Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Standar Baik Dan Buruk
Berdasarkan Ajaran Akhlak Moral Dan Etika “.Penulisan makalah adalah merupakan salah
satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah “AKHLAK TASAWUF” .
dan kami juga berterimakasih kepada Bapak Ratoni selaku dosen mata kuliah Akhlak Tasawuf
atas bimbingannya.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini. Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penyusun.

Brebes, 18 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………….….. i

Daftar Isi……………………………………………………………………………………….…ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………..………………………………………..………. iii

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………….………iii

BAB II PEMBAHASAN

A. Standar baik dan buruk………………………………………………………………..………1

B. Pengertian baik dan buruk …………………………………………………… ……………...1

C. Penentuan Baik Dan Buruk ……………………………………………...…………………....2

D. Macam Perbuatan Baik Menurut Ethika....................................................................................4

E. Standar Baik Dan Buruk Berdasarkan Sifat Yang Ada Pada Jiwa Manusia..............................4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………….…………………………………...7

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..............................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Masalah Perbuatan manusia ada yang baik dan ada yang tidak baik atau buruk. Baik
dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu
perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Kadang-kadang di suatu tempat, perbuatan itu
dianggap salah atau buruk. Hati manusia memiliki perasaan dan dapat mengenal, perbuatan
itu baik atau buruk dan benar atau salah. Penilaian terhadap suatu perbuatan adalah relatif, hal
ini disebabkan adanya perbedaan t o l o k u k u r y a n g d i g u n a k a n u n t u k p e n i l a i a n
t e r s e b u t . P e r b u a t a n t o l o k u k u r t e r s e b u t disebabkan karena adanya perbedaan agama,
kepercayaan, cara berfikir, ideologi, lingkungan hidup, dan sebagainya. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa setiap manusia mempunyai kekuatan insting. Hal ini berfungsi bagi
manusia untuk dapat membedakan mana yang baik dan buruk, karena pengaruh kondisi dan
situasi lingkungan. Dan seandainya dalam satu lingkungan pun belum tentu mempunyai
kesamaan insting. Kemudian pada diri manusia juga mempunyai ilham yang dapat
mengenal nilai sesuatu itu baik atau buruk. Di dalam Ilmu Akhlak kita berjumpa dengan
istilah baik dan buruk. Apakah kebiasaan-kebiasaan yang kita perbuat itu baik atau buruk.

2 Rumusan Masalah
1 Standar Baik Dan Buruk?
2 Apa Pengertian Baik Dan Buruk?
3 Apa Penentuan Baik Dan Buruk?
4 Apa Macam Perbuatan Baik Menurut Ethika?
5 Apa Standar Baik Dan Buruk Berdasarkan Sifat Yang Ada Pada Jiwa Manusia?

iii
BAB II
PEMBAHASAN
STANDAR BAIK DAN BURUK BERDASARKAN AJARAN AKHLAK MORAL DAN
ETIKA

Akhlak  Menurut Imam Al-Ghazali adalah sifat yang melekat diri seseorang yang
menjadikannya dengan mudah bertindak tanpa banyak pertimbangkan lagi. Ada pula sebagian
ulama mengatakan bahwa akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang
dimana sifat itu akan timbul dengan mudah karena sudah menjadi kebiasaan.
‫ق عَا َدةُ ْاِإل َر َد ِة‬
ُ ُ‫اَ ْل ُخل‬
“ Khuluq (akhlak) ialah membiasakan kehendak.”

A.    Pengertian baik dan buruk


Pengertian baik menurut ethik adalah sesuatu yang berharga untuk sesuatu tujuan.
Sebaliknya, yang tidak berharga tidak berguna untuk tujuan, apabila yang merugikan, atau yang
menyebabkan, tidak tercapainya tujuan adalah ”buruk”.
Tujuan dari masing-masing sesuatu,walaupun berbeda-beda,semuanya akan bermuara kepada
satu tujuan yang dinamakan baik,semuanya mengharapkan mendapatkan yang baik dan
bahagia,tujuan yang akhir yang sama ini dalam ilmu ethik ”kebaikan tertinggi”, yang dengan
istilah latinnya di sebut Summum Bonum atau bahasa arabnya Al-khair al-Kully.
Kebaikan tertinggi ini bisa juga di sebut kebahagiaan yang universal atau Universal
Happiness.
Allah Berfirman :
ِ ‫ فَا ْستَبِقُوا ْالخَ ْي َرا‬. ‫َولِ ُك ِّل ِوجْ هَةٌ هُ َو ُم َولِّهَا‬
)١٤٨ : ‫ت ( البقرة‬
”dan setiap sesuatu (niat) mempunyai tujuan yang ingin di capainya,maka berlomba-lombalah
kalian ( membuat ) kebaikan”

1
B.     Penentuan baik dan buruk
Ada beberapa aliran untuk menentukan standar baik dan buruknya sesuatu itu, diantarnya :
1. Aliran Idealisme
Aliran ini memandang bahwa kebenaran yang hakiki tidak dapat dilihat melalui panca indra
semata, karena semua sesuatu yang tampak melalui panca indra hanya merupakan kepalsuan
belaka dan bukan sesuatu yang sebenarnya. Jadi kesimpulan dari aliran ini, bahwa  untuk
mengetahui sesuatu itu baik atau buruk maka dapat diukur dengan cita.
2. Aliran Naturalisme
Aliran ini memandang bahwa untuk menilai sesuatu yang baik dan buruk itu dapat dipengaruhi
oleh pembawaan manusia sejak lahir kedunia. Dengan kata lain manusia sejak anak-anak dapat
menilai sesutau itu baik ataupun buruk, akan tetapi dia belum bisa menganalisis mengapa sesuatu
itu baik ataupun buruk. Untuk bisa menganalisis sesuatu itu baik dan buruk diperlukan
pengalaman hidup yang lama, karena semakin lama pengalaman hidupnya maka semakin matang
pemahamannya terhadap sesuatu yang baik dan buruk. Dengan ini dapat ditegaskan bahwa
menilai sesuatu itu ditentukan oleh kebutuhan  dan kondisi wilayah yang ditempati oleh manusia.
3. Aliran Hedonisme
Hedonisme merupakan aliran filsafat tua yang berakar dai pemikiran filsafat Yunani. Menurut
aliran ini sesuatu yang dikategorikan baik itu adalah sesuatu yang bisa mendatangkan
kenikmatan nafsu biologis. Sedangkan sesuatu yang buruk itu adalah sesuatu yang tidak
memberikan kenikmatan nafsu biologis. Sehingga aliran ini menitikberatkan bahwa kebahagian
itu terletak pada kepuasan biologis dan hal itu merupakan tujuan hidup bagi mereka yang
beraliran hedonisme.

4. Aliran Teologi / kalam Islam


Dalam teologi islam banyak beberapa aliran yang berkembang diantaranya
a.      Aliran Jabariyah
Aliran ini disebut Jabariyah dikarenakan sifatnya memaksa, sehingga kaum ini berpendapat
bahwa manusia sama sekali tidak memiliki kebebasan dan kekuasaan dalam menentukan
keinginannya, kecuali bila Allah yang menghendakinya. Dengan kata lain manusia hanya
dikendalikan oleh Allah dan Allahlah yang telah menciptakan sifat manusia. Dan untuk menilai

2
sesuatu itu baik ataupun buruk, aliran ini mengatakan bahwa hanya agamalah yang bisa
menentukan baik dan buruknya.

b.      Aliran Qadariyah
Aliran ini merupakan pertentangan dari aliran Jabariyah yang mana menurut aliran ini manusia
memiliki kebebasan dan kekuasaaan dalam menentukan keinginaannya. Meskipun pada dasarnya
Allah atas manusia manusia diberikan kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiri. Dan
aliran ini juga mengatakan bahwa penilain terhadap baik dan buruknya sesuatu itu bukan hanya
ditentukan oleh agama melainkan ditentukan juga oleh manusia itu sendiri.
c.       Aliran Mu’tazilah
Aliran Mu’tazilah mengatakan bahwa akal  manusia tidak dilarang untuk berfikir sebebas-
bebasnya termasuk memikirkan tentang persoalan agama. Karena itu dalam menentukan setiap
nash (dalil), aliaran Mu’tazilah selalu menentukan nash (dalil) yang akan dijadikan dasar
pemikirannya. Dan untuk menentukan baik dan buruknya sesuatu, aliran Mu’tazilah selalu
berorientasi pada akalnya dan kemudian mencari nash (dalil) yang mendukungnya. Sehingga
aliran ini sering juga disebut sebagai aliran Rasionalisme.
d.      Aliran Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah
Adanya aliran Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah merupakan reaksi dari aliran Mu’tazilah yang
menganggap bahwa dalam memecahkan persoalan hanya dengan filosofisnya saja dan tidak
dibandingkan dengan teologi sebelumnya (sunnah Nabi). Maka lain halnya dengan aliran
Mu;tazilah, aliran Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah banyak menggunakan sunnah Nabi dalam
menentukan sesuatu itu baik atupun salah dan lebih mendahulukan nash (dalil) baru kemudian
akal yang menjelaskannya. Dan aliran Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah juga menambahkan bahwa
untuk menentukan sesuatu itu benar dan buruk itu sudah ditentukan oleh Al-Qur’an dan Al-
Hadist.
5. Aliran Tasawuf
Menurut aliran Tasawuf nilai baik dan buruk sesuatu itu bisa dilihat dari perasaan bahagia.
Bahagia disini bisa dikategorikan sebagai perasaan yang spirititual.  Maka tidak heran dalam
aliran Tasawuf sangat popular istilah zuhud, yaitu suatu sikap yang menunggalkan kesenangan
dunia yang bersifat materil.

3
C. Macam Perbuatan Baik Menurut Ethika
Yang baik pada garis besarnya ada dua macam : yaitu baik dan terbaik. Diluar daripada itu
adalah tidak baik, ahli yunani kuno, menurut plato. Ujung tengah antara ujung yang baik itu
adalah yang benar ditengah sebelum ujung awal adalah kurang dans esudah ujung akhir, awal
dan ujung akhir adalah terlalu.
Seperti ahli filsafat didalam akhlak islamiyah sama dengan pendapat ahli : sabda Rasulullah
SAW.
‫خَ ْي ُر ْاُأل ُموْ ِر اَوْ َسطُهَا‬
“ sebaik-baiknya perkara adalah pertengahannya “
Yang penting didalam hal pertengahan itu adalah yang muwadamah, kontinyu dan istiqomah.

Gambaran Akhlak Rasulullah SAW.


      Rasulullah Saw adalah orang yang banyak berdoa dan selalu merendahkan diri. Beliau selalu
memohon kepada Allah Swt supaya dihiasi dengan etika yang baik dan akhlak terpuji. Dalam
doanya, beliau selalu membaca :
‫هللا َحس ِّْن خَ ْلقِي َو ُخلُقِي‬
“ Ya Allah, perindahlah rupa dan akhlakku.”
      Sa’id bin Hisyam bercerita : aku masuk menemui Aisyah ra, dan bertanya kepadanya tentang
akhlak Rasulullah Saw. Aisyah menjawab dengan pertanyaan, ”Apakah engkau membaca Al-
Qur’an?” Akupun menjawab, ”Ya.” Aisyah berkata, ” Akhlak Rasulullah Saw adalah al-
Qur’an.”
      Rasulullah Saw bersabda , ”Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

D.    Standar Baik dan Buruk Berdasarkan Sifat yang ada pada Jiwa Manusia (Moral)
Ada beberapa sifat manusia yang mendorong manusia pada perbuatan dosa, diantaranya yaitu :

1.      Sifat Ketuhanan (Rububiyah)

4
Diantara sifat ketuhanan yang ada pada diri manusia yaiut sifat takabbur, yang menganggap
dirinya merasa lebih besar dan yang lain di anggap kecil dan bahkan menganggap lebih rendah
lagi, merasa dirinya hebat karena merasa dirinya lebih bisa dan yang lain dianggap bodoh.
Terkadang didalam diri manusia terdapat sifat ingin dipuji, semua gerak dan pekerjaannya ingin
dilihat orang lain dengan tujuan ingin mendapatkan pujian dari orang lain. Disamping itu juga
ada sifat ketuhanan yang bleh ditiru manusia seperti sifat Allah SWT. Yang maha pengasih dan
Penyayang serta penuh pengampunan dan lain sebagainya.
2.      Sifat Syetan (Syaithoniyah)
Apabila sifat-sifat syetan berpindah pada manusia, maka manusia itu akan melakukan perbuatan
dosa selamanya, diantara sifat yang disenangi syetan yaitu hasud, berbuat curang, dan menipu.
Orang yang dipenuhi sifat seperti akan selalu berbuat dosa dan mengajak pada kemungkaran,
hatinya tidak ingin melakukan suatu kebaikan.

3.      Sifat Hewan (Bahimiyah)


Penyebab selanjutnya yang membuat manusia berani melakukan perbuatan dosa, karena terdapat
sifat hewan didalam dirinya seperti toma atau rakus, nafsu syahwat yang tidak bisa dikendalikan,
mengambil hak orang lain tidak menghiraukan halal dan haramnya, yang penting kebutuhannya
terpenuhi.
4.      Sifat Hewan Buas (Sabu’iyah)
Lebih berbahaya lagi bila manusia mempunyai sifat hewan buas, sebab sifat seperti ini berani
membunuh segalanya, perkerjaannya hanya marah dan keinginannya mencelakakan orang lain.
      Dari keempat sifat diatas menjelaskan bahwa bentuk perbuatan dosa yang dilakukan
manusia, ada yang menjadi dosa besar ada juga yang menjadi dosa kecil. Tapi kalau dilihat
secara garis besar macam-macam dosa di bagi menjadi 2 bagian yaitu dosa antara manusia dan
tuhannya dan ada dosa antara manusia dengan manusia.
Adapun yang termasuk dosa antara manusia dan tuhannya diantaranya yaitu
meninggalkan shalat,meninggalkan puasa,dan tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban untuk
diri sendiri. Sedangkan dosa yang berhubungan antara manusia dengan manusia lagi diantaranya
tidak mengeluarkan zakat, membunuh, merampas harta orang lain, merusak kehormatan nama
orang lain,dan semua pelanggaran yang termasuk hak-hak umum atau yang menyangkut harta,
jiwa, agama dan lain sebagainya.

5
      Kalau dilihat dari besar dan kecilnya dosa dibagi menjadi dua, yaitu dosa besar yang
diistilahkan dengan kabaair, dan dosa kecil yang disebut sayyiaat. Mengikuti keterangan Imam
Al-Gazali dosa besar itu jumlahnya ada 17 macam sedangkan dosa kecil sangat banyak sekali.
Dari ke 17 dosa besar itu di bagi menurut tempat  atau bagian tubuh kita yang melakukannya.
1 Empat (4) macam dosa yang ada di dalam hati manusia yaitu : musyrik, melakukan
ma’siat selamanya, putus asa dari jalan untuk mendapat rahmat Allah SWT, dan merasa
aman dari ancaman dan siksa gusti Allah SWT.
2 Empat (4) macam dosa ada pada lisan yaitu : menjadi saksi palsu atau berbohong,
memfitnah, menjadi tukang sihir dan sumpah palsu.
3 Tiga (3) macam dosa ada pada perut yaitu : meminum minuman keras yang bisa merusak
akal manusia, memakan uang haram, dan memakan harta anak yatim.
4  Dua (2) macam dosa ada pada kemaluan (farji) yaitu : melakukan zina,
dan liwath (homoseksual atau lesbian)
5 Dua (2) macam dosa ada pada tangan seperti : membunuh dan mencuri
6 Satu macam dosa ada pada kaki, yaitu : lari atau kabur dari peperangan
7 Satu macam dosa ada pada seluruh anggota badan, yaitu : durhaka kepada kedua orang
tua.

6
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Setelah kita baca makalalah di atas maka dapat kita ketahui bahwasanya Akhlak, Etika dan
Moral adalah suatu yang harus kita perhatikan dalam kehidupan kita di dunia ini, bahwasanya
baik dan buruk itu tidak akan pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari, kapanpun,
dimanapun, dan waktu apapun itu. Standar baik dan buruk berdasarkan ajaran akhlak moral dan
etika, akhlak baik dan akhlak buruk. Kita dapat menetahui adanya aliran untuk menentukan
standar baik dan buruknya sesuatu dan standar baik dan buruk berdasarkan sifat yang ada pada
jiwa manusia. Bahwasanya kita seorang manusia harus memiliki sifat yang baik, dan
menjauhkan sifat yang buruk. Pepatah mengatakan “aku lebih menghargai orang yang beradab
dari pada orang yang berilmu, setan lebih tinggi ilmunya dari pada manusia”
Disinilah kita harus memahami dan mengamalkan adab adab yang baik dan benar.

7
 

DAFTAR PUSTAKA

a. Ahmad Solihin, Khutbah Jum’at Petingan Jilid I, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2000


b.    Fudhoilurrahman dan Aida Humaira, Ringkasan Ihya ’Ulumuddin, Terjemahan, Jakarta, Sahara
publishers, 2009
c.     Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami (akhlak mulia), Jakarta, Pustaka Panjimas, 1992

Mustofa, Akhmad. 1999. Akhlak Tasawuf. Bandung:CV pustaka setia


Nata Abidin ,1996.Aklaq Tasawuf ,Jakarta .PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai