Anda di halaman 1dari 103

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS


DAN ISTIRAHAT PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI
RUANG RPD RSUD SUKADANA LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2020

Oleh:
KHOLIFATUL ANNISA PUTRI
NIM : 1714401090

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2020
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS


DAN ISTIRAHAT PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE
DIRUANG RPD RSUD SUKADANA LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2020

Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Keperawatan

Oleh:
Kholifatul Annisa Putri
NIM: 1714401090

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2020
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
Laporan Tugas Akhir, Tahun 2020

Kholifatul Annisa Putri

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN


AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT PADA PASIEN DENGAN CHF
DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD SUKADANA LAMPUNG TIMUR
71 Halaman + 6 tabel + 6 lampiran

ABSTRAK
Data menurut Riskesdas, 2018 pravelensi penyakit jantung di Indonesia
pada penduduk semua umur mencapai 1,5%. Di daeerah Lampung pravelensi
penyakit jantung mencapai 1.2%. Berdasarkan data rekapitulasi di Rumah Sakit
Sukadana Lampung Timur penyakit CHF menempati urutan ke-2 dari penyakit
terbanyak rawat inap dengan jumlah 334 jiwa pada tahun 2019.Tujuan penulisan
menggambarkan asuhan keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat
pada penyakit Congestive Heart Failure.Penulis menggunakan pendekatan asuhan
keperawatan yang berfokus pada satu subyek asuhan yang mengalami gangguan
kebutuhan aktivitas dan istirahat. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, wawancara, dan pemeriksaan fisik. Asuhan keperawatan menggunakan
proses yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Hasil
asuhan keperawatan pada subyek asuhan dapat memenuhi kriteria hasil yang
diharapkan, yaitu keluhan lelah menurun, dispnea saat aktivitas menurun, dispneu
setelah aktivitas menurun, kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penulis menyarankan kepada perawat untuk melakukan aktivitas secara bertahap
untuk mempercepat meningkatnya toleransi aktivitas pada pasien intoleransi
aktivitas.

Kata Kunci : Congestive Heart Failure


Bahan Bacaan : 16 (2002-2018)
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah,
serta inayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas
Dan Istirahat Pada Pasien CHF Di Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana
Lampung Timur” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan Program Studi Diploma III Keperawatan Tanjungkarang.

Dalam proses Laporan Tugas Akhir ini banyak mendapatkan bantuan dari
beberapa pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada bapak/ibu:
1. Warjidin Aliyanto, SKM., M. Kes. Selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang
2. Direktur RSUD Sukadana Lampung Timur dan Staff.
3. Gustop Amatiria, S.Kp., M. Kes. Selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
4. Ns. Musiana, S.Kep., M. Kes. Selaku Ketua Program Studi Diploma III
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan TanjungKarang sekaligus
sebagai Pembimbing Akademik yang selalu memberikan semangat kepada
penulis
5. El Rahmayati, S.Kp., M. Kes. Selaku Pembimbing I yang selalu
membimbing dengan sabar dan kritis serta menyediakan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk mengarahkan penulis dalam meyelesaikan laporan
tingkat akhir ini
6. Ns. Sunarsih, S.Kep., MM. Selaku Pembimbing II yang memberikan
bimbingan dan saran, menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk
mengarahkan penulis menyelesaikan laporan tugas akhir ini
7. Kepada Orang Tua saya, almarhumah mama, papa, kakak dan seluruh
keluarga besar saya yang selalu memberikan dukungan baik mental
maupun material
8. Kepada teman-teman angkatan 33 khususnya kelas regular II Program
Studi DIII Keperawatan Tanjungkarang sekaligus sahabat saya Nurliana,
Shinta, Devi, Fira, Muthia, Lisda, Ara, Riska yang telah menyemangati
saya dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini
9. Untuk Institusi Politeknik Kesehatan TanjunngKarang semoga tetap jaya

Di dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini tentu masih banyak


kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca semua

Bandar Lampung, April 2020

KHOLIFATUL ANNISA PUTRI


BIODATA PENULIS

Nama : Kholifatul Annisa Putri


NIM : 1714401090
Tempat & Tanggal Lahir : Metro, 23 Agustus 1999
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Mahasiswa : Mahasiswa
Alamat : Pringgondani, RT/RW: 001/001,
Desa/Kelurahan Pasar Sukadana, Kecamatan
Sukadana, Kabupaten Lampung Timur,
Provinsi Lampung

Riwayat Pendidikan

TK (2003-2005) : TK Aisyah Sukadana


SD (2005-2011) : SDN 02 Sukadana Pasar
SMP (2011-2014) : SMPN 01 Sukadana Pasar
SMA (2014-2017) : SMAN 01 Sukadana
D-III (2017-2020) : Politeknik Kesehatan Kemenkes
Tanjungkarang
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS


DAN ISTIRAHAT PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE
DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SUKADANA LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2020

Penulis

KHOLIFATUL ANNISA PUTRI/1714401090

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing Laporan Tugas Akhir


Program Studi Diploma III Keperawatan Tanjungkarang

Tim Pembimbing Tugas Akhir


Pembimbing Utama,

El Rahmayati, S.Kp., M. Kes.


NIP.197003042002122002

Pembimbing Pendamping

Ns. Sunarsih, S.Kep., MM.


NIP.196808271987112001
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN


ISTIRAHAT PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI RUANG
PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKADANA
LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2020

Penulis
KHOLIFATUL ANNISA PUTRI/1714401090

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing Laporan Tugas Akhir


Program Studi Diploma III Keperawatan Tanjungkarang

Tim Pembimbing Tugas Akhir


Penguji

Ririn Sri Handayani, M. Kep., Ns., Sp.Kep.MB


NIP. 197502141998032002

Pembimbing utama

El Rahmayati, S.Kp., M. Kes.


NIP.197003042002122002

Pembimbing Pendamping

Ns. Sunarsih, S.Kep., MM.


NIP.196808271987112001

Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Tanjungkarang
Poltekkes Tanjungkarang

Gustop Amatiria, S.Kp., M. Kes.


NIP. 197008071993031002
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Kholifatul Annisa Putri
Nim : 1714401090
Program Studi : DIII Keperawatan Tanjungkarang
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan tugas akhir
yang berjudul: ”Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Aktivitas Dan
Istirahat Pada Pasien Congestive Heart Failure Di Ruang Penyakit Dalam Rumah
Sakit Umum Daerah Sukadana Lampung Timur Tahun 2020”. Apabila suatu saat
nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang
telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan yang saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bandar Lampung, April 2020


Pembuat pernyataan

KHOLIFATUL ANNISA PUTRI


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR.............................................................. i


HALAMAN SAMPUL DALAM ......................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................... iv
BIODATA ............................................................................................. vi
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................ vii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. viii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ........................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL.................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 3
C. Tujuan Umum ................................................................ 3
1. Tujuan Umum ............................................................ 3
2. Tujuan Khusus ........................................................... 3
D. Manfaat ........................................................................... 3
1. Manfaat Teoristis ....................................................... 3
2. Manfaat Praktis .......................................................... 4
E. Ruang Lingkup ............................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ................................ 5
1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia .................... 5
2. Konsep Dasar Aktivitas Dan Istirahat ................ 6
B. Tinjauan Asuhan Keperawatan ....................................... 6
1. Pengkajian Keperawatan .................................... 6
2. Diagnosa Keperawatan........................................ 11
3. Intervensi ............................................................ 12
4. Implementasi ....................................................... 15
5. Evaluasi ............................................................... 16
C. Tinjauan Konsep Penyakit .............................................. 16

BAB III METODE


A. Fokus Asuhan............................................................. 18
B. Subyek Asuhan .......................................................... 18
C. Lokasi dan Waktu ...................................................... 18
D. Pengumpulan data ..................................................... 18
1. Alat Pengumpulan Data ................................ 18
2. Teknik Pengumpulan Data ............................ 19
3. Sumber Data .................................................. 20
E. Penyajian Data ........................................................... 21
F. Prinsip Etik ................................................................ 21
BAB VI HASIL ASUHAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Asuhan ............................................................. 23
1. Pengkajian ..................................................... 23
2. Diagnosis Keperawatan ................................. 32
3. Intervensi Keperawatan ................................. 33
4. Implementasi Keperawatan ........................... 37
5. Evaluasi Keperawatan ................................... 37
B. Pembahasan ............................................................... 47
1. Pengkajian....................................................... 47
2. Diagnosis Keperawatan .................................. 48
3. Intervensi Keperawatan .................................. 48
4. Implementasi Keperawatan ............................ 49
5. Evaluasi Keperawatan .................................... 50

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan................................................................... 53
1. Pengkajian ................................................... 53
2. Diagnosis Keperawatan ............................... 53
3. Rencana Keperawatan ................................. 53
4. Implementasi Keperawatan ......................... 53
5. Evaluasi Keperawatan ................................. 53
B. Saran ........................................................................ 54

Daftar Pustaka ...................................................................................... 55


Lampiran ............................................................................................... 57
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.Kekuatan otot dan gangguan koordinasi.................................... 11
Tabel 2.Intervensi gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat.............. 13
Tabel 3. Pengkajian keperawatan ........................................................... 23
Tabel 4. Analisis data subjektif dan objektif........................................... 30
Tabel 5. Intervensi keperawatan ............................................................. 33
Tabel 6. Implementasi dan evaluasi ...................................................... 37
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Standar oprasional Prosedur


Lampiran 2 Lembar Inform Consent
Lampiran 3 Surat keterangan telah melakukan asuhan
Lampiran 4 Instrument (Form pengkajian)
Lampiran 5 Surat pengantar dari direktur
Lampiran 6 Surat balasan dari tempat pengambilan pasien
Lampiran 7 Lembar konsultasi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan untuk bergerak dengan bebas, mudah, dan terarah dalam
lingkungan sangat penting untuk manusia guna memenuhi kebutuhan dasar
mereka. Banyak faktor yang mempengaruhi kesejajaran tubuh dan aktivitas.
Faktor tersebut meliputi tumbuh kembang, kesehatan fisik, kesehatan mental, nilai
dan sikap pribadi, dan program dan pembatasan pergerakan. (Kozier, 2011).
Aktivitas adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan, individu
harus beraktivitas dan bergerak untuk melindungi diri dari trauma dan untuk
memenuhi kebutuhan dasar mereka. (Kozier, 2010)
Kebanyakan orang menilai tingkat kesehatan seseorang berdasarkan
kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kemampuan beraktivitas
merupakan kebutuhan dasar yang mutlak diharapkan oleh manusia. Pergerakan
atau mekanika tubuh pada dasarnya adalah bagaimana menggunakan secara
efektif, terkooridnasi, dan aman sehingga menghasilkan gerakan yang baik dan
keseimbangan selama beraktivitas. (Kastia, 2016) .
Salah satu kebutuhan pasien adalah pemenuhan Activity Daily Leaving
(ADL)yaitu pemenuhan kebutuhan aktivitas perawatan pasien yang dilakukan
setiap hari. Istilah ADL mencakup seperti perawatan diri (berpakaian, makan,
minum, toileting, mandi berhias dan sebagainya) dan mobilitas (seperti berguling
ditempat tidur, bangun dan duduk, bergeser dari tempat tidur ke kursi atau dari
satu tempat ke tempat lain (Naskah Publikasi Banu, 2016). Kemampuan setiap
orang dalam memenuhi ADL dipengaruhi beberapa faktor. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya
adalah kondisi fisik. (Hidayat, 2012)
Kondisi fisik/klinisterkait yang terdapat dalam gangguan kebutuhan
aktivitas dan Istirahat menurut SDKI, (2016) adalah Stroke, Cedera medulla
spinalis, Trauma, Fraktur, Ostemalasia, Nyeri/kolik, Kondisi pasca operasi,
Kanker, Sleep apnea, Anemia, Gagal jantung kongestif, Penyakit jantung koroner,

1
2

Penyakit katup jantung, Aritmia, Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),


Gangguan metabolicdan Gangguan musculoskeletal.
Data menurut Riskesdas 2018 yaitu kumpulan datakasus penyakit yang
menyebab kebutuhan Aktivitas terganggu menyebutkan bahwa prevalensi (per
mil) Kanker berdasarkan Diagnosis Dokter Indonesia pada Penduduk Semua
Umur di Indonesia mencapai 1,79%, yang mana pada tahun 2013 pravelensi
kanker hanya 1,4%. . Di daerah Lampung prevalensi (per mil) Kanker mencapai
1,37%. Prevalensi Penyakit Jantung di Indonesia mencapai 1,5%. Di daerah
Lampung prevalensi Penyakit Jantung mencapai 1,2%. Prevalensi (per mil) Stroke
berdasarkan Diagnosis Dokter Indonesia pada Penduduk umur ≥15 tahun di
Indonesia naik dari 7% (Riskesdas 2013) mencapai 10,9%. Di Lampung
prevalensi Stroke mencapai 8.3% atau diperkirakan sekitar 22.171 jiwa. Proporsi
Cedera dalam 12 bulan terakhir yang mengakibatkan kegiatan sehari-hari
terganggu pravelensi di Indonesia mencapai 9,2%. Di Lampung pravelensi Cedera
mencapai 8,1% atau diperkirakan sekitar 32.148 jiwa.
Penyakit yang menyebabkan gangguan aktivitas dan istirahat yang masuk
kedalam data 10 penyakit terbanyak rawat inap di RS Sukadana Lampung Timur
selama tahun 2019 adalah CHF dengan jumlah 334 jiwa dengan urutan ke 2 dan
PPOK urutan ke 6 dengan jumlah 167 jiwa. Sedangkan data 10 penyakit
terbanyak rawat jalan di RS Sukadana Lampung Timur selama tahun 2019 adalah
PPOK urutan ke 2 dengan 985 jiwa dan CHF masuk ke urutan 3 dengan kasus 898
jiwa.
Berdasarkan uraian diatas yang mana tingginya angka penyakit yang
menyebabkan kebutuhan aktivitas dan istirahat terganggu maka penulis tertarik
untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana asuhan keperawatan dengan masalah
gangguan pemenuhan aktivitas dan istirahat yang dapat digunakan untuk menilai
kemampuan aktivitas Pasien tersebut dengan aktivitas yang dilakukan sesuai
dengan kemampuan Pasien.
3

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas dan
istirahat pada pasien di Ruang Penyakit DalamRSUD Sukadana Lampung Timur?

C. Tujuan
1. Tujuan Utama
Melaksanakan asuhan keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas dan
istirahat pada pasien di Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana
Lampung Timur
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan gangguan kebutuhan
aktivitas dan istirahat di Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana
Lampung Timur
b. Merumuskan diagnosa keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas
dan istirahat di Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana Lampung
Timur
c. Menyusun perencanaan keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas
dan istirahat di Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana Lampung
Timur
d. Melaksanakan tindakan keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas
dan istirahat di Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana Lampung
Timur
e. Melakukan evaluasi keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas dan
istirahat di Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana Lampung Timur

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Laporan Tugas Akhir ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan dalam memberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif
pada pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat dan
4

Laporan Tugas Akhir ini dapat dipakai untuk sebagai salah satu bahan
bacaan kepustakaan.
2. Manfaat Praktis
a.Bagi perawat
Laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pada pasien
gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat.
b. Bagi rumah sakit
Laporan tugas akhir ini dapat dijadikan contoh sebagai bahan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pada pasien
dengan gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat.
c. Bagi instansi akademik
Laporan tugas akhir ini data digunakan sebagai referensi bagi institusi
pendidikan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas dan
istirahat
d. Bagi Pasien
Laporan tugas akhir dapat menjadi acuan bagi pasien dan keluarga
untuk mengetahui tentang gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat
serta perawatan yang benaragar pasien mendapat perawatan yang
tepat.

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan tugas akhir berfokus pada asuhan keperawatan
dasar dalam pemenuhan kebutuhan gangguan aktivitas dan istirahat pada pasien di
Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana Lampung Timur. Asuhan keperawatan
yang dilakukan terhadap 1(satu) orang pasien dimulai dari pengkajian,
penegakkan diagnosa, menyusun rencana tindakan, implementasi dan evaluasi
secara komprehensif. Asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 26-28 Februari
2020 di Ruangan Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana Lampung Timur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar


1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan,
dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.
Walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap
orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang
terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit.
(Patricia A. Potter, 2005)
Hierarki kebutuhan Maslow merupakan teori interdisiplin yang
berguna untuk membuat prioritas asuhan keperawatan. Hierarki kebutuhan
dasar manusia termasuk lima tingkat prioritas.
a. Dasar paling bawah atau tingkat pertama, termasuk kebutuhan fisiologis,
seperti udara, air, dan makanan aktivitas dan istirahat.
b. Tingkat kedua yaitu kebutuhan keamanan dan perlindungan, termasuk
juga keamanan fisik dan psikologis.
c. Tingkat ketiga berisi kebutuhan akan cinta dan memiliki, termasuk di
dalamnya hubungan pertemanan, hubungan sosial, dan hubungan cinta.
d. Tingkat keempat yaitu kebutuhan akan penghargaan dan penghargaan
diri, termasuk juga kepercayaan diri, pendayagunaan, penghargaan, dan
nilai diri,
e. Tingkat terakhir merupakan kebutuhan untuk aktualisasi diri, keadaan
pencapaian potensi, dan mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan
masalah dan beradaptasi dengan kehidupan.

Hierarki Maslow berguna dalam menempatkan prioritas pasien.


Kebutuhan dasar fisiologis dan keamanan biasanya merupakan prioritas
pertama, terutama pada pasien dengan ketergantungan fisik berat. Akan
tetapi, Anda akan menghadapi situasi di mana pasien tidak memiliki
kebutuhan keamanan dan kedaruratan fisik. Selain itu, Anda akan

5
6

memberikan prioritas tertinggi pada kebutuhan fisiologi, sosiokultur,


perkembangan, atau spiritual Pasien. (Potter and Perry, buku 3 ed . 7)

2. Konsep Dasar Aktivitas dan Istirahat


Pergerakan adalah salah satu aspek kehidupan manusia yang dapat dilihat
dan berkontribusi terhadap harga diri dan perasaan kesejahteraan. Individu
menggunakan mobilisasi untuk berbagai tujuan (misalnya ekspresi emosi atau
kepuasan terhadap kebutuhan dasar disertai isyarat nonverbal). Mobilisasi juga
digunakan untuk menunjukkan pertahanan diri, melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari dan berpartisipasi dalam aktivitas rekreasi. ( Potter, Perry, buku 3 ed.7)
Aktivitas adalah kemampuan untuk bergerak dengan bebas, mudah,
berirama, dan terarah dilingkungan. Aktivitas adalah bagian yang sangat penting
dalam kehidupan, individu harus beraktivitas dan bergerak untuk melindungi diri
dari trauma dan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka (Kozier, 2010)
Istirahat bermakna ketenangan, relaksasi tanpa stress emosional, dan bebas
dari ansietas. Istirahat memulihkan energi seseorang yang memungkinkan orang
tersebut untuk menjalankan fungsi dengan optimal. ( Kozier, 2010 ).

B. Tinjauan Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah pengumpulan, pengaturan, validasi, dan
dokumentasi data (informasi) yang sistematis dan berkesinambungan.
(Kozier, 2011).
a. Pengkajian awal
1) Identitas pasien
Pengkajian identitas pasien meliputi nama, alamat, usia, jenis
kelamin, status perkawinan, pekerjaan, agama, pembiayaan
layanan kesehatan, dan sumber perawatan medis yang biasa.
2) Keluhan utama
Keluhan utama merupakan gejala penyakit yang dirasakan pada
saat masuk rumah sakit atau saat dilakukan pengkajian.
7

3) Riwayat penyakit sekarang


Pengkajian riwayat penyakit sekarang yang mendukung keluhan
utama dengan melakukan serangkaian pertanyaan tentang
kronologis keluhan utama meliputi kapan gejala muncul, apakah
awitan gejala mendadak atau bertahap, berapakali masalah terjadi,
lokasi gangguan yang pasti, karakteristik keluhan, aktivitas yang
Pasien lakukan ketika masalah terjadi, fenomena atau gejala yang
berhubungan dengan keluhan utama, faktor yang meningkatkan
atau mengurangi masalah.
4) Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit dahulu yang mendukung dengan mengkaji
apakah pernah menderita gangguan kebutuhan aktivitas
sebelumnya.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang perlu dikaji adalah memastikan
faktor resiko penyakit tertentu, usia saudara kandung, orang tua,
dan kakek-nenek serta status kesehatan mereka saat ini, atau jika
mereka telah meninggal, penyebab kematian mereka jika perlu
dikaji.
6) Data psikolgis
Aspek psikologis yang perlu dikaji diantaranya adalah bagaimana
respons psikologis pasien terhadap masalah gangguan aktivitas
yang dialaminya, mekanisme koping yang digunakan pasien dalam
menghadapi gangguan aktivitas.
7) Gaya hidup
Pengkajian pada aspek gaya hidup ini meliputi kebiasaan personal,
diet, pola tidur/istirahat, aktivitas kehidupan sehari-hari,
rekreasi/hobi.
8) Data sosial
Pengkajian pada data sosial ini meliputi hubungan
keluarga/persahabatan, persatuan etnik, riwayat pendidikan,
riwayat pekerjaan, satus ekonomi, kondisi rumah dan lingkungan.
8

9) Pola perawatan kesehatan


Hal yang perlu dikaji pada aspek ini adalah semua sumber
perawatan kesehatan yang digunakan saat ini dan dimasa lalu.
b. Pola kesehatanfungsional
1) Pola persepsi-manajemen kesehatan
Menggambarkan penjelasan pribadi Pasien mengenai kesehatan
dan kesejahteraan; bagaimana pasien mengelola kesehatannya
(seperti frekuensi kunjungan kepenyedia layanan kesehatan dan
kepatuhan terapi dirumah); pengetahuan tentang praktik
pencegahan.
2) Pola metabolisme-nutrisi
Menggambarkan pola makan dan minum pasien sehari-hari atau
dalam jangka seminggu (seperti pilihan makan tertentu atau
makanan yang harus dihindari, diet tertentu, nafsu makan); berat
badan, hilang atau bertambahnya berat badan.
3) Pola eliminasi
Menggambarkan pola eksresi (usus, kandung kemih dan kulit).
4) Pola aktivitas-latihan
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, liburan, dan rekreasi;
kemampuan untuk dapat menjalankan aktivitas sehari-hari.
5) Pola istirahat tidur
Menggambarkan pola tidur, istirahat, dan relaksasi.
6) Pola kognitif-persepsi
Menggambarkan pola persepsi sensorik; kemampuan berbahasa,
ingatan, dan pembuatan keputusan.
7) Pola persepsi diri-konsep diri
Manggambarkan pola konsep dan persepsi diri pasien (seperti
konsep diri/penghargaan, pola emosional, gambaran diri).
8) Pola aturan-berhubungan
Menggambarkan pola pasien yang berhubungan dengan ikatan
atau hubungan.
9) Pola seksual-reproduksi
9

Menggambarkan pola kepuasan dan ketidakpuasan seksual


Pasien; pola reproduksi pasien; masalah pre dan post menopause.
10) Pola koping-toleransi terhadap stress
Menggambarkan pola koping pasien dalam menangani stress;
sumber dukungan; efektivitas pola koping yang pasien miliki
dalam menoleransi stress.
11) Pola nilai-kepercayaan
Menggambarkan pola nilai, kepercayaan (termasuk aktivitas
keagamaan), dan tujuan yang memengaruhi pilihan dan keputusan
pasien. (Potter & perry, 2009).

c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara head to toe. Pemeriksaan
dapat dilakukan melalui empat teknik, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi (IPPA).
1) Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematik. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indera
penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai alat untuk
mengumpulkan data. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh
meliputi ukuran tubuh, warna kulit, bentuk tubuh, serta posisi dan
kesimestrisan tubuh. Pada proses inspeksi perawat harus mampu
membandingkan bagian tubuh normal dan tubuh abnormal.
Pada pemeriksaan fisik aktivitas :
a) Kaji kesejajaran tubuh apakah bahu dan panggul sejajar,
tulang belakang lurus, tidak melengkung ke sisi lain
b) Kaji gaya berjalan apakah kepala tegak, pandangan lurus ke
depan. Tumit memijak tanah sebelum jarī kaki. Kaki dalam
posisi dorsifleksi dalam fase mengayun.
c) Penampakan dan bergerakan sendi apakah ada
pembengkakan atau kemerahan sendi, yang dapat
'menunjukkan keberadaan cedera atau inflamasi.
d) Apakah ada deformitas, seperti pembesaran atau kontraktur
tulang, dan simetrisitas tulang yang terkena
10

e) Pada pemeriksaan istirahat: Pemeriksaan pasien mencakup


pemantauan penampakan wajah, perilaku, dan tingkat
energi pasien. Area kehitaman di sekitar mata, kelopak mata
yang membengkak, konjungtiva yang memerah, mata
berkaca-kaca atau tampak mengilap, dan ekspresi wajah
datar adalah tunda-tanda kurang tidur. Perilaku seperti
mudah marah, gelisah, tidak perhatian, berbicara lambat,
postur tubuh tidak tegap, tremor tangan, menguap,
menggosok mata, menarik diri, kebingungan, dan tidak
terkoordinasi juga merupakan petunjuk adanya masalah
tidur. (Kozier, 2010)
2) Palpasi merupakan teknik pemeriksaan indera peraba. Tangan dan
jari-jari adalah instrument yang sensitive dan dapat digunakan
untuk mengumpulkan data tentang suhu, turgor, bentuk,
kelembapan, vibrasi dan ukuran
a) Pada pemeriksaan aktivitas kaji apakah ada nyeri tekan
yang dilaporkan atau yang dipalpasi. Krepitasi (teraba atau
terdengar sensasi krek atau gesekan yang dihasilkan oleh
pergerakan sendi).
b) Peningkatan suhu pada sendi. (Kozier, 2010)
3) Perkusi merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetuk-ngetuk
jari perawat (sebagai alat untuk menghasilkan suara) kebagian
tubuh pasien yang akan dikaji untuk membandingkan bagian yang
kiri dengan yang kanan. Perkusi bertujuan untuk
mengidentifikasikan lokasi, ukuran, bentuk, dan konsistensi
jaringan.
4) Auskultasi merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan
stetoskop untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh
Menurut Kozier, (2010) pengkajian mengenai aktivitas dan latihan
Pasien terdiri atas riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik pada
kesejajaran tubuh, gaya berjalan, penampakan dan pergerakan sendi,
kemampuan dan keterbatasan pergerakan, massa dan kekuatan otot,
11

toleransi aktivitas, dan masalah yang terkait dengan imobilitas. Riwayat


aktivitas dan latihan terdiri atas tingkat aktivitas sehari-hari, toleransi
aktivitas. Sedangkan untuk pengkajian istirahat terdiri dari pengkajian
riwayat tidur yang menanyakan tentang pola tidur yang biasa, ritual waktu
tidur yang dilakukan untuk membantu sescorang tidur, pemakaian obat
tidur atau obat lain, lingkungan tidur (mis, kamar yang gelap, suhu dingin
atau hangat), perubahan pola tidur atau kesulitan tidur baru-baru ini. Dan
pemeriksaan fisik.

Tabel 1.Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi (Andri & Wahid,


2016)

Skala Persentase Kekuatan Karakteristik


Normal
0 0 Paralisis Sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi
otot dapat dipalpasi atau dilihat
2 25 Gerakan otot penuh melawan
gravitasi dengan topangan
3 50 Gerakan yang normal melawan
gravitasi
4 75 Gerakan yang normal melawan
gravitasi dan melawan tahanan
minimal
5 100 Kekuatan normal, gerakan
penuh yang normal melawan
gravitasi dan menahan tahanan
penuh

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons pasien terhadap suatu masalah kesehatan atau proses kehidupan
yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial (SDKI,
2016). Diagnosis keperawatan bertujuan untuk megidentifikasi respon
12

pasien individu, keluarga atau komunitas terhadap situasi yang berkaitan


dengan kesehatan (SDKI, 2016).
Diagnosa keperawatan yang penulis ambil yaitu pasien dengan
gangguan kebutuhan Aktivitas dan istirahat. Dalam Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia gangguan kebutuhan Aktivitas dan istirahat
termasuk kedalam kategori fisiologis.
Adapun masalah keperawatan yang muncul pada subkategori
Aktivitas dan Istirahat Dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia,
yaitu:
a. Gangguan mobilitas fisik
Yaitu keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas
secara mandiri.
b. Gangguan pola tidur
Yaitu gangguan kulaitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
c. Intoleransi aktivitas
Yaitu ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
d. Keletihan
Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan istirahat.
e. Kesiapan peningkatan tidur
Yaitu penurunan kesadaran alamiah dan periodik yang memungkinkan
istirahat adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat
ditingkatkan.
f. Risiko intoleransi aktivitas
Yaitu beresiko mengalami ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.

3. Intervensi Keperawatan
Menurut SIKI, (2018) Intervensi keperawatan adalah segala
treatment yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada
pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang
diharapkan. Intervensi keperawatan aktivitas menggunakan pendekatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia). Sedangkan buku SLKI
13

(Standar Luaran Keperawatan Indonesia) digunakan penulis untuk


merumuskan tujuan dan kriteria hasil asuhan keperawatan.
Adapan Tujuan dan Kriteria hasil serta intervensi dari gangguan
kebutuhan aktivitas menurut SLKI, (2018) dan SIKI, (2018) adalah:

Tabel 2.
Intervensi keperawatan gangguan Kebutuhan Aktivitas Dan Istirahat
Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama :
Penyebab: keperawatan diharapkan 1. Dukungan
1. Kerusakan integritas gangguan mobilitas fisik Ambulasi
struktur tulang meningkat dengan KH: 2. Dukungan
2. Perubahan 1. Pergerakan Mobilisasi
metabolism ekstermitas
3. Ketidakbugaran meningkat
fisik 2. Kekuatan otot
4. Penurunan kendali meningkat
otot 3. Rentang gerak
5. Penurunan massa (ROM) meningkat
otot 4. Nyeri menurun
6. Penurunan kekuatan 5. Kecemasan menurun
otot 6. Kaku sendi menurun
7. KeterLambatan 7. Gerakan tidak
perkembangan terkoordinasi
8. Kekakuan sendi menurun
9. Kontraktur 8. Gerakan terbatas
10. Malnutrisi menurun
11. Gangguan 9. Kelemahan fisik
musculoskeletal menurun
12. Gangguan
neuromuskular
13. Indeks masa tubuh
diatas persentil ke-
75 sesuai usia
14. Efek agen
farmakologis
15. Program
pembatasan gerak

16. Nyeri
17. Kurang terpapar
informasi tentang
aktivitas fisik
18. Kecemasan
14

19. Gangguan kognitif


20. Keengganan
melakukan
pergerakan
21. Gangguan
sensoripersepsi
Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan pola tidur Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama
Penyebab : keperawatan diharapkan 1. Dukungan
1. Hambatan gangguan pola tidur Tidur
lingkungan (mis. meningkat dengan KH: 2. Edukasi
Kelembapan 1. Keluhan sulit tidur Aktivitas/I
lingkungan menurun stirahat
sekitar, suhu 2. Keluhan sering terjaga
lingkungan, menurun
pencahayaan, 3. Keluhan tidak puas
kebisingan, bau tidur menurun
tidak sedap, 4. Keluhan pola tidur
jadwal berubah menurun
pemantauan/peme 5. Keluhan istirahat tidak
riksaan/tindakan cukup menurun
2. Kurang kontrol
tidur
3. Kurang privasi
4. Restraint fisik
5. Ketiadaan teman
tidur
6. Tidak familiar
dengan tempat
tidur
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama:
Penyebab : keperawatan diharapkan 1. Manajeme
1. Ketidakseimbangan intoleransi aktivitas n energi
antara suplai dan meningkat dengan KH: 2. Terapi
kebutuhan oksigen 1) Frekuensi nadi aktivitas
2. Tirah baring meningkat
3. Kelemahan 2) Keluhan lelah menurun
4. Imobilitas 3) Dispnea saat aktivitas
5. Gaya hidup monoton menurun
4) Dispnea setelah aktivitas
menurun
Keletihan Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama
Penyebab: keperawatan diharapkan 1. Edukasi
1. Gangguan tidur Keletihan menurun dengan Aktivitas/I
2. Gaya hidup KH: stirahat
15

monoton 1. Verbalisasi 2. Manajeme


3. Kondisi fisiologis pemulihan energy n Energi
(mis. Penyakit meningkat
kronis, penyakit 2. Tenaga meningkat
4. terminal, anemia, 3. Kemampuanmelaku
malnutrisi, kan
Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
kehamilan) aktivitas rutin
5. Program meningkat
perawatan/pengo 4. Verbalisasi lelah
batan jangka menurun
panjang 5. Lesu menurun
6. Peristiwa hidup
negative
7. Stress berlebihan
8. Depresi
Kesiapan peningkatan Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama
tidur keperawatan diharapkan 1. Dukungan
kesiapan peningkatan tidur Tidur
membaik dengan KH: 2. Edukasi
1. keluhan sulit tidur Aktivitas
menurun
2. keluhan sering
terjaga menurun
3. keluhan tidak puas
tidur menurun
4. keluhan pola tidur
berubah menurun
5. keluhan istirahat
tidak cukup menurun

Risiko intoleransi Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama


aktivitas keperawatan diharapkan 1. Manajeme
Faktor risiko: risiko intoleransi aktivitas n Energi
1. Gangguan menurun dengan KH: 2. Promosi
sirkulasi 1. Frekuensi nadi latihan
2. Ketidakbugaran meningkat fisik
status fisik 2. Keluhan lelah
3. Riwayat menurun
intoleransi 3. Dispnea saat aktivitas
aktivitas menurun
sebelumnya 4. Dispnea setelah
4. Tidak aktivitas menurun
berpengalaman
dengam suatu
aktivitas
16

5. Gangguan
pernapasan

4. Implementasi Keperawatan
Menurut Kozier, (2011) Implementasi adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Berdasarkan terminologi
NIC, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan
tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang diperlukan
untuk melaksanakan intervensi (atau program keperawatan). Adapun
tindakan keperawatan dilakukan dengan pendekatan SIKI, 2018 yang
mana SOP terlampir.

5. Evaluasi Keperawatan
Menurut Kozier, (2011) evaluasi adalah aktivitas yang
direncanakan, berkelanjutan, dan terarah ketika pasien dan profesional
kesehatan menentukan:
a. Kemajuan pasien dalam mencapai tujuan/hasil dan keefektifan rencana
asuhan keperawatan.
b. Keefektifan rencana asuhan keperawatan.
Evaluasi adalah aspek penting proses keperawatan karena
kesimpulan yang ditarik dari evaluasi menentukan apakah intevensi
keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan atau diubah.

C. Tinjauan Konsep Penyakit


Pada penulisan laporan tugas akhir ini penulis fokus pada asuhan
keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat. Kondisi klinis
terkait yang muncul pada masalah keperawatan gangguan kebutuhan dan
aktivitas menurut SDKI, 2016 adalah :
1. Stroke
2. Cedera medulla spinalis
3. Trauma
4. Fraktur
17

5. Ostemalasia
6. Nyeri/kolik
7. Kondisi pasca operasi
8. Kanker
9. Sleep apnea
10. Anemia
11. Gagal jantung kongestif
12. Penyakit jantung koroner
13. Penyakit katup jantung
14. Aritmia
15. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
16. Gangguan metabolic
17. Gangguan musculoskeletal
BAB III
METODE

A. Fokus Asuhan
Penulisan laporan tugas akhir ini penulis menggunakan pendekatan asuhan
keperawatan bertujuan agar pasien yang mengalami gangguan kebutuhan aktivitas
dan istirahat dapat ditangani. Konsep asuhan keperawatan yang dipakai oleh
penulis adalah asuhan keperawatan medikal bedah.

B. Subjek Asuhan
Subjek asuhan keperawatan berfokus pada 1 pasien asuhan dengan
gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat yang akan dilakukan di RSUD
Sukadana Lampung Timur dengan krtiteria sebagai berikut:
1. Pasien dengan usia dewasa
2. Pasien memahami bahasa Indonesia
3. Pasien dirawat di RSUD Sukadana Lampung Timur
4. Bersedia mengikuti secara sukarela dengan menandatangani lembar
persetujuan informed consent
5. Pasien merupakan seseorang yang memiliki gangguan kebutuhan aktivitas
dan istirahat
C. Lokasi dan waktu
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di RSUD Sukadana Lampung Timur
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 26-28 februari 2020

D. Pengumpulan Data
1. Alat pengumpulan data
Alat yang digunakan penulis dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini
adalah lembar format Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, yang meliputi proses
pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi
keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan. Dan untuk mengumpulkan data

18
19

pemeriksaan fisik diperlukan alat untuk mengukur tanda-tanda vital seperti


Stetoskop, Thermometer, Sphygmomanometer , buku catatan dan pena.

2. Teknik pengumpulan data


Menurut Kozier, dkk (2010) Pengumpulan data adalah proses
mengumpulkan informasi tentang status kesehatan pasien. Proses ini harus
sistematis atau kontinu untuk mencegah kehilangan data yang signifikan dan
menggambarkan perubahan status kesehatan pasien. Pengumpulan data meliputi.
a. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi yang direncanakan atau
perbincangan dengan suatu tujuan, misalnya, mendapatkan atau
memberikan informasi, mengidentifikasi masalah keprihatinan bersama,
memberikan dukungan, atau memberikan konseling atau terapi. Salah
satu contoh wawancara, yaitu riwayat kesehatan keperawatan, yang
merupakan bagian pengkajian keperawatan saat masuk rumah sakit.
b. Observasi

Mengobservasi adalah mengumpulkan data dengan menggunakan


indra. Observasi adalah keterampilan yang disadari dan disengaja yang
dikembangkan melalui upaya dan dengan pendekatan yang terorganisasi.
Observasi memiliki 2 aspek : (a) memperhatikan data dan (b)
menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan data.
c. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
Amati dengan cermat penampilan pasien, perilaku, dan gerakan
seperti ekspresi wajah, suasana hati, perawakan dan kondisi tubuh,
kondisi kulit misalnya petekia atau ekimosis, gerakan mata, warna
faring, simetri toraks, ketinggian denyut vena jugularis, kontur
abdomen, edema ekstremitas bawah, dan ayunan langkah.
2) Palpasi
Tekanan taktil dari jari tangan atau bantalan jari tangan untuk menilai
bagian-bagian elevasi kulit, depresi, kehangatan, atau nyeri tekan,
20

kelenjar limfe, pulsasi, kontur dan ukuran organ dan massa, dan
krepitus sendi.
3) Perkusi
Gunakan jari pengetuk (plexor finger), biasanya jari ketiga, untuk
memberikan ketukan atau pukulan cepat terhadap jari pleximeter,
biasanya jari ketiga distal tangan kiri yang diletakkan di atas
permukaan dada atau abdomen, untuk memicu gelombang suara
misalnya sonor atau redup dari jaringan atau organ di bawahnya.
Gelombang suara ini juga menghasilkan getaran taktil terhadap jari
pleximeter.
4) Auskultasi
Gunakan bagian diafragma dan bel pada stetoskop untuk mendeteksi
karakteristik bunyi jantung, paru, dan intestinal, termasuk lokasi,
waktu, durasi, nada, dan intensitas. Untuk jantung, ini mencakup
bunyi dari penutupan keempat katup dan aliran ke dalam ventrikel
serta murmur (bising jantung). Auskultasi juga memungkinkan kita
mendeteksi bruit atau turbulensi di atas pembuluh arteri. ( Bickley,
Lynn S, 2017 )

3. Sumber data
a. Data primer
Data primer adalah data yang didapatkan melalui pengkajian secara
langsung kepada pasien baik berupa data subjektif yang dikeluhkan pasien dan
data objektif dari hasil pemeriksaan fisik
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari wawancara dengan
keluarga, catatan keperawatan dan hasil-hasil pemeriksaan penunjang seperti
laboratorium, radiologi, ekg sebagai data tambahan yang mendukung untuk
masalah kesehatan pasien tersebut.
21

E. Penyajian Data
Menurut Notoatmodjo (2010) penulis menyajikan data pada penelitian ini
dengan penyajian data penelitian dalam bentuk uraian kalimat dan juga dalam
bentuk table dan grafik.
1. Narasi
Penulis akan menggunakan penyajian secara teks yaitu penyajian
data hasil laporan tugas akhir akan ditulis dalam bentuk kalimat.
Contohnya, penulis memaparkan hasil dari pengkajian pada pasien
sebelum dan sesudah diberikan asuhan keperawatan dalam bentuk kalimat
penyajian, dalam bentuk teks hanya digunakan penulis untuk memberi
informasi melalui kalimat yang mudah dipahami pembaca.
2. Tabel
Penulis juga akan menuliskan hasil laporan dalam bentuk tabel yang
merupakan suatu penyajian yang sistematik, yang tersusun dalam kolom
atau jajaran. Penyajian dalam bentuk tabel berisi pengkajian, rencana
tindakan keperawatan, dan implementasi serta evaluasi.
Dalam laporan tugas akhir ini penulis akan mennyajikan data
dalambentuk narasi dan tabel. Narasi digunakan untuk data hasil
pengkajian dan tabel digunakan untuk rencana keperawatan, implementasi
dan evaluasi dari pasien yang dilakukan asuhan keperawatan.

F. Prinsip Etik
Prinsip etik yang digunakan penulis dalam membuat asuhan keperawatan
fokus tindakan keperawatan ini adalah prinsip etik keperawatan dalam
memberikan layanan keperawatan kepada individu, kelompok atau keluarga dan
masyarakat. Prinsip-prinsip etika keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Otonomy (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.Praktik
profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak pasien
dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. Penulis menggunakan
22

prinsip ini untuk memberikan hak kepada pasien untuk mengambil keputusan
sendiri untuk menjadi sasaran asuhan penulisan.
2. Berbuat Baik (Beneficience)
Beneficience berartihanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Prinsip ini
menuntut penulis untuk melakukan hal yang baik dan tidak merugikan orang lain.
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan ini menuntut perlakuan adil terhadap orang lain dan
memberikan apa yang menjadi kebutuhan pasien.
4. Tidak Merugikan (Non Maleficienci)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis
selama perawat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dan keluarga.
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity ini mengarahkan penulis untuk menghindari melakukan
kebohongan atau melakukan penipuan pada pasien. Dari prinsip inilah sebagai
landasan untuk membentuk hubungan saling percaya antara pasien dan perawat.
6. Menepati Janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain.Perawat setia pada komitmennya dan menepati
janji serta menyimpan rahasia pasien.Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban
seseorang untuk mempertahankan komitmennya yang dibuatnya.
7. Kerahasian (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang pasien harus
dijaga privasi pasien.Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan pasien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan pasien.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini menguraikan tentang hasil pengumpulan data tentang asuhan
keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas istirahat yakni intoleransi aktivitas
pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di Ruang Penyakit Dalam
RSUD Sukadana Lampung Timur. Berdasarkan Pengumpulan data yang diperoleh
pada tanggal 26 sampai 28 Februari 2020 di dapatkan subyek asuhan mengalami
gangguan kebutuhan aktivitas yakni intoleransi aktivitas. Asuhan keperawatan
dilakukan selama 3 hari berturut-turut dimulai dengan pengkajian, perumusan
diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

A. Hasil Asuhan
1. Pengkajian keperawatan
Pada tanggal 26 Februari 2020 pukul 09.00 WIB telah dilakukan
pengkajian kepada subjek asuhan dan didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 3.Data Pengkajian Keperawatan pada Subyek Asuhan
Item pengkajian Subyek asuhan
A. Identitas Pasien Nama : Tn. S
Usia : 60 tahun
Alamat : Nibung, Gunung Pelindung
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Tgl masuk RS : 25-02-2020 jam: 23.40
Dx. Medis : CHF

B. Riwayat Keluhan utama :


Kesehatan Kelemahan fisik
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke IGD di antar keluarganya dengan
keluhan lemas dan sesak nafas sudah sejak 2 hari
yang lalu. Pasien merasakan sesak nafas mendadak
yang tidak dapat tertahan pada malam hari dan diantar
oleh keluarga ke RS Sukadana. Pada saat pengkajian

23
24

Item Pengkajian Subyek Asuhan


lemas dan sesak masih terasa, sesak muncul apabila
Pasien melakukan aktivitas dan berkurang saat
beristirahat. Pasien mengatakan lemas dan sesaknya
sangat tidak nyaman dan mengganggu dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Pasien mengatakan
bahwa sesak yang dirasakan saat ini sudah berkurang
apabila dibandingkan sebelum dibawa ke RS. Selain
itu ada keluhan dada berdebar-debar.
Riwayat penyakit dahulu:
1. Pasien mengatakan bahwa sebelumnya tidak pernah
dirawat dirumah sakit
2. Keluarga mengatakan pada 1 bulan yang lalu Pasien
mengalami sesak nafas dan dada berdebar seperti
yang dirasakan saat ini lalu dibawa oleh keluarga
kepuskemas.
Riwayat penyakit keluarga:
Pasien mengatakan dalam keluarga ada yang memiliki
riwayat hipertensi (orangtua pria pasien), tidak ada
riwayat keluarga penyakit DM, TBC HIV/AIDS
Riwayat alergi (obat, makanan):
Pasien mengatakan bahwa pasien tidak mempunyai
riwayat alergi berupa obat dan alergi pada makanan
Daftar obat/herbal yang sering digunakan sebelum
masuk RS:
Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi obat herbal
dan saat sebelum maupun sesudah masuk rumah sakit.
C. Anamnesis Pengkajian Pola Fungsional
Pola manajemen Kondisi kesehatan umum Pasien :
kesehatan-persepsi Kondisi kesehatan umum pasien tampak sakit sedang.
kesehatan: Keadaan umum pasien composmentis, GCS: E:4,
M:6, V:5
Upaya menjaga/meningkatkan status kesehatan
yang selama ini dilakukan :
1. Pasien mengatakan tidak pernah berolahraga
2. Pasien mengatakan minum kopi setiap pagi hari.
3. Pasien mengatakan tidak merokok
4. Jika pasien mengalami masalah atau tekanan, cara
melampiaskan stressnya dengan mengatakan secara
baik.
5. Pasien tidak mengkonsumsi alkohol
Item Pengkajian Subyek Asuhan
25

Upaya perlindungan kesehatan yang dilakukan


Pasien:
1. Pasien mengatakan jarang melakukan medical
check up. Pasien mengunjungi fasilitas kesehatan
berupa puskesmas dan hanya apabila pasien
merasa dirinya sakit
2. Pasien memiliki jaminan kesehatan yaitu BPJS
Pola metabolic-nutrisi Kebiasaan jumlah makanan dan kudapan:
(Di Rumah)
1. Pasien mengatakan makanan utama pasien yaitu
nasi putih. Pasien makan teratur 3x/hari
2. Pasien mengatakan kadang-kadang konsumsi
sayur, jenis sayur yang dikonsumsi adalah
kangkung ditumis
3. Pasien mangatakan selalu mengonsumsi lauk,
jenis lauk yang sering dikonsumsi yaitu tempe,
ikan sayur maupun goreng, pasien lebih menyukai
makanan yang asin
4. Pasien mengatakan kadang-kadang mengonsumsi
cemilan seperti roti, keripik dan kacang-kacangan.
Pola makan tiga hari terakhir atau 24jam
terakhir:
(Di RS)
Pasien mengatakan makan-makanan yang diberikan
rumah sakit dengan cara pemberian peroral dan
dengan bantuan keluarga, pasien hanya
menghabiskan ½ - ¾ porsi makan. Pasien diberikan
diet DL III ,asupan kalori >80%
Masalah yang berhubungan dengan pola
konsumsi makanan:
Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan terkadang
merasa mual
Energi metabolic dan persepsi pasien tentang BB
nya: Pasien mengatakan merasa lemah dan mudah
lelah saat beraktivitas dan timbul sesak saat pasien
melakukan aktivitas. Pasien mengatakan merasa BB
nya normal belum ada perubahan berat badan selama
sakit
26

Item Pengkajian Subyek Asuhan


Pola eliminasi Pasien mengatakan belum BAK dan BAB selama
masuk rumah sakit tadi malam.
Pola aktivitas sehari- Aktivitas sehari-hari:
hari 1. Pasien sehari-hari bekerja sebagai seorang
pedagang keliling
2. Kegiatan sosial atau kemasyarakatan yang biasa
diikuti pasien yaitu mengikuti pengajian rutin
setiap malam jumat dimasjid atau dirumah-rumah
tetangga.
3. Masalah kesehatan anggota gerak pasien
mengalami kelemahan ekstermitas pada
ekstermitas bawah
4. Sebelum sakit pasien mampu melakukan peawatan
diri secara mandiri, saat sakit pasien melakukan
perawatan diri dengan bantuan keluarga.
Pola istirahat-tidur Kebiasaan Tidur:
(Di Rumah)
Sebelum sakit pasien tidur 6-8jam/hari, pasien
merasa segar setelah bangun tidur.
(Di RS)
Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan tidur <
6-8jam/hari dan tidur terbangun akibat sesak pada
malam hari sehingga menjadi gelisah dan sulit untuk
tidur kembali
Pola persepsi-kognitif Gambaran tentang indera khusus:
Sebelum dan sesudah dirawat pasien tidak mengalami
gangguan pada penglihatanya, pasien tidak
menggunakan alat bantu pendengaran dan tidak ada
penurunan pada indera penciuman pasien. Pasien
mengatakan tidak ada rasa baal indra perabaan pada
telapak tangan, dan telapak kaki.
Kognitif:
1. Tingkat pendidikan terakhir pasien SMP
2. Pasien mampu dalam mengambil keputusan
27

Item Pengkajian Subyek Asuhan


Pola konsepsi diri- Keadaan Sosial
persepsi diri 1. Penghasilan: cukup
2. Siuasi keluarga: baik
3. Keanggotaan kelompok sosial: anggota pengajian
lingkungan rumah
4. Identitias personal: Pasien mengatakan setelah
dirawat pasien tidak dapat berjualan seperti
biasanya. Keadaan fisik yang disukai dan tidak
tidak disukai: Pasien menyukai seluruh fisik yang
dimilikinya, setelah sakit pasien merasa tidak
nyaman dengan kondisinya sekarang yang cepat
lelah dan jantungnya berdebar-debar.
5. Harga diri: Pasien tidak malu dengan penyakit
yang dialaminya sekarang.
Pola hubungan peran Gambaran tentang peran:
1. Peran pasien dalam keluarga: Pasien sebagai
suami dan seorang ayah dikeluarga
2. Peran pasien dalam masyarakat: Pasien sering
mengikuti pengajian rutin mingguan di
lingkungan rumahnya
3. Kepuasan terhadap peran: Setelah masuk RS
pasien merasa tidak puas terhadap perannya
sekarang karena tidak dapat berjualan untuk
mencari uang keperluan rumah tangga sehari-hari
4. Perubahan peran: Pasien mengatakan khawatir
setelah sakit tidak dapat melakukan aktivitas
sehari-harinya kembali
Pola hubungan peran:
1. Hubungan dengan keluarga baik
2. Hubungan dengan masyarakat baik
3. Hubungan dengan pekerjaan baik
4. Hubungan dengan petugas kesehatan baik
Pola reproduktif- Reproduksi & Seksualitas:
seksualitas 1. Pasien tidak mengalami masalah terkait dengan
fungsi reproduksi
2. Pasien tidak megalami maslaah terkait dengan
fungsi seksual
Pola toleransi Toleransi terhadap stress-koping:
terhadap stress- 1. Kejadian yang dialami oleh pasien hingga saat ini
koping menimbulkan stress adalah pasien cemas akibat
penyakit jantung yang dialaminya
28

Item Pengkajian Subyek Asuhan


3. Pasien mengalami kecemasan terhadap kondisinya
4. Pasien tidak mengetahui teknik relaksasi
Pola keyakinan-nilai 1. Latar belakang budaya/etnik: Pasien bersuku jawa
dan beragama islam
2. Tujuan hidup: Pasien mengatakan tujuan hidup
pasien adalah beribadah kepada Allah SWT.
3. Keyakinan pasien yang berkaitan dengan masalah
kesehatan saat ini: Pasien mengatakan ingin cepat
sembuh dengan berobat dirumah sakit dan ingin
cepat pulang kerumah untuk berjualan kembali
4. Keyakinan keluarga yang berkaitan dengan
masalah kesehatan saat ini: Keluarga ingin pasien
cepat sembuh dengan berobat dirumah sakit dan
konsultasikan dengan dokter tentang penyakit
pasien
5. Pasien mengatakan pendekatan
keyakinan/budaya/ agama sangat penting dalam
penyelesaian masalah kesehatan saat ini
6. Pasien mengatakansedikit kesulitan dalam
beribadah karena tidak dapat berwudhu, namun
pasien dapat melakukannya dengan cara
bertayamum dan beribadah di tempat tidur.
D. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum: Tampak lemah
2. Kesadaran: Composmentis
3. TD sebelum aktivitas: 100/70 mmhg, Nadi:
86x/menit, RR: 26x/menit, setelah aktivitas TD:
120/90 mmHg, Nadi: 92x/menit RR: 28x/menit
4. Head to toe
a. Kepala : bentuk kepala simetris, bersih, tidak
ada lesi, rambut warna hitam dan putih
sebagian, tidak ada nyeri tekan
b. Mata : simetris, sclera anikteri, konjungtiva
anemis
c. Wajah : bentuk wajah simetris, tidak ada luka,
tidak ada edema tampak keriput dan pucat,
tampak berkeringat
d. Hidung : tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip,
tidak ada keluhan flu
e. Telinga : bentuk simetris, tidak ada nyeri, lesi,
tidak ada luka, tidak ada cairan yang keluar
29

Item Pengkajian Subyek Asuhan


dari lubang telinga, tidak menggunakan alat
bantu dengar dan pendengaran baik.
f. Mulut: bibir kering, tampak pucat, tidak ada
perdarahan pada gusi dan lidah
g. Leher: tidak ada keluhan sakit menelan,
terdapat pembengkakan vena jugularis
h. Dada Thorax :
- Inspeksi: bentuk dada simetris, tidak ada
lesi, tidak ada luka, tampak penggunaan
otot bantu pernapasan, tampak retraksi
dinding dada dan tampak palpitasi
- Auskultasi : bunyi napas vesikuler dan
tidak ada bunyi napas tambahan.
Terdengar bunyi jantung S1 dan S2 (lup
dup) diikuti bunyi jantung S3 dan suara
bising jantung (Murmur)
- Perkusi: suara paru sonor, suara jantung
pekak dan tampak pembesaran batas
jantung pada hasil perkusi (kardiomegali)
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
i. Abdomen
- Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi
dan luka
- Auskultasi : terdengar suara bising usus
12x/menit
- Perkusi : terdengar suara tympani
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan
benjolan
j. Genitalia : tidak terpasang kateter.
k. Ekstermitas : 5 5
4 4
Tonus otot ekstermitas atas pasien masih mampu
menahan gravitasi dan tahanan maksimal
pemeriksa, namun pada pemeriksaan ekstermitas
bawah(kaki) Pasien hanya mampu menahan
gravitasi dan tahanan minimal pemeriksa.
Ekstermitas teraba dingin dan kuku tampak pucat,
CRT: >2detik, edema(-)
E. Pemeriksaan Laboratorium :
penunjang (26-02-2020)
a. HB: 15,4 (nilai normal 13,0-18,0 g/dL
30

Item Pengkajian Subyek Asuhan


b.Eritorsit: 6,0 (NN: 4,4-5,5 jt/ul)
c.Hematokrit: 46 (NN: 40-45 %)
d.Leukosit: 9.000 (5000-10000/ul)
e.Trombosit: 266.000 (150.000-400.000/ul)
f.GDS: 134
EKG
(26-02-2020)
Aritmia
Rontgen Thorax:
(26-02-2020)
Kesan tampak pembesaran jantung (kardiomegali)
tanpa pembendungan cairan.

F. Daftar Terapi
Nama Obat Dosis Cara Waktu Indikasi
Pemberian Pemberian
1. Digoxin . 0,25mg Oral 2x1/2table Gagal jantung,
t/12jam gangguan irama
jantung
2.CPG 75mg Oral 1x24jam Serangan jantung,
(Clopidogrel) stroke, arteri perifer,
penyempitan
pembuluh darah
3.Captopril 12,5mg Oral 1x24jam Hipertensi, gagal
jantung, nefropati
diabetic
4.Spironolacto 25mg Oral 1x24jam Gagal jantung
ne kongestif, edema,
sindrom nefrotik

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa subjek asuhan memiliki


jenis kelamin laki-laki dengan keluhan kelemahan fisik diakibatkan oleh sesak
napas. Subjek masih belum mengetahui tentang intoleransi aktivitas yang terjadi
pada dirinya diakibatkan oleh penyakit CHF.
31

Tabel 4. Analisis Data


Masalah Etiologi
N Data Keperawatan
O
1. DS:
a. Pasien mengatakan mudah Intoleransi Kelemahan
lelah jika beraktivitas aktivitas
b. Pasien mengatakan sulit
beraktivitas karena lemas
dan sesak yang bertambah
berat dengan aktivitas
c. Pasien mengatakan tidak
nyaman setelah aktivitas
d. Pasien mengatakan istirahat
tidur terganggu karena
mengalami sesak napas
pada malam hari

DO:
a. Keadaan umum lemah,
composmentis
b. Pasien terlihat lemas
c. Pernapasan cepat
(takipneu)
d. Vital sign sebelum aktivitas
TD: 100/70 mmHg, Nadi:
86x/menit, RR: 26x/menit
e. Vital sign setelah
beraktivitas TD: 120/90
mmHg, Nadi: 92x/menit
RR: 28x/menit
f. Pasien terpasang selang
oksigen
g. Pasien terpasang infuse
2. DS:
a. Pasien mengatakan mudah Penurunan Perubahan Irama
lelah ketika beraktivitas dan Curah Jantung Jantung
berkurang saat istirahat
b. Pasien mengeluh lemas dan
pusing
c. Pasien mengatakan jantung
berdebar-debar dengan
cepat
d. Pasien mengatakan tidak
bisa tidur terlentang karena
sesak
DO:
a. Nadi cepat (takikardi)dan
32

N DATA
O Diagnosa Etiologi
Keperawatan
teraba lemah. Sebelum
aktivitas 86x/menit setelah
aktivitas 92x/menit
b. Tampak palpitasi
c. CRT > 2 detik
d. Tekanan darah meningkat
setelah melakukan aktivitas
e. Hasil rontgen tampak
kardiomegali
f. EKG: Aritmia
g. Terdengar bunyi suara
jantung tambahan S3-Gallop
dan murmur
3. DS:
a. Pasien mengatakan ketika Ansietas Krisis Situasional
sesak pada malam hari
membuat dirinya cemas lalu
tidak dapat tidur
b. Pasien mengatakan sering
gelisah bila sesaknya mucul
c. Pasien mengatakan cemas
dengan kondisinya saat ini

DO:
a. Tampak gelisah
b. Tampak tegang
c. Tampak berkeringat
d. Akral teraba dingin
e. Wajah tampak pucat
f. Frekuensi napasdan nadi
meningkat
Berdasarkan tabel 4.2 analisa data yang didapatkan pada subyek asuhan
yaitu intoleransi aktivitas, penurunan curah jantung dan kecemasan.

2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data yang diuraikan sebelumnya,
maka peneliti merumuskan ada tiga diagnosa keperawatan yang muncul pada
subjek asuhan tersebut, antara lain :
1. Intoleransi aktivitas
2. Penurunan curah jantung
3. Kecemasan
33

3. Rencana Keperawatan
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul penulis memperoleh
diagnosa keperawatan yang ditegakkan berdasarkan data-data pengkajian yang
telah dikelompokkan. Maka disusunlah rencana asuhan keperawatan yang akan
diberikan pada subyek asuhan. Dalam pemberian asuhan keperawatan, peneliti
berfokus pada masalah keperawatan intoleransi aktivitas, namun masalah
keperawatan yang lain tetap dilakukan perencanaan dan pelaksanaan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan yang komperhensif. Penulis juga menerapkan
intervensi keperawatan pada subyek asuhan menurut penelitian (Nadilah, Emilia
2018) yang berjudul Pemberian Aktivitas Secara Bertahap Untuk Mengatasi
Masalah Intoleransi Aktivitas Pada Pasien CHF. Yang mana hasil evaluasi yang
didapatkannya bahwa memberikan aktivitas secara bertahap pada pasien yang
mengalami intoleransi aktivitas dapat menunjukkan berkurangnya tanda dari
intoleransi aktivitas dan memberikan peningkatan terhadap toleransi aktivitas
yang dilakukan selama 3 hari perawatan. Adapun intervensi atau rencana asuhan
keperawatan yang diberikan sebagai berikut:

Tabel 5.Intervensi Keperawatan


DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen energi
berhubungan dengan intervensi keperawatan 1. Identifikasi gangguan
kelemahan selama 3x24jam fungsi tubuh yang
diharapkan toleransi mengakibatkan
DS: aktivitas meningkat kelelahan
a. Pasien mengatakan dengan KH: 2. Monitor lokasi dan
mudah lelah jika 1. Keluhan lelah ketidaknyamanan
beraktivitas menurun selama melakukan
b. Pasien mengatakan 2. Dispnea saat aktivitas
sulit beraktivitas aktivitas 3. Sediakan lingkungan
karena lemas dan menurun nyaman dan rendah
sesak yang 3. Dispnea setelah stimulus (mis. cahaya,
bertambah berat aktivitas suara, kunjungan)
dengan aktivitas menurun 4. Lakukan latihan
34

c. Pasien mengatakan 4. Kemudahan rentang gerak pasif


tidak nyaman dalam dan/atau aktif
setelah aktivitas melakukan
aktivitas
d. Pasien mengatakan 5. Anjurkan tirah baring
istirahat tidur 6. Anjurkan melakukan
terganggu karena aktivitas secara
mengalami sesak bertahap
napas pada malam 7. Kaloborasi dengan ahli
hari gizi untuk meningkatkan
DO: asupan makan
a. Keadaan umum
lemah, Terapi Aktivitas
composmentis 1. Identifikasi
b. Pasien terlihat kemampuan
lemas berpartisipasi dalam
c. Pernapasan cepat aktivitas tertentu
(takipneu) 2. Libatkan keluarga
d. Vital sign sebelum dalam aktivitas, jika
aktivitas TD: perlu
100/70 mmHg, 3. Jadwalkan aktivitas
Nadi: 86x/menit, dalam rutinitas sehari-
RR: 26x/menit hari
e. Vital sign setelah 4. Ajarkan cara
beraktivitas TD: melakukan aktivitas
120/90 mmHg, yang dipilih
Nadi: 92x/menit
RR: 28x/menit Pemantauan Tanda Vital
f. Pasien terpasang 1. Monitor tekanan darah
selang oksigen 2. Monitor nadi
g. Pasien terpasang 3. Monitor pernapasan
infuse 4. Monitor suhu tubuh
5. Atur Interval
pemantauan sesuai
kondisi pasien
(memantau TTV
sebelum dan sesudah
aktivitas
Penurunan Curah Setelah dilakukan Perawatan jantung
Jantung berhubungan intervensi keperawatan 1. Identifikasi tanda/gejala
dengan perubahan irama selama 3x24jam primer penurunan curah
jantung diharapkan curah jantung(meliputi
jantung meningkat dispnea, kelelahan,
DS: dengan KH: ortopnea, paroxysmal
Pasien mengatakan 1. Palpitasi nocturnal dyspnea,
mudah lelah ketika menurun peningkatan cvp)
beraktivitas dan
berkurang saat 2. Takikardia
35

istirahat menurun
b. Pasien mengeluh 2. Periksa tekanan darah
lemas dan pusing 3. Keluhan lelah dan frekuensi nadi
c. Pasien mengatakan menurun 3. Posisikan pasien
jantung berdebar- 4. Dispnea semiFowler atau
debar dengan cepat
menurun dengan kaki ke bawah
d. Pasien mengatakan
tidak bisa tidur 5. Tekanan darah atau posisi nyaman
karena sesak membaik 4. Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi.
5. Anjurkan beraktivitas
DO:
fisik secara bertahap.
a. Nadi cepat
(takikardi) dan 6. Kolaborasi pemberian
teraba lemah pemberian obat sesuai
sebelum aktivitas indikasi
86x/menit setelah
aktivitas 92x/menit Perawatan jantung akut
b. Tampak Palpitasi 1. Identifikasi
c. CRT ≥ 2 detik karakteristik nyeri dada
d. Tekanan darah (meliputi faktor pemicu
meningkat setelah dan Pereda, kualitas,
melakukan aktivitas lokasi, radiasi, skala,
e. Hasil rontgen durasi dan frekuensi)
tampak 2. Sediakan lingkungan
kardiomegali yang kondusif untuk
f. EKG: Aritmia beristirahat dan
g. Terdengar bunyi pemulihan.
suara jantung
3. Anjurkan segera
tambahan S3-
Gallop dan murmur melaporkan nyeri dada.
4. Kolaborasi pemberian
obat sesuai indikasi
Kecemasan Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
berhubungan dengan intervensi keperawatan 1. Monitor tanda ansietas
krisis situasional selama 3x24jam 2. Dengarkan dengan
DS: diharapkan tingkat penuh perhatian
a. Pasien mengatakan ansietas menurun 3. Latih teknik relaksasi
ketika sesak pada dengan KH: napas dalam
malam hari 1. Verbalisasi 4. Menginformasikan
membuat dirinya secara faktual mengenai
khawatir akibat
cemas lalu tidak
2. kondisi yang diagnosis, pengobatan,
dapat tidur
dihadapi dan prognosis
5. Kaloborasi pemberian
obat ansietas, jika perlu
b. Pasien mengatakan Terapi Relaksasi
36

sering gelisah bila 3. Perilaku gelisah1. Ciptakan lingkungan


sesaknya mucul menurun tenang dan tanpa
c. Pasien mengatakan 4. Pucat menurun gangguan dengan
cemas dengan
5. Pola tidur pencahayaan suhu
kondisinya saat ini
membaik ruang yang nyaman
DO: 2. Jelaskan tujuan dan
a. Tampak gelisah jenis relaksasi napas
b. Tampak tegang dalam
c. Tampak berkeringat 3. Anjurkan mengambil
d. Akral teraba dingin posisi nyaman
e. Wajah tampak pucat
f. Frekuensi napas dan 4. Anjurkan rileks dan
nadi meningkat merasakan sensasi
rileksasi
5. Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
napas dalam
Berdasarkan tabel 4.3 Dapat diketahui bahwa intervensi yang dilakukan
pada subyek asuhan sesuai dengan masalah keperawatan yang muncul sebagai
bentuk asuhan keperawatan yang komperhensif. Akan tetapi, fokus intervensi
asuhan tetap pada intoleransi aktivitas yang akan dilakukan pembahasan.

4. Implementasi dan Evaluasi


Setelah dilakukan tahap perencanaan sesuai dengan uraian sebelumnya,
maka langkah selanjutnya adalah tahap implementasi (pelaksanaan) dan evaluasi
yang dilakukan dan dinilai selama 3 hari berturut-turut. Implementasi yang
dilakukan pada subjek asuhan sesuai dengan tiga masalah yang muncul, namun
peneliti memfokuskan satu masalah yaitu intoleransi aktivitas pada
pembahasannya.
37

Tabel 6. Implementasi dan Evaluasi


No Tgl/jam Implementasi Keperawatan Paraf Evaluasi Paraf
Dx
1. 26 26 Februari 2020, 15.00
Februari Subjektif:
2020 1. Pasien mengeluh lelah setelah
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi beraktivitas
(13.15)
tubuh yang mengakibatkan kelelahan 2. Pasien mengeluh sesak saat dan
setelah beraktivitas
(13.20) 2. Memantau tanda vital sebelum Kholifatul Kholifatul
Objektif:
melakukan aktivitas Annisa Annisa
1. Sebelum aktivitas, TD: 100/70
(13.30) 3. Menganjurkan pasien melakukan Putri mmHg, Nadi 84x/menit, RR
Putri
aktivitas sesuai kemampuannya 24x/menit. setelah dilakukan
(13.30) 4. Melakukan latihan rentang gerak aktif latihan rentang gerak ringan TD:
(13.30) 5. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan 100/80 mmHg, Nadi: 88x/menit
selama melakukan aktivitas RR: 24x/menit.
(13.35) 2. Tampak menggunakan selang
6. Memantau tanda vital setelah
oksigen
beraktivitas 3. Aktivitas yang dilakukan
(13.45) 7. Menganjurkan tirah baring merubah posisi tidur, melakukan
(13.15) 8. Menyediakan lingkungan nyaman dan rentang gerak ekstermitas ringan
rendah stimulus (mis. cahaya, suara, Assesment:
kunjungan) Intoleransi Aktivitas
(10.00) 9. Berkaloborasi dengan ahli gizi untuk Planning:
1. Pantau tanda-tanda vital sebelum
meningkatkan asupan makan : diberikan
dan sesudah aktivitas
diet DL III, asupan kalori >80% 2. Anjurkan beraktivitas secara
bertahap
3. Anjurkan dan bantu pasien
38

melakukan aktivitas sesuai


kemampuannya
4. Identifikasi kemampuan
berpartisipasi dalam aktivitas
5. Libatkan keluarga dalam aktivitas
6. Anjurkan tirah baring
7. Jelaskan pada pasien dan
keluarga tanda kelelahan yang
membutuhkkan istirahat
8. Kaloborasi dengan ahli gizi untuk
meningkatkan asupan
Dx 27-02-20 27-02-2020, 13.00 WIB
.1 (09.00) 1. Memantau tanda vital sebelum beraktivitas Subjektif:
(09.20) 2. Menganjurkan pasien melakukan aktivitas 1. Pasien mengatakan nyaman
secara bertahap dengan posisi duduk, masih
terasa sesak bila berdiri terlalu
(09.20) 3. Menganjurkan dan membantu pasien
lama
melakukan aktivitas sesuai Kholifatul 2. Pasien mengatakan masih
Kholifatul
kemampuannya Annisa annisa
merasakan tidak nyaman setelah
(09.20) Putri Putri
4. Mengidentifikasi kemampuan beraktivitas
berpartisipasi dalam aktivitas Objektif:
(09.30) 5. Melibatkan keluarga dalam aktivitas 1. Sebelum aktivitas, TD: 100/70
(09.35) 6. Memantau tanda vital setelah beraktivitas mmHg, Nadi 88x/menit, RR
(09.45) 24x/menit. Saat aktivitas duduk
7. Menjelaskan pada Pasien dan keluarga
terlihat nyaman tanpa ada tanda
tanda kelelahan yang membutuhkan intoleransi aktivitas, namun pada
istirahat saat berdiri dan melangkahkan
8. Berkaloborasi dengan ahli gizi untuk kaki 3 langkah,
meningkatkan asupan makan: diberikan
diet DL III, asupan kalori >80%
39

klien mulai merasakan sesak dan


tidak nyaman. Setelah aktivitas,
TD: 110/90 mmHg, Nadi:
94x/menit RR: 26x/menit
2. Masih tampak dispneu dan
kelelahan setelah aktivitas selama
5 menit
3. Menunjukkan kenyamanan pada
posisi duduk
4. Pola aktivitas meningkat mulai
dari tidur ke duduk sesak sampai
nyaman dari posisi duduk ke
berdiri mulai dada terasa penuh
dan melangkahkan kaki 3
langkah baru timbul sesak
Asessment:
Intoleransi Aktivitas
Planning:
1. Pantau tanda vital sebelum dan
sesudah aktivitas
2. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
3. Anjurkan melakukan
aktivitassesuai kemampuan
4. Fasilitasi klien dan keluarga
dalam membuat jadwal kegiatan
harian (ADL)
5. Libatkan keluarga dalam aktivitas
6. Kaloborasi dengan ahli gizi untuk
meningkatkan asupan makan
40

Dx 28-02-20 28-02-2020, 13.00 WIB


.1 (09.20) 1. Memantau tanda vital sebelum melakukan Subjektif:
aktivitas 1. Pasien mengatakan sudah
(09.30) melakukan aktivitas yaitu
2. Menganjurkan aktivitas secara bertahap
(09.30) berjalan ke kamar mandi untuk
3. Menganjurkan melakukan aktivitas sesuai
buang air besar dengan bantuan
kemampuan Kholifatul Kholifatul
(09.30) keluarga dengan istirahat 1 kali
4. Melibatkan keluarga dalam aktivitas Annisa Annisa
(09.40) 2. Pasien mengatakan sudah tidak
Putri Putri
5. Membantu klien dan keluarga membuat ada sesak pada posisi duduk dan
jadwal kegiatan harian (ADL) berdiri, namun masih ada
6. Berkaloborasi dengan ahli gizi untuk kelelahan dan dada terasa penuh
meningkatkan asupan makan: diberikan setelah berjalan ke kamar mandi
Objektif:
diet DL III, asupan kalori >80%
1. Tampak nyaman pada posisi
tidur, duduk dan berdiri
2. Sebelum aktivitas , TD: 100/70
mmHg, Nadi: 84x/menit, RR:
24x/menit. Saat aktivitas nyaman
pada posisi duduk, berdiri dan
berjalan 3-5 langkah. Setelah
aktivitas TD:100/80, Nadi:
86x/menit, RR: 24x/menit
3. Pola aktivitas meningkat mulai
dari tidur ke duduk, berdiri
sampai nyaman dari posisi berdiri
dan berjalan beberapa langkah
dan selanjutnya kekamar mandi
4. Mau membuat aktivitas latihan
untuk di RS dan dirumah secara
bertahap
41

Di RS:
a. Duduk tegak diatas bed
b. Duduk dengan posisi kaki di
tepi bawah bed
c. Berdiri
d. Jalan ke kamar mandi dengan
bantuan/mandiri
Di Rumah:
a. Duduk
b. berdiri
c. jalan 3-5 langkah bolak-balik
d. jalan-jalan pagi selama 5 menit
Asessment:
Intoleransi aktivitas
Planning:
1. Pantau tanda vital sebelum dan
sesudah aktivitas
2. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
3. Anjurkan melakukan
aktivitassesuai kemampuan
4. Fasilitasi klien dan keluarga
dalam membuat jadwal kegiatan
harian (ADL)
5. Libatkan keluarga dalam
aktivitas
6. Kaloborasi dengan ahli gizi
untuk meningkatkan asupan
makan
42

No Tanggal Implementasi Keperawatan Paraf Evaluasi Paraf


Dx
Dx 26-02-20 26-02-2020, 14.00 WIB
.2 (13.15) 1. Mengdentifikasi tanda/gejala primer Subjektif:
penurunan curah jantung(meliputi 1. Pasien mengeluh kelelahan dan
dispnea, kelelahan, ortopnea, sesak setelah beraktivitas
2. Pasien merasakan jantung
paroxysmal nocturnal dyspnea,
berdebar-debar/palpitasi
peningkatakan cvp) Kholifatul Kholifatul
Objektif:
(13.15) 2. Mengidentifikasi tanda/gejala sekunder Annisa Annisa
1. Terpasang O2 nasal kanul
Putri Putri
penurunan curah jantung (Meliputi 3lt/menit
peningkatan berat badan, hepatomegali, 2. Sebelum aktivitas, TD: 100/70
distensi Vena jugularis, Palpitasi, mmHg, Nadi 84x/menit, RR
ronkhi basah, Oligulia, batuk, kulit 24x/menit. Setelah dilakukan
latihan rentang gerak ringan TD:
(13.15) pucat)
100/80 mmHg, Nadi: 88x/menit
3. Mengidentifikasi karakteristik nyeri RR: 24x/menit.
(13.15) dada 3. Tampak Palpitasi
4. Memposisikan pasien semiFowler atau 4. Frekuensi dan irama napas cepat
dengan kaki ke bawah atau posisi setelah melakukan aktivitas atau
(13.15) nyaman. perubahan posisi
5. Memberikan terapi oksigen sesuai Asessment:
Penurunan Curah Jantung
(09.10) kebutuhan Planning:
6. Berkolaborasi pemberian obat sesuai 1. Identifikasi tanda/gejala primer
indikasi penurunan curah
a. Digoxin 0,25mg 2x1/2 tablet jantung(meliputi dispnea,
b. CPG(Clopidogrel) 1x75mg/24jam kelelahan, ortopnea, paroxysmal
c. Captopril 1x12,5mg/24jam nocturnal dyspnea,
d. Spironolactone 1x25mg/24jam peningkatakan cvp)
43

2. Identifikasi tanda/gejala
sekunder penurunan curah
jantung (Meliputi peningkatan
berat badan, hepatomegali,
distensi Vena jugularis,
Palpitasi, ronkhi basah, Oligulia,
batuk, kulit pucat)
3. Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi
4. Berikan terapi oksigen sesuai
kebutuhan
5. Kolaborasi pemberian obat
sesuai indikasi
Dx 27-02-20 27-02-2020, 13.00 WIB
.2 (09.20) 1. Mengdentifikasi tanda/gejala primer Subjektif:
penurunan curah jantung(meliputi 1. Pasien mengatakan masih ada
dispnea, kelelahan, ortopnea, sesak nafas
2. Pasien mengatakan masih
paroxysmal nocturnal dyspnea,
merasakan dada berdebar-
peningkatakan cvp) Kholifatul Kholifatul
debar, namun berkurang dari
(09.20) 2. Mengidentifikasi tanda/gejala sekunder Annisa Annisa
kemarin
Putri putri
penurunan curah jantung (Meliputi Objektif:
peningkatan berat badan, hepatomegali, 1. Oksigen sudah dilepas,
distensi Vena jugularis, Palpitasi, digunakan apabila sesak tidak
ronkhi basah, Oligulia, batuk, kulit bisa ditahan.
2. TD: 100/70 mmHg, Nadi
(09.00) pucat)
88x/menit, RR 24x/menit,
3. Memeriksa tekanan darah dan frekuensi Suhu: 36,5°C. Setelah aktivitas,
(09.00) nadi TD: 110/90 mmHg, Nadi:
4. Memberikan terapi oksigen sesuai 94x/menit RR: 26x/menit.
44

(08.45) kebutuhan 3. Masih tampak dispneu dan


5. Berkolaborasi pemberian obat sesuai kelelahan setelah beraktivitas
indikasi selama 5 menit
Asessment:
a. Digoxin 0,25mg 2x1/2 tablet
Penurunan Curah Jantung
b. CPG(Clopidogrel) 1x75mg/24jam
Planning:
c. Captopril 1x12,5mg/24jam
1. Identifikasi tanda/gejala primer
d. Spironolactone 1x25mg/24jam
penurunan curah
jantung(meliputi dispnea,
kelelahan, ortopnea,
paroxysmal nocturnal dyspnea,
peningkatakan cvp)
2. Identifikasi tanda/gejala
sekunder penurunan curah
jantung (Meliputi peningkatan
berat badan, hepatomegali,
distensi Vena jugularis,
Palpitasi, ronkhi basah,
Oligulia, batuk, kulit pucat)
3. Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi
4. Berikan terapi oksigen sesuai
kebutuhan
5. Kolaborasi pemberian obat
sesuai indikasi
28-02-20 28-02-2020, 13.00 WIB
(09.20) 1. Mengidentifikasi tanda/gejala primer Subjektif:
penurunan curah jantung(meliputi 1. Pasien mengatakan rasa dada
dispnea, kelelahan, ortopnea, berdebar-debar sudah berkurang
dari kemarin
paroxysmal nocturnal dyspnea, Kholifatul Kholifatul
45

peningkatakan cvp) Annisa Objektif: Annisa


(09.20) 2. Mengidentifikasi tanda/gejala sekunder Putri 1. Tampak lebih nyaman dan Putri
penurunan curah jantung (Meliputi mampu mengatur pernafasannya
2. Oksigen sudah dilepas
peningkatan berat badan, hepatomegali,
3. TD: 100/70 mmHg, Nadi:
distensi Vena jugularis, Palpitasi, 84x/menit, RR: 22x/menit, Suhu:
ronkhi basah, Oligulia, batuk, kulit 36,5°C. Setelah aktivitas
pucat) TD:100/80, Nadi: 86x/menit, RR:
(09.20)
3. Memeriksa tekanan darah dan frekuensi 22x/menit
nadi 4. Irama dan frekuensi napas sudah
(09.20) mulai membaik dan toleransi
4. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
(08.45) aktivitas
5. Berkolaborasi pemberian obat sesuai
Asessment:
indikasi Penurunan Curah Jantung
a. Digoxin 0,25mg 2x1/2 tablet Planning:
b. CPG(Clopidogrel) 1x75mg/24jam 1. Identifikasi tanda/gejala primer
c. Captopril 1x12,5mg/24jam penurunan curah
d. Spironolactone 1x25mg/24jam jantung(meliputi dispnea,
kelelahan, ortopnea, paroxysmal
nocturnal dyspnea,
peningkatakan cvp)
2. Identifikasi tanda/gejala
sekunder penurunan curah
jantung (Meliputi peningkatan
berat badan, hepatomegali,
distensi Vena jugularis,
Palpitasi, ronkhi basah, Oligulia,
batuk, kulit pucat)
3. Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi
46

4. Berikan terapi oksigen sesuai


kebutuhan
5. Kolaborasi pemberian obat
sesuai indikasi
No Tanggal Implementasi Keperawatan Paraf Evaluasi Paraf
Dx
Dx 26-02- 26-02-2020, 15.00 WIB
.3 2020 Subjektif:
(13.15) 1. Memonitor tanda ansietas 1. Pasien mengatakan cemas
2. Mendengarkan dengan penuh perhatian dengan penyakitnya
(15.10)
3. Menciptakan lingkungan tenang dan 2. Pasien mengatakan tidur hanya
(15.10) 2-3 jam
tanpa gangguan dengan pencahayaan Kholifatul Kholifatul
3. Pasien mengatakan gelisah pada
suhu ruang yang nyaman Annisa Annisa
saat sesaknya muncul
(15.15) 4. Melatih teknik relaksasi napas dalam Putri Putri
Objektif:
(15.20) 5. Menjelaskan tujuan dan jenis relaksasi 1. Tampak tidak nyaman
napas dalam dikarenakan sesak
(15.30) 6. Menganjurkan mengambil posisi 2. Tampak tegang
3. Wajah tampak pucat
nyaman
(15.30) 4. Tampak Berkeringat
7. Mendemonstrasikan dan latih teknik 5. Mata tampak merah
relaksasi napas dalam 6. Akral teraba dingin
(15.30)
8. Menganjurkan rileks dan merasakan Asessment:
sensasi rileksasi Ansietas
Planning:
1. Monitor tanda ansietas
2. Latih teknik relaksasi napas
dalam
3. Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi rileksasi
47

4. Demonstrasikan dan latih teknik


relaksasi napas dalam
5. Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis CHF
Dx 27-02-20
.3 (13.15) 1. Memonitor tanda ansietas Subjektif:
(13.20) 2. Melatih teknik relaksasi napas 1. Pasien mengatakan cemas
berkurang
dalam
2. Pasien mengatakan selang
(13.25) 3. Mendemonstrasikan dan latih teknik oksigen hanya dipasang pada
relaksasi napas dalam Kholifatul saat merasakan sesak yang tak Kholifatul
(13.25) 4. Menganjurkan rileks dan merasakan Annisa tertahan Annisa
Putri 3. Pasien mengatakan sudah dapat Putri
sensasi rileksasi
(13.30) 5. Menginformasikan secara faktual tidur pada malam hari walau
mengenai diagnosis, pengobatan, terkadang terbangun namun
dapat tidur kembali
dan prognosis CHF yang dialami
Objektif:
1. Tampak tenang
2. Gelisah tampak berkurang
3. Akral hangat

Asessment:
Ansietas
Planning:
1. Monitor tanda ansietas
2. Latih teknik relaksasi napas
dalam
3. Anjurkan rileks dan merasakan
48

sensasi rileksasi
4. Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi napas dalam
Dx 28-02-20 Subjektif:
.3 09.30 1. Memonitor tanda ansietas 1. Pasien mengatakan sudah tidak
09.35 2. Melatih teknik relaksasi napas dalam cemas lagi
3. Menganjurkan rileks dan merasakan sensasi 2. Pasien mengatakan sudah dapat
09.40
tidur pada malam hari
rileksasi
Objektif:
09.45 4. mendemonstrasikan dan latih teknik Kholifatul 1. Pasien tampak tenang
Kholifatul
relaksasi napas dalam Annisa Annisa
2. Akral hangat
Putri Putri
Asessment:
-
Planing:
1. Monitor tanda ansietas
2. Latih teknik relaksasi napas
dalam
3. Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi rileksasi
4. Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi napas dalam
B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan pada subyek asuhan


keperawatan didapatkan hasil sesuai uraian sebelumnya dan selanjutnya penulis
akan membahas hasil data tersebut.

1. Pengkajian Keperawatan

Usia subyek asuhan pada pengumpulan data ini adalah usia dewasa.
Berdasarkan hasil pengumpulan data subyek asuhan berusia 60 tahun dan
mempunyai diagnosa medis CHF.
Menurut SDKI, 2016 terdapat gejala dan tanda mayor maupun minor pada
diagnose keperawatan intoleransi aktivitas. Gejala dan tanda mayor subyektif
yaitu mengeluh lelah dan tanda objektif yaitu frekuensi jantung meningkat >20%
dari kondisi istirahat. Sedangkan gejala dan tanda minor subyektif yaitu dispnea
saat/setelah aktivitas, merasa tidak nyaman setelah beraktivitas, merasa lemah dan
tanda objektifnya tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat, gambaran
EKG menunjukkan aritmia, gambaran EKG menunjukkan iskemia dan sianosis.
Sedangkan pada saat dikaji data yang ditemukan pada subyek asuhan yaitu pasien
mengeluh lelah/ merasakan kelemahan fisik, frekuensi jantung meningkat >20%
dari kondisi istirahat/ merasakan palpitasi dada berdebar-debar dan cepat,dispnea
saat/setelah aktivitas, merasa tidak nyaman setelah aktivitas, pasien merasa lemah,
tekanan darah berubah saat melakukan aktivitas dan gambaran EKG pasien
menunjukan aritmia. Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala intoleransi aktivitas
yang terdapat pada buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia 2016.

2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tabel 4.2. di dapatkan hasil bahwa diagnosa yang muncul
pada subyek asuhan adalah intoleransi aktivitas, penurunan curah jantung,
kecemasan. Namun pada penulisan laporan akhir ini penulis hanya berfokus pada
masalah intoleransi aktivitas tanpa mengabaikan masalah lain yang muncul.
50

Penulis mengangkat diagnosa intoleransi aktivitas karena menurut penulis


ini sangat perlu, dimana intoleransi aktivitas pada pasien dengan gagal jantung
kongestif sering dirumuskan sebagai salah satu permasalahan yang sering dialami
oleh penderita penyakit ini, hal ini disebabkan karena jantung tidak mampu untuk
memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk mampu memenuhi kebutuhan
jaringan terhadap nutrien dan oksigen akibat dari kerusakan kontraktil dari
jantung dan curah jantung kurang dari normal. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya beban kerja otot jantung, sehingga bisa melemahkan kekuatan
kontraksi otot jantung sehingga produksi energy menjadi berkurang (Wartonah,
2015)
Menurut SDKI, 2016, kondisi klinis terkait yang ada pada diagnose
intoleransi aktivitas adalah anemia, gagal jantung kongestif, penyakit jantung
koroner, penyakit katup jantung, aritmia, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),
gangguan metabolic, gangguan musculoskeletal. Sedangkan kondisi klinis terkait
yang muncul pada penyakit gagal jantung kongestif adalah intoleransi aktivitas,
penurunan curah jantung, ansietas hal ini sesuai dengan yang dialami pada subyek
asuhan. Namun bukan hanya intoleransi aktivitas, penurunan curah jantung dan
ansietas saja yang terdapat pada pasien gagal jantung kongestif yaitu gangguan
kebutuhan yang lain seperti kelebihan volume cairan dan lain-lain.

3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan yang diberikan pada subyek asuhan sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang ditetapkan karena berdasarkan tabel 3 dan 4 masalah
keperawatan yang dialami subyek asuhan adalah intoleransi aktivitas. Adapun
intervensi keperawatan yang disusun, yaitu:
a. Manajemen energi
b. Terapi aktivitas
c. Pemantauan tanda vital
Intervensi yang dilakukan oleh penulis kepada subyek asuhan adalah
untuk memenuhi kebutuhan aktivitas dan istirahat dengan diagnose medis CHF
yang mana penulis memberikan intervensi tambahan yaitu pemantauan tanda vital
untuk mengetahui perbandingan tanda vital subyek asuhan dari sebelum dan
51

sesudah melakukan aktivitas, dengan intervensi yang dibuat mengikut pedoman


dari buku SIKI, 2018.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan pada subyek asuhan sesuai dengan rencana
keperawatan yang disusun untuk mengatasi diagnose keperawatan intoleransi
aktivitas dilakukan selama tiga hari perawatan. Tindakan keperawatan yang
dilakukan untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas yaitu dengan
melaksanakan manajemen energi, terapi aktivitas dan pemantauan tanda vital.
Selama hari pertama perawatan tindakan keperawatan yang dilakukan
untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas adalah mengidentifikasi gangguan
fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan, memantau tanda vital sebelum dan
sesudah aktivitas,menganjurkan untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan,
melakukan latihan rentang gerak ringan aktif, memonitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas, menganjurkan pasien melakukan
aktivitas secara bertahap,menganjurkan pasien untuk istirahat yaitu tirah baring
(bedrest), berkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan.
Implementasi keperawatan yang penulis lakukan kepada subyek asuhan
sesuai dengan intevensi keperawatan yang direncanakan pada tabel 5. Yang sesuai
dengan buku panduan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, 2018.

5. Evaluasi Keperawatan
Berdasarkan implementasi yang dilakukan pada subyek asuhan didapatkan
hasil evaluasi secara keseluruhan dalam mengatasi intoleransi aktivitas diperoleh
kemampuan yang dapat dilakukan/ toleransi aktivitas pasien dari hari kehari
mengalami peningkatan. Yang mana hasil dari tujuan tercapai berdasarkan hasil
evaluasi pada hari terakhir yang disusun menunjukkan keluhan lelah menurun,
dispnea saat aktivitas menurun, dispnea setelah aktivitas menurundan kemudahan
dalam melakukan aktivitas sehari-hariyang dilihat dari berkurangnya keluhan
yang ada pada tanda dan gejala intoleransi aktivitas.
52

Menurut penelitian Nadilah. Emilia 2018 yang berjudul Pemberian


Aktivitas Secara Bertahap Untuk Mengatasi Masalah Intoleransi Aktivitas Pada
Pasien CHF yang mana hasil evaluasi yang didapatkan bahwa tindakan
keperawatan untuk mengatasi intoleransi aktivitas dapat menunjukkan
berkurangnya tanda dari intoleransi aktivitas dan memberikan peningkatan
terhadap toleransi aktivitas yang dilakukan perawatan selama 3 hari.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada subyek yang mengalami
gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat yaitu intoleransi aktivitas pada pasien
CHF dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang mencakup
pengkajian, perumusan diagnose keperawatan, perencanaan keperawatan,
implementasi serta evaluasi, maka penulis menarik kesimpulan:
1. Pengkajian keperawatan didapatkan bahwa subyek asuhan merupakan
pasien dengan gangguan kebutuhan intoleransi aktivitas dengan keluhan
kelemahan fisik yang disebabkan karena sesak napas dan lemas yang
diakibatkan oleh gagal jantung kongestif. Berdasarkan data fisik
menunjukkan bahwa subyek asuhan mengalami tanda-tanda masalah
intoleransi aktivitas seperti, kelemahan fisik, sesak napas, perubahan tanda-
tanda vital setelah beraktivitas, kulit pucat. Hal ini sesuai dengan tanda dan
gejala intoleransi aktivitas yang terdapat pada buku Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia 2016.
2. Diagnosa keperawatan yang didapatkan pada subyek asuhan yang ada dalam
gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat adalah intoleransi aktivitas
3. Intervensi keperawatan yang dilakukan pada subyek asuhan gangguan
kebutuhan aktivitas dan istirahat dengan intoleransi aktivitas sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang muncul pada subyek asuhan. Intervensi yang
dilakukan yaitu manajemen energi, terapi aktivitas dan pemantauan tanda
vital yang telah dibuat sesuai dengan buku Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI, 2018).
4. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan pada subyek asuhan gangguan
kebutuhan aktivitas dan istirahat dengan intoleransi aktivitas dilakukan
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
5. Pada tahap evaluasi setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari
berturut-turut didapatkan bahwa tujuan teratasi dengan hasil keluhan lelah
menurun, dispnea saat aktivitas menurun, dispnea setelah aktivitas menurun,
kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari membaik.
54

B. Saran
Dengan adanya uraian diatas maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Perawat
Diharapkan dengan adanya laporan tugas akhir ini perawat dapat
meningkatkan pemberian asuhan khususnya pada klien dengan gangguan
kebutuhan aktivitas dan istirahat yaitu intoleransi aktivitas pada diagnosa
medis CHF.
2. Bagi rumah sakit
Diharapkan Rumah Sakit Sukadana Khususnya Ruang Penyakit Dalam
laporan tugas akhir ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam
melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan
aktivitas dan istirahat yaitu intoleransi aktivitas.
3. Bagi Instansi Poltekkes TanjungKarang
Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat dijadikan sebagai bacaan serta
pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran dan pengetahuan
bagi mahasiswa keperawatan dalam menangani klien dengan gangguan
kebutuhan aktivitas dan istirahat.
4. Bagi pasien dan Keluarga Diharapkan dengan adanya laporan ini klien dan
keluarga penderita gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat yaitu
intoleransi aktivitas pada diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF)
mampu merawat keluarga dirumah untuk mencegah terjadinya rawat ulang
kembali dengan membuat jadwal latihan aktivitas secara bertahap.
DAFTAR PUSTAKA

Andri & Wahid. (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Surabaya : Mitra
Wacana Media
Bickley, S Lynn. 2017. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan.
Edisi 11. Jakarta : EGC
Banu, Susetya.2016. Gambaran Tindakan Keperawatan Dalam Pemenuhan
Activity Daily Leaving Pasien Fraktur. Yogyakarta
(http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2442/k.
%20Naskah%20Publikasi.pdf?sequence=12&isAllowed=y)
Hidayat, A Aziz. 2012. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Kastia, Ni Wayan. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Kebutuhan
Dasar Manusia 1. Jakarta
(Bppsdmk.kemkes.go.id./pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/
kebutuhan-dasar-manusiakomprehensif.pdf diakses pada 25 februari 2020)
Kozier, Erb, Berman & Synder. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses dan Praktik (7 ed., Vol.2). Jakarta : EGC
Kozier, Erb, Berman & Synder. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses dan Praktik (7 ed., Vol.1). Jakarta : EGC
Nadilah, Emilia. 2018. Pemberian Aktivitas Bertahap Untuk Mengatasi Masalah
Intoleransi Aktivitas Pada Pasien CHF.
(http://jurnal.akper-whs.ac.id/index.php/mak/article/view/28/36/)
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan Ed-Rev. Jakarta :
Rineka Cipta
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
dan Praktik. Edisi 4 Volume 1.Jakarta : EGC
56

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementrian RI tahun 2018
Tarwoto, Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Edisi:4. Jakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI
Lampiran 1
SOP

1. Manajemen Energi
Definisi: Mengidentifikasikan dan mengelola penggunaan energy untuk mengatasi
atau mencegah kelelahan dan mengoptimalkan proses pemulihan.
Tindakan:
Observasi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
4. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berialan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
58

LAMPIRAN SOP

2. Terapi Aktivitas
Definisi: Menggunakan aktivitas fisik, kognitif, sosial dan spiritual tertentu untuk
memulihkan keterlibatan, frekuensi, atau durasi aktivitas individu atau kelompok
Tindakan:
Observasi
1. Identifikasi mplici tingkat aktivitas
2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
3. Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
4. Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
5. Identifikasi makna aktivitas rutin (mis. Bekerja) dan waktu luang Monitor
respons emosional, fisik, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas
Terapeutik
1. Fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan mplici yang dialami
2. Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi dan rentang aktivitas
3. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten
sesuai kemampuan fisik, psikologis, dan sosial
4. Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
5. Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
6. fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas, jika sesuai
7. Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan untuk
mengakomodasi aktivitas yang dipilih
8. Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. Ambulasi, mobilisasi, dan perawatan
diri), sesuai kebutuhan
9. Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu, mplic,
atau gerak
10. Fasilitasi aktivitas motorik kasar untuk pasien hiperaktif
11. Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika sesuai
59

12. Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot


13. Fasilitasi aktivitas dengan komponen memori mplicit dan emosional (mis.
Kegiatan keagamaan khusus) untuk pasien demensia, jika sesuai
14. Libatkan dalam permainan kelompok yang tidak kompetitif, terstruktur,
dan aktif
15. Tingkatkan keterlibatan dalam aktivitas rekreasi dan diversifikasi untuk
menurunkan kecemasan (mis. Vocal group, bola vol, tenis meja, jogging,
berenang, tugas sederhana, permainan sederhana, tugas rutin, tugas rumah
tangga, perawatan diri, dan teka-teki dan kartu)
16. Libatkan keluarga dalam aktivitas, jika perlu
17. Fasilitasi mengembangkan motivasi dan penguatan diri
18. Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya sendiri untuk
mencapai tujuan
19. Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari
20. Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
Edukasi
1. Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, Jika perlu
2. Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
3. Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial, spiritual, dan kognitif dalam
menjaga fungsi dan kesehatan
4. Anjurkan tertibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika sesuai
5. Anjurkan keluarga untuk member penguatan positif atas partisipasi dalam
aktivitas
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencanakan dan memonitor
program aktivitas
2. Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu
60

Lampiran 2
61

Lampiran 3
62

Lampiran 4
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90

Anda mungkin juga menyukai