TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
DEVITASARI
NIM. P17324115049
i
ii
iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
LEMBAR PERNYATAAN
Nama : Devitasari
NIM : P17324115049
Angkatan : 2015
Jenjang : D III
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Tugas Akhir
saya yang berjudul :
Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Devitasari
NIM.P17324115049
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Nama : Devitasari
Agama : Islam
Email : devitas900@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. E Dengan
Tahun 2018” yang merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Ahli Madya
karena keterbatasan yang ada pada penulis. Namun penulis telah berusaha dengan
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. H. Osman Syarief, MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan
3. Ibu Desi Hidayanti, SST, MPH selaku Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan dukungan kepada peneliti dalam pembuatan Tugas Akhir ini.
4. Seluruh dosen dan staff prodi D-III Kebidanan Bandung Poltekkes Bandung.
6. Orang tua dan kakak tercinta telah senantiasa memberikan motivasi, moral
maupun materil, doa serta dukungan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
vi
7. Teman-teman terbaik seperjuangan di Program Studi Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Bandung.
dan hidayah-Nya. Harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi
Penulis
vii
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
viii
D. Bayi Baru Lahir ...................................................................................... 44
A. Gambaran Lokasi.................................................................................... 61
B. SARAN................................................................................................. 137
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lembar Observasi...............................................................................................
Partograf..............................................................................................................
Dokumentasi Asuhan..........................................................................................
Lembar bimbingan.............................................................................................
xii
POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BANDUNG
TUGAS AKHIR, JUNI 2018
DEVITASARI
P17324115049
ABSTRAK
Continuity of care merupakan model asuhan yang diberikan mulai dari masa
kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB. Continuity of care ditujukan
agar setiap wanita dapat melalui siklus ini dengan fisiologis, adapun ibu yang
memiliki risiko dapat dilakukan deteksi secara dini untuk mencegah komplikasi
yang akan terjadi.
Tujuan laporan tugas akhir ini adalah melaksanakan asuhan secara komprehensif
sesuai standar pelayanan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru
lahir dengan menggunakan pendokumentasian dalam bentuk SOAP. Jenis laporan
tugas akhir ini adalah studi kasus. Lokasi di Klinik MS Cilamaya Blanakan
Kabupaten Subang, dilaksanakan bulan Februari-April 2018. Subjek dalam
laporan kasus ini adalah Ny. E, ibu hamil usia kehamilan 35-36 minggu.
Pengumpulan data berupa data primer dan sekunder.
Selama kehamilan Trimester III, Ny. E mengalami kekhawatiran akibat riwayat
keguguran di kehamilan sebelumnya. Saat proses persalinan, Ny. E terjadi distosia
bahu. Adapun asuhan yang diberikan pada distosia bahu dengan manuver Mc
Robert. Saat masa nifas 25 hari Ny. E mengeluh pusing karena kurangnya
kebutuhan istirahat. Ny. E dan keluarga menganut kepercayaan pantangan tidur
siang pada ibu nifas. Minggu ke- 6 nifas Ny. E sudah menjadi akseptor KB suntik
3 bulan. Pada usia 3 hari bayi mengalami penurunan berat badan lebih dari 10%.
Terdapat beberapa kesenjangan antara teori dan praktik dalam memberikan
asuhan, namun hal ini dapat teratasi sehingga Ny. E dan bayinya dalam keadaan
baik sampai dengan 42 hari.
xiii
POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BANDUNG
FINAL PROJECT, JUNE 2018
DEVITASARI
P17324115049
ABSTRACT
Continuity of care is a model of care that is given starting from the period of
pregnancy, maternity, childbirth, newborn and KB. Continuity of care is intended
for every woman to pass this cycle with physiology, The client who have the risk
can be detected early to prevent complications that will occur.
The purpose of this final report is to carry out comprehensive care according to
the standard of midwifery services in pregnant women, maternity, childbirth, and
newborn by using documentation in the form of SOAP. This type of final
assignment report is a case study. Locations in Clinic MS Cilamaya Blanakan
Subang Regency, held February-April 2018. Subject in this case report is Mrs.. E,
pregnant women 35-36 weeks gestation. The collection of data in the form of
primary and secondary data.
During Trimester III pregnancy, Mrs. E experienced concerns resulting from a
history of abortus in previous pregnancies. During delivery, Mrs. E occurs
shoulder dystocia. As for the care given shoulder dystocia by Mc Robert
maneuver. During the twenty-five days Mrs. E complained of dizziness due to lack
of sleep. Mrs. E and the family adhere to the belief in abstinence from napping to
the postpartum. Care provided by providing counseling to the family about the
needs of sleep in postpartum mothers. In the 6th week of Mrs. E has been a 3
month injection of KB injection. At the age of 3 days the baby has a weight loss.
Care provided information to Mrs. E for more breastfeeding to the baby. There is
a gap between the theory and practice in providing care, but this can be resolved
so Mrs. E and the baby is in good condition up to 42 days.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan diakui sebagai tenaga kesehatan yang berperan dalam kesehatan ibu dan
anak. Bidan yang profesional akan memberikan asuhan yang berkualitas. Salah
satu asuhan bidan yang berkualitas adalah dengan metode continuity of care
mulai dari masa kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB. Model
perempuan merupakan proses alamiah dan normal yang dialami oleh setiap
wanita dapat melalui siklus ini dengan fisiologis tanpa ada penyulit.
17.645 ibu yang dilakukan metode continuity of care dapat melewati masa
kehamilan, bersalin, dan nifas secara normal. Adapun ibu yang memiliki risiko
1
2
persalinannya.
telah cukup bulan baik secara spontan ataupun dengan proses pembedahan
pertama kekuatan untuk mendorong janin keluar (power) yang meliputi his
(kekuatan uterus) dan kontraksi otot dinding perut. Faktor kedua adalah faktor
janin (passenger) meliputi besarnya janin, berat bayi lahir dan lainnya. Faktor
dan ligament-ligament. Apabila ketiga faktor ini dalam keadaan baik, maka
salah satu dari faktor tersebut mengalami kelainan, maka akan berpengaruh
kelainan janin (Manuaba, 2010). Distosia karena kelainan janin dapat terjadi
karena kelainan letak atau karena bentuk janin yang pertumbuhannya terlalu
besar. Pertumbuhan janin yang terlalu besar dapat menjadi faktor terjadinya
persalinan yang lama dan distosia bahu. Distosia bahu merupakan kondisi
oleh Yohana (2016), proporsi kejadian persalinan lama dengan penyebab janin
besar yaitu 395 (15,11%). Hal tersebut menjelaskan bahwa janin besar
merupakan penyebab persalinan lama. Selain itu, hal ini juga dapat menjadi
B. Perumusan Masalah
1. Tujuan umum
4
2. Tujuan khusus
dan aman yang sesuai dengan rencana asuhan dan standar pelayanan
SOAP.
1. Teoritis
2. Aplikatif
a. Penulis
care.
b. Institusi
c. Profesi
Adapun sumber yang digunakan dalam tugas akhir ini telah dicantumkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Kehamilan
terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan
dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
telur yang matang yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya
dan sperma yang telah matang dan keduanya membentuk sel kemudian
ante natal care sesuai jadwal berfungsi untuk mengetahui data kesehatan
untuk:
perkemihan).
perkemihan).
memastikan ibu dan janin dalam kandungan keadaan baik dan mendeteksi
First Trimester
Second Trimester
Contact 3 : 26 weeks
Third trimester
Contact 4 : 30 weeks
Contact 5 : 34 weeks
Visit 3 : 32 weeks
Contact 6 : 36 weeks
Visit 4 : 36-38 weeks
Contact 7 : 38 weeks
Contact 8 : 40 weeks
2, fokus asuhan sama dengan Who Fanc Model. Sedangkan pada trimester
emosional, psikologis dan sosial pada wanita dewasa dan kelompok rentan
pekerja seksual, dan kaum minoritas) dapat lebih besar daripada wanita
dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah
0,4 -0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Berat badan ideal untuk ibu
sebelum hamil
120/80 mmHg.
12
HPHT.
f. Pemeriksaan Hb (T6).
3% ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki
kearah preeklampsia.
kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil spesimen darah vena
Minggu.
juga kepada ibu hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi
disertai mengigil dan hasil apusan darah yang positif. Dampak atau
kembang manusia.
berikut :
terlentang
12. Sakit punggung atas dan a. Gunakan posisi tubuh yang baik.
bawah. Trimester II dan III b. Gunakan brayang menopang dengan
ukuran tepat.
c. Gunakan bantal ketika tidur untuk
meluruskan punggung.
d. Hindari mengambil barang yang
jatuh secara langsung, ambillah
barang dengan jongkok terlebih
dahulu.
13. Varises pada kaki trimester II a. Tinggikan kaki sewaktu berbaring.
dan III b. Jaga agar kaki tidak bersilangan.
c. Hindari berdiri atau duduk terlalu
lama.
d. Lakukan senam hamil untuk
melancarkan peredaran darah.
Sumber : Asrinah (2009)
kehamilan dan persalinan tidak hanya dilihat dari aspek biologis dan
fisiologis saja, tetapi dilihat juga sebagai proses yang mencakup seperti
perawatan bayi dan ibunya. Adat-istiadat atau budaya yang dilakukan oleh
ibu hamil. Hal ini di pengaruhi oleh ilmu pengetahuan sosial budaya
18
yang kurang sehingga timbulah mitos yang sering kali kita temui
mendoakan calon bayi serta ibu agar sehat dan selamat sampai
maksud dan tujuan yang baik untuk kehamilan. Berdoa untuk calon
bayi serta ibu merupakan hal yang wajar untuk dilakukan karena
ritual mitoni ini sebaiknya dilakukan pada saat ibu hamil dalam
gizi pada ibu hamil dapat mengurangi cadangan jaringan tubuh ibu
masyarakat suku Jawa dapat membantu posisi janin agar tetap pada
dan janin.
20
ibu dan janin. Menurut Setiyanti (2013), pemijatan daerah perut saat
pemerintah diantaranya :
kehamilan.
komplikasi tertentu.
1. Definisi Persalinan
usia kehamilan yang cukup, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu
panggul ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri. Hampir sebagian besar
23
plasenta) yang telah cukup umur kehamilannya dan dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau dengan
2. Tanda Persalinan
a. Rasa sakit karena his datang lebih kuat, sering dan teratur.
telah ada.
a. Power (kekuatan)
singkat.
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat,
terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan
kemampuan tulang kepala untuk molase satu sama lain, janin dapat
masuk melalui jalan lahir asalkan tidak terlalu besar dan kontraksi
janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga
2009).
d. Psikologi Ibu
jika dirinya tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang
(Sumarah, 2009).
4. Tahapan Persalinan
dalam proses ini terdapat 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dimana
membuka dari 3 sampai 10 cm. Kontraksi akan lebih kuat dan sering
27
akan semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100
detik.
kondisi kehamilan.
28
(Saifuddin, 2014).
5. Distosia Bahu
distosia bahu harus dikelola dengan baik, baik waktu ataupun penolong itu
sendiri, karena jika distosia bahu tidak dikelola dengan baik akan
Distosia bahu biasanya terjadi secara tiba – tiba pada saat persalinan
dan tidak dapat diprediksi akan terjadi. Kejadian distosia bahu lebih sering
terjadi pada :
f. Persalinan lama
a. Pada ibu
1) Perdarahan postpartum
2) Fistula rektovagina
4) Ruptur uteri
a. Pada janin
2) Fraktur klavikula
3) Kematian janin
4) Hipoksia
5) Kerusakan neurologis
distosia bahu.
bahu anterior dari bahu posterior. Tekanan ini bertujuan untuk mengurangi
standar, diantaranya :
persalinan berlangsung
(Saleha, 2009).
2013). Dalam bahasa latin waktu tertentu setelah melahirkan anak ini
disebut puerperium yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini
a. Uterus
kondisi sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari
b. Lokhea
1) Lokhea rubra/merah
masapost partum .
2) Lochea sanguinolenta
35
post pastum.
3) Lochea serosa
4) Lochea alba/putih
dan bertahap. Setelah bayi baru lahir, tangan dapat masuk kedalam
rongga rahim. Setelah 2 jam, hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada
(Sulistyawati, 2009)
36
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam
e. Sistem Pencernaan
untuk gigi pada kehamilan, masa nifas, dimana pada massa ini
f. Sistem Perkemihan
berikut:
a. Gizi
b. Ambulasi
membersihkan sendiri.
7-8 jam.
perdarahan.
3) Depresi.
4 kali kunjungan yang dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru
yang terjadi.
Attachment)
abnormal
40
normal
alami
a. Perdarahan postpartum
tidak lebih dari 380C pada waktu air susu mulai keluar tidak
perlu dikhawatirkan.
melahirkan.
(Setyanti C, 2013)
6. Metode kontrasepsi
42
dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak, dan usia ideal
ASI.
a. Non hormonal
2) Kondom
4) Kontrasepsi Mantap
b. Hormonal
Menurut Rahayu (2017), pada wanita jawa ada beberapa mitos dan
a. Dilarang makan ikan karena akan membuat darah nifas busuk, tidak
cepat kering dan melemahnya daya tahan tubuh baik fisik maupun
b. Dilarang tidur siang karena akan dianggap darah putih akan naik kem
terlihat tua. Padahal kepercayaan itu salah besar karena istirahat dan
tidur juga sangat penting untuk mengembalikan energi ibu nifas setelah
standar, diantaranya :
b. Standar 15: Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas
dan tanda bahaya bayi baru lahir. Selain itu bidan harus mampu
melakukan deteksi dini pada komplikasi yang terjadi pada bayi baru
lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
merupakan bayi yang baru saja lahir dan dapat melakukan penyesuaian
sebagai berikut:
mg IM.
diberikan imunisasi.
46
(KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari, kunjungan neonatal III (KN3) pada
hari ke 8 – 28 hari.
berumur 7 hari (bila tidak diberikan pada saat lahir) (Kemenkes RI,
2010).
4. Pengertian ASI
47
dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara
5. Manfaat ASI
a. Bagi bayi
b. Mengandung antibodi
bulan pertama.
e. Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan
2009)
6. ASI Ekslusif
bayi sampai 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI
setelah kelahiran. Hasil dari pengukuran berat badan ini yang menjadi
51
penurunan berat badan lebih dari 10% dari berat lahir menjadi
setelah neonatus usia 5 - 7 hari dan berat badan bertambah pada usia
mortalitas yang terkait dengan persentase dari berat yang hilang selama
a. Pemberian ASI
kecukupan ASI dapat dilihat pada neonatus dan pada ibu antara
lain:
1) Pada neonatus
sehari.
53
2) Pada ibu
saat menyusu.
3) Ekskresi neonatus
70% dari total IWL dan sistem respirasi sebesar 30% dari
menangani hipotermia.
c. Standar 15: Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas
pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar,
pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan
kompresi jantung;
salep mata pada bayi baru lahir dengan infeksi gonore (GO).
BAB III
Jenis laporan pada laporan tugas akhir ini adalah laporan asuhan
2018.
Subyek asuhan dalam laporan tugas akhir ini adalah Ny.E 20 tahun,
kepada subyek studi kasus yang dilakukan secara komprehensif mulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, bayi dan KB. Pada studi kasus ini,
digunakan sumber untuk mengumpulkan data yaitu data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer
fisik, anamnesa, dan observasi. Data primer pada studi kasus ini
a. Subjektif
b. Objektif
lahir.
2. Data Sekunder
Pada studi kasus ini, data sekunder didapatkan dari buku KIA
diantaranya, ANC kit, INC kit, PNC kit, BBL kit, ABPK dan alat pemeriksaan
laboratorium sederhana (Hb Sahli, Uji Protein kit dan Uji Glukosa kit).
F. Metode Pelaksanaan
A. Gambaran Lokasi
kehamilan, pelayanan persalinan, nifas, bayi baru lahir, KB, Imunisasi, dan
perawatan rawat inap. Bidan E merupakan pemiliki dari Klinik MS. Jumlah
B. Tinjauan Kasus
Pengkaji : Devitasari
61
62
1. Data Subjektif
a. Identitas
Istri Suami
Dusun Dusun
Pendidikan SD SD
Gol. Darah B O
No
- 087825645917
telepon
2
1 2015 Abortus - - - - - - -
bl
sebanyak 27 kali
e. Riwayat KB
mengalami keguguran.
f. Riwayat Kesehatan
memilik riwayat penyakit menular seksual HIV & AIDS. Ibu tidak
g. Aktivitas Sehari-Hari
1) Nutrisi
c) Frekuensi : 3 kali/hari
2) Hidrasi
3) Istirahat
ingin BAK.
4) Eliminasi
h. Kegawatdaruratan
3) Donor darah
a) Ada
1) Status Pernikahan:
a) Menikah : Ya
2. Data Objektif
b. Kesadaran : Composmentis
Suhu :36,5°C
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
a. Sklera : putih
66
2) Payudara
Agak menegang
Putting menonjol
3) Abdomen:
b) Palpasi : TFU 35 cm
(bokong)
Leopold IV : sejajar
Perlimaan : 3/5
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
disiapkan segalanya.
e. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya pada ibu hamil Trimester III
tanggal (2-03-17)
Pengkaji : Devitasari
1. Data Subjektif
b. Aktivitas Sehari-Hari
1) Nutrisi
c) Frekuensi: 3 kali/hari
2) Hidrasi
3) Istirahat
69
ingin BAK.
4) Eliminasi
2. Data Objektif
Kesadaran : Composmentis
Suhu :36,8°C
b. Kepala
Sklera : putih
c. Payudara
Agak menegang
Putting menonjol
d. Abdomen
2) Palpasi
TFU : 35 cm
masuk PAP).
Leopold IV : sejajar
Perlimaan : 3/5
3. Analisa
71
intrauterin
4. Penatalaksanaan
Ev. Ibu bersedia untuk melakukan senam hamil pada minggu depan.
e. Mengevaluasi pada ibu tanda bahaya pada ibu hamil Trimester III
(9-03-17)
Kala I
Pengkaji : Devitasari
1. Data Subjektif
a. Keluhan Utama
ibu.
b. Aktivitas Sehari-Hari
1) Nutrisi
2) Hidrasi
3) Istirahat
4) Eliminasi
2. Data Objektif
Kesadaran : Composmentis
Suhu :36,5°C
b. Kepala
Sklera : putih
c. Abdomen:
2) Palpasi : TFU 35 cm
(bokong)
Leopold IV : sejajar
Perlimaan : 2/5
74
HIS : 3 x/10’/25”
Pembukaan : 4 cm
Ketuban : utuh
Presentasi : kepala
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
Ev. Memeriksa DJJ, his, nadi setiap 30 menit sekali, suhu 2 jam
PENGKAJIAN KALA I
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
Kesadaran : composmentis
Nadi : 79 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36,7 0C
b. Pemeriksaan Abdomen
His
Durasi : 3 x/10’/35”
Perlimaan : 2/5
c. Genitalia
1) Inspeksi
anus.
2) Pemeriksaan dalam
Pembukaan Serviks : 5 cm
Presentasi : kepala
Ketuban : utuh
3. Analisa
77
4. Penatalaksanaan
PENGKAJIAN KALA I
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
Kesadaran : composmentis
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 22 x/m
Suhu : 36,8 C
b. Pemeriksaan Abdomen
1) His
Perlimaan : 1/5
c. Genitalia
1) Inspeksi
2) Pemeriksaan dalam
Pembukaan Serviks : 7 cm
Presentasi : kepala
Ketuban : utuh
3. Analisa
79
4. Penatalaksanaan
PENGKAJIAIAN KALA II
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
Kesadaran : composmentis
80
a. Tanda-tanda vital
Nadi : 88 x/menit
b. Pemeriksaan Abdomen
1) His
Durasi : 4 x /10’/45”
Perlimaan : 0/5
c. Genitalia
1) Inspeksi
2) Pemeriksaan dalam
Pembukaan Serviks : 10 cm
Presentasi : kepala
Ketuban : utuh
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
81
c. Memakai APD
d. Memposisikan ibu
e. Melakukan amniotomi
ml
g. Memposisikan ibu
i. Memimpin persalinan
Ev. Kepala bayi lahir, tidak terjadi putaran paksi luar dan terdapat
turtle sign.
PENGKAJIAN KALA II
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
Kesadaran : composmentis
a. Genitalia
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
b. Melakukan episiotomi
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
Kesadaran : composmentis
Palpasi uterus :
b. Kontraksi : keras
c. TFU : sepusat
e. Nadi : 81 kali/menit
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
PENGKAJIAN KALA IV
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
Kesadaran : composmentis
85
2) Nadi : 81 x/menit
3) Suhu : 36.2°C
4) Respirasi : 20 x/menit
b. Abdomen:
3. Analisa
derajat II
4. Penatalaksanaan
1%.
kandung kemih dan tanda vital setiap 15 menit pada satu jam
1. Data Subjektif
yang dirasakan
a. Pola nutrisi
b. Pola eliminasi
d. Aktivitas
2. Data Objektif
Kesadaran : composmentis
N : 84 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36.6 0C
Pemeriksaan Fisik
infeksi,perdarahan ± 70 ml
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
88
BAK.
seperti duduk.
Ev. Ibu mencoba duduk dibantu oleh suami, dan tidak merasa
pusing
Ev.Ibu mengerti
Ev.Ibu mengerti
1. Data Subjektif
a. Identitas bayi
Nama : By.Ny. EM
Usia : 2 jam
BB : 3900 gram
PB : 46 cm
LK : 35 cm
LD : 35 cm
dokter
c. Pemenuhan Kebutuhan
2. Data Objektif
Kesadaran : composmentis
a. Tanda-tanda vital
Respirasi: 40 x/mnt
Suhu : 36,9 0C
b. Pemeriksaan Fisik
glabellar
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
b. Memandikan bayi
1. Data Subjektif
a. Keluhan utama
1) Pola nutrisi
2) Pola eliminasi
4) Aktivitas
5) Pola istirahat/tidur
6) Riwayat Psikososial
93
2. Data Objektif
Kesadaran : composmentis
N : 83 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36.7 0C
Pemeriksaan Fisik
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
Ev.Ibu mengerti
1. Data Subjektif
c. Keluhan
d. Riwayat Imunisasi
e. Pemenuhan Kebutuhan
apapun
perhari
3) Eliminasi : bayi BAB 2-3 kali sehari dan BAK 5-6 kali
sehari
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
b. Pemeriksaan Antropometri
BB : 3400 gram
PB : 46 cm
LK : 35 cm
LD : 36 cm
Respirasi : 40 x/mnt
Suhu : 36,7 0C
96
d. Pemeriksaan Fisik
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
pusat.
Ev.Ibu mengerti
1. Data Subjektif
terasa sakit
bulan
1) Pola nutrisi
2) Pola eliminasi
4) Aktivitas
5) Pola istirahat/tidur
d. Riwayat psikososial
kepercayaan bahwa setelah tali pusat bayi lahir ibu nifas tidak
2. Data Objektif
Kesadaran : composmentis
N : 78 x/mnt
99
R : 20 x/mnt
S : 36.8 0C
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
nifas
pada ibu nifas bahwa tidak ada pantangan makanan untuk ibu
nifas serta tidak ada hubungan antara makan telur dengan tali
pusat.
makannya.
1. Data Subjektif
a. Keluhan
b. Riwayat Imunisasi
c. Pemenuhan Kebutuhan
perhari.
3) Eliminasi : bayi BAB 2-3 kali sehari dan BAK 5-6 kali
sehari.
2. Data Objektif
Kesadaran : composmentis
PB : 46 cm
LK : 35 cm
LD : 36 cm
a. Tanda-tanda vital
102
2) Respirasi : 40 x/mnt
3) Suhu : 36,7 0C
b. Pemeriksaan Fisik
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
Ev.Ibu mengerti
1. Data Subjektif
1) Pola nutrisi
2) Pola eliminasi
4) Aktivitas
5) Pola istirahat/tidur
104
d. Riwayat psikososial
2. Data Objektif
Kesadaran : composmentis
N : 78 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36.8 0C
Pemeriksaan Fisik
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
nifas
makannya.
1. Data Subjektif
a. Keluhan
b. Riwayat Imunisasi
c. Pemenuhan Kebutuhan
3) Eliminasi : bayi BAB 2-3 kali sehari dan BAK 3-4 kali
sehari
107
2. Data Objektif
b. Kesadaran : composmentis
PB : 48 cm
LK : 35 cm
LD : 36 cm
g. Tanda-tanda vital
Respirasi : 40 x/mnt
Suhu : 36,7 0C
h. Pemeriksaan Fisik
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
kembung kembali.
benar.
kembungnya.
KB
1. Data Subjektif
1) Pola nutrisi
2) Pola eliminasi
4) Aktivitas
5) Pola istirahat/tidur
d. Riwayat psikososial
tidur siang
2. Data Objektif
b. Kesadaran : composmentis
N : 84 x/mnt
R : 19 x/mnt
S : 36.8 0C
d. Pemeriksaan Fisik
putih
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
makannya.
1. Data Subjektif
a. Keluhan
b. Riwayat Imunisasi
hari.
c. Pemenuhan Kebutuhan
sehari
2. Data Objektif
b. Kesadaran : composmentis
f. Antropometri
BB : 5300 gram
PB : 50 cm
LK : 35 cm
LD : 36 cm
Respirasi : 40 x/mnt
Suhu : 36,7 0C
h. Pemeriksaan Fisik
putting
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
mengurangi kembungnya.
C. Pembahasan
usia kehamilan 38 minggu hingga asuhan persalinan, nifas, bayi baru lahir.
1. Asuhan kehamilan
sekunder dari buku KIA tidak ada penyulit pada kehamilan Ny. E.
sebanyak 2 kali. Hal ini, diyakini ibu bertujuan agar posisi janin
tidak berubah.
ibu cukup jauh serta banyaknya jumlah pasien yang datang ke klinik
Selain itu, tidak semua ibu hamil mendapatkan obat – obatan seperti
Calc dan Fe dikarenakan jumlah ibu hamil yang datang tidak sesuai
dua kali saat trimester kedua, dan lima kali saat trimester ketiga. Hal
janin Ny. E cukup besar. Hal ini juga didukung dengan penghitungan
taksiran berat badan janin dengan hasil 3720 gram. Angka tersebut
mengenai taksiran berat janin tersebut. Selain itu, hal ini seharusnya
mengurangi ngemil pada malam hari. Hal ini dikarenakan pada saat
positif pada ibu hamil untuk melakukan gedog di Klinik karena lebih
dkk (2016) bahwa gedog (pemijatan perut) pada saat kehamilan tidak
banyak risiko bagi ibu dan janin. Hal ini dapat menyebabkan posisi
2. Asuhan Persalinan
pukul 15.00 WIB belum keluar air – air. Ny. E merasa mulesnya
119
semakin sering dan bertambah kuat, hal ini sangat meyakinkan Ny. E
dimulai dari pukul 22.00 WIB tanggal 8 Maret 2018 sampai pukul
setiap 30 menit sekali, meliputi pemeriksaan DJJ, His, dan Nadi ibu.
persalinan yang terjadi pada Ny. E tidak biasa, dan mengarah pada
Klinik, proses persalinan yang terjadi pada Ny. E tidak perlu adanya
kondisi ibu dan janin dalam keadaan baik serta di setiap pemeriksaan
penulis penyebab dari pemanjangan fase aktif pada Ny. E ini adalah
akibat dari janin yang cukup besar dan asupan nutrisi yang kurang
untuk berkontraksi.
seperti teh manis, atau air gula (Paryono, 2016). Teh manis atau pun
air gula mengandung glukosa yang mudah diserap oleh tubuh dalam
maupun minum.
penting daripada fase ini adalah kecepatan dilatasi serviks. Laju yang
Pemanjangan Kala I fase aktif ini salah satu penyebab oleh kurang
adekuatnya his yang dialami oleh ibu. His yang adekuat adalah his
sifatnya kuat, lama setiap his biasanya berdurasi 40-60 detik, tekanan
Uteri yang terjadi pada Ny. E adalah inersia uteri primer. Inersia
2009).
berjalan – jalan kecil pada saat proses persalinan lebih efektif jika
lain, yaitu dengan stimulasi puting. Namun hal ini tidak dilakukan
kondisi pada lama persalinan 14-24 jam. Sehingga masih ada batas
jam tidak dilakukan induksi, dengan syarat ibu dan janin dalam
bagi ibu dan janin. Secara fisiologis lamanya proses persalinan pada
Selama proes Kala II ini pemantauan DJJ setiap 5 menit sekali tetap
selama 20 menit tepatnya dari pukul 08.00 WIB sampai 08.20 WIB.
Bayi lahir langsung menangis dan dilakukan asuhan bayi baru lahir
Proses kala III dimulai pada pukul 08.20 WIB sampai dengan
pukul 08.25 WIB. Lamanya kala III pada Ny. E hanya berjalan 5
3. Masa Nifas
keadaan Ny. E dalam keadaan baik dan tidak ada penyulit. Pada saat
ini ibu masuk dalam keadaan fase taking in. Fase ini adalah fase
mobilisasi dini dan buang air kecil ke kamar mandi. Hal ini
yang lebih banyak atau tidak, memeriksa bayi untuk pertama kali,
(Astuti,dkk,2015).
mengeluh masih merasa sakit pada luka jahitan. Hal ini merupakan
keluhan yang wajar pada ibu postpartum 3 hari. Karena pada 3 hari
pada bagian dalam, namun pada bagian dekat simpul masih terlihat
yang tinggi protein agar luka jahitan ibu cepat kering. Selain itu ibu
agar kebutuhan tidur ibu terpenuhi, atau sesuaikan pola tidur ibu
nifas pada ibu dan keluarga. Pemeriksaan nifas 3 hari ini terfokus
(Astuti, 2015).
11,6 gr/dl. Kadar Hb 11,6 gr/dl ini masih dalam batas normal pada
menganut kepercayaan bahwa pada saat tali pusat bayi sudah lepas,
dikhawatirkan akan tali pusat bayi akan menjadi basah dan infeksi.
Setiap hari ibu makan dengan sayur tanpa ada protein hewani. Telur
daging tidak ada kaitannya dengan lepasnya tali pusat bayi. Penulis
bahwa ibu merasa pusing. Dari hasil pemeriksaan TTV ibu dalam
postpartum ini ibu mulai di pantang untuk tidur siang oleh keluarga
diperhatikan pada ibu nifas. Sering kali istirahat dianggap hal yang
proses involusi uteri, depresi pada masa nifas dan masih banyak lagi
dampak yang ditimbulkan. Oleh karna itu istirahat yang cukup pada
anak kembali dalam jangka waktu yang cukup jauh. Namun Ny. E
pantangan tidur siang pada ibu nifas. Selain itu dengan kendala
sedikit 4 kali kunjungan yang dilakukan untuk menilai status ibu dan
terlebih dahulu kepada Ny.E dan Ny. E pun bersedia. Hal ini
kanan.
ketika bayi berusia 3 hari. Ny. E mengatakan tidak ada keluhan pada
tali pusat dalam keadaan bersih dan kering. Penulis memberikan KIE
133
pada 48-72 jam pertama merupakan hal yang fisiologis. Hal ini
persentase penurunan berat badan bayi pada usia 3 hari ini yang
10%. Hal ini dapat terjadi akibat adanya asupan nutrisi tidak adekuat
dan usia bayi saat itu adalah 8 hari. Ny. E mengatakan tidak ada
berat badan bayi bertambah menjadi 4100 gram. Pada hari ke-25 ini,
pemeriksaan pada saat itu perut bayi dalam keadaan tidak kembung.
ditempatkan dekat dengan pintu. Selain itu posisi menyusui ibu yang
buang air besar pada pasien konstipasi, dan mengurangi rasa tidak
dekat dengan pintu. Ny. E mengatakan tidak ada lagi ruangan yang
tanda-tanda vital dalam keadaan baik, selain itu ibu dapat memahami
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
pada bayi Ny. E mengalami penurunan berat badan sebanyak 12% pada
hari ke-3.
usia 25 hari dan 42 hari penulis mengajarkan pijat bayi untuk mengurangi
efisien dan aman yang sesuai dengan rencana asuhan dan standar
6. Ada kesenjangan antara teori dengan praktik yang terjadi saat pemberian
dengan frekuensi 27 kali, sehingga tidak efektif dan efisien bagi klien.
Pada masa persalinan, inersia uteri yang terjadi pada Ny. E tidak dapat
pantangan tidur siang. Pada asuhan bayi baru lahir, bayi mengalami
B. SARAN
1. Penulis
pada klien. Selain itu, penulis harus berani menegakan teori yang benar
kepercayaan terhadap adat dan mitos setempat lebih kuat sehingga perlu
2. Institusi
3. Profesi
daerah ruang lingkup kerja agar dapat mengerti bahasa dan budaya
kepada klien dan keluarga. Selain itu bidan harus melakukan asuhan
ditetapkan.
139
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, H. (2017). Kehamilan Aterm Dengan Distosia Bahu. Medula. Vol. 4, No. 7.
November 2017.
Arifin, S. 2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Artikel
Ilmiah. Medan: Bagian Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Asrinah dkk, 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Astuti, S., dkk. (2015). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta : Erlangga
BKKBN. 2015. Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Tahun 2015-2019. Jakarta: BKKBN
Davidson, AP .(2011). Primary uterine inertia in four labrador bitches. Journal of The
American Animal Association. Vol. 47. No. 2.
Diana, S .(2017). Model Asuhan Kebidanan Continuity Of Care. Mojokerto : Kekata Group.
Ermiyati, dkk. (2017). Praktik Budaya Sunda Pada Ibu Post Partum Di Wilayah Kerja
Puskesmas Griya Antapani Tahun 2017. Jurnal Pantangan Perilaku Pada Ibu Post
Partum. Vol. 1, No.1. Juni 2017.
Febriyanti, S. (2016). Hubungan Dukungan Suami Dengan Perilaku Kesehatan Ibu Hamil
Dalam Mengkonsumsi Makanan Bergizi. Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Hill MG, Cohen WR. (2016). Shoulder dystocia: prediction and management. Womens
Health . Vol. 12, No.2 . Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26901875
[diakses tanggal 27 Mei 2018];
Ipa, M., dkk. (2016). Praktik Budaya Perawatan Dalam Kehamilan Persalinan Dan Nifas
Pada Etnik Baduy Dalam. Jurnal Unair. Edisi 1, No. 1. April 2016
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta Selatan
: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Llewellyn-Jones, & Derek. (2001). Dasar- dasar obstretri dan ginekologi (Ed. 6). Jakarta:
Hipokarates.
Manuaba, dkk. (2010). Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk
pendidikan bidan edisi 2. Jakarta: EGC.
Manuaba, dkk. (2012). Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk
pendidikan bidan edisi 2. Jakarta: EGC.
Manurung Sondang,AY dan Siti Saidah,N. (2012). Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang
Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan. Jurnal Keperawatan. Vol 4, No 1. 2012
Mochtar R. (2002). Sinopsis obstetric n:sinopsis fisiologi, obstetric patologi. Jakarta: EGC
141
Muslihatun, WafiNur. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
Paryono, S .(2016). Pengaruh Konsumsi Sari Kurma Pada Akhir Kehamilan Terhadap
Kemajuan Persalinan Kala I Dan Jumlah Perdarahan Saat Persalinan Pada Primipara
Di Wilayah Kerja Puskesmas Klaten Selatan. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan. Vol. 5.,
No 1. 2016
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
Poernomo, V. (2016). Hubungan Senam Hamil dengan Lama Kala II Persalinan Spontan
pada Primigravida. Surabaya : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Priyadi, S. (2006). Makna Simbolis Pantangan Pada Wanita Hamil Di Pedesaan Banyumas
Symbolic Meaning Of Taboos On Pregnant In The Villages Of Banyumas. Jurnal
Pembangunan Pedesaan . Vol. 6, No. 3, Des 2006
Purwaningsih, E.,dkk. (2016). Hubungan Konsumsi Makanan Protein Hewani Pada Ibu
Nifas Dengan Penyembuhan Luka Perineum Di Wilayah Kerja Puskesmas Klaten
Tengah Kabupaten Klaten. Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 7, No. 12, Juni 2016
Rahayu, IS., dkk. (2017). Faktor Budaya Dalam Perawatan Ibu Nifas. Jurnal Ilmu
Keperawatan. Vol. 5, No. 1. 2017
Rohani, dkk. (2011). Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika
Rosidi, KA. (2017). Gambaran Diet Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dalam Upaya
Pengendalian Kadar Gula Darah Di Wilayah Puskesmas Purwokerto Utara 2.
Purwokerto
Saifuddin AB. (2006). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta:EGC.
Saifuddin AB. (2009). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta:EGC.
142
Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Sandall, J., et al. (2016). Midwife-led continuity models of care compared with other models
of care for women during pregnancy, birth and early parenting. Tersedia di :
http://www.cochrane.org/CD004667/PREG_midwife-led-continuity-models-care-
compared-other-models-care-women-during-pregnancy-birth-and-early. Diakses pada
tanggal 24 Mei 2018.
Sandalls, J. (2016). The contribution of continuity of midwifery care to high quality maternity
care.Tersedia https://www.rcm.org.uk/sites/default/files/Continuity%20of%20midwife-
led%20care.pdf . Diakses pada tanggal 11 Februari 2018.
Sastrawinata, S., dkk .(2003). Obstetri Patologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Setianingrum, S.I.W. (2005). Hubungan Antara Kenaikan Berat Badan, Lingkar Lengan Atas
dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas
Ampel I Boyolali Tahun 2005. Universitas Negeri Semarang.
Sofian, Amru .(2012) Rustam mochtar synopsis obstretri: obstretri operatif, obstretri social.
Jakarta: EGC.
Suarsyaf dan Sumekar. (2015). Pengaruh Terapi Pijat terhadap Konstipasi. Majority. Vol. 4,
No. 9. Desember 2015.
Sulistyawati, Ari. (2009). Buku Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jogjakarta : CV. Andi
Offset.
Sulistyawati, Ari. (2009). Buku Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika
Sulistyawati, Ari. Dan Nugraheny, E. (2010). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta :
Salemba Medika.
Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta
: Fitramaya.
Susiloningtyas, I. dan Yanik.,P. (2012). Kajian Pengaruh Manajemen Aktif Kala Iii
Terhadap Pencegahan Perdarahan Postpartum.Jurnal Unisula. Vol. 50, No. 128.
Taufik, M., dkk. (2013). Tekanan Darah Ibu Hamil Primigavida Sebelum dan Sesudah
melakukan Olahraga Jalan Kaki Selama Sepuluh Menit. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 6,
No.1. 2014.
Wahyuni. (2017)
Wiknjosastro. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta.
Yohana, WS. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persalinan Lama.
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 1, No. 1.
LEMBAR OBSERVASI
:
DOKUMENTASI ASUHAN