Oleh:
KHOLIFATUL ANNISA PUTRI
NIM : 1714401090
Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Keperawatan
Oleh:
Kholifatul Annisa Putri
NIM: 1714401090
ABSTRAK
Data menurut Riskesdas, 2018 pravelensi penyakit jantung di Indonesia
pada penduduk semua umur mencapai 1,5%. Di daeerah Lampung pravelensi
penyakit jantung mencapai 1.2%. Berdasarkan data rekapitulasi di Rumah Sakit
Sukadana Lampung Timur penyakit CHF menempati urutan ke-2 dari penyakit
terbanyak rawat inap dengan jumlah 334 jiwa pada tahun 2019.Tujuan penulisan
menggambarkan asuhan keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat
pada penyakit Congestive Heart Failure.Penulis menggunakan pendekatan asuhan
keperawatan yang berfokus pada satu subyek asuhan yang mengalami gangguan
kebutuhan aktivitas dan istirahat. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, wawancara, dan pemeriksaan fisik. Asuhan keperawatan menggunakan
proses yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Hasil
asuhan keperawatan pada subyek asuhan dapat memenuhi kriteria hasil yang
diharapkan, yaitu keluhan lelah menurun, dispnea saat aktivitas menurun, dispneu
setelah aktivitas menurun, kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penulis menyarankan kepada perawat untuk melakukan aktivitas secara bertahap
untuk mempercepat meningkatnya toleransi aktivitas pada pasien intoleransi
aktivitas.
Bismillahirohmanirrohim
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah,
serta inayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas
Dan Istirahat Pada Pasien CHF Di Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana
Lampung Timur” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan Program Studi Diploma III Keperawatan Tanjungkarang.
Dalam proses Laporan Tugas Akhir ini banyak mendapatkan bantuan dari
beberapa pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada bapak/ibu:
1. Warjidin Aliyanto, SKM., M. Kes. Selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang
2. Direktur RSUD Sukadana Lampung Timur dan Staff.
3. Gustop Amatiria, S.Kp., M. Kes. Selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
4. Ns. Musiana, S.Kep., M. Kes. Selaku Ketua Program Studi Diploma III
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan TanjungKarang sekaligus
sebagai Pembimbing Akademik yang selalu memberikan semangat kepada
penulis
5. El Rahmayati, S.Kp., M. Kes. Selaku Pembimbing I yang selalu
membimbing dengan sabar dan kritis serta menyediakan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk mengarahkan penulis dalam meyelesaikan laporan
tingkat akhir ini
6. Ns. Sunarsih, S.Kep., MM. Selaku Pembimbing II yang memberikan
bimbingan dan saran, menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk
mengarahkan penulis menyelesaikan laporan tugas akhir ini
7. Kepada Orang Tua saya, almarhumah mama, papa, kakak dan seluruh
keluarga besar saya yang selalu memberikan dukungan baik mental
maupun material
8. Kepada teman-teman angkatan 33 khususnya kelas regular II Program
Studi DIII Keperawatan Tanjungkarang sekaligus sahabat saya Nurliana,
Shinta, Devi, Fira, Muthia, Lisda, Ara, Riska yang telah menyemangati
saya dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini
9. Untuk Institusi Politeknik Kesehatan TanjunngKarang semoga tetap jaya
Riwayat Pendidikan
Penulis
Pembimbing Pendamping
Penulis
KHOLIFATUL ANNISA PUTRI/1714401090
Pembimbing utama
Pembimbing Pendamping
Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Tanjungkarang
Poltekkes Tanjungkarang
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 3
C. Tujuan Umum ................................................................ 3
1. Tujuan Umum ............................................................ 3
2. Tujuan Khusus ........................................................... 3
D. Manfaat ........................................................................... 3
1. Manfaat Teoristis ....................................................... 3
2. Manfaat Praktis .......................................................... 4
E. Ruang Lingkup ............................................................... 4
Halaman
Tabel 1.Kekuatan otot dan gangguan koordinasi.................................... 11
Tabel 2.Intervensi gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat.............. 13
Tabel 3. Pengkajian keperawatan ........................................................... 23
Tabel 4. Analisis data subjektif dan objektif........................................... 30
Tabel 5. Intervensi keperawatan ............................................................. 33
Tabel 6. Implementasi dan evaluasi ...................................................... 37
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Kemampuan untuk bergerak dengan bebas, mudah, dan terarah dalam
lingkungan sangat penting untuk manusia guna memenuhi kebutuhan dasar
mereka. Banyak faktor yang mempengaruhi kesejajaran tubuh dan aktivitas.
Faktor tersebut meliputi tumbuh kembang, kesehatan fisik, kesehatan mental, nilai
dan sikap pribadi, dan program dan pembatasan pergerakan. (Kozier, 2011).
Aktivitas adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan, individu
harus beraktivitas dan bergerak untuk melindungi diri dari trauma dan untuk
memenuhi kebutuhan dasar mereka. (Kozier, 2010)
Kebanyakan orang menilai tingkat kesehatan seseorang berdasarkan
kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kemampuan beraktivitas
merupakan kebutuhan dasar yang mutlak diharapkan oleh manusia. Pergerakan
atau mekanika tubuh pada dasarnya adalah bagaimana menggunakan secara
efektif, terkooridnasi, dan aman sehingga menghasilkan gerakan yang baik dan
keseimbangan selama beraktivitas. (Kastia, 2016) .
Salah satu kebutuhan pasien adalah pemenuhan Activity Daily Leaving
(ADL)yaitu pemenuhan kebutuhan aktivitas perawatan pasien yang dilakukan
setiap hari. Istilah ADL mencakup seperti perawatan diri (berpakaian, makan,
minum, toileting, mandi berhias dan sebagainya) dan mobilitas (seperti berguling
ditempat tidur, bangun dan duduk, bergeser dari tempat tidur ke kursi atau dari
satu tempat ke tempat lain (Naskah Publikasi Banu, 2016). Kemampuan setiap
orang dalam memenuhi ADL dipengaruhi beberapa faktor. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya
adalah kondisi fisik. (Hidayat, 2012)
Kondisi fisik/klinisterkait yang terdapat dalam gangguan kebutuhan
aktivitas dan Istirahat menurut SDKI, (2016) adalah Stroke, Cedera medulla
spinalis, Trauma, Fraktur, Ostemalasia, Nyeri/kolik, Kondisi pasca operasi,
Kanker, Sleep apnea, Anemia, Gagal jantung kongestif, Penyakit jantung koroner,
1
2
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas dan
istirahat pada pasien di Ruang Penyakit DalamRSUD Sukadana Lampung Timur?
C. Tujuan
1. Tujuan Utama
Melaksanakan asuhan keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas dan
istirahat pada pasien di Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana
Lampung Timur
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan gangguan kebutuhan
aktivitas dan istirahat di Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana
Lampung Timur
b. Merumuskan diagnosa keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas
dan istirahat di Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana Lampung
Timur
c. Menyusun perencanaan keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas
dan istirahat di Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana Lampung
Timur
d. Melaksanakan tindakan keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas
dan istirahat di Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana Lampung
Timur
e. Melakukan evaluasi keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas dan
istirahat di Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana Lampung Timur
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Laporan Tugas Akhir ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan dalam memberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif
pada pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat dan
4
Laporan Tugas Akhir ini dapat dipakai untuk sebagai salah satu bahan
bacaan kepustakaan.
2. Manfaat Praktis
a.Bagi perawat
Laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pada pasien
gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat.
b. Bagi rumah sakit
Laporan tugas akhir ini dapat dijadikan contoh sebagai bahan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pada pasien
dengan gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat.
c. Bagi instansi akademik
Laporan tugas akhir ini data digunakan sebagai referensi bagi institusi
pendidikan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas dan
istirahat
d. Bagi Pasien
Laporan tugas akhir dapat menjadi acuan bagi pasien dan keluarga
untuk mengetahui tentang gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat
serta perawatan yang benaragar pasien mendapat perawatan yang
tepat.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan tugas akhir berfokus pada asuhan keperawatan
dasar dalam pemenuhan kebutuhan gangguan aktivitas dan istirahat pada pasien di
Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana Lampung Timur. Asuhan keperawatan
yang dilakukan terhadap 1(satu) orang pasien dimulai dari pengkajian,
penegakkan diagnosa, menyusun rencana tindakan, implementasi dan evaluasi
secara komprehensif. Asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 26-28 Februari
2020 di Ruangan Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana Lampung Timur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara head to toe. Pemeriksaan
dapat dilakukan melalui empat teknik, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi (IPPA).
1) Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematik. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indera
penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai alat untuk
mengumpulkan data. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh
meliputi ukuran tubuh, warna kulit, bentuk tubuh, serta posisi dan
kesimestrisan tubuh. Pada proses inspeksi perawat harus mampu
membandingkan bagian tubuh normal dan tubuh abnormal.
Pada pemeriksaan fisik aktivitas :
a) Kaji kesejajaran tubuh apakah bahu dan panggul sejajar,
tulang belakang lurus, tidak melengkung ke sisi lain
b) Kaji gaya berjalan apakah kepala tegak, pandangan lurus ke
depan. Tumit memijak tanah sebelum jarī kaki. Kaki dalam
posisi dorsifleksi dalam fase mengayun.
c) Penampakan dan bergerakan sendi apakah ada
pembengkakan atau kemerahan sendi, yang dapat
'menunjukkan keberadaan cedera atau inflamasi.
d) Apakah ada deformitas, seperti pembesaran atau kontraktur
tulang, dan simetrisitas tulang yang terkena
10
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons pasien terhadap suatu masalah kesehatan atau proses kehidupan
yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial (SDKI,
2016). Diagnosis keperawatan bertujuan untuk megidentifikasi respon
12
3. Intervensi Keperawatan
Menurut SIKI, (2018) Intervensi keperawatan adalah segala
treatment yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada
pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang
diharapkan. Intervensi keperawatan aktivitas menggunakan pendekatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia). Sedangkan buku SLKI
13
Tabel 2.
Intervensi keperawatan gangguan Kebutuhan Aktivitas Dan Istirahat
Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama :
Penyebab: keperawatan diharapkan 1. Dukungan
1. Kerusakan integritas gangguan mobilitas fisik Ambulasi
struktur tulang meningkat dengan KH: 2. Dukungan
2. Perubahan 1. Pergerakan Mobilisasi
metabolism ekstermitas
3. Ketidakbugaran meningkat
fisik 2. Kekuatan otot
4. Penurunan kendali meningkat
otot 3. Rentang gerak
5. Penurunan massa (ROM) meningkat
otot 4. Nyeri menurun
6. Penurunan kekuatan 5. Kecemasan menurun
otot 6. Kaku sendi menurun
7. KeterLambatan 7. Gerakan tidak
perkembangan terkoordinasi
8. Kekakuan sendi menurun
9. Kontraktur 8. Gerakan terbatas
10. Malnutrisi menurun
11. Gangguan 9. Kelemahan fisik
musculoskeletal menurun
12. Gangguan
neuromuskular
13. Indeks masa tubuh
diatas persentil ke-
75 sesuai usia
14. Efek agen
farmakologis
15. Program
pembatasan gerak
16. Nyeri
17. Kurang terpapar
informasi tentang
aktivitas fisik
18. Kecemasan
14
5. Gangguan
pernapasan
4. Implementasi Keperawatan
Menurut Kozier, (2011) Implementasi adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Berdasarkan terminologi
NIC, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan
tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang diperlukan
untuk melaksanakan intervensi (atau program keperawatan). Adapun
tindakan keperawatan dilakukan dengan pendekatan SIKI, 2018 yang
mana SOP terlampir.
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut Kozier, (2011) evaluasi adalah aktivitas yang
direncanakan, berkelanjutan, dan terarah ketika pasien dan profesional
kesehatan menentukan:
a. Kemajuan pasien dalam mencapai tujuan/hasil dan keefektifan rencana
asuhan keperawatan.
b. Keefektifan rencana asuhan keperawatan.
Evaluasi adalah aspek penting proses keperawatan karena
kesimpulan yang ditarik dari evaluasi menentukan apakah intevensi
keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan atau diubah.
5. Ostemalasia
6. Nyeri/kolik
7. Kondisi pasca operasi
8. Kanker
9. Sleep apnea
10. Anemia
11. Gagal jantung kongestif
12. Penyakit jantung koroner
13. Penyakit katup jantung
14. Aritmia
15. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
16. Gangguan metabolic
17. Gangguan musculoskeletal
BAB III
METODE
A. Fokus Asuhan
Penulisan laporan tugas akhir ini penulis menggunakan pendekatan asuhan
keperawatan bertujuan agar pasien yang mengalami gangguan kebutuhan aktivitas
dan istirahat dapat ditangani. Konsep asuhan keperawatan yang dipakai oleh
penulis adalah asuhan keperawatan medikal bedah.
B. Subjek Asuhan
Subjek asuhan keperawatan berfokus pada 1 pasien asuhan dengan
gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat yang akan dilakukan di RSUD
Sukadana Lampung Timur dengan krtiteria sebagai berikut:
1. Pasien dengan usia dewasa
2. Pasien memahami bahasa Indonesia
3. Pasien dirawat di RSUD Sukadana Lampung Timur
4. Bersedia mengikuti secara sukarela dengan menandatangani lembar
persetujuan informed consent
5. Pasien merupakan seseorang yang memiliki gangguan kebutuhan aktivitas
dan istirahat
C. Lokasi dan waktu
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di RSUD Sukadana Lampung Timur
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 26-28 februari 2020
D. Pengumpulan Data
1. Alat pengumpulan data
Alat yang digunakan penulis dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini
adalah lembar format Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, yang meliputi proses
pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi
keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan. Dan untuk mengumpulkan data
18
19
kelenjar limfe, pulsasi, kontur dan ukuran organ dan massa, dan
krepitus sendi.
3) Perkusi
Gunakan jari pengetuk (plexor finger), biasanya jari ketiga, untuk
memberikan ketukan atau pukulan cepat terhadap jari pleximeter,
biasanya jari ketiga distal tangan kiri yang diletakkan di atas
permukaan dada atau abdomen, untuk memicu gelombang suara
misalnya sonor atau redup dari jaringan atau organ di bawahnya.
Gelombang suara ini juga menghasilkan getaran taktil terhadap jari
pleximeter.
4) Auskultasi
Gunakan bagian diafragma dan bel pada stetoskop untuk mendeteksi
karakteristik bunyi jantung, paru, dan intestinal, termasuk lokasi,
waktu, durasi, nada, dan intensitas. Untuk jantung, ini mencakup
bunyi dari penutupan keempat katup dan aliran ke dalam ventrikel
serta murmur (bising jantung). Auskultasi juga memungkinkan kita
mendeteksi bruit atau turbulensi di atas pembuluh arteri. ( Bickley,
Lynn S, 2017 )
3. Sumber data
a. Data primer
Data primer adalah data yang didapatkan melalui pengkajian secara
langsung kepada pasien baik berupa data subjektif yang dikeluhkan pasien dan
data objektif dari hasil pemeriksaan fisik
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari wawancara dengan
keluarga, catatan keperawatan dan hasil-hasil pemeriksaan penunjang seperti
laboratorium, radiologi, ekg sebagai data tambahan yang mendukung untuk
masalah kesehatan pasien tersebut.
21
E. Penyajian Data
Menurut Notoatmodjo (2010) penulis menyajikan data pada penelitian ini
dengan penyajian data penelitian dalam bentuk uraian kalimat dan juga dalam
bentuk table dan grafik.
1. Narasi
Penulis akan menggunakan penyajian secara teks yaitu penyajian
data hasil laporan tugas akhir akan ditulis dalam bentuk kalimat.
Contohnya, penulis memaparkan hasil dari pengkajian pada pasien
sebelum dan sesudah diberikan asuhan keperawatan dalam bentuk kalimat
penyajian, dalam bentuk teks hanya digunakan penulis untuk memberi
informasi melalui kalimat yang mudah dipahami pembaca.
2. Tabel
Penulis juga akan menuliskan hasil laporan dalam bentuk tabel yang
merupakan suatu penyajian yang sistematik, yang tersusun dalam kolom
atau jajaran. Penyajian dalam bentuk tabel berisi pengkajian, rencana
tindakan keperawatan, dan implementasi serta evaluasi.
Dalam laporan tugas akhir ini penulis akan mennyajikan data
dalambentuk narasi dan tabel. Narasi digunakan untuk data hasil
pengkajian dan tabel digunakan untuk rencana keperawatan, implementasi
dan evaluasi dari pasien yang dilakukan asuhan keperawatan.
F. Prinsip Etik
Prinsip etik yang digunakan penulis dalam membuat asuhan keperawatan
fokus tindakan keperawatan ini adalah prinsip etik keperawatan dalam
memberikan layanan keperawatan kepada individu, kelompok atau keluarga dan
masyarakat. Prinsip-prinsip etika keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Otonomy (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.Praktik
profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak pasien
dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. Penulis menggunakan
22
prinsip ini untuk memberikan hak kepada pasien untuk mengambil keputusan
sendiri untuk menjadi sasaran asuhan penulisan.
2. Berbuat Baik (Beneficience)
Beneficience berartihanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Prinsip ini
menuntut penulis untuk melakukan hal yang baik dan tidak merugikan orang lain.
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan ini menuntut perlakuan adil terhadap orang lain dan
memberikan apa yang menjadi kebutuhan pasien.
4. Tidak Merugikan (Non Maleficienci)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis
selama perawat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dan keluarga.
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity ini mengarahkan penulis untuk menghindari melakukan
kebohongan atau melakukan penipuan pada pasien. Dari prinsip inilah sebagai
landasan untuk membentuk hubungan saling percaya antara pasien dan perawat.
6. Menepati Janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain.Perawat setia pada komitmennya dan menepati
janji serta menyimpan rahasia pasien.Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban
seseorang untuk mempertahankan komitmennya yang dibuatnya.
7. Kerahasian (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang pasien harus
dijaga privasi pasien.Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan pasien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan pasien.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini menguraikan tentang hasil pengumpulan data tentang asuhan
keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas istirahat yakni intoleransi aktivitas
pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di Ruang Penyakit Dalam
RSUD Sukadana Lampung Timur. Berdasarkan Pengumpulan data yang diperoleh
pada tanggal 26 sampai 28 Februari 2020 di dapatkan subyek asuhan mengalami
gangguan kebutuhan aktivitas yakni intoleransi aktivitas. Asuhan keperawatan
dilakukan selama 3 hari berturut-turut dimulai dengan pengkajian, perumusan
diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
A. Hasil Asuhan
1. Pengkajian keperawatan
Pada tanggal 26 Februari 2020 pukul 09.00 WIB telah dilakukan
pengkajian kepada subjek asuhan dan didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 3.Data Pengkajian Keperawatan pada Subyek Asuhan
Item pengkajian Subyek asuhan
A. Identitas Pasien Nama : Tn. S
Usia : 60 tahun
Alamat : Nibung, Gunung Pelindung
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Tgl masuk RS : 25-02-2020 jam: 23.40
Dx. Medis : CHF
23
24
F. Daftar Terapi
Nama Obat Dosis Cara Waktu Indikasi
Pemberian Pemberian
1. Digoxin . 0,25mg Oral 2x1/2table Gagal jantung,
t/12jam gangguan irama
jantung
2.CPG 75mg Oral 1x24jam Serangan jantung,
(Clopidogrel) stroke, arteri perifer,
penyempitan
pembuluh darah
3.Captopril 12,5mg Oral 1x24jam Hipertensi, gagal
jantung, nefropati
diabetic
4.Spironolacto 25mg Oral 1x24jam Gagal jantung
ne kongestif, edema,
sindrom nefrotik
DO:
a. Keadaan umum lemah,
composmentis
b. Pasien terlihat lemas
c. Pernapasan cepat
(takipneu)
d. Vital sign sebelum aktivitas
TD: 100/70 mmHg, Nadi:
86x/menit, RR: 26x/menit
e. Vital sign setelah
beraktivitas TD: 120/90
mmHg, Nadi: 92x/menit
RR: 28x/menit
f. Pasien terpasang selang
oksigen
g. Pasien terpasang infuse
2. DS:
a. Pasien mengatakan mudah Penurunan Perubahan Irama
lelah ketika beraktivitas dan Curah Jantung Jantung
berkurang saat istirahat
b. Pasien mengeluh lemas dan
pusing
c. Pasien mengatakan jantung
berdebar-debar dengan
cepat
d. Pasien mengatakan tidak
bisa tidur terlentang karena
sesak
DO:
a. Nadi cepat (takikardi)dan
32
N DATA
O Diagnosa Etiologi
Keperawatan
teraba lemah. Sebelum
aktivitas 86x/menit setelah
aktivitas 92x/menit
b. Tampak palpitasi
c. CRT > 2 detik
d. Tekanan darah meningkat
setelah melakukan aktivitas
e. Hasil rontgen tampak
kardiomegali
f. EKG: Aritmia
g. Terdengar bunyi suara
jantung tambahan S3-Gallop
dan murmur
3. DS:
a. Pasien mengatakan ketika Ansietas Krisis Situasional
sesak pada malam hari
membuat dirinya cemas lalu
tidak dapat tidur
b. Pasien mengatakan sering
gelisah bila sesaknya mucul
c. Pasien mengatakan cemas
dengan kondisinya saat ini
DO:
a. Tampak gelisah
b. Tampak tegang
c. Tampak berkeringat
d. Akral teraba dingin
e. Wajah tampak pucat
f. Frekuensi napasdan nadi
meningkat
Berdasarkan tabel 4.2 analisa data yang didapatkan pada subyek asuhan
yaitu intoleransi aktivitas, penurunan curah jantung dan kecemasan.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data yang diuraikan sebelumnya,
maka peneliti merumuskan ada tiga diagnosa keperawatan yang muncul pada
subjek asuhan tersebut, antara lain :
1. Intoleransi aktivitas
2. Penurunan curah jantung
3. Kecemasan
33
3. Rencana Keperawatan
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul penulis memperoleh
diagnosa keperawatan yang ditegakkan berdasarkan data-data pengkajian yang
telah dikelompokkan. Maka disusunlah rencana asuhan keperawatan yang akan
diberikan pada subyek asuhan. Dalam pemberian asuhan keperawatan, peneliti
berfokus pada masalah keperawatan intoleransi aktivitas, namun masalah
keperawatan yang lain tetap dilakukan perencanaan dan pelaksanaan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan yang komperhensif. Penulis juga menerapkan
intervensi keperawatan pada subyek asuhan menurut penelitian (Nadilah, Emilia
2018) yang berjudul Pemberian Aktivitas Secara Bertahap Untuk Mengatasi
Masalah Intoleransi Aktivitas Pada Pasien CHF. Yang mana hasil evaluasi yang
didapatkannya bahwa memberikan aktivitas secara bertahap pada pasien yang
mengalami intoleransi aktivitas dapat menunjukkan berkurangnya tanda dari
intoleransi aktivitas dan memberikan peningkatan terhadap toleransi aktivitas
yang dilakukan selama 3 hari perawatan. Adapun intervensi atau rencana asuhan
keperawatan yang diberikan sebagai berikut:
istirahat menurun
b. Pasien mengeluh 2. Periksa tekanan darah
lemas dan pusing 3. Keluhan lelah dan frekuensi nadi
c. Pasien mengatakan menurun 3. Posisikan pasien
jantung berdebar- 4. Dispnea semiFowler atau
debar dengan cepat
menurun dengan kaki ke bawah
d. Pasien mengatakan
tidak bisa tidur 5. Tekanan darah atau posisi nyaman
karena sesak membaik 4. Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi.
5. Anjurkan beraktivitas
DO:
fisik secara bertahap.
a. Nadi cepat
(takikardi) dan 6. Kolaborasi pemberian
teraba lemah pemberian obat sesuai
sebelum aktivitas indikasi
86x/menit setelah
aktivitas 92x/menit Perawatan jantung akut
b. Tampak Palpitasi 1. Identifikasi
c. CRT ≥ 2 detik karakteristik nyeri dada
d. Tekanan darah (meliputi faktor pemicu
meningkat setelah dan Pereda, kualitas,
melakukan aktivitas lokasi, radiasi, skala,
e. Hasil rontgen durasi dan frekuensi)
tampak 2. Sediakan lingkungan
kardiomegali yang kondusif untuk
f. EKG: Aritmia beristirahat dan
g. Terdengar bunyi pemulihan.
suara jantung
3. Anjurkan segera
tambahan S3-
Gallop dan murmur melaporkan nyeri dada.
4. Kolaborasi pemberian
obat sesuai indikasi
Kecemasan Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
berhubungan dengan intervensi keperawatan 1. Monitor tanda ansietas
krisis situasional selama 3x24jam 2. Dengarkan dengan
DS: diharapkan tingkat penuh perhatian
a. Pasien mengatakan ansietas menurun 3. Latih teknik relaksasi
ketika sesak pada dengan KH: napas dalam
malam hari 1. Verbalisasi 4. Menginformasikan
membuat dirinya secara faktual mengenai
khawatir akibat
cemas lalu tidak
2. kondisi yang diagnosis, pengobatan,
dapat tidur
dihadapi dan prognosis
5. Kaloborasi pemberian
obat ansietas, jika perlu
b. Pasien mengatakan Terapi Relaksasi
36
Di RS:
a. Duduk tegak diatas bed
b. Duduk dengan posisi kaki di
tepi bawah bed
c. Berdiri
d. Jalan ke kamar mandi dengan
bantuan/mandiri
Di Rumah:
a. Duduk
b. berdiri
c. jalan 3-5 langkah bolak-balik
d. jalan-jalan pagi selama 5 menit
Asessment:
Intoleransi aktivitas
Planning:
1. Pantau tanda vital sebelum dan
sesudah aktivitas
2. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
3. Anjurkan melakukan
aktivitassesuai kemampuan
4. Fasilitasi klien dan keluarga
dalam membuat jadwal kegiatan
harian (ADL)
5. Libatkan keluarga dalam
aktivitas
6. Kaloborasi dengan ahli gizi
untuk meningkatkan asupan
makan
42
2. Identifikasi tanda/gejala
sekunder penurunan curah
jantung (Meliputi peningkatan
berat badan, hepatomegali,
distensi Vena jugularis,
Palpitasi, ronkhi basah, Oligulia,
batuk, kulit pucat)
3. Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi
4. Berikan terapi oksigen sesuai
kebutuhan
5. Kolaborasi pemberian obat
sesuai indikasi
Dx 27-02-20 27-02-2020, 13.00 WIB
.2 (09.20) 1. Mengdentifikasi tanda/gejala primer Subjektif:
penurunan curah jantung(meliputi 1. Pasien mengatakan masih ada
dispnea, kelelahan, ortopnea, sesak nafas
2. Pasien mengatakan masih
paroxysmal nocturnal dyspnea,
merasakan dada berdebar-
peningkatakan cvp) Kholifatul Kholifatul
debar, namun berkurang dari
(09.20) 2. Mengidentifikasi tanda/gejala sekunder Annisa Annisa
kemarin
Putri putri
penurunan curah jantung (Meliputi Objektif:
peningkatan berat badan, hepatomegali, 1. Oksigen sudah dilepas,
distensi Vena jugularis, Palpitasi, digunakan apabila sesak tidak
ronkhi basah, Oligulia, batuk, kulit bisa ditahan.
2. TD: 100/70 mmHg, Nadi
(09.00) pucat)
88x/menit, RR 24x/menit,
3. Memeriksa tekanan darah dan frekuensi Suhu: 36,5°C. Setelah aktivitas,
(09.00) nadi TD: 110/90 mmHg, Nadi:
4. Memberikan terapi oksigen sesuai 94x/menit RR: 26x/menit.
44
Asessment:
Ansietas
Planning:
1. Monitor tanda ansietas
2. Latih teknik relaksasi napas
dalam
3. Anjurkan rileks dan merasakan
48
sensasi rileksasi
4. Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi napas dalam
Dx 28-02-20 Subjektif:
.3 09.30 1. Memonitor tanda ansietas 1. Pasien mengatakan sudah tidak
09.35 2. Melatih teknik relaksasi napas dalam cemas lagi
3. Menganjurkan rileks dan merasakan sensasi 2. Pasien mengatakan sudah dapat
09.40
tidur pada malam hari
rileksasi
Objektif:
09.45 4. mendemonstrasikan dan latih teknik Kholifatul 1. Pasien tampak tenang
Kholifatul
relaksasi napas dalam Annisa Annisa
2. Akral hangat
Putri Putri
Asessment:
-
Planing:
1. Monitor tanda ansietas
2. Latih teknik relaksasi napas
dalam
3. Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi rileksasi
4. Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi napas dalam
B. Pembahasan
1. Pengkajian Keperawatan
Usia subyek asuhan pada pengumpulan data ini adalah usia dewasa.
Berdasarkan hasil pengumpulan data subyek asuhan berusia 60 tahun dan
mempunyai diagnosa medis CHF.
Menurut SDKI, 2016 terdapat gejala dan tanda mayor maupun minor pada
diagnose keperawatan intoleransi aktivitas. Gejala dan tanda mayor subyektif
yaitu mengeluh lelah dan tanda objektif yaitu frekuensi jantung meningkat >20%
dari kondisi istirahat. Sedangkan gejala dan tanda minor subyektif yaitu dispnea
saat/setelah aktivitas, merasa tidak nyaman setelah beraktivitas, merasa lemah dan
tanda objektifnya tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat, gambaran
EKG menunjukkan aritmia, gambaran EKG menunjukkan iskemia dan sianosis.
Sedangkan pada saat dikaji data yang ditemukan pada subyek asuhan yaitu pasien
mengeluh lelah/ merasakan kelemahan fisik, frekuensi jantung meningkat >20%
dari kondisi istirahat/ merasakan palpitasi dada berdebar-debar dan cepat,dispnea
saat/setelah aktivitas, merasa tidak nyaman setelah aktivitas, pasien merasa lemah,
tekanan darah berubah saat melakukan aktivitas dan gambaran EKG pasien
menunjukan aritmia. Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala intoleransi aktivitas
yang terdapat pada buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia 2016.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tabel 4.2. di dapatkan hasil bahwa diagnosa yang muncul
pada subyek asuhan adalah intoleransi aktivitas, penurunan curah jantung,
kecemasan. Namun pada penulisan laporan akhir ini penulis hanya berfokus pada
masalah intoleransi aktivitas tanpa mengabaikan masalah lain yang muncul.
50
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan yang diberikan pada subyek asuhan sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang ditetapkan karena berdasarkan tabel 3 dan 4 masalah
keperawatan yang dialami subyek asuhan adalah intoleransi aktivitas. Adapun
intervensi keperawatan yang disusun, yaitu:
a. Manajemen energi
b. Terapi aktivitas
c. Pemantauan tanda vital
Intervensi yang dilakukan oleh penulis kepada subyek asuhan adalah
untuk memenuhi kebutuhan aktivitas dan istirahat dengan diagnose medis CHF
yang mana penulis memberikan intervensi tambahan yaitu pemantauan tanda vital
untuk mengetahui perbandingan tanda vital subyek asuhan dari sebelum dan
51
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan pada subyek asuhan sesuai dengan rencana
keperawatan yang disusun untuk mengatasi diagnose keperawatan intoleransi
aktivitas dilakukan selama tiga hari perawatan. Tindakan keperawatan yang
dilakukan untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas yaitu dengan
melaksanakan manajemen energi, terapi aktivitas dan pemantauan tanda vital.
Selama hari pertama perawatan tindakan keperawatan yang dilakukan
untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas adalah mengidentifikasi gangguan
fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan, memantau tanda vital sebelum dan
sesudah aktivitas,menganjurkan untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan,
melakukan latihan rentang gerak ringan aktif, memonitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas, menganjurkan pasien melakukan
aktivitas secara bertahap,menganjurkan pasien untuk istirahat yaitu tirah baring
(bedrest), berkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan.
Implementasi keperawatan yang penulis lakukan kepada subyek asuhan
sesuai dengan intevensi keperawatan yang direncanakan pada tabel 5. Yang sesuai
dengan buku panduan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, 2018.
5. Evaluasi Keperawatan
Berdasarkan implementasi yang dilakukan pada subyek asuhan didapatkan
hasil evaluasi secara keseluruhan dalam mengatasi intoleransi aktivitas diperoleh
kemampuan yang dapat dilakukan/ toleransi aktivitas pasien dari hari kehari
mengalami peningkatan. Yang mana hasil dari tujuan tercapai berdasarkan hasil
evaluasi pada hari terakhir yang disusun menunjukkan keluhan lelah menurun,
dispnea saat aktivitas menurun, dispnea setelah aktivitas menurundan kemudahan
dalam melakukan aktivitas sehari-hariyang dilihat dari berkurangnya keluhan
yang ada pada tanda dan gejala intoleransi aktivitas.
52
B. Saran
Dengan adanya uraian diatas maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Perawat
Diharapkan dengan adanya laporan tugas akhir ini perawat dapat
meningkatkan pemberian asuhan khususnya pada klien dengan gangguan
kebutuhan aktivitas dan istirahat yaitu intoleransi aktivitas pada diagnosa
medis CHF.
2. Bagi rumah sakit
Diharapkan Rumah Sakit Sukadana Khususnya Ruang Penyakit Dalam
laporan tugas akhir ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam
melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan
aktivitas dan istirahat yaitu intoleransi aktivitas.
3. Bagi Instansi Poltekkes TanjungKarang
Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat dijadikan sebagai bacaan serta
pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran dan pengetahuan
bagi mahasiswa keperawatan dalam menangani klien dengan gangguan
kebutuhan aktivitas dan istirahat.
4. Bagi pasien dan Keluarga Diharapkan dengan adanya laporan ini klien dan
keluarga penderita gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat yaitu
intoleransi aktivitas pada diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF)
mampu merawat keluarga dirumah untuk mencegah terjadinya rawat ulang
kembali dengan membuat jadwal latihan aktivitas secara bertahap.
DAFTAR PUSTAKA
Andri & Wahid. (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Surabaya : Mitra
Wacana Media
Bickley, S Lynn. 2017. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan.
Edisi 11. Jakarta : EGC
Banu, Susetya.2016. Gambaran Tindakan Keperawatan Dalam Pemenuhan
Activity Daily Leaving Pasien Fraktur. Yogyakarta
(http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2442/k.
%20Naskah%20Publikasi.pdf?sequence=12&isAllowed=y)
Hidayat, A Aziz. 2012. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Kastia, Ni Wayan. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Kebutuhan
Dasar Manusia 1. Jakarta
(Bppsdmk.kemkes.go.id./pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/
kebutuhan-dasar-manusiakomprehensif.pdf diakses pada 25 februari 2020)
Kozier, Erb, Berman & Synder. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses dan Praktik (7 ed., Vol.2). Jakarta : EGC
Kozier, Erb, Berman & Synder. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses dan Praktik (7 ed., Vol.1). Jakarta : EGC
Nadilah, Emilia. 2018. Pemberian Aktivitas Bertahap Untuk Mengatasi Masalah
Intoleransi Aktivitas Pada Pasien CHF.
(http://jurnal.akper-whs.ac.id/index.php/mak/article/view/28/36/)
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan Ed-Rev. Jakarta :
Rineka Cipta
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
dan Praktik. Edisi 4 Volume 1.Jakarta : EGC
56
1. Manajemen Energi
Definisi: Mengidentifikasikan dan mengelola penggunaan energy untuk mengatasi
atau mencegah kelelahan dan mengoptimalkan proses pemulihan.
Tindakan:
Observasi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
4. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berialan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
58
LAMPIRAN SOP
2. Terapi Aktivitas
Definisi: Menggunakan aktivitas fisik, kognitif, sosial dan spiritual tertentu untuk
memulihkan keterlibatan, frekuensi, atau durasi aktivitas individu atau kelompok
Tindakan:
Observasi
1. Identifikasi mplici tingkat aktivitas
2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
3. Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
4. Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
5. Identifikasi makna aktivitas rutin (mis. Bekerja) dan waktu luang Monitor
respons emosional, fisik, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas
Terapeutik
1. Fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan mplici yang dialami
2. Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi dan rentang aktivitas
3. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten
sesuai kemampuan fisik, psikologis, dan sosial
4. Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
5. Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
6. fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas, jika sesuai
7. Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan untuk
mengakomodasi aktivitas yang dipilih
8. Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. Ambulasi, mobilisasi, dan perawatan
diri), sesuai kebutuhan
9. Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu, mplic,
atau gerak
10. Fasilitasi aktivitas motorik kasar untuk pasien hiperaktif
11. Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika sesuai
59
Lampiran 2
61
Lampiran 3
62
Lampiran 4
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90