KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Purwokerto
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Purwokerto
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan kasus yang saya tulis ini
adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
iii
iv
v
PRAKATA
vi
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan akan mendapatkan balasan
dari Allah SWT. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dalam pembuatan
laporan kasus ini. Besar harapan penulis semoga laporan kasus ini dapat
bermanfaat untuk kedepannya.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA ...................................................................................................... vi
B. Tujuan............................................................................................ 3
C. Manfaat.......................................................................................... 3
1. Definsi ................................................................................... 5
2. Etiologi ................................................................................... 5
3. Gejala Klinis........................................................................... 6
viii
6. Patofisiologi ........................................................................... 8
7. Pathway .................................................................................. 10
1. Definisi........................... ........................................................ 11
1. Pengkajian............................................................................... 13
2. Diagnosa Keperawatan........................................................... 14
3. Intervensi................................................................................ 15
4. Implementasi........................................................................... 17
5. Evaluasi................................................................................... 18
B. Sampel ....................................................................................... 20
C. Lokasi.......................................................................................... 20
E. Analisis ....................................................................................... 21
ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 22
A. Hasil ............................................................................................ 22
5. Pelaksanaan .......................................................................... 31
6. Evaluasi ................................................................................ 33
B. Pembahasan ................................................................................ 34
1. Pengkajian ............................................................................ 34
3. Perencanaan .......................................................................... 37
4. Pelaksanaan .......................................................................... 39
5. Evaluasi ................................................................................ 41
A. Simpulan ...................................................................................... 43
B. Saran ............................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 NOC : Keamanan Lingkungan Rumah ................................................ 16
4.1 NOC : Keamanan Lingkungan Rumah ................................................ 28
4.2 NOC : Keamanan Lingkugan Rumah .................................................. 38
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Pathway Tuberculosis Paru .................................................................... 10
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Dokumentasi Proses Keperawatan
2. SAP Tuberculosis Paru
3. SAP Rumah Sehat
4. SAP Etika Batuk
5. SAP Batuk efektif dan cara pembuatan wadah khusus untuk membuang
dahak
6. Lembar Surat Ijin Penelitian
7. Lembar Bimbingan Penulisan Karya Tulis Ilmiah
8. Daftar Riwayat Hidup
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
2. Bagi Penulis
1. Definisi
2. Etiologi
5
6
fisik. Kuman tuberculosis juga tahan dalam keadaan kering dan dingin,
bersifat dorman dan aerob.
3. Gejala Klinis
6. Patofisiologi
7. Pathway
Mycobacterium Tuberculosis
Saluran Pernafasan
Penyebaran bakteri
Gangguan
Efektif Tidak efektif Pertukaran gas
1. Definisi
d. Sinar matahari
Sinar matahari dapat dimanfaatkan untuk pencegahan
penyakit tuberculosis paru, dengan mengusahakan masuknya sinar
matahari pagi ke dalam rumah.
e. Lantai rumah
Komponen yang harus dipenuhi rumah sehat memiliki lantai
kedap air dan tidak lembab. Jenis lantai tanah memiliki peran terhadap
proses kejadian tuberculosis paru, melalui kelembaban dalam ruangan.
f. Dinding
Dinding yang baik yaitu pasangan batu bata atau tembok
(permanen) yang tidak mudah terbakar dan kedap air sehingga mudah
dibersihkan.
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
1 Pencahayaan eksterior 2 5
2 Pencahayaan interior 2 5
4 Kebersihan hunian 3 5
Keterangan:
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Cukup adekuat
4. Sebagian besar adekuat
5. Sepenuhnya adekuat.
4. Implementasi
5. Evaluasi
A. Metode Penulisan
B. Sampel
C. Lokasi
20
21
E. Analisis
22
23
2. Pengkajian (Assement).
Pengkajian laporan kasus dilakukan secara langsung dengan
metode wawancara pada tanggal 1 Mei 2017 di rumah Ny.S. Pada saat
melakukan pengkajian sebelumnya perawat memperkenalkan diri,
membina hubungan saling percaya dengan keluarga Ny.S dan
melakukan kontrak waktu untuk rencana kegiatan selanjutnya. Dalam
pengkajian Keluarga Ny.S mengatakan belum mampu memelihara
lingkungan rumah yang sehat dan jarang membersihkan rumahnya
akibat sibuk bekerja dari pagi sampai sore hari. Hal tersebut ditunjukan
dengan jendela rumah tidak pernah dibuka setiap pagi hari, ventilasi
udara kurang baik, lantai teraba kasar karena jarang disapu, peralatan
makan antara penderita dengan anggota keluarga yang lain belum
terpisah serta masih terdapat kandang ayam di dalam dapur.
Riwayat dan tahapan keluarga Ny.S sebagai ibu rumah tangga,
kebutuhan sehari-hari keluarga dipenuhi oleh Ny.S sendiri dan
menantunya yaitu Tn.D. Penghasilan keluarga kurang lebih
Rp.1.250.000,- per bulan yang diperoleh dari hasil kerja Ny.S sebagai
buruh masak dan ditambahkan dengan penghasilan menantunya sebagai
montir di suatu bengkel. Menurut pengakuan keluarga, penghasilan
yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta dari
penghasilan tersebut masih cukup untuk menabung. Seluruh kebutuhan
rumah tangga ditanggung bersama-sama. Sebelumnya dalam keluarga
Ny.S ada yang mempunyai riwayat penyakit yaitu bapak kandung Ny.S
yang sakit Tuberculosis paru dan ibu kandung Ny.S yang telah
meninggal akibat riwayat penyakit jantung. Tahapan perkembangan
keluarga saat ini yaitu keluarga dengan anak usia dewasa. Tugas
perkembangan keluarga Ny.S yang belum terpenuhi yaitu membantu
orang tua memasuki periode masa tua karena seharusnya Ny.S sudah
24
udara kurang baik, lantai teraba kasar karena jarang disapu, peralatan
makan antara penderita dengan anggota keluarga yang lain belum
terpisah serta masih terdapat kandang ayam di dalam dapur. Tugas
kelima, menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan yaitu keluarga
Ny.S sudah mengetahui keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas
kesehatan, misalnya setiap ada anggota keluarga yang sakit setelah
minum obat di warung tidak kunjung sembuh lalu di panggilkan mantri
atau pelayanan kesehatan terdekat. Keluarga Ny.S sudah dapat
memanfaatkannya, hal tersebut ditandai dengan Ny.S selalu rutin
kontrol kesahatannya ke BP4 untuk menjalani pengobatan 6 bulan
penyakit Tuberculosis Paru.
Stres dan koping keluarga yang saat ini dirasakan adalah Ny.S
memikirkan kesehatan dirinya yang menderita tuberculosis paru serta
memikirkan untuk membuka usaha kecil-kecilan di rumah sendiri
karena merasa dirinya sudah tidak sanggup bekerja dari pagi sampai
sore seperti sekarang ini.
Hasil pemeriksaan fisik pada Ny.S yang dilakukan dengan
pemeriksaan head to toe dan tanda - tanda vital diantaranya keadaan
umum baik, kesadaran composmenthis (E4V5M6), tekanan darah
120/70 mmHg, nadi 85 kali/menit, respirasi 25 kali/menit, Suhu 36,7
0
C, berat badan tidak mengalami penurunan yaitu masih tetap 60 kg,
tinggi badan 152 cm. Harapan keluarga dengan datangnya petugas
kesehatan yaitu dapat menambah wawasan dan informasi tentang
penyakit Tuberculosis Paru yang dialami Ny.S. Keluarga juga berharap
Ny.S bisa cepat sembuh dari penyakitnya.
4. Perencanaan (Plan)
Perencanaan keperawatan untuk diagnosa hambatan
pemeliharaan rumah pada Ny.S dengan menggunakan lima tugas
kesehatan keluarga yang dipadukan dengan NOC dari diagnosa tersebut
: Keamanan lingkungan rumah dan NIC yaitu : Manajemen lingkungan,
direncanakan 6 kali kunjungan mulai tanggal 1 Mei 2017 – 6 Mei 2017,
perencanaan tersebut meliputi :
a. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 kali kunjungan
diharapkan lingkungan rumah menjadi bersih, sehat dan aman.
Tabel 4. 1 : NOC: Keamanan Lingkungan Rumah
N Indikator Skala
o
Awal Tujuan
1 Pencahayaan eksterior 2 5
2 Pencahayaan interior 2 5
4 Kebersihan hunian 3 5
29
Keterangan:
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Cukup adekuat
4. Sebagian besar adekuat
5. Sepenuhnya adekuat.
b. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 x 30 menit setiap
kali kunjungan, diharapkan :
1) Keluarga dan Ny.S mampu mengenal dan mengerti tentang
masalah hambatan pemeliharaan rumah.
Untuk kriteria evaluasinya adalah berespon verbal, dengan
standar evaluasi : keluarga mampu menjelaskan pengertian,
penyebab serta tanda dan gejala hambatan pemeliharaan rumah.
Intervensi :
a) Kaji tingkat pengetahuan dan pemahaman pasien tentang
hambatan pemeliharaan rumah.
b) Berikan informasi tentang hambatan pemeliharaan rumah.
c) Berikan waktu bagi pasien untuk bertanya
2) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat
Untuk kriteria evaluasinya adalah berespon afektif, dengan
standar evaluasi : Keluarga dapat mengambil keputusan dengan
melakukan cara-cara pemeliharaan rumah
Intervensi :
a) Informasikan kepada pasien tentang cara-cara pemeliharaan
rumah.
b) Bantu pasien dan keluarga mengidentifikasi keuntungan dari
cara-cara pemeliharaan rumah.
30
Intervensi :
a) Informasikan mengenai jenis-jenis pelayanan kesehatan yang
ada.
b) Bantu pasien dan keluarga memilih jenis pelayanan
kesehatan yang tepat.
c) Motivasi pasien untuk rutin menjalankan pengobatan
penyakit tuberculosis di pelayanan kesehatan seperti
puskesmas, rumah sakit atau BP4.
5. Pelaksanaan.
Pelaksanaan keperawatan dalam Asuhan keperawatan hambatan
pemeliharaan rumah pada keluarga Ny.S dilakukan mulai kunjungan
pertama, hari senin, 1 Mei 2017 pukul 10.00 WIB dengan
memperkenalkan diri, menciptakan hubungan saling percaya,
melakukan kontrak waktu, mengecek tekanan darah, mengkaji tingkat
pengetahuan dan pemahaman pasien tentang hambatan pemeliharaan
rumah, menginformasikan pasien tentang hambatan pemeliharaan
rumah, mengkaji pemahaman klien tentang penyakit tuberculosis paru,
memberikan waktu kepada pasien untuk bertanya dan memberikan
reinforcement positif atas antusiasme pasien dan keluarga saat diberi
penjelasan.
Kunjungan kedua, hari selasa, 2 Mei 2017 pukul 07.00 WIB
dengan menciptakan hubungan saling percaya, melakukan kontrak
waktu, melanjutkan intervensi yang sebelumnya yaitu memberikan
edukasi kesehatan tentang penyakit tuberculosis paru dengan metode
ceramah dan media leaflet , menganjurkan keluarga untuk memisahkan
kamar tidur antara penderita dengan anggota keluarga yang lain,
memberikan reinforcement positif atas jawaban keluarga pasien,
menjelaskan jenis-jenis pelayanan kesehatan serta memotivasi pasien
untuk rutin menjalankan pegobatan tuberculosis paru di tempat
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit atau BP4.
32
efektif dan etika batuk dan memberikan reinforcement positif atas sikap
kooperatif pasien, memotivasi pasien untuk rutin menjalankan
pegobatan tuberculosis paru di tempat pelayanan kesehatan seperti
puskesmas, rumah sakit atau BP4.
6. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan pada akhir tindakan keperawatan yaitu
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 kali kunjungan
dengan subjektif : Pasien mengatakan sudah bisa memodifikasi
lingkungan yaitu sudah membuka jendela setiap pagi hari, sudah
memisahkan peralatan makan dan minum antara penderita dengan
anggota keluarga yang lain, rumah juga tampak sudah bersih, sudah
mengeluarkan kandang ayam yang ada di dapur. Objektif : Jendela
rumah tampak terbuka pada pagi hari ketika kunjungan rumah,
peralatan makan dan minum tampak sudah terpisah dengan anggota
keluarga yang lain, kandang ayam tampak sudah di samping rumah,
rumah pasien tampak bersih dan tidak berantakan seperti sebelumnya.
Analisis : masalah keperawatan hambatan pemeliharaan rumah teratasi
sebagian dengan pembuktian dari indikator pencahayaan eksterior yang
skala awal 2 ( sedikit adekuat ) dengan skala tujuan 5 (sepenuhnya
adekuat) dan skala akhir 4 ( sebagian besar adekuat ), pencahayaan
interior yang skala awal 2 ( sedikit adekuat ) dengan skala tujuan 5
( sepenuhnya adekuat ) dan skala akhir 4 ( sebagian besar adekuat ),
ketersediaan air bersih yang skala awal 4 ( sebagian besar adekuat )
dengan skala tujuan 5 ( sepenuhnya adekuat ) dan skala akhir 5
( sepenuhnya adekuat ) dan indikator terakhir yaitu kebersihan hunian
yang skala awal 3 ( cukup adekuat ) dengan skala tujuan 5 ( sepenunya
adekuat ) dan skala akhir 4 ( sebagian besar adekuat ). Planning : untuk
intervensi keperawatan selanjutnya yaitu memotivasi pasien dan
keluarga untuk memodifikasi lingkungan.
34
B. Pembahasan
Penulis telah mengemukakan tentang hasil pelaksanaan asuhan
keperawatan. Selanjutnya asuhan keperawatan keluarga yang telah
dilaksanakan tersebut akan dibandingkan dengan konsep dasar teori yang
ada, sumber - sumber yang relevan atau dengan temuan - temuan
sebelumnya serta membahas mengenai kekuatan, kelemahan, serta
hambatan ataupun keterbatasan yang dihadapi pada saat pelaksanaan
kegiatan asuhan keperawatan keluarga.
Pembahasan masalah ini meliputi tahap pengkajian, perumusan
masalah melalaui tipologi masalah keperawatan keluarga, perumusan
diagnosa, menentukan prioritas masalah, perencanaan keperawatan,
implementasi atau pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan yang
sudah dilakukan pada Ny.S.
1. Pengkajian
Selama masa praorientasi, penulis melakukan pendekatan
dengan membina hubungan saling percaya dengan keluarga Ny.S
dengan cara berkenalan, menjelaskan maksud dan tujuan serta kontrak
waktu dengan keluarga. Hal ini dilakukan karena akan mempermudah
dalam melakukan pengkajian dan memperoleh kelengkapan data serta
mempermudah dalam melakukan tindakan keperawatan keluarga.
Penulis menilai dalam membina hubungan saling percaya dengan
keluarga sudah tercapai, dimana ada keterbukaan dan saling
menghormati antar keduanya. komunikasi berjalan bersamaan dengan
proses pengkajian dan tahap orientasi dengan keluarga.
Menurut Yohanes dan Yasinta (2013), pengkajian merupakan
proses pengumpulan informasi yang berkesinambungan, dianalisa, dan
diinterprestasikan serta diidentifikasi secara mendalam.
Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 1 Mei 2017. Pada
pengkajian, penulis tidak mengalami kesulitan karena seluruh anggota
keluarga Ny.S dapat bekerjasama dan memberikan informasi mengenai
masalah kesehatan dalam keluarga dengan jelas. Penulis melakukan
35
N Indikator Skala
o
Awal Tujuan
1 Pencahayaan eksterior 2 5
2 Pencahayaan interior 2 5
4 Kebersihan hunian 3 5
Keterangan:
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Cukup adekuat
4. Sebagian besar adekuat
5. Sepenuhnya adekuat
39
4. Pelaksanaan
Menurut Mubarak, dkk (2006), pelaksanaan merupakan salah
satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana perawat
mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga untuk
mengadakan perbaikan kearah perilaku hidup sehat.
Pelaksanaan tindakan keperawatan pada diagnosa hambatan
pemeliharaan rumah sesuai dengan intervensi yang sudah dibuat dan
sesuai dengan teori yang ada yaitu perawat membantu membangkitkan
minat keluarga Ny.S untuk berperilaku hidup sehat. Hal tersebut
dibuktikan dengan memberikan informasi kepada pasien tentang
rumah sehat dengan metode ceramah dan media leaflet, pada saat
diberikan penyuluhan kesehatan keluarga sangat kooperatif dan mau
bertanya seputar rumah sehat. Memotivasi pasien untuk menggunakan
masker ketika berkomunikasi dengan orang lain. Bersama keluarga
memisahkan peralatan makan dan minum antara penderita dengan
anggota keluarga lain yang bertujuan untuk meminimalkan risiko
penularan penyakit TB kepada anggota keluarga lain. Mengajarkan dan
mendemonstrasikan cara melakukan batuk efektif dan etika batuk.
Mengajarkan dan mendemonstrasikan cara pembuatan wadah khusus
untuk membuang dahak, pada saat melakukan demonstrasi ada salah
satu alat yang tertinggal yaitu cairan lysol sehingga diganti dengan
cairan bayclin.
Kelebihan penulis dalam melakukan pelaksanaan tindakan
yang telah direncanakan adalah penulis tidak hanya melakukan diskusi,
namun dalam tindakan diselingi dengan demonstrasi sehingga keluarga
tidak hanya memahami materi diskusi dan ceramah tetapi keluarga
terlihat antusias dan dapat terlibat langsung, dan keluarga dapat
melakukan perawatan secara mandiri pada anggota keluarga yang
sakit. Menurut penulis ada kelebihan tersendiri dari tindakan dengan
metode demonstrasi dibandingkan hanya memberikan penyuluhan
kesehatan, karena dengan metode demonstrasi pasien dan keluarga
40
5. Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk melihat kemampuan keluarga untuk
mencapai tujuan (Yohanes dan Yasinta, 2013). Evaluasi yang
dilakukan penulis dalam Asuhan Keperawatan ini terdiri dari dua jenis
evaluasi. Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan setiap
kunjungan setelah melakukan tindakan keperawatan, dan evaluasi
sumatif yaitu evaluasi keseluruhan yang dilakukan di kunjungan
terakhir setelah semua tindakan keperawatan sudah dilaksanakan
(Suprajitno, 2004).
Evaluasi hasil penilaian, didapatkan yaitu dari evaluasi formatif
setelah dilakukan tindakan keperawatan pada kunjungan pertama yaitu
pasien sudah paham tentang apa yang dijelaskan oleh perawat, pada
kunjungan kedua pasien dan keluarga mengatakan sudah paham
tentang apa yang dijelaskan serta mengatakan kamarnya sudah terpisah
dari anggota keluarga yang lain, pada kunjungan ketiga pasien dan
keluarga mengatakan akan melakukan apa yang dianjurkan perawat
dan pasien juga mau berlatih melakukan batuk efektif dan etika batuk.
Pada kunjungan keempat pasien mengatakan paham tentang apa yang
dijelaskan perawat serta akan membuat wadah khusus untuk
membuang dahak, pada kunjungan kelima pasien mengatakan selalu
membersihkan peralatan makan dan minum sebelum digunakan oleh
pasien serta sudah bisa melakukan batuk efektif dan etika batuk, pada
kunjungan keenam pasien mengatakan sudah bisa memodifikasi
lingkungan yaitu sudah membuka jendela setiap pagi hari, sudah
memisahkan peralatan makan antara penderita dengan yang lain serta
sudah mengeluarkan kandang ayam yang sebelumnya ada di dapur.
Pada evaluasi sumatif dari semua tindakan keperawatan yang
sudah dilaksanakan kepada keluarga Ny.S teratasi sebagian, hal
tersebut dibuktikan dengan pasien sudah bisa memodifikasi
lingkungan tampak jendela rumah tampak terbuka pada pagi hari
ketika kunjungan rumah, peralatan makan dan minum tampak sudah
42
A. Simpulan
43
44
kurang baik, lantai rumah teraba kasar di telapak kaki, peralatan makan
belum terpisah dengan penderita TB, terdapat kandang ayam di dalam
dapur, baju-baju tampak berantakan di depan ruang TV.
3. Perencanaan yang dilakukan sesuai dengan NOC : keamanan
lingkungan rumah dan NIC : manajemen lingkungan, yang mengacu
lima tugas keperawatan keluarga, sehingga diharapkan lingkungan
rumah pasien menjadi bersih, sehat dan aman, dengan intervensi
berikan informasi tentang hambatan pemeliharaan rumah, berikan
informasi kepada pasien tentang bagaimana membuat rumah menjadi
aman, bersih dan sehat, ajarkan dan demonstrasikan cara pembuatan
wadah khusus untuk membuang dahak, anjurkan untuk memberikan
kamar terpisah antara penderita dengan anggota keluarga yang lain,
anjurkan keluarga untuk memisahkan peralatan makan dan minum
antara penderita dengan anggota keluarga yang lain.
4. Implementasi yang dilakukan berdasarkan pada rencana tindakan yang
sudah dibuat yaitu memberikan informasi tentang hambatan
pemeliharaan rumah, memberikan informasi kepada pasien tentang
rumah sehat, menganjurkan untuk memberikan kamar terpisah antara
penderita dengan anggota keluarga yang lain, bersama keluarga untuk
memisahkan peralatan makan dan minum antara penderita dengan
anggota keluarga yang lain, mengajarkan dan mendemonstrasikan cara
pembuatan wadah khusus untuk membuang dahak. Dalam
pelaksanaannya, penulis tidak hanya melibatkan pasien itu sendiri tetapi
dengan mengikutsertakan anggota keluarga yang lain walaupun tidak
disetiap pelaksanaan asuhan keperawatan anggota keluarga dapat
mengikuti.
5. Evaluasi dilakukan berupa evaluasi formatif dan sumatif. Hasilnya
secara keseluruhan, masalah keperawatan hambatan pemeliharaan
rumah teratasi sebagian dengan kriteria pencahayaan eksterior sebagian
besar adekuat karena jendela rumah sudah dibuka setiap pagi hari,
45
B. Saran.
Dari kesimpulan diatas penulis memberikan beberapa rekomendasi
untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan keluarga terutama pada
pasien dengan hambatan pemeliharaan rumah pada penyakit tuberculosis
paru yaitu penulis menyarankan kepada pasien, keluarga dan masyarakat
untuk lebih menjaga perilaku hidup bersih dan sehat serta melakukan
pengelolaan lingkungan rumah supaya penyakit TB yang diderita tidak
menular kepada orang lain akibat kurangnya pemeliharaan rumah dan
lingkungan yang tidak sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Adystiani, R.Y. (22 Desember 2014). Ini Dia 10 Penyebab Kematian Tertinggi di
Desember 2016).
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Fisik Rumah dan Kejadian Tuberculosis Paru dengan Basil Tahan Asam
Herlana, Nova. (2014). Studi Kejadian TB BTA Positif Ditinjau dari Aspek
Surakarta
Mubarak, Wahit Iqbal., Santoso, Bambang A., Rozikin, Khoirul., & Patonah, Siti.
Yogyakarta: Mediaction
CV.Mocomedia
Price, A.S & Wilson, M.L. (2006). Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6.
Jakarta: EGC
Wijaya, Andra Saferi & Putri, Yessie Mariza. (2013). Keperawata Medikal Bedah
Yohanes & Yasinta. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Praktik.
Yogyakarta : Nuha Medika.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HAMBATAN
PEMELIHARAAN RUMAH PADA PENDERITA
TUBERCULOSIS PARUDI KELURAHAN
MERSI RT 01 RW 05 KABUPATEN
BANYUMAS
DISUSUN OLEH :
P1337420214039
2017
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HAMBATAN
PEMELIHARAAN RUMAH PADA PENDERITA
TUBERCULOSIS PARUDI KELURAHAN
MERSI RT 01 RW 05 KABUPATEN
BANYUMAS
I. PENGKAJIAN KELUARGA.
Pengkajian dilakukan pada hari Senin, 1 Mei 2017, pada pukul 10.00 WIB.
Dari hasil pengkajian didapatkan data sebagai berikut:
A. DATA UMUM.
1. Kepala Keluarga.
a. Nama KK : Ny. S
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Umur : : 46 Tahun
d. Agama : : Islam
e. Pendidikan : : SMP
f. Pekerjaan : : Buruh Masak
g. Alamat : : Kelurahan Mersi RT 01 RW 05
2. Komposisi Keluarga
Hubungan
Jenis Status
No Nama Umur dengan Pendidikan Pekerjaan
Kelamin Kesehatan
KK
1. Tn.D 23 th L Menantu SMP Montir Sehat
Keterangan
:Laki laki meninggal
:Perempuan meninggal
: Perempuan hidup
: Pasien
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
4. Tipe Keluarga
Jenis tipe pada keluarga Ny. S merupakan jenis tipe keluarga besar,
dimana dalam keluarga tersebut terdapat nenek, anak, menantu dan
cucu.
5. Suku
Keluarga Ny.S termasuk dalam suku Jawa dan kewarganegaraan
Indonesia.
6. Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ibadah
sesuai dengan ajaran agama Islam. Dalam keluarga Ny. S tidak ada
keyakinan yang bertentangan dengan kesehatan.
7. Status Sosial Ekonomi
Kebutuhan sehari - hari keluarga dipenuhi oleh Ny.S bersama
menantunya yaitu Tn.D. Penghasilan Ny.S sendiri kurang lebih
Rp 750.000, per bulan. Jika ditambahkan dengan penghasilan
menantunya yang bekerja sebagai montir kurang lebih menjadi
Rp 1.250.000, per bulan. Menurut pengakuan keluarga, penghasilan
yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta dari
penghasilan tersebut masih cukup untuk menabung. Seluruh kebutuhan
rumah tangga ditanggung bersama-sama.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan rekreasi keluarga yang biasa dilakukan adalah berkunjung ke
tempat saudara ketika ada waktu luang. Sedangkan untuk hari-hari
biasanya hanya menonton TV sebagai hiburan ataupun bermain
bersama cucu yang tinggal serumah dengannya.
C. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Luas rumah yang ditempati 9x8 m2, kepemilikan rumah pribadi, terdiri
dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur, 1 kamar
mandi dan wc, 1 sumur yang berada di samping rumah. Tipe bangunan
rumah adalah semi permanen. Keadaan lantai terbuat dari semen atau
biasa disebut lantai plestur. Dinding rumah pasien masih terbuat dari
kayu dan anyaman bambu. Penerangan menggunakan listrik pada
malam hari, pada siang hari lampu di matikan. Pencahayaan dari sinar
matahari tidak masuk karena jendela dan pintu tidak pernah dibuka saat
pagi hari. Ventilasi ada tetapi tidak memenuhi sehingga tidak ada
sirkulasi udara, jumlah jendela ada 6 buah dengan ukuran kurang lebih
0,5m x 1,5m. Sumber air untuk minum, mandi maupun mencuci yang
digunakan berasal dari sumur gali yang terletak di samping rumah.
Kamar mandi gabung dengan WC, kondisi sedikit kotor dan tidak licin
serta septic tank berada di depan rumah dengan jarak kurang lebih
hanya 2 meter. Kebiasaan memasak menggunakan kompor gas.
Peralatan yang digunakan untuk makan antara Ny.S dengan anggota
keluarga yang lain belum terpisah. Di dapur masih terdapat kandang
ayam. Keluarga Ny. S membuang sampah di samping rumah, tepatnya
di lubang pembuangan sampah kemudian dibakar.
Denah Rumah :
8
U
1 2 7
6
R.
Tamu 3 4 5
Keterangan :
1. Kamar tidur 5. Tempat barang bekas
2. Kamar tidur 6. Kandang ayam
3. Kamar tidur 7. Dapur
4. Ruang TV 8. Kamar mandi dan WC
= Sumur
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
Ny. S mengatakan bahwa komunikasi pada keluarga menekankan
keterbukaan dan jujur. Setiap anggota keluarga bebas menyampaikan
keluhan atau tanggapan. Bila ada masalah dalam keluarga, Ny. S
mendiskusikan dengan anak dan menantunya. Saat berkunjung keluarga
sedang berbincang-bincang dan tampak keakraban dalam keluarga
tersebut.
2. Struktur Peran (Formal dan Informal)
a. Formal
Saat ini Ny. S menjadi kepala rumah tangga dan sebagai ibu dari
anak-anaknya. Hal tersebut disebabkan karena suami Ny.S sudah
meninggal kurang lebih 2 tahun yang lalu.
b. Informal
Ny. S sebagai pencari nafkah bersama menantunya yaitu Tn.D.
Seluruh kebutuhan rumah tangga ditanggung bersama-sama.
3. Nilai/ Norma Keluarga
Nilai dan budaya yang dianut keluarga adalah saling menghormati antar
anggota keluarga yang satu dengan lain. Nilai yang dianut yang ada di
keluarga merupakan gambaran nilai-nilai agama Islam. Mengharapkan
keluarganya taat dalam menjalankan agama. Keluarga meyakini hal-hal
yang diperbolehkan dan dilarang agama.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Ny. S mengatakan tetap mendidik anak dan cucunya bagaimana
berperilaku yang baik dalam keluarga dan masyarakat. Hubungan
antara anggota keluarga saling terbuka dan mendukung satu sama lain.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Ny. S selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku yang
baik dan sesuai dengan agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-
hari. Setiap anggota keluarga juga berhubungan baik dengan
masyarakat sekitar. Ny.S juga aktif mengikuti kegiatan di masyarakat.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
Keluarga Ny.S kurang memperhatikan kesehatan anggota
keluarganya. Keluarga kurang dapat mengenali jika ada anggota
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Terbukti bahwa
keluarga Ny.S belum mengetahui mengeni pengertian, penyebab,
tanda dan gejala dari penyakit tuberculosis paru.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat
Ny.S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya
untuk penanganan awal keluarga membeli obat di warung dan
apabila tidak kunjung sembuh, keluarga akan langsung menelfon
mantri untuk datang dan mengupayakan untuk beristirahat supaya
sakitnya cepat sembuh. Untuk mengatasi keluhan yang dirasakan
oleh Ny.S, keluarga langsung membawa ke Balai Pengobatan
Penyakit Paru-Paru (BP4). Sekarang Ny.S tengah menjalani
pengobatan 6 bulan penyakit TB.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Keluarga Ny.S mengatakan bahwa kurang mengetahui bagaimana
cara merawat Ny.S yang tengah sakit tuberculosis paru. Hal tersebut
ditunjukan dengan Ny.S tidak mengenakan masker ketika
berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain serta Ny.S tidak
membuang dahaknya ke tempat khusus tetapi masih di sembarang
tempat.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
sehat.
Keluarga Ny.S mengatakan belum mampu memelihara lingkungan
rumah yang sehat, hal tersebut ditunjukan dengan jendela rumah
tidak pernah dibuka setiap pagi hari, ventilasi udara kurang baik,
lantai teraba kasar karena jarang disapu, peralatan makan antara
penderita dengan anggota keluarga yang lain belum terpisah serta
masih terdapat kandang ayam di dalam dapur serta baju-baju masih
tampak berantakan di depan TV.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan
kesehatan di masyarakat.
Keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan dan memahami
keuntungan yang dapat di peroleh dari fasilitas kesehatan tersebut,
misalnya setiap ada anggota keluarga yang sakit setelah minum obat
di warung tidak kunjung sembuh lalu di panggilkan mantri atau
pelayanan kesehatan terdekat. Keluarga Ny.S sudah dapat
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, ditandai dengan Ny.S
selalu rutin kontrol kesahatannya ke BP4 untuk menjalani
pengobatan 6 bulan penyakit Tuberculosis Paru.
4. Fungsi reproduksi
Ny. S mengatakan mempunyai 2 anak. Anak pertama sudah menikah dan
sekarang tinggal bersama Ny.S. Anaknya yang kedua belum menikah
dan sekarang sedang bekerja di luar kota. Ny. S sekarang sudah
mengalami menopause. Sekarang Ny.S memiliki seorang cucu laki-laki.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan.
Keluarga mempunyai rumah sendiri. Kebutuhan sehari - hari keluarga
dipenuhi oleh Ny.S bersama anak dan menantunya yaitu Ny.Y dan
Tn.D. Penghasilan keluarga kurang lebih Rp. 750.000,- per bulan yang
diperoleh dari hasil kerja Ny.S sebagai buruh masak, menantunya
sebagaimontir disuatu bengkel. Menurut pengakuan keluarga,
penghasilan yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
serta dari penghasilan tersebut masih cukup untuk menabung. Seluruh
kebutuhan rumah tangga ditanggung bersama-sama.
G. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaa
Ny. S Tn. D Ny. Y An. R
n Fisik
Tekanan 120/70 110/80 130/70 -
darah mmHg mmHg mmHg
Nadi 85 x/menit 79 x/menit 88 x/menit 112
x/menit
Respirasi 25 x/menit 20 x/menit 22 x/menit 20
x/menit
BB 60 Kg 57 Kg 48 Kg 7 Kg
TB 152 cm 158 cm 162 cm 75 cm
0 0 0
Suhu 36,7 C 36,5 C 36,5 C 36,60C
Rambut Hitam, Hitam, Hitam, Hitam,
panjang, pendek, panjang, pendek,
lurus, bersih, lurus, bersih,
bersih, lurus, tidak bersih, lurus,
tidak ada ada tidak ada tidak ada
ketombe ketombe. ketombe ketombe
.
Mata Sklera Sklera Sklera Sklera
tidak tidak tidak tidak
ikterik, ikterik, ikterik, ikterik,
konjungtiva konjungtiv konjungtiva konjung
tidak a tidak tidak tiva
anemis, anemis, anemis, tidak
fungsi fungsi fungsi anemis,
penglihatan penglihata penglihatan fungsi
baik n baik baik pengliha
tan baik
Hidung Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pembesaran pembesara pembesaran pembesa
polip, n polip, polip, ran
penciuman penciuman penciuman polip,
masih masih masih penciu
berfungsi berfungsi berfungsi man
dengan dengan dengan masih
baik baik baik berfungs
i dengan
baik
1. Ds : Hambatan Ketidakmampua
- Keluarga Ny.S mengatakan belum Pemeliharaa n keluarga
mampu memelihara lingkungan n Rumah memodifikasi
rumah yang sehat. lingkungan
- Ny.S mengatakan jarang rumah yang
membersihkan rumahnya akibat sehat
sibuk bekerja dari pagi sampai
sore hari.
DO :
- Saat kunjungan tampak jendela
tertutup semua, ventilasi juga
kurang baik, lantai rumah teraba
kasar di telapak kaki, peralatan
makan belum terpisah dengan
penderita TB, terdapat kandang
ayam di dalam dapur, baju-baju
tampak berantakan di depan ruang
TV.
2. DS : Defisiensi Ketidakmampu
- Keluarga Ny.S kurang dapat pengetahuan an keluarga
mengenali jika ada anggota mengenal
keluarga yang mengalami masalah
gangguan kesehatan. kesehatan
- Keluarga Ny. S mengatakan
belum mengetahui mengenai
pengertian, penyebab, tanda dan
gejala dari penyakit tuberculosis
paru
DO :
- Ny.S tidak bisa menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh
perawat terkait dengan pengertian,
penyebab serta tanda dan gejala
dari penyakit tuberculosis paru.
3. DS : Ketidakefek Ketidakmampu
- Ny.S mengatakan batuk berdahak tifan an keluarga
kurang lebih 3 minggu, sesak manjemen merawat
nafas dan keringat dingin pada kesehatan anggota
malam hari. keluarga yang
- Ny.S mengatakan tidak pernah sakit
mengenakan masker ketika
berkomunikasi dengan orang lain.
- Ny.S mengatakan tidak
membuang dahaknya ke tempat
khusus tetapi masih di sembarang
tempat.
DO :
- Ny.S tampak tidak mengenakan
masker pada saat dilakukan
pengkajian.
- Di rumah Ny.S tampak tidak ada
wadah khusus untuk membuang
dahak ketika batuk.
- Pasien terlihat batuk-batuk seperti
ada dahak yang susah dikeluarkan.
Rabu, 3 I, II - Bersama keluarga mengajarkan modifikasi S: Pasien dan keluarga mengatakan Endang
Mei lingkungan dengan cara menganjurkan untuk akan melakukan apa yang
2017 membuka jendela setiap pagi hari, menganjurkan dianjurkan perawat dan pasien
07.00 untuk memisahkan peralatan makan antara mau berlatih melakukan batu
WIB penderita dengan anggota keluarga yang lain, efektif dan etika batuk.
menganjurkan megeluarkan kandang ayam yang O: Pasien dan keluarga kooperatif
ada di dapur. saat berlatih cara melakukan
- Mengajarkan dan mendemostrasikan cara batuk efektif dan etika batuk.
melakukan batuk efektif. A: Masalah teratasi sebagian
- Mengajarkan dan mendemonstrasikan cara P: Lanjutkan intervensi
melakukan etika batuk - Berikan informasi tentang
- Memberikan reinforcement positif atas sikap yang bagaimana membuat rumah
kooperatif selama tindakan menjadi aman, bersih dan
sehat.
- Ajarkan pembuatan wadah
khusus untuk membuang
dahak.
- Anjurkan keluarga membuat
jadwal program latihan
batuk efektif
Jumat, 5 I, - Menganjurkan untuk membersihkan tempat dan S: Pasien mengatakan selalu Endang
Mei II,III peralatan yang digunakan untuk makan dan minum membersihkan peralatan makan
2017 sebelum digunakan oleh pasien. dan minum sebelum digunakan
11.00 - Mendukung pasien untuk melanjutkan program pasien serta sudah bisa
WIB latihan batuk efektif dan etika batuk. melakukan batuk efektif dan
- Memberikan reinforcement positif kepada pasien. etika batuk.
O: Pasien sudah bisa melakukan
batuk efektif dan etika batuk
ketika diminta perawat untuk
mempraktekan.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi pada
tanggal 3 Mei 2017 yaitu
Ajarkan modifikasi lingkungan
untuk meminimalkan risiko
penularan penyakit.
Sabtu, 6 I, - Melanjutkan intervensi keperawatan pada tanggal 3 S: Pasien mengatakan sudah bisa Endang
Mei II,III Mei 2017 yaitu mengajarkan modifikasi lingkungan memodifikasi lingkungan yaitu
2017 untuk meminimalkan risiko penularan penyakit sudah membuka jendela setiap
07.00 seperti menyarankan membuka jendela setiap pagi pagi hari, sudah memisahkan
WIB hari, menganjurkan keluarga memisahkan peralatan peralatan makan antara
makan antara penderita dengan anggota keluarga penderita dengan yang lain.
yang lain, menganjurkn untuk mengeluarkan O: Jendela rumah pasien tampak
kandang ayam yang ada di dalam dapur. terbuka pada pagi hari, alat
- Mendukung dan merencanakan ulang jadwal latihan makan sudah terpisah, kandang
batuk efektif dan etika batuk. ayam sudah dipindah keluar.
- Memberikan reinforcement positif atas sikap A: Masalah teratasi sebagian
kooperatif pasien. P: Pertahankan intervensi
keperawatan yang sudah
dilakukan dan motivasi keluarga
serta pasien untuk memelihara
lingkungan yang sehat.
VII. EVALUASI
Keterangan :
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak
3. Ketidakefektifan manajemen Sabtu, 6 Mei 2017 S: Pasien dan keluarga mengatakan sudah Endang
kesehatan menerapkan batuk efektif, etika batuk serta
menggunakan masker dalam kehidupan
sehari-hari untuk mengurangi penularan
penakit kepada anggota keluarga yang lain.
O: Pada kunjungan terakhir pasien sudah
mengenakan masker dan sudah bisa
melakukan saat diminta mempraktekan batuk
efektif dan etika batuk.
A: Masalah ketidakefektifan manajemen
kesehatan teratasi sebagian.
No Kriteria Skala
Awal Tujuan Akhir
1 Tahu manfaat 2 5 4
yang
diharapkan
dari aktivitas
yang
diharapkan
2 Berpartisipasi 3 5 5
dalam
aktivitas fisik
sehari-hari
yang
ditentukan
Keterangan :
1. Tidak pernah
2. Jarang
3. Kadang-kadang
4. Sering
5. Selalu
TUBERCULOSIS PARU
Disusun Oleh :
Nama : Septiana Endang Sulani
NIM : P1337420214039
TAHUN 2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TUBERCULOSIS PARU
10. Materi
Terlampir
11. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien dan keluarga Ny.S mengikuti penyuluhan.
b. Tempat, media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana.
2. Evaluasi Proses
a. Pasien dan keluarga Ny. S mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir.
b. Pasien dan keluarga Ny.S berperan aktif selama kegiatan
berlangsung.
3. Evaluasi hasil
a. Perwakilan keluarga mampu menjelaskan definisi penyakit
tuberculosis paru
b. Perwakilan keluarga mampu menyebutkan penyebab penyakit
tuberculosis paru
c. Perwakilan keluarga mampu menyebutkan sedikitnya 3 dari tanda
dan gejala hipertensi.
d. Perwakilan keluarga mampu menyebutkan sedikitnya 3 dari
penularan dan faktor risiko penyakit tuberculosis paru
e. Perwakilan keluarga mampu menyebutkan sedikitnya 3 dari
penatalaksanaan penyakit tuberculosis paru
DAFTAR PUSTAKA
Mediaction.
Wijaya, Andra Saferi & Putri, Yessie Mariza. (2013). Keperawata Medikal Bedah
TUBERCULOSIS PARU
A. Definisi
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), tuberculosis merupakan penyakit
infeksi menular, yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang
menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya.
B. Penyebab Tuberculosis Paru
Menurut Widoyono (2011), penyebab penyakit tuberculosis adalah bakteri
Mycobacterium Tuberculosis dan Mycobacterium Bovis. Kuman tersebut
mempunyai ukuran 0,5-4 mikron X 0,3-0,6 mikron dengan bentuk batang
tipis, lurus atau agak bengkok, bergranular atau tidak mempunyai selubung,
tetapi mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid (terutama asam
mikolat).
Tuberculosis
merupakan penyakit
infeksi menular,
yang disebabkan
oleh Mycobacterium
Tuberculosis yang
menyerang paru-
paru dan hampir se-
luruh organ tubuh
lainnya (Nurarif dan
Kusuma, 2015).
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
RUMAH SEHAT
Disusun Oleh :
Nama : Septiana Endang Sulani
NIM : P1337420214039
TAHUN 2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
RUMAH SEHAT
10. Materi
Terlampir
11. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien dan keluarga Ny.S mengikuti penyuluhan.
b. Tempat, media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana.
2. Evaluasi Proses
a. Pasien dan keluarga Ny. S berperan aktif serta mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir.
3. Evaluasi hasil
a. Perwakilan keluarga mampu menjelaskan definisi rumah sehat.
b. Perwakilan keluarga mampu menyebutkan syarat-syarat rumah
sehat
c. Perwakilan keluarga mampu menyebutkan cara membuat rumah
menjadi lebih sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Fahreza, E.U., Waluyo, H., & Novitasari, A. (2012). Hubungan antara Kualitas
Fisik Rumah dan Kejadian Tuberculosis Paru dengan Basil Tahan Asam
Positif di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang. Jurnal Kedokteran
Muhammadiyah, (online), Vol. 1 No. 1, Tahun 2012,
(http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/ BPK/ article/ view/77/66
diakses pada tanggal 19 Desember 2016).
RUMAH SEHAT
A. Definisi
Menurut Fatimah (2008), sehat adalah keadaan fisik, mental dan sosial
yang baik sempurna serta tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan.
Sehingga yang dimaksud rumah sehat adalah rumah yang mendukung
penghuninya untuk dapat hidup sehat.
ETIKA BATUK
Disusun Oleh :
Nama : Septiana Endang Sulani
NIM : P1337420214039
TAHUN 2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
ETIKA BATUK
b. Media
Leaflet
9. Kegiatan
No Tahap / Waktu Kegiatan Penyuluh Respon Peserta
1. Pendahuluan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
( 2 menit ) 2. Memperkenalkan diri 2. Peserta mengetahui nama
3. Menjelaskan maksud dan penyuluh
tujuan penyuluhan 3. Peserta memahami maksud
dan tujuan penyuluhan
2. Penyajian 1. Menjelaskan pengertian Peserta mendengarkan
( 15 menit ) etika batuk penjelasan penyuluh dengan
2. Menjelaskan tujuan etika seksama.
batuk
3. Menjelaskan alat-alat
yang diperlukan ketika
batuk.
4. Menjelaskan cara
melakukan etika batuk
yang baik dan benar
5. Mendemonstrasikan cara
melakukan etika batuk
yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Andra Saferi & Putri, Yessie Mariza. (2013). Keperawata Medikal Bedah
ETIKA BATUK
A. Definisi
Etika batuk merupakan tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara
menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju, jadi bakteri tidak
menyebar ke udara dan tidak menularkan keorang lain.
Disusun Oleh :
Nama : Septiana Endang Sulani
NIM : P1337420214039
TAHUN 2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
10. Materi
Terlampir
11. Evaluasi
1. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan kembali pengertian batuk
efektif
2. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan kembali tujuan batuk efektif
3. Pasien dapat menjelaskan kembali teknik batuk efektif
4. Pasien dapat mempraktekan atau mendemonstrasikan ulang cara
melakukan teknik batuk efektif
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Andra Saferi & Putri, Yessie Mariza. (2013). Keperawata Medikal Bedah
A. Definisi
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar dimana dapat
energi dapat dihemat sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan
dahak secara maksimal (Wijaya dan Putri, 2013)
B. Tujuan Batuk Efektif
1. Mengurangi nyeri luka operasi saat batuk
2. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
3. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laboratorium
4. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secret
5. Meningkatkan distribusi ventilasi.
6. Meningkatkan volume paru
7. Memfasilitasi pembersihan saluran napas
C. Teknik Batuk Efektif
a. Tarik nafas dengan cara menarik nafas melalui hidung kemudian
keluarkan lewat mulut ( lakukan teknik tersebut selama 3-4 kali ).
b. Pada tarikan nafas dalam yang terakhir, nafas ditahan selama 1-2 detik
c. Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukkan dengan kuat dan
spontan
d. Keluarkan dahak dengan bunyi “ha..ha..ha” atau “huf..huf..huf..”
e. Lakukan berulang kali sesuai kebutuhan.
D. Cara Pembuatan Wadah Khusus untuk Membuang Dahak.
1. Siapkan tempat pembuangan dahak: kaleng berisi cairan desinfektan yang
dicampur dengan air (air sabun / detergen, air bayclin, air lisol) atau pasir
2. Isi cairan sebanyak 1/3 kaleng
3. Buang dahak ke tempat tersebut
4. Bersihkan kaleng tiap 2 atau 3 kali sehari.
5. Buang isi kaleng bila berisi pasir : kubur dibawah tanah
6. Bila berisi air desinfektan : buang di lubang WC, siram.
7. Bersihkan kaleng dengan sabun
1.
Cara pembuatan wadah khusus
untuk membuang dahak
POLTEKKES KEMENKES
SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN
PURWOKERTO
Batuk efektif itu Tujuan batuk efektif
apa sihh? Teknik batuk efektif
Teknik batuk efektif
1. Mengurangi nyeri luka
operasi saat batuk 1. Tarik nafas dengan cara menarik
Batuk efektif meru- 2. Membebaskan jalan nafas nafas melalui hidung kemudian
pakan suatu metode dari akumulasi secret keluarkan lewat mulut ( lakukan
3. Mengeluarkan sputum untuk teknik tersebut selama 3-4 kali ).
batuk dengan benar
pemeriksaan diagnostik la- 2. Pada tarikan nafas dalam yang
dimana dapat energi terakhir, nafas ditahan selama 1-
boratorium
dapat dihemat sehing- 2 detik
4. Mengurangi sesak nafas aki-
ga tidak mudah lelah 3. Angkat bahu dan dada dilong-
bat akumulasi secret garkan serta batukkan dengan
dan dapat mengeluar- 5. Meningkatkan distribusi kuat dan spontan
kan dahak secara ventilasi. 4. Keluarkan dahak dengan bunyi
maksimal (Smeltzer, 6. Meningkatkan volume paru “ha..ha..ha” atau
2001). 7. Memfasilitasi pembersihan “huf..huf..huf..”
A. IDENTITAS
1. Nama lengkap : Septiana Endang Sulani
2. NIM : P1337420214039
3. Tanggal lahir : 26 September 1996
4. Tempat : Cilacap
5. Jenis kelamin : Perempuan
6. Alamat rumah : a. Kelurahan :Pasuruhan Rt 29 Rw 09
b. Kecamatan : Binangun
c. Kab/ kota : Cilacap
d. Provinsi : Jawa Tengah
7. Telepon : a. Rumah :-
b. HP : 085726457782
c. E-mail :septianaendangsulani@yahoo.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan SD di SDN 2 Pasuruhan lulus tahun 2008
2. Pendidikan SMP di SMPN 1 Binangun lulus tahun 2011
3. Pendidikan SMA di SMAN 1 Binangun lulus tahun 2014
C. RIWAYAT ORGANISASI
Anggota Organisasi Palang Merah Remaja (PMR) di SMPN 1 Binangun
pada tahun 2009-2011.
D. RIWAYAT PRESTASI
Juara III Cabang Olahraga Atletik Lompat Tinggi Tingkat Kabupaten
Cilacap.
SeptianaEndangSulani
NIM. P1337420214039