Anda di halaman 1dari 72

IDENTIFIKASI BAKTERI KONTAMINAN PADA

GAGANG PINTU RUANG OPERASI INSTALASI


BEDAH SENTRAL RSUD ULIN BANJARMASIN
TAHUN 2020

Skripsi
Diajukan guna memenuhi
sebagian syarat memperoleh derajat Sarjana Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Oleh
Nazma Laita
1710911120024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN

Desember 2020
ii
Universitas Lambung Mangkurat
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Banjarmasin, 17 Desember 2020

Nazma Laita

iii
Universitas Lambung Mangkurat
ABSTRAK

IDENTIFIKASI BAKTERI KONTAMINAN PADA GAGANG


PINTU RUANG OPERASI INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2020
Nazma Laita

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi karena adanya transmisi


mikroba patogen yang bersumber dari lingkungan rumah sakit dan perangkatnya.
Salah satunya bisa berasal dari kontaminasi mikroorganisme pada gagang pintu.
Bakteri tersebut dapat berasal dari udara atau dari kulit dan tangan semua orang
yang berada di ruang operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis
bakteri kontaminan pada gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral
RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah observasional deskriptif. Sampel diambil pada permukaan tiga gagang
pintu di ruang operasi dengan cara swab menggunakan kapas lidi steril dan
ditanam pada tiga Media Agar Darah dan tiga Media Mac Conkey. Identifikasi
bakteri dilakukan secara konvensional. Hasil penelitian ini menemukan satu jenis
bakteri gram positif yaitu Stapylococcus aureus.

Kata-kata kunci: infeksi nosokomial, ruang operasi, bakteri kontaminan, gagang


pintu, Staphylococcus aureus

iv
Universitas Lambung Mangkurat
ABSTRACT

IDENTIFICATION OF CONTAMINAN BACTERIA IN THE


DOOR HANDLE OF THE OPERATION ROOM CENTRAL
SURGERY INSTALLATION RSUD ULIN BANJARMASIN 2020
Nazma Laita

Nosocomial infection is an infection that occurs due to the transmission of


pathogenic microbes originating from the hospital environment and its equipment.
One of them could come from contamination of microorganisms on the door
handle. The bacteria can come from the air or from the skin and hands of
everyone in the operation room. This study aims to determine the type of
contaminant bacteria on the door handle of the operation room of the Central
Surgery Installation of RSUD Ulin Banjarmasin in 2020. The method used in this
research was descriptive observational. Samples were taken on the surface of
three door handles in the operation room by means of swabs using sterile cotton
swabs and planted on three Blood agar media and three Mac Conkey media. The
identification of bacteria was carried out conventionally. The results of this study
found one type of gram-positive bacteria, namely Stapylococcus aureus.

Keywords: nosocomial infection, operating room, contaminant bacteria,


door handles, Staphylococcus aureus

v
Universitas Lambung Mangkurat
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“IDENTIFIKASI BAKTERI KONTAMINAN PADA GAGANG PINTU

RUANG OPERASI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD ULIN

BANJARMASIN TAHUN 2020”, tepat pada waktunya.

Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat

Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Banjarmasin. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran, Dr. dr. Iwan Aflanie, M.Kes., Sp.F, S.H. yang

telah memberikan kesempatan dan fasilitas dalam pelaksanaan skripsi.

2. Koordinator Program Studi Pendidikan Dokter, Dr. dr. Triawanti, M.Kes.

yang telah memberi kesempatan dan fasilitas dalam pelaksanaan skripsi.

3. Kedua dosen pembimbing, dr. Noor Muthmainah, M.Sc. dan dr. Rahmiati,

M.Kes., Sp.MK. yang berkenan memberikan saran dan arahan dalam

penyelesaian skripsi ini.

4. Kedua dosen penguji, dr. Husna Dharma Putra, M.Si., Sp.OT (K) dan dr.

Husnul Khatimah, M.Sc. yang memberi kritik dan saran sehingga skripsi ini

menjadi semakin baik.

5. Kepala Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin, dr. Agus

Suhendar, Sp.BS. beserta seluruh staf yang telah membantu dalam proses

penelitian ini.

vi
Universitas Lambung Mangkurat
6. Kepala Departemen Mikrobiologi dan Parasitologi Fakultas Kedokteran

Universitas Lambung Mangkurat beserta seluruh staff yang telah

memberikan fasilitas dalam proses penelitian ini.

7. Analis Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas

Lambung Mangkurat, Dispa Wiryawan Mirza, Amd.AK. yang telah

membantu selama proses penelitian ini.

8. Orangtua penulis, Awad Abdillah Al-Katiri dan Noor Aida, serta seluruh

keluarga yang penulis sayangi dan hormati yang selalu memberikan

perhatian, kasih sayang, dukungan moral, spiritual, dan semua doanya.

9. Rekan satu tim serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, tetapi

penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia Pendidikan.

Banjarmasin, Desember 2020

Penulis

vii
Universitas Lambung Mangkurat
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ iii

ABSTRAK ............................................................................................... iv

ABSTRACT .............................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................. 5

E. Keaslian Penelitian............................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 8

A. Infeksi Nosokomial............................................................ 8

B. Bakteri Penyebab Infeksi Nosokomial .............................. 12

C. Pencegahan Infeksi Nosokomial........................................ 14

viii
Universitas Lambung Mangkurat
BAB III LANDASAN TEORI............................................................... 16

BAB IV METODE PENELITIAN ...................................................... 19

A. Rancangan Penelitian ........................................................ 19

B. Bahan dan Alat Penelitian.................................................. 19

C. Variabel Penelitian............................................................. 19

D. Definisi Operasional .......................................................... 21

E. Prosedur Penelitian ............................................................ 22

F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data....................... 24

G. Cara Analisis Data .............................................................. 24

H. Waktu dan Tempat Penelitian............................................. 24

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 25

BAB VI PENUTUP ............................................................................... 31

A. Kesimpulan ......................................................................... 31

B. Saran ................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 32

LAMPIRAN ............................................................................................. 35

ix
Universitas Lambung Mangkurat
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Keaslian penelitian identifikasi bakteri kontaminan pada gagang


pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin
Banjarmasin tahun 2020 …………………………………………. 6

5.1 Jenis bakteri kontaminan pada gagang pintu ruang operasi


Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2020 …… 25

x
Universitas Lambung Mangkurat
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Gambaran Mikroskopis Stapylococcus aureus................................ 13

2.2 Gambaran Mikroskopis Streptococcus sp ....................................... 13

3.1 Kerangka Teori Gambaran Identifikasi Bakteri Kontaminan pada


Gagang Pintu Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin
Banjarmasin Tahun 2020………………………………………… 17

3.2 Kerangka Konsep Gambaran Identifikasi Bakteri kontaminan pada


Gagang pintu Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD
Ulin Banjarmasin Tahun 2020…………………………………… 18

5.1 Stapylococcus aureus pada Media Agar Darah ............................... 26

5.2 Pemeriksaan Mikroskopis Stapylococcus aureus ........................... 26

5.3 Uji Katalase .................................................................................... 27

5.4 Stapylococcus aureus pada Media Mannitol Salt Agar ................... 27

xi
Universitas Lambung Mangkurat
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keterangan Kelayakan Etika Penelitian FK ULM .............. 36


2. Surat Keterangan Kelayakan Etika Penelitian RSUD
Ulin Banjarmasin .......................................................................... 37
3. Surat Izin Pengambilan Sampel di ruang Operasi Instalasi
Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin ...................................... 38
4. Surat Izin Penelitian Laboratorium Mikrobiologi FK ULM ........ 39
5. Komposisi Mac Conkey Agar ....................................................... 41
6. Komposisi Media Agar Darah ...................................................... 42
7. Komposisi Cat Gram ..................................................................... 43
8. Foto Pintu Ruangan Operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD
Ulin Banjarmasin .......................................................................... 44
9. Skema Cara Kerja ......................................................................... 45
10. Skema Pemeriksaan Bakteri Gram Positif .................................... 46
11. Skema Pemeriksaan Bakteri Gram Negatif ................................. 47
12. Data Hasil Penelitian Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral
RSUD Ulin Banjarmasin............................................................... 48
13. Dokumentasi Penelitian ............................................................... 49

xii
Universitas Lambung Mangkurat
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Healthcare-Associated Infections (HAIs) adalah infeksi yang didapat oleh

pasien, ketika pasien dalam proses perawatan di rumah sakit terlebih lagi terhadap

pasien yang dirawat dalam jangka waktu yang lama. Infeksi nosokomial terjadi

karena adanya transmisi mikroba patogen yang bersumber dari lingkungan rumah

sakit dan perangkatnya.1,2

Data World Health Organization (WHO) tahun 2016 menunjukkan kejadian

HAIs terjadi pada 15% dari semua pasien rawat inap, dimana infeksi ini

menyumbang terjadinya kejadian 7% di negara maju dan 10% di negara

berkembang. Data survei HAIs tahun 2014 di rumah sakit Amerika Serikat

didapatkan angka kejadian HAIs mencapai 722.000 di unit perawatan akut dan

75.000 pasien meninggal ketika dirawat di rumah sakit. 2,3

Kejadian HAIs di 10 Rumah Sakit Umum pendidikan di Indonesia cukup

tinggi yaitu 6-16% dengan rata-rata 9,8% pada tahun 2010.4 Menurut Depkes5

tahun 2011 angka kejadian infeksi di rumah sakit sekitar 3 – 21% (rata – rata 9%)

atau lebih 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Di Indonesia

HAIs mencapai 15,74% jauh di atas negara maju yang berkisar 4,8-15,5%.

Angka prevalensi HAIs yang tinggi merupakan ancaman bagi pelayanan

rumah sakit. Pengendalian infeksi menjadi tantangan terbesar dalam tahapan

pelayanan kesehatan karena infeksi dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas

1
Universitas Lambung Mangkurat
2

serta meningkatan biaya kesehatan serta penambahan waktu pengobatan di rumah

sakit.2 Adanya HAIs menyebabkan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas

yang tinggi dengan prevalensi 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia,

dimana HAIs menjadi penyebab terjadinya kematian neonatus sekitar 4 -56%,

dengan kejadian tertinggi 75% di Asia Tengara dan Sub sahara Afrika dan

terjadinya mortalitas sebanyak 50.000 dan 2 juta morbiditas di negara maju. Data

WHO menunjukan 1,5 sampai 3 juta orang setiap tahunnya mengalami kematian

akibat HAIs.2,6

Mikroba yang dibawa kulit manusia terdiri dari dua jenis, yaitu residen dan

sementara. Mikroba residen yang dominan ditemukan di hampir setiap tangan

adalah Staphylococcus epiderdimis. Diperkirakan populasi Staphylococcus

epiderdimis jauh lebih banyak dari pada Staphylococcus aureus pada tangan yang

sehat,7 sedangkan mikroorganisme yang paling banyak terdapat di udara

lingkungan rumah sakit adalah bakteri Bacillus, Escherichia coli, Staphylococcus,

Streptococcus, Pseudemonas, dan spesies jamur seperti Aspergillus.

Faktor lain penyebab infeksi nosokomial terutama pada pasien pasca

pembedahan yang melibatkan peralatan bedah yang terkontaminasi, ataupun

berasal dari teknik pembedahan yang tidak steril, sehingga pasien sangat

berpotensi terkena infeksi nosokomial.6 Infeksi nosokomial menjadi penyebab

utama peningkatan mortalitas dan morbiditas pada pasien karena adanya mikroba

patogen dan bersifat dinamis, dimana peningkatan mortalitas dan morbiditas pada

pasien memiliki prevalensi yang tinggi yaitu 1,4 juta kematian setiap hari di

seluruh dunia.

Universitas Lambung Mangkurat


3

Ruang operasi rumah sakit berpotensi tinggi menyebabkan infeksi

nosokomial, termasuk lingkungan ruang operasi bisa menjadi tempat yang mudah

menularkan infeksi dari dan ke penderita. Penularan infeksi yang terjadi

tergantung dari jumlah mikroorganisme, kerentanan individu, waktu kontak,

virulensi agen infeksi, dan perbandingan terbalik dengan daya tahan tubuh.

Sumber infeksi dapat berasal dari personel kamar operasi, alat dan bahan

penunjang.

Ruang operasi yang kurang terjaga aseptis akan berdampak pada infeksi

luka operasi pada pasien yang bisa diketahui pasca operasi, yang mana salah satu

infeksi yang termasuk dalam kelompok HAIs adalah Infeksi Daerah Operasi

(IDO). IDO atau sering disebut Surgical Site Infection (SSI), dimana IDO

menyumbang angka kematian tertinggi sekitar 3% - 75% di rumah sakit seluruh

dunia. Kejadian IDO ini mengalami peningkatan dari 1,2 kasus per 100 prosedur

bedah menjadi 23,6 kasus per 100 prosedur bedah. Infeksi daerah operasi terjadi

dalam rentang waktu kurang dari 30 hari setelah operasi dan jika terjadi

implantasi maka pemantauan dilakukan dalam kurun waktu 1 tahun. Besarnya

angka kejadian IDO ini perlu dilakukan pemantauan, apabila terus mengalami

peningkatan, maka hal ini akan menjadikan beban terhadap rumah sakit serta

pasien.6,13,14,15

Gagang pintu merupakan salah satu tempat yang perlu diperhatikan karena

mudah sekali untuk terjadinya kontaminasi,8,9 hal ini dapat disebabkan oleh

adanya kuman udara yang menempel, ataupun perawat dan dokter yang sering

menyentuh gagang pintu.10 Sebuah studi mengenai transmisi patogen nosokomial

Universitas Lambung Mangkurat


4

menyebutkan bahwa gagang pintu salah satu hal yang perlu diperhatikan karena

cepat untuk terjadinya kontaminasi, dimana jumlah dari bakteri yang terkumpul

dapat dipengaruhi oleh seberapa sering dan banyaknya orang yang melewati pintu

tersebut.8,9 Hasil studi mengemukakan mengenai gagang pintu yang terdapat

bakteri patogen yang sebagian besar adalah bakteri gram positif, yaitu bakteri

Stapylococcus sp. Bakteri patogen diindikasikan dapat menjadi perantara

penularan penyakit akibat telah terkontaminasi oleh bakteri tersebut. 11

Berdasarkan hal ini Kementrian Republik Indonesia (Kemenkes) telah

menetapkan angka normal kuman untuk udara dan lantai, namun angka kuman

normal pada gagang pintu sampai saat ini belum didapatkan angka pastinya. Oleh

karena itu, tindakan memonitor dan mengevaluasi kebersihan dari gagang pintu

perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan infeksi nosokomial. 12

RSUD Ulin Banjarmasin merupakan rumah sakit tipe A, dan merupakan

rumah sakit rujukan dari puskesmas di sekitar wilayah Kota Banjarmasin. Data

hasil survei pendahuluan belum pernah ada laporan apakah terdapat atau tidak

mikroorganisme kontaminan pada ganggang pintu di ruang operasi Instalasi

Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan

penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya mikroorganisme pada gagang pintu

ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin sehingga dapat

diketahui apa saja jenis – jenis mikroorganisme yang ada pada gagang pintu ruang

operasi Instalasi Bedah Sentral.

Universitas Lambung Mangkurat


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah apakah jenis bakteri kontaminan pada gagang pintu ruang

operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2020?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis bakteri

kontaminan pada gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin

Banjarmasin tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah data dan mendukung

perkembangan ilmu mikrobiologi, khususnya yang terkait dengan bakteri

kontaminan pada gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD

Ulin Banjarmasin.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak yang

berkepentingan khususnya pihak di ruang operasi instalasi bedah sentral

RSUD Ulin Banjarmasin mengenai jenis bakteri kontaminan pada gagang

pintu, serta memberikan manfaat bagi upaya pencegahan dan pengendalian

infeksi nosokomial di ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin

Banjarmasin.

Universitas Lambung Mangkurat


6

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian penelitian identifikasi bakteri kontaminan pada gagang pintu
ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin tahun
2020
Nama Peneliti
No. Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun)
1. Palawe, V.B., Identifikasi Mengidentifikasi Variabel uji
Kountul, C., Bakteri Aerob Di jenis bakteri berbeda,
Waworuntu, Udara Ruang yang peneiliti
Operasi Instalasi
O. (2015)13 kemungkinan menguji
Bedah Sentral
(IBS) RSUP Prof. ada di ruang pada pintu
DR. R. D. Kandou instalasi bedah instalasi
Manado bedah di
RSUD Ulin
Banjarmasin

2. Utomo, B., Studi angka Peneliti


Prafitri, I.R. kuman handle ingin
(2016)9 pintu di bagian mengetahui
ruang perawatan
jenis
mawar kelas III
RSUD Prof. Dr. mikroorgani
Margono Soekarjo sme yang
Purwokerto ada di pintu

3. Matoka, R., Pola bakteri aerob Mengidentifikasi Variabel uji


Waworuntu, yang berpotensi jenis bakteri yang berbeda,
O., Rares, F. menyebabkan kemungkinan ada peneiliti
(2016)16 infeksi nosokomial menguji
di ruangan pada pintu
Instalasi Rawat instalasi
Darurat Obstetri bedah di
dan ginekologi RSUD Ulin
(IRDO) RSUP Banjarmasin
Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado

Perbedaan pada penelitian sebelumnya yaitu terletak pada waktu, tempat,

dan subyek penelitian. Perbedaan dari penelitian di atas adalah tempat penelitian,

yaitu pada penelitian tersebut tempat penelitian dilakukan di ruang operasi

Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin. Pada penelitian tersebut

Universitas Lambung Mangkurat


7

pengambilan sampel dengan cara swab pada permukaan dinding, lantai, meja, dan

peralatan medis. Pada penelitian ini dilakukan dengan metode swab pada gagang

pintu.

Penelitian ini belum pernah dilakukan di RSUD Ulin Banjarmasin, sehingga

data penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengetahui apakah terdapat

bakteri kontaminan pada gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral

RSUD Ulin Banjarmasin.

Universitas Lambung Mangkurat


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Infeksi Nosokomial

1. Definisi

Istilah “nosokomial’’ berasal dari bahasa Yunani yaitu nosocomium yang

berarti rumah sakit, sedangkan kata “infeksi’’adalah adanya suatu organisme pada

jaringan atau cairan tubuh yang disertai dengan adanya gejala klinis baik secara

lokal ataupun sistemik. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat selama

seseorang dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan adanya suatu gejala

selama dirawat ataupun setelah selesai dirawat. 17,18

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat atau terjadi di rumah sakit

tersebut. Istilah nosokomial saat ini banyak dikenal sebagai Hospital Acquired

Infection (HAIs). Secara umum, WHO tahun 2002, mendefinisikan infeksi

nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit yang mana infeksi ini

timbul atau terjadi sesudah 48 jam perawatan pada pasien rawat inap dan terjadi

pada pasien yang dirawat lebih lama dari masa inkubasi suatu penyakit. Terdapat

tiga faktor yang harus diperhatikan pada kejadian infeksi nosokomial, yaitu:

1. Faktor intrinsik

Faktor intrinsik merupakan faktor terkait kerentanan pejamu terhadap infeksi.

Pejamu yang imunokompromais tentunya memiliki kecenderungan lebih besar

untuk mengalami infeksi nosokomial dibandingkan dengan pejamu yang

imunokompeten.

8
Universitas Lambung Mangkurat
9

2. Faktor ekstrinsik

Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar rumah sakit, mulai dari kebersihan

ruang rawat, poliklinik, instrumen medik rumah sakit, serta pegawai dan tenaga

kesehatan dan dokter yang bekerja di rumah sakit memiliki risiko menularkan

infeksi pada pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit.

3. Keterlibatan mikroorganisme, yang merupakan faktor risiko penyebab

terjadinya infeksi nosokomial.19

2. Epidemiologi

Studi prevalensi WHO tahun 2002 menyatakan angka kejadian infeksi

nosokomial cukup tinggi pada Mediterania Timur (11,8 %), Asia Tenggara (10%),

Eropa (7,7%) dan Pasifik Barat (9,0%).19 Infeksi nosokomial terjadi di seluruh

dunia termasuk di negara maju dan negara berkembang. Infeksi ini menyumbang

angka kejadian 7% di negara maju dan 10% di negara berkembang. 3 Data

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tingkat infeksi nosokomial yang terjadi di

Negara Eropa dan Amerika memiliki prevalensi rendah yaitu 1% sedangkan

prevalensi tertiggi ditemukan di Asia, Amerika Latin, dan Afrika bagian Sahara

lebih dari 40%.20

Dari data yang tercatat di Indonesia infeksi nosokomial mencapai 15,74%

jauh di atas negara maju yang berkisar 4,8-15,5%. Pada sepuluh RSU

pendidikan, infeksi nosokomial cukup tinggi yaitu 6-16% dengan rerata 9,8%

pada tahun 2010.19 Infeksi nosokomial tersering yang terjadi adalah infeksi

pada luka operasi, infeksi saluran kemih, infeksi saluran atas bawah dan infeksi

pada aliran darah.21

Universitas Lambung Mangkurat


10

3. Klasifikasi

Berdasarkan National Nosocomial Infections Surveillance dari Center for

Disease Control and Prevention, terdapat 13 lokasi utama terjadinya infeksi

nosokomial diklasifikasi sebagai berikut: infeksi saluran kemih, infeksi luka

bedah (operasi), pneumonia, infeksi tulang dan sendi, infeksi sistem saraf pusat,

infeksi mata, telinga, hidung, tenggorokan, dan mulut, infeksi gastrointestinal,

infeksi saluran pernafasan bawah, infeksi saluran reproduksi, infeksi jaringan kulit

dan jaringan luar tubuh, infeksi sistemik, infeksi sistem kardiovaskuler, dan

bakterimia primer. 21

4. Etiologi

Penyebab dari berbagai macam mikroorganisme seperti:

1. Bakteri, dibedakan menjadi menjadi:

a. Gram negatif, yang tersering Proteus sp., Escherichia coli, Klebsiela sp.,

Pseudomonas dan Acinetobacter sp.

b. Gram positif, yang tersering penyebab infeksi nosokomial adalah bakteri

yang sudah multiresistensi antibiotika, seperti Methicillin Resistant

Staphylococcus aureus (MRSA), Methicillin Resistant Staphylococcus

epidermidis (MRSE) atau Vancomycin Resistant Enterococci (VRE).

2. Virus

Berbagai macam penyebab infeksi nosokomial melalui berbagai perantara,

yaitu secara kontak langsung, seperti Herpes simplex, Varicella, secara air

bones, seperti Virus Influenza, Adenovirus, Varicella, Rubela, dan Mumps dan

melalui vehicle borne, antara lain: instrument medik (kateter dan alat bedah),

Universitas Lambung Mangkurat


11

HIV, Hepatitis B dan C, serta melalui fecal oral (Enterovirus, Hepatitis A, dan

Rotavirus).

3. Parasit dan Jamur

Terjadinya infeksi parasit di rumah sakit dan vehicle borne (misalnya:

Giardia lamblia), sedangkan untuk jamur yang paling tersering adalah

Candida sp. yang terjadi malalui vehicle borne (instrument medik).19

5. Faktor Risiko

Ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan infeksi nosokomial

yaitu:

1. Faktor Endogen

a. Usia

Orang yang berusia lanjut dan anak kecil sangat rentan terhadap infeksi.

Usia lanjut dikaitkan dengan proses degenerasi sel yang menyebabkan

penurunan dari sistem imun sedangkan untuk anak kecil dikarekanan belum

terbentuknya sistem imun secara sempurna.22

b. Sistem Imun

Pasien yang dirawat di rumah sakit memiliki sistem imun yang lebih

rendah, hal ini disebabkan oleh buruknya nutrisi, penyakit yang mendasari,

serta pengobatan atau tindakan operatif yang di dapatkan.22

c. Penyakit dasar

Pasien dengan imunosupresan memiliki risiko lebih tinggi untuk

terkena infeksi nosokomial karena menurunnnya sistem pertahan tubuh. 22

Universitas Lambung Mangkurat


12

2. Faktor eksogen, meliputi dari lama rawat inap, lama pemakaian antibiotik,

serta interverensi diagnostik (tindakan invasif, seperti kateter urin, ventilasi

mekanik atau intubasi saluran pernapasan, serta tindakan pembedahan). 22

6. Sumber penularan dan penyebaran

Bakteri penularan infeksi nosokomial dapat diperoleh secara:

1. Infeksi endogen, yang berasal dari bakteri flora normal yang menyebabkan

terjadinya infeksi di luar habitat alami.22

2. Infeksi silang eksogen, yang berasal dari pasien lain ataupun tenaga medis

rumah sakit, yang mana bakteri yang ditularkan dari pasien lain ditularkan

secara kontak langsung antar penderita melalui tangan, cairan tubuh, ataupun

benda yang terpapar oleh penderita (termasuk alat perawatan), sedangkan

penularan dari tenaga medis rumah sakit, bisa ditularkan melalui tangan,

pakaian, hidung dan tenggorokan.22

3. Flora berasal dari lingkungan perawatan kesehatan, penyebaran infeksi

lingkungan yang bersifat endemik atau epidemik yang berasal dari

mikroorganisme yang hidup pada lingkungan rumah sakit.22

B. Bakteri Penyebab Infeksi Nosokomial

Bakteri penyebab infeksi nosokomial adalah bakteri gram negatif dan gram

positif yaitu Staphylococcus sp., Streptococcus sp., Pseudomonas aeruginosa,

Escherichia coli, Salmonella sp., Shigella sp., Proteus sp., serta bakteri golongan

Mycobacterium.22

Staphylococcus merupakan bakteri gram positif yang terdiri atas tiga

macam spesies yaitu Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan

Universitas Lambung Mangkurat


13

Staphylococcus saprophyticus.23 Staphylococcus aureus merupakan bakteri

patogen bagi manusia yang mana bakteri merupakan salah satu bakteri penyebar

terluas dari infeksi nosokomial.24

Gambar 2.1 Gambaran Mikroskopis Stapylococcus aureus 23

Streptococcus merupakan bakteri gram positif dengan karakteristik

tersusun secara rantai, berbentuk bulat, berpasangan serta berselubung dan terdiri

atas beberapa jenis yaitu Streptococcus pyogenes, Streptococcus agalactiae,

Streptococcus faecalis, Streptococcus pneumonia, Streptococcus equisimitis serta

Streptococcus viridans (Streptococcus sanguis, Streptococcus milleri,

Streptococcus mutans).23

Gambar 2.2 Gambaran Mikroskopis Streptococcus sp 23

Universitas Lambung Mangkurat


14

Pseudomonas merupakan bakteri gram negatif, aerob obligat, berkapsul,

dan mempunyai flagella polar sehingga bersifat motil. 23Pseudomonas aeruginosa

mengakibatkan infeksi pada pasien dengan penurunan sistem imun tubuh. 24

Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang bersifat anaerob

fakultatif dan tidak membentuk spora. Bakteri ini merupakan patogen utama

infeksi pasien rawat jalan ataupun rawat inap.23

Salmonella sp. merupakan bakteri gram negatif, bersifat anerob fakultatif,

berbentuk batang, tidak membentuk spora, serta memiliki flagel sehingga bersifat

motil.17

Shigella merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek, tidak

berspora dan tidak berselubung.23

Proteus sp. merupakan bakteri gram negatif, tidak berspora, tidak

berkapsul, dan memiliki flagel.23

Bakteri golongan Mycobacterium memiliki bentuk batang lurus ataupun

bengkok dan tidak memiliki spora.23

C. Pencegahan Infeksi Nosokomial

Cara paling efektif untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial adalah

dengan cara universal precautian yang salah satunya ialah melakukan hand

hygine pada setiap penaganan pasien yang ada di rumah sakit. Tujuan

dilakukannya hand hygine adalah untuk memutus rantai transmisi infeksi,

sehingga angka insidensi untuk infeksi nosokomial dapat berkurang. 25

Universitas Lambung Mangkurat


15

Pencegahan dari infeksi nosokomial harus diperhatikan melalui rencana

yang diprogram, yaitu:3,21

1. Membatasi transmisi organisme dengan cara mencuci tangan dan mamakai

sarung tangan, melakukan tindakan septik dan aseptik, serta melakukan

proses sterilisasi dan disinfektan.

2. Mengontrol resiko penularan dari lingkungan.

3. Menggunakan antibiotik, asupan nutris cukup, dan pemberian vaksinasi.

4. Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan pengendalian wabah.

5. Pencegahan infeksi dari tenaga medis.

6. Edukasi kepada tenaga medis.

Universitas Lambung Mangkurat


BAB III

LANDASAN TEORI

Infeksi nosokomial atau Healthcare-Associated Infections (HAIs) adalah

infeksi yang terjadi di rumah sakit dan menyerang pasien yang sedang dalam

proses perawatan, yang tidak ditemukan dan tidak dalam masa inkubasi saat

pasien masuk rumah sakit. Rumah sakit memiliki risiko tinggi menjadi tempat

penyebaran infeksi.26

Infeksi nosokomial dipengaruhi oleh dua sumber faktor risiko, yaitu faktor

endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen berasal dari transmisi flora normal

pasien, yang dipengaruhi oleh usia, sistem imun yang meliputi asupan gizi yang

kurang dan tindakan invasif, serta adanya penyakit dasar tertentu yang bersifat

imunosupresan. Sedangkan faktor eksogen berasal dari transmisi lingkungan,

salah satunya yaitu di ruang operasi yang terjadi kontaminan pada gagang pintu

yang berasal dari mikroorganisme (bakteri, virus, dan jamur), suhu dan

kelembaban, serta tenaga medis. Selain itu adanya faktor eksogen lain seperti

waktu perawatan, pemakaian antibiotik, intervensi diagnosis serta sterilisasi alat

dan bahan.22

Pada pasien di ruang operasi mempunyai tingkat risiko lebih tinggi untuk

terjadi infeksi nosokomial, hal ini berkaitan dengan pasien pra operasi atau pasca

operasi yang terjadi akibat kondisi yang lemah karena penurunan sistem imun

tubuh serta adanya luka bekas operasi. 22

16
Universitas Lambung Mangkurat
17

Sumber Infeksi

Endogen Eksogen

Usia Sistem Penyakit Lama rawat Lingkungan Perawatan,


Imun Dasar inap sterilisasi
alat medis,
Intervensi
dan tenaga
Asupan gizi yang Kontaminan
diagnosis medis
kurang gagang
Lama pintu dari (dokter dan
perawat)
Tindakan invasif pemakaian bakteri,
jamur, virus
antibiotik

Pasien pra operasi atau


pasca operasi

Penurunan Luka bekas


sistem imun operasi
tubuh

Infeksi Nosokomial

Bakteri yang ditemukan

Gambar 3.1 Kerangka Teori Gambaran Identifikasi Bakteri Kontaminan pada


Gagang Pintu Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin
Banjarmasin Tahun 2020

Universitas Lambung Mangkurat


18

Infeksi Nosokomial

Faktor Risiko Infeksi Nosokomial

Usia, Faktor Endogen Faktor Eksogen Perawatan,


sistem pemakaian
imun, antibiotik,
dan Transmisi dari flora Transmisi dari intervensi
penyakit normal pasien lingkungan diagnostik,
dasar sterilisasi
alat dan
bahan, dan
Ruang operasi tenaga
medis
(dokter dan
Kontaminan
perawat)
gagang pintu

Mikroorganisme Suhu dan Tenaga medis


kelembaban

Bakteri Virus Jamur

Identifikasi bakteri

Keterangan:

: diteliti, variabel utama : yang tidak diteliti

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Gambaran Identifikasi Bakteri Kontaminan


pada Ga gang Pintu Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD
Ulin Banjarmasin Tahun 2020

Universitas Lambung Mangkurat


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif

observasional, yaitu dengan mengidentifikasi jenis bakteri kontaminan pada

gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin.

B. Bahan dan Alat

Bahan penelitian adalah kapas lidi steril, sarung tangan, media transport

BHI (Brain - Heart Infusion), media agar darah, Mac Conkey, gula-gula (glukosa,

laktosa, sukrosa, fruktosa), MSA (Mannitol Salt Agar), pewarnaan gram (larutan

kristal violet, iodin, alkohol 96%, safranin), alumunium foil, aquadest steril,

alkohol dan jelly ice.

Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, ose bulat,

pipet ukur, cawan petri, objek glass, mikroskop merk Olympus, inkubator merk

carbolite, autoklaf, laminary air flow merk Holten Maxisafe 1,2, lampu bunsen,

dan coolbox.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Utama

Variabel utama dari penelitian ini adalah bakteri kontaminan pada gagang

pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin.

2. Variabel Pengganggu

19
Universitas Lambung Mangkurat
20

a. Mobilitas dan variasi petugas serta pasien ruang operasi

Mobilitas dan variasi petugas serta pasien ruang operasi dapat menyebabkan

terbawanya bakteri dari lingkungan luar rumah sakit ke dalam rumah sakit.

Variabel ini sulit dikendalikan, karena hal ini merupakan kebijakan dari rumah

sakit. Namun, hal ini dapat diminimalkan dengan pengambilan sampel diluar jam

operasi atau sesudah pensterilan dilakukan.

b. Sterilitas alat dan bahan

Sterilitas alat dan bahan dapat mempengaruhi hasil dari penelitian karena

terkontaminasinya alat ataupun bahan dengan bakteri yang ada di luar hasil

penelitian. Sehingga hal ini perlu dicegah dengan cara melapisi alat, bahan, dan

sampel penelitian dengan alumunium foil serta melakukan sterilisasi kering dan

basah pada semua purulen yang akan digunakan pada pengambilan dan

penyimpanan sampel. Sterilisasi kering dilakukan dengan menggunakan lampu

bunsen, sedangkan untuk sterilisasi basah dilakukan dengan menggunakan

autoklaf.

c. Suhu dan kelembaban dari lingkungan dan penyimpanan

Suhu dan kelembaban lingkungan dapat mempengaruhi dari pertumbuhan

mikroorganisme lain yang tidak seharusnya tumbuh, sehingga hal ini harus

dicegah dengan cara memasukkan tabung yang berisi sampel penelitian ke

coolbox yang berisi jelly ice dengan suhu 4oC selama proses pengambilan dari

sampel sampai dibawa ke laboratorium. Suhu yang berbeda dapat mempengaruhi

kecepatan dan pertumbuhan dari bakteri, sehingga hal ini perlu dicegah dengan

Universitas Lambung Mangkurat


21

cara memasukan tabung berisi sampel ke inkubator dengan suhu 37 oC selama

tahap inkubasi.

d. Waktu pemeriksaan

Waktu pemeriksaan sampel yang melebihi batas akan mengakibatkan

pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, pemeriksaan sampel

harus kurang dari 24 jam setelah sampel diambil.

D. Definisi Operasional

1. Bakteri kontaminan yang ada di ruang operasi adalah bakteri yang ada pada

gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin

yang pengambilan sampelnya dilakukan setelah proses sterilisasi pada ruang

operasi dan sebelum dilakukannya tindakan operasi dengan cara menggunakan

metode swab dengan kapas lidi steril yang sebelumnya dicelupkan pada NaCl

fisiologis steril kemudian di swab keseluruh permukaan gagang pintu, lalu

dimasukkan pada media transport BHI (Brain - Heart Infusion) dan dilakukan

penanaman pada media Mac Conkey dan Agar darah dengan teknik goresan T,

kemudian ulang prosedur swab ini pada semua sampel, dan lakukan

identifikasi secara makroskopis, mikroskopis serta biokimia.

2. Gagang pintu yang dimaksud adalah gagang pintu pada bagian ruang operasi

Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin yang digunakan khusus untuk

dokter dan pengambilan sampelnya pada 2 ruangan operasi elektif dan 1

ruangan operasi cito.

Universitas Lambung Mangkurat


22

E. Prosedur Penelitian

1. Pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode swab pada seluruh

permukaan gagang pintu ruang operasi, dengan kapas lidi steril yang sebelumnya

telah dicelupkan pada NaCl fisiologis steril, setelah itu kapas lidi steril di swab

keseluruh permukaan gagang pintu, kemudian masukkan kedalam media transport

BHI (Brain - Heart Infusion) dan selanjutnya sampel dibawa ke Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

menggunakan coolbox.

2. Penanaman dan pembiakan

Kapas lidi steril diambil dari tabung media transport, yang mana mulut

tabung didekatkan pada api. Setelah itu keluarkan kapas lidi steril dan tanam pada

media Mac Conkey dan Agar darah dengan teknik goresan T, kemudian ulangi

prosedur swab ini pada semua sampel, setelah itu dimasukan pada inkubator pada

37oC selama 24 jam dan dilakukan pemeriksaaan secara makroskopis,

mikroskopis serta biokimia.

3. Identifikasi koloni bakteri

Media di inkubasi pada inkubator dengan suhu 37oC selama 24 jam,

kemudian koloni bakteri yang tumbuh dihitung jumlahnya lalu dilanjutkan dengan

identifikasi bakteri. Identifikasi bakteri dilakukan dengan tiga tahap, yaitu:

a. Identifikasi secara makroskopis: bentuk, warna, dan konsistensi.

b. Identifikasi secara mikroskopis: dengan pengecatan gram untuk media agar

darah, setelah itu dilihat dengan mikroskop dengan perbesaran objektif 100x.

Universitas Lambung Mangkurat


23

c. Identifikasi hasil biakan untuk mengetahui jenis bakteri dengan menggunakan

uji gula-gula dan uji biokimia. Uji gula-gula dengan media gula-gula, yaitu:

glukosa, sakrosa, manitol, laktosa dan maltosa. Uji biokimia menggunakan

media KIA (Kliger Iron Agar), Media MIO (Motility Indol Ornithine), media

Citrat, dan media SIM (Sulfit Indol Motility).

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode swab menggunakan kapas


lidi steril yang telah dicelupkan ke dalam NaCl fisiologis steril, setelah itu di
usapkan pada seluruh permukaan gagang pintu sisi dalam dan luar ruang
operasi Instalasi Bedah Sentral, lalu dimasukkan ke dalam media transport
BHI (Brain - Heart Infusion)

Sampel dibawa menuju Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran


Universitas Lambung Mangkurat dengan menggunakan coolbox

Dilakukan penanaman pada media Mac Conkey dan Agar darah dengan
teknik goresan T, kemudian diulangi prosedur ini pada semua sampel, setelah
o
itu dilakukan inkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam

Identifikasi Bakteri

Pemeriksaan Pemeriksaan Uji Biokimia


Makroskopik Mikroskopik

Jenis Bakteri

Gambar 4.1 Prosedur kerja Identifikasi Bakteri Kontaminan pada Gagang Pintu
Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin
Tahun 2020.

Universitas Lambung Mangkurat


24

F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data yang diperoleh, kemudian dikumpulkan melalui pencatatan hasil

identifikasi jenis bakteri kontaminan pada gagang pintu ruang operasi instalasi

bedah sentral berdasarkan karekteristik makroskopis, mikroskopis, dan uji

biokimia.

G. Cara Analisis Data

Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif yaitu dengan cara

mengidentifikasi jenis bakteri kontaminan pada gagang pintu ruang operasi

Instalasi Bedah Sentral kemudian di hitung persentasinya dan ditabulasikan dalam

tabel.

H. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD

Ulin Banjarmasin dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Lambung Mangkurat pada bulan Oktober-November 2020.

Universitas Lambung Mangkurat


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini mengidentifikasi bakteri kontaminan pada tiga gagang pintu

ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin. Pengambilan

sampel dilakukan dengan cara swab pada gagang pintu tersebut. Isolasi dan

Identifikasi bakteri dilakukan dengan metode konvensional di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.

Hasil penelitian ini didapatkan hasil seperti pada tabel 5.1 di bawah ini:

Tabel 5.1 Jenis bakteri kontaminan pada gagang pintu ruang operasi Instalasi
Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2020
Jenis bakteri
No. Ruangan Media Mac Media MSA
Media Agar darah
Conkey (Mannitol Salt Agar)
Gagang pintu Bakteri berbentuk bulat,
1. - Stapylococcus aureus
ruang operasi 1 dan berwarna kuning

Gagang pintu Bakteri berbentuk bulat,


2. - Stapylococcus aureus
ruang operasi 2 dan berwarna kuning

Gagang pintu Bakteri berbentuk bulat,


3. - Stapylococcus aureus
ruang operasi 3 dan berwarna kuning

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jenis bakteri yang ditemukan pada ketiga

sampel gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin

Banjarmasin tersebut adalah sama yaitu bakteri gram positif Stapylococcus

aureus.

Hasil isolasi dan identifikasi ditemukan koloni yang tumbuh pada media

agar darah memiliki ciri makroskopis berbentuk bulat, berwarna kuning dan

berkonsistensi lunak, seperti pada gambar dibawah ini.

25
Universitas Lambung Mangkurat
26

Gambar 5.1 Stapylococcus aureus pada Media Agar Darah

Setelah itu dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis dengan melakukan

pengecatan gram dan dilihat dibawah mikroskop pada perbesaran objektif 100x.

Pada pemeriksaan ini ditemukan bakteri berbentuk coccus, tersusun secara

bergerombol menyerupai untaian anggur, dan berwarna ungu, seperti pada gambar

dibawah ini.

Gambar 5.2 Pemeriksaan Mikroskopis Stapylococcus aureus

Selanjutnya dilakukan uji katalase dengan cara meneteskan satu tetes H2O2

3% diatas kaca objek dan menambahkan isolat bakteri pada kaca objek kemudian

ditunggu selama kurang lebih 2-3 menit dan menghasilkan katalase positif, yang

Universitas Lambung Mangkurat


27

menandakan bakteri tersebut merupakan bakteri stapylococcus sp. seperti pada

gambar dibawah ini.

Gambar 5.3 Uji Katalase

Kemudian dilakukan isolasi menggunakan media MSA lalu di inkubasi

pada suhu 37o C selama 24 jam, dan menghasilkan warna kuning yang

menandakan bakteri tersebut dapat memfermentasi manitol, yang berarti bakteri

tersebut adalah bakteri stapylococcus aureus, seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 5.4 Stapylococcus aureus pada Media Mannitol Salt Agar

Sedangkan pada media mac conkey tidak ditemukan adanya

pertumbuhan dari bakteri. Berdasarkan hasil identifikasi bakteri tersebut

Universitas Lambung Mangkurat


28

didapatkan hasil satu jenis bakteri pada ketiga gagang pintu tersebut yaitu

Staphylococcus aureus.

Ditemukannya bakteri Stapylococcus aureus pada gagang pintu di ruang

operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin ini kemungkinan karena

bakteri ini merupakan flora normal di kulit manusia, khususnya pada tangan

pasien dan petugas di ruang operasi sehingga bisa saja bakteri berada digagang

pintu tersebut, selain itu adanya kontaminasi bakteri yang berasal dari udara.

Sebelumnya penelitian seperti ini belum pernah dilakukan pada gagang

pintu di ruang operasi. Adapun hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Semadela tahun 2019, yang melakukan penelitian

pada gagang pintu Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Dr. H. Abdul Moeloek,

dimana penelitian tersebut dilakukan dengan cara pengambilan swab pada gagang

pintu dari berbagai tempat seperti klinik penyakit dalam pria dan wanita, klinik

bedah pria, wanita dan anak, klinik kebidanan serta klinik paru dan pernafasan.

Dari hasil penelitian tersebut ditemukan jenis bakteri Staphylococcus sp., yang

terdiri dari bakteri Stapylococcus epidermidis, staphylococcus aureus,

staphylococcus saprophyticus, dan staphylococcus haemolyticus.27 Adapun

penelitin lain yang dilakukan oleh Alonge, Auwal, dan Aboh pada tahun 2017,

yang melakukan penelitian mengenai kontaminasi bakteri pada pegangan pintu

toilet di Kampus Universitas Baze Abuja Nigeria, dan dari hasil penelitian

tersebut ditemukan beberapa jenis bakteri yaitu Staphylococcus aureus,

Salmonella typhimurium, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Proteus

mirablis, Klebsiella oxytoca, dan Klebsiella pneumoniae. Dimana dari

Universitas Lambung Mangkurat


29

keseluruhan bakteri yang ditemukan bakteri jenis Stapylococcus aureus

merupakan jenis bakteri kontaminasi terbanyak.28

Penelitian lain yang dilakukan pada gagang pintu yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Bashir, Muhammad, Sani dan Kawo, dimana penelitian ini

dilakukan pada gagang pintu toilet umum di Universitas Federal Dutse, Nigeria.

Hasil dari penelitian tersebut ditemukan adanya bakteri berupa Staphylococcus

aureus, Bacillus, Escherichia coli, Salmonella spp, dan Klebsiella spp. Dimana

dari semua jenis bakteri tersebut bakteri terbanyak yang di temukan adalah bakteri

Stapylococcus aureus.11

Penelitian lain terkait dengan udara yang bisa menjadi salah satu faktor

kontaminan pada gagang pintu yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Rizka,

Olivia, dan Fredine pada tahun 2016 di ruangan Instalasi Rawat Darurat Obstetri

dan Ginekologi (IRDO) RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado mengenai pola

bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial, dari penelitian

tersebut ditemukan hasil berupa bakteri Stapylococcus aureus.16

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Billy,

Constantien, dan Olivia, yang melakukan penelitian di udara Ruang Operasi

Instalasi Bedah Sentral (IBS) di RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado, dimana

dari hasil penelitian tersebut ditemukan adanya bakteri Stapylococcus albus dan

Bacillus subtillis.13

Adanya perbedaan jenis bakteri yang ditemukan antara penelitian ini

dan penelitian lainnya adalah adanya pengaruh dari beberapa faktor seperti

perbedaan pola bakteri dalam rumah sakit satu dengan rumah sakit lainnya, dan

Universitas Lambung Mangkurat


30

faktor lain yang meliputi suhu, kelembaban, udara, serta sterilisasi dari ruangan

yang berbeda.22

Bakteri Staphylococcus aureus merupakan flora normal tubuh manusia

yang terdapat di bagian aksila, daerah inguinal dan perineal, lubang hidung bagian

anterior dan sekitar 30 % terdapat pada kulit manusia. Sekitar 40-50 % pada

manusia biasanya terdapat Staphylococcus aureus di rongga hidungnya.22

Ditemukannya bakteri ini bisa terjadi karena adanya penularan secara kontak

langsung atau tidak langsung seperti melalui tangan, kulit, dan pakaian yang dapat

mengakibatkan timbulnya penyakit. Setiap jaringan atau organ tubuh dapat

diinfeksi oleh bakteri staphylococcus aureus dan dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit seperti impetigo, osteomielitis, endokarditis, toxic shock

syndrome, dan pneumonia.21,22

Dengan ditemukannya bakteri Stapylococcus aureus pada ketiga gagang

pintu di ruang operasi, maka perlu adanya upaya pengendalian dari pertumbuhan

bakteri dengan cara melakukan pembersihan secara berkala pada gagang pintu di

ruang operasi agar mengurangi kontaminasi dari bakteri, menjaga hygine dari

setiap petugas di ruang operasi, penggunaan pintu otomatis, serta penggunaan

sinar ultraviolet untuk ruangan operasi. Dengan dilakukannya hal tersebut, maka

pertumbuhan dari bakteri staphylococcus aureus bisa dikendalikan.29

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu pengambilan sampel gagang

pintu yang terlalu sedikit, tidak dilakukannya perhitungan koloni dan pengambilan

sampel yang hanya dilakukan satu kali sehingga hasil dari penelitian ini tidak bisa

mewakili keadaan bakteri kontaminan pada gagang pintu sepanjang tahun.

Universitas Lambung Mangkurat


BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bakteri kontaminan

yang ditemukan pada gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral

RSUD Ulin Banjarmasin adalah Staphylococcus aureus.

B. Saran

1. Perlu dilakukan pembersihan secara berkala pada gagang pintu di ruang

operasi untuk mengurangi kontaminasi dari bakteri.

2. Menjaga hygine dari setiap petugas.

3. Mengganti pintu manual dengan pintu otomatis.

4. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji sensitivitas antibiotik

terhadap jenis bakteri kontaminan pada gagang pintu ruang operasi

Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin, khususnya uji

Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA).

31
Universitas Lambung Mangkurat
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Keputusan menteri kesehatan republik


indonesia nomor : 1204/Menkes/SK/X/2017 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan rumah sakit. Jakarta : Depkes ; 2017.

2. Sapardi, V.S., Machmud, R., Gusty, R.P. Analisis pelaksanaan manajemen


pencegahan dan pengendalian healthcare associated infections di RSI
Ibnusina. Jurnal Endurance. 2018;3(2):358-366.

3. Khan, H.A., Baig, F.K., Mehboob, R. Nosocomial infections:


epidemiology, prevention, control and surveillance. Asian Pacific Journal
of Tropical Biomedicine Elsevier B.V. 2017;7(5):478–82.

4. Nugraheni, R., Suhartono, Winarni, S. Infeksi nosokomial di RSUD


Setjonegoro Kabupaten Wonosobo. Media Kesehatan Masyarakat
Indonesia. 2012;11(1):94-100.

5. Departemen Kesehatan RI. Keputusan menteri kesehatan republik


indonesia nomor : 1204/Menkes/SK/X/2011 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan rumah sakit. Jakarta : Depkes ; 2011.
6. Zulkarnain. Analisis hubungan perilaku perawat terhadap tindakan
pencegahan infeksi nosokomial (phelibitis) di Ruang Perawatan Interna
RSUD Bima Tahun 2018. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan.
2018;2(1):254-261.

7. Odigie, A.B., Ekhiase F.O., Orjiakor P.I., Nwadibe, E.C., Toba, O.A.,
Kenneth, O.C.. Antibiotic susceptibility profile of bacteria isolated from
door handles of University of Benin Teaching Hospital, Benin City, Edo
State, Nigeria. Journal of Health and Environmental Research (JHER).
2018;4(1):35–41.

8. Nworie A, Ayeni JA, Eze UA, Azi SO. Bacterial contamination of door
handles/ knobs in selected public conveniences in Abuja Metropolis,
Nigeria : A Public Health Threat. Wilolud Journals.2012;6(1):7–11.

9. Utomo Budi, Prafitri Indah Rakhmi. Studi angka kuman handle pintu di
bagian Ruang Perawatan Mawar Kelas III RSUD PROF. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto. 2016 : Keslingmas.35. 278-396.

10. Wojgani, H., Kehsa, C., Elaine, C.G., Colin, G., Gant, V., Klein, N.
Hospital door handle design and their contamination with bacteria: a real
life observational study. Are we pulling against closed doors?.United
Kingdom: Journal PLoS ONE.2012;7(10):1–6.

32
Universitas Lambung Mangkurat
33

11. Bashir, S.F, Muhammad, H., Sani, N.M., Kawo, A.H. Isolation and
identification of bacterial contaminants from door handles of public toilets
in Federal University Dutse, Jigawa State- Nigeria. Nigeria: IOSR Journal
of Pharmacy and Biological Sciences (IOSR-JPBS).2016;11(5):53-57.

12. Departemen Kesehatan RI. Program pencegahan dan pengendalian infeksi


nosokomial merupakan unsur patient safety. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia; 2011.
13. Palawe, V.B., Kountul, C., Waworuntu, O. Identifikasi bakteri aerob di
udara Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP Prof. DR. R. D.
Kandou Manado. Jurnal e-Biomedik. 2015;3(3):1-7.
14. Hasana, N.M.N.A., Rares, F.E.S., Porotu’o, J. Isolasi dan identifikasi
bakteri aerob yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial di Ruang
Bedah Mata RSUP Prof. Dr. R. D. Kondou Manado. Jurnal e-Biomedik.
2017;5(1):1-6.
15. Agustina, E., Syahrul, F. Pengaruh prosedur operasi terhadap kejadian
infeksi pada pasien operasi bersih terkontaminasi (studi case control di
RSU Haji Surabaya). Jurnal Berkala Epidemiologi. 2017;5(3):351-360.
16. Matoka, R., Waworuntu, O., Rares F. Pola bakteri aerob yang berpotensi
menyebabkan infeksi nosokomial di ruangan Instalasi Rawat Darurat
Obstetri dan Ginekologi (IRDO) RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Jurnal e-Biomedik. 2016 ;4(2):1-11.
17. Darmadi. Infeksi nosokomial problematika dan pencegahan. Jakarta:
Salemba Medika; 2018.
18. Bereket, W. Update on bacterial nosocomial infection. Europe review for
medical and pharmalogical sciences. 2012;16:1039-44.
19. Setiati, S., Alwi I., Sudoyo, A.W., Simadibrata, K.M., Syam A.F. Buku
ajar ilmu penyakit dalam jilid I. Infeksi nosokomial. Edisi VI. Jakarta:
Balai Penerbit FK-UI; 2015.
20. Rikayanti, K.H., Arta, S.K. Hubungan tingkat pengetahuan dengan
perilaku mencuci tangan petugas kesehatan di rumah sakit umum daerah
Bandung tahun 2013. Community Health. 2014;2(1):21-30.
21. Nasution, L.H. Infeksi nosokomial. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit
Kelamin FK Universitas Sumatera Utara RSUP Haji Adam Malik Medan.
Media Dermato Venerelogica Indonesia (MDVI). 2012;39(1):36-41.
22. Soedarto. Infeksi nosokomial di rumah sakit. Edisi 1. Jakarta: Sagung
Seto; 2016.

Universitas Lambung Mangkurat


34

23. Brooks, G.F., Butel J.S., Ornaton, L.N. Jawetz, Melnick and Adelberg’s.
Mediacal Microbiology. Edisi 26. New York:Mc Graw-Hill;2013.
24. Lutpiatina, L. Cemaran Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
aerogenosa pada stetoskop di rumah sakit. Jurnal Teknologi Laboratorium.
2017;6(2):61-6.
25. Fauzia, N., Rahmawati. Pengaruh faktor indivual terhadap kepatuhan
perawat dalam melaksakan hand hygine. Jurnal Ilmu Keperawatan.
2018;6(1):1-7.
26. Hapsari, A.P., Wahyuni, C.U., Mudjianto, D. Pengetahuan petugas
surveilans tentang identifikasi Healthcare - Associated Innfections di
Surabaya. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2018;6(2):130-138.
27. Putri, S.S. Identifikasi Bakteri Stapylococcus sp. pada gagang pintu ruang
rawat inap kelas III RSUD Dr. H. Abdul Moeloek [skripsi]. [Bandar
Lampung]: Universitas Lampung; 2019.
28. Alonge, Auwal, O.O., Aboh, B.M., M.I, Bacterial contamination of toilet
door handle on baze university campus abuja Nigeria. African Journal of
Clinical and Experimental Microbiology.2019. 20(1).35-41.
29. Murray, Patrick, Pfaller, Ken Rosenthal M. Medical Microbiology.
Stapylococcus. Edisi 8. Canada: Balai Penerbit Mosby; 2015.

Universitas Lambung Mangkurat


35

LAMPIRAN

Universitas Lambung Mangkurat


36

Lampiran 1. Surat Keterangan Kelayakan Etika Penelitian FK ULM

Universitas Lambung Mangkurat


37

Lampiran 2. Surat Keterangan Kelayakan Etika Penelitian RSUD


Ulin Banjarmasin

Universitas Lambung Mangkurat


38

Lampiran 3. Surat Izin Pengambilan Sampel di Ruang Operasi


Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin

Universitas Lambung Mangkurat


39

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian Laboratorium Mikrobiologi FK ULM

Universitas Lambung Mangkurat


40

Universitas Lambung Mangkurat


41

Lampiran 5. Komposisi Mac Conkey Agar

Komposisi Gram/Liter

Pepton dari casein 17,0 ...................................................................... 17,0

Pepton dari meat 3,0 ........................................................................ 3,0

Laktose 10,0 ........................................................................ 10,0

Bilesalt 1,5 ........................................................................ 1,5

NaCL 5,0 ........................................................................ 5,0

Merah netral 0,03 ........................................................................ 0,03

Kristal violet 0,001 ........................................................................ 0,001

Agar-agar 13,5 ........................................................................ 13,5

pH akhir 7,0-7,2 ........................................................................ 7,0-7,2

Media Mac Conkey digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri gram negatif

Universitas Lambung Mangkurat


42

Lampiran 6. Media Agar Darah

Komposisi :

Blood Agar Base/Liter

Nutreant Substrate ........................................................................ 20 g


Na CL ........................................................................ 5g
Agar ........................................................................ 15 g

Media agar darah digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri gram positif
dan bakteri gram negatif yang dapat menghemolisis darah.

Universitas Lambung Mangkurat


43

Lampiran 7. Komposisi Cat Gram

Komposisi:

Cat Gram A Kristal Violet ................................................. 2g

(Warna Ungu) Alkohol 96% .................................................. 20 cc

Amonium Oxalat 1% in Aqua ....................... 80 cc

Cat Gram B Iodium ........................................................... 1g

(Warna Coklat) Kalium Iodida ................................................ 2g

Aquadest ........................................................ 300 cc

Cat Gram C Aceton ............................................................ 30 cc

(Tidak Berwarna) Alkohol .......................................................... 70 cc

Cat Garam D Safranine ........................................................ 1g

(Warna Merah) Alkohol 96% .................................................. 10 cc

Aquadest ........................................................ 90 cc

Universitas Lambung Mangkurat


44

Lampiran 8. Foto Pintu Ruangan Operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD


Ulin Banjarmasin

Universitas Lambung Mangkurat


45

Lampiran 9. Skema Cara Kerja

Bahan Pemeriksaan

Media Isolasi

Agar Darah Mac Conkey

Pewarnaan Gram

Gram + Gram -

Lihat ciri bakteri batang

Jenis bakteri Uji biokimia


Uji Gula gula
Uji gu

Lihat ciri bakteri

Jenis bakteri

Universitas Lambung Mangkurat


46

Lampiran 10. Skema Pemeriksaan Bakteri Gram Positif 48

Bahan Pemeriksan

Agar Darah
( 24 jam 37oC )

Pewarnaan Gram

Uji Katalase

Negatif Positif

Novobiosin Staphylococcus aureus

Sensitif Resisten

Staphylococcus epidermidis Staphylococcus saprophyticus

Universitas Lambung Mangkurat


Universitas Lambung Mangkurat
47

Lampiran 11. Skema Pemeriksaan Bakteri Gram Negatif

Bahan Pemeriksaan

Agar Darah
(24 Jam 37ºC)

Pewarnaan Gram

Uji Gula-Gula
Uji Biokimia

Glukosa Laktosa Manitol Maltosa Sakarosa MIO Citrate KIA SIM

Hasil

Universitas Lambung Mangkurat


48

Lampiran 12. Data Hasil Penelitian Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral
RSUD Ulin Banjarmasin

Universitas Lambung Mangkurat


49

Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian

Pembuatan Media Pengambilan Sampel Swab


Gagang Pintu

Pengoresan pada Media Pembungkusan Media

Penempatan Media ke dalam Pewarnaan Gram


Inkubator

Universitas Lambung Mangkurat


50

Pemeriksaan Mikroskopis

Universitas Lambung Mangkurat


IDENTIFIKASI BAKTERI KONTAMINAN PADA
GAGANG PINTU RUANG OPERASI INSTALASI
BEDAH SENTRAL RSUD ULIN BANJARMASIN
TAHUN 2020

Nazma Laita1, Noor Muthmainah2, Rahmiati2


1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin
2
Bagian Mikrobiologi dan Parasitologi Fakultas Kedokteran, Universitas
Lambung Mangkurat Banjarmasin

Email Koresspondensi: nazmalaitaa@gmail.com

Abstract: Nosocomial infection occurs due to the transfer of pathogenic microbes from
the hospital environment. One of them could come from contamination of
microorganisms on the door handle. These bacteria can come from the skin and hands of
everyone in operating room or from the air. The purpose of this study was to determine
the type of contaminant bacteria on the door handle of the operation room of the Central
Surgery Installation of RSUD Ulin Banjarmasin in 2020. This research method used
descriptive observational. Sampling was carried out on the surface of three door handles
in the operation room by means of swabs using sterile cotton swabs and planted on three
Blood agar media and three Mac Conkey media. The identification of bacteria was
carried out conventionally. The results of this study found one type of gram-positive
bacteria, namely Stapylococcus aureus.

Keywords: nosocomial infection, contaminant bacteria, operating room, door handles,


Staphylococcus aureus

Abstrak: Infeksi nosokomial terjadi akibat perpindahan mikroba patogen yang berasal
dari lingkungan rumah sakit. Salah satunya bisa berasal dari kontaminasi mikroorganisme
pada gagang pintu. Bakteri ini bisa berasal dari kulit dan tangan semua orang yang berada
di ruang operasi ataupun dari udara. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
jenis bakteri kontaminan yang ada di gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral
RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2020. Metode penelitian ini yaitu observasional
deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan pada permukaan tiga gagang pintu di ruang
operasi dengan cara swab menggunakan kapas lidi steril dan ditanam pada tiga Media
Agar Darah dan tiga Media Mac Conkey. Identifikasi bakteri dilakukan secara
konvensional. Hasil penelitian ini menemukan satu jenis bakteri gram positif yaitu
Stapylococcus aureus.

Kata-kata kunci: infeksi nosokomial, bakteri kontaminan, ruang operasi, gagang pintu,
Staphylococcus aureus
PENDAHULUAN meningkatkan morbiditas, mortalitas,
Healthcare-Associated meningkatan biaya kesehatan serta
Infections (HAIs) merupakan infeksi lama waktu pengobatan di rumah
yang didapat pasien saat proses sakit.2 Adanya infeksi nosokomial
perawatan di rumah sakit terlebih menyebabkan peningkatan angka
lagi terhadap pasien yang dirawat mortalitas dan morbiditas yang tinggi
dalam jangka waktu yang lama. dengan prevalensi 1,4 juta kematian
Infeksi nosokomial terjadi akibat setiap hari di seluruh dunia, dimana
perpindahan mikroba patogen yang infeksi nosokomial menjadi
berasal dari lingkungan rumah penyebab terjadinya kematian
sakit.1,2 neonatus sekitar 4 - 56%, dengan
Pada tahun 2016 World Health kejadian tertinggi 75% di Asia
Organization (WHO) menyatakan Tengara dan Sub sahara Afrika dan
angka infeksi nosokomial sebesar terjadinya mortalitas sebanyak
15%, dimana 7% terjadi pada negara 50.000 dan 2 juta morbiditas di
maju dan sebesar 10% terjadi pada negara maju. Data WHO
negara berkembang. Data survei menunjukan 1,5 sampai 3 juta orang
infeksi nosokomial tahun 2014 setiap tahunnya mengalami kematian
menyatakan angka kejadian pada akibat infeksi nosokomial.2,6
unit perawatan akut sebanyak Ada dua jenis mikroba yang
722.000 dan 75.000 pasien terdapat pada kulit manusia, yaitu
dinyatakan meninggal dunia dalam mikroba residen yang terdapat pada
perawatan di rumah sakit di Amerika kulit tangan seperti Staphylococcus
Serikat.2,3 epiderdimis dan mikroba sementara.
Kejadian infeksi nosokomial di Pada tangan yang sehat bakteri
10 Rumah Sakit di Indonesia tahun Staphylococcus epiderdimis lebih
2010 berkisar antara 6% sampai 16% banyak dibandingkan
dengan rata-rata angka kejadian Staphylococcus aureus,7 sedangkan
sebesar 9,8%.4 Menurut Depkes5 mikroorganisme lainnya seperti
tahun 2011 kejadian infeksi bakteri Escherichia coli,
nosokomial yang terjadi berkisar Pseudemonas, Staphylococcus,
antara 3% sampai 21% dengan angka Bacillus, dan Streptococcus banyak
kejadian rata – rata sebesar 9%. Di terdapat pada lingkungan udara
Indonesia angka kejadian infeksi rumah sakit.
nosokomial sebesar 15,74% terbilang Faktor utama lain penyebab
lebih tinggi dibandingkan negara infeksi nosokomial pada pasien
maju yaitu sebesar 4,8 % sampai setelah pembedahan dikarenakan
15,5%. peralatan bedah yang terkontaminasi,
Tingginya prevalensi dari ataupun berasal dari teknik
infeksi nosokomial merupakan pembedahan yang tidak steril,
indikator bahaya bagi pelayanan di sehingga pasien sangat berpotensi
rumah sakit. Pencegahan kejadian terkena infeksi nosokomial.6 Infeksi
infeksi nosokomial merupakan nosokomial menjadi penyebab utama
tantangan besar pada tahapan peningkatan mortalitas dan
pelayanan kesehatan yang morbiditas pada pasien karena
diakibatkan oleh infeksi yang adanya mikroba patogen dan bersifat
dinamis, dimana peningkatan pintu tersebut.10 Sebuah studi tentang
mortalitas dan morbiditas pada transmisi patogen nosokomial
pasien memiliki prevalensi yang memaparkan mengenai gagang pintu
tinggi yaitu 1,4 juta kematian setiap yang cepat mengalami kontaminasi,
hari di seluruh dunia. yang disebabkan oleh seringnya
Ruang operasi rumah sakit orang melewati pintu tersebut. 8,9
berpotensi tinggi menyebabkan Bakteri patogen yang sebagian besar
infeksi nosokomial, termasuk terdapat pada gagang pintu ialah
lingkungan ruang operasi dapat bakteri gram positif, yaitu bakteri
menjadi tempat penularan infeksi. Stapylococcus sp.11 Berdasarkan hal
Infeksi dapat terjadi karena banyak ini angka normal kuman pada lantai
atau sedikitnya mikroorganisme, dan udara telah ditetapkan oleh
kerentanan individu terhadap Kementrian Kesehatan Republik
mikroorganisme, faktor virulensi Indonesia (Kemenkes), sedangkan
yang dimiliki agen penyebab infeksi, pada gagang pintu belum ditetapkan
dan penurunan daya tahan tubuh angka pastinya. Karena hal tersebut
pasien. Infeksi nosokomial bisa pemantauan kebersihan gagang pintu
bersumber dari manusia, peralatan perlu dilaksanakan untuk pencegahan
serta bahan penunjang di kamar penularan infeksi nosokomial.12
operasi. RSUD Ulin Banjarmasin
Ruang operasi yang kurang merupakan rumah sakit tipe A, dan
terjaga aseptis dapat menyebabkan merupakan rumah sakit rujukan dari
infeksi terhadap luka operasi yang puskesmas di sekitar wilayah Kota
didapatkan setelah pasien melakukan Banjarmasin. Data hasil survei
operasi. Salah satunya Infeksi pendahuluan belum pernah ada
Daerah Operasi (IDO), yang laporan apakah terdapat atau tidak
termasuk kelompok HAIs. IDO atau mikroorganisme kontaminan pada
Surgical Site Infection (SSI), dimana gagang pintu di ruangan operasi
IDO menyumbang angka kematian Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin
tertinggi diseluruh rumah sakit di Banjarmasin. Berdasarkan hal
dunia yaitu sebesar 3% - 75%. tersebut, maka diperlukan penelitian
Kejadian IDO meningkat dari 1,2 untuk mengetahui ada atau tidaknya
menjadi 23,6 kasus dalam 100 mikroorganisme pada gagang pintu
prosedur pembedahan yang terjadi tersebut, sehingga dapat diketahui
dalam rentang waktu kurang dari 30 apa saja jenis – jenis mikroorganisme
hari setelah dilakukannya operasi yang ada pada gagang pintu ruang
dan apabila terjadi implantasi akan operasi Instalasi Bedah Sentral.
dilakukan pengawasan selama waktu
1 tahun.6,13,14,15 METODE PENELITIAN
Salah satu tempat yang mudah Metode penelitian ini ialah
mengalami kontaminasi adalah metode deskriptif observasional.
gagang pintu,8,9 hal ini dapat Pengambilan sampel
disebabkan oleh terdapatnya kuman dikerjakan secara swab pada seluruh
udara di gagang pintu ataupun permukaan gagang pintu ruang
disebabkan perawat atau dokter yang operasi, dengan kapas lidi steril yang
sering bersentuhan dengan gagang sebelumnya telah dicelupkan pada
NaCl fisiologis steril, setelah itu pemeriksaaan secara makroskopis,
kapas lidi steril di swab keseluruh mikroskopis serta biokimia.
permukaan gagang pintu, kemudian Setelah dilakukan identifikasi
masukkan kedalam media transport bakteri, maka data yang terkumpul
BHI (Brain - Heart Infusion) dan akan dianalisis secara deskriptif,
selanjutnya sampel dibawa ke yaitu dengan cara mengidentifikasi
Laboratorium menggunakan coolbox. jenis bakteri kontaminan pada
Penanaman dan pembiakan gagang pintu di ruang operasi
dilakukan dengan cara kapas lidi tersebut, kemudian ditabulasikan
steril diambil dari tabung media dalam tabel dan di hitung
transport, yang mana mulut tabung persentasinya.
didekatkan pada api. Setelah itu
keluarkan kapas lidi steril dan tanam HASIL DAN PEMBAHASAN
pada media Mac Conkey dan Agar Hasil identifikasi bakteri
darah dengan teknik goresan T, kontaminan pada gagang pintu di
kemudian ulangi prosedur swab ini ruang operasi, diperoleh jenis bakteri
pada semua sampel, setelah itu seperti tercantum dalam tabel 1 di
dimasukan pada inkubator pada 37oC bawah ini:
selama 24 jam dan dilakukan

Tabel 1. Jenis Bakteri Kontaminan pada Gagang Pintu Ruang Operasi Instalasi
Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2020

Jenis bakteri
No. Ruangan Media Mac Media MSA
Media Agar darah
Conkey (Mannitol Salt Agar)
Gagang pintu Bakteri berbentuk bulat,
1. - Stapylococcus aureus
ruang operasi 1 dan berwarna kuning

Gagang pintu Bakteri berbentuk bulat,


2. - Stapylococcus aureus
ruang operasi 2 dan berwarna kuning

Gagang pintu Bakteri berbentuk bulat,


3. - Stapylococcus aureus
ruang operasi 3 dan berwarna kuning
Tabel 1. menunjukan ketiga media agar darah memiliki ciri
sampel gagang pintu memiliki makroskopis berbentuk bulat,
bakteri yang sama yaitu bakteri gram berwarna kuning dan berkonsistensi
positif Stapylococcus aureus. lunak, seperti pada gambar dibawah
Hasil isolasi dan identifikasi ini.
ditemukan koloni yang tumbuh pada
Gambar 1. Stapylococcus aureus pada Media Agar Darah

Setelah itu dilakukan pemeriksaan ini ditemukan bakteri


pemeriksaan secara mikroskopis berbentuk coccus, tersusun secara
dengan melakukan pengecatan gram bergerombol menyerupai untaian
dan dilihat dibawah mikroskop pada anggur, dan berwarna ungu, seperti
perbesaran objektif 100x. Pada gambar dibawah.

Gambar 2. Pemeriksaan Mikroskopis Stapylococcus aureus

Selanjutnya dilakukan uji menghasilkan katalase positif, yang


katalase dengan cara meneteskan satu menandakan bakteri tersebut
tetes H2O2 3% diatas kaca objek dan merupakan bakteri stapylococcus sp.
menambahkan isolat bakteri pada seperti pada gambar dibawah ini.
kaca objek kemudian ditunggu selama
kurang lebih 2-3 menit dan
Gambar 3. Uji Katalase

Kemudian dilakukan isolasi bakteri tersebut dapat


menggunakan media MSA lalu di memfermentasi manitol, yang berarti
inkubasi pada suhu 37o C dengan bakteri tersebut adalah bakteri
waktu 24 jam, dan menghasilkan stapylococcus aureus, seperti pada
warna kuning yang menandakan gambar dibawah ini.

Gambar 4. Stapylococcus aureus pada Media Mannitol Salt Agar

Sedangkan pada media mac bakteri berada digagang pintu


conkey tidak ditemukan adanya tersebut, selain itu adanya
pertumbuhan dari bakteri. kontaminasi bakteri yang berasal dari
Berdasarkan hasil identifikasi bakteri udara.
tersebut didapatkan hasil satu jenis Sebelumnya penelitian
bakteri pada ketiga gagang pintu seperti ini belum pernah dilakukan
tersebut yaitu Staphylococcus pada gagang pintu di ruang operasi.
aureus. Adapun hasil penelitian ini memiliki
Ditemukannya bakteri persamaan dengan penelitian yang
Stapylococcus aureus pada gagang dilakukan oleh Semadela tahun 2019,
pintu di RSUD Ulin Banjarmasin, yang melakukan penelitian terhadap
tepatnya di ruang operasi Instalasi gagang pintu di RSUD Dr. H. Abdul
Bedah Sentral ini kemungkinan Moeloek pada Ruang Rawat Inap
karena bakteri ini merupakan flora Kelas III, dimana studi tersebut
normal di kulit manusia, khususnya menggunakan metode swab pada
pada tangan pasien dan petugas di gagang pintu dari berbagai tempat.
ruang operasi sehingga bisa saja Dari hasil penelitian tersebut
ditemukan jenis bakteri Ginekologi mengenai pola bakteri
Staphylococcus sp., yang terdiri dari aerob yang berpotensi menyebabkan
bakteri Stapylococcus epidermidis, infeksi nosokomial, dari penelitian
staphylococcus aureus, tersebut ditemukan hasil berupa
staphylococcus saprophyticus, dan bakteri Stapylococcus aureus.16
staphylococcus haemolyticus.19 Hasil penelitian ini berbeda
Adapun penelitin lain yang dengan penelitian yang dilakukan
dilakukan oleh Alonge, Auwal, dan oleh Billy, Constantien, dan Olivia
Aboh pada tahun 2017, yang pada udara ruang operasi di RSUP
melakukan penelitian mengenai Prof. DR. R. D. Kandou Manado,
kontaminasi bakteri pada pegangan tepatnya di Instalasi Bedah Sentral
pintu toilet di Kampus Universitas (IBS), dimana ditemukannya hasil
Baze Abuja Nigeria, dan dari hasil berupa bakteri Stapylococcus albus
penelitian tersebut ditemukan dan Bacillus subtillis.13
beberapa jenis bakteri yaitu Adanya perbedaan jenis
Staphylococcus aureus, Salmonella bakteri yang ditemukan antara
typhimurium, Escherichia coli, penelitian ini dan penelitian lainnya
Pseudomonas aeruginosa, Proteus adalah adanya pengaruh dari
mirablis, Klebsiella oxytoca, dan beberapa faktor seperti perbedaan
Klebsiella pneumoniae. Dimana dari pola bakteri dalam rumah sakit satu
keseluruhan bakteri yang ditemukan dengan rumah sakit lainnya, dan
bakteri jenis Stapylococcus aureus faktor lain yang meliputi suhu,
merupakan jenis bakteri kontaminasi kelembaban, udara, serta sterilisasi
terbanyak.20 dari ruangan yang berbeda.18
Penelitian lain yang Bakteri Staphylococcus
dilakukan pada gagang pintu yaitu aureus ialah flora normal tubuh
penelitian yang dilakukan oleh manusia yang terdapat di aksila,
Bashir, Muhammad, Sani dan Kawo, daerah inguinal dan perineal, lubang
dimana penelitian ini dilakukan pada hidung bagian depan dan kurang
gagang pintu toilet umum di lebih 30 % di kulit. Sekitar 40-50 %
Universitas Federal Dutse, Nigeria. pada manusia biasanya terdapat
Hasil dari penelitian tersebut Staphylococcus aureus di rongga
ditemukan adanya bakteri berupa hidungnya.18 Ditemukannya bakteri
Staphylococcus aureus, Bacillus, ini bisa terjadi karena adanya
Escherichia coli, Salmonella spp, penularan secara kontak langsung
dan Klebsiella spp. Dimana dari atau tidak langsung seperti melalui
semua jenis bakteri tersebut bakteri tangan, kulit, dan pakaian yang dapat
terbanyak yang di temukan adalah mengakibatkan timbulnya penyakit.
bakteri Stapylococcus aureus.11 Setiap jaringan atau organ tubuh
Penelitian lain terkait dengan dapat diinfeksi oleh bakteri
udara yang bisa menjadi salah satu staphylococcus aureus dan dapat
faktor kontaminan pada gagang pintu menyebabkan timbulnya berbagai
oleh Rizka, Olivia, dan Fredine tahun macam penyakit seperti impetigo,
2016 di RSUP Prof. Dr. R. D. osteomielitis, endokarditis, toxic
Kandou Manado pada ruangan shock syndrome, dan pneumonia.17,18
Instalasi Rawat Darurat Obstetri dan
Dengan ditemukannya Methicillin-Resistant Staphylococcus
bakteri Stapylococcus aureus pada Aureus (MRSA).
ketiga gagang pintu di ruang
operasi, maka perlu adanya upaya DAFTAR PUSTAKA
pengendalian dari pertumbuhan 1. Departemen Kesehatan RI.
bakteri dengan cara melakukan Keputusan menteri kesehatan
pembersihan secara berkala pada republik indonesia nomor :
gagang pintu di ruang operasi agar 1204/Menkes/SK/X/2017
mengurangi kontaminasi dari tentang persyaratan kesehatan
bakteri, menjaga hygine dari setiap lingkungan rumah sakit.
petugas di ruang operasi, Jakarta : Depkes ; 2017.
penggunaan pintu otomatis, serta 2. Sapardi, V.S., Machmud, R.,
penggunaan sinar ultraviolet untuk Gusty, R.P. Analisis
ruangan operasi. Dengan pelaksanaan manajemen
dilakukannya hal tersebut, maka pencegahan dan pengendalian
pertumbuhan dari bakteri healthcare associated infections
staphylococcus aureus bisa di RSI Ibnusina. Jurnal
dikendalikan.21 Endurance. 2018;3(2):358-366.
Penelitian ini memiliki 3. Khan, H.A., Baig, F.K.,
keterbatasan yaitu pengambilan Mehboob, R. Nosocomial
sampel gagang pintu yang terlalu infections: epidemiology,
sedikit, tidak dilakukannya prevention, control and
perhitungan koloni dan pengambilan surveillance. Asian Pacific
sampel yang hanya dilakukan satu Journal of Tropical
kali sehingga hasil dari penelitian ini Biomedicine Elsevier B.V.
tidak bisa mewakili keadaan bakteri 2017;7(5):478–82.
kontaminan pada gagang pintu 4. Nugraheni, R., Suhartono,
sepanjang tahun. Winarni, S. Infeksi nosokomial
di RSUD Setjonegoro
PENUTUP Kabupaten Wonosobo. Media
Kesimpulan dari hasil Kesehatan Masyarakat
penelitian ini adalah ditemukannya Indonesia. 2012;11(1):94-100.
jenis bakteri Stapylococcus aureus 5. Departemen Kesehatan RI.
pada gagang pintu di ruang operasi Keputusan menteri kesehatan
Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin republik indonesia nomor :
Banjarmasin. 1204/Menkes/SK/X/2011
Saran dari hasil penelitian ini tentang persyaratan kesehatan
ialah perlu dilakukan pembersihan lingkungan rumah sakit.
secara berkala pada gagang pintu di Jakarta : Depkes ; 2011.
ruang operasi untuk mengurangi 6. Zulkarnain. Analisis hubungan
kontaminasi dari bakteri, menjaga perilaku perawat terhadap
hygine dari setiap petugas, tindakan pencegahan infeksi
mengganti pintu manual dengan nosokomial (phelibitis) di
pintu otomatis serta melakukan Ruang Perawatan Interna
penelitian lebih lanjut mengenai uji RSUD Bima Tahun 2018.
sensitivitas antibiotik, khususnya uji Jurnal Ilmu Sosial dan
Pendidikan. 2018;2(1):254- Biological Sciences (IOSR-
261. JPBS).2016;11(5):53-57.
7. Odigie, A.B., Ekhiase F.O., 12. Departemen Kesehatan RI.
Orjiakor P.I., Nwadibe, E.C., Program pencegahan dan
Toba, O.A., Kenneth, O.C.. pengendalian infeksi
Antibiotic susceptibility profile nosokomial merupakan unsur
of bacteria isolated from door patient safety. Jakarta:
handles of University of Benin Departemen Kesehatan
Teaching Hospital, Benin City, Republik Indonesia; 2011.
Edo State, Nigeria. Journal of 13. Palawe, V.B., Kountul, C.,
Health and Environmental Waworuntu, O. Identifikasi
Research (JHER). bakteri aerob di udara Ruang
2018;4(1):35–41. Operasi Instalasi Bedah Sentral
8. Nworie A, Ayeni JA, Eze UA, (IBS) RSUP Prof. DR. R. D.
Azi SO. Bacterial Kandou Manado. Jurnal e-
contamination of door handles/ Biomedik. 2015;3(3):1-7.
knobs in selected public 14. Hasana, N.M.N.A., Rares,
conveniences in Abuja F.E.S., Porotu’o, J. Isolasi dan
Metropolis, Nigeria : A Public identifikasi bakteri aerob yang
Health Threat. Wilolud dapat menyebabkan infeksi
Journals.2012;6(1):7–11. nosokomial di Ruang Bedah
9. Utomo Budi, Prafitri Indah Mata RSUP Prof. Dr. R. D.
Rakhmi. Studi angka kuman Kondou Manado. Jurnal e-
handle pintu di bagian Ruang Biomedik. 2017;5(1):1-6.
Perawatan Mawar Kelas III 15. Agustina, E., Syahrul, F.
RSUD PROF. Dr. Margono Pengaruh prosedur operasi
Soekarjo Purwokerto. 2016 : terhadap kejadian infeksi pada
Keslingmas.35. 278-396. pasien operasi bersih
10. Wojgani, H., Kehsa, C., Elaine, terkontaminasi (studi case
C.G., Colin, G., Gant, V., control di RSU Haji Surabaya).
Klein, N. Hospital door handle Jurnal Berkala Epidemiologi.
design and their contamination 2017;5(3):351-360.
with bacteria: a real life 16. Matoka, R., Waworuntu, O.,
observational study. Are we Rares F. Pola bakteri aerob
pulling against closed yang berpotensi menyebabkan
doors?.United Kingdom: infeksi nosokomial di ruangan
Journal PLoS Instalasi Rawat Darurat
ONE.2012;7(10):1–6. Obstetri dan Ginekologi
11. Bashir, S.F, Muhammad, H., (IRDO) RSUP Prof. Dr. R. D.
Sani, N.M., Kawo, A.H. Kandou Manado. Jurnal e-
Isolation and identification of Biomedik. 2016 ;4(2):1-11.
bacterial contaminants from 17. Nasution, L.H. Infeksi
door handles of public toilets nosokomial. Departemen Ilmu
in Federal University Dutse, Kesehatan Kulit Kelamin FK
Jigawa State- Nigeria. Nigeria: Universitas Sumatera Utara
IOSR Journal of Pharmacy and RSUP Haji Adam Malik
Medan. Media Dermato
Venerelogica Indonesia
(MDVI). 2012;39(1):36-41.
18. Soedarto. Infeksi nosokomial
di rumah sakit. Edisi 1. Jakarta:
Sagung Seto; 2016.
19. Putri, S.S. Identifikasi Bakteri
Stapylococcus sp. pada gagang
pintu ruang rawat inap kelas III
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
[skripsi]. [Bandar Lampung]:
Universitas Lampung; 2019.
20. Alonge, Auwal, O.O., Aboh,
B.M., M.I, Bacterial
contamination of toilet door
handle on baze university
campus abuja Nigeria. African
Journal of Clinical and
Experimental
Microbiology.2019. 20(1).35-
41.
21. Murray, Patrick, Pfaller, Ken
Rosenthal M. Medical
Microbiology. Stapylococcus.
Edisi 8. Canada: Balai Penerbit
Mosby; 2015.

Anda mungkin juga menyukai