Makalah Kelompok 1 Elusidasi-1
Makalah Kelompok 1 Elusidasi-1
MAKALAH ELUSIDASI
OLEH
KELOMPOK I
AYUSTIANI A1L1 16 003
FATIMAH A1L1 16 011
HASRIANTI A1L1 16 014
LITA FITRIA A1L1 16 023
NURLIAN PRATIWI A1L1 16 028
NURSAHIDA KAMIL A1L1 16 029
YUYUN A1L1 16 045
EUIS NURMIATI A1L1 16 0
AYU WANDIRA A1L1 16 077
HESTI A1L1 16 084
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
iii
SAMPUL……………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan masalah..........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Instrumentasi spektra ultraviolet dan tampak ........................................4
2.2 Spektra Ultraviolet dan Tampak ............................................................5
2.3 Penggunaan spektrum UV-Vis dalam penentuan kemurnian ................8
2.4 Penggunaan spektrum UV-Vis dalam penentuan bagian dari struktur . .9
2.5 Absorbsi .................................................................................................10
2.6 Tipe Transisi Elektron ............................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................13
3.2 Saran ........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.1 Latar Belakang
v
Transisi elektron atom adalah perubahan elektron dari satu tingkat
energi ke tingkat energi lain dalam atom atau atom buatan. Ia tampak terputus-
putus ketika elektron "melompat" dari satu tingkat energi ke tingkat energi lain,
biasanya dalam beberapa nanodetik atau kurang. Ia juga dikenal sebagai eksitasi
elektronik (de-) atau transisi atom atau lompatan kuantum. Transisi elektron
menyebabkan emisi atau penyerapan radiasi elektromagnetik dalam bentuk satuan
terkuantisasi yang disebut foton . Statistik mereka adalah Poissonian , dan waktu
antara lompatan didistribusikan secara eksponensial . Konstanta waktu redaman
(yang berkisar dari nanodetik hingga beberapa detik) berkaitan dengan alami,
tekanan, dan perluasan bidang garis spektral . Semakin besar pemisahan energi
dari keadaan di mana elektron melompat, Semakin pendek panjang
gelombang foton yang dipancarkan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka
makalah ini dibuat dengan judul spektrum ultraviolet dan tampak (visible) serta
tipe transisi elektron.
vi
1.3.1 Instrumentasi spektra ultraviolet dan tampak (visible).
1.3.2 Pengertian dari spektra ultraviolet dan tampak.
1.3.3 Absorbsi spektra ultraviolet dan tampak.
1.3.4 Apa saja tipe transisi elektron.
BAB II
PEMBAHASAN
vii
2.1 Instrumentasi
viii
Gambar 1.2 Skema alat spektrofotometer UV-Vis double-beam
ix
A = E.b.C
E = koefisien ekstingsi spesifik (ml g-1 cm-1)
b = tebal kuvet (cm)
C= konsentrasi (gram/100 ml)
Hubungan antara E dan ε adalah :
E = 10. ε
massa molar
Pada percobaan, yang terukur adalah transmitan (T), yang
didefinisikan sebagai berikut :
T = I / Io
I = intensitas cahaya setelah melewati sampel
Io = adalah intensitas cahaya awal
(Lihat gambar 1.3)
x
A = -log T = ε . b . c
0.7 = ε. 1. 2.0 x10-4
ε = 0.7 /( 2.0 x10-4)
ε = 3.5 x 103
Kuantitas energi yang diserap oleh suatu senyawa berbanding terbalik
dengan panjang gelombang radiasi:
hc
∆E = hv =
λ
Dengan: ∆E = energi yang diabsorbsi (erg)
h = tetapan planck (6,6 x 10-27)
v = frekuensi (Hertz)
c = kecepatan cahaya (3x1010perdetik)
λ = panjang gelombang (cm)
Baik radiasi uv maupun radiasi cahaya tampak berenergi lebih tinggi dari
pada radiasi inframerah. Absorbsi cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan
transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan-dasar
yang berenergi-rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi-lebih tinggi.
Transisi ini memerlukan 40-300 kkal/mol. Energi yang terserap selanjutnya
terbuang sebagai kalor, sebagai cahaya atau tersalurkan sebagai reaksi kimia
(misalnya isomerisasi atau reaksi-reaksi radikal bebas).
Panjang gelombang cahaya uv atau cahaya tampak bergantung pada
mudahnya promosi elektron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak
energi untuk promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang
lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi yang lebih sedikit akan menyerap
pada panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap cahaya
dalam daerah tampak (yakni senyawa berwarna) mempunyai elektron yang lebih
mudah dipromosikan dari pada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang
uv yang lebih pendek.
Absorpsi pada 100 nm (uv) → 750 nm (tampak)
Makin mudahnya transisi elektron
xi
Suatu spektrofo-metr uv atau tampak mempunyai rancangan dasar yang
sama seperti spektrofo-metr inframerah. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel
diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perekam untuk
menghasilkan spektrum itu.
Karena absorpsi energi oleh suatu molekul terkuantisasi, maka absorpsi
untuk transisi elektron itu seharusnya tampak pada panjang-panjang gelombang
diskrit sebagai suatu spectrum garis atau peak tajam. Namun ternyata tidak
demikian. Spektrum uv maupun tampak terdiri dari pita absorpsi lebar pada
daerah panjang gelombang yang lebar. Ini disebabkan oleh terbaginya keadaan
dasar dan keadaan eksitasi sebuah molekul dalam sub tingkat-sub tingkat rotasi
dan vibrasi. Transisi elektronik dapat terjadi dari sub tingkat apa saja dari keadaan
dasar ke sub tingkat apa saja dari keadaan eksitasi karena berbagai transisi ini
berbeda energi sedikit sekali, maka panjang gelombang absorpsinya juga berbeda
sedikit dan menimbulkan pita lebar yang tampak pada spektrum itu.
Tabel 1.Spektrum Tampak dan Warna-warna Komplementer
Panjang gelombang Warna Warna
(nm) Komplementer
400 – 424 Ungu Hujau-kuning
424 – 491 Biru Kuning
491 – 570 Hijau Merah
570 – 585 Kuning Biru
585 – 647 Jingga Hijau-biru
647 – 700 Merah Hijau
xii
AAB, λ2 = AAλ2 + AB,λ2
Dengan mengetahui koefisien ekstingsi molar masing-masing senyawa,
dan dengan menggunakan hukum Lambert-Beer, maka dapat diketahui
konsentrasi masing-masing senyawa. Hal yang sama juga bisa dilakukan untuk
menganalisa campuran tiga buah senyawa.
Contoh :
Zat A dan B dengan konsentrasi masing-masing 0.01 % memberikan serapan pada
λ 230 = 0.8 dan pada λ 380 = 0.2, sedangkan zat B menyerap pada λ230 = 0.2 dan
λ 380 = 0.5 Hitunglah serapan campuran sama banyak kedua zat ini.
Jawab :
Jika zat A dan B dicampurkan sama banyak, maka konsentrasi keduanya akan
menjadi setengahnya. Koefisien konsentrasi spesifik masing-masing senyawa
adalah :
EA,λ230 = 0.8/(0.01/100) = 8000 EA,λ380 = 0.2/(0.01/100) = 2000
EB,λ230 = 0.2/(0.01/100) = 2000 EB,λ380 = 0.5/(0.01/100) = 5000
AA,B,λ230 = EAλ230.b.C +EBλ230.b.c
= (8000 .1.0.00005) + (2000.1. 0.00005)
= 0.4 + 0.1 = 0.5
AA,B,λ380 = EAλ380.b.C +EBλ380.b.c
= (2000 .1.0.00005) + (5000.1. 0.00005)
= 0.1 + 0.25 = 0.35
2.4 Penggunaan spektrum UV-Vis dalam penentuan bagian dari struktur
Pergeseran batokromik terjadi ketika panjang dari system terkonyugasi
meningkat. Pergeseran ini juga terjadi ketika suatu sistem terkonyugasi memiliki
atau terikat pada suatu gugus fungsi. Besarnya pergeseran ini bisa diramalkan
dengan cara menentukan gugus induk (parent system). Spektrum ultraviolet dari
benzena menunjukkan beberapa jenis pita serapan. Substitusi cincin dengan
gugus-gugus yang mempunyai elektron bebas atau elektron π akan menyebabkan
pergeseran ke arah panjang gelombang yang lebih besar (efek batokromik). Untuk
disubstitusi benzena, prediksi panjang gelombang maksimum tidak selalu bisa
dilakukan.
xiii
Ada 2 aturan yang bisa digunakan dalam memprediksikan perubahan panjang
gelombang :
1. Ketika terjadi disubstitusi oleh gugus penarik elektron (–NO 2, karbonil) dan
gugus penolak elektron (-OH, -OCH3, -X) pada posisi para satu dengan lainnya
maka akan terjadi pergeseran merah/pergeseran batokromik
2. Ketika suatu gugus penarik elektron dan penolak elektron berada pada posisi
meta atau ortho satu sama lainnya, spektrum hanya akan berbeda sedikit dari
masing-masing monosubstitusi benzenanya. Hal yang sama terjadi ketika dua
buah gugus penarik elektron atau penolak elektron berada pada posisi para satu
sama lainnya
2.5 Absorbsi
Ketika suatu atom atau molekul menyerap cahaya maka energi tersebut
akan menyebabkan tereksitasinya elektron pada kulit terluar ke tingkat energi
yang lebih tinggi. Tipe eksitasi tergantung pada panjang gelombang cahaya yang
diserap. Sinar ultraviolet dan sinar tampak akan menyebabkan elektron tereksitasi
ke orbital yang lebih tinggi. Sistem yang bertanggung jawab terhadap absorbsi
cahaya disebut dengan kromofor.
Kromofor yang menyebabkan eksitasi dari σ ke σ* adalah sistem yang
mempunyai elektron σ pada orbital molekul. Senyawa-senyawa yang hanya
mempunyai orbital σ adalah senyawa organik jenuh yang tidak mempunyai
pasangan elektron bebas. Transisi dari σ ke σ* ini akan menghasilkan serapan
pada λmaks sekitar 150 nm.
Transisi dari n ke σ* menyerap pada λmaks kecil dari 200 nm, yang
diberikan oleh sistem yang mempunyai elektron yang tidak berikatan dan adanya
orbital σ pada molekul. Senyawa-senyawa yang hanya mengandung n dan orbital
σ pada molekul adalah senyawa organik jenuh yang mengandung satu atau lebih
pasangan elektron bebas di dalam molekul.
Kromofor yang memberikan transisi dari π ke π* menyerap pada λmaks
kecil dari 200 nm (tidak terkonyugasi). Kromofor ini merupakan tipe transisi dari
sistem yang mengandung elektron π pada orbital molekulnya.
2.6 Tipe Transisi Elektron
xiv
Sedangkan kromofor yang memberikan transisi dari n ke π* memberikan
serapan pada λmaks 300 nm. Berdasarkan energi yang dibutuhkan, maka transisi
dari σ ke σ* membutuhkan energi yang paling besar. Seperti terlihat pada Gambar
1.4, untuk senyawa yang mempunyai sistem konyugasi, perbedaan energi antara
keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil sehingga penyerapan
terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar.
Gambar 1.4 Gambar hubungan antara energi dan transisi elektron pada ikatan
rangkap terkonyugasi.
Spektrum serapan cahaya merupakan fungsi dari panjang gelombang. Pengukuran
konsentrasi dari absorban suatu senyawa bisa dilakukan dengan memakai hokum
Lambert-Beer.
Keadaan dasar suatu molekul organik mengandung elektron-elektron
valensi dalam tiga tipe utama orbital molekul: orbital sigma, orbital phi, dan
orbital terisi tetapi tidak terikat.
Baik orbital sigma maupun phi dibentuk dari tumpang tindih dua orbital a-
m atau hybrid. Oleh karena itu masing-masing orbital molekul ini mempunyai
suatu orbital σ * atau π* anti bonding yang berkaitan dengannya. Suatu orbital
yang mengandung π elektron tidak mempunyai suatu orbital an-binding (karena
orbital itu tidak terbentuk dari dua orbital). Transisi-transisi elektron mencakup
promosi suatu elektron dari salah satu dari tiga keadaan dasar (σ , π ataun) ke
salah satu dari dua keadaan eksitasi (σ∗¿atau π). Terdapat enam transisi yang
mungkin, empat transisi yang penting, dan energi relatif.
Daerah yang paling berguna dari spectrum uv adalah daerah dengan
panjang gelombang di atas 200 nm. Transisi berikut menimbulkan absorpsi dalam
daerah 100-200 nm yang tak berguna: π → π*untuk ikatan rangkap menyendiri
dan σ → σ* untuk ikatan karbon-karbon biasa. Transisi yang berguna (200-400
xv
nm) adalahπ → π* untuk senyawa dengan ikatan rangkap berkonjugasi serta
beberapa transisi n → σ*dan n → π*.
Absorpsi yang ditimbulkan oleh transisi elektron n
Senyawa yang mengandung nitrogen, oksigen, sulfur, fosforus, atau salah
satu halogen, semuanya mempunyai elektron n menyendiri (unshared). Jika
struktur itu tidak memiliki ikatan π ,elektron n ini hanya dapat menjalani transisi n
→ σ*. Karena elektron n ini memiliki energi yang lebih tinggi dari pada elektron
σ ataupun π maka diperlukan energi yang lebih kecil untuk mempromosikan suatu
elektron n, dan transisi terjadi pada panjang gelombang yang lebih panjang
daripada transisi σ → σ*. Perhatikan bahwa beberapa dari harga ini berada dalam
rentang spectral uv yang biasa, yakni 200-400 nm. Energi orbital n* lebih rendah
daripada orbital σ *; jadi transisi n→ π* memerlukan energi yang lebih kecil
daripada transisi n → σ* dan sering berada dalam rentang susunan instrument
yang normal.
Elektron n itu berada dalam bagian ruang yang berbeda dari orbital σ * dan
π*, dan probabilitas dari suatu transisi n adalah rendah. Karena absorptivitas
molar bergantung pada banyaknya elektron yang menjalani transisi, maka nilai ∈
untuk transisi n adalah rendah, yakni antara 10-100 (dibandingkan dengan sekitar
10.000 untuk suatu transisi π → π*).
Suatu senyawa seperti ase-n yang mengandung suatu ikatan π maupun
elektron n, menunjukkan transisiπ → π* maupun n → π*. Ase-n menunjukkan
absorpsi pada 187 nm (π → π*) dan 270 nm (n → π*).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
xvi
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa panjang
gelombang cahaya uv dan tampak jauh lebih pendek dari pada panjang gelombang
radiasi inframerah. Satuan yang akan digunakan untuk memberikan panjang
gelombang ini adalah nanometer (1 nm = 10-7). Spektrum tampak terentang dari
sekitar 400 nm (ungu) sampai 750 nm (merah), sedangkan spektrum ultraviolet
terentang dari 100 nm sampai 400 nm. Keadaan dasar suatu molekul organik
mengandung elektron-elektron valensi dalam tiga tipe utama orbital molekul:
orbital sigma, orbital phi, dan orbital terisi tetapi tidak terikat.
3.2 Saran
Adapun saran dari makalah ini yaitu penulis diharapkan lebih kreatif dan
inovatif lagi dalam penulisan makalah selanjutnya agar pembaca lebih tertarik
untuk membaca makalah yang telah dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
xvii
Fessenden, R. J. Dan Joan S.Fessenden.1986. Kimia Organik. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
xviii