Anda di halaman 1dari 128

LAPORAN HASIL

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF


TERHADAP NY. D G2P1A0 DI PMB SITI JAMILA, S.ST
LAMPUNG SELATAN

DISUSUN OLEH:
JIHAN CLEARESTA CASEBELLA
2015401026

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III
KEBIDANAN TANJUNGKARANG
TAHUN 2023
LAPORAN HASIL

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF


TERHADAP NY. D G2P1A0 DI PMB SITI JAMILA, S.ST
LAMPUNG SELATAN

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya


Kebidanan pada Program Studi DIII Kebidanan Tanjungkarang
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

DISUSUN OLEH:
JIHAN CLEARESTA CASEBELLA
2015401026

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III
KEBIDANAN TANJUNGKARANG
TAHUN 2023
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung

SURAT KETERANGAN
PENGAMBILAN STUDI KASUS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Jihan Clearesta Casebella
NIM : 2015401026
Tingkat/Semester : III (Tiga)/VI (Enam)

Menyatakan telah mengambil kasus terhadap :


Nama : Ny. D
Umur : 35 Tahun
Kasus : Asuhan Kebidanan Komprehensif

Bandar Lampung, Maret 202

Mengetahui

Pembimbing Lahan Praktik Mahasiswa

SITI JAMILA, S.ST Jihan Clearesta Casebella

iii
LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF TERHADAP NY. D


DI PMB SITI JAMILA, S.ST PALAS
LAMPUNG SELATAN

OLEH :
JIHAN CLEARESTA CASEBELLA
2015401026

Telah diperiksa dan disetujui tim pembimbing Praktik Klinik Kebidanan III Program
Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Jurusan Kebidanan

Bandar Lampung, Maret 2022

Menyetujui
Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

SITI JAMILA , S.ST NELLY INDRASARI,SSiT,M.Kes


NIP. NIP. 197309061992122001

Mengetahui
Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan Tanjungkarang
Poltekkes Tanjungkarang

NELLY INDRASARI,SSiT,M.Kes
NIP : 197309061992122001

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan Kebidanan
Komprehensif ini dengan tepat waktu. Laporan ini dibuat sebagai hasil laporan
dan kegiatan praktik klinik kebidanan III dan guna memenuhi salah satu syarat
untuk mengikuti ujian akhir program di Poltekkes Tanjung Karang Prodi D-III
Kebidanan Tanjung Karang.
Dalam penulisan laporan studi kasus ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan,
saran, bantuan, dari pihak dosen dan pembimbing untuk itu pula penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dewi Purwaningsih,SsiT,.M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang,
2. DR. Sudarmi, S.Pd.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang,
3. Nelly Indrasari, S.SiT.,M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang,
4. Nelly Indrasari, S.SiT.,M.Kes selaku pembimbing institusi,
5. Bidan Siti Jamila, S.ST selaku bidan pembimbing lahan praktik,
6. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan laporan ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak demi perbaikan kedepannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Akhir kata semoga Allah SWT
melimpahkan rahmat serta membalas amal kebaikan ibu/saudara berikan kepada
penulis.

Bandar Lampung, Maret


2022

v
Penulis
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................i
HALAMAN JUDUL........................................................................................ii
PERNYATAAN PENGAMBILAN KASUS.................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................iv
KATA PENGANTAR......................................................................................v
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix
DAFTAR SINGKATAN................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan .....................................................................................................2
C. Waktu Dan Tempat Praktik.......................................................................
D. Strategi.......................................................................................................
E. Penilaian....................................................................................................
F. Sumber Dana.............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Kebidanan Kehamilan...........................................................4
B. Asuhan Kebidanan Persalinan.........................................................19
C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir................................................28
D. Asuhan Kebidanan Masa Nifas.........................................................33
E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana..........................................40
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan Kehamilan.........................................................48
B. Asuhan Kebidanan Persalinan..........................................................62
C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir.................................................72
D. Asuhan Kebidanan Nifas..................................................................85
E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana..........................................95
BAB IV PEMBAHASAN
A. Asuhan Kebidanan Kehamilan.......................................................101
B. Asuhan Kebidanan Persalinan.......................................................103
C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir...............................................105
D. Asuhan Kebidanan Nifas................................................................106
E. Faktor Pendukung dan Penghambat................................................108
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN......................................................................................
B. SARAN...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 TFU Menurut Penambahan Per Tiga Jari............................................


Tabel 2 Lama Persalinan Pada Primigravida Dan Multigravida......................
Tabel 3 Pengetahuan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan................................
Tabel 4 Status Imunisasi...................................................................................
Table 5 Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu.......................
Tabel 6 Susunan Keluarga Yang Tinggal Dirumah..........................................
Table 7 Catatan Perkembangan .......................................................................

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Mekanisme Persalinan Normal........................................................


Gambar 2 Anatomi Payudara............................................................................

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Izin Lokasi Pengambilan Studi Kasus


Lampiran 2 Lembar Permintaan Menjadi Subyek
Lampiran 3 Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Lampiran 4 Partograf

ix
DAFTAR SINGKATAN

A (Abortus)
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)
Amd.Keb (Ahli Madya Kebidanan)
ANC (Ante Natal Care)
APD (Alat Pelindung Diri)
APN (Asuhan Persalinan Normal)
ASI (Air Susu Ibu)
BAB (Buang Air Besar)
BAK (Buang Air Kecil)
BB (Berat Badan)
BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
DJJ (Denyut Jantung Janin)
DPT (Difteri Pertusi Toxoid)
DTT (Dekontaminasi Tingkat Tinggi)
G (Gravida)
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
KB (Keluarga Berencana)
KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
LILA (Lingkar Lengan Atas)
LTA (Laporan Tugas Akhir)
P (Partus)
P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
PMB (Praktik Mandiri Bidan)
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar)
R (Respiration)
SC (Sectio Caesaria)

x
SOAP (Subjektif Objektif Asssessment Planing)
TB (Tinggi Badan)
TBJ (Taksiran Berat Janin)
TFU (Tinggi Fundus Uteri)
TM-I (Trimester I)
TM-II (Trimester II)
TM-III (Trimester III)
TP (Tafsiran Persalinan)
TT (Tetanus Toxoid)
USG (Ultrasonografi)
UUK (Ubun Ubun Kecil)

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program studi diploma III kebidanan tanjungkarang, merupakan salah satu
program studi yang ada pada jurusan kebidanan politeknik kesehatan
tanjungkarang yang menghasilkan tenaga ahli madya kebidanan yang
professional, unggul dan mandiri serta berwawasan entrepreneur. Untuk
mencapai tujuan tersebut, salah satu mata kuliah yang harus di laksanakan oleh
mahasiswa beruba praktik kebidanan koprehensif dengan beban SKS (8 SKS).
Praktik kebidanan komprehensif merupakan praktik klinik di lapangan yang
memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan,keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan berbagai tatanan
klinik kebidanan sebagai kandidat bidan yang meliputi asuhan kehamilan,
persalinan, nifas dan menyusui, keluarga berencana, neonates, bayi, balita dan
prasekolah, komunitas, kesehatan reproduksi dan pertolongan pada kegawat
daruratan maternal neonatal. Kegiatan praktik ini menggunakan prinsip
mentoring yaitu sebuah metode yang bersifat pengalaman individual yang
mencoba membagikan pengetahuan dan ketrampilan serta kompetensinya kepada
seseorang yang mempunyai pengalaman kerja lebih sedikit dengan situasi
hubungan yang penuh kepercayaan dan menguntungkan. Pada kegiatan praktik
mahasiswa di bombing oleh mentors yaitu seseorang yang melalui tindakan dan
pekerjaannya membantu mahasiswa untuk memaksimalkan potensi yang di
milikinya.
Capaian pembelajaran yang diharapkan dari kegiatan praktik ini adalah
mahasiswa mampu menjadi kadidat bidan sehingga dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam praktik kebidanan serta mampu
mengambil keputusan klinik dengan prinsip partnership serta mampu
menyelesaikan masalah praktik kebidanan procedural meliputi asuhan
2

kehamilan, persalinan , nifas, menyusui, KB, neonates, bayi balita dan pra
sekolah, kesehatan reproduksi dan penanganan kegawatdaruratan maternal
neonatal dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja mandiri
maupun kelompok.

B. Tujuan
1. Umum
Setelah melakukan kegiatan Praktik Klinik Kebidanan III di PMB Siti
Jamila, S.ST mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif
yang meliputi asuhan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan
perencanaan KB menggunakan metode SOAP.
2. Khusus
Setelah mengikuti kegiatan praktik, mahasiswa mampu:
a. Memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan secara mandiri dan
berdasarkan Evidence Based Bidan Siti Jamila S.ST Keb Memberikan
asuhan kebidanan pada persalinan secara mandiri di PMB Siti Jamila
S.ST
b. Memberikan asuhan kebidanan pada neonatus secara mandiri di PMB
Siti Jamila S.ST
c. Memberikan asuhan kebidanan pada nifas dan menyusui secara mandiri
di PMB Siti Jamila S.ST
d. Memberikan asuhan kebidanan pada KB secara mandiri di PMB , Siti
Jamila S.ST

C. Manfaat
1. Bagi ibu
Untuk menambah ilmu pengetahuan, dan pasien mendapatkan pelayanan
kebidanan yang baik sesuai dengan harapan pasien yang meliputi asuhan
kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, BBL, dan KB.
2. Bagi penulis
3

Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah


diperoleh selama perkuliahan, serta menerapkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan dalam kehidupan, baik di masyarakat serta PMB.

3. Bagi institusi
a. PMB Siti Jamila
Dapat digunakan untuk acuan dalam peningkatan mutu pelayanan asuhan
kebidanan komprehensif dan berkesinambungan

b. Pendidikan
Dapat menambah referensi dan sebagai acuan bagi pendidikan dalam
pemberian bimbingan kepada mahasiswa mengenai asuhan kebidanan
komprehensif dan berkesinambungan.

D. Ruang Lingkup
Sasaran dalam asuhan komprehensif ini di tunjukkan kepada Ny. D G3P1A1 umur
35 tahun. Asuhan komprehensif ini dilakukan di PMB, Siti Jamila dan rumah
Ny. D, di Mandala Sari, Palas , Lampung Selatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Asuhan Kebidanan Komprehensif

a. Pengertian Asuhan Kebidanan Komprehensif

Suatu upaya untuk pelayanan kebidanan yang diberikan kepada ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir, masa nifas dan keluarga berencana untuk upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pelayanan kebidanan. Maka diperlukan pelayanan kebidanan secara
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara menyeluruh (Saifuddin,
2013).
b.Tujuan asuhan kebidanan komprehensif
Melaksanakan pendekatan manajemen kebidanan pada kasus kehamilan dan
persalinan, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan ibu dan anak (Saifuddin,
2013).

A. Asuhan Kebidanan Kehamilan

1. Pengertian kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Untuk
terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi)
dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi (Prawirohardjo, 2013).
2. Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “10T”:
a. Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan (T1)
b. Ukur Tekanan Darah (T2)
c. Nilai Status Gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LiLA) (T3)
5

d. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T4)


e. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ) (T5)
f. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan Berikan Imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila Diperlukan (T6)
g. Beri Tablet Tambah Darah (Tablet Besi) (T7)
h. Periksa Laboratorium (Rutin dan Khusus) (T8)
i. Tatalaksana / Penanganan Kasus (T9)
j. Temu Wicara (Konseling) (T10) (Kemenkes RI, 2014)
b. Tanda-tanda kehamilan menurut Indrayani (2011), yaitu:
a. Tanda-tanda dugaan kehamilan, yaitu:
1) Amenorrhea
2) Perubahan pada payudara
3) Mual dan muntah
4) Sering kencing
5) Hyperpigmentasi pada kulit
6) Merasakan pergerakan janin oleh ibu
7) Merasa lelah
8) Peningkatan suhu basal
b. Tanda-tanda mungkin kehamilan yaitu:
1) Pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim
2) Perubahan pada mucosa vagina dan vulva
3) Perubahan pada serviks
4) Kontraski Braxton hicks
5) Ballotemen
6) Pembesaran perut
7) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif, tetapi sebagian
kemungkinan palsu
c. Tanda positif kehamilan, yaitu:
1) Mendengar bunyi jantung anak
2) Melihat dan meraba pergerakan janin oleh pemeriksa
6

3) Melihat rangka janin dengan sinar rontgen atau USG


3. Perubahan Psikologi dan Fisiologi Pada Ibu Hamil
a. Perubahan Psikologi Ibu Hamil
1) Perubahan psikologi pada trimester I (Periode Penyesuaian)
a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
b) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan.
c) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu
mendapat perhatian dengan seksama
d) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang
lain atau bahkan merahasiakannya.
2) Perubahan psikologis pada trimester II (Periode Kesehatan Yang
Baik)
a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar
hormone yang tinggi
b) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya merasakan gerakan anak
c) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
d) Libido meningkat
e) Menuntut perhatian dan cinta
f) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian
dari dirinya
g) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau
pada orang lain yang baru menjadi ibu hamil
h) Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan,
kelahirandan persiapan untuk peran baru
3) Perubahan psikologis pada trimester III
a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh
dan tidak menarik
b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
7

c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya
d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
e) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya merasa
kehilangan perhatian
f) Perasaan mudah terluka (sensitif)
g) Libido menurun.
(Nurul Jannah, 2012: 107-110)
b. Perubahan Fisiologi Ibu Hamil
Perubahan fisiologis tersebut meliputi :
1) Uterus
a) Ukuran
Tabel 1
TFU menurut penambahan per tiga jari

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


(Minggu) (TFU)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
36 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
Sumber: Sulistyawati, 2012:60
8

b.) Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1.000 gram
pada akhir bulan.

b) Posisi Rahim Dalam Kehamilan


Pada permulaan kehamilan dalam posisi antefleksi dan
retrofleksi, pada saat 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam
rongga pelvis, setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati. Pada ibu hamil, rahim
biasanya mobile, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.
c) Servik uteri
Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini yang
disebut dengan tanda goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mukus. Oleh karena pertambahan dan
pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini disebut
dengan tanda chadwick.
2) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum gravidatus
sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran
estrogen dan progesteron, selama 16 minggu sampai plasenta terbentuk
sempurna.
3) Vagina Dan Vulva
Adanya hormon estrogen terjadi hypervaskularisasi pada vulva dan
vagina sehingga pada bagian tersebut lebih merah dan kebiruan, kondisi
ini disebut dengan tanda Chadwick. (Nurul Jannah, 2012: 87-90)
4) Sistem Kardiovaskuler
Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi
karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim, janin yang harus
9

tumbuh menyebabkan darah lebih banyak dikirim kerahim ibu pada akhir
usia kehamilan rahim menerima seperlima dari darah ibu.
Selama trimester dua biasanya tekanan darah menurun akan tetapi
akan kembali normal setelah trimester tiga, selama kehamilan volume
darah dalam peredaran darah meningkat sampai 50% tetapi jumlah sel
darah merah yang mengangkut oksigen hanya meningkat 25-30%. Untuk
itu belum jelas alasannya, jumlah sel darah putih yang berfungsi
melindungi tubuh dari infeksi, agak meningkat selama kehamilan, saat
persalinan dan beberapa hari setelah persalinan. (Sulistyawati, 2011:61)
5) Sistem Urinaria
Selama kehamilan ginjal berkerja lebih berat, ginjal menyaring
darah volumenya meningkat 30-50% yang puncaknya terjadi pada usia
kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan. Dalam
keadaan normal aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun
ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan karena
itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mencoba untuk
berbaring, pada akhir kehamilan peningkatan aktivitas ginjal yang lebih
besar terjadi saat wanita hamil yang tidur miring, tidur miring
mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari
tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan
meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung. (Sulistyawati, 2011:62)
6) Sistem Gastrointestinal
Rahim semakin besar akan menekan rektum dan usus bagian
bawah sehingga menjadi sembelit atau konstipasi, sembelit semakin berat
karena gerakan otot di dalam usus, diperlambat oleh tingginya kadar
progesteron. Wanita hamil sering mengalami rasa panas di dada dan
sendawa yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di
dalam lambung dan karena relaxsasi sfingter di kerongkongan bagian
bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir
kembali ke kerongkongan (Sulistyawati, 2011:63).
10

7) Sistem Metabolisme
Janin membutuhkan janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk
pembentukan tulangnya dan ini terjadi ketika trimester terakhir. Oleh
karena itu, peningkatan asupan kalsium sangat diperlikan untuk
menunjang kebutuhan. Peningkatan kebutuhan kalsium mencapai 70%
dari diet biasanya.
Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1000 mg, 500 mg
dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel darah merah 300 mg untuk
transportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki usia 12 minggu, 200 mg
sisanya untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil
membutuhkan zat besi rata-rata 3,5 mg/hari.
(Sulistyawati, 2011:63-64)
8) Sistem Muskuloskeletal
Estrogen dan progesteron memberi efek maksimal pada relaksasi otot
dan ligamen pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh
pelvis untuk meningkatkan kemampuan menguatkan posisi janin pada
akhir kehamilan dan pada saat kelahiran ligamen pada simpisis pubis dan
sakro iliaka akan menghilang karena berelaksasi sebagai efek dari
estrogen. Simpisis pubis melebar sampai l4 mm pada usia kehamilan 32
minggu,dan sakro koksigeus tidak teraba di ikuti terabanya koksigis
sebagai pengganti bagian belakang.
9) Kulit
Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen
kecoklatan yang nampak dikulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi
juga terjadi disekeliling puting susu, sedangkan diperut bagian bawah
bagian tengah biasanya tampak garis gelap, pembesaran rahim
menimbulkan peregangan dan menyebabkan robekan serabut elastis
dibawah kulit, sehingga menimbulakan stirae gravidarum, bila terjadi
peregangan yang hebat misalnya hydramnion dan  gamelli dapat menjadi
dapat terjadi diatesis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba
11

bertambah pigmentasinya dan disebut sebagai linea nigra. Adanya


vasodilatasi kulit menyebabkan ibu mudah berkeringat. (Sulistyawati,
2011:65).
10) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan asi dan laktasi. Perkembangan payudara tidak
dapat di lepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen
dan progesteron dan somatomamotropin.
Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak
perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir, beberapa perubahan yang
dapat diamati oleh ibu adalah:
a) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat
b) Dapat teraba nodul-nodul, akibat hypertropi kelenjar alvioli
c) Bayangan vena lebih membiru
d) Hyperpigmentasi pada puting susu dan areola
e) Jika diperas akan keluar air susu berwarna kuning.
(Sulistyawati, 2011:65)

11) Sistem Endokrin 


Selama siklus mentruasi normal, hipofisis anterior memproduksi LH
dan FSH merangsang folikel degraff untuk menjadi matang dan
berpindah ke permukaan ovarium dimana ia dilepaskan folikel yang
kosong dikenal dengan korpus luteum dirangsang oleh LH untuk
memproduksi progesteron. Estrogen dan progesteron merangsang
poliferasi dari desidua, dalm mempersiapkan implementasi, jika
kehamilan terjadi. Plasenta yang terbentuk secara sempurna dan berfungsi
setelah 10 minggu setelah pembuahan terjadi, akan mengalihkan tugas
korpus luteum untuk memproduksi estrogen dan progesteron.
(Sulistyawati, 2011:66).
c. Kebutuhan Kesehatan Ibu Selama Hamil
12

a. Nutrisi
1) Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya
adalah 2.500 kalori. Pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang
dapat memberikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan
secara rinci dan bahasa yang dimengerti oleh para ibu hamil dan
keluarganya. Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabakan obesitas
dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya
preeklampsia. Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak
melebihi 10-12 kg selama hamil.
2) Protein
Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%.
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan untuk
menambah asupan protein menjadi 12% per hari atau 75-100 gram,
bahan pangan yang dijadikan sebagai sumber protein sebaiknya bahan
pangan dengan nilai biologis yang tinggi seprti daging, ikan, telur, susu,
dan untuk protein yang berasal dari tumbuhan nilai biologisnya rendah
jadi cukup sepertiga bagian saja.
(Sulistyawati, 2011 : 108)
3) Kalsium
Pada usia kehamilan 20 minggu laju penyaluran kalsium dari ibu ke
fetus mencapai 50mg/hari dan mencapai puncaknya apabila mendekati
kelahiran yaitu 330mg/hari. RDA untuk kalsium selama kehamilan adalah
1.200 mg. Kebutuhan kalsium meningkat dari 800 memproduksi
progesteron. Estrogen dan progesteron merangsang poliferasi dari
desidua, dalm mempersiapkan implementasi, jika kehamilan terjadi.
Plasenta yang terbentuk secara sempurna dan berfungsi setelah 10
minggu setelah pembuahan terjadi, akan mengalihkan tugas korpus
luteum untuk memproduksi estrogen dan progesteron. (Sulistyawati,
2011:66).
13

d. Kebutuhan Kesehatan Ibu Selama Hamil


b. Nutrisi
4) Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya
adalah 2.500 kalori. Pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang
dapat memberikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan
secara rinci dan bahasa yang dimengerti oleh para ibu hamil dan
keluarganya. Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabakan obesitas
dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya
preeklampsia. Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak
melebihi 10-12 kg selama hamil.
5) Protein
Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%.
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan untuk
menambah asupan protein menjadi 12% per hari atau 75-100 gram,
bahan pangan yang dijadikan sebagai sumber protein sebaiknya bahan
pangan dengan nilai biologis yang tinggi seprti daging, ikan, telur, susu,
dan untuk protein yang berasal dari tumbuhan nilai biologisnya rendah
jadi cukup sepertiga bagian saja.
(Sulistyawati, 2011 : 108)
6) Kalsium
Pada usia kehamilan 20 minggu laju penyaluran kalsium dari ibu ke
fetus mencapai 50mg/hari dan mencapai puncaknya apabila mendekati
kelahiran yaitu 330mg/hari. RDA untuk kalsium selama kehamilan
adalah 1.200 mg. Kebutuhan kalsium meningkat dari 800 mg menjadi
1.200/1.500 mg per hari. Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan
tulang dan bakal gigi janin yang dimulai sejak usia kehamilan 8 minggu.
14

Sumber kalsium adalah susu dan produk susu lainnya, seperti keju,
yogurt, teri, udang kecil dan kacang-kacangan.

7) Zat besi
Zat besi penting untuk membuat hemoglobin dan protein di dalam
sel darah merah yang membawa oksigen ke jaringan tubuh lain,
membantu mencegah anemia dan perdarahan saat melahirkan, serta
mencegah cacat janin. Kebutuhan zat besi menjadi dua kali lipat
dibandingkan sebelum hamil dari 18 mg menjadi 30-60 mg per hari.
Kebutuhan itu dapat dipenuhi dari makanan seperti daging berwarna
merah, hati, ikan, kuning telur, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan,
tempe, roti dan sereal. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-
rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg
diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk
meningkatkan massa haemoglobin maternal. (Arisman, 2014:16)
8) Asam folat
Asam folat memiliki peranan penting yaitu dalam hal pencegahan
terjadinya defek tubaneural seperti spina bifida dan anensefali yang
sangat berbahaya bagi perkembangan selanjutnya. RDA folat untuk
wanita hamil yaitu 400 mg/hari yaitu dimana terjadi peningkatan
sebanyak 10% dari sebelumnya. Makanan yang kaya akan asam folat
dapat dijumpai pada sayuran hijau, jus jeruk, asparagus dan brokoli.
Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi
pematangan sel. Jumlah asam folat yang diperlukan ibu hamil adalah
400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan
anemia megaloblastik pada ibu hamil. (Prawirohardjo, 2014:286)
9) Vitamin
a) Vitamin A berfungsi untuk meningkatkaan pertubuhan dan
kesehatan sel serta jaringan janin
b) Vitamin B6 membantu protein untuk membentuk sel-sel baru
15

c) Vitamin C membantu penyerapan Fe


d) Vitamin D membantu penyerapan Ca
e) Asam folat trimester 1 diperlukan untuk pembentukan sel darah
(Sunarsih, 2010:127)
b. Obat – Obatan
Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar-
benar berindikasi untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat
dihindari. Penatalaksanaan keluhan dan ketidaknyamanan yang dialami
lebih dianjurkan jepada pencegahan dan perawatan saja. (Sulistyawati,
2011:108-110)

c. Perawatan payudara
Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam perawatan payudara
adalah sebagai berikut :
1) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang
mengunakan busa, karena akan menggangu penyerapan keringat di
payudara
2) Gunakan bra yang dengan bentuk yang menyangga payudara
3) Hindari pembersihan puting susu dengan sabun mandi karena akan
menyebabkan iritasi. Bersihkan puting
4) Bersihkan susu dengan baby oil atau minyak kelapa lalu bilas dengan
air hangat
d. Perawatan gigi
Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan,
yaitu pada trimester pertama dan ketiga. Penjadualan untuk trimester
pertama terkait dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi liur yang
berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga.
Sementara itu, pada trimester ketiga, terkait dengan adanya kebutuhan
kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat
pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu
16

menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap
terjadinya carries dan gingivitis. (Prawirohardjo, 2014:287)
e. Lingkungan yang bersih
f. Pakaian
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah
memenuhi kriteria berikut ini :
1) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada
daerah perut.
2) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.
3) Pakai bra yang menyokong payudara.
4) Memakai sepatu dengan hak yang rendah.
5) Pakaian dalam yang selalu bersih.
g. Istirahat dan rekreasi
h. Eliminasi
Keluhan yang dirasakan pada kehamilan biasanya konstipasi dan
sering buang air kecil. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon
progestrin yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya
adalah otot usus. Selain itu desakan usus oleh pembesaran janin juga
menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi serat dan banyak
minum air putih hangat ketika lambung dalam keadaan kosong yang
berfungsi untuk merangsang gerak peristaltik usus. Sering buang air kecil
merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada
TM I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Pada trimester III
terjadi pembesaran janin yang menyebabkan desakan pada kantong kemih.
Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat
tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan dehidrasi.
i. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada
riwayat penyakit seperti berikut :
17

1) Sering abortus dan kelahiran prematur


2) Perdarahan pervaginam
3) Koitus harus dilakukan secara hati-hati terutama pada minggu terakhir
kehamilan
4) Bila ketuban sudah pecah, dilarang koitus karena dapat menyebabkan
infeksi janin intra uteri.
j. Sikap tubuh yang baik
Tubuh akan mengadakan penyesuaian fisik dengan pertambahan
ukuran janin, perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung
bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke belakang di
banding sikap tubuh ketika tidak hamil. Keluhan yang sering di alami
adalah rasa pegal di punggung dan kram kaki ketika tidur malam hari. Hal
yang perlu di perhatikan untuk masalah ini adalah tidak memakai sepatu
hak tinggi, posisi tegak saat mengangkat beban, tidur dengan posisi kaki di
tinggikan, duduk dengan posisi punggung tegak, dan hindari duduk atau
berdiri terlalu lama.
k. Memantau kesejahteraan janin
Salah satu indikator kesejahteraan janin yang dapat dipantau adalah
gerakan janin dalam 24 jam. Gerakan janin dalam 24 jam minimal 20 kali.
l. Penjelasan tentang tanda bahaya pada kehamilan
Beberapa tanda bahaya yang penting untuk di sampaikan kepada
pasien dan keluarga adalah sebagai berikut :
a) Perdarahan pervaginam
b) Sakit kepala hebat
c) Masalah penglihatan
d) Bengkak pada muka dan tangan
e) Nyeri perut yang hebat
f) Bayi tidak bergerak
(Sulistyawati, 2011:117-128)
m. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
18

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)


yang dicanangkan pemerintah bertujuan memantau kehamilan menuju
persalinan yang aman dan selamat pada tingkat pelayanan dasar dengan
sasarannya adalah seluruh ibu hamil. Indikator P4K adalah dengan
pemasangan stiker P4K yang mencantumkan penolong persalinan, tempat
persalinan, pendamping persalinan, transportasi, dan calon donor darah.
Komponen P4K dengan stiker :
1) Nama Ibu Hamil
2) Taksiran Persalinan
3) Penolong Persalinan
4) Tempat Persalinan
5) Pendamping Persalinan
6) Transportasi
7) Calon Pendonor Darah
(Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak, 2014)
1. Ketidaknyamanan Pada ibu Hamil
Ketidaknyamanan yang terjadi pada kehamilan adalah sebagai berikut.
a. Sakit kepala
a. Pembengkakan kaki
Pembengkakan yakni penimbunan cairan akibat kadar garam yang terlalu
tinggi dalam tubuh.
Cara mengatasi pembengkakan dikaki
1) Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam, misalnya
telur asin, ikan asin dll
2) Setelah bangun pagi, angkat kaki selama beberapa saat. Dapat juga
ibu mengganjal kaki dengan bantal agar aliran darah tidak sempat
berkumpul di pergelangan dan telapak kaki
3) Sering-seringlah mengangkat kaki, agar cairan di kaki mengalir ke
bagian atas tubuh
19

4) Bagi ibu yang bekerja di kantor dan banyak duduk, jaga agar posisi
kaki lebih tinggi. Gunakan bangku kecil atau tumpukan buku sebagai
penopang kaki.
5) Naikkan kaki di atas bangku kecil atau sfa selama duduk. Lakukan
sesering mungkin untuk memperkecil kemungkinan terjadinya
sumbatan pada aliran darah di kaki. Kalau aliran darah pada kedua
kaki lancar-lancar saja, berbagai keluhan akan langsung hilang
6) Jangan menyilangkan kaki ketika duduk tegak, sebab akan
menghambat aliran darah di kaki
7) Jika upaya-upaya yang dilakukan di atas tidak berhasil maka segera
periksakan diri ibu ke bidan/dokter/tenaga kesehatan untuk
mendterus apatkan pemeriksaan dan pengobatan.
(Kemenkes RI, 2014:14)
b. Frekuensi kemih meningkat
Penyebab:
1) Tekanan uterus atas kandung kemih
2) Nokturia akibat ekskresi sodium yang meningkat dengan kehilangan
air yang wajib dan bersamaan
3) Air dan sodium terperangkap didalam tungkai bahwa selama siang
hari karena statis vena, sedangkan pada malam hari terdapat aliran
kembali vena yang meningkat dengan akibat peningkatan dalam
jumlah output
Cara mengatasi frekuensi berkemih
1) Penjelasan mengenai sebab-sebabnya
2) Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan untuk berkemih
3) Perbanyak minum pada siang hari
4) Kurangi minum mendekati waktu tidur pada malam hari untuk
mencegah nokturia
(Sunarsih, 2010:143)
20

B. Asuhan Kebidanan Pesalinan Normal


1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri.
Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai
dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran
plasenta. (Sulistyawati, 2012 : 04)
Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan asuhan persalinan normal adalah untuk menjaga kelangsungan hidup
dan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi. (Sulistyawati, 2012 : 09)
2. Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut:
a. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c. Persalinan anjuran (partus prepitatus). (Manuaba, 2010:164)
3. Tanda-Tanda Persalinan
Tanda persalinan dapat di tandai dengan:
a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek.
b. Dapat terjadi pengeluaran membawa tanda (pengeluaran lendir bercampur
darah).
c. Disertai ketuban pecah.
d. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks (perlunakan serviks,
pendataran serviks, terjadi pembukaan serviks).
(Manuaba, 2010:169)
4. Permulaan Persalinan
a. Tanda persalinan sudah dekat
1) Lightening
21

Menjelang minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan


fundus uterus karena kepala bayi sudah masuk kedalam panggul.
Penyebabnya sebagai berikut:
a) Kontraksi Braxton hicks.
b) Ketegangan dinding perut.
c) Ketegangan ligamentum rotundum.
d) Gaya berat janin , Kepala kearah bawah uterus.
Masuknya kepala janin kedalam panggul dapat dirasakan oleh wanita
hamil dengan tanda-tanda sebagai berikut:
a) Terasa ringan dibagian atas dan rasa sesak berkurang.
b) Dibagian bawah terasa penuh dan mengganjal.
c) Kesulitan saat berjalan.
d) Sering berkemih.
2) Terjadinya His Permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxtron Hicks
yang terkadang dirasakan sebagai keluhan karena rasa sakit yang
ditimbulkan. Biasanya pasien mengeluh adanya rasa sakit dipinggang
dan terasa sangat mengganggu, terutama pada pasien dengan ambang
rasa sakit yang rendah. Adanya perubahan kadar hormon estrogen dan
progesteron menyebabkan oksitosin semakin meningkat dan dapat
menjalankan fungsinya dengan efektif untuk meninmbulkan kontraksi
atau his permulaan. His permulaan ini sering diistilahkan sebagai his
palsu dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Rasa nyeri ringan dibagian bawah.
b) Datang tidak teratur.
c) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda
kemajuan persalinan.
d) Durasi pendek.
e) Tidak bertambah bila berakivitas. (Sulistyawati, 2010:06)
5. Faktor Yang Mengaruhi Persalinan
22

a. Passage (Jalan Lahir)


1) Panggul.
2) Pintu atas panggul (PAP).
3) Kavum pelvik (berada diantara PAP dan PBP).
4) Pintu bawah panggul (PBP).
5) Dasar panggul.
b. Power (kekuatan)
1) His (kontraksi otot-otot rahim pada persalinan).
2) Tenaga meneran.
c. Passenger (Janin dan plasenta)
1) Janin (ukuran kepala janin).
2) Moulage (Molase) kepala janin.
3) Plasenta dan talipusar.
4) Air ketuban. (Maternity, 2016: 14)
6. Tahapan Persalinan
a. Kala I (pembukaan)
Pasien dikatakan dalam tahap persalinan kala I, jika sudah terjadi
pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2x dalam 10 menit
selama 40 detik. Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap). Proses ini terbagi menjadi dua
fase, yaitu: fase laten (8 jam) dimana seviks membuka sampai 3 cm dan fase
aktif (7 jam) dimana seviks membuka dari 3-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan
sering terjadi selama fase aktif.
Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
sehingga partusient (ibu yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan.
Lama nya kala 1 untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada
multigravida 2 cm per jam. Sehingga waktu pembukaan lengkap dapat
diperkirakan. (Sulistyawati, 2012 : 07)
b. Kala II ( Pengeluaran Bayi)
23

Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lengkap bayi lahir. Uterus


dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi
hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan
satu jam pada multigravida. Diagnosis persalinan kala II di tegakkan dengan
melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap
dan kepala janin sudah tampak divulva dengan diameter 5-6 cm.
Gejala utama kala II adalah sebagai berikut :
1) His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100
detik.
2) Menjelang akhir kala I, tuban pecah yag ditandai dengan mengeluarkan
cairan secara mendadak.
3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap di ikuti keinginan
meneran karena tertekannya fleksus frankenhouser.
4) Dua kekuatan, yaitu his dan meneran akan mendorong kepala bayi
sehingga kepala membuka pintu; suboksiput bertindak sebagai
hipomochlion. Berturut-turut lahir ubun-ubun besar. Dahi, hidung, dan
muka, serta kepala seluruhnya.
5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu
penyesuaian kepala pada punggung
6) Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong
dengan jalan berikut:
a) Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah dagu,
kemudian ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan
curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
b) Setelah ke dua bahu bayi lahir, ketiak dikait utuk melahirkan sisa
badan bayi.
c) Bayi lahir di ikutin oleh sisa air ketuban.
7) Lama nya kala II untuk primigravida 50 menit dan multi gravida 30
menit. (Sulistyawati, 2012:07)
c. Kala III ( pelepasan plasenta)
24

Waktu untuk pelepasan dan pengluaran plasenta. Setelah kala II yang


berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10
menit. Dengan lahir nya bayi dan proses retraksi uterus, maka plasenta lepas
dari lapisan nitabuch.
Lepas nya plasenta sudah dapat di perkirakan dengan memperhatikan
tanda-tanda sebagai berikut:
1) Uterus menjadi berbentuk bundar.
2) Uterus terdorong keatas, karena plasenta di lepas kesegmen bawah
rahim.
3) Tali pusar bertambah panjang.
4) Terjadinya perdarahan.
Naiknya fundus uteri disebabkan karena plasenta jatuh dalam segmen bawah
rahim atau bagian atas vagina dan dengan demikian mengangkat uterus yang
berkontraksi dengan sendirinya dengan lepasnya placenta bagian tali pusat
yang lahir menjadi lebih panjang. Lamanya kala uri lebih kurang 8,5 menit,
dan pelepasan plasenta hanya memakan waktu 2-3 menit. Perdarahan yang
terjadi lebih kurang 250 cc, dianggap patologis jika > 500 cc.
(Sulistyawati, 2012:08)
d. Kala IV (observasi)
Dimulai dari lepasnya plasenta hingga 2 jam. Pada kala IV dilakukan
observasi terhadap perdarahan pasca persalinan, paling sering terjadi pada 2
jam pertama. Observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Tingkat kesadaran pasien.
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital.
3) Kontraksi uterus.
4) Jumlah perdarahan (jahit robekan perineum, awasi perdarahan).
Pada kala IV perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak
melebihi 400 sampai 500cc. (Manuaba, 2010:174)
Tabel 2 lama persalinan pada primigravida dan multigravida.
Kala persalinan Primigravida Multigravida
25

Kala I 10-12 jam 6-8 jam


Kala II 1-1,5 jam 0,5-1 jam
Kala III 10 menit 10 menit
Kala IV 2 jam 2 jam
Jumlah 10-12 jam 8-10 jam
(Sumber: Manuaba, 2010:175)
7. Asuhan Sayang Ibu dalam Proses Persalinan:
a. Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya.
b. Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai asuhan
tersebut.
c. Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.
d. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut dan khawatir.
e. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kehawatiran ibu.
f. Beri dukungan,besarkan hati nya dan tentramkan perasaan ibu dan anggota
keluarganya.
g. Anjurkan ibu untuk ditemani suami atau anggota keluarga yang lain selama
persalinan dan kelahiran bayinya.
h. Ajarkan suami dan anggota-anggota keluarga mengenai cara-cara
bagaimana mereka dapat memperhatikan dan mendukung ibu selama
persalinan dan kelahiran bayinya.
i. Secara konsisten lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik.
j. Hargai privasi ibu.
k. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan
kelahiran bayi.
l. Anjurkan ibu untuk minum dan makan makanan ringan sepanjang ia
menginginkannya.
m. Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak merugikan
kesehatan ibu.
n. Hindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan seperti
episiotomi, pencukuran, dan klisma.
26

o. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin.


p. Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah
kelahiran bayinya.
q. Siapkan rencana rujukan (bila perlu).
r. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan bahan-
bahan perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan.Siap untuk
melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi
(Prawirahardjo, 2014: 336)
8. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa tahap gerakan
kepala janin didasar panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh anggota
badan bayi.
a. Penurunan kepala
Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari kontraksi uterus
yang efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari pasien
b. Penguncian (engagement)
Tahap penurunan pada waktu diameter biparietral dari kepala janin telah
melalui lubang masuk panggul pasien.
c. Fleksi
Dalam proses masuknya kepala janin kedalam panggul, fleksi menjadi hal
yang sangat penting karena dengan fleksi diameter kepala janin terkecil
dapat bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar panggul.
d. Putaran paksi dalam
Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter anteroposterior
(yang lebih panjang) dari kepala menyesuaikan diri dengan diameter
anteroposterior dari panggul pasien. Kepala akan berputar dari arah
diameter kanan, miring kearah diameter PAP dari panggul tetapi bahu
tetap miring kekiri, dengan demikian hubungan normal antara as panjang
kepala janin dengan as panjang dari bahu akan berubah dan leher akan
berputar 45 derajat.
27

e. Lahirnya kepala dengan cara ekstensi


Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput posterior. Proses
ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya tersebut
membentuk lengkungan carus, yang mengarahkan kepala keatas menuju
lorong vulva.
f. Resitusi
Resitusi ialah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik kekanan ataupun
kekiri, bergantung kepada arah dimana ia mengikuti perputaran menuju
posisi oksiputanterior.
g. Putaran paksi luar
Putaran ini terjadi secara bersamaan dengan putaran internal dari bahu.
h. Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi
Bahu posterior akan menggembungkan perineum dan kemudian
dilahirkan dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu dilahirkan, seluruh
tubuh janin lainnya akan dilahirkan mengikuti sumbu carus.
(Sulistyawati, 2012:110)

Gambar 1 Mekanisme persalinan normal


28

9. Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan, tujuan
utama menggunakan partograf adalah untuk:
a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal
Dengan demikian juga dapat dilaksanakan deteksi secara dini, setiap
kemungkinan terjadinya partus lama. Selain itu, dapat mencegah terjadinya
penyulit yang dapat mengancam keselamatan ibu dan janin.
(Prawirohardjo, 2014 : 315)
Partograf hanya digunakan untuk untuk persalinan yang tidak
mempunyai penyulit dan harus segera di ambil tindakan definitif bila
berhadapan dengan perubahan pola partograf. (Manuaba, 2010 : 162)

b. Lembar Belakang Partograf


Bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses
persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak
persalinan kala I hingga kala IV. Itulah sebabnya bagian ini disebut
sebagai catatan persalinan. Selain itu, catatan persalinan (yang sudah
diisi lengkap dan tepat) dapat pula dignakan untuk menilai atau
memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan
yang bersih dan aman. Catatan ini terdiri atas unsur-unsur berikut:
1) Data dasar
2) Kala I
3) Kala II
4) Kala III
5) Bayi baru lahir
6) Kala IV (Prawirohardjo, 2014 : 323)

C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


29

Dalam sehari bayi dapat tidur sampai total 20 jam, yang terpecah dalam
periode-periode tidur 20 menit hingga 4 jam. Usahakan kamar bersuhu sejuk,
tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, dan mendapat cahaya serta ventilasi
cukup. Posisi tidur yang dianjurkan adalah posisi terlentang karena dapat
mencegah terjadinya sindrom kematian mendadak bayi atau sudden infant death
syndrome (SIDS). Tempat tidur bayi sebaiknya menggunakan alas yang rata dan
tidak terlalu lembut. Hindari menggunakan benda-benda yang dapat menutupi
kepala bayi.
Bagaimana merawat tali pusat? Setelah dipotong, tali pusat dibiarkan
terbuka dan kering dan tidak perlu dikompres dengan kasa yang mengandung
cairan antiseptik. Saat ingin merawat tali pusat, cuci tangan terlebih dahulu,
jangan oleskan apapun pada tali pusat, tidak perlu ditutup dengan kasa dan
jangan ditutup dengan popok maupun gurita. Usahakan agar tali pusat tidak
basah, tidak terkena air seni maupun tinja bayi. Jika tali pusat kotor, segera cuci
bersih dengan air yang bersih dan sabun lalu keringkan dengan kain bersih.
Biarkan tali pusat terlepas sendiri. Jika terdapat tanda infeksi seperti kemerahan
dan atau bengkak pada pusat ataupun kulit disekitarnya, berbau busuk dan
terlihat nanah, segera kontrol ke tenaga kesehatan terdekat.
Memandikan bayi, saat lahir, bayi belum perlu dimandikan. Bayi masih
memiliki lapisan pelindung yang terlihat seperti lemak berwarna keputihan yang
berfungsi untuk menjaga suhu bayi. Setelah 6 jam bayi dapat dilap dengan air
hangat saja. Sebelum tali pusat lepas, bayi dapat dimandikan dengan kain lap
atau spon. Setelah tali pusat lepas bayi dapat dimandikan dengan dimasukkan ke
dalam air, hati-hati kepala terendam dalam air. Gunakan air hangat-hangat kuku,
sabun dan sampo khusus bayi. Sebaiknya tidak memandikan bayi terlalu pagi
maupun terlalu sore. Saat melakukan perawatan kulit bayi, prinsipnya
menggunakan seminimal mungkin zat-zat yang berkontak dengan kulit, karena
kulit bayi masih sangat sensitif.
Memilih pakaian bayi, pilihlah pakaian dari bahan yang lembut, menyerap
air dan tidak kaku. Bayi hanya perlu memakai atasan, popok atau celana, selimut
30

dan topi jika bayi kedinginan. Tidak dianjurkan untuk membedong karena
membatasi gerak bayi. Selain itu, tidak dianjurkan pula untuk terus menggunakan
sarung tangan maupun kaos kaki karena terdapat indera peraba yang merupakan
alat untuk belajar pada bayi. Jangan gunakan gurita karena bayi bernafas lebih
banyak menggunakan otot-otot perut.
Pola buang air besar (BAB) dan buang air kecil bayi (BAK), Bayi
normal akan BAK dalam 24 jam pertama dan BAB paling telat dalam 48 jam
pertama. Jika ini tidak terjadi, bayi perlu diperiksa lebih lanjut. Selanjutnya bayi
akan BAK 5-6 kali per hari dan BAB 3-4 kali per hari. Warna BAK yang baik
adalah jernih tidak berwarna pekat, sedangkan warna BAB akan berubah dari
warna hitam pekat, menjadi hijau dan akhirnya berwarna kekuningan pada
sekitar usia 5 hari. Jika tidak terjadi perubahan warna BAB, harus dilakukan
evaluasi kecukupan asupan ASI. Jika ibu menemukan darah pada kemaluan bayi
perempuan saat awal-awal kelahiran, ibu tidak perlu khawatir, karena hal itu
disebabkan bayi masih dipengaruhi hormon ibu. Keadaan tersebut masih
dianggap normal.
Membersihkan popok dan kemaluan bayi, Bersihkan kemaluan dari
bagian depan ke belakang dengan menggunakan kapas yang sudah dibasahi air
bersih ataupun handuk basah. Jangan membersihkan popok dari bagian bawah
anus ke kemaluan.
Mengenali isyarat lapar bayi, Bayi lapar akan menunjukkan tanda-tanda
seperti memasukkan tangan ke dalam mulut, menggemgam tangan,
mengeluarkan suarh seperti mengecap-ngecap, ah uh ah. Jangan tunggu bayi
menangis baru menyusuinya. Berikan ASI sesuai kemauan bayi, jangan dijadwal.
Normalnya bayi akan menetek selama 5-30 menit, jika diluar itu, evaluasi proses
menyusui. Jika ibu terpisah dengan bayi, lakukan pemerahan ASI dan berikan
ASI menggunakan sendok atau cangkir agar ketika ibu sudah bersama bayi lagi,
bayi tetap dapat menetek dengan ibu.
Membersihkan mata, telinga dan hidung bayi, Mata dapat dibersihkan
dengan kapas bersih yang dibasahi dengan air hangat, mulai dari arah hidung ke
31

luar. Jika ditemukan tanda-tanda infeksi pada mata seperti bengkak, merah,
mengeluarkan nanah segera bawa ke dokter. Kotoran telinga tidak perlu
dibersihkan secara rutin dengan mengorek liang telinga karena akan keluar
sendiri ketika sudah cukup besar dan lunak saat bayi menangis. Lubang hidung
bayi juga tidak perlu dibersihkan secara khusus, cukup mengelapnya saat mandi.
Penglihatan bayi, kemampuan melihat bayi terbatas kisaran jarak 20-30 cm.
Penglihatan bayi sensitif terhadap cahaya terang. Sampai usia beberapa bulan
kadang kedua bola mata bayi tidak sejajar, tampak seperti juling. Hal ini normal,
karena otot-otot penggerak bola mata masih dalam tahap perkembangan. Pada
beberapa bayi kadang bola matanya bergerak-gerak dengan sangat cepat ke kiri
dan ke kanan, khususnya bila akan tidur. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Pendengaran bayi, Fungsi pendengaran bayi telah cukup matang dalam
bulan pertama. Bayi akan lebih mengenal suara ibunya, dibandingkan orang-
orang lain di sekitar. Bayi sering terkejut bila ada suara keras yang tiba-tiba
terdengar
Bayi kuning, Pada umumnya bayi akan mengalami kuning pada usia 2-7
hari. Kuning yang perlu diwaspadai jika terjadi dalam 24 jam pertama setelah
lahir, berlangsung lebih dari 2 minggu, disertai demam, sangat kuning sampai
telapak tangan dan kaki bayi, berdasarkan grafik bilirubin mencapai batas untuk
sinar maupun tranfusi tukar.
Kolik pada bayi, jika bayi menangis terus menerus dan tidak dapat
dihentikan mungkin saja bayi Anda mengalami kolik. Bayi pada umumnya sering
mengalami kolik pada pagi dan sore hari. Biasanya tidak membaik dengan
gendongan dan perut dapat terlihat tegang. Jika hal ini terjadi, gendong bayi
dengan lembut dan posisikan dalam posisi tengkurap. Apabila bayi memang
mengalami kolik, hal ini akan berhenti dengan sendirinya.
Gumoh, Bedakan gumoh dengan muntah. Gumoh biasanya terjadi secara
pasif, dan keluar dengan sendirinya. Untuk mencegah terjadinya gumoh
sendawakan bayi, letakkan dalam posisi tegak pada bahu atau pangkuan
kemudian tepuk-tepuk ringan punggung bayi setiap bayi selesai menyusu.
32

Tanda bahaya, Bawa segera bayi Anda ke petugas kesehatan terdekat jika
bayi demam atau suhu <36,5—¦C, muntah disertai kembung atau tidak ada BAB,
kejang, sesak napas, terdapat nanah di mata, malas menyusu dan lebih banyak
tertidur, kuning sampai berusia 2 minggu, tali pusat berbau, kemerahan, atau
berdarah, dan BAB mencret.
Tanda-Tanda Bayi Cukup ASI
1. Payudara ibu yang tadinya kencang menjadi kempes atau lembek setelah
bayi menyusu. Hal ini menandakan bahwa bayi telah banyak minum ASI
2. Setelah menyusui, bayi tampak santai, tenang dan puas. Padahal sebelum
menyusu si bayi terlihat rewel dan tak nyaman.
3. Bayi memperoleh kembali berat badan awalnya setelah lahir, minggu demi
minggu bayi terus bertambah berat badannya. Ketika baru saja dilahirkan,
kebanyakan bayi akan kehilangan antara 5 dan 9 persen dari berat
lahir. Kemudian berat ini akan kembali seperti semula pada saat berusia
sekitar 2 minggu. Pedoman kasar perkiraan pertambahan berat badan bayi
yaitu: Pada bulan pertama, bayi harus mendapatkan 5 sampai 10 ons
perminggu; di bulan 2 dan 3, berat badan harus bertambah 5 sampai 8 ons
perminggu; di bulan 3-6, berat badan harus bertambah antara 2,5 dan 4,5 ons
perminggu; dan dari usia 6 sampai 12 bulan, berat badan bayi harus
bertambah antar 1 sampai 3 ons perminggu.
4. Lihat buang air kecilnya. Pada beberapa hari awal setelah lahir, saat bayi
mendapatkan susu pertama (kolostrum), biasanya bayi hanya dapat
membasahi satu atau dua kain popok per hari. Setelah ASI banyak
diproduksi dan bayi telah menyusu dengan baik, maka bayi akan lebih sering
berkemih sehingga dapat membasahi enam sampai delapan kain popok
perhari. Frekuensi berkemih ini bisa menjadi tanda bahwa bayi cukup ASI.
5. Lihat buang air besarnya. Seperti poin di atas, pola buang air besar juga bisa
menjadi tanda bayi cukup ASI. Pada bulan pertama, bayi setidaknya buang
air besar sebanyak tiga kali sehari, dan warnanya mulai kekuningan
pada hari kelima setelah lahir. Setelah berusia 1 bulan, frekuensi buang air
33

besar menjadi semakin jarang. Setelah bayi sudah mulai makan makanan
padat, sekitar usia 6 bulan, maka buang air besar menjadi semakin jarang
yang mungkin hanya satu kali sehari.
Tanda-Tanda Bayi Tidak Cukup ASI
1. Berat badan bayi turun terus.
2. Pada usia lima hari atau lebih bayi hanya membasahi kurang dari delapan
atau enam popok kain dalam waktu 24 jam.
3. Setelah berusia lima hari bayi hanya sedikit buang air besar dan warna feses
masih gelap.
4. Urine bayi berwarna sangat gelap, seperti warna jus apel. Salah satu tanda
bayi cukup ASI adalah warna urin yang kuning muda atau jernih. Apabila
warna urin kuning pekat atau kecoklatan (gelap) maka hal itu menandakan
bahwa bayi kurang cairan, dalam hal ini air susu ibu.
5. Bayi rewel atau lesu.
6. Rasanya sudah lama menyusu bahkan lebih dari satu jam, namun setelah itu
bayi tampaknya tidak puas.
7. Payudara tetap kencang atau tidak menyusut setelah menyusui. Ini berarti
bahwa bayi hanya sedikit mendapatkan ASI, perlu diperiksa kenapa hal ini
bisa terjadi, jangan-jangan ada gangguan penelanan pada bayi.

D. Asuhan Kebidanan Masa Nifas


A. Definisi
Nifas (peurperium) berasal dari bahasa latin. Peurperium berasal dari 2 suku
kata yakni peur dan parous. Peur berarti bayi dan parous berarti melahirkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa nifas atau peurperium merupakan masa
setelah melahirkan.
Peurperium atau nifas juga dapat diartikan sebagai masa postpartum atau
masa sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim sampai 6
minggu berikutnya di sertai pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan
34

dengan kandungan yang telah mengalami perubahan seperti perlukaan dan


lain sebagainya yang berkaitan ketika melahirkan.
Masa nifas adalah masa dimana setelah partus selesai, dan berakhir setelah
kira-kira 6 minggu. Istilah puerperium berasal dari kata puer yang artinya
anak, parele artinya melahirkan menunjukkan periode 6 minggu yang
berlangsung antara berakhirnya periode persalinan dan kembalinya organ-
organ reproduksi wanita ke kondisi normal (Yusari dan Risneni, 2016).
Secara garis besar terdapat tiga proses penting dimasa nifas yaitu:
1) Pengecilan rahim involusi
2) Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal
3) Proses laktasi dan menyusui (Sarwono,2016).
1. Peran Bidan dalam Masa Nifas
1) Memberi dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas
sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan
psikologis selama masa nifas.
2) Sebagai promotor antara hubungan ibu dan bayi serta keluarga.
3) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
kenyamanan.
4) Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan
dengan kesehatan ibu dan anak, serta mampu melakukan kegiatan
administrasi.
5) Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6) Memberikan konseling pada ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman dan nyaman.
7) Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakan nya
untuk mempercepat proses pemulihan, menjegah komplikasi dengan
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
8) Memberikan asuhan secara professional ( Yusari dan Risneni,2016).
35

A. Laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses dalam menyusui mulai dari ASI
diproduksi,disekresi,dan pengeluaran ASI sampai pada proses bayi menghisap
dan menelan (Marmi,2014).
Laktasi merupakan bagian terpadu dari proses reproduksi yang
memberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar
biologik dan psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan (Yusari dan
Risneni,2016).
a. Anatomi payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak dibawah
kulit, diotot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu atau
ASI untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara,
yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat
menyusui 800 gram (Yusari dan Risneni,2016).
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1) Korpus ( badan), yaitu bagian yang membesar.
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian
dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot-
otot polos dan pembuluh darah.
2) Areola, yaitu bagian yang kehitaman ditengah.
Letaknya mengelilingi puting susu dan berwarna kegelapan
atau hitam yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen
pada kulitnya. Selama kehamilan warna akan menjadi lebih gelap dan
warna ini akan menetap untuk selanjutnya, jadi tidak kembali lagi
seperti warna asli semula.
3) Papilla atau puting, yaitu bagian yang menunjol dipuncak payudara.
Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya
variasa bentuk dan ukuran payudara maka letaknya akan bervariasi.
Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara
dari duktus latiferus, ujung-ujung serat saraf, pembuluh darah,
36

pembuluh getah bening, serat-serat otot olos yang tersusun secara


sirkuler sehingga bila adanya kontraksi maka duktus laktiferus akan
memadat dan menyebabkan putting susu ereksi, sedangkan serat-serat
otot yang longitudinal akan menarik kembali putting susu tersebut.
Bentuk puting ada empat yaitu bentuk yang normal, pendek atau datar,
panjang dan terbenam (inverted) (Yusari dan Risneni,2016).

Gambar 2 Anatomi Payudara

b. Pembentukan ASI
1) Pengaruh Hormonal
Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi
hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara.
Proses bekerjanya hormon dalam menghasilkan ASI adalaj sebagai
berikut:
a) Saat bayi menghisap, sejumlah sel saraf di payudara ibu
mengirimkan pesan ke hipotalamus.
b) Ketika menerima pesan itu, hipotalamus melepas “rem” penahan
prolaktin.
37

c) Untuk mulai menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan kelenjar


pituitary merangsang kelenjar-kelenjar susu di payudara ibu.

Hormon-hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI


dalah sebagai berikut:
a) Progesterone: Memengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli.
Kadar progesteron dan esterogen menurun sesaat setelah
melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi ASI secara besar-
besaran.
b) Esterogen: Menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar.
c) Prolaktin: Berperan dalam membesarnya alveoli pada masa
kehamilan.
d) Oksitosin: Mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat
melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme.
e) Human Placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan,
plasenta banyak mengeluarkan HPL yang berperan dalam
pertumbuhan payudara, puting dan areola sebelum melahirkan
(Yusari dan Risneni,2016).
Refleks dalam proses laktasi
Selama kehamilan, hormon prolaktain dari plasenta meningkat
tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh
kadar esterogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ke tiga pasca
persalinan, kadar esterogen dan progesterone turun drastic,
sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah
mulai terjadi sekesi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi
perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin hipofisis,
sehingga sekresi ASI semakin lancar.
a) Refleks Prolaktin
Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada
puting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent
38

dibawa ke hipotalamus didasar otak, lalu memacu hipofise anterior


untuk mengeluarkan hormon prolaktin kedalam darah. Melalui
sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar (alveoli) untuk
memproduksi air susu. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah
susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu
frekuensi, intensitas dan lamanya bayi menghisap.
b) Refleks let down
Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain
memengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin
juga memngaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormon
oksitosin. Dimana setelah oksitosin dilepas ke dalam darah
mengacu otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus
berkonsentrasi sehingga memeras air susu dari alveoli, duktulus,
dan sinus menuju puting susu (Elisabeth dan Th. Endang, 2017).
B. ASI ( Air Susu Ibu)
1) ASI dalam stadium Laktasi
a) Kolostrum
Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolostrum
merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket dan bewarna
kekuningan. Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam,
vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada
ASI matur. Selain itu, kolostrum masih rendah lemak dan laktosa.
Protein utama pada kolostrum adalah imunoglobulin (IgG, IgA, dan
IgM), yang digunakan sebagai zat antibodi untuk mencegah dan
menetralisir bakteri.
b) ASI Transisi/Peralihan
ASI peralihan adaah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai
sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. Kadar
imunoglobulin dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa
meningkat.
39

c) ASI Matur
ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya. ASI
matur tampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relative konstan,
tidak menggumpal bila dipanaskan (Yusari dan Risneni, 2016).
2) Manfaat Pemberian ASI
a) Manfaat bagi bayi
1. Komposisi sesuai kebutuhan
2. Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam
bulan.
3. ASI mengandung zat pelindung
4. Perkembangan psikomotorik lebih cepat
5. Menunjang perkembangan kognitif
6. Menunjang perkmbangan penglihatan
7. Memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak
8. Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat
9. Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri
b) Manfaat bagi Ibu
1. Mencegah perdarahan pascapersalinan dan mempercepat
kembalinya rahim kebentuk semula.
2. Mencegah anemia defisiensi zat besi
3. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil
4. Menunda kesuburan.
5. Menimbulkan perasaan dibutuhkan
6. Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium
c) Manfaat bagi keluarga
1. Mudah dalam proses pemberiannya
2. Mengurangi biaya rumah tangga
3. Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat menghemat
biaya untuk berobat
d) Manfaat bagi Negara
40

1. Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan


2. Penghematan devisa dalam hal dalam pemberian susu formula dan
perlengkapan menyusui
3. Mengurangi polusi
4. Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
(Yusari dan Risneni,2016)
3) Masalah dalam Pemberian ASI
a) Puting susu Nyeri
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui.
Perasaan sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar.
b) Putting susu Lecet
c) Payudara bengkak
d) Mastitis atau Abses payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi
merah, bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu
tubuh meningkat (Elisabeth dan Th. Endang,2017).

E. Asuhan pada Keluarga Berencana


1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana (KB) merupakan program skala nasional yang dikelola
oleh Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Ada banyak manfaat
program keluarga berencana yang ditawarkan oleh negara. Salah satunya adalah
menghasilkan keluarga yang berkualitas.

a. Tujuan Program Keluarga Berencana

Ada beberapa tujuan penting dilaksanakannya program keluarga berencana,di


antaranya:

- Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga


tersebut
- Mencanangkan keluarga kecil dengan cukup 2 anak
41

- Mencegah terjadinya pernikahan di usia dini


- Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu muda
atau terlalu tua, atau akibat penyakit sistem reproduksi.
- Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan
jumlah penduduk di Indonesia.
-
b. Manfaat Program Keluarga Berencana

Berikut ini adalah beberapa manfaat program keluarga berencana yang


penting untuk diterapkan pada setiap keluarga:

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi

Program kehamilan yang direncanakan dengan matang akan memberikan


dampak baik bagi kesehatan ibu dan bayi. Selain itu, program KB juga
memberikan pengarahan mengenai langkah-langkah untuk menjaga kesehatan
ibu dan bayinya, baik sebelum maupun setelah melahirkan.

2. Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak

Dengan program KB, suami istri dapat merencanakan waktu kehamilan dengan
tepat. Hal ini erat kaitannya dengan kecukupan ASI dan pola asuh anak.
Idealnya, jarak anak pertama dan kedua antara 3–5 tahun.

Dengan jarak waktu ini, anak pertama bisa mendapatkan manfaat ASI dengan
maksimal, yaitu dari ASI eksklusif dan ASI . Tidak hanya itu, anak juga jadi
bisa mendapatkan perhatian penuh dari orang tuanya selama masa
perkembangannya. Kedua hal ini tentu akan sangat berdampak positif
untuknya.

3. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan


42

Suami dan istri yang tidak menjalankan program KB berisiko mengalami


kehamilan yang tidak direncanakan. Misalnya, perempuan di atas 35 tahun dan
belum menopause yang melakukan hubungan intim tanpa alat kontrasepsi bisa
saja hamil. Namun kehamilan ini berisiko tinggi dan bisa berdampak fatal pada
ibu dan bayi.

Begitu juga dengan kehamilan yang terlalu dini setelah melahirkan. Misalnya,
seorang wanita bisa saja melahirkan ketika anak pertama masih berusia di
bawah 1 tahun. Pada kondisi ini, ibu tidak mendapatkan pemulihan yang utuh
setelah melahirkan anak sebelumnya. Hal ini bisa berdampak pada kesehatan
fisik maupun mental ibu.

4. Mencegah penyakit menular seksual

Meski dilakukan antar suami istri, hubungan seksual tidak terlepas dari risiko
terjadinya penyakit menular seksual, seperti sifilis, gonore, hingga HIV/AIDS.
Namun, hal ini bisa dicegah dengan penggunaan alat kontrasepsi, seperti
kondom.

5. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi

Manfaat program keluarga berencana lainnya adalah untuk menurunkan risiko


kematian ibu dan bayi. Kasus ini masih sering dijumpai di masyarakat,
terutama pada kehamilan yang beresiko tinggi mengalami komplikasi, seperti
pada wanita berusia lebih 35 tahun, wanita yang memiliki penyakit kronis
tertentu,

Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi

1. Pil KB
43

Jenis alat kontrasepsi pertama disini adalah pil KB. Pil KB bersifat
temporer dan dibagi ke dalam 2 golongan, yaitu jenis yang mengandung
hormon progesteron dan kombinasi progesteron-estrogen.

Alat kontrasepsi satu ini masih tergolong murah, namun cukup merepotkan
karena harus rutin dikonsumsi setiap hari. Bahkan untuk beberapa jenis pil KB,
kamu harus meminumnya di jam yang sama tidak boleh berbeda untuk
memaksimalkan tingkat keberhasilannya.

Meskipun begitu, tingkat keberhasilan dalam penggunaan alat kontrasepsi ini


terbilang cukup baik, tingkat kegagalan hanya 8% jika penggunanya
menggunakan secara teratur.

Efek Samping Pil KB:

- Meningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit kardiovaskular


- Peningkatan berat badan
- Dapat mengganggu produksi ASIPendarahan tiba-tiba di luar jadwal
menstruasi
- Rasa mual
- Sakit kepala dan terkadang ada rasa tidak nyaman pada payudara
- Gairah sex menurun

2. Suntik KB
44

Suntik KB dibagi menjadi 2 tipe, ada yang menunda kehamilan selama 1


bulan ada pula untuk 3 bulan. Jenis kontrasepsi ini hampir mirip dengan pil
KB, namun jika pil KB harus rutin dikonsumsi setiap hari, sedangkan suntik
rutin setiap satu bulan atau 3 bulan sekali.

Kontrasepsi ini juga termasuk dalam kategori temporer dan masih tergolong
murah, dengan tingkat kegagalan 3persen dalam pencegahan kehamilan.

Efek Samping suntik KB:

- Rasa mual
- Peningkatan berat badan
- Gairah seks menurun
- Pendarahan di luar jadwal menstruasi atau bahkan tidak menstruasi sama
sekali
- Sakit kepala
- Jerawatan

3. Implan/Norplant/Susuk

Kontrasepsi jenis ini merupakan penanaman sebuah benda kecil seukuran


batang korek api yang dimasukkan ke bagian bawah kulit, umumnya pada
lengan bagian atas. Implan termasuk dalam kategori KB temporer, dengan
jangka waktu pencegahan kehamilan selama 3 tahun.

Bagi pasangan yang ingin menunda kehamilan dalam jangka cukup lama dan
tidak ingin repot, metode satu ini dapat dijadikan pilihan.Meski harganya
relatif lebih mahal dibandingkan menggunakan pil atau suntik KB, tingkat
kegagalan sangat baik yaitu hanya 1persen. Dan bagi Mama yang masih
menyusui, dapat menggunakan jenis KB ini karena tidak mengganggu
produksi ASI.
45

Efek Samping implan:

- Rasa nyeri di bagian lengan atas atau tempat implan ditanam


- Menstruasi tidak teratur
- Peningkatan berat badan
- Kesulitan hamil kembali setelah implan dilepas

4. IUD/Spiral

IUD (Intra Uterine Device) atau yang sering dikenal dengan kontrasepsi spiral
ini, merupakan salah satu alat kontrasepsi yang cukup diminati oleh banyak
pasangan di Indonesia. Selain karena jangka waktu pencegahan kehamilan
yang cukup lama, tidak memerlukan perawatan rumit, juga tingkat
kegagalannya rendah.

IUD biasa diletakkan di dalam rahim untuk menghadang sel sperma


menembus sel telur. Terdapat 2 jenis IUD yaitu yang terbuat dari tembaga dan
dapat bertahan selama 10 tahun, atau yang mengandung hormon dan bertahan
selama 5 tahun.

Efek Samping IUD:

- Keram perut atau rasa sakit pada bagian bawah perut


- Pendarahan yang cukup banyak saat menstruasi atau bahkan menstruasi
tidak teratur
- Dapat lepas atau bergeser (jika lepas biasanya akan keluar bersama darah
haid)
- Dapat terjadi infeksi jika tubuh menolak keberadaan IUD

5. Vasektomi
46

Vasektomi adalah tindakan KB yang dilakukan untuk menghentikan aliran


sperma dengan cara menutup saluran vas deferens pada pria. Hal ini
memerlukan tindakan medis atau operasi dan bersifat permanen.

Bagi pasangan yang tidak ingin memiliki keturunan lagi biasanya akan
menggun akan cara ini sebagai salah satu option mencegah kehamilan.

Namun, karena hal ini bersifat permanen, akan lebih baik pria yang akan
melakukan sterilisasi ini benar-benar mantap dan yakin sebelum menjalani
tindakan. Dan pria yang melakukan tindakan ini tidak perlu takut karena tidak
menyebabkan ejakulasi, tidak menurunkan gairah seks, atau kemampuan
ereksi.

Efek samping vasektomi:

- Bisa terdapat darah di dalam air mani


- Memar pada testis beberapa bulan pasca operasi
- Pendarahan atau pembekuan darah pada area testis
- Infeksi pasca operasi
- Perasaan tidak nyaman pasca operasi

6. Tubektomi
47

Tubektomi merupakan tindakan KB permanent atau sterilisasi pada perempuan,


yang dilakukan dengan cara memotong atau menutup tuba falopi sehingga sel telur
tidak masuk ke dalam rahim, sekaligus menghalangi sperma untuk masuk ke
dalam tuba falopi.

Sama seperti vasektomi, tindakan ini juga memerlukan operasi, tidak


mempengaruhi gairah seks ataupun menopause.

Efek samping tubektomi:

- Nyeri pada panggul atau perut


- Infeksi pasca operasi
- Pendarahan
- Komplikasi
- Beberapa orang juga dapat mengalami hamil ektopik
48
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Kehamilan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA


IBU HAMIL TERHADAP NY. D G2P1A0
DI PMB SITI JAMILA, S.ST
PALAS, LAMPUNG SELATAN

KUNJUNGAN KE-1
Anamnesa oleh : Jihan Clearesta Casebella
Hari/Tanggal : Sabtu, 04 Februari 2022
Waktu : 16.00 WIB

I. SUBJEKTIF (S)
A. IDENTITAS

Istri Suami

Nama : Ny. D : Tn. I


Umur : 35 tahun : 38 tahun
Agama : Islam : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTP : SLTA
Pekerjaan : IRT : Petani/pekebun
Alamat : Mandala sari, Sragi, Lampung Selatan, Lampung
No Telpon : 08895677xxxx

B.ANAMNESA

1. Alasan Kunjungan : Ibu mengatakan bu mengatakan ingin melakukan


kunjungan rutin
50

2. Riwayat Kehamilan Saat Ini : G2P1A0


2.1 Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari, teratur
c. Lama : 7 hari
d. Sifat Darah : Cair,bercampur gumpalan
e. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut sehari
f. HPHT : 04-06-2022
g. TP : 11-03-2023
h. Usia kehamilan : 34 Minggu
2.2 Tanda-tanda kehamilan (TM I)
a. Amenorhae : Tidak ada
b. Mual dan muntah : Ya
c. Tes kehamilan : Ya
d. Tanggal : hasilnya positif
Gerakan fetus dirasakan pertama kali pada umur kehamilan 16
minggu.
2.3 Pemeriksaan kehamilan
a. Ya, dimana : PMB Siti Jamila,S.ST
Oleh Siapa : Bidan
Berapa Kali : 6 kali
b. Tidak ANC, alasan :-
2.4 Pengetahuan tentang Tanda tanda bahaya kehamilan

NO Pengetahuan Pengetahuan Klien Mengalami


Tahu Tidak Tahu Ya Tidak
1 Sakit Kepala √ √
2 Pandangan Keluar √ √
3 Mual Muntah √ √
Berlebihan
4 Gerakan Janin √ √
51

Berkurang
5 Demam Tinggi √ √
6 Keluar Cairan √ √
Pervaginam (KPD)
7 Perdarahan Terus √ √
Menerus
8 Bengkak Pada √ √
Ekstremitas

2.5 Perencanaan KB setelah melahirkan


Jenis : KB suntik 3 bulan
Tidak, Alasan :-
2.6 Persiapan Persalinan (P4K) Terdiri dari:
a. Kepemilikan Stiker P4K
Ada : Ada
Tidak ada :-
b. Persiapan Tentang Persalinan
Rencana penolong persalinan
Tenaga kesehatan, Oleh Siapa : Bidan
Non tenaga kesehatan, Oleh Siapa :-
Belum tahu, Alasan :-
c. Pendamping Persalinan : Suami
d. Perencanaan Biaya Persalinan
Sudah direncanakan : Ya
Belum direncanakan :-
e. Transportasi yang digunakan
Ada : Ada
Tidak ada :-
f. Gol Darah
Tidak Tahu, Alasan :-
Tahu, Jenis :-
Calon Pendonor Darah : Ada,
52

2.7 Keluhan yang dirasakan


a. Rasa lelah : Tidak
b. Mual-mual : Tidak
c. Malas beraktifitas : Tidak
d. Panas, menggigil : Tidak
e. Sakit kepala : Tidak
f. Penglihatan kabur : Tidak
g. Rasa nyeri atau panas saat BAK : Tidak
h. Rasa gatal pada vulva dan vagina dan sekitarnya : Tidak
i. Nyeri, kemerahan pada tungkai : Tidak
j. Lain- lain : Tidak
2.8 Penapisan kehamilan
a. Riwayat SC : Tidak
b. Perdarahan Pervaginam : Tidak
c. Persalinan Kurang Bulan : Tidak
d. Ketuban pecah disertai Mekonium yang Kental : Tidak
e. Ketuban Pecah Lama : Tidak
f. ketuban pecah pada persalinan kurang bulan : Tidak
g. Ikterus : Tidak
h. Anemia Berat : Tidak
i. Infeksi : Tidak
j. Pre eklamsi( HT dalam Kehamilan) : Tidak
k. TFU 40cm/lebih : Tidak
l. Gawat Janin : Tidak
m. Primipara dalam fase aktif kala 1 persalinan
kepala janin 5/5 : Tidak
n. Presentasi bukan belakang kepala : Tidak
o. Presentasi ganda (majemuk) : Tidak
p. Kehamilan ganda (gamelli) : Tidak
q. Tali pusat menumbung : Tidak
r. Syok : Tidak
2.9 Diet atau makanan
53

Sebelum Hamil
 Pola makan dalam sehari : 2-3 kali sehari
 Jenis makanan sehari-hari : nasi,sayur,lauk- pauk dan
air
putih
Setelah Hamil
 Pola makan dalam sehari : 3 kali sehari
 Jenis makanan sehari-hari : nasi, sayur, lauk-pauk, susu
Dan air putih
2.10 Pola Eliminasi
Sebelum hamil
a. BAK : 4-5 kali sehari
Warna : Kuning jernih
b. BAB : 1 kali sehari
Warna : Kuning kecoklatan
Konsistensi : Lembek
Setelah Hamil
a. BAK : ±8 kali sehari
Warna : Kuning jernih
b. BAB : 2 kali sehari
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning kecoklatan
2.11 Aktivitas Sehari- hari
Sebelum hamil
a. Pola istirahat dan tidur : Siang ±1 jam, Malam ±7-8
jam sehari
b. Seksualitas : 3 kali dalam seminggu
c. Pekerjaan : Wirausaha
Setelah hamil
a. Pola istirahat dan tidur : Siang ±1 jam, Malam ±6
jam sehari
b. Seksualitas : 1 kali dalam seminggu
54

c. Pekerjaan : Wirausaha
2.12 Personal Hygiene : Mandi 2 kali sehari
a. Frekuensi Mengganti Pakaian : 2kali mengganti pakaian
dalam
2.13 Status Imunisasi
Imunisasi TT YA TIDAK Keterangan
TT 1  SD
TT 2  SD
TT 3  SD
TT 4  Catin
TT 5  Hamil TM I

3.Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

N Tahu Tempat UK Jumlah/ Jenis PB/BB Ket.


o n Bersali JK Persalinan
Lahir n

1. 2010 PMB 39 1(satu)/ P Normal 50 cm/3400 -


Siti mgg gr
Jamila

4. Riwayat kesehatan
4.1. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita :
a. Jantung : Tidak Ada
b. Hipertensi : Tidak Ada
c. DM : Tidak Ada
d. Asma : Tidak Ada
e. Hepar : Tidak Ada
f. Anemia Berat : Tidak Ada
g. PMS dan HIV/AIDS : Tidak Ada
55

4.2. Perilaku kesehatan


a. Penggunaan alkohol/ obat obat sejenisnya : Tidak Ada
b. Pengonsumsi jamu : Tidak Ada
c. Merokok : Tidak Ada
d. Vulva hygiene : 2 kali ganti celana
dalam
5. Riwayat sosial
5.1. kehamilan ini direncanakan : Ya
Jika tidak alasan :-
5.2. Status perkawinan
: Menikah, 1 kali, lama :1 tahun
5.3. Susunan keluarga yang tinggal serumah

Jenis
No Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Kelamin

1 Laki-laki 38 th Suami SLTA Petani Sehat

2 Perempuan 35 th Istri SLTP IRT Sehat

3
4

6. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan


nifas : Tidak Ada
7. Riwayat kesehatan keluarga (penyakit jantung, pembekuan darah, darah
tinggi, diabetes, dll) : Tidak Ada

II. OBJEKTIF (O)


A. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan umum : Baik, Kesadaran :Composmentis
2. Keadaan emosional : Stabil
3. Vital sign : TD : 100/70 mmHg R : 21 x/m
N : 83 x/m T : 36,6 C
4. TB : 159 cm
56

5. BB sekarang : 57,4 kg
BB sebelum hamil : 49 kg
6. LILA : 24,5 cm

B. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala
Kulit kepala : Bersih, tidak ada ketombe
Rambut : Hitam, tidak rontok
Wajah : Tidak ada oedema
Mata : Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Hidung : Kebersihan : bersih
Polip : tidak ada
Telinga : Simetris : simetris
Kebersihan : bersih
Mulut dan gigi: Bibir : normal
Lidah : bersih
Gigi : tidak ada caries
Gusi : tidak ada pembengkakan
Leher : Kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening: tidak ada pembengkakan
Vena jugularis : tidak ada bendungan
b. Dada
Jantung : Normal, bunyi lup-dup
Paru-paru : Normal, tidak ada wheezing dan ronchi
Payudara : Pembesaran : ya, simetris
Putting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Hiperpigmentasi : Ya, Areola mammae
c. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
57

Pembesaran : Ada, sesuai usia kehamilan (memanjang)


Linea : Ada, linea nigra
Striae : Tidak ada
Palpasi
Leopold 1 : TFU pertengahan pusat dan px teraba satu
bagian lunak, kurang bulat dan tidak melenting
(bokong janin).
Leopold 2 : Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-
bagian kecil (ekstremitas atas). Pada bagian kiri
perut ibu teraba satu tahanan yang keras,
memanjang seperti papan (punggung janin).
Leopold 3 : Pada bagian terbawah janin teraba satu bagian
keras, bulat, dan melenting (kepala janin).
Leopold 4 : Konvergen
TFU Mc Donald : 29 cm
DJJ : 144 x/m
Punctum maximum: ± 2 jari di bawah pusat sebelah kiri
TBJ (Niswander) = 1,2 x (TFU-7,7) x 100 ± 150 gram
= 1,2 x (29-7,7) x 100 ± 150 gram
= 2.556 ± 150 gram
= 2.556 – 2706 gram
Punggung dan Pinggang
Nyeri pinggang : Tidak ada
Posisi punggung : Lordosis, Fisiologis
Nyeri punggung : Tidak ada
Nyeri ketuk pinggang : Tidak ada

d. Ekstremitas
Ekstremitas atas : Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Ekstremitas bawah : Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
58

Reflek Patella : (+), kanan dan kiri


e. Anogenital
Perinium : Tidak terdapat bekas luka jahitan
Vulva dan vagina : Tidak ada oedema dan tidak ada varises
Pengeluaran pervaginam : Terdapat cairan bening tidak berbau
Kelenjar bartholini : Tidak ada pembengkakan
Anus : Tidak ada hemoroid

C.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Golongan darah :-
Hepatitis : NonReaktif
Malaria :-
HIV: : NonReaktif
Hb : 14,3 gr/dl
Protein :-
Glukosa :-
2. Radiologi/USG/DLL : Sifillis Non Reaktif

III. ANALISA (A)

Diagnosa Ibu : Ny.D G2P1A0 hamil 35 minggu


Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup intrauterin, presentasi
kepala
Masalah : Tidak ada

IV. PENATALAKSANAAN (P)

1. Membuat kesepakatan persetujuan studi kasus kepada ibu untuk


menjadi klien.
Ibu bersedia menjadi pasien komprehensif dan telah
menandatangani lembar permintaan menjadi subyek.
59

2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yang telah


dilakukan agar ibu mengerti bahwa ibu dan janin nya dalam
keadaan sehat.
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
3. Memberitahu ibu bahwa pengeluaran yang ibu alami sekarang
adalah normal. Karena leher rahim dan dinding rahim melunak
sehingga akibatnya produksi cairan vagina meningkat untuk
mencegah penjalaran infeksi dari vagina ke rahim.
Ibu mengerti dan memahami penjelasan.
4. Memberitahu ibu frekuensi BAK yang semakin sering ini terjadi
karena kepala janin di dalam rahim menekan kandung kemih
menyebabkan ruang dalam kandung kemih menjadi lebih sempit
sehingga menimbulkan rasa ingin BAK yang terlalu sering.
Ibu mengerti dan memahami penjelasan.
5. Memberitahu ibu untuk perbanyak minum disiang hari dan
mengurangi minum dimalam hari tujuannya adalah agar kualiatas
tidur ibu tidak terganggu untuk terbangun dan buang air kecil ke
kamar mandi.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya di rumah.
6. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup dan memberitahu ibu
untuk melanjutkan meminum Tablet Fe 1x1.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya di rumah.
7. Mengajari ibu cara melakukan perawatan payudara untuk
mempersiapkan produksi ASI saat menyusui.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya di rumah
8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang.
Ibu berjanji datang pada tanggal 04 Maret 2023 kecuali saat ada
keluhan.
60

KUNJUNGAN KE-2

Tanggal : 15 Maret 2022


Jam : 20.00 WIB
Tempat : PMB Siti Jamila, S.ST
Oleh : Jihan Clearesta Casebella

SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2. Ibu mengatakan perut nya kadang terasa kencang disertai nyeri pinggang.
3. Ibu mengatakan telah rutin meminum multivitamin sesuai anjuran.

OBJEKTIF (O)

A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan Emosional : Stabil
4. Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg N : 84 x/menit
R : 20x/menit S : 36,60C
5. BB sekarang : 57,5 kg

B. Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Palpasi
HIS : Frekuensi : 1-2x dalam 10 menit (tidak teratur)
Lamanya : 12-15 detik

Leopold 1 : TFU 3 jari dibawah px, pada bagian fundus teraba satu bagian
besar, agak lunak, dan tidak melenting (bokong janin).

Leopold 2 : Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian


kecil(ekstremitas atas). Pada bagian kiri perut ibu teraba
61

satu tahanan yang keras, memanjang seperti papan


(punggung janin).
Leopold 3 : Pada bagian terbawah janin teraba satu bagian keras,
bulat, dan melenting (kepala janin).
Leopold 4 : Divergen
TFU Mc Donald : 33 cm
DJJ : 144 x/m
Punctum maximum : ± 3jari di bawah pusat sebelah kanan
TBJ (Johnson-Thausack) = (TFU-11) x 155 gram
= (33-11) x 155 gram
= ± 3410 gram
TBJ (Niswander) = 1,2 x (TFU-7,7) x 100 ± 150 gram
= 1,2 x (33-7,7) x 100 ± 150 gram
= 3.036 ± 150 gram
= 3.036 – 3.186 gram
ANALISA DATA (A)
Diagnosa Ibu : Ny. D G2P1A0 Usia Kehamilan 40 minggu 4 hari
, Janin Tunggal hidup intrauterin presentasi kepala
Masalah : Ibu mengatakan perut nya terasa kencang disertai
nyeri pinggang tetapi frekuensi belum teratur

PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberikan penjelasan tentang kondisi ibu dan janin dalam keadaan normal
dan baik. ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan.
2. Memberi penjelasan bahwa perut kencang disertai nyeri pinggang adalah
keadaan fisiologis yang dialami setiap ibu hamil saat mendekati persalinan,
(Ibu tampak mengerti dan terlihat lebih tenang setelah di beri penjelasan)
3. Memberikan penjelasan tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester
III yaitu keluar darah dari kemaluan, bengkak pada kaki, tangan atau wajah,
demam, air ketuban keluar sebelum waktunya dan gerakan bayi berkurang.
ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan
62

4. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan dengan media buku


KIA, ibu tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan dapat
mengulangi informasi dengan baik.
5. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan dengan media buku KIA, ibu
tampak mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan dapat mengulangi
informasi dengan baik.
6. Menganjurkan kepada ibu jika sudah merasakan adanya tanda-tanda
persalinan seperti keluar darah bercampur lendir disertai nyeri yang menjalar
dari perut hingga ke pinggang agar cepat datang ke PMB. Ibu mengerti
dengan penjelasan yang di berikan.
63

B. Asuhan Kebidanan Persalinan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU BERSALIN

TERHADAP NY. D G2P1A0 HAMIL USIA 40 MINGGU 5 HARI

DI PMB SITI JAMILA, S.ST


LAMPUNG SELATAN

Anamnesa Oleh : Jihan Clearesta Casebella


Hari/Tanggal : 16 Maret 2023
Waktu : 11.45 WIB

KALA I (Pukul: 12.00 WIB – 16.00 WIB)


G. SUBJEKTIF (S)

IDENTITAS

Istri Suami

Nama : Ny. D : Tn. I


Umur : 35 th : 38 th
Agama : Islam : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTP : SLTA
Pekerjaan : IRT : Karyawan Swasta
Alamat : Mandala sari, Sragi, Lampung Selatan, Lampung
No Telpon : 08895677xxxx

Keluhan Utama : Ibu mengatakan perutnya mulas dan sakit menjalar


sampai ke pinggang, kencang dengan frekuensi 3x dalam
10 menit lamanya 40 detik dan keluar lendir yang
bercampur darah dari jalan lahir.

Riwayat Keluhan : Ny. D 35 tahun G2P1A0 hamil 40 minggu 6 hari


datang pada tanggal 16 Maret 2023 pukul 11.45 WIB
64

dengan keluhan perut mulas, kencang dengan frekuensi


3x dalam 10 menit lamanya 40 detik, dan keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir sejak pukul 10.00 WIB

II. OBJEKTIF (O)


A. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. Tanda-tanda vital : TD : 100/70 mmHg R : 20x/Menit
N : 80x/menit T : 36,6 ºC
5. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari dibawah Px, pada bagian fundus
teraba satu bagian besar, agak lunak, dan
tidak melenting (bokong janin).
Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-
bagian kecil (ekstremitas janin). Pada
bagian kiri perut ibu teraba satu tahanan
yang keras, memanjang seperti papan
(punggung janin). teraba bagian-bagian
kecil (ekstremitas janin).
Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba satu
bagian keras, bulat, dan melenting (kepala
janin). Kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : Divergen (sebagian besar bagian terendah
janin sudah masuk PAP)
TFU Mc Donald : 33 cm
DJJ : 143x/m
Punctum maximum : ± 3 jari di bawah pusat sebelah kiri
TBJ (Johnson-Thausack) = (TFU-n) x 155 gram
= (33-11) x 155 gram
65

= 3410 gram
HIS : (+) Frekuensi 3x dalam 10 menit, lamanya
40 detik

6. Periksa Dalam (pukul 12.00 WIB)


Atas indikasi untuk mengetahui proses persalinan
Periksa dalam : Oleh Jihan Clearesta
Pengeluaran : Lendir Bercampur darah
Labia mayora : Tidak ada pembengkakan
Labia minora : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar skene : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembengkakan
Vulva vagina : Tidak ada varises, tidak oedema
Dinding vagina : Tidak terdapat sistokel dan rektokel
Porsio : Konsistensi lunak, searah jalan lahir
Pendataran : Portio masih teraba,<60 %
Pembukaan : 6 cm
Ketuban : (+) utuh
Presentasi : Belakang Kepala
Penunjuk : sutura sagitalis
Posisi : arah jam 11
Molase : Tidak ada
Penurunan : Hodge III (setinggi spina Ischiadika)

III. ANALISA (A)

Diagnosa Ibu : Ny.D G2P1A0 hamil 40 minggu 5 hari inpartu Kala I fase

aktif
Diagnosa Janin :Tunggal, hidup intra uterin, presentasi Kepala
Masalah : Tidak ada
66

IV.PENATALAKSANAAN
1. Memberikan penjelasan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu
dan janin dalam keadaan sehat.
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Melakukan informed choice dan informed consent pada pihak keluarga
agar terdapat bukti persetujuan tindakan medis dari pihak keluarga.
Ibu dan keluarga menyetujui tindakan dan menandatangi bukti
persetujuan.
3. Memberikan motivasi dan semangat pada ibu agar dapat mengurangi
kecemasan ibu dan memunculkan rasa percaya diri ibu.
Ibu tampak lebih tenang
4. Menghadirkan orang terdekat untuk mendampingi ibu selama proses
persalinan dan suami berperan aktif dalam mendukung ibu.
Suami telah mendampingi ibu dalam proses persalinan.
5. Memberikan asuhan sayang ibu seperti membantu ibu melakukan
perubahan posisi sesuai keinginan ibu dengan tetap menganjurkan ibu
untuk miring ke kiri, memberikan sentuhan seperti memijat atau
menggosok punggungnya untuk mengurangi rasa nyeri, selalu menjaga
hak privasi ibu dalam persalinan.
Tindakan sudah dilakukan
6. Memberitahu keluarga untuk memberikan makanan dan minuman
seperti roti dan teh hangat atau air putih kepada ibu di sela-sela kontraksi
untuk asupan tenaga ibu.
Suami telah memberikan roti serta teh kepada istrinya.
7. Memberitahu kepada ibu teknik pernafasan yaitu menarik nafas dalam
melalui hidung dan membuang nafas melalui mulut jika terjadi kontraksi
untuk relaksasi.
Ibu bersedia dan telah melakukan teknik pernafasan yang telah
diajarkan.
8. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik yaitu dengan tidur terlentang
kedua kaki dibuka dan ditekuk kemudian kedua tangan merangkul paha,
kepala diangkat mata membuka melihat perut,usahakan jangan bersuara.
67

Ibu telah mempraktikannya dan bersedia melakukannya saat ingin


meneran.
9. Memastikan kandung kemih tetap kosong.
Pemeriksaan kandung kemih telah dilakukan dan kandung kemih
kosong.
10. Menyiapkan partus set, heacting set, serta alat pertolongan bayi segera
lahir pakaian ibu, dan perlengkapan bayi.
Perlengkapan telah siap.
11. Melakukan observasi memantau kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu
dan janin, dan mencatatnya di partograf.
Tindakan sudah dilakukan.
12. Memantau Djj, kontraksi, nadi tiap 30 menit sekali, memantau tekanan
darah setiap 4 jam dan sushu setiap 2 jam sekali untuk mengetahui
perkembangan kesehatan ibu dan janinnya.
Tindakan sudah dilakukan dan hasilnya dalam batas normal, ibu dan
janin sehat.

KALA II (PUKUL 16.00–16.20 WIB)

I. SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan ingin mengedan dan seperti ingin BAB


2. Ibu mengatakan rasa sakit semakin kuat dan sering
3. Ketuban pecah spontan

II. OBJEKTIF (O)


1. Dari vagina keluar lendir bercampur darah (bloodslim) yang semakin
banyak berserta air ketuban berwarna jernih. Tanda – tanda persalinan,
yaitu anus mengembang, vulva membuka, perineum menonjol dan
dorongan meneran.
2. TTV : TD :110/70 mmHg R : 20x/menit
N :84x/menit T : 36,50C
3. DJJ : (+) Frekuensi 143x/menit
68

4. HIS : (+) Frekuensi 5x/10 menit, lamanya 45 detik.


5. Pemeriksaan Dalam (Pukul 16.00 WIB)
Pengeluaran : Lendir bercampur darah yang semakin banyak
Labia mayora : Tidak ada pembengkakan
Labia minora : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar skene : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembengkakan
Vulva vagina : Tidak ada varises, tidak oedema
Dinding vagina : Tidak terdapat sistokel dan rektokel
Portio : Tidak Teraba
Pendataran : >100%
Pembukaan : 10 cm (Lengkap)
Ketuban : (-), Jernih,spontan Pukul 16.00 WIB
Presentasi : Belakang kepala
Penunjuk : UUK
Posisi : Depan/arah jam 12
Molase :0
Penurunan : Hodge I ( sejajar Os.Coccygis)

III. ANALISA (A)

Diagnosa Ibu : Ny.D G2P1A0 hamil 40 minggu 5 hari inpartu Kala II

Diagnosa Janin: Tunggal,hidup intra uterin,presentasi kepala


Masalah : Tidak ada

IV. PENATALAKSANAAN (P)


1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap
10 cm dan ibu sudah diperbolehkan untuk mengeran saat ada his dengan
dipimpin oleh penolong. Ibu kooperatif dan ibu sudah mulai meneran.
2. Membantu ibu untuk mengatur posisi senyaman mungkin. Tindakan sudah
dilakukan
69

3. Memberi motivasi atau semangat pada ibu agar dapat mengurangi kecemasan
ibu dan memunculkan rasa percaya diri ibu. Motivasi telah diberikan dan Ibu
tampak lebih tenang.
4. Memantau DJJ saat tidak ada his untuk mengetahui keadaan janin setiap 15
menit. Pemeriksaan DJJ telah dilakukan dan janin sehat.
5. Melakukan pertolongan persalinan Sesuai dengan standar APN. Pertolongan
persalinan di lakukan dan bayi berhasil di lahirkan.
6. Melakukan pendokumentasian. Di lakukan

KALA III (PUKUL 16.20 – 16.30 WIB)

I. SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan perutnya terasa mulas.
2. Ibu mengatakan lemas setelah melahirkan.

II. OBJEKTIF (O)


A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. TTV : TD : 110/70 mmHg R :20x/menit
N : 81x/menit T : 36,60C
5. TFU : Sepusat
6. Kontraksi uterus : Keras
7. Kandung kemih : kosong
8. Bayi Lahir Pukul 16.20 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anus : (+)
9. Uterus membulat

III. ANALISA (A)

Diagnosa : Ny.D P2A0 inpartu Kala III


70

Masalah : Tidak ada

IV.PENATALAKSANAAN (P)
a. Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada janin kedua atau
tidak. Tindakan telah dilakukan dan tidak terdapat janin kedua.
b. Melakukan manajemen aktif kala III
Telah disuntikan oksitosin IU di 1/3 paha kanan bagian luar seca IM, dan
plasenta telah dilahirkan
c. Setelah plasenta lahir lengkap melakukan masase uterus hingga kontraksi
baik dan mengajarkan pendamping ibu untuk membantu melakukan masase
uterus. Pendamping mengerti dan melakukan.
d. Memeriksa kelengkapan plasenta, plasenta lahir lengkap dengan selaput dan
kotiledonnya.
e. Memantau pendarahan kala 3 plasenta lahir lengkap 16.30 WIB pendarahan
kurang lebih 100 cc memeriksa Jalan lahir untuk memastikan adanya
laserisasi atau tidak. (Di lakukan hasilnya tidak terdapat laserasi). Melakukan
pendokumentasian.

KALA IV (PUKUL 16.30 – 18.30 WIB)

I. SUBJEKTIF (S)
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan ibu merasa lemas.

II. OBJEKTIF (O)


1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD :100/70 mmHg R : 20x/menit
N : 81x/menit T : 36,60C
4. Kontraksi uterus : Baik, uterus teraba keras dan bulat
5. Plasenta : Lahir lengkap Pukul 16.30 WIB
Berat plasenta : 500 gram
Diameter plasenta : 17 cm
71

Tebal plasenta : 2,5 cm


Insersi tali pusat : Sentralis
Panjang tali pusat : 50 cm
6. TFU : 2 jari dibawah pusat
7. Perdarahan kala III : ±150 cc
8. Perineum : Tidak terdapat laserasi

III.ANALISA (A)

Diagnosa : Ny. D P2A0 inpartu Kala IV

Masalah : Ibu masih merasa lemas

IV.PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu
dalam kondisi sehat.
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang kondisinya bahwa rasa mulas yang
dirasakannya adalah hal yang wajar, rasa mulas yang timbul karena
pergerakan otot-otot uterus atau kontraksi yang mencegah terjadinya
perdarahan.
Ibu mengangguk dan tampak tenang.
3. Memberitahu kepada ibu dan keluarga cara memeriksa uterus dan
massage uterus yaitu dengan cara tangan ibu melakukan gerakan
memutar searah jarum jam diatas fundus uterus sampai rahim teraba
keras untuk mencegah perdarahan pasca persalinan.
Ibu dan keluarganya telah mengerti dan bisa melakukan massage uterus
4. Memberikan rasa nyaman dengan membersihkan tubuh ibu termasuk
vulva dan vagina dari darah dengan air DTT, memakaikan
pembalut,kain,serta menggantikan pakaian bersih.
Ibu telah dibersihkan dan dirapihkan.
72

5. Memberikan ibu untuk makan dan minum sebagai pengganti tenaga ibu
yang berkurang selama proses persalinan dan ibu telah makan dan
minum.
Ibu bersedia untuk makan dan minum.
6. Memberitahu ibu untuk istirahat sebagai pengganti tenaga ibu selama
proses persalinan.
Ibu bersedia beristirahat.
7. Memberikan therapy obat vitamin A 1 kapsul 200.000 IU, Fe dengan
dosis 60 mg 1x1, Mefenamic Acid 500 mg 3x1, amoxcilin 500 mg 3x1.
Ibu bersedia meminum obat yang telah diberikan sesuai anjuran.
8. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin tanpa
terjadwal (on demand) dan tetap memberikan ASI tanpa makanan
tambahan lainnya sampai bayi usia 6 bulan.
Ibu bersedia menyusui bayinya sesuai saran yang telah diberikan
9. Memberitahu ibu untuk mobilisasi dini dan ibu sudah dapat miring ke
kanan dan ke kiri.
Ibu telah melakukan miring kanan dan kiri.
10. Melakukan dekontaminasi alat dan sarung tangan di dalam larutan klorin
0,5 % selama 10 menit.
Alat telah didekontaminasi.
11. Melakukan pemantauan 2 jam kala IV untuk mengetahui keadaan ibu.
Pemantauan telah dilakukan, ibu dan bayi dalam keadaan sehat
12. Melakukan pendokumentasian dengan partograf.
73

C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL)

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA BAYI BARU LAHIR


TERHADAP BY.NY. D DI PMB SITI JAMILA, S.ST
PALAS LAMPUNG SELATAN

Anamnesa Oleh : Jihan Clearesta Casebella


Hari/Tanggal : 16 Maret 2023
Waktu : 16.45 WIB

SUBJEKTIF (S)
Identitas Bayi
Nama : By.Ny. D
Umur : 0 hari
Tanggal/Jam Lahir  : 16 Maret 2023 Jam  : 16.20 WIB
OBJEKTIF (O)
Bayi lahir spontan, menangis kuat dan tonus otot aktif
Penilaian awal Bayi Baru Lahir :
A. Apakah bayi menangis dan bernafas : bayi menangis kuat, dan bernafas
spontan
B. Apakah tonus otot bayi baik atau tidak : tonus otot baik bayi bergerak aktif
C. Apakah warna kulit kemerahan : warna kulit kemerahan

ANALISA (A)
Diagnosa : Bayi Baru Lahir cukup bulan 0 hari Normal.
Masalah : Tidak ada
74

PENATALAKSANAAN (P)
1. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan bayinya. ( ibu mengerti dengan
penjelasan yang di berikan)
2. Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk kering. ( tindakan di lakukan bayi
telah di keringkan)
3. Memposisikan bayi diatas perut ibu untuk melakukan inisiasi menyusu dini
(IMD) selama 1 jam. ( imd di lakukan dan hasilnya bayi dapat menemukan
putting susu dan menyusui dengan baik)
4. Menjaga agar bayi tetap hangat dengan menyelimuti bayi dan ibu dengan kain
bersih . ( tindakan di lakukan )
5. Setelah di imd melakukan pemeriksaan lanjutan yaitu pemeriksaan fisik dan
antropometri.
6. Memberikan injeksi Vitamin K 0,5ml. (Tindakan sudah dilakukan).
75

PEMERIKSAAN LANJUTAN

SUBJEKTIF (S)
Identitas Bayi
Nama : By.Ny.D
Umur : 0 hari
Tanggal/Jam Lahir : 16 Maret 2023 Jam : 16.20 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan Lahir : 3300 gram
Panjang Badan : 49 cm
Anak Ke : 2 (dua)
Usia Kehamilan : 40 Minggu 5 hari

Identitas Orang Tua


Ibu Ayah
Nama : Ny. D Tn. I
Umur : 35 Tahun 38 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Agama   : Islam Islam
Pendidikan : SLTP SLTA
Pekerjaan : IRT Petani/pekebun
Alamat : Mandala sari, Sragi, Lampung Selatan, Lampung
Anamnesa : Ibu mengatakan baru saja melahirkan, bayi lahir lengkap,
: menangis kuat dan gerakan bayi aktif.

Riwayat Persalinan

P2A0 gravida 40 minggu 5 hari

Kala I : 4 Jam - Menit


Kala II : - Jam 20 Menit
Kala III : Jam 10 Menit
Kala IV : 2 Jam Menit
Jumlah : 6 Jam 30 Menit
76

Jenis persalinan : spontan pervaginam


Lilitan Tali Pusat : tidak ada
Penolong : bidan
Penyulit : tidak ada

OBJEKTIF (O)
Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Tonus otot : baik
Antropometri
a. Berat badan : 3300 gram
b. Panjang badan : 49 cm
c. Lingkar kepala : 34 cm
d. Lingkar dada : 35 cm
e. Tanda-tanda vital : N : 142 x/menit, 
R : 46 x/menit
S : 36,4 °C
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Sutura : teraba
Ubun-ubun besar : datar
Ubun-ubun kecil : datar
Moulase : tidak ada
Caput succedaneum : tidak ada
Cephal haematoma : tidak ada
Mata : Simetris : ya, antara kanan dan
kiri
Sklera : tidak ikterik
Konjungtiva : merah muda
Pupil : beraksi bila ada
Cahaya
77

Hidung : Bersih
Lubang hidung : ada 2, kiri dan kanan
Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
Polip : tidak ada
Mulut : Simetris : ya, atas dan bawah
Palatum/Langit Langit Mulut : normal, tidak ada
Palatoschizis/ Langit-
Langit sumbing
Bibir : normal, tidak ada
Labioskizis/Bibir
Sumbing
Telinga : Simetris ; ya, kanan dan kiri
Lubang telinga : ada
Cairan : tidak ada
Leher : Pembengkakan vena jugularis : tidak ada
Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
Dada : Puting susu : simetris, Menonjol
Suara nafas : tidak ada suara
wheezing dan ronchi
Bunyi jantung : normal, lup dup
(tidak ada mur-mur
atau lup dup wes)
Abdomen : Bentuk : simetris
Bising usus : (+)
Tali pusat : masih basah
Perdarahan tali pusat : tidak ada
Genetalia : Testis lengkap berada dalam skrotum
Lubang uretra : ada
Ekstermitas atas : Pergerakan : aktif
Jumlah jari : lengkap
78

Ekstermitas bawah : pergerakan : aktif


Jumlah jari : lengkap
Punggung dan anus : Benjolan : tidak ada
Anus : berlubang
Kulit : Warna : kemerahan
Tanda lahir : tidak ada

Penilaian sistem syaraf (Neurologis)


1. Refleks berkedip : (+) apabila jari penolong diletakkan
diantara kedua mata bayi
2. Refleks Sucking (menghisap) : (+) jika kita sentuh daerah sekitar
bibir bayi, maka bayi akan memutar
kepalanya kearah rangsangan dan
membuka mulutnya sebagai
pertanda bayi siapa untuk disusui
3. Refleks Rooting (menelan) : (+) jika pipi atau sudut bibir bayi
disentuh maka kepala bayi akan
berputar atau mencari kearah
rangsangan
4. Refleks Swallowing ( menelan ) : (+) jika kita masukan puting susu
ibu dan mulai menghisap kemudian
menelan
5. Refleks Tonick Neck
(kekuatan otot leher) : (+) bila ditelentangkan kedua
: tangan akan menggenggam
: dan kepalanya menegak ke kanan
: atau ke kiri
6. Reflek greping ( menggenggam) : (+) bila telapak tangannya disentuh
dia langsung menggengam
7. Reflek Moro : (+) bila bayi tiba-tiba kaget begitu
mendengar suara
79

8. Reflek (steping) berjalan : (+) bila bayi tiba-tiba diangkat dan


posisikan berdiri keatas permukaan
lantai kakinya akan menjejak diatas
permukaan lantai
9. Reflek babinsky : (+) bila tapak kaki bayi di sentuh
jari-jarinya akan mengembang

ANALISA DATA (A)


Diagnosa : Bayi baru lahir Cukup bulan 0 Hari Normal
Masalah : Tidak ada

PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberikan imunisasi Hepatitis B0 0,5ml di paha kanan
Tindakan sudah dilakukan.
2. Menjaga agar bayi tetap hangat dengan menyelimuti bayi dan ibu dengan kain
bersih.
Tindakan sudah dilakukan.
3. Melakukan pemeriksaan fisik dan antropometri.
Tindakan sudah dilakukan.
4. Memakaikan pakaian bayi agar bayi tetap hangat.
Tindakan sudah dilakukan.
5. Memberikan bayi pada ibu untuk disusui dan bayi telah menyusu pada
ibunya.
Tindakan sudah dilakukan.
6. Memberikan motivasi pada ibu agar ibu tetap memberikan ASI Ekslusif
selama 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun cukup ASI saja, walaupun
keluarnya sedikit.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
7. Menempatkan bayi pada tempat yang hangat agar bayi tidak kedinginan.
Tindakan sudah dilakukan.
80

Kunjungan ke-1
Perawatan Bayi Baru Lahir 6-8 jam
Tanggal : 16 Maret 2023
Waktu : 22.00 WIB
Oleh : Jihan Clearesta Casebella

SUBJEKTIF ( S )
1. Ibu mengatakan ASI keluar dan bayinya dapat menghisap ASI dengan
kuat.
2. Ibu mengatakan gerakan bayi aktif.

OBJEKTIF ( O )
a. Pemeriksaan umum
b. Keadaan umum : Baik
c. Tonus otot : Baik
d. Tanda-tanda vital :N : 143 x/m R : 48 x/m
S : 36.4 0C LD : 35 cm
BB : 3300 gr LK : 34 cm
PB : 49 cm JK : Laki laki
Tali Pusat : Bersih dan masih basah
ANALISA ( A )
Diagnosa : Neonatus cukup bulan 6 jam Normal
Masalah : Tidak ada

PENATALAKSANAAN ( P )
1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bayinya dalam
keadaan normal.
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Melakukan dan mengajarkan ibu cara menyendawakan bayi.
Ibu dapat mengulangi cara menyendawakan bayi.
3. Melakukan dan mengajarkan ibu memandikan bayi dan ibu telah mengerti
cara memandikan bayi.
81

Ibu dapat mengulangi cara memandikan bayi bersedia


melakukannya di rumah.
4. Melakukan dan mengajarkan perawatan tali pusat bayi dengan menjaga
kebersihan dan kekeringan tali pusat dengan cara dibungkus dengan kassa
steril.
Ibu dapat mengulangi cra perawatan tali pusat.
5. Memberikan bayi kepada ibunya untuk disusui.
Tindakan telah dilakukan.
6. Menganjurkan kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
sampai usia 6 bulan tanpa makanan tambahan ( PASI ) dan ibu bersedia
memberikan ASI Eksklusif pada bayi.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
7. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kehangatan dan kebersihan bayinya
yaitu selalu mengeringkan alat genetalia sehabis BAB dan BAK dan
menggantikan pakaiannya jika basah karena keringat atau karena BAK dan
ibu bersedia menjaga kebersihan bayi nya.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
8. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang tanda- tanda bahaya pada bayi
baru lahir.
Ibu dapat mengulangi tanda bahaya pada bayi baru lahir.
82

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Bayi Ny.D


Alamat : Mandala Sari, Sragi, Lampung Selatan, Lampung

No. Data Objektif Bayi baru lahir Hari ke-1


1. Keadaan umum Baik Baik
2. TTV : N 138 x/menit 140 x/menit
R 46 x/menit 48 x/menit
T 36,9 0C 36,70C
3. Antropometri : BB 3300 gram 3300 gram
PB 49 cm 49 cm
LK 34 cm 34 cm
LD 35 cm 35 cm
4. Tali Pusat Masih basah Masih basah
5. BAK : Frekuensi 2 kali sehari 4 kali sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
6. BAB : Frekuensi 1 kali sehari 2 kali sehari
Warna Hijau kehitaman Hijau kehitaman
7. Nutrisi ASI ASI

CATATAN PULANG
No. Data Objektif BBL Pulang
1. Keadaan Umum Baik
2. TTV : Nadi 143x/m
Respirasi 46x/m
Temperatur 36,50C
3. Obat yang diberikan Kassa steril
Minyak telon
Alkohol
83

Kunjungan ke -2
Anamnesa Oleh : Jihan Clearesta Casebella
Hari/Tanggal : 21 Maret 2023
Waktu : 15.00 WIB

I.SUBJEKTIF (S)
Anamnesa : Ibu mengatakan melahirkan bayinya tanggal 16 Maret 2023 pukul
16.20 WIB, jenis kelamin laki laki, berat badan 3300 gram dan panjang badan 49
cm, bayi menyusu kuat BAK 6-7x/hari, BAB 2-3x/hari, tali pusat sudah kering.

II.OBJEKTIF (O)
A. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan umum : baik
2. Tangis bayi : kuat
3. Tonus otot : kuat
4. Tanda-tanda vital
Berat Badan lahir : 3300 gram
Berat Badan sekarang : 3500 gram
Nadi : 127 x/m
Suhu : 36,7 0C
Pernafasan : 40 x/m
Bayi menyusu kuat
ASI : lancar

B. PEMERIKSAAN FISIK (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi)


Mata : Simetris
Sklera : tidak ikterik
Konjungtiva : merah muda
Mulut : Bibir : lembab
Lidah : bersih
Abdomen : Tidak tampak benjolan abnormal
84

Tali pusat : kering, masih terbungkus kasa


steril, tidak terdapat pus tidak berbau
Ekstermitas atas : Simetris,jari-jari lengkap, tidak ikterus.
Ekstermitas bawah : Simetris, jari-jari lengkap, tidak ikterus
Pemeriksaan penunjang :-

III. ANALISA DATA (A)


Diagnosa : Neonatus cukup bulan usia 5 hari, normal.
Masalah : Tidak Ada

IV. PENATALAKSANAAN (P)


1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
pada bayinya.
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memastikan kepada ibu apakah bayinya mendapatkan ASI cukup tanpa
diberikan pendamping ASI atau susu formula.
Tindakan telah dilakukan.
3. Ibu mengatakan sudah menjaga kehangatan bayinya dengan cara, jangan
membiarkan bayi bersentuhan langsung dengan benda dingin misalnya,
lantai atau tangan yang dingin. Jangan meletakkan bayi didekat jendela atau
kipas angin. Segera keringkan bayi setelah mandi atau saat bayi basah, atau
mengurangi penguapan dan menjaga lingkungan sekitar bayi agar tetap
hangat.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui sesering mungkin yakni setiap 2
jam jika bayi tertidur maka bangunkan bayi dan susui bayi agar bayi tidak
kuning.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya di rumah.
5. Menganjurkan ibu untuk rajin menjemur anak nya di pagi hari mulai jam
07.00- 09.00 WIB selama 15-20 menit.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya di rumah.
6. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayi, yaitu mengganti
popok bayi setiap kali BAK / BAB, mengganti baju bayi setiap kali kotor/
85

basah, memandikan bayi 2 kali sehari, dan membersihkan daerah pusar


dengan kapas basah secara perlahan.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya di rumah.
7. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda – tanda bahaya pada bayi dan
diajurkan segera memeriksakan ke tenaga kesehatan.
Ibu dapat mengulangi tanda bahaya pada bayi dan berjanji datang ke tenaga
kesehatan bila terjadi.
8. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan bayinya saat kunjungan ulang.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
86

Asuhan Kebidanan Masa Nifas

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU NIFAS


TERHADAP NY. D P2A0 DI PMB SITI JAMILA S.ST
PALAS, LAMPUNG SELATAN

KUNJUNGAN I, 2 Jam Postpartum


Anamnesa Oleh : Jihan Clearesta Casebella
Hari/Tanggal : 16 Maret 2023
Waktu : 17.30 WIB

I. SUBJEKTIF (S)
Keluhan Utama : Ibu postpartum 2 jam mengeluh mulas pada perutnya
Riwayat Persalinan :
Tempat Persalinan : PMB Siti Jamila,S.ST
Jenis persalinan : Spontan
Komplikasi : Tidak ada
Jumlah perdarahan : ± 100 cc
Obat yang digunakan : Oksitosin, Vitamin A
Lama Persalinan :

Kala I 4 Jam Menit


Kala II 20 Menit
Kala III 10 Menit
Kala IV 2 Jam
Jumlah 6 Jam 30 Menit
1. Bayi
Jenis kelamin :
BB : 3300 gram
PB : 49 cm
Pukul : 16.20 WIB
Plasenta lahir spontan lengkap beserta selaput pukul 16.30 WIB.
87

2. Riwayat Persalinan ini


Tempat melahirkan : PMB Siti Jamila, S.ST
Penolong : Bidan
Jenis persalinan : Spontan
Komplikasi : Tidak ada

II. OBJEKTIF (O)


A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70 mmhg P : 20x/menit
N : 83x/menit S : 36.70C
B. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak oedema dan tidak pucat
Konjungtiva : Merah muda
Payudara
Pembesaran : ya,
Konsistensi : lunak, kencang kanan dan kiri
Simetris : ya, kanan dan kiri
Puting susu : menonjol
Pengeluaran ASI : ada, pengeluaran kolostrum
Rasa nyeri tekan : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Hiperpigmentasi : ya, aerola mammae
Palpasi : Kontraksi baik, uterus teraba bulat dan
keras, TFU 2 jari bawah pusat
Kandung kemih : Tidak penuh
Anogenital
Vulva dan vagina : Tidak ada tanda-tanda infeksi
Pengeluaran pervaginam : Lochea rubra
Ekstremitas : Tidak ada oedema
88

III. ANALISA (A)

Diagnosa : Ny. D P2A0 2 jam dengan involusi normal

Masalah : ibu masih merasa lemas

IV. PENATALAKSANAAN (P)


1. Memberikan penjelasan kepada ibu mengenai proses involusi uterus. ( ibu
sudah mengerti dengan penjelasan yang di berikan)
2. Mengajarkan ibu melakukan mobilisasi dini dengan gerakan ringan dengan
miring ke kiri atau kekanan, menggerakkan kaki, duduk ditepi ranjang dan
berjalan disekitar tempat tidur. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
dan melakukannya dengan benar)
3. Memberikan therapi amoxicillin 500 mg/12 jam/oral, Etabion 176 mg 1
kapsul/hari/oral, paracetamol 500 mg/8 jam/oral, vitamin A 200.000 IU. ( ibu
bersedia meminum obat yang di berikan)

4. Memberitahu ibu bahwa ada kunjungan ulang pada hari Minggu, 23 Maret
2023. ( ibu berjanji akan datang pada waktu yang sudah dijadwalkan)

(6 jam post partum )

Oleh : Jihan Clearesta casebella

Tanggal Pengkajian : 16 Maret 2023

Waktu : 22.00 WIB

I. SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules

2. Ibu mengatakan ASI Belum Keluar dan bayi sudah di lakukan IMD

3. Ibu mengatakan merasa senang karena ia dan bayinya dalam keadaan sehat.

II. OBJEKTIF (O)

a. Keadaan umum baik dan Kesadaran stabil

b. Tanda vital
89

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Suhu : 36, 6 C

RR : 20 x/m N : 82 x/m

Kontraksi uterus : baik

TFU 2 jari dibawah pusat

Payudara : Sudah mengeluarkan colostrum

Pengeluaran : Pervaginam berwarna merah (lochea rubra)

Laserasi : Tidak ada

Kandung kemih : Kosong

III. ANALISA (A)

Ibu G2P2A0 6 jam post partum normal

IV. PENATALAKSANAAN (P)


1. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan rasa mules yang ibu alami
merupakan hal yang normal, karena rahim yang keras dan mules berarti
rahim sedang berkontraksi yang dapat mencegah terjadinya perdarahan pada
masa nifas. ( Ibu sudah mengerti tentang penyebab rasa mules yang dialami
ibu)
2. Beritahu ibu tentang gizi yang seimbang agar kebutuhan bayi pada masa
laktasi bisa terpenuhi seperti makan sayuran, buah-buahan, ikan dan minum
susu dan zat gizi yang banyak untuk membantu melancarkan produksi ASI.
( Ibu mengerti dan mengetahui tentang gizi yang diperlukannya.)
3. Memberitahu ibu cara menyusui yang benaryaitu dagu bayi menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan menutupi areola mammae.
Seluruh badan bayi tersanggah dengan baik tidak hanya kepala dan leher.
( Ibu sudah mengetahui cara menyusui yang benar.)
4. Memberitahu kepada ibu jadwal pemberian ASI yaitu ASI diberikan setiap
2 jam atau setiap bayi menangis.( Ibu sudah mengerti dan bersedia
menyusui bayinya.)
90

5. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan selalu


memakaikan selimut dan topi pada bayi untuk mencegah hipotermia. (Ibu
telah mengerti untuk menjaga kehangatan bayi.)
6. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti miring kekanan dan kiri
sertake kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan daerah kelamin ibu.
( Ibu sudah mengerti dan akan tetap menjaga kebersihan diri terutama
daerah genetalia.)
7. Memberitahu kepada ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas seperti
pengeluaran lochea berbau, demam, nyeri perut berat, kelelahan atau sesak,
bengkak pada tangan, wajah dan tungkai, sakit kepala hebat, pandangan
kabur, nyeri pada payudara. Apabila ditemukan tanda bahaya segera ke
petugas kesehatan.( Ibu sudah mengerti tanda-tanda bahaya masa nifas dan
bersedia kepetugas kesehatan. )

KUNJUNGAN II, 6 Hari Postpartum


Anamnesa Oleh : Jihan Clearesta Casebella
Hari/Tanggal : 23 Maret 2023
Waktu : 15.00 WIB

I. SUBJEKTIF (S)
Ibu mengatakan merasa keadaannya semakin membaik, ASI lancar keluar,
bayi kuat menyusu, ibu selalu menyusui bayinya, tidak ada penyulit dan
hanya memberikan ASI dan ibu mengatakan darah dari kemaluannya masih
keluar dengan warna merah kecoklatan.

II. OBJEKTIF (O)


A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70 mmHg R : 20x/menit
N : 83 x/menit S : 36,5oC
91

Kontraksi uterus : Baik


TFU pertengahan pusat – simpisis
Pengeluaran pervaginam berwarna merah kecoklatan (Lochea Sanguiloenta
dan tidak berbau

III. ANALISA (A)

Diagnosa : Ny. D P2A0 Post partum hari ke-6

Masalah : Tidak ada

IV. PENATALAKSANAAN (P)


1. Mengingatkan ibu kembali untuk memakan makanan bergizi dan asupan
nutrisi yang cukup untuk metabolisme dan proses pembentukan ASI yaitu
karbohidrat, tinggi protein (tahu, tempe, kacang-kacangan, daging, ikan),
sayur-mayur, buah-buahan dan minum air putih minimal
2. Ibu minum air putih lebih dari 8 gelas/hari dan telah minum pil zat besi
sesuai aturan yang diberikan petugas.
3. Memberikan ibu pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara dan
posisi yang baik saat menyusui. Memastikan ibu menyusui bayi secara
bergantian dan mengajarkan posisi yang baik yaitu meletakkan bayi
pangkuan ibu dengan posisi ibu duduk, seluruh daerah hitam harus masuk
ke dalam mulut bayi.( Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan
mempraktekkannya di depan petugas dengan benar)
4. Menilai adanya tanda-tanda demam dan infeksi pada ibu. Tidak ada
tanda-tanda demam dan infeksi pada ibu, (ibu dalam keadaan baik.)
92

Kunjungan II (Post Partum Hari Ke-28)

Oleh : Jihan Clearesta Casebella


Tanggal Pengkajian : 13 April 2023
Waktu : 11.30 WIB

SUBJEKTIF (S)

Ibu mengatakan keadaannya sudah sehat dan tidak ada keluhan dan selalu
menyusui bayinya dan hanya memberikan ASI dan Ibu mengatakan darah yang
keluar dari kemaluannya sudah tidak berwarna kecoklatan namun berwarna
kekuningan dan tidak berbau.

OBJEKTIF (O)

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 120/80 mmHg R : 22x/menit
N : 80x/menit T : 360C
Payudara : Pembesaran : ya
Simetris : ya, kanan dan kiri
Putting susu : menonjol
Pengeluaran ASI : ya, ada pengeluaran ASI
Rasa nyeritekan : tidak ada
Benjolan : tidakada
Hiperpigmentasi : ya, aerola mammae
TFU : pertengahan pusat dan sympisis
Kontraksi : Baik
Perineum : tidak ada laserasi
Pengeluaran : sangunolenta
ANALISA DATA (A)

Diagnosa : Ny. D P2A0 Post partum 28 hari


Masalah : tidak ada
93

PENATALAAKSANAAN (P)

1. Memberitahu ibu bahwa kondisi ibu dalam keadaan baik dan proses
pengembalian rahim berjalan normal ( ibu mengerti dengan penjelasan yang di
berikan)
2. Melakukan pemeriksaan pada tali pusar bayi , pemeriksaan di lakukan dan tali
pusar telah terlepas dengan baik.
3. Mengingatkan ibu kembali untuk tetap menyusui bayinya sesuai kebutuhan
dari 0-6 bulan supaya bayi mendapat ASI eksklusif serta mengajarkan ibu cara
melakukan perawatan payudara supaya mencegah terjadinya bendungan ASI.
( Ibu sudah mengerti tentang pemberian ASI pada bayi dan sudah mengerti
cara perawatan payudara.)
4. Menginformasikan tanda-tanda bahaya pada masa nifas. ( ibu mengerti dengan
penjelasan yang di berikan)
5. Memberitahu ibu bahwa akan ada pemeriksaan pasca melahirkan untuk
melakukan kunjungan nifas ke-42 hari , tanggal 28 April 2023.
94

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari ke -1 ( pemantauan 6 jam )

Jam 19.30 Jam 20.30 Jam 21.30


TD:110/70 MMHG TD :100/70 MMHG TD :120/80 MMHG
Nadi :80 kali / menit Nadi :80 kali / menit Nadi :80 kali / menit
Suhu : 36 derajat Suhu : 36 derajat Suhu : 36 derajat
Tfu : 2 jr dibawah pusat Tfu : 2 jr dibawah pusat Tfu : 2 jr dibawah
Kontraksi : bulat , keras Kontraksi : bulat , keras pusat
Kandung k : kosong Kandung k : kosong Kontraksi : bulat , keras
Pendarahan : 25 cc Pendarahan : 25 cc Kandung k : kosong
Pengeluaran : lochea Pengeluaran : lochea rubra Pendarahan : 25 cc
rubra Pengeluaran : lochea
rubra

Jam 22.30 Jam 23.30 Jam 00.30


TD:100/60 MMHG TD :120/80 MMHG TD :110/70 MMHG
Nadi :80 kali / menit Nadi :80 kali / menit Nadi :80 kali / menit
Suhu : 36 derajat Suhu : 36 derajat Suhu : 36 derajat
Tfu : 2 jr dibawah pusat Tfu : 2 jr dibawah pusat Tfu : 2 jr dibawah
Kontraksi : bulat , keras Kontraksi : bulat , keras pusat
Kandung k : kosong Kandung k : kosong Kontraksi : bulat , keras
Pendarahan : 25 cc Pendarahan : 25 cc Kandung k : kosong
Pengeluaran : lochea Pengeluaran : lochea rubra Pendarahan : 25cc
rubra Pengeluaran : lochea
rubra
95

Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4


TD :110/70 MMHG TD :100/70 MMHG TD :120/80 MMHG
Nadi :80 kali / menit Nadi :80 kali / menit Nadi :80 kali / menit
Suhu : 36 derajat Suhu : 36 derajat Suhu : 36 derajat
Tfu : 2 jr dibawah pusat Tfu : 2 jr dibawah pusat Tfu : 2 jr dibawah pusat
Kontraksi : bulat , keras Kontraksi : bulat , keras Kontraksi : bulat , keras
Kandung k : kosong Kandung k : kosong Kandung k : kosong
Pendarahan : 15 cc Pendarahan : 15 cc Pendarahan : 15 cc
Pengeluaran : lochea Pengeluaran : lochea rubra Pengeluaran : lochea
rubra sanguilenta

Hari ke 5 Hari ke 6 Hari ke 28


TD:100/60 MMHG TD :120/80 MMHG TD :110/70 MMHG
Nadi :80 kali / menit Nadi :80 kali / menit Nadi :80 kali / menit
Suhu : 36 derajat Suhu : 36 derajat Suhu : 36 derajat
Tfu : 2 jr dibawah pusat Tfu : pertengahan pusat- Tfu : tidak teraba
Kontraksi : bulat , keras sympisis Kontraksi : baik
Kandung k : kosong Kontraksi : bulat , keras Kandung k : kosong
Pendarahan : 10 cc Kandung k : kosong Pendarahan : -
Pengeluaran : lochea Pendarahan : 10 cc Pengeluaran : lochea alba
sanguilenta Pengeluaran : lochea
sanguilenta
96

D. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KELUARGA


BERENCANA TERHADAP NY. D AKSEPTOR KB
SUNTIK 3 BULAN DI PMB SITI JAMILA S.ST
PALAS LAMPUNG SELATAN

Oleh : Jihan Clearesta Casebella


Tanggal Pengkajian     : 13 April 2023  
Waktu : 16.00 WIB   

SUBJEKTIF
A. Identitas
Nama : Ny. D Tn. I
Umur : 35 tahun 38 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTP SLTA
Pekerjaan : IRT Petani
Alamat : Mandala Sari, Sragi, Lampung Selatan, Lampung

B. Anamnesa
1. Alasan kunjungan : Ny. D berencana ingin melakukan KB suntik 3 bulan
2. Riwayat Kesehatan
Sekarang : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit jantung,
hipertensi, DM, TBC, Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui .
penyebabnya, kanker payudara, HIV/AIDS, dan tidak sedang menjalankan
pengobatan apapun.
Dahulu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung,
hepatitis, DM, hipertensi, TBC, perdarahan pervaginam yang tidak
diketahui penyebabnya, kanker payudara, HIV/AIDS.
97

Keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada penyakit


keturunan atau menular.
2. Riwayat Perkawinan : a. Usia Waktu Menikah : 19 Tahun
b Lama Menikah : 8 Tahun
c. Perkawinan ke- : 1 (Satu)
d. Jumlah Anak : 2 (dua)
4. Riwayat KB : Ibu mengatkan bahwa dari kelahiran anak pertama ibu
sudah menggunakan KB suntik
5. Riwayat Obstetrik : a. Riwayat Haid
Menarche : 14 Hari
Lama : 6- 7 Hari
Siklus : 28 Hari, teratur
Disminorhea : Tidak Ada

6. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu:


No. Usia Jenis Penolong Jenis PB BB
Kehamilan Partus Partus Kelamin
1. 39 Minggu Spontan Bidan Perempuan 50 cm 3400
gr
2. 39 Minggu Spontan Bidan Laki-Laki 49 cm 3300
gr

Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari


a. Pola Nutrisi : Makan : 3X / Hari
Menu : Nasi, Sayur, Lauk pauk, buah
Minum: 5-6 gelas/ hari
b. Pola Aktifitas : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga dan merawat
anak-anak.
c. Pola Istirahat : Siang 2 Jam, Malam 6-8 Jam
d. Pola Eliminasi : BAB 1x/ Hari, BAK 5-6x/ Hari
e. Pola Hygiene : Mandi 2x/Hari, Gosok Gigi 3x/ Hari, Keramas 4x/
Seminggu
98

f. Pola Seksualitas : Sesuai kebutuhan


g. Psikososial culture : Ibu ingin menjaga jarak kehamilannya
h. Tingkat Pengetahuan : Ibu mengetahui manfaat dan efek samping alat
kontrasepsi

OBJEKTIF (O)
1. PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Baik
Keadaan emosional : Stabil
Vital sign : TD: 100/80 mmHg R: 23x/m
: N : 86 x/m T: 36,7 oC
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala
Rambut : Bersih
Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe
Warna : Hitam
Kekuatan akar : tidak ada rontok
Muka : bersih, tidak ada odema
Kelopak mata : simetris
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikhterik
Hidung : simetris, ada 2 lubang
Telinga : bersih, tidak ada serumen
Mulut dan gigi : bersih, tidak ada stomatitis
Bibir : merah, ada 2 simetris
Lidah : merah
Gigi : tidak ada caries dan tidak berlubang
Gusi : tidak ada pembengkakan

b. Leher
Kelenjar thyroid : tidak ada pembengkakan
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
99

c. Dada
Jantung : normal
Paru- paru : normal
Payudara
Pembesaran : tidak
Puting susu : menonjol
Pengeluaran ASI : tidak ada
Simetris : iya, kanan dan kiri

d. Punggung dan Pinggang


Posisi Punggung : Lordosis
Posisi Pinggang : Tidak Ada
e. Ekstremitas
Oedema : Tidak Ada
Kemerahan : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
Lekukan otot sendi : Tidak Ada
Reflek Pattela : Positif (+) Kanan dan Kiri
f. Abdomen
Bekas luka operasi : tidak ada
Pembesaran : sesuai usia kehamilan
Benjolan : tidak ada

ANALISA

Diagnosa : Ibu P2A0 calon akseptor KB suntik 3 bulan

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : KB suntik triclopem

PENATALAKSANAAN

1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.


100

2. Memberikan konseling kb :

Langka SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan berurutan karena menyesuaikan
dengan kebutuhan klien .

SA : SAPA dan SALAM

• Sapa klien secara terbuka dan sopan

• Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi pasien • Bangun percaya diri pasien

• Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat
diperolehnya

T : Tanya

• Tanyakan informasi tentang dirinya


• Bantu klien pengalaman tentang KB dan kesehatan reproduksi

• Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan

U : Uraikan

• Uraikan pada klien mengenai pilihannya


• Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis
yang lain

TU : BANTU

• Bantu klien berpikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.

• Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya

J : Jelaskan

• Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya


setelah klien memilih jenis kontrasepsinya.

• Jelaskan bagaimana penggunannya.

• Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi


101

U : Kunjungan Ulang

Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau permintaan


kontrasepsi jika dibutuhkan. (Setiyaningrum, 2015).
3. Memberitahu ibu untuk datang kembali ke PMB Siti Jamila setelah selesai
masa nifas yaitu 42 hari dan melakukan KB suntik 3 bulan yang ia pilih.
Ibu berjanji dan bersedia dating kembali setelah selesai masa nifas untuk
melakukan KB suntik 3 bulan.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Asuhan Kebidanan Kehamilan


Pada tanggal 15 Maret 2023, Ny. D melakukan kunjungan ulang untuk
melakukan kunjungan ANC. Penulis mengambil kasus dan meminta kesediaan
Ny. D menjadi objek studi kasus untuk laporan komprehensif di PMB Siti
Jamila, S.ST. Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama yang dilakukan
penulis kepada Ny. D Pemeriksaan yang dilakukan penulis kepada Ny. D
mengikuti standar pelayanan kesehatan menurut Litbangkes Depkes RI yaitu
standar 10 T yang terdiri dari timbang berat badan, tinggi badan, ukur tekanan
darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet Fe 90
tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual, pemeriksaan Hb,
pemeriksaan protein urine, pemeriksaan reduksi urine, perawatan payudara
(breast care) memelihara tingkat kebugaran (senam hamil), terapi yodium kapsul
(khusus daerah endemik gondok), tes malaria dan temu wicara (Prawiroraharjo
2010).
Tekanan darah Ny.D pada kunjungan pertama yaitu 100/70 mmHg dan
dalam batas normal yaitu 110/70 mmHg – 130/90 mmHg apabila terjadi kenaikan
tekanan darah (hipertensi) atau penurunan tekanan darah (hipotensi), hal ini patut
diwaspadai karena dapat berdampak buruk bagi ibu dan janin apabila tidak
ditangani dengan baik (Prawiroharjo 2010). Ukuran LILA Ny. D adalah 23,5 cm
hal ini termasuk dalam kategori normal karena lila ibu hamil adalah ≥23,5
(Depkes,2009), mengukur lila untuk mengetahui status gizi ibu yang berhubungan
dengan pertumbuhan janin agar tidak BBLR. Pada kunjungan ANC pertama
didapatkan tinggi fundus uteri Ny. D adalah 33 cm .
Normal DJJ pada teori asuhan persalinan normal (APN) 2014 berkisaran
antara 120-160x/menit. Pada pemeriksaan DJJ yang dilakukan terhadap Ny. D
didapatkan DJJ 140x/menit. Hal ini sesuai dengan teori yang ada.
103

Pada trimester 1 Ny.D sudah mendapatkan tablet Fe ±60 tablet, pada


trimester II dan III Ny. D mendapatkan 30 tablet. Ny. D mau meminum tablet Fe
sesuai dengan anjuran yang diberikan. Pada pemeriksaan kehamilan harus
dilakukan pemeriksaan laboratorium mencakup kadar Hb normal yaitu 11-14
gr/dL. Pada Ny. D Dilakukan tes Hb hasilnya Hb Ny. D 12,3 gr/dL dan tidak
termasuk anemia menurut WHO 2014 dan Depkes 2009.
Pemberian imunisasi TT menurut teori (Saifuddin, 2009) menyatakan
selama kehamilan yaitu sebanyak 2 kali imunisasi TT, yaitu pada usia kehamilan
20 minggu dan imunisasi TT kedua yaitu 4 minggu dari TT yang pertama. Pada
Ny. D tidak dilakukan penyuntikan imunisasi TT melainkan memakai skrining
TT. TT 1 dilakukan pada SD, TT2 dilakukan pada SD, TT3 dilakukan pada SD,
TT4 dilakukan pada Catin, dan TT5 dilakukan pada imunisasi di umur kehamilan
20 minggu pada kehamilan pertama.
Pemeriksaan protein urine dan glukosa urine yang dilakukan pada ibu
hamil jika didapatkan +2 serta tanda odema dan tensi tekanan darah tinggi, tanda-
tanda tersebut menunjukanan bwaha ada tanda-tanda preeklamsia pada kehamilan
(Prawiroharjo, 2010). Pada pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. D tidak
didapatkan tanda-tanda preeklamsi karena tidak ditemukan adanya odema pada
ekstremitas ibu dan dalam pemeriksaan protein urien didapatkan hasil negatif.
Menjelaskan kepada ibu beberapa ketidaknyamanan fisiologis yang
dialaminya pada Trismester III. Adapun ketidaknyamanan-ketidaknyamanan
fisiologis yang bisa terjadi pada ibu hamil trismester III diantaranya yaitu
sembelit/konstipasi, insomnia, nyeri punggung bawah/nyeri pinggang, sering
buang air kecil, heart burn/panas dalam perut, perut kembung, sakit kepala atau
pusing apalagi ketika bangun dari tidur, keputihan/keluar cairan vagina, gatal-
gatal pada daerah kewanitaan, air susu (ASI) yang belum keluar, susah bernafas,
sulit tidur, dll (Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,
2010).
104

Memberikan asuhan kepada ibu untuk mengikuti kelas ibu hamil yaitu
senam hamil. Dalam senam hamil ibu diajarkan tekhnik relaksasi , mengatur
pernafasan, mengurangi nyeri atau kram.
B. Asuhan Kebidanan Persalinan
Pengkajian di mulai saat ibu datang ke PMB Siti Jamila, S.ST. Pada tanggal
16 Maret 2023 pukul 11.45 WIB Ny.D datang ke PMB dengan keluhan mules-
mules pada perut bagian bawah yang menjalar dari pinggang bagian belakang
semakin sering dan kuat, keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir sejak
pukul 12.00 WIB dan belum keluar air-air dari kemaluannya. Setelah dilakukan
pemeriksaan dalam ibu memasuki masa inpartu kala 1 fase aktif dengan
pembukaan serviks 6 cm. Menurut teori ( Sarwono Prawirohardjo : 2010) tanda
dan gejala persalinan dengan adanya his yang semakin lama semakin kuat dan
teratur, keluarnya lendir bercampur darah pervaginam, dan terjadinya pembukaan
serviks. Berdasarkan teori yang ada penulis menyimpulkan ibu berada pada tanda
dan gejala persalinan, berarti tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
Berdasarkan HPHT Ny.D datang pada usia kehamilan 40 minggu 5 hari
dengan TFU (2 jari di bawah px) 33 cm, sehingga taksiran berat janin menurut
TBJ Jhonson-Tausack 3410 gram. Menurut teori (Saifuddin, 2009) persalinan
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu) dan menurut (Prawirohardjo, 2009) berat janin yang lahir normal
antara 2500-4000 gram. Pada kasus ini usia kehamilan Ny.D yaitu 40 Minggu 5
hari (Aterm) dan berat bayi Ny. D 3300 gram, jadi tidak ada kesenjangan antara
teori dan kasus. Namun terdapat selisih 140 gram dari tafsiran berat janin
menggunakan rumus jhonson tauscak.
Pada Kala I pada persalinan Ny. D dimulai sejak pukul 11.30 WIB
dengan pembukaan 6 cm sampai pembukaan lengkap pukul WIB. Lama kala I
pada Ny. D berlangsung selama 6 jam 30 menit dan pembukaan serviks dari
pukul 12.00 WIB ke pukul 16.00 WIB bertambah 4 cm selama 6 jam 30 menit
yaitu dari pembukaan 6 cm ke pembukaan 10 cm, kemudian dilakukan
pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf dan kemajuan
105

persalinan baik tidak melewati garis waspada, pada pukul 16.00 WIB pembukaan
10 cm dan ketuban pecah spontan warna jernih pukul 16.05 WIB.
Pada Kala I ibu diberikan asuhan seperti ibu dianjurkan untuk berbaring
miring kiri yang berguna untuk melancarkan masuknya oksigen menuju ke janin,
serta menganjurkan ibu untuk mengatur nafas apabila his datang dengan cara
menarik nafas dari hidung dan menghembuskan perlahan melalui mulut.
Lama persalinan menurut teori (Sumarah, dkk, 2009) pada primigravida
12 jam, multigravida sekitar 8 jam, Kecepatan pembukaan serviks lebih dari 1 cm
hingga 2 cm per 2 jam pada primigravida. Dalam hal ini berarti tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus.
Pada Kala II persalinan Ny.D berlangsung 20 menit sejak pembukaan
lengkap pada pukul 16.00 WIB sampai lahirnya bayi pukul 16.20 WIB. Bayi lahir
segera menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan, jenis kelamin Laki-
laki. Setelah bayi dikeringkan dan di potong tali pusatnya bayi segara dilakukan
Inisiasi Menyusi Dini (IMD) selama 1-2 jam Menurut teori (Sumarah, dkk, 2009)
kala II pada multigravida berlangsung selama 1 jam. Jadi antara teori dan kasus
tidak ada kesenjangan dan sesuai dengan standar APN.
Pada Kala III Ny. D berlangsung selama 10 menit dan dengan hasil
pengkajian sebagi berikut : keadaan ibu baik, TFU sepusat, kontraksi baik.
Setelah terdapat tanda – tanda pelepasan plasenta (Prawirohardjo, 2006) yaitu
berupa semburan darah secara tiba- tiba, tali pusat bertambah panjang dan uterus
membulat kemudian plasenta lahir lengkap pukul 16.30 WIB. Pada pemeriksaan
luka laserasi tidak terdapat luka laserasi jalan lahir. Menurut teori (Varney, 2007)
kala III persalinan dimulai saat proses melahirakan bayi selesai dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban, biasanya plasenta lepas dalam 6-15
menit setelah bayi lahir (Prawirohardjo, 2006). Jadi antara teori dan kasus tidak
ada kesenjangan.
Pada Kala IV pada persalinan Ny. D berlangsung selama 2 jam setelah
plasenta lahir yaitu dari pukul 16.30 WIB – 18.30 WIB setiap 15 menit pada 1
jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua. Setelah plasenta lahir,
106

didapatkan hasil pemeriksaan keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,


pemeriksaan tanda-tanda vital dalam keadaan normal, jumlah perdarahan ± 150
cc, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, dan kandung kemih kosong.
Menurut teori (Vivian Nanny Lia Dewi,2011) Tinggi fundus uteri setelah plasenta
lahir yaitu 2 jari dibawah pusat. Menurut teori (Prawirohardjo,2010)
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah
proses tersebut. Pengawasan kala IV setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan
setiap 30 menit pada 1 jam kedua. Jadi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus. Pada pelaksanaan Kala I sampai dengan Kala IV pencegahan infeksi
sangat dijaga dan sesuai dengan standar APN.
Analisa Data terdiri dari penentuan diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan. Dari data yang diperoleh diatas, terdapat diagnosa , Ny. D G2P1A0
hamil 40 minggu 5 hari inpartu kala I, Janin tunggal, hidup intrauterin, presentasi
kepala. Pada kala II diperoleh diagnosa yaitu Ny. D G2P1A0 hamil 40 minggu 5
hari inpartu kala II. Dan tidak ditemukan penyulit saat persalinan. Pada kala III
diperoleh diagnosa yaitu Ny. D P2A0 inpartu kala III. Plasenta lahir lengkap, dan
tidak ada laserasi jalan lahir. Pada kala IV diperoleh diagnosa yaitu Ny. D P2A0
inpartu kala IV. Dan tidak terjadi masalah dalam periode ini.

C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Penulis mengambil studi kasus Bayi Baru Lahir pada By. Ny. D yang lahir
pada tanggal 16 Maret 2023. Spontan Pervaginam tanpa penyulit dengan
kehamilan cukup bulan. Pengkajian dimulai dari melihat bayi secara langsung
yaitu : langsung menangis kuat, tonus otot baik, warna kulit kemerahan.
Kemudian bayi di keringkan dengan menggunakan handuk bersih, memotong tali
pusat dan diikat dengan menggunakan benang. Kemudian bayi diberikan kepada
ibu untuk dilakukannya IMD selama 1 jam dengan tetap menjaga kehangatan
bayi. Selanjutnya baru dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu Pada pemeriksaan
antropometri BB:3300 gram, PB:49 cm, LK: 34 cm, LD:49 cm . Keadaan umum :
baik, : N: 137 x/m R: 47 x/m S : 36.9 0C. Pemeriksaan fisik dan neurologis
107

normal tidak ada kelainan pada bayi. Setelah itu baru bayi diberikan suntikan Vit
K, dan salep mata tetrasiklin 1%.
Pada kunjungan 6-8 jam terdapat catatan perkembangan bayi yaitu dimana
bayi sudah BAB dan BAK dengan warna yang normal yaitu hijau kehitaman
untuk BAB, dan kuning untuk BAK, bayi sudah aktif menyusui, kemudian tali
pusat bayi masih basah sudah di bungkus dengan kassa dan bayi telah diberikan
imunisasi HB0 setelah dimandikan.Ibu dianjurkan untuk tetap menjaga
kehangatan bayi ,menyendawakan bayi setelah menyusui, melakukan perawatan
tali pusat dengan prinsip bersih dan kering, menjaga kebersihan bayi.
Pada kunjungan 5 hari terdapat catatan perkembangan bayi dimana bayi aktif
untuk menyusui , tali pusat sudah kering dan belum lepas. Pada kunjungan ini By.
Ny. D dianjurkan untuk selalu memberikan ASI eksklusif pada bayi, menjaga
kehangatan bayi. By. Ny. D dianjurkan untuk dijemur di pagi hari antara pukul
07.00-09.00 WIB selama 15-20 menit. Kemudian mengingatkan kembali ibu
untuk mengantarkan anaknya apabila terdapat keluhan dan imunisasi BCG+Polio
1 pada tanggal 21 April 2021.
Ibu diberikan penjelasan akan pentingnya penimbangan setiap bulan terhadap
bayi dan pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap yaitu BCG pada usia 0-2 bulan,
polio 1,2 3, dan 4 pada usia 1,2,3, dan 4 bulan, DPT 1,2 dan 3 pada usia 3,4 dan 5
bulan, dan campak pada usia 9 bulan. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan
stimulasi terhadap bayi dan memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi.

D. Asuhan Kebidanan Nifas


Pengkajian dimulai pada hari pertama postpartum dilakukan pemeriksaan, ibu
dalam keadaan baik, TTV dalam batas normal, yaitu TD: 100/70 mmHg, suhu:
36,70C, R: 20 x/menit, dan nadi: 80 x/menit. Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah
pusat, kontraksi uterus baik, pengeluaran payudara berupa kolostrum dan tidak
terasa nyeri, perdarahan normal, pengeluaran lochea berwarna merah (rubra) dan
tidak ada komplikasi pada ibu. Dan memberitahu ibu keadaan bayi dalam batas
normal dan bayi akan diberikan penyuntikan Vit K dan menjelaskan kepada ibu
108

tujuan dilakukannya penyuntikan yaitu untuk pencegahan perdarahan pada otak


bayi karena dalam tubuh bayi belum memiliki Vit K. Menurut buku Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal (Saifuddin, 2009) kunjungan ke 1 masa nifas
yaitu pada waktu 6-8 jam setelah persalinan. Maka dalam hal ini tidak ada
kesenjangan anatara teori dan kasus.
Pada 5 hari setelah persalinan, dilakukan pemeriksaan, ibu dalam keadaan
baik, TTV dalam batas normal, yaitu TD: 100/70 mmHg, suhu: 36,8 0C, RR: 24
x/menit, dan nadi: 80 x/menit. Tinggi fundus uteri pertengahan pusat sympisis.
Menurut teori pada 6 hari setelah persalinan TFU pertengahan pusat sympisis.
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Hal ini
disebabkan karena proses involusi yang berjalan dengan baik dan ibu yang selalu
melakukan mobilisasi dan personal hygiene yang baik. Pengeluaran lochea
berwarna kecoklatan (sanguinolenta), dan tidak ada komplikasi pada ibu. Menurut
buku Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal (Saifuddin, 2009) kunjungan
ke 2 masa nifas yaitu pada waktu 6 hari setelah persalinan. Maka dalam hal ini
tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
Interpretasi terdiri dari penentuan diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan. Dari data yang diperoleh diatas, terdapat diagnosa Ny. D P2A0 6 jam
Post Partum dan tidak ada masalah pada periode ini. Pada hari ke-5 Post Partum
diperoleh diagnosa Ny.D P2A0 Post Partum hari ke-5.
Diagnosa potensial yang dapat terjadi pada ibu nifas yaitu perdarahan , infeksi
pada masa nifas. Pada 6 jam post partum diperoleh diagnosa Ny. D P2A0 6 jam
Post Partum Normal tidak ada kendala. Pada hari ke-5 Post Partum diperoleh
diagnosa Ny.D P2A0 Post Partum hari ke-5 Normal tidak ada kendala.
Sesuai dengan diagnosa, penulis melakukan rencana tindakan asuhan
kebidanan yaitu pada kala 6 jam Post Partum menjelaskan kepada ibu bahwa rasa
mulas yang dirasakan disebabkan kontraksi rahim yang kembali seperti sebelum
hamil dan teknik menyusui yang benar serta menjelaskan manfaatnya,
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan nasi, sayuran, lauk pauk, buah-
buahan. Menganjurkan ibu untuk mobilisai dini dengan gerakan ringan seperti
109

miring ke kanan atau ke kiri, menggerakkan kaki, duduk di tepi ranjang disekitar
tempat tidur,Mengingatkan ibu untuk meminum obat yang telah
diberikan.Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
tanpa MPASI.
Pada hari ke-5 Post Partum dilakukan pemantauan laktasi, involusi dan
pengeluaran pervaginam serta menganjurkan pada ibu untuk tetap mengkonsumsi
makanan dengan gizi seimbang , istirahat yang cukup , tetap menjaga kebersihan
genetalia.
Setelah pelaksanaan tindakan, dilakukan evaluasi terhadap tindakan. dengan
hasil pada 6 jam Post Partum kontraksi baik , TFU 2 jari dibawah pusat ,
pengeluaran payudara berupa kolostrum , pengeluaran lochea rubra. Pada hari ke-
5 Post Partum kontraksi baik, TFU pertengahan pusat-symphisis , pengeluaran
ASI lancar , pengeluaran lochea sanguinolenta. Berdasarkan hasil teori diatas
penulis dapat menyimpulkan bahwa dengan pemantauan TTV dan memberikan
konseling pada saat kunjungan nifas dapat memberikan pengetahuan dan rasa
nyaman pada Ny. D
Berdasarkan konseling yang telah diberikan penulis menyarankan bahwa Ny.
D untuk memberikan bayinya asi ekslusif, ibu makan- makanan yang tinggi
kalsium, tinggi protein, tinggi zat besi dan memastikan ibu mengkonsumsi tablet
fe 60 mg 1x1 sehingga faktor resiko dapat teratasi.

E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana


Pada kunjungan nifas 3 hari post partum Ny.M diberikan konseling tentang
macam-macam alat kontrasepsi dan efek samping dari masing-masing alat
kontrasepsi penjelasan juga didengarkan oleh suami, ibu dan suami sepakat
memilih untuk menggunakan alat kontrasepsi KB Suntik 3 bulan karena setelah
mendengarkan penjelasan dari penulis ibu dan suami merasa cocok
menggunakan KB suntik 3 bulan sesuai dengan kondisi ibu yang sedang ingin
menjarangkan kehamilannya tetapi masih menyusui bayinya, ibu dan suami
110

menyepakati untuk menggunakan KB suntik 3 bulan setelah masa nifas selesai


yaitu setelah masa 40 hari.

F. Faktor Pendukung dan Penghambat


1. Faktor Pendukung
a. Bidan dan asisten bidan yang baik serta fasilitas yang memadai
Bidan yang baik dan ramah begitu juga dengan asisten bidan dapat
membantu saya cepat nyaman dilingkungan atau tempat yang baru serta
fasilitas yang memadai membantu saya dalam memahami dan
mengerjakan tugas dengan baik dan cepat.
b. Tempat praktik yang bersih dan rapi
Tempat praktik yang bersih dan rapi dapat membantu saya lebih cepat
mengenal dan beradaptasi dalam belajar
c. Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan yang saya dapat dilingkungan yang baru menambah
wawasan serta pengetahuan yang baru dalam lingkup kebidanan
2. Faktor Penghambat
a. Kurang nya Percaya diri
kurang nya kepercayaan diri yang membuat saya merasa kurang optimal
dalam melakukan suatu tindakan
b. Kurangnya pengalaman
Kurangnya pengalaman dalam mencari pengetahuan membuat saya
sedikit kesulitan dalam belajar
c. Kurangnya Latihan
Dikarenakan kondisi pandemi Covid-19 membuat kegiatan praktik
terhambat dan mengharuskan kegiatan praktik maupun teori dilakukan
secara daring/online.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kehamilan
Berdasarkan hasil teori, pemberian asuhan, dan pembahasan di atas
bahwa telah diberikan Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ibu Hamil,
Bersalin, Nifas, terhadap Ny.D G2P1A0 di PMB Siti Jamila, S.ST di Palas
Lampung Selatan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Setelah di lakukannya pengkajian dengan mengumpulkan data Subjektif
dan Objektif serta interprentasi data didapatkan Diagnosa pada ibu hamil
terhadap Ny.D G2P1A0 di PMB Siti Jamila, S.ST Palas Lampung Selatan. Pada
rencana asuhan akan dilakukan pemberian tablet Fe beserta Calcium secara
rutin, dan kelas Ibu hamil untuk membantu kelancaran dalam persalinan. Pada
pelaksaan tindakan yang di lakukan sesuai dengan rencana asuhan kebidanan
yang telah di buat pada kasus kebidanan ibu hamil. Dengan demikian asuhan
yang di berikan kepada Ny.D tidak memiliki kesenjangan baik teori maupun
lahan praktek yang diperoleh dari hasil pengkajian dan pemeriksaan.
2. Persalinan
Pada saat persalinan pengkajian dilakukan secara langsung dengan ibu,
menurut teori tanda dan gejala persalinan adalah dengan adanya his yang
semakin lama semakin kuat dan teratur, keluarnya lendir bercampur darah
pervaginam, serta terjadinya pembukaan serviks. Pada kala II berlangsung 20
menit sejak pembukaan lengkap pada pukul 16.00 WIB. Bayi lahir pada pukul
16.20 WIB. Bayi lahir segera mengangis kuat, gerakan aktif, warna kulit
kemerahan, jenis kelamin Laki-laki, tidak ada cacat bawaan. Berat badan bayi
lahir normal yaitu 3300 gram dan panjang badan 49 cm. Pada kala III
melakukan manajemen aktif kala tiga yaitu menyuntikan oksitosin 10 IU
secata IM pada 1/3 paha bagian luar, melakukan peregangan tali pusat
terkendali kemudian setelah plasenta lahir melakukan massase pada fundus
112

uteri secara sirkular selama 15 detik. Pada kala IV melakukan pemantauan


perdarahan, TTV, kontraksi, TFU, serta kandung kemih pada 1 jam pertama
pemantauan dilakukan setiap 15 menit sekali dan pada 1 jam kedua di lakukan
setiap 30 menit sekali. Dengan demikian asuhan yang di berikan kepada Ny.
D tidak memiliki kesenjangan baik teori maupun lahan praktek yang diperoleh
dari hasil pengkajian dan pemeriksaan.
3. Bayi Baru Lahir
Pukul 16.20 WIB, tanggal 16 Maret 2023, Bayi Ny. D lahir spontan dengan
letak belakang kepala, menangis kuat, tonus otot kuat. Bayi lahir dalam
keadaan lengkap dan tidak ada cacat bawaan
Jenis kelamin : Laki-laki
BB/PB : 3300 gr/ 49 cm
LK/LD : 34 cm/ 40 cm
4. Nifas
Berdasarkan dari data subjektif yang di peroleh dari Ny. D P2A0 post
partum 6 jam mengeluh mulas pada perutnya, ibu mengatakan bayi menghisap
kuat dan refleks menelannya baik, ibu telah melakukan teknik menyusui
dengan benar, dan ibu sudah bisa kekamar mnadi tanpa batuan. Menurut teori,
pada masa nifas pada kunjungan postpartum 6 jam bertujuan untuk mencegah
terjadinya perdarahan masa nifas, mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan dan merujuk jika perdarahan berlanjut, memberi konseling
terhadap ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai cara mencegah
perdarahan pada masa nifas, pemberian ASI awal, serta melakukan hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah
hipotermi. Dari teori tersebut asuhan yang di berikan kepada Ny.D tidak
memiliki kesenjangan baik teori maupun lahan praktek yang diperoleh dari
hasil pengkajian dan pemeriksaan.

B. SARAN
113

- Bagi Lahan Praktik


A. Untuk tetap mempertahankan mutu pelayanan dan jenis pelayanan kesehatan
yang sudah ada dalam memberikan asuhan berkelanjutan
B. Mengembangkan sarana dan prasarana dalam pelayanan kesehatan
khususnya dalam asuhan kebidanan serta selalu update jika ada ilmu
kebidanan yang terbaru
- Bagi Penulis
Hasil laporan dapat digunakan sebagai informasi bagi penulis lainnya dalam
memberikan asuhan kebidanan kehamilan,persalinan,bayi baru lahir,dan masa
nifas untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Asih, Yusari dan Risneni. 2016.Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui


dilengkapi dengan evidence based practice dan daftar tilik. Jakarta : TIM

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2016. Profil Kesehatan Provinsi


Lampung Tahun 2015. Bandar Lampung: Dinas Kesehatan Provinsi Lampung

Manuaba, IAC., IBGF. Manuaba, dan IBG. Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan
Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta: EGC

Muslihatun. 2011. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Yogyakarta: Andi

Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Salemba


Medika

Sulistyawati, Ari dan Esti Nugraheny. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin. Jakarta: Salemba Medika

Marmi. 2012. Panduan Lengkap Manajemen Laktasi. Yogyakarta : Nuha

Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Peurperium Care”.


Yogyakarta : Pustaka Belajar

Walyani, Elisabeth Siwi dan Th.Endang Purwoastuti. 2017.Asuhan


Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta : PB
L
A
M
P
I
R
A
N

Anda mungkin juga menyukai