Alur dalam LB di uraikan dari masalah kebutuhan baru dikaitkan dengan penyakit dan
populasi
2. Fenomena masalah gangguan aktifitas pada lansia tidak jelas kapan datanya ditemukan
3. Manfaat teoritis untuk institusi adalah adanya informasi terbaru askep gangguan aktifitas
lansia
4. Diagnosis keperawatan pada bab 2 (Askep) semua terkait gangguan aktiiftas, bukan
gangguan memori, DPD
5. Bab 2 teori ttg diagnosis, renpra gangguan aktifitas tidak ada, indikator evaluasi tidak ada
6. Konsep ttg dimensia dan lansia terlalu banyak, fokus saja dengan masalah
7. Jenis gangguan aktifitas sehari hari yang dimaksud dalam yang akan diberi asuhan tidak
jelas
8. Tehnik pengumpulan data dan pemeriksaan fisik apa saja yang dilakukan di jelaskan
9. Gambaran umum profil panti sumbernya di tuliskan.
10. Uraian tentang keluhan utama di kembangkan, karena ini fokus bahasan
11. Data risiko jatuh ada yang tidak sinkron yaitu klien mengatakan aktititasnya hanya di TT
dan dibantu
12. Implementasi pada masalah fokus hanya 1 hari saja, bukan 3 hari. Yang dilakukan hanya
bantu klien ganti pakaian saja, sedangkan data awal, klien gigi kotor, badan kotor, dll
13. Pembahasan lebih mengulang data saja dan tidak fokus pada masalah utama
14. Evaluasi tidak jelas sehingga pembahasan tidak jelas
15. Saran tidak operasional, jadi tidak tau apa rekomendasi untuk yad
Hasil koreksi
1. Belum diubah, alurnya fokus pada gangguan aktifitas baru dikaitkan dengan penyakit
dan populasi
2. Masalah gangguan aktfitas di panti belum ada datanya
3. Manfaat tidak sesuai dengan isi dan hasil askepnya karena tidak terlihat apa informasi
baru yang didapatkan
4. Bab 2 tinjauan askep bukan askep dimensia tapi askep ggn keb aktifitas
5. Renpra gangguan aktifitas belum di tambahkan, indikator evaluasi masih belum ada
6. Konsep lansia masih terlalu banyak
7. Belum diperbaiki
8. Belum dijelaskan seperti yag dilakukan sebenarnya
9. Sudah
10. Sudah
11. Dalam analisis data, masalah utama ganguan aktiftas tidak ada
ii
Oleh :
GURUH ARIE SANDI SAPUTRA
NIM : 1714401049
iii
LAPORAN TUGAS AKHIR
i
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
Laporan Tugas Akhir, April 2020
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
Penulisan tugas akhir ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan program studi
diploma tiga keperawatan. Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai penyusunanan tugas akhir ini,
sengatlah sulit untuk menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis menyamapaikan rasa terima kasih yang tulus kepada:
Penulis
iii
BIODATA PENULIS
RIWAYAT PENDIDIKAN
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
LaporanTugasAkhir
Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas
Sehari-hari Pada Lansia Dengan Demensia Di Unit Pelayanan
Tingkat Daerah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna
WerdhaNatar Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2020
Penulis
Guruh Arie Sandi Saputra/ NIM.1714401049
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
v
LEMBAR PENGESAHAN
Penulis :
GURUH ARIE SANDI SAPUTRA / NIM. 1714401049
Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Penguji Laporan Tugas Akhir
Prodi D III Keperawatan Tanjungkarang Tahun akademik 2019/2020
Anggota Penguji 1
vi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL LUAR.......................................................................i
ABSTRAK.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
BIODATA PENULIS.....................................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN......................................................vii
DAFTAR ISI...................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...........................................................................................x
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................4
D. Manfaat.................................................................................................4
E. Ruang Lingkup.....................................................................................5
BAB V
A. Kesimpulan...........................................................................................69
B. Saran.....................................................................................................70
viii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Daftar Table 2.1 Hasil Penatalaksana aktivitas-hari.........................................9
Daftar Table 2.2 Brathel indeks........................................................................9
Daftar Table 2.3 definisi activity of daily living...............................................10
Daftar Table 2.4 Pengkajian kemampuan intelektual.......................................14
Daftar Table 2.5 Diagnosa keperawatan menurut SIKI 2018...........................15
Daftar Table 2.6 Perencanaan Keperawatan Menurut SIKI 2018....................16
Daftar Table 4.1 Pengkajian lansia ..................................................................49
Daftar Table 4.2 Brathel indeks........................................................................52
Daftar Table 4.3 Analisa Data..........................................................................53
Daftar Table 4.4 Diagnosa keperawatan Tn.S..................................................53
Daftar Table 4.5 Rencana keperawatan Tn.S....................................................56
Daftar Table 4.6 Implementasi dan Evaluasi Tn.S...........................................59
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pathway demensia........................................................................27
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
sindroma klinis yang meliputi hilngnya fungsi intelektual dan memori yang
sedemikian berat sehingga menyebabkan difungsi hidup sehari-hari. (Aspiani,
2016). ADL (activity of daily living) adalah merupakan aktivitas pokok bagi
perawatan diri. ADL meliputi antara lain : ke toilet, makan, berpakaian
(berdandan), mandi, dan berpindah tempat. (S.Tamher-Noorkasiani, 2012).
Lanjut usia (lansia) meupakan tahap akhir pada setiap siklus
kehidupan manusia. Menurut WHO (2010), batasan lansia adalah seseorng
yang berusia 60 tahun atau lebih. Dalam Undang-undang No. 13 tahun 1998
tentang kesejahteraan lansia, yang termasuk lansia adalah seseorang yang
telah berusia 60 tahun atau lebih. Berdasarkan hasil susenas tahun 2013,
jumlah lansia d Indonesia mencapai 20,04 juta orang atau sekitar 8,05 peren
dari seluruh penduduk indonesia (BPS, 2013).
Berdasarkan hasil sensus Nasional tahun 2014, jumlah Lansia di
Indonesia mencapai 20,24 juta orang atau sekitar 8,03% dari seluruh
penduduk Indonesia. Data tersebut menunjukan peningkatan jika di
bandingkan dengan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 yaitu 18,1 juta orang
atau 7,6% dari total jumlah penduduk. (Kemenkes, 2016).
ADL (activity of daily living) didefinisikan sebagai kemandirian
seorang dalam melakan aktivitas dan fungsi kehidupan sehari-hari yang
dilakukan oleh manusia secara rutin dan universal. Aktivitas sehari-hari
dilakukan antara lain ke toilet, makan ,berpakaian (berdandan), mandi
berpindah tempat. Peran perawat sangat diperlukan untuk mempertahannkan
derajat kesehatan pada lansia pada taraf setinggi-tingginya. Pada pelaksanaan
pengkajian kebutuhan aktivitas sehari-hari . Perawat menggunakan Barthel
Index atau Skala Brathel untuk menilai tingkat ketergantungan. Brathel Index
adalah Skala ordinal yang digunakan untuk mengukur kinerja dalam aktivitas
sehari-hari ADL (activity of daily living). dilakukan pengkajian
menggunakan Brathel Index terjadi ketika ada hambatan kemampuan lansia
dalam melaksanakan fungsi kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil
penelitian status fungsional merupakan indikator adanya penyakit pada
lansia .Pengkajian status fungsional dinilai penting untuk mengetahui tingkat
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pengambilan rumusan
masalahBagaimana Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas
4
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari pada lansia dimensia di UPTD (Unit Pelaksanaan Teknis
Daerah) Panti Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha, Natar, Lampung
selatan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
pada lansia demensia di UPTD (Unit Pelaksanaan Teknis Daerah)
Panti Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha, Natar, Lampung selatan.
b. Melakukan diagnosa keperawatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
pada lansia demensia di UPTD (Unit Pelaksanaan Teknis Daerah)
Panti Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha, Natar, Lampung selatan.
c. Melakukan intervensi keperawatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
pada lansia demensia di UPTD (Unit Pelaksanaan Teknis Daerah)
Panti Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha, Natar, Lampung selatan.
d. Melakukan keperawatan pemenuhan kebutuhan dengan melakukan
keperawatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari pada lansia demensia
di UPTD (Unit Pelaksanaan Teknis Daerah) Panti Sosial Lanjut Usia
Tresna Werdha, Natar, Lampung Selatan.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
pada lansia demensia di UPTD (Unit Pelaksanaan Teknis Daerah) Panti
Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha, Natar, Lampung Selatan.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang asuhan keperawatan
pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari pada pasien lansia dengan
Demensia di UPTD PSLU Tresna Werdha, Natar, Lampung Selatan.
5
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup asuhan keperawatan ini berfokus pada kebutuhan dasar
yang dibatasi hanya dengan melakukan asuhan keperawatan gerontik dengan
masalah gangguan kebutuhan aktivitas sehari-hari kepada 1 lansia penderita
Demensia. Asuhan ini akan dilakukan dalam waktu 3 hari, di Unit Pelayanan
Tingkat daerah Pelayanan Lanjut Usia Tresna Werdha Natar Kabupaten
Lampung Selatan. Waktu pelaksanaan asuhan keperawatan yaitu 24-26
Februari 2020. Melalui beberapa prosedur seperti perizinan, informed consent
dengan lansia yang bersedia menjadi sampel asuhan, serta pemberian asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian hingga evaluasi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
Penilaian :
0-20 : ketergantungan
21-61 : ketergantungan berat/sangat tergantung
91-99 : ketergantungan berat
91.99.1 : ketergantungan ringan
100 : mandiri
10
b. Tingkat kesadaran
Kesadaran yang menurun, bingung. Disorientasi waktu, tempat dan
orang:
1) Memori : Gangguan daya ingat sudah lama terjadi (kejadian beberapa
tahun yang lalu)
2) Tingkat konsentrasi : Klien tidak mampu berkonsentrasi.
3) Kemampuan penilaian : Gangguan berat dalam pemilihan keputusan.
c. Kebutuhan klien Sehari-hari :
1) Tidur, klien sukar tidur karena cemas, gelisah, berbaring atau duduk
dan gelisah. Kadang-kadang terbangun tengah malam dan sukar tidur
kembali. Tidurnya mungkin terganggu sepanjang malam, sehingga
tidak merasa segar di pagi hari.
2) Selera makan, klien tidak mempunyai selera makan atau makannya
hanya sedikit, karena putus asa, merasa tidak berharga, aktivitas
terbatas sehingga bisa terjadi penurunan berat badan.
3) Eleminasi
4) Klien mungkin tergnaggu buang air kecilnya, kadang- kadang lebih
sering dari biasanya, karena sukar tidur dan stres. Kadang-kadang
dapat terjadi konstipasi, akibat terganggu pola makan.
d. Mekanisme koping
Apabila klien merasa tidak berhasil, kegagalan maka ia akan menetralisir,
mengingkari atau meniadakannya dengan mengembangkan berbagai pola
koping mekanisme. Ketidakmampuan mengatasi secara konstruktif
merupakan faktor penyebab primer terbentuknya pola tingkah laku
patologis. Koping mekanisme yang digunakan seseorang dalam keadaan
delerium adalah mengurangi kontak mata, memakai kata-kata yang cepat
dan keras (ngomel-ngomel) dan menutup diri.
14
Jumlah 4 6
Interpretasi
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (PPNI,
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI); Definisi dan Indikator
Diagnostik Edisi I 2016), diagnosa yang muncul pada kasus gangguan
pemenuhan aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan demensia adalah:
Tabel 2.5 Diagnosa Keperawatan
Gejala dan Tanda Kondisi
Penyebab/
Diagnosa Definisi Klinis
Faktor Risiko Mayor Minor
Defisit Tidak 1. Gangguan Subjektif : Subjektif :
perawatan mampu muskuloskletal 1. Menolak (tidak
diri melakukan melakukan tersedia)
atau 2. Gangguan perawatan
menyelesai neuromuskuler diri Objektif :
kan (tidak
aktivitas 3. Kelemahan 2. Tidak tersedia)
perawatan mampu
diri 4. Gangguan mandi/meng
psikologik/psik enakan
otik pakaian/mak
an/ke toilet/
5. Penurunan berhias diri
motivasi/niat
zat perilaku
3. Perencanaan Keperawatan
Berdasarkan buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
2018 rencana keperawatan pada diagnosa defisit perawatan diri sebagai
berikut :
Tabel 2.6 Perencanaan Keperawatan
Terapeutik
2. Dukung penggunaan
toilet/commode/pispot/urinal
secara konsisten
Edukasi
2. Anjurkan kekamar
mandi/toilet , jka perlu
Dukungan perawatan:
berpakaian
Observasi
1. Identifikasi usia dan budaya
dalam membantu
berpakaian/berhias
Terapeutik
1. Sediakan pakaian pada tempat
yang mudah dijangkau
3. Fasilitasi menegnakan
pakaian ,jika perlu
Edukasi
Informasikan pakaian yang
tersedia untuk dipilih, jika perlu
Gangguan memori Latihan memori 1. Dukungan emosional
Tujuan: Observasi
setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi indikasi dilakukan 2. Dukungan kepatuhan
maka gangguan memori latihan otogenik program pengobatan
meningkat kriteria :
1. Verbalisasi kemampuan Terapeutik 3. Manajemen cairan
mempelajari hal baru 1. Siapkan limgkungan yang
meningkat tenang dan nyaman 4. Manajemen delerium
Terapeutik
1. Perkenalkan nama saat
interaksi
kelompok orientasi
Edukasi
1. Anjurkan perawatan diri
secara mandiri
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau perencanaan keperawatan adalah pengembangan
strategi desin untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-
masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnisis keperawatan. (Budiono
& Sumirah 2015).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
anda buat pada tahap perencanaan. (Budiono & Sumirah 2015).
C. Konsep Dasar Demensia
1. Pengertian Demensia
Demensia adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan
kemampuan daya ingat dan daya pikir, dan penurunan kemampuan
tersebut menimbulkan gangguan terhadap fungsi kehidupan sehari-hari.
(Aspiani, 2014).
Demensia adalah sindrom klinis yang meliputi hilangnya fungsi
intelektual dan memori yang sedemikian berat sehingga menyebabkan
disfungsi hidup sehari-hari. Demensia merupakan keadaan ketika
seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir lain yang
21
2. Etiologi
Menurut Dede Nasrullah, 2016, penyebab dari demensia adalah:
a. Degenerasi neuronnal atau ganggua multifokal.
b. Penyakit vaskuler atau keadaan lanjut usia pada orang tua.
c. Faktor usia
Penyebab demensia yang reversibel sangat penting diketahui karena
pengobatan yang baik pada penderita dapat kembali menjalankan
kehidupan sehari-hari yang normal. Untuk meningkatkan berbagai keadaan
tersebut telah di buat suatu jembatan “jembatan keledai” sebagai berikut:
a. Drugs (obat): obat sedative, obat pemenang minor atau mayor, obat anti
konvulsan, obat anti hipertensi, obat anti aritmia.
b. Emotional (gangguan emosi, misal depresi)
c. Metabolic dan endokrin seperti: diabetes militus, hipoglikemia,
angguan ginjal, gangguan hepar, gangguan tiroid, gangguan elektrolit.
d. Eye dan Ear (disfungsi mata dan telinga).
25
4. Patofisiologi
Beberapa ahli memisahkan demensia yang terjadi sebelum usia 65
tahun (demensia prasenilis) dan yang terjadi pada usia 65 tahun(demensia
senilis). Perbedaan ini dari asumsi penyebab yang berbeda. Degenerasi
neuronal yang jarang pada orang muda dan penyakit vasikuler atau
keadaan usia lanjut usia pada orang tua.
Sebagai besar penyakit yang menyebabkan dimensia adalah
degenerasi neuronal yang luas atau gangguan multi vokal. Gejala awal
tergantung dimana proses demensia mulai terjadi, tetapi lokasi dan jumlah
neuron yang hilang diperlukan untuk menimbulkan demensia sulit
26
1) Mudah lupa
2) Aktivitas sehari-hari terganggu
3) Cepat marah
4) Kurang konsemtrasi
6. Penatalaksanaan
Penatalaksana awal meliputi pengobatan setiap penyebab Demensia
yang Revesibel atau keadaan bingung yang saling tumpang tindih.
Sekitar 10% pasien dengan Demensia menderita Peseudodemensia yang
disebabkan oleh penyakit Psikiatrik yang dapat diobati dan 10% yang
menderita penyebab penunjang yang dapat dimodifikasi seperti
Alkoholisme atau Hypertensi. Pasien demensia ringan dapat melanjutkan
aktifitas dirumah yang relatif normal tetapi jarang ditempat kerja. Ketika
gangguan menjadi lebih dalam pasien membutuhkan banyak bantuan
dengan aktivitas kehidupan sehari-hari. Beberapa pasien yang terganggu
agak berat dapat hidup sendiri jika mereka dapat dukungn dari
masyarakat termasuk kunjungan setiap hari dari keluarga atau teman.
Kunjungan teratur oleh perawat masyarakat pemberian makanan dan
bantuan dari tetangga. Beberapa individu Demensia ringan menjadi
terganggu orientasinya yang bingung jika di pindahkan ke lingkungan
yang tidak bisa seperti Rumah Sakit (Dede Nasrullah,2016)
28
7. PATHWAY DEMENSIA
Demensia
MK : DEFISIT Disorientase,
PERAWATAN Rasa
bingung Perubahan
DIRI bermusuhan,
kemampuan
kehilangan
mengawasi
kontrol sosial,
keadaan komplek,
prilaku tidak
dan berfikir
tepat
abstrak, emosi
labil, pelupa,
apatis, loss deep
memory
29
MK : RESIKO
MK :
CEDERA HAMBATAN
KOMUNIKAS
I VERBAL
MK :
GANGGUAN
PROSES
BERFIKIR
MK :
HAMBATAN
INTERAKSI
SOSIAL
b. Teori Psikososial
1) Activity Theory
Penuaan mengakibatkan penurunan jumlah kegiatan secara langsung.
2) Dissaggment Theory
Putusnya hubungan dengan luar seperti dengan masyarakat,
hubungan denganindividu lain.
3) Theory Strafikasi Usia
Karena orang digolongkan dalam usia tua dan mempercepat proses
penuaan.
4) Theory Kebutuhan Manusia
Orang yang bisa mencapai aktualisasi menurut penelitian 5% dan
tidak semua orang mencapau kebutuhanyang sempurna.
5) Jung Theory
Terdapat tingkatan hidup yang mempunyai tugas dalam
perkembangan kehidupan.
6) Course Of Human Life Theory
Seseorang dalam hubungan dengan lingkungan ada tingkat
maksimum.
c. Teori Sosiologi
32
Teori sosiologis tentang proses menua yang dianut selama ini antara
lain:
1) Teori interaksi sosial
Teori ini menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada suatu
situasi tertentu, yaitu asas dasar hal-hal yang dihargai masya-rakat.
Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi sosial
merupakan kunci mempertahankan status sosialnya berdasarkan
kemampuannya bersosialisasi. Pokok-pokok sosial exchange theory
antara lain:
a) Masyarakat terdiri atas aktor sosial yang berupaya men- capai
tujuan masing-masing.
b) Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi sosial yang me- merlukan
biaya dan waktu.
c) Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang aktor
mengeluarkan biaya.
2) Teori aktivitas atau kegiatan:
a) Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan secara
langsung. Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses
adalah mereka yang aktif dan banyak ikut-ikutan serta dalam
kegiatan sosial.
b) Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melaku- kan
aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin.
c) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar
tetap stabil dari usia pertengahan sampai lanjut usia.
ia menjadi lanjut usia. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup, perilaku
dan harapan seseorang ternyata tidak berubah, walaupun ia telah
lanjut usia.
h. Sistem Pencernaan
1) Kehilangan gigi, penyebab utama periondotal disease yang biasa
terjadi setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan
gigi dan gizi yang buruk.
2) Indra pengecap menurun. Adanya iritasi selaput lendir yang
kronis, atrofi indra pengecap (±80%), hilangnya sensitivitas saraf
pengecap di lidah terhadap rasa manis, asin, asam, dan pahit.
3) Esophagus melebar.
4) Rasa lapar menurun, asam lambung, motilitas dan waktu
pengosongan lambung menurun.
5) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
6) Fungsi absopsi melemah (daya absorbs menurun, terutama
karbohidrat)
37
1) Ginjal
Merupakan alat unuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh,
melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan
(unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepat- nya di
glomerulus). Mengecilnya nefron akibat atrofi, aliran darah ke
ginjal menurun sampai 50% sehingga fungsi tubulus berkurang.
Akibatnya, kemampuan mengosentrai urine menurun, berat jenis
urine menurun, proteinuria (biasanya+1), BUN (blood urea
nitrogen) meningkatnya sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal
38
2) Vesika urinaria
Otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun, sampai 200 m
atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat. Pada pria
lanjut usia, vesika urinaria sulit dikosongkan sehingga
mengakibatkan retensi urine meningkat.
k. Sistem Endokrin
Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia
yang memproduksi hormon. Hormon pertumbuhan berperan sangat
penting dalam pertumbuhan, pematangan, pemeliharaan dan
metabolisme organ tubuh. Yang termasuk hormon kelamin adalah:
Estrogen, progesteron, dan testosteron yang memelihara reproduksi
dan gairah seks. Hormon ini mengalami penurunan.
1) Kelenjar pankreas (yang memproduksi insulin dan sangat penting
dalam pengaturan gula darah).
2) Kelenjar adrenal/anak ginjal yang memproduksi adrenalin
3) Produksi hampir semua hormon menurun.
39
41
42
E. Penyajian Data
Penulisan pada penyajian data dalam laporan tugas akhir yaitu menggunakan:
1. Narasi
Penyajian secara narasi yaitu penyajian data hasil laporan tugas akhir akan
ditulis dalam bentuk kalimat. Misalnya, menjelaskan hasil pengkajian
lansia sebelum di lakukan tindakan asuhan keperawatan dan menulis hasil
setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan terhadap masalah
keperawatan gangguan penurunan daya ingat di alami lansia, penyajian
dalam bentuk teks hanya di gunakan penulis untuk memberi informasi
melalui kalimat agar mudah di pahami dan di ingat (Notoatmodjo, 2018)
2. Tabel
Tabel untuk menjelaskan hasil menggunakan angka-angka yang akan di
masukkan kedalam tabel salah satunya contoh akan di gunakan adalah
untuk pengkajian pada lansia, tentunya akan mengkaji fungsi kognitif
lansia sebelum di berikan tindakan keperawatan, di mana tabel diperlukan
dalam penilaian fungsi kognitif lansia. Menuliskan hasil laporan dalam
bentuk tabel yaitu berisi hasil respon lansia sebelum dan sesudah di
berikan asuhan keperawatan sebagai perbandingan respons lansia
(Notoatmodjo, 2018)
F. Prinsip Etik
Prinsip etik yang di gunakan penulis dalam membuat asuhan
keperawatan fokus tindakan keperawatan ini adalah prinsip etik keperawatan
dalam memberikan layanan keperawatan kepada individu, kelompok atau
keluarga dan masyarakat. Menurut Kurniadi,Anwar (2018), prinsip etik yang
di gunakan antara lain:
1. Autonomy/Freedom
Autonomy atau otonomi sama dengan sebutan freedom yang artinya
punya kebebasan. Dalam hal ini perawat harus memberikan kebebasan/hak
individu untuk mengambil keputusan sesuai dengan alasan/tujuan dan
kewenangannyaberdasarkan kemampuannya. Perawat hanya memberikan
beberapa alternatif dalam pengambilan keputusan sedangkan pasien yang
45
A. Gambaran Umum
Panti Tresna Werdha Natar, Lampung Selatan merupakan panti sosial di bawah
naungan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pelayanan Sosial Tresna Werdha natar
memiliki 14 wisma dengan jumlah lansia 78 lansia dipanti, lansia disini
menderita rematik 38 (44,7%) lansia, Hipertensi 15 (17,6%) lansia, Gasritis 10
(11,8%) lansia, Gout artritis 6 (7%) lansia, Demensia 6 (7%) lansia, Katarak 1
(1,1%) lansia, Stroke 2 (2,3%) lansia. Data tersebut lansia yang menderita
Demensia membutuhkan pemenuhan Aktivitas - sehari, mencegah terjadinya
dampak yang ditimbulkan dengan cara membantu dan memberikan motivasi
kepada lansia dalam meningkatkan Defisit Perawatan Diri (UPTD PSLU
Tresna Werdha, 2020).
B. Hasil
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya mengumpulan data secara lengkap dan
sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun
spiritual dapat ditentukan. Tahap ini mencangkup tiga kegiatan, yaitu
48
49
baik.
Hasil Pengkajian Lansia
4. Sistem pernafasan:
- Inspeksi: dinding dada simetris
- Palpasi: taktil fremitus (+) diseluruh lapang
paru, tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler
5. Sistem kardiovaskular: CRT 2 x/detik
6. Sistem saraf pusat kesadaran:
composmentis, E:4 V:5 M:6
7. Orientasi waktu: Tn.S kesulitan untuk
mengingat waktu dengan baik.
Orientasi orang: Tn.S sulit mengingat nama
orang yang baru bertemu
8. Pemeriksaan fisik head to toe:
- Kepala: bentuk kepala simetris
- Rambut: rambut klien tipis, pendek,
berwarna putih, lembab, tidak ada lesi pada
kulit kepala tidak ada kerontokan
- Mata: pergerakan bola mata simetris,
konjungtiva tidak anemis, seklera tidak
ikterik, tidak mengalami gangguan
penglihatan, tidak ada edema di sekitar
mata (area preorbital) serta dan terdapat
kantung mata
- Hidung: tidak ada sekresi, tidak ada polio
atau tidak ada hambatan dalam bernafas
- Mulut: mulut klien tercium bau yang tidak
sedap, membran mukosa kering tidak
terlihat adanya stomatitis
- Gigi: gigi terlihat kotor, terdapat karies gigi
dan gigi berwarna kuning, gigi klien sudah
tidak lengkap hilang 8
- Telinga: posisi kedua telinga simetris dan
tidak ada benjolan pada telinga serta klien
mengalami sedikit gangguan pendengaran
- Kulit: terlihat tidak ada lesi, warna kulit
coklat, kulit terlihat kering
- Kuku tangan dan kaki: sedikit panjang dan
kotor
- Genetalia dan rektum: tidak ada kelainan
pada genetalia, tidak ada hemoroid
- Ekstremitas atas dan bawah: Tn. S
mengatakan memiliki keluhan di bagian
ekstremitas bawah, kaki sering merasa
51
5 5
3 3
Analis Data
Table 4.3 Analis data
No Analisa Data Masalah Etiologi
Keperawatan
1 DS: Defisit perawatan diri Penurunan kognitif
- Kien mengatakan “aktivitas
sehari-harinya yaitu tidur, mandi,
makan”
- Klien mengatakan “saya hanya
duduk di tempat tidur saja”
- Klien mengatakan “makan 3x
sehari”
- Klien mengatakan “saya di bantu
perawat saat mandi,makan, dan
ke toilet”
DO:
- TD: 110/80 mmHg
- Nadi: 76x/menit
- Suhu: 36,0⁰C
- RR: 20x/menit
- Klien tampak di bantu sebagian
dalam melakukan aktivitas
(makan, mandi, berpakaian,
toileting)
- Gigi klien tampak kotor dan
kuning
- Kuku klien tampak panjang dan
kotor
- Klien tidak bisa melakukan
aktivitas hanya duduk di tempat
tidur saja
DO:
- Klien tidak dapat menyebutkan
tanggal,bulan dan tahun dengan
benar
- Klien tidak ingat nama teman-
teman yang ada di wisma
- Klien tidak ingat nama orang
54
DO:
- Klien tampak kesulitan untuk
melakukan aktivitas sehari-
harinya seperti mengambil jatah
makan di dapur
- Aktivitas sehari-hari klien selalu
di bantu oleh perawat ataupun
petugas wisma
- Klien tampak memijat mijat
kedua kakinya
- Klien tampak meringis saat
bergerak karena nyeri, skala nyeri
4 seperti kesemutan
- Kekuatan otot ekstremitas atas
kanan 5 dan kiri 5, ektsremitas
bawah kanan 3 dan kiri 3
2. Diagnosa keperawatan
Menentukan diagnosa keperawatan adalah dengan menganalisa data
yang sudah di dapatkan dari pengkajian. Berdasarkan data yang di
dapatkan masalah keperawatan yang di rumuskan yaitu:
Tabel 4.4 diagnosa keperawatan Tn. S
NO Lansia S
1 Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kognitif
Mandi,berpakaian,makan di tandai dengan:
DS:
- Tn.S mengatakan “aktivitas sehari-hari yaitu tidur, mandi,
makan”
- Tn.S mengatakan “saya hanya duduk di tempat tidur saja”
- Tn.S mengatakan “makan 3x sehari”
55
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan berfokus pada satu masalah keperawatan yaitu
diagnosa pertama defisit perawatan diri. Karena, klien mengalami
demensia dan mengalami keterbatasan gerak pada ekstermitas bagian
bawah yaitu pada kedua kaki nya akibat terjatuh di kamar mandi dan
mengharuskan klien menggunakan alat bantu berjalan, di mana
rencana asuhan keperawatan ini di lakukan selama tiga hari pada
lansia, di uraikan sebagai berikut:
Tabel 4.5 rencana keperawatan Tn. S
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
keperawatan kriteria
7. Meningkatkan
kepercayaan untuk
hidup serta
miningkatkan minat
dalam melakukan
aktivitas perawatn diri.
Dx. 1
24 1.Mengindentifikasi 24 S:
Februari kebutuhan alat-alat Februari - Klien mengatakan mandi
2020 kebersihan diri 2020 1x sehari
Pukul mandi (sabun, Pukul - Klien mengatakan tidak
08.00 sampo,sikat gigi, 08.10 memiliki alat mandi yang
pasta gigi), lengkap seperti shampo
berpakaian (pakaian dan pasta gigi
dalam, baju, celana) - Klien mengatakan mandi
dan makan (sendok hanya menggunakan
dan plato) sabun
- Klien mengatakan tidak
08.20 1. Mengindentifikasi 08.30 menggosok gigi karna
kebutuhan akan tidak memiliki pasta gigi
kebersihan dan - Klien mengatakan ganti
berikan bantuan baju setelah mandi
sesuai dengan - Klien mengatakan malas
kebutuhan seperti memotong kuku
perawatan - Klien mengatakan makan
rambut,kuku,mandi, 3x sehari dengan porsi
makan,sikat gigi yang disediakan.
- Klien mengatakan ketika
08.45 2. Memperhatikan 09.00 mau makan disiapkan oleh
adanya tanda-tanda perawat
non verbal yang
fisiologis O:
- TD: 110/80 mmHg
09.10 3. Melakukan 09.20 - Nadi: 76/menit
pengawasan namun - Suhu: 36,0⁰C
berikan kesempatan - RR: 20x/menit
untuk melakukan - Klien tidak memiliki
sebanyak mungkin shampo dan pasta gigi
sesuai kemampuan - Klien tampak di bantu
semua dalam melakukan
09.30 4. Memberi banyak 09.45 aktivitas
waktu untuk - Gigi klien tampak kuning
melakukan tugas dan mulut bau tidak sedap
- Kuku klien tampak
09.55 5. Membantu untuk 10.05
60
P:
lanjutkan intervensi
1. Indentifikasi kebutuhan
alat-alat kebersihan diri
mandi, berpakaian dan
makan
2. Identifikasi kebutuhan
akan kebersihan dan
berikan bantuan sesuai
dengan kebutuhan
3. Perhatikan adanya
tanda-tanda non verbal
yang fisiologis
4. Lakukan pengawasan
namun berikan
kesempatan untuk
melakukan sebanyak
mugkin sesuai
kemampuan
5. Beri banyak waktu untuk
melakukan tugas
6. Bantu untuk
mengenakan pakaian
yang rapi
7. Diskusi dengan klien
tentang pentingnya
menjaga kebersihan diri
Dx. 1
25 25 S:
februari 1.Mengindentifikasi Februari - Klien mengatakan mandi
2020 kebutuhan alat-alat 2020 2x sehari
Pukul kebersihan diri Pukul - Klien mengatakan ganti
08.00 mandi (sabun, 08.10 baju setiap habis mandi
sampo,sikat gigi, - Klien mengatakan takut
oasta gigi), untuk memotong kuku
berpakaian (pakaian - Klien mengatakan tidak
dalam, baju, celana) keramas
dan makan (sendok
61
P:
lanjutkan intervensi
1. Identifikasi kebutuhan
akan kebersihan
62
Dx. 1
26 1. Mengindentifikasi 26 S:
Februari kebutuhan akan Februari - Klien mengatakan mandi
2020 kebersihan dan 2020 2x sehari dengan
Pukul berikan bantuan 08.15 menggunakan shampo dan
08.00 sesuai dengan sabun.
kebutuhan seperti - Klien mengatakan ganti
perawatan baju setiap habis mandi
rambut,kuku,mandi, - Klien menggosok gigi 2x/
makan,sikat gigi hari
- Klien mengatakan jika
08.20 2. Memperhatikan 08.30 memotong kuku meminta
adanya tanda-tanda bantu dengan perawat
non verbal yang - Klien mengatakan
fisiologis keramas 1x sehari
- Klien mengatakan jika
08.45 3. Melakukan 08.50 mandi menggunakn
pengawasan namun sabun,sikat gigi,odol,
berikan kesempatan shampo
untuk melakukan - Klien mengatakan makan
sebanyak mungkin 3x sehari
sesuai kemampuan - Klien mengatakan ketika
makan dibantu disiapkan
09.10 4. Memberi banyak 09.20 oleh perawat.
waktu untuk
melakukan tugas
O:
09.30 5. Mendiskusikan 09.45 - TD: 120/90 mmHg
dengan klien tentang - Nadi: 74/menit
pentingnya menjaga - Suhu: 35,7⁰C
kebersihan diri - RR: 20x/menit
menjelaskan kepada - Klien mengganti pakaian
klien prosedur dan sehari satu kali
tujuan tindakan - Rambut klien terlihat
perawatan rapih
- Gigi klien tampak bersih
63
A:
Masalah Defisit perawatan
diri:
mandi,berpakaian,makan,ke
bersihan kuku dan juga
jenggot dapat dilakukan
dengan baik dengan bantuan
perawat dan pengawas
wisma.
P:
lanjutkan intervensi
1. Evaluasi kebutuhan alat-
alat kebersihan diri mandi,
berpakaian dan makan
2. Perhatikan adanya tanda-
tanda non verbal yang
fisiologis
3. Lakukan pengawasan
namun berikan
kesempatan untuk
melakukan sebanyak
mugkin sesuai
kemampuan
4. Diskusi dengan klien
tentang pentingnya
menjaga kebersihan diri
C. Pembahasan
Penulis akan membahas proses pemberian asuhan keperawatan yang telah
dilakukan pada tanggal 24 - 26 Februari 2020 tentang “Asuhan
64
a. Umur
Usia subjek asuhan pada pengumpulan data ini adalah lebih dari 60
tahun yaitu termasuk dalam kategori usia lansia. Subjek asuhan Tn.S
berusia 75 tahun dengan demensia, yaitu demensia sedang.
Sebagaimana pada usia ini subjek asuhan sudah mengalami penyakit
degeneratif salah satunya yaitu demensia. Menurut teori Wahyudi
Nugroho, 2018 di jelaskan bahwa penyakit pada usia >60 tahun salah
satunya beresiko terkena penyakit demensia. Demensia pada lansia
berbeda-beda tidak bergantung dengan umur, maka untuk penilaian
kriteria demensia menggunakan pemeriksaan tes fungsi kognitif
dengan mengajukan pertanyaan yang telah di tetapkan dengan hasil
nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya
kerusakaan kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut untuk itu
maka kriteria demensia di bagi menjadi tiga yaitu ringan (21-30),
sedang: (11-20), dan berat: ≤10. Usia dan tahap perkembangan
seseorang merupakan variable penting yang akan mengaruhi reaksi
dan ekspresi terhadap kognitif. Usia Tn.S sering kali menderita
gangguan multipel yang muncul dengan gejala tidak jelas, menurut
65
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan kategori dari perilaku keperawatan dimana
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.
68
69
dengan 26 Februari 2020. Implementasi diawali dengan mengukur
tekanan darah, nadi dan pernafasan Tn.S sebelum pengkajian.
Kemudian mengkaji kelemahan Tn.S dari kebersihan diri atau mandi,
mendiskusikan urutan atau tindakan mandi dan gosok gigi, membantu
Tn.S dalam perawatan potong kuku, sebelum di potong kuku kaki dan
tangan lansia di rendam dalam air hangat selama 10 menit, saat di
lakukan tindakan Tn.S mengalami kesulitan dalam menyebutkan alat
perlengkapan untuk membershikan diri di karenakan lansia
mengalami penurunan kognitif, dalam melaksanaan intervensi perawat
menggunakan metode pertanyaan berulang sehingga memudahkan
lansia untuk mengevaluasi dengan tujuan untuk mengetahui
keefektifan asuhan keperawatan yang di berikan dalam menyelesaikan
masalah defisit perawatan diri pada klien.
5. Evaluasi Keperawatan
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama tiga hari pada Tn.S
dengan tindakan keperawatan sesuai SOP dan semua tindakan bisa
terpenuhi dengan tindakan keperawatan yang diharapkan perawat,
penulis mengevaluasi keadaan lansia setiap hari. Di dapatkan hasil
dimana Tn.S masih di temukan masalah pada defisit perawatan diri:
berpakaian, dan lansia tampak bingung. Dan di mana pada klien di
temukan sedikit masalah fisik sehingga dengan waktu dan intervensi
yang ditetapkan masalah belum bisa teratasi dalam waktu 3 hari.
B. Saran
Dengan adanya uraian di atas maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Instansi Poltekkes Tanjungkarang
Hasil pengumpulan data ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan
bahan pembelajaran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan peserta didik tentang asuhan keperawatan
gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari pada klien
demensia dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri
2. Saran bagi panti
a. Bagi panti di harapkan adanya laporan tugas akhir ini dapat
meningkatkan asuhan keperawatan sesuia standar operasional
prosedur pada masalah defisit perawatan diri.
b. Di harapkan perawat di UPTD Panti Tresna Werdha Natar
Lampung Selatan dapat memodifikasi asuhan keperawataan
gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari pada klien
demensia rasa yang lebih intensif dengan metode asuhan
keperawatan yang lebih baik seperti penggunaan metode papan
flip chart atau gambar untuk membantu memberikan asuhan
keperawatan pada lansia demensia yang mengalami gangguan
pendengaran.
c. Di harapkan panti Tresna Werdha Natar Lampung Selatan
membuat jadwal aktivitas perawatan diri dengan cara setiap wisma
terdapat jam alarem atau spiker suara untuk mengingat atau
menandakaan waktu untuk kegiatan terjadwalkan. supaya lansia
tetap melakukan aktivitas perawatan diri sehingga tidak terjadi
defisit perawatan diri
3. Bagi Penulis Selanjutnya
Hasil pengumpulan data ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
penulis selanjutnya tentang asuhan keperawatan gangguan pemenuhan
kebutuhan Aktivitas sehari-hari pada klien demensia dengaan jumlah
subjek yang lebih banyak, kriteria yang lebih spesifik dan waktu
asuhan keperawatan yang lebih panjang serta menggunakan desain
metode penulisan yang lebih baik lagi. Pentingnya mengembangkan
berbagai improvisasi teori-teori keperawatan dan bisa di lakukan
pengumpulan data ini dengan menggunakan sampel yang lebih besar
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, Reni Yuli. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Jilid 2.
Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI
Nama Mahasiswa :
Tempat Praktek :
Tanggal Praktek :
Tanggal Pengkajian :
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum Pasien
Nama :
No Register panti :
Jenis kelamin :
Umur :
Agama :
Alamat :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan terakhir :
Tanggal masuk :
7. Pemeriksaan Vital:
BB: ......... kg TD: ............mmHg Nadi: .........x/mnt
TB: ......... cm Suhu: ..........◦C RR: ...........x/mnt
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum:
b. Status Gizi:
c. Sistem Persepsi Sensori
Baik Tidak Penggunaan alat bantu
1) Pendengaran ....... ......... Ya/Tidak
2) Penglihatan ....... ......... Ya/Tidak
3) Pengecapan ....... ......... Ya/Tidak
4) Penciuman ....... ......... Ya/Tidak
5) Perabaan ....... ......... Ya/Tidak
b. Kondisi depresi
N AKTIVITAS KEMANDIRIAN
O Mandiri Sebagian Tergantung
(2) (1) (0)
1 Memelihara kebersihan diri (mandiri, gosok
gigi, cuci rambut, potong kuku, cukur kumis)
2 Memelihara kebersihan lingkungan (tempat
tidur, lemari, kursi, meja)
3 Membuang air kecil dan air besar di kamar
mandi (membersihkan,mengeringkan)
4 Mengkonsumsi makanan minuman yang telah
disediakan
5 Mengelola keuangan untuk kebutuhan sehari-
hari
6 Mengkonsumsi obat sesuai aturan
7 Mengambil keputusan sendiri
8 Melakukan aktifitas di waktu luang(olahraga,
pengajian, hobi, rekreasi)
9 Menggunakan sarana transportasi umum
10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan
kepercayaan
Ket: 0-10: tergantung 11-15: sebagian 16-20: mandiri
Pengkaji,
( )
ANALISIS DATA
DO:
2 DS:
DO:
3 DS:
DO:
B. DIAGNOSIS/MASALAH KEPERAWATAN
1. Masalah keperawatan ................................................................................
C. RENCANA KEPERAWATAN
3
D. IMPLEMENTASIDAN EVALUASI