Abstrak
Kecemasan merupakan salah satu distres psikologis ketika anak dirawat di rumah sakit.
Terapi bermain dapat diberikan untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satu terapi
bermain yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak usia pra sekolah adalah
kegiatan origami. Penelitian membuktikan kegiatan origami dapat menurunkan tingkat
kecemasaan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi, namun masih diperlukan
pembuktian selanjutnya dengan menambahkan jumlah sampel dan dengan uji statistik yang
berbeda. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh terapi bermain origami untuk
menurunkan kecemasan pada anak usia pra sekolah. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan rancangan one group pretes-post test yang
dilakukan di dua rumah sakit daerah di Jawa Tengah. Sampel penelitian ini adalah pasien
anak usia pra sekolah sebanyak 70 orang yang mengalami kecemasan dan baru pertama
kali dirawat di rumah sakit. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive
sampling. Kecemasan anak diukur sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain origami
menggunakan Preschool Anxiety Scale (PAS). Data dianalisis dengan menggunakan uji
alternatif Wilcoxon dengan hasil p value < 0,001. Disimpulkan bahwa terapi bermain
origami dapat menurunkan kecemasan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi.
Perawat dapat menerapkan terapi bermain origami pada anak usia pra sekolah yang
mengalami kecemasan saat dirawat di rumah sakit dengan melibatkan orang tua. Penelitian
selanjutnya dapat mengukur keefektifan terapi bermain origami untuk menurunkan
kecemasan dengan kelompok kontrol dan dengan jumlah sampel yang lebih banyak.
Kata kunci: anak usia pra sekolah; terapi bermain; hospitalisasi; kecemasan; origami
kecemasan pada anak usia pra sekolah fantasi anak dapat mendukung
seperti menolak makan, mengalami kreativitas anak. Penelitian(Setiawati,
sulit tidur, terus bertanya kapan orang 2019) pada siswa PAUD di Cimahi
mereka akan datang, atau menarik diri Tengah membuktikan bahwa origami
dari orang lain (Hockenberry & mampu meningkatkan kemampuan
Wilson, 2015) berkreasi anak. Selain itu, origami
Untuk mengatasi kecemasan anak juga mampu meningkatkan
tersebut, anak dapat diikutkan dalam kemampuan motorik halus anak usia
terapi bermain. Sebuah literatur review pra sekolah, seperti yang telah
yang dilakukan oleh Koukourikos, dibuktikan oleh Widayati,
Tzeha, Pantelidou, & Tsaloglidou Simatupang, & Sari (2019) pada
(2015) menyimpulkan bahwa bermain penelitiannya pada anak PAUD di
dapat mengurangi emosi negatif pada Indonesia.
anak yang sedang dirawat di rumah Oleh karenanya origami menjadi
sakit. Sementara itu, penelitian pilihan kegiatan bermain untuk anak
selanjutnya yang dilakukan di Tamil usia pra sekolah yang dirawat di
Naidu mendukung literatur review rumah sakit untuk mengurangi
tersebut dengan membuktikan bahwa kecemasan mereka dan penelitian
bermain memiliki pengaruh yang membuktikan origami dapat
signifikan untuk mengurangi menurunkan kecemasan anak usia pra
kecemasan anak (Davidson, Satchi, & sekolah ketika menjalani perawatan di
Venkatesan, 2017). Bermain juga rumah sakit (Mathew & H, 2018; Al-
dapat dilakukan sebagai persiapan ihsan, Santi, & Setyowati, 2018;
perawatan. Sebelum masuk di ruang Juwita, 2019; Kodiriya, Munir,
perawatan, anak diajak bermain di Kholisotin, Fauzi, & Wahid, 2019).
ruang admisi. Kegiatan ini terbukti Di suatu rumah sakit umum
efektif menurunkan kecemasan pada daerah di Jawa Tengah terdapat 228
anak di Hamadan, Iran (Sadeghian, anak usia pra sekolah yang dirawat
Seif, Aahmadi nia, & Khalili, 2019). dalam tiga bulan terakhir. Sebagai
Kegiatan bermain memiliki dampak perawatan tersebut, anak-anak
berbagai variasi. Salah satu kegiatan rentan mengalami kecemasan.
bermain yang sesuai dengan Kegiatan bermain origami yang
perkembangan anak usia pra sekolah terbukti efektif menurunkan
adalah kegiatan melipat kertas atau kecemasan dapat diterapkan di rumah
yang biasa disebut sebagai origami. sakit ini. Namun, diperlukan pengujian
Sebuah literatur review menyebutkan kembali untuk keefektifan tersebut
bahwa origami telah menjadi kegiatan dengan menambahkan sampel
keterampilan bagi 97% anak pra (Mathew & H, 2018). Selanjutnya,
sekolah di Jepang dan praktik ini telah Kodiriya et al. (2019) telah melakukan
dilakukan lebih dari 140 tahun menambahkan sampel namun dengan
(Nishida, 2019). Origami menjadi pengukuran kecemasan yang berbeda
pilihan kegiatan bagi anak pra sekolah dengan menggunakan HARS dan
karena pada usia ini, anak berada pada analisis ANOVA test. Oleh karena itu,
tahap perkembangan bermain sosial diperlukan pengujian kembali dengan
dan fantasi. Kegiatan origami dapat menambahkan jumlah sampel dan
memenuhi tugas perkembangan fantasi menggunakan uji statistik yang
pada anak (Jones, 2018). Selanjutnya, berbeda dari yang telah dilakukan