Skripsi
Diajukan guna memenuhi
sebagian syarat memperoleh derajat Sarjana Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
Oleh
Nazma Laita
1710911120024
Desember 2020
ii
Universitas Lambung Mangkurat
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
Nazma Laita
iii
Universitas Lambung Mangkurat
ABSTRAK
iv
Universitas Lambung Mangkurat
ABSTRACT
v
Universitas Lambung Mangkurat
KATA PENGANTAR
1. Dekan Fakultas Kedokteran, Dr. dr. Iwan Aflanie, M.Kes., Sp.F, S.H. yang
3. Kedua dosen pembimbing, dr. Noor Muthmainah, M.Sc. dan dr. Rahmiati,
4. Kedua dosen penguji, dr. Husna Dharma Putra, M.Si., Sp.OT (K) dan dr.
Husnul Khatimah, M.Sc. yang memberi kritik dan saran sehingga skripsi ini
5. Kepala Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin, dr. Agus
Suhendar, Sp.BS. beserta seluruh staf yang telah membantu dalam proses
penelitian ini.
vi
Universitas Lambung Mangkurat
6. Kepala Departemen Mikrobiologi dan Parasitologi Fakultas Kedokteran
8. Orangtua penulis, Awad Abdillah Al-Katiri dan Noor Aida, serta seluruh
9. Rekan satu tim serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, tetapi
Penulis
vii
Universitas Lambung Mangkurat
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................... iv
ABSTRACT .............................................................................................. v
E. Keaslian Penelitian............................................................ 6
A. Infeksi Nosokomial............................................................ 8
viii
Universitas Lambung Mangkurat
BAB III LANDASAN TEORI............................................................... 16
C. Variabel Penelitian............................................................. 19
A. Kesimpulan ......................................................................... 31
B. Saran ................................................................................... 31
LAMPIRAN ............................................................................................. 35
ix
Universitas Lambung Mangkurat
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
Universitas Lambung Mangkurat
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
Universitas Lambung Mangkurat
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xii
Universitas Lambung Mangkurat
BAB I
PENDAHULUAN
pasien, ketika pasien dalam proses perawatan di rumah sakit terlebih lagi terhadap
pasien yang dirawat dalam jangka waktu yang lama. Infeksi nosokomial terjadi
karena adanya transmisi mikroba patogen yang bersumber dari lingkungan rumah
HAIs terjadi pada 15% dari semua pasien rawat inap, dimana infeksi ini
berkembang. Data survei HAIs tahun 2014 di rumah sakit Amerika Serikat
didapatkan angka kejadian HAIs mencapai 722.000 di unit perawatan akut dan
tinggi yaitu 6-16% dengan rata-rata 9,8% pada tahun 2010.4 Menurut Depkes5
tahun 2011 angka kejadian infeksi di rumah sakit sekitar 3 – 21% (rata – rata 9%)
atau lebih 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Di Indonesia
HAIs mencapai 15,74% jauh di atas negara maju yang berkisar 4,8-15,5%.
1
Universitas Lambung Mangkurat
2
yang tinggi dengan prevalensi 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia,
dengan kejadian tertinggi 75% di Asia Tengara dan Sub sahara Afrika dan
terjadinya mortalitas sebanyak 50.000 dan 2 juta morbiditas di negara maju. Data
WHO menunjukan 1,5 sampai 3 juta orang setiap tahunnya mengalami kematian
akibat HAIs.2,6
Mikroba yang dibawa kulit manusia terdiri dari dua jenis, yaitu residen dan
epiderdimis jauh lebih banyak dari pada Staphylococcus aureus pada tangan yang
berasal dari teknik pembedahan yang tidak steril, sehingga pasien sangat
utama peningkatan mortalitas dan morbiditas pada pasien karena adanya mikroba
patogen dan bersifat dinamis, dimana peningkatan mortalitas dan morbiditas pada
pasien memiliki prevalensi yang tinggi yaitu 1,4 juta kematian setiap hari di
seluruh dunia.
nosokomial, termasuk lingkungan ruang operasi bisa menjadi tempat yang mudah
virulensi agen infeksi, dan perbandingan terbalik dengan daya tahan tubuh.
Sumber infeksi dapat berasal dari personel kamar operasi, alat dan bahan
penunjang.
Ruang operasi yang kurang terjaga aseptis akan berdampak pada infeksi
luka operasi pada pasien yang bisa diketahui pasca operasi, yang mana salah satu
infeksi yang termasuk dalam kelompok HAIs adalah Infeksi Daerah Operasi
(IDO). IDO atau sering disebut Surgical Site Infection (SSI), dimana IDO
dunia. Kejadian IDO ini mengalami peningkatan dari 1,2 kasus per 100 prosedur
bedah menjadi 23,6 kasus per 100 prosedur bedah. Infeksi daerah operasi terjadi
dalam rentang waktu kurang dari 30 hari setelah operasi dan jika terjadi
angka kejadian IDO ini perlu dilakukan pemantauan, apabila terus mengalami
peningkatan, maka hal ini akan menjadikan beban terhadap rumah sakit serta
pasien.6,13,14,15
Gagang pintu merupakan salah satu tempat yang perlu diperhatikan karena
mudah sekali untuk terjadinya kontaminasi,8,9 hal ini dapat disebabkan oleh
adanya kuman udara yang menempel, ataupun perawat dan dokter yang sering
menyebutkan bahwa gagang pintu salah satu hal yang perlu diperhatikan karena
cepat untuk terjadinya kontaminasi, dimana jumlah dari bakteri yang terkumpul
dapat dipengaruhi oleh seberapa sering dan banyaknya orang yang melewati pintu
bakteri patogen yang sebagian besar adalah bakteri gram positif, yaitu bakteri
menetapkan angka normal kuman untuk udara dan lantai, namun angka kuman
normal pada gagang pintu sampai saat ini belum didapatkan angka pastinya. Oleh
karena itu, tindakan memonitor dan mengevaluasi kebersihan dari gagang pintu
rumah sakit rujukan dari puskesmas di sekitar wilayah Kota Banjarmasin. Data
hasil survei pendahuluan belum pernah ada laporan apakah terdapat atau tidak
Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya mikroorganisme pada gagang pintu
ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin sehingga dapat
diketahui apa saja jenis – jenis mikroorganisme yang ada pada gagang pintu ruang
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah apakah jenis bakteri kontaminan pada gagang pintu ruang
C. Tujuan Penelitian
kontaminan pada gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
kontaminan pada gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD
Ulin Banjarmasin.
2. Manfaat Praktis
Banjarmasin.
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian penelitian identifikasi bakteri kontaminan pada gagang pintu
ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin tahun
2020
Nama Peneliti
No. Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun)
1. Palawe, V.B., Identifikasi Mengidentifikasi Variabel uji
Kountul, C., Bakteri Aerob Di jenis bakteri berbeda,
Waworuntu, Udara Ruang yang peneiliti
Operasi Instalasi
O. (2015)13 kemungkinan menguji
Bedah Sentral
(IBS) RSUP Prof. ada di ruang pada pintu
DR. R. D. Kandou instalasi bedah instalasi
Manado bedah di
RSUD Ulin
Banjarmasin
dan subyek penelitian. Perbedaan dari penelitian di atas adalah tempat penelitian,
pengambilan sampel dengan cara swab pada permukaan dinding, lantai, meja, dan
peralatan medis. Pada penelitian ini dilakukan dengan metode swab pada gagang
pintu.
data penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengetahui apakah terdapat
bakteri kontaminan pada gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral
TINJAUAN PUSTAKA
A. Infeksi Nosokomial
1. Definisi
berarti rumah sakit, sedangkan kata “infeksi’’adalah adanya suatu organisme pada
jaringan atau cairan tubuh yang disertai dengan adanya gejala klinis baik secara
lokal ataupun sistemik. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat selama
seseorang dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan adanya suatu gejala
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat atau terjadi di rumah sakit
tersebut. Istilah nosokomial saat ini banyak dikenal sebagai Hospital Acquired
nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit yang mana infeksi ini
timbul atau terjadi sesudah 48 jam perawatan pada pasien rawat inap dan terjadi
pada pasien yang dirawat lebih lama dari masa inkubasi suatu penyakit. Terdapat
tiga faktor yang harus diperhatikan pada kejadian infeksi nosokomial, yaitu:
1. Faktor intrinsik
imunokompeten.
8
Universitas Lambung Mangkurat
9
2. Faktor ekstrinsik
Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar rumah sakit, mulai dari kebersihan
ruang rawat, poliklinik, instrumen medik rumah sakit, serta pegawai dan tenaga
kesehatan dan dokter yang bekerja di rumah sakit memiliki risiko menularkan
2. Epidemiologi
nosokomial cukup tinggi pada Mediterania Timur (11,8 %), Asia Tenggara (10%),
Eropa (7,7%) dan Pasifik Barat (9,0%).19 Infeksi nosokomial terjadi di seluruh
dunia termasuk di negara maju dan negara berkembang. Infeksi ini menyumbang
prevalensi tertiggi ditemukan di Asia, Amerika Latin, dan Afrika bagian Sahara
jauh di atas negara maju yang berkisar 4,8-15,5%. Pada sepuluh RSU
pendidikan, infeksi nosokomial cukup tinggi yaitu 6-16% dengan rerata 9,8%
pada tahun 2010.19 Infeksi nosokomial tersering yang terjadi adalah infeksi
pada luka operasi, infeksi saluran kemih, infeksi saluran atas bawah dan infeksi
3. Klasifikasi
bedah (operasi), pneumonia, infeksi tulang dan sendi, infeksi sistem saraf pusat,
infeksi saluran pernafasan bawah, infeksi saluran reproduksi, infeksi jaringan kulit
dan jaringan luar tubuh, infeksi sistemik, infeksi sistem kardiovaskuler, dan
bakterimia primer. 21
4. Etiologi
a. Gram negatif, yang tersering Proteus sp., Escherichia coli, Klebsiela sp.,
2. Virus
yaitu secara kontak langsung, seperti Herpes simplex, Varicella, secara air
bones, seperti Virus Influenza, Adenovirus, Varicella, Rubela, dan Mumps dan
melalui vehicle borne, antara lain: instrument medik (kateter dan alat bedah),
HIV, Hepatitis B dan C, serta melalui fecal oral (Enterovirus, Hepatitis A, dan
Rotavirus).
5. Faktor Risiko
yaitu:
1. Faktor Endogen
a. Usia
Orang yang berusia lanjut dan anak kecil sangat rentan terhadap infeksi.
penurunan dari sistem imun sedangkan untuk anak kecil dikarekanan belum
b. Sistem Imun
Pasien yang dirawat di rumah sakit memiliki sistem imun yang lebih
rendah, hal ini disebabkan oleh buruknya nutrisi, penyakit yang mendasari,
c. Penyakit dasar
2. Faktor eksogen, meliputi dari lama rawat inap, lama pemakaian antibiotik,
1. Infeksi endogen, yang berasal dari bakteri flora normal yang menyebabkan
2. Infeksi silang eksogen, yang berasal dari pasien lain ataupun tenaga medis
rumah sakit, yang mana bakteri yang ditularkan dari pasien lain ditularkan
secara kontak langsung antar penderita melalui tangan, cairan tubuh, ataupun
penularan dari tenaga medis rumah sakit, bisa ditularkan melalui tangan,
Bakteri penyebab infeksi nosokomial adalah bakteri gram negatif dan gram
Escherichia coli, Salmonella sp., Shigella sp., Proteus sp., serta bakteri golongan
Mycobacterium.22
patogen bagi manusia yang mana bakteri merupakan salah satu bakteri penyebar
tersusun secara rantai, berbentuk bulat, berpasangan serta berselubung dan terdiri
Streptococcus mutans).23
fakultatif dan tidak membentuk spora. Bakteri ini merupakan patogen utama
berbentuk batang, tidak membentuk spora, serta memiliki flagel sehingga bersifat
motil.17
dengan cara universal precautian yang salah satunya ialah melakukan hand
hygine pada setiap penaganan pasien yang ada di rumah sakit. Tujuan
LANDASAN TEORI
infeksi yang terjadi di rumah sakit dan menyerang pasien yang sedang dalam
proses perawatan, yang tidak ditemukan dan tidak dalam masa inkubasi saat
pasien masuk rumah sakit. Rumah sakit memiliki risiko tinggi menjadi tempat
penyebaran infeksi.26
Infeksi nosokomial dipengaruhi oleh dua sumber faktor risiko, yaitu faktor
endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen berasal dari transmisi flora normal
pasien, yang dipengaruhi oleh usia, sistem imun yang meliputi asupan gizi yang
kurang dan tindakan invasif, serta adanya penyakit dasar tertentu yang bersifat
salah satunya yaitu di ruang operasi yang terjadi kontaminan pada gagang pintu
yang berasal dari mikroorganisme (bakteri, virus, dan jamur), suhu dan
kelembaban, serta tenaga medis. Selain itu adanya faktor eksogen lain seperti
dan bahan.22
Pada pasien di ruang operasi mempunyai tingkat risiko lebih tinggi untuk
terjadi infeksi nosokomial, hal ini berkaitan dengan pasien pra operasi atau pasca
operasi yang terjadi akibat kondisi yang lemah karena penurunan sistem imun
16
Universitas Lambung Mangkurat
17
Sumber Infeksi
Endogen Eksogen
Infeksi Nosokomial
Infeksi Nosokomial
Identifikasi bakteri
Keterangan:
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin.
Bahan penelitian adalah kapas lidi steril, sarung tangan, media transport
BHI (Brain - Heart Infusion), media agar darah, Mac Conkey, gula-gula (glukosa,
laktosa, sukrosa, fruktosa), MSA (Mannitol Salt Agar), pewarnaan gram (larutan
kristal violet, iodin, alkohol 96%, safranin), alumunium foil, aquadest steril,
Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, ose bulat,
pipet ukur, cawan petri, objek glass, mikroskop merk Olympus, inkubator merk
carbolite, autoklaf, laminary air flow merk Holten Maxisafe 1,2, lampu bunsen,
dan coolbox.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Utama
Variabel utama dari penelitian ini adalah bakteri kontaminan pada gagang
2. Variabel Pengganggu
19
Universitas Lambung Mangkurat
20
Mobilitas dan variasi petugas serta pasien ruang operasi dapat menyebabkan
terbawanya bakteri dari lingkungan luar rumah sakit ke dalam rumah sakit.
Variabel ini sulit dikendalikan, karena hal ini merupakan kebijakan dari rumah
sakit. Namun, hal ini dapat diminimalkan dengan pengambilan sampel diluar jam
Sterilitas alat dan bahan dapat mempengaruhi hasil dari penelitian karena
terkontaminasinya alat ataupun bahan dengan bakteri yang ada di luar hasil
penelitian. Sehingga hal ini perlu dicegah dengan cara melapisi alat, bahan, dan
sampel penelitian dengan alumunium foil serta melakukan sterilisasi kering dan
basah pada semua purulen yang akan digunakan pada pengambilan dan
autoklaf.
mikroorganisme lain yang tidak seharusnya tumbuh, sehingga hal ini harus
coolbox yang berisi jelly ice dengan suhu 4oC selama proses pengambilan dari
kecepatan dan pertumbuhan dari bakteri, sehingga hal ini perlu dicegah dengan
tahap inkubasi.
d. Waktu pemeriksaan
pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, pemeriksaan sampel
D. Definisi Operasional
1. Bakteri kontaminan yang ada di ruang operasi adalah bakteri yang ada pada
gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin
metode swab dengan kapas lidi steril yang sebelumnya dicelupkan pada NaCl
dimasukkan pada media transport BHI (Brain - Heart Infusion) dan dilakukan
penanaman pada media Mac Conkey dan Agar darah dengan teknik goresan T,
kemudian ulang prosedur swab ini pada semua sampel, dan lakukan
2. Gagang pintu yang dimaksud adalah gagang pintu pada bagian ruang operasi
Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin yang digunakan khusus untuk
E. Prosedur Penelitian
1. Pengambilan sampel
permukaan gagang pintu ruang operasi, dengan kapas lidi steril yang sebelumnya
telah dicelupkan pada NaCl fisiologis steril, setelah itu kapas lidi steril di swab
menggunakan coolbox.
Kapas lidi steril diambil dari tabung media transport, yang mana mulut
tabung didekatkan pada api. Setelah itu keluarkan kapas lidi steril dan tanam pada
media Mac Conkey dan Agar darah dengan teknik goresan T, kemudian ulangi
prosedur swab ini pada semua sampel, setelah itu dimasukan pada inkubator pada
kemudian koloni bakteri yang tumbuh dihitung jumlahnya lalu dilanjutkan dengan
darah, setelah itu dilihat dengan mikroskop dengan perbesaran objektif 100x.
uji gula-gula dan uji biokimia. Uji gula-gula dengan media gula-gula, yaitu:
media KIA (Kliger Iron Agar), Media MIO (Motility Indol Ornithine), media
Dilakukan penanaman pada media Mac Conkey dan Agar darah dengan
teknik goresan T, kemudian diulangi prosedur ini pada semua sampel, setelah
o
itu dilakukan inkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam
Identifikasi Bakteri
Jenis Bakteri
Gambar 4.1 Prosedur kerja Identifikasi Bakteri Kontaminan pada Gagang Pintu
Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin
Tahun 2020.
identifikasi jenis bakteri kontaminan pada gagang pintu ruang operasi instalasi
biokimia.
tabel.
sampel dilakukan dengan cara swab pada gagang pintu tersebut. Isolasi dan
Hasil penelitian ini didapatkan hasil seperti pada tabel 5.1 di bawah ini:
Tabel 5.1 Jenis bakteri kontaminan pada gagang pintu ruang operasi Instalasi
Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2020
Jenis bakteri
No. Ruangan Media Mac Media MSA
Media Agar darah
Conkey (Mannitol Salt Agar)
Gagang pintu Bakteri berbentuk bulat,
1. - Stapylococcus aureus
ruang operasi 1 dan berwarna kuning
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jenis bakteri yang ditemukan pada ketiga
sampel gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin
aureus.
Hasil isolasi dan identifikasi ditemukan koloni yang tumbuh pada media
agar darah memiliki ciri makroskopis berbentuk bulat, berwarna kuning dan
25
Universitas Lambung Mangkurat
26
pengecatan gram dan dilihat dibawah mikroskop pada perbesaran objektif 100x.
bergerombol menyerupai untaian anggur, dan berwarna ungu, seperti pada gambar
dibawah ini.
Selanjutnya dilakukan uji katalase dengan cara meneteskan satu tetes H2O2
3% diatas kaca objek dan menambahkan isolat bakteri pada kaca objek kemudian
ditunggu selama kurang lebih 2-3 menit dan menghasilkan katalase positif, yang
pada suhu 37o C selama 24 jam, dan menghasilkan warna kuning yang
tersebut adalah bakteri stapylococcus aureus, seperti pada gambar dibawah ini.
didapatkan hasil satu jenis bakteri pada ketiga gagang pintu tersebut yaitu
Staphylococcus aureus.
operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin ini kemungkinan karena
bakteri ini merupakan flora normal di kulit manusia, khususnya pada tangan
pasien dan petugas di ruang operasi sehingga bisa saja bakteri berada digagang
pintu tersebut, selain itu adanya kontaminasi bakteri yang berasal dari udara.
pintu di ruang operasi. Adapun hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Semadela tahun 2019, yang melakukan penelitian
pada gagang pintu Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Dr. H. Abdul Moeloek,
dimana penelitian tersebut dilakukan dengan cara pengambilan swab pada gagang
pintu dari berbagai tempat seperti klinik penyakit dalam pria dan wanita, klinik
bedah pria, wanita dan anak, klinik kebidanan serta klinik paru dan pernafasan.
Dari hasil penelitian tersebut ditemukan jenis bakteri Staphylococcus sp., yang
penelitin lain yang dilakukan oleh Alonge, Auwal, dan Aboh pada tahun 2017,
toilet di Kampus Universitas Baze Abuja Nigeria, dan dari hasil penelitian
Penelitian lain yang dilakukan pada gagang pintu yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Bashir, Muhammad, Sani dan Kawo, dimana penelitian ini
dilakukan pada gagang pintu toilet umum di Universitas Federal Dutse, Nigeria.
aureus, Bacillus, Escherichia coli, Salmonella spp, dan Klebsiella spp. Dimana
dari semua jenis bakteri tersebut bakteri terbanyak yang di temukan adalah bakteri
Stapylococcus aureus.11
Penelitian lain terkait dengan udara yang bisa menjadi salah satu faktor
kontaminan pada gagang pintu yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Rizka,
Olivia, dan Fredine pada tahun 2016 di ruangan Instalasi Rawat Darurat Obstetri
dan Ginekologi (IRDO) RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado mengenai pola
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Billy,
Instalasi Bedah Sentral (IBS) di RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado, dimana
dari hasil penelitian tersebut ditemukan adanya bakteri Stapylococcus albus dan
Bacillus subtillis.13
dan penelitian lainnya adalah adanya pengaruh dari beberapa faktor seperti
perbedaan pola bakteri dalam rumah sakit satu dengan rumah sakit lainnya, dan
faktor lain yang meliputi suhu, kelembaban, udara, serta sterilisasi dari ruangan
yang berbeda.22
yang terdapat di bagian aksila, daerah inguinal dan perineal, lubang hidung bagian
anterior dan sekitar 30 % terdapat pada kulit manusia. Sekitar 40-50 % pada
Ditemukannya bakteri ini bisa terjadi karena adanya penularan secara kontak
langsung atau tidak langsung seperti melalui tangan, kulit, dan pakaian yang dapat
pintu di ruang operasi, maka perlu adanya upaya pengendalian dari pertumbuhan
bakteri dengan cara melakukan pembersihan secara berkala pada gagang pintu di
ruang operasi agar mengurangi kontaminasi dari bakteri, menjaga hygine dari
sinar ultraviolet untuk ruangan operasi. Dengan dilakukannya hal tersebut, maka
pintu yang terlalu sedikit, tidak dilakukannya perhitungan koloni dan pengambilan
sampel yang hanya dilakukan satu kali sehingga hasil dari penelitian ini tidak bisa
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bakteri kontaminan
yang ditemukan pada gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral
B. Saran
31
Universitas Lambung Mangkurat
DAFTAR PUSTAKA
7. Odigie, A.B., Ekhiase F.O., Orjiakor P.I., Nwadibe, E.C., Toba, O.A.,
Kenneth, O.C.. Antibiotic susceptibility profile of bacteria isolated from
door handles of University of Benin Teaching Hospital, Benin City, Edo
State, Nigeria. Journal of Health and Environmental Research (JHER).
2018;4(1):35–41.
8. Nworie A, Ayeni JA, Eze UA, Azi SO. Bacterial contamination of door
handles/ knobs in selected public conveniences in Abuja Metropolis,
Nigeria : A Public Health Threat. Wilolud Journals.2012;6(1):7–11.
9. Utomo Budi, Prafitri Indah Rakhmi. Studi angka kuman handle pintu di
bagian Ruang Perawatan Mawar Kelas III RSUD PROF. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto. 2016 : Keslingmas.35. 278-396.
10. Wojgani, H., Kehsa, C., Elaine, C.G., Colin, G., Gant, V., Klein, N.
Hospital door handle design and their contamination with bacteria: a real
life observational study. Are we pulling against closed doors?.United
Kingdom: Journal PLoS ONE.2012;7(10):1–6.
32
Universitas Lambung Mangkurat
33
11. Bashir, S.F, Muhammad, H., Sani, N.M., Kawo, A.H. Isolation and
identification of bacterial contaminants from door handles of public toilets
in Federal University Dutse, Jigawa State- Nigeria. Nigeria: IOSR Journal
of Pharmacy and Biological Sciences (IOSR-JPBS).2016;11(5):53-57.
23. Brooks, G.F., Butel J.S., Ornaton, L.N. Jawetz, Melnick and Adelberg’s.
Mediacal Microbiology. Edisi 26. New York:Mc Graw-Hill;2013.
24. Lutpiatina, L. Cemaran Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
aerogenosa pada stetoskop di rumah sakit. Jurnal Teknologi Laboratorium.
2017;6(2):61-6.
25. Fauzia, N., Rahmawati. Pengaruh faktor indivual terhadap kepatuhan
perawat dalam melaksakan hand hygine. Jurnal Ilmu Keperawatan.
2018;6(1):1-7.
26. Hapsari, A.P., Wahyuni, C.U., Mudjianto, D. Pengetahuan petugas
surveilans tentang identifikasi Healthcare - Associated Innfections di
Surabaya. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2018;6(2):130-138.
27. Putri, S.S. Identifikasi Bakteri Stapylococcus sp. pada gagang pintu ruang
rawat inap kelas III RSUD Dr. H. Abdul Moeloek [skripsi]. [Bandar
Lampung]: Universitas Lampung; 2019.
28. Alonge, Auwal, O.O., Aboh, B.M., M.I, Bacterial contamination of toilet
door handle on baze university campus abuja Nigeria. African Journal of
Clinical and Experimental Microbiology.2019. 20(1).35-41.
29. Murray, Patrick, Pfaller, Ken Rosenthal M. Medical Microbiology.
Stapylococcus. Edisi 8. Canada: Balai Penerbit Mosby; 2015.
LAMPIRAN
Komposisi Gram/Liter
Media Mac Conkey digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri gram negatif
Komposisi :
Media agar darah digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri gram positif
dan bakteri gram negatif yang dapat menghemolisis darah.
Komposisi:
Aquadest ........................................................ 90 cc
Bahan Pemeriksaan
Media Isolasi
Pewarnaan Gram
Gram + Gram -
Jenis bakteri
Bahan Pemeriksan
Agar Darah
( 24 jam 37oC )
Pewarnaan Gram
Uji Katalase
Negatif Positif
Sensitif Resisten
Bahan Pemeriksaan
Agar Darah
(24 Jam 37ºC)
Pewarnaan Gram
Uji Gula-Gula
Uji Biokimia
Hasil
Lampiran 12. Data Hasil Penelitian Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral
RSUD Ulin Banjarmasin
Pemeriksaan Mikroskopis
Abstract: Nosocomial infection occurs due to the transfer of pathogenic microbes from
the hospital environment. One of them could come from contamination of
microorganisms on the door handle. These bacteria can come from the skin and hands of
everyone in operating room or from the air. The purpose of this study was to determine
the type of contaminant bacteria on the door handle of the operation room of the Central
Surgery Installation of RSUD Ulin Banjarmasin in 2020. This research method used
descriptive observational. Sampling was carried out on the surface of three door handles
in the operation room by means of swabs using sterile cotton swabs and planted on three
Blood agar media and three Mac Conkey media. The identification of bacteria was
carried out conventionally. The results of this study found one type of gram-positive
bacteria, namely Stapylococcus aureus.
Abstrak: Infeksi nosokomial terjadi akibat perpindahan mikroba patogen yang berasal
dari lingkungan rumah sakit. Salah satunya bisa berasal dari kontaminasi mikroorganisme
pada gagang pintu. Bakteri ini bisa berasal dari kulit dan tangan semua orang yang berada
di ruang operasi ataupun dari udara. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
jenis bakteri kontaminan yang ada di gagang pintu ruang operasi Instalasi Bedah Sentral
RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2020. Metode penelitian ini yaitu observasional
deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan pada permukaan tiga gagang pintu di ruang
operasi dengan cara swab menggunakan kapas lidi steril dan ditanam pada tiga Media
Agar Darah dan tiga Media Mac Conkey. Identifikasi bakteri dilakukan secara
konvensional. Hasil penelitian ini menemukan satu jenis bakteri gram positif yaitu
Stapylococcus aureus.
Kata-kata kunci: infeksi nosokomial, bakteri kontaminan, ruang operasi, gagang pintu,
Staphylococcus aureus
PENDAHULUAN meningkatkan morbiditas, mortalitas,
Healthcare-Associated meningkatan biaya kesehatan serta
Infections (HAIs) merupakan infeksi lama waktu pengobatan di rumah
yang didapat pasien saat proses sakit.2 Adanya infeksi nosokomial
perawatan di rumah sakit terlebih menyebabkan peningkatan angka
lagi terhadap pasien yang dirawat mortalitas dan morbiditas yang tinggi
dalam jangka waktu yang lama. dengan prevalensi 1,4 juta kematian
Infeksi nosokomial terjadi akibat setiap hari di seluruh dunia, dimana
perpindahan mikroba patogen yang infeksi nosokomial menjadi
berasal dari lingkungan rumah penyebab terjadinya kematian
sakit.1,2 neonatus sekitar 4 - 56%, dengan
Pada tahun 2016 World Health kejadian tertinggi 75% di Asia
Organization (WHO) menyatakan Tengara dan Sub sahara Afrika dan
angka infeksi nosokomial sebesar terjadinya mortalitas sebanyak
15%, dimana 7% terjadi pada negara 50.000 dan 2 juta morbiditas di
maju dan sebesar 10% terjadi pada negara maju. Data WHO
negara berkembang. Data survei menunjukan 1,5 sampai 3 juta orang
infeksi nosokomial tahun 2014 setiap tahunnya mengalami kematian
menyatakan angka kejadian pada akibat infeksi nosokomial.2,6
unit perawatan akut sebanyak Ada dua jenis mikroba yang
722.000 dan 75.000 pasien terdapat pada kulit manusia, yaitu
dinyatakan meninggal dunia dalam mikroba residen yang terdapat pada
perawatan di rumah sakit di Amerika kulit tangan seperti Staphylococcus
Serikat.2,3 epiderdimis dan mikroba sementara.
Kejadian infeksi nosokomial di Pada tangan yang sehat bakteri
10 Rumah Sakit di Indonesia tahun Staphylococcus epiderdimis lebih
2010 berkisar antara 6% sampai 16% banyak dibandingkan
dengan rata-rata angka kejadian Staphylococcus aureus,7 sedangkan
sebesar 9,8%.4 Menurut Depkes5 mikroorganisme lainnya seperti
tahun 2011 kejadian infeksi bakteri Escherichia coli,
nosokomial yang terjadi berkisar Pseudemonas, Staphylococcus,
antara 3% sampai 21% dengan angka Bacillus, dan Streptococcus banyak
kejadian rata – rata sebesar 9%. Di terdapat pada lingkungan udara
Indonesia angka kejadian infeksi rumah sakit.
nosokomial sebesar 15,74% terbilang Faktor utama lain penyebab
lebih tinggi dibandingkan negara infeksi nosokomial pada pasien
maju yaitu sebesar 4,8 % sampai setelah pembedahan dikarenakan
15,5%. peralatan bedah yang terkontaminasi,
Tingginya prevalensi dari ataupun berasal dari teknik
infeksi nosokomial merupakan pembedahan yang tidak steril,
indikator bahaya bagi pelayanan di sehingga pasien sangat berpotensi
rumah sakit. Pencegahan kejadian terkena infeksi nosokomial.6 Infeksi
infeksi nosokomial merupakan nosokomial menjadi penyebab utama
tantangan besar pada tahapan peningkatan mortalitas dan
pelayanan kesehatan yang morbiditas pada pasien karena
diakibatkan oleh infeksi yang adanya mikroba patogen dan bersifat
dinamis, dimana peningkatan pintu tersebut.10 Sebuah studi tentang
mortalitas dan morbiditas pada transmisi patogen nosokomial
pasien memiliki prevalensi yang memaparkan mengenai gagang pintu
tinggi yaitu 1,4 juta kematian setiap yang cepat mengalami kontaminasi,
hari di seluruh dunia. yang disebabkan oleh seringnya
Ruang operasi rumah sakit orang melewati pintu tersebut. 8,9
berpotensi tinggi menyebabkan Bakteri patogen yang sebagian besar
infeksi nosokomial, termasuk terdapat pada gagang pintu ialah
lingkungan ruang operasi dapat bakteri gram positif, yaitu bakteri
menjadi tempat penularan infeksi. Stapylococcus sp.11 Berdasarkan hal
Infeksi dapat terjadi karena banyak ini angka normal kuman pada lantai
atau sedikitnya mikroorganisme, dan udara telah ditetapkan oleh
kerentanan individu terhadap Kementrian Kesehatan Republik
mikroorganisme, faktor virulensi Indonesia (Kemenkes), sedangkan
yang dimiliki agen penyebab infeksi, pada gagang pintu belum ditetapkan
dan penurunan daya tahan tubuh angka pastinya. Karena hal tersebut
pasien. Infeksi nosokomial bisa pemantauan kebersihan gagang pintu
bersumber dari manusia, peralatan perlu dilaksanakan untuk pencegahan
serta bahan penunjang di kamar penularan infeksi nosokomial.12
operasi. RSUD Ulin Banjarmasin
Ruang operasi yang kurang merupakan rumah sakit tipe A, dan
terjaga aseptis dapat menyebabkan merupakan rumah sakit rujukan dari
infeksi terhadap luka operasi yang puskesmas di sekitar wilayah Kota
didapatkan setelah pasien melakukan Banjarmasin. Data hasil survei
operasi. Salah satunya Infeksi pendahuluan belum pernah ada
Daerah Operasi (IDO), yang laporan apakah terdapat atau tidak
termasuk kelompok HAIs. IDO atau mikroorganisme kontaminan pada
Surgical Site Infection (SSI), dimana gagang pintu di ruangan operasi
IDO menyumbang angka kematian Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin
tertinggi diseluruh rumah sakit di Banjarmasin. Berdasarkan hal
dunia yaitu sebesar 3% - 75%. tersebut, maka diperlukan penelitian
Kejadian IDO meningkat dari 1,2 untuk mengetahui ada atau tidaknya
menjadi 23,6 kasus dalam 100 mikroorganisme pada gagang pintu
prosedur pembedahan yang terjadi tersebut, sehingga dapat diketahui
dalam rentang waktu kurang dari 30 apa saja jenis – jenis mikroorganisme
hari setelah dilakukannya operasi yang ada pada gagang pintu ruang
dan apabila terjadi implantasi akan operasi Instalasi Bedah Sentral.
dilakukan pengawasan selama waktu
1 tahun.6,13,14,15 METODE PENELITIAN
Salah satu tempat yang mudah Metode penelitian ini ialah
mengalami kontaminasi adalah metode deskriptif observasional.
gagang pintu,8,9 hal ini dapat Pengambilan sampel
disebabkan oleh terdapatnya kuman dikerjakan secara swab pada seluruh
udara di gagang pintu ataupun permukaan gagang pintu ruang
disebabkan perawat atau dokter yang operasi, dengan kapas lidi steril yang
sering bersentuhan dengan gagang sebelumnya telah dicelupkan pada
NaCl fisiologis steril, setelah itu pemeriksaaan secara makroskopis,
kapas lidi steril di swab keseluruh mikroskopis serta biokimia.
permukaan gagang pintu, kemudian Setelah dilakukan identifikasi
masukkan kedalam media transport bakteri, maka data yang terkumpul
BHI (Brain - Heart Infusion) dan akan dianalisis secara deskriptif,
selanjutnya sampel dibawa ke yaitu dengan cara mengidentifikasi
Laboratorium menggunakan coolbox. jenis bakteri kontaminan pada
Penanaman dan pembiakan gagang pintu di ruang operasi
dilakukan dengan cara kapas lidi tersebut, kemudian ditabulasikan
steril diambil dari tabung media dalam tabel dan di hitung
transport, yang mana mulut tabung persentasinya.
didekatkan pada api. Setelah itu
keluarkan kapas lidi steril dan tanam HASIL DAN PEMBAHASAN
pada media Mac Conkey dan Agar Hasil identifikasi bakteri
darah dengan teknik goresan T, kontaminan pada gagang pintu di
kemudian ulangi prosedur swab ini ruang operasi, diperoleh jenis bakteri
pada semua sampel, setelah itu seperti tercantum dalam tabel 1 di
dimasukan pada inkubator pada 37oC bawah ini:
selama 24 jam dan dilakukan
Tabel 1. Jenis Bakteri Kontaminan pada Gagang Pintu Ruang Operasi Instalasi
Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2020
Jenis bakteri
No. Ruangan Media Mac Media MSA
Media Agar darah
Conkey (Mannitol Salt Agar)
Gagang pintu Bakteri berbentuk bulat,
1. - Stapylococcus aureus
ruang operasi 1 dan berwarna kuning