ABDUL MALIK
NIM : 201906023
i
PROPOSAL TESIS
ABDUL MALIK
NIM : 201906023
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Proposal Tesis ini adalah penelitian dan karya saya sendiri, semua sumber
baik yang dikutip dan dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
NIM : 201906023
Tanda tangan :
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ABDUL MALIK
NIM : 201906023
Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI
iv
LEMBAR PERSETUJUAN NASKAH PROPOSAL TESIS
ABDUL MALIK
NIM : 201906023
Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tesis dengan judul “Hubungan
Faktor determinan tanggung jawab perawat terhadap penerapan pencegahan dan
pengendalian infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum HZB” tepat pada waktunya.
Selesainya penulisan proposal tesis ini adalah berkat bantuan dan dukungan serta
bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur RSU HZB yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian.
2. Dr. M. Sajidin, S.Kp,M.Kes selaku Ketua STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti pendidikan di
Program Studi Magister Keperawatan di STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto
3. Dr. Noer Saudah, S. Kep.Ns., M.Kes selaku Kaprodi Magister Keperawatan
STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto yang memfasilitasi pembelajaran dan
penelitian.
4. Dr. Muhammad Sajidin, S. Kp., M.Kes dan Ns Rina Nur Hidayati, S. Kep.
M.Kep.Sp.Kep. Kom selaku dosen pembimbing I dan II yang telah meluangkan
waktu serta memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam
menyelesaikan proposal tesis ini.
5. Responden yang telah berperan dalam studi pendahuluan
6. Teman-teman Prodi Magister Keperawatan angkatan 2019 dan semua pihak yang
telah membantu selama penyusunan Proposal ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari kata sempurna.
Karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun yang
diharapkan akan menyempurnakan Proposal ini demi berlanjutnya penelitian
yang akan dilaksanakan oleh penulis
Penulis
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 .................................................................................................. 76
Lampiran 2 Lembar permohonan menjadi responden ............................... . 57
Lampiran 3 Lembar persetujuan menjadi responden .................................. 58
Lampiran 4 Lembar obeservasi responden .................................................. 60
Lampiran 5 Lembar Bimbingan .................................................................. 66
viii
BAB I
PENDAHULUAN
2015)
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang saat ini makin
dilain pihak rumah sakit dihadapkan pada tantangan yang makin besar. Rumah
lain adalah keselamatan pasien (patient safety) dan salah satu point penting di
1
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di
dunia, termasuk Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat
medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang dimaksudkan untuk tujuan
Karena seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan asal infeksi, maka
pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Juga tidak terbatas infeksi pada pasien saja,
tetapi juga infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan
tindakan perawatan pasien. Khusus untuk infeksi yang terjadi atau didapat di
mengakibatkan penderita lebih lama berada di rumah sakit. Hal ini berarti
2
menambah beban tambahan bagi rumah sakit dalam hal biaya maupun tugas
rumah sakit dan masyarakat disekeliling rumah sakit dari berbagai risiko
tertular Penyakit. Oleh karena itu rumah sakit harus mengetahui sekecil
diantara ketiga elemen pokok di rumah sakit yaitu host, agent, dan
yang dirawat, melakukan semua prosedur kerja dengan benar dan sempurna
penggunaan atau pemilihan alat yang baik juga merupakan cara untuk
3
Penyebaran infeksi selain disebabkan oleh ketiga elemen diatas,
ruangan dan lama kerja per hari dimana responden dengan pengawasan kepala
rumah sakit, oleh sebab itu mutu pelayanan keperawatan akan berdampak
4
berdampak terhadap mutu pelayanan keperawatan yang sekaligus akan
lainnya. Terlepas dari mekanisme apapun yang dipilih oleh rumah sakit untuk
sangat beragam. Pada tahun 2018 diperoleh data proporsi kejadian infeksi
nosokomial di rumah sakit pemerintah dengan jumlah pasien 1.527 orang dari
5
jumlah pasien beresiko 160.417 (55,1%), sedangkan untuk rumah sakit swasta
dengan jumlah pasien 991 pasien dari jumlah pasien beresiko 130.047
(35,7%). Untuk rumah sakit ABRI dengan jumlah pasien 254 pasien dari
2015).
Infection (BSI) 10,7 %, Surgical site Infection (SSI) 10,9%, Plebitis 2,2%, dan
6
terhadap penerapan pencgahan dan pengendalian infeksi nosokomial di
tersebut sangat penting untuk diketahui oleh rumah sakit dan perawat
kepada masyarakat.
rumah sakit daerah tipe D Pratama dan belum terakrediatsi KARS yang ttelah
infeksi seperti penyuluhan dan pelatihan kepada tenaga kesehatan yang ada di
masi cukup tinggi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan
TOLITOLI?
7
1.3 Tujuan Penelitian
pelaksana
pelaksana
pelaksana
perawat pelaksana
8
7) Untuk mengetahui hubungan faktor determinan dengan penerapan
pelaksana
pelaksana
perawat pelaksana
pelaksana.
9
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Infeksi Nosokomial
1. Model Teori Prilaku Green & Bloom (1996) dalam Noto atmojo
(2014)
11
2) Faktor Enabling atau factor pendudkung yang terwujud dalam
sarana-sarana kesehatan.
perilaku masyarakat
macam yaitu :
2. Teori Kepatuhan
Kepatuhan merupakan bagian dari perilaku individu yang
12
dengan apa yang disarankan atau dibebankan kepadanya. Perilaku
lingkungan) (Andareas,2016)
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
1. Status Lokasi
meningkat.
meningkatkan ketaatan.
13
3. Legitimasi dan figure otoritas
hokum
5. Dukungan Rekan
14
Berdasarkan hasil penelitian Ratnawati (2016), alasan
15
Kinerja diartikan sebagai penampilan secara kualitas
16
Perilaku kerja terlihat dari cara kerja yang penuh
mencapai sasaran.
17
2.1.2 Karakteristik Faktor Determinan Terhadap Penerapan
1. Kebijakan
hal pokok:
message)
18
1.1 Kebijakan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi
infeksi .
19
a. Kebijakan Manajemen
5. Pelaksanaan survailans
b. Kebijakan Tehnis
1. kebersihan tangan
2. penggunaan APD
4. Pengendalian lingkungan
7. Penempatan pasien
20
2. Pengawasan
21
Depkes, (2015) kepala ruangan harus mengajarkan,
perilaku pada orang dewasa, pada umumnya lebih sulit dari pada
pada perawat pelaksana yang sudah berumur tua dan sudah lama
bekerja.
22
tanggung jawab secara efektif dan efisien. Efektif yang dimaksudkan
agar sumber daya yang ada di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
rumah sakit.
Anggota yang dapat terdiri dari dokter wakil dari tiap SMF (Staf
23
Pelaksanaan PPI di rumah sakit harus dikelolah dan
intalasi / divisi / unit di rumah sakit sesuai dengan falsafah dan tujuan
yang terdiri dari komite dan tim PPI. Komite PPI bertanggung jawab
/ divisi / unit serta ada kebijakan tentang tugas, tanggung jawab dan
DIREKTUR UTAMA/DIREKTUR
TIM PPI
Gambar 1.2
Struktur Organisasi PPI di Rumah Sakit
3. Pengetahuan
24
pada hakekatnya pengetahuan adalah segenap apa yang diketahi
25
menyatukan universal precautions yaitu kewaspadaan terhadap darah
26
Salah satu kewaspadaan standar yang termasuk dalam
rendah.
yaitu :
4. Pelatihan
27
dan kualitas pelayanan. Salah satu cara untuk meningkatkan
dipandang sebagai salah satu bentuk investasi, oleh karena itu, setiap
28
(PPI). Salah satu ruang lingkup program PPI yang tidak kalah
rumah sakit bagi sumber daya manusia perawat untuk terus dapat
nosokomial.
lainnya.
29
Penelitian yang dilakukan oleh mardan (2016), dengan judul
malik Medan selama satu tahun, dari 16 orang pasien pada kelompok
proporsi IN
5. Keterampilan
Tingkat Keterampilan
1) Persepsi
3) Respon terpimpin
30
4) Mekanisme
5) Adaptasi
a. Keterampilan teknis
31
wewenang terutama pada pekerjaan yang hampir mirip atau
sejenis
c. Keterampilan konseptual
32
Serangkaian keterampilan kognitif, teknik psikomotor,
33
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang dikeluarkan
1) Tujuan :
kulit
sarung tangan
2) Indikasi :
menggunakan toilet
34
d) Prosedur standar :
mengunci
35
Herpan (2019) dalam penelitiannya menemukan
36
mempromosikan budaya keselamatan adalah kunci utama. Pelatihan
air bersih
37
Tabel 2.1
Daftar tilik bahan dan alat untuk pelaksanaan pencegahan infeksi berdasarkan
Depkes tahun 2015
2 Alat pelindung Sarung tangan bersih Jmh tenaga pemberi layanan x 3 bulan
3
38
2.2 Tanggung Jawab Perawat Terhadap Penerapan Pencegahan Dan
Pengendalaian Infeksi
2.2.1 Pengertian
dilaporkan secara jujur. kozier, (1983) dalam yosep Iyus (2016). Tanggung
Indonesia yang disusun oleh Dewan Pimpina Pusat melalui Munas PPNI
kesehatan lainnya
39
5. Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah bangsa dan tanah air
kemanusiaan
keperawatan
40
Perawat dalam melaksanakan pengabdiaanya, senantiasa
transmisi.
41
1. setiap perawat harus mengetahui prinsip dasar pencegahan dan
telah dijalani oleh penderita serta alat bantu medis yang sedang
dari setiap penderita, apakah kondisinya menjadi jauh lebih baik atau
mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan
42
suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun
sebelumnya
mempraktekkan, memasangkan
Dengan demikian tugas utama komite dan Tim Pengendali infeksi adalah
dan transmisi mikroba yang berasal dari sumber di sekitar penderita yang
43
Berbagai unsur seperti pasien, petugas pelaksana (dokter,
perawat, dll), peralatan medis yang digunakan, ruang rawat, tempat/ kamar
organisasi diluar struktur rumah sakit yang telah ada. Dengan demikian
(Depkes 2015).
44
Apalagi akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit infeksi baru (new
45
garis paling depan, mempunyai peran yang sangat menentukan,
(Darmadi 2015)
Terjadinya Infeksi
ditekankan pada aspek perawatan yang baik saja, tetapi juga aspek
46
peralatan yang canggih (dengan harga yang mahal) ataupun dengan
Penerapannya.
1) Kewaspadaan standar
47
kewaspadaan standar ditujukan untuk mengurangi risiko
digunakan.
Table 2.2
Komponen utama kewaspadaan standar
dan penerapannya. (pedoman PPI Depkes 2008)
No Komponen Utama Penerapan
tercemar
tindakan invasive
tercemar
48
kontak dengan darah dan cairan ubuh
mukosa
kembali
49
perawatan pasien secara rutin setiap hari
- Gunakan penghubung
mulut(mouthpiece/goedel), ambubag
9 Resusitasi pasien
atau alat ventilasi lain untuk resusitasi
50
menjadi tiga jenis yaitu kewaspadaan penularan melalui kontak,
terjadi bila ada kontak seorang yang rentan dengan objek tercemar
51
penyebaran partikel kecil (< 5 um) ke udara, baik secara langsung
dapat disebarkan secara luas dalam suatu ruangan atau dalam jarak
yang lebih jauh. Oleh karena itu penegelolaan udara secara khususs
infeksius
52
No Komponen Kontak Droplet Udara/Airborne
Tempatkan di ruang rawat terpisah, Tempatkan pasien di ruang Tempat pasien diruang terpisah
bila tidak mungkin kohorting, bila terpisah, bila tidak mungkin yang mempunyai
kedunya tidak mungkin maka kohorting. Bila tidak mungkin, 1. Tekanan negative
pertimbangkan epidemiologi buat pemisah dengan jarak > 1 2. Pertukaran udara 6-12x/jam
mikrobanya dan populasi pasien. meter antar TT dan jarak 3. Pengeluaran udara terpiltrasi
Bicarakan dengan petugas PPI. dengan pengunjung. Perhatikan sebelum udara mengalir
Tempatkan dengan jarak > 1 meter 3 pintu terbuka tidak perlu keruang atau tempat lain di RS.
Penempatan kaki antar TT, jaga agar tidak ada penanganan khusus terhadap Usahakan pintu ruang pasien
1
pasien kontaminasi silang ke lingkungan dan udara dan ventilasi (kategori tertutup. Bila ruang terpisah
53
PPI RS sebelum menempatkan
Batasi gerak, transport pasien hanya Batasi gerak, dan transport Batasi gerak, dan transport pasien
kalau perlu saja. Bila diperlukan pasien untuk batasi droplet dari pasien hanya kalau dipelukan saja. Bila
Transport keluar ruangan perlu kewaspadaan dengan mengenakan masker perlu untuk pemeriksaan pasien
2
Pasien agar risiko minimal transmisi kepasien pada pasien, dan menerapkan dapat diberi masker bedah untuk
lain atau lingkungan hygiene respirasi dan etika cegah menyebarnya droplet nuclei
Memakai sarung tangan bersi non Pakailah bila bekerja dalam Kenakan masker
steril, lateks saat masuk ke ruang radius 1 m terhadap pasien respirator(N95/kategori N pada
3 APD pasien, ganti sarung tangan setelah (Kategori IB), saat kontak erat. efisiensi 95%) saat masuk ruang
kontak dengan bahan infeksius(feses, Masker seyogyanya melindungi pasien atau suspek TB paru.
cairan drain), hidung dan mulut, dipakai saat Orang yang rentan sebaiknya tidak
Lepaskan sarung tangan sebelum memasuki ruang rawat pasien boleh masuk ruang pasien yang
54
keluar dari kamar pasien dan cuci dengan infeksi saluran napas diketahui atu suspek campak, cacar
tangan dengan antiseptic (kategori IB) air kecuali petugas yang telah
Pakai gaun bersih, tidak steril saat respirator untuk pencegahan. Orang
masuk ruang pasien untuk melindungi yang yang telah perna sakit campak
baju dari kontak dengan pasien, atau cacar air tidak perlu memakai
Apron
dipakai sendiri
55
Bila memungkinkan peralatan non Tidak perlu penanganan udara Transmisi pada TB
kritikal dipakai untuk 1 pasien atau secara khusus karena mikroba Sesuai pedoman TB CDC
pasien dengan infeksi mikroba yang tidak bergerak jarak jauh. MTB (obligat airborne)
sama. Bersihkan dan desinfeksi B. pertusis, SARS, RSV Campak, cacar air (kombinasi
sebelum dipakai untuk pasien lain influenza, adenovirus, transmisi) NOrovirus (partikel
Peralatan
(kategori IB) Rhinovirus, streptococ grup A, feses, vomitus), rotavirus melalui
untuk
4 MDRO,MRSA, VRSA, VISA, VRE, Mycoplasma pnemoniae partikel kecil aerosol.
perawatan
MDRSV (strep pneumonia)
pasien
Virus herves simplex, SARS,
56
3 KERANGKA TEORI
Model teori prilaku Green (1996) dalam Teori kepatuhan Smet (1994), (andreas 2016)
Noto atmojo (2012)
Predisposing Internal
- motivasi
- Pengetahuan - Pengetahuan
- Sikap
- Nilai
- Kepercayaan Pedoman PPI Depkes 2008 Eksternal
- Persepsi - Lama Kerja /
hari
- Shif kerja
Enabling - Rekan kerja
- Ketersediaan - Pengawasan
Sarana - fasilitas
Dan fasilitas Model teori kinerja (gibson 1997, ilyas 2009
- Keterampilan Penerapan Pencegahan dan
- Akses Pengendalian Infeksi Organisasi
- kepemimpinan
- Lingkungan Fisik - Supervisi
- Reward
Reintorcing individu
- Keterampilan
- Motivasi - Pengetahuan
- Pelatihan - Pengalaman
- Reward
- Pengawasan
- Rekan kerja Psikologis
- Kebijakan Tanggung Jawab Perawat. - Persepsi
- Sikap
Darmadi (2008) 57 - kepribadian
BAB III
PENELITIAN.
A. Kerangka Konsep.
tiga teori yang ada. Yaitu Teori Prilaku Green (1996) dalam Noto atmojo (2012), teori
kepatuhan Smet (1994), dalam andreas (2016) dan model teori kinerja (Gibson 1997)
dalam Ilyas (2009). Variabel kebijakan dan variable pelatihan, diambil dari teori
prilaku, variable pengawasan dan ketersediaan sarana dan pasilitas diambil dari Teori
Perilaku dan teori kepatuhan, sedangkan variable pengetahuan, diambil dari dari Teori
Prilaku Green, teori kepatuhan dan model teori kinerja, dan untuk variable
58
Faktor Determinan
1. Kebijakan
2. Pengawasan
3. Pengatahuan Penerapan
4. Pelatihan Pencegahan dan
5. Keterampilan Pengendalian Infeksi
Nosokomial
6. Ketersediaan Sarana dan
Fasilitas
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Hubungan Variabel Independen
B. Variabel Penelitian.
1. Variabel terikat.
2014) pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah penerapan
59
2. Variabel bebas
(Sugiono, 2014). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah factor determinan
C. Definisi Operasional.
Variable Independen
1. Kebijakan adalah aturan tertulis yang menjadi pedoman dan dasar dalam
pengukuran adalah skala nominal, alat ukur yang digunakan adalah kuesiner.
Kriteria Objektif:
pencegahan infeksi nosokomial. Skala pengukuran adalah skala ordinall, alat ukur
Kriteria objektif:
3. Pengetahuan adalah semua yang diketahui oleh perawat tentang penerapan prinsip
dasar pencegahan dan pengendalian infeksi, seperti prinsip cuci tangan, pemakaian
60
APD, dekontaminasi alat, dan pengelolaan limbah. Skala pengukuran adalah skala
Kriteria objektif:
4. Pelatihan adalah kegiatan yang pernah diikuti oleh perawat untuk mendapatkan
rumah sakit. Skala pengukuran adalah skala nominal, alat ukur yang digunakan
adalah ceklist
Kriteria objektif:
sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan rumah sakit
dan mencuci tangan sesuai dengan ketentuan Depkes, 2008 skala pengukuran
Kriteria objektif:
6. Ketersediaan sarana dan fasilitas adalah ketersediaan sarana untuk cuci tangan,
61
nosokomial di rumah sakit. Skala pengukuran adalah skala ordinal alat ukur yang
Kriteria objektif:
Faktor determinan merupakan gabungan dari beberapa faktor yang terdiri dari :
Kriteria objektif :
yang diterima atau dimilikinya. Skala pengukuran ordinal. Alat ukur yang dipakai
yaitu observasi.
Kriteria objektif :
Variable Dependen
62
empat item pengendalian yaitu kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri
dan alat tajam. Skala pengukuran ordinal. Alat ukur yang dipakai yaitu observasi.
D. Hipotesis Penelitian.
infeksi nosokomial
f. Ada hubungan ketersediaan sarana dan fasilitas dengan penerapan pencegahan dan
63
64
78
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Lokasi
2. Waktu
Penelitian ini rencana dimulai pada Bulan Juni 2021 smapai Juli 2021
78
79
1. Populasi
berjumlah 95 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang
bekerja di ruang rawat inap RSU Zubaidah Bantilan Tolitoli Rumah Sakit
Hastono (2007).
Kriteria Inklusi:
Bantilan Tolitoli
Kriteria Ekslusi:
1. Perawat yang tidak hadir saat pengambilan data karena cuti atau sakit
6 Besar Sampel
n= N
1+ N(d2)
Keterangan
n = Besar sampel
N = Besar populasi
81
berikud
95
n=
1 + 95(0,05)2
95
n=
1+ 95 (0,0025
n= 95
1,23
n = 77,23
7 Instrumen Penelitian.
infeksi (PPI) yang pernah diikuti oleh perawat pelaksana, dan pengawasan
(supervise) oleh kepala ruangan dan tim PPI. Sedangkan lembar observasi
digunakan untuk melihat ketersediaan alat dan bahan serta fasilitas sanitasi
pertanyaan. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai
baik jika 60-79% jawaban benar, dan kurang jika jawaban benar ≤ 59%.
sarana dan prasarana penunjang digolongkan baik jika ≥ 80% fasilitas tersedia
8 Alur penelitian
Populasi :
Semua
Semuaperawat
perawatyang
yangada
ada didiRSUD
RSUPHZB
dr.
Wahidin SudiroHusodo
Toli-Toli Makassar
Sampel :
Perawat yang bertugas di ruang
rawat inap
Teknik Sampling :
purposive sampling
Informed Consent :
(Meminta Persetujuan Responden)
Pengumpulan Data :
Kuisioner, observasi
Koesioner:
Factor determinan
Observasi:
terhadap
Factor determinan
penerapan
Keterampilan
pencegahan
tanggung jawab
danperawat
terhadap penerapan
pengendalian infeksi Ketersediaan sarana dan fasilitas.
. pencegahan dan
Analisa Data:
Univariat
Bivariat
1. Pengolahan Data.
a. Editing.
b. Koding.
c. Tabulating.
d. Entri
2. Analisis Data
H. Pertimbangan Etik
meliputi:
pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy). Tidak boleh ada paksaan
agar subjek bersedia ikut dalam penelitian. Subjek dalam penelitian ini
penelitian.
86
confidentiality).
privasi subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasi tentang
dirinya diketahui oleh orang lain. Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara
(nonmaleficience).
5. Potential Harm
responden tetap merasa aman dan nyaman, tidak merasa diawasi atau
Peneliti,
Abdul Malik
89
Nama :
Alamat :
Email :
Tlp : HP. 085241049992
90
KUESIONER PENELITIAN
B.1. Kebijakan
No Pernyataan Ya Tdk
Kebijakan Manajemen
1. Rumah sakit mempersiapkan kebijakan
2 Ada standar operasional prosedur kewaspadaan universal
precaution
3 Ada kebijakan tentang pengadaan bahan dan alat yang
melibatkan Tim PPI
4 Ada kebijakan tentang penggunaan antibiotik yang rasional)
5 Ada kebijakan tentang pelaksanaan survailans
6 Ada kebijakan pemeliharaan fisik dan sarana yang
melibatkan PPI
7. Ada kebijakan tentang kesehatan karyawan
8. Ada kebijakan tentang KLB
Kebijakan Teknis
9. Rumah sakit menyediakan SOP kebersihan tangan
10. Rumah sakit menyediakan SOP penggunaan alat pelindung
diri (APD)
11. Rumah sakit menyediakan SOP Penggunaan peralatan
perawatan pasien
12. Rumah sakit menyediakan SOP pengendalian lingkungan
13. Rumah sakit menyediakan SOP pemrosesan peralatan
pasien dan penatalaksanaan linen
14. Rumah sakit menyediakan SOP kesehatan karyawan /
perlindungan petugas kesehatan
15. Rumah sakit menyediakan SOP penempatan pasien
16. Rumah sakit menyediakan SOP hygiene respirasi/etika batuk
17. Rumah sakit menyediakan SOP praktek menyuntik yang
aman
18. Rumah sakit menyediakan SOP praktek untuk lumbal punksi
92
B.2 Pengawasan
1. Penjelasan : Berilah tanda (√) pada kolom yang sejawat pilih sesuai
dengan keadaan sebenarnya dengan alternatif jawaban sebagai
berikut : SL (Selalu), apabila pernyataan tersebut selalu dilakukan (tidak
pernah tidak dilakukan)
2. S (Sering), apabila pernyataan tersebut sering dilakukan (jarang tidak
dilakukan)
3. K (Kadang-kadang), apabila pernyataan tersebut kadang-kadang
dilakukan (lebih sering tidak dilakukan)
4. TP (Tidak Pernah), apabila pernyataan tersebut tidak pernah dilakukan
sama sekai
Jawaban
No Pernyataan
SL S K TP
1 Kepalah ruangan mengarahkan anda untuk
dapat bekerja lebih baik
2 Kepala ruangan melakukan supervisi pada
perawat pelaksana dalam tindakan
pencegahan infeksi nosokomial
3 supervise yang dilkukan kepala ruangan
terjadwal
4 Kepala ruangan mengajarkan cara mencuci
tangan
5 Kepala ruangan melakukan evaluasi
terhadap perawat pelaksana tentang cara
cuci tangan
6 Kepala ruangan membimbing perawat
pelaksana yang belum memahami proses
dekontaminasi alat kesehatan
7 Kepala ruangan mengobservasi perawat
pelaksana dalam melakukan dekontaminasi
alat kesehatan
8 Kepala ruangan membiarkan perawat
pelaksana melakukan tindakan yang tidak
sesuai dengan prosedur
B.3. Pengetahuan
Penjelasan : Berilah tanda cek (√) pada salah satu kotak jawaban yang anda anggap
benar !
Jawaban
No Pernyataan
B S
. Tindakan-tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi:
2. Kewaspadaan standar diterapkan pada semua klien dan
pasien/orang yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Petugas kesehatan harus mencuci tangan atau menggunakan
handrub alcohol setelah kontak dengan setiap pasien atau bahan
menular dan setelah melepaskan sarung tangan
4. Pemakaian sarung tangan bukan menggantikan kebutuhan
mencuci tangan
5. Tidak mengganti sarung tangan setelah kontak antar pasien
merupakan risiko penyebaran infeksi
6. Petugas kesehatan harus melepas sarung tangan sebelum
meninggalkan ruangan pasien dan segerah mencuci tangan atau
menggunakan handrub berbasis alkohol
Setiap orang yang berhubungan langsung atau berada dekat
dengan pasien atau memasuki ruangan pasien dengan penyakit
94
B.4. Pelatihan
Penjelasan : Berikan uraian singkat dan jelas untuk pertanyaan berikut ini !
1. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan tentang Pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi nosokomial ?
Ya Tidak
2. Jika “Ya” :
a. Pelatihan dilaksanakan oleh :
Dinas Kesehatan
Rumah sakit
Lain-lain ……………
Dilakukan
No Tindakan Tida
Ya
k
Dilakukan
No Tindakan Tid
Ya
ak
3 Car Kerja
a. Mencuci tangan
1. Daftar tilik bahan dan alat untuk pelaksanaan pencegahan infeksi (Depkes,
2008) :
Perse
Bahan dan Alat untuk diaan
N Jumlah Keteranga
Tindakan pencegahan dan di
o kebutuhan n
pengendalian infeksi ruang
an
pemakaian
TT x 15 cc
1 Wastafel
4 Sterilisator
102
N
Pertanyaan Y T K Alasan
o
baik?
Kode Responden :
Ruang Perawatan :
Tindakan yang dilakukan :
Hari/Tanggal/Waktu :
No Tidak Kadang-
Penampilan Kerja Dilakukan
Dilakukan kadang
Mencuci tangan
1 sebelum
melakukan
tindakan
2 Menggunakan alat
pelindung diri saat
melakukan
tindakan
3 Mempertahankan
prinsip steril saat
melakukan
tindakan
4 Melakukan
dekontaminasi alat
5 Mengelola sampah
medis sesuai
105
dengan jenisnya
6 Mencuci tangan
setelah melakukan
tindakan
:
106
DAFTAR PUSTAKA
Melo, Souza, S., Tipple, Neves, & Pereira. 20123. Nurses’ understanding
of standard precautions at a public hospital in Goiania - GO,
Brazil. Rev Latino-am Enfermagem 2006 setembro-outubro;
14(5):720-7.
Mireya, (U.A., Marti, P.O., Xavier, K.V., Cristina, L.O., Miguel, M.M.&
Magda,C.M ( 2014). Nosocomial infection pediatric and
neonatal intensive care unit. Journal of infection,54,212-220
Stein AD, Makarawo TP, Ahmad MF. 2008 A Survey of Doctors' and
Nurses' Knowledge, Attitudes And Compliance with Infection
Control Guidelines in Birmingham Teaching Hospitals.
Yassi, A., Lockhart, K., Corps, R., Kerr, M., Corbiere, M., & Bryce, E.A.,
et al. 2014. Determinants of healthcare workers’ compliance
with infection control procedures. Healthcare Quarterly. 10(1),
44-52
Yosep Iyus (2016), Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat dalam sudut
pandang etik EGC Jakarta.