalam rentang susunan instrument
yang normal.
Elektron n itu berada dalam bagian ruang yang berbeda dari orbital σ * dan
π*, dan probabilitas dari suatu transisi n adalah rendah. Karena absorptivitas
molar bergantung pada banyaknya elektron yang menjalani transisi, maka nilai ∈
untuk transisi n adalah rendah, yakni antara 10-100 (dibandingkan dengan sekitar
10.000 untuk suatu transisi π → π*).
Suatu senyawa seperti ase-n yang mengandung suatu ikatan π maupun
elektron n, menunjukkan transisiπ → π* maupun n → π*. Ase-n menunjukkan
absorpsi pada 187 nm (π → π*) dan 270 nm (n → π*).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

xvi
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa panjang
gelombang cahaya uv dan tampak jauh lebih pendek dari pada panjang gelombang
radiasi inframerah. Satuan yang akan digunakan untuk memberikan panjang
gelombang ini adalah nanometer (1 nm = 10-7). Spektrum tampak terentang dari
sekitar 400 nm (ungu) sampai 750 nm (merah), sedangkan spektrum ultraviolet
terentang dari 100 nm sampai 400 nm. Keadaan dasar suatu molekul organik
mengandung elektron-elektron valensi dalam tiga tipe utama orbital molekul:
orbital sigma, orbital phi, dan orbital terisi tetapi tidak terikat.

3.2 Saran
Adapun saran dari makalah ini yaitu penulis diharapkan lebih kreatif dan
inovatif lagi dalam penulisan makalah selanjutnya agar pembaca lebih tertarik
untuk membaca makalah yang telah dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

Dachriyanus. 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.


Padang: Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(LPTIK) Universitas Andalas.

xvii
Fessenden, R. J. Dan Joan S.Fessenden.1986. Kimia Organik. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

xviii

Anda mungkin juga menyukai