Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat

Prosedur Injeksi Pada Anak Prasekolah

Lilis Fatmawati, Yuanita Syaiful, Diyah Ratnawati


Universitas Gresik, lilisfatmawati13@gmail.com

Abstrak
Anak usia prasekolah menganggap sakit adalah sesuatu hal yang menakutkan. Anak
mempunyai keterbatasan dalam mekanisme koping mengatasi krisis tersebut. Intervensi
audiovisual menonton film kartun merupakan teknik distraksi untuk menurunkan
kecemasan pada anak. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh audiovisual
menonton film kartun terhadap tingkat kecemasan saat prosedur injeksi pada anak
prasekolah. Penelitian ini Pre-experimental dengan jenis pretest and posttest one group
design. Pengambilan data dengan mengunakan teknik purposive sampling pada 28
responden. Variabel independen audiovisual menonton film kartun, sedangkan variabel
dependen tingkat kecemasan. Instrumen yang digunakan SOP dan skala kecemasan
HAR-S. Uji statistik menggunakan uji Paired Sample T-Test, dengan signifikasi p< 0,05.
Hasil analisis statistik didapatkan nilai sig (p = 0.001, t = 11,71) yang berarti ada
pengaruh audiovisual menonton film kartun terhadap tingkat kecemasan saat prosedur
injeksi pada anak prasekolah. Diharapkan intervensi audiovisual menonton film kartun
dapat diterapkan sebagai salah satu intervensi keperawatan untuk menurunkan kecemasan
saat prosedur injeksi pada anak prasekolah.
Kata kunci : Anak Prasekolah, Audiovisual, Kecemasan, Prosedur Injeksi

Abstract
Among preschoolers, illness is a scary thing. Children have limitations in coping
mechanisms to overcome the crisis. Audiovisual intervention in watching cartoons is a
distraction technique to reduce anxiety in children. The purpose of the study was to
analyze the effect of audiovisual cartoon movie on anxiety levels during injection
procedures in preschool children. The design of this study was using Pre-experimental
pretest and posttest one group design. The research collecting the data using purposive
sampling technique on 28 respondents. Independent variable audiovisual watching
cartoons, while dependent variable is anxiety level. The instrument used is SOP and
HAR-S anxiety scale. Statistical tests using the Paired Sample T-Test, with significance p
<0.05. From the results of the statistical analysis, the sig value was obtained (p = 0.001,
t=11.71) which means an audiovisual intervention by on watching cartoons movie was
effective to reduce anxiety levels during the injection procedure in preschool children.
We suggest that audiovisual intervention by watching cartoons movie can be applied as
one of the nursing interventions to reduce anxiety during injection procedures in
preschool children.
Keywords: Anxiety, Audiovisual, Injection Procedure, Preschool Children

PENDAHULUAN dipengaruhi dengan segala macam hal


Anak-anak adalah suatu awal kehidupan yang baru. Anak prasekolah memiliki
untuk masa-masa berikutnya (Nursalam, ketrampilan verbal dan perkembangan
2013). Anak prasekolah (3-6 tahun) menjadi lebih baik untuk beradaptasi di
merupakan masa yang menyenangkan, berbagai situasi, tetapi penyakit dan

15
16 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol.
Lilis
12,Fatmawati,
No. 2, Agustus
Yuanita
2019,Syaiful,
Hal. 15-Diyah Ratnawati
16
Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada
hospitalisasi bisa menyebabkan stress. (James, 2010 dalam Saputro H dan Intan
Tetapi kenyataaannya tidak semua anak Fazrin, 2017). Di Indonesia sendiri jumlah
mengalami masa-masa menyenangkan, anak yang dirawat pada tahun 2014
anak juga mengalami sakit yang sebanyak 15,26% (Susenas, 2014). Anak
mengharuskan mereka dirawat di rumah usia prasekolah, anak usia sekolah
sakit (Utami, 2014). Sakit dan merupakan usia rentan terhadap penyakit,
hospitalisasi terjadi pada anak bisa sehingga banyak anak usia tersebut harus
mengakibatkan stress dan kecemasan dirawat di rumah sakit, serta menyebabkan
disemua tingkat usia. Penyebab kecemasan populasi anak yang dirawat di rumah sakit
dipengaruhi oleh banyak faktor, dari mengalami peningkatan sangat dramatis
petugas rumah sakit (dokter, perawat, serta (Wong, 2009).
tenaga kesehatan lainnya), lingkungan Miller (2002) kecemasan anak saat
baru, reaksi keluarga yang mendampingi menjalani hospitalisasi berkisar 10%
anak selama perawatan (Nursalam, dkk, mengalami kecemasan ringan, itu
2013). Seringkali mereka harus menjalani berlanjut, sekitar 2% mengalami kece-
intervensi medis atau tindakan invasive masan berat. Penelitian dilakukan untuk
yang dapat menimbulkan ketakutan pada melihat respon hospitalisasi terjadi anak
anak seperti prosedur injeksi, pengambilan usia 3-12 tahun didapatkan bahwa 77%
atau tes sampel darah, operasi, medikasi anak mengatakan nyeri serta takut saat
dan intervensi keperawatan lainnya. dilakukan pengambilan darah, 63% anak
WHO (2012) bahwa 3-10 % anak mengalami kekakuan otot, 63% anak
dirawat di Amerika Serikat baik anak usia menangis sampai berteriak (Burnsnader,
toddler, prasekolah ataupun anak usia 2014 dalam Carla, 2017). Diperkirakan 35
sekolah, di Jerman sekitar 3 - 7% anak per 100 anak menjalani hospitalisasi 45%
toddler dan 5 - 10% anak prasekolah yang diantaranya mengalami kecemasan saat
menjalani hospitalisasi (Purwandari, 2013 menjalani perawatan di Rumah Sakit
dalam Carla, 2017). UNICEF jumlah anak (Depkes, 2010 dalam Widiatmoko, 2018).
usia prasekolah di 3 negara terbesar dunia Berdasarkan data dari Badan Pusat
mencapai 148 juta, 958 anak dengan Statistik (BPS) Jawa Timur dapat
insiden anak yang dirawat di rumah sakit dijelaskan bahwa anak usia prasekolah dari
57 juta anak setiap tahunnya dimana 75% tahun ke tahun semakin meningkat, data
mengalami trauma berupa ketakutan dan tahun 2013 menunjukkan jumlah anak usia
kecemasan saat menjalani perawatan prasekolah yang ada di Jawa Timur
17 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol.
Lilis
12,Fatmawati,
No. 2, Agustus
Yuanita
2019,Syaiful,
Hal. 15-Diyah Ratnawati
17
Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada

2.485.218 dengan angka kesakitan Anak usia prasekolah menganggap sakit


1.475.197, mengalami kecemasan saat adalah sesuatu hal yang menakutkan,
menjalani perawatan akibat sakitnya kehilangan lingkungan yang aman dan
sebanyak 85% (Dinkes Propinsi Jawa penuh kasih sayang, serta tidak
Timur, 2014 dalam Saputro H dan Intan menyenangkan (Supartini, 2014). Asuhan
Fazrin, 2017). Data yang di Rumah Sakit keperawatan pada anak biasanya
Semen Gresik tahun 2017 terdapat 3043 memerlukan tindakan invasif seperti
anak yang dirawat, diantaranya 758 anak injeksi atau pemasangan infus, hal ini
usia prasekolah. Pada bulan Januari - April merupakan stresor kuat yang dapat
2018 terdapat 1173 anak yang dirawat, membuat anak mengalami kecemasan.
terdapat 262 anak usia prasekolah. Perawat biasanya akan menjelaskan
Data tingkat kecemasan anak yang prosedur ini kepada orangtua dan
diukur dengan menggunakan kuisioner melakukan komunikasi terapeutik kepada
Hamilton Rating Scala for Anxiety (HRS- anak sebelum melakukan prosedur
A) yang dilakukan pada tanggal 21 - 27 tersebut, kondisi ini juga membuat anak
Mei 2018 di Rumah Sakit Semen Gresik menjadi panik dan biasanya melakukan
terdapat 10 anak usia prasekolah (3-5 th) perlawanan atau menolak untuk dilakukan
yang dirawat dan dilakukan tindakan posedur pemasangan infus atau injeksi
pemberian injeksi, terdapat 3 (30%) anak obat, yang biasanya akan memaksa petugas
mengalami kecemasan sedang, 5 (50%) kesehatan untuk sedikit melakukan
mengalami kecemasan berat, sedangkan 2 paksaan kepada anak yang mengakibatkan
(20%) anak mengalami kecemasan ringan, timbulnya trauma pada anak. Reaksi anak
dari data tersebut menunjukkan anak yang terhadap tindakan invasive ini ditunjukkan
mengalami kecemasan berat di ruang anak dengan agresi fisik dan verbal
rawat inap Rumah Sakit Semen Gresik (Hockenberry, Wilson & Winkelstein,
masih cukup banyak. Selama ini perawat 2008).
maupun tenaga kesehatan lainnya hanya Oleh karena itu anak seringkali
menggunakan teknik komunikasi langsung menunjukkan perilaku tidak kooperatif
(direct) berupa instruksi sederhana maupun seperti sering menangis, marah-marah,
modeling. Namun pemberian audiovisual tidak mau makan, rewel, susah tidur,
terhadap tingkat kecemasan saat dilakukan mudah tersinggung, meminta pulang dan
prosedur pemberian injeksi pada anak tidak mau berinteraksi dengan perawat dan
prasekolah belum bisa dijelaskan. seringkali menolak jika akan diberikan
18 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol.
Lilis
12,Fatmawati,
No. 2, Agustus
Yuanita
2019,Syaiful,
Hal. 15-Diyah Ratnawati
18
Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada
pengobatan. Kondisi cemas yang terjadi Audiovisual yang digemari oleh anak-
pada anak akan menghambat dan anak usia prasekolah adalah kartun atau
menyulitkan proses pengobatan yang gambar bergerak, merupakan media yang
berdampak terhadap penyembuhan pada sangat menarik bagi anak-anak terutama
anak sehingga memperpanjang masa rawat anak usia prasekolah yang memiliki daya
dan dapat beresiko terkena komplikasi dari imajinasi tinggi. Anak juga dapat
infeksi nosokomial serta menimbulkan mengeksplorasi perasaan, emosi, dan daya
trauma pada anak. Untuk mengatasi ingat melalui audio visual, audio visual
memburuknya tingkat kecemasan pada juga dapat membantu perawat dalam
anak, seorang perawat dalam memberikan melaksanakan prosedur infus dan injeksi,
intervensi kepada anak harus memudahkan perawat dalam mendistraksi
memperhatikan kebutuhan anak sesuai agar anak kooperatif dalam pelaksanaan
dengan pertumbuhan anaknya. prosedur terapi (Tamsuri, 2007). Cara yang
Beberapa tindakan yang pernah dilakukan yaitu dengan memfokuskan
dilakukan untuk menurunkan tingkat perhatian pada suatu hal yang disukai oleh
kecemasan pada anak antara lain: bermain anak, misalnya menonton film kartun
boneka, bermain clay, bermain puzzle, (Maharezi, 2014 dalam Hapsari 2016).
aktivitas mewarnai, terapi musik, juga Berdasarkan latar belakang di atas, maka
tehnik komunikasi terapeutik, serta tehnik peneliti tertarik melakukan penelitian
pengalihan perhatian (distraksi). tentang pengaruh audiovisual menonton
Kombinasi antara distraksi pendengaran film kartun terhadap tingkat kecemasan
(audio) dan distraksi penglihatan (visual) saat prosedur injeksi pada anak prasekolah.
disebut distraksi audiovisual, yang
digunakan untuk mengalihkan perhatian METODE
pasien terhadap sesuatu yang membuatnya Penelitian ini menggunakan desain pra-
tidak nyaman, cemas atau takut dengan experimental dengan rancang bangun one-
cara menampilkan tayangan favorit berupa grup pra-post test design. Penelitian
gambar-gambar bergerak dan bersuara dilaksanakan pada 5-28 Januari 2019.
ataupun animasi dengan harapan pasien Populasinya adalah seluruh anak usia
asik terhadap tontonannya sehingga prasekolah yang masuk di Ruang Anak
mengabaikan rasa tidak nyaman dan Rumah Sakit Semen Gresik. Pengambilan
menunjukkan respon penerimaan yang sampel menggunakan teknik purposive
baik. sampling, sebanyak 28 responden.
18 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol.
Lilis
12,Fatmawati,
No. 2, Agustus
Yuanita
2019,Syaiful,
Hal. 15-Diyah Ratnawati
19
Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada

Variabel independen (audiovisual menonton film kartun, berupa salah satu


menonton film kartun), Upin Ipin, film kartun anak Upin Ipin, Frozen the
Doraemon dan Frozen The Snow yang snow, Doraemon, sesuai kesediaan pasien.
diputar dengan menggunakan tablet phone. Pemberian intervensi film kartun tersebut
Variabel dependen (tingkat kecemasan). diberikan minimal 10 menit. Sedangkan
Intervensi menonton film kartun diberikan prosedur injeksi diberikan durante
selama minimal 10 menit, sedangkan menonton film kartun. Dalam memberikan
prosedur injeksi durante menonton film intervensi audiovisual film kartun perawat
kartun. Alat ukur yang digunakan pada juga melibatkan keluarga dan teman
penelitian ini adalah kuesioner HAR-S perawat dalam satu ruang rawat inap
yang merupakan pengukuran kecemasan tersebut, demikian juga dalam proses
didasarkan pada munculnya simptom pada dokumentasi. Peneliti melakukan post test
individu yang mengalami kecemasan. untuk pengambilan data tingkat kecemasan
Prosedur penelitiannya yaitu peneliti akan responden menggunakan ceklis kuesioner
melakukan pre test kepada responden pada kecemasan skala HAR-S yang diisikan oleh
hari kedua rawat inap saat diberikan keluarga/orangtua responden.
prosedur injeksi. Kemudian kuesioner Dalam penelitian ini menggunakan analisa
(tingkat kecemasan HAR-S) diisi oleh univariat dan bivariat menggunakan uji
keluarga berdasarkan hasil observasi saat Paired T-test untuk mengamati ada
itu, pada hari yang sama saat jadwal tidaknya perbedaan dari dua data yang
pemberian injeksi selanjutya, peneliti akan merupakan sebuah sampel tetapi
memberikan intervensi audiovisual mengalami perlakuan yang berbeda.

Tabel 1. Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Intervensi Audiovisual Menonton Film
Kartun Saat Prosedur Injeksi Pada Anak Prasekolah di Ruang Anak Rumah Sakit
Semen Gresik pada tanggal 5-28 Januari 2019
Tingkat Sebelum Interensi Sesudah Intervensi
Kecemasan
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)
Tidak cemas 2 7.1 23 82.1
Ringan 6 21.4 3 10.7
Sedang 2 7.1 1 3.6
Berat 17 60.7 1 3.6
Panik 1 3.6 0 0
Total 28 100.0 28 100.0
Sumber: Data Primer 2019
64
20 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol. 12, No. 2, Agustus 2019, Hal. 15-

Tabel 2. Pengaruh Audiovisual Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada
Anak Prasekolah di Ruang Anak Rumah Sakit Semen Gresik pada tanggal 5-28
Januari 2019
Intervensi Audiovisual Menonton Film Kartun
Tingkat Kecemasan Sebelum intervensi Sesudah intervensi
F % F %
Tidak cemas 2 7.1 23 82.1
Ringan 6 21.4 3 10.7
Sedang 2 7.1 1 3.6
Berat 17 60.7 1 3.6
Panik 1 3.6 0 0.0
Total 28 100.0 28 100.0
Mean 28.67 11.75
Std.Deviation 9.03 5.00
Paired Sample T-Test nilai sig (2-tailed) p = 0.000 t = 11.61
Sumber: Data Primer 2019

PEMBAHASAN diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-6


1. Tingkat Kecemasan Sebelum Inter- tahun) menjalani hospitalisasi dan
vensi Audiovisual Menonton Film mengalami tindakan invasif merupakan
Kartun Saat Prosedur Injeksi Pada suatu keadaan krisis disebabkan karena
Anak Prasekolah adanya perubahan status kesehatan,
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan
hasil penelitian sebelum intervensi atau prosedur yang dapat menimbulkan
audiovisual menonton film kartun saat nyeri dan kehilangan kemandirian pada
prosedur injeksi pada anak prasekolah anak (Wong, 2009). Lingkungan rumah
sebagian besar mengalami kecemasan sakit, petugas kesehatan dan alat-alat yang
berat sebanyak 17 (60.7%). Sama dengan berada di rumah sakit yang baru dilihat
penelitian sebelumnya mengenai pengaruh oleh anak menyebabkan anak menjadi
terapi audiovisual terhadap tingkat takut dan cemas. Penyebab stress dan
kecemasan anak usia prasekolah yang kecemasan pada anak dipengaruhi oleh
dilakukan pemasangan infus sebagian banyak faktor, diantaranya perilaku yang
besar mengalami kecemasan berat 55.6% ditunjukkan petugas kesehatan (dokter,
(Ganda, 2017). perawat dan tenaga kesehatan lainnya),
Kondisi cemas yang terjadi pada anak pengalaman hospitalisasi anak, support
yang menjalani hospitalisasi dan system atau dukungan keluarga yang
mendapatkan tindakan invasif harus mendampingi selama perawatan. Faktor-
mendapat perhatian khusus dan segera faktor tersebut dapat menyebabkan anak
64
21 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol. 12, No. 2, Agustus 2019, Hal. 15-

menjadi semakin stress dan hal ini menggigit, menendang-nendang bahkan


berpengaruh terhadap proses penyembuhan berlari ke luar ruangan.
(Nursalam dkk., 2013). Selain umur, jenis kelamin juga dapat
Peneliti mengambil sampel usia 3-6 mempengaruhi kecemasan dan stress pada
tahun atau rentang perkembangan anak anak, dimana anak perempuan prasekolah
usia prasekolah. Berdasarkan karakteristik yang menjalani hospitalisasi memiliki
responden didapatkan umur responden tingkat kecemasan yang lebih tinggi
adalah anak usia 3-4 tahun sebanyak 46%, dibandingkan laki-laki. Distribusi dalam
usia 4,1-5 tahun 25%, usia 5,1-6 tahun penelitian ini didapatkan 57% responden
29%, dan usia 6 tahun 23%. Pengumpulan adalah perempuan. Demikian juga dalam
data penelitian yang dilakukan anak yang penelitian (Stubbe, 2008 dalam
berada pada usia 3 tahun memiliki tingkat Apriliawati, 2011) menyebutkan bahwa
kecemasan yang tinggi. Menurut Lau anak perempuan yang menjalani
(2002) dalam Apriliawati (2011) anak usia hospitalisasi memiliki kecemasan yang
infant, toodler, preschool lebih me- lebih tinggi dibandingkan dengan anak
mungkinkan mengalami stress akibat laki-laki.
perpisahan karena kemampuan kognitif Pengalaman hopitalisasi pada anak akan
anak yang masih terbatas untuk memahami mempengaruhi kecemasan yang dialami
hospitalisasi. oleh anak. Sebagaimana yang dijelaskan
Beberapa penelitian menyatakan bahwa oleh Tsai (2007) dalam Apriliawati (2011)
semakin muda usia anak, kecemasan anak yang memiliki pengalaman menjalani
hospitalisasi akan semakin tinggi (Mahat hospitalisasi memiliki kecemasan lebih
& Scoloveno, 2003). Menurut Utami rendah dibanding anak yang belum
(2014), anak merupakan populasi yang memiliki pengalaman hospitalisasi. Namun
sangat rentan terutama saat menghadapi dalam penelitian ini didominasi oleh anak
situasi yang membuat stress. Hal ini yang sebelumnya pernah dirawat di rumah
dikarenakan kondisi koping yang sakit sebanyak 18 anak (64%). Hal ini
digunakan oleh orang dewasa belum dimungkinkan terkait dengan tindakan atau
berkembang sempurna pada anak-anak. prosedur medis yang pernah didapat
Anak usia prasekolah menerima keadaaan sebelumnya mungkin menyebabkan
masuk rumah sakit dengan rasa ketakutan. trauma walaupun anak pernah dirawat
Jika anak sangat ketakutan dapat tetapi memiliki pengalaman tidak
menampilkan perilaku agresif, dari menyenangkan sehingga anak tetap
65 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol.
Lilis
12,Fatmawati,
No. 2, Agustus
Yuanita
2019,Syaiful,
Hal. 15-Diyah Ratnawati
65
Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada

mengalami kecemasan. Hal ini sesuai dengan marah, dan berontak. Demikian
dengan penelitian yang menyatakan bahwa pula disebutkan oleh Stuart (2009) anak
pengalaman hospitalisasi tidak yang dirawat di rumah sakit dengan
berpengaruh terhadap tingkat kecemasan kecemasan yang tinggi memiliki
anak (Stubbe, 2008 dalam Apriliawati, kecenderungan menjadi hiperaktif dan
2011). tidak kooperatif terhadap petugas
Berdasarkan teori dan hasil penelitian kesehatan serta menimbulkan gangguan
yang didapat, terdapat keselarasan dimana psikologik berupa perubahan perilaku
terdapat beberapa faktor yang dapat seperti gelisah, menangis, dan
mempengaruhi tingkat kecemasan pada memberontak.
anak. Pada anak usia prasekolah penyebab 2. Tingkat Kecemasan Sesudah Intervensi
kecemasan berkaitan dengan umur, Audiovisual Menonton Film Kartun
pengalaman dirawat sebelumnya, yang Saat Prosedur Injeksi Pada Anak
dapat menuyebabkan tinggi atau rendahnya Prasekolah
tingkat kecemasannya. Tingkat kecemasan Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa
saat prosedur injeksi sebelum intervensi hasil penelitian sesudah dilakukan
audovisual sebagian besar mengalami audiovisual menonton film kartun saat
kecemasan berat 17 responden (60.7%), prosedur injeksi pada anak prasekolah,
dan didapatkan rata-rata skor tertinggi hampir seluruhnya tidak mengalami
pada gejala menangis, merengek, berteriak kecemasan yaitu sebanyak 23 (82.1%).
dan memberontak. Hal ini selaras dengan Penelitian ini sesuai dengan
teori Supartini (2014) dimana anak usia Wahyuningrum (2015) dalam pengaruh
prasekolah menganggap sakit adalah cerita melalui audiovisual terhadap tingkat
sesuatu hal yang menakutkan, kehilangan kecemasan anak usia prasekolah yang
lingkungan yang aman dan penuh kasih mengalami hospitalisasi setelah dilakukan
sayang, serta tidak menyenangkan. Anak intervensi sebagian besar mengalami
menganggap tindakan dan prosedur rumah kecemasan dengan kategori ringan
sakit menyebabkan rasa sakit dan luka di (59.1%). Penelitian Patma (2017) dalam
tubuhnya. penelitiannya tingkat kecemasan setelah
Ketakutan anak muncul karena anak diberikan terapi audiovisual pada pasien
menganggap tindakan dan prosedurnya yang dilakukan pemasangan infus,
mengancam intregitas tubuhnya. Oleh sebagian besar mengalami kecemasan
karena itu, menimbulkan reaksi agresif ringan yaitu 6 responden (66.7%).
66 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol.
Lilis
12,Fatmawati,
No. 2, Agustus
Yuanita
2019,Syaiful,
Hal. 15-Diyah Ratnawati
66
Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada
Demikian pula dalam penelitian ini serta dapat mengekspresikan perasaannya
setelah intervensi audiovisual menonton (Koller dan Goldman, 2012, dalam Patma,
film kartun saat prosedur injeksi pada anak 2017).
prasekolah, masih didapatkan nilai rata- Anak-anak menyukai unsur-unsur
rata ketakutan pada skor tertinggi yaitu, seperti gambar, warna, cerita pada film
takut diinjeksi dan takut pada orang kartun animasi. Unsur-unsur seperti
asing/perawat. Hal ini selaras dengan teori gambar, warna dan cerita dan emosi
yang dikemukakan Kozlowski dkk., (senang, sedih, seru, bersemangat) yang
(2013), salah satu kecemasan yang terdapat pada film kartun merupakan unsur
dirasakan oleh pasien anak ketika harus otak kanan dan suara yang timbul dari film
mendapatkan perawatan di rumah sakit tersebut merupakan unsur otak kiri. Unsur
adalah tindakan invasif, seperti pemberian grafis pada sajian anak prasekolah adalah
obat injeksi yang dilakukan oleh tim unsur yang paling penting karena pada
kesehatan. Tindakan invasif pemberian anak prasekolah unsur lisan dan audio
obat injeksi, baik menyakitkan atau tidak hanya mendapatkan perhatian sebesar 2%
merupakan suatu ancaman bagi anak usia dan 98% sisanya diporsikan pada unsur
prasekolah karena mereka menganggap visual statis (Evans dkk., 2008 dalam
tindakan invasif merupakan sumber Wahyuningrum, 2015). Sehingga dengan
kerusakan terhadap integritas tubuhnya. menonton film kartun animasi seperti Upin
Mott (2005) lingkungan rumah sakit yang Ipin, Doraemon ataupun Frozen the Snow,
dianggap asing oleh anak akan otak kanan dan otak kiri anak pada saat
meningkatkan kecemasan anak pada saat bersamaan digunakan dua-duanya secara
dirawat di rumah sakit (Apriliawati, 2011). seimbang dan anak fokus pada film kartun
Kondisi cemas yang terjadi pada anak (Wahyuningrum, 2015).
yang menjalani hospitalisasi dan Dengan memberikan sajian interaktif
mendapatkan tindakan invasif harus visual (gambar statis) dan video (gambar
mendapat perhatian khusus dan segera dinamis) maka konsentrasi anak terhadap
diatasi (Wong, 2009). Intervensi audiovisual yang dilihat akan meningkat.
audiovisual menonton film kartun adalah Sehingga audiovisual menonton film
sebuah proses yang akan membentuk kartun dapat memudahkan anak untuk
imajinasi pada anak, memberikan mendapatkan pembelajaran dengan basis
kesempatan pada anak untuk lebih yang menyenangkan. Sehingga peman-
menangkap informasi, edukasi dan hiburan faatan audiovisual dapat membantu dan
67 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol.
Lilis
12,Fatmawati,
No. 2, Agustus
Yuanita
2019,Syaiful,
Hal. 15-Diyah Ratnawati
67
Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada

memudahkan perawat dalam mendistraksi kognitif kecemasan yang menyebutkan


agar anak kooperatif dalam pelaksanaan bahwa respon yang berbeda pada tiap
prosedur injeksi (Taufik, 2007). individu antara lain dipengaruhi oleh
3. Pengaruh Audiovisual Terhadap adanya kelemahan dalam berbagai proses
Tingkat Kecemasan Saat Prosedur informasi (Blackburn, 1990, dalam Juanita,
Injeksi Pada Anak Prasekolah 2017. Namun masih didapatkan 1 respon-
Hasil uji analisa Paired T Tes untuk den mengalami kecemasan berat sesudah
mengetahui Pengaruh Audiovisual intervensi audiovisual menonton film
Menonton Film KartunTerhadap Tingkat kartun, meskipun responden kooperatif
Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada saat diberikan intervensi audiovisual
Anak Prasekolah, pada penelitian ini menonton film kartun, dan masih
didapatkan hasil sig (2-tailed) p = 0.000, menunjukkan rasa takut saat akan
p< 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima diinjeksi, takut pada perawat, gelisah,
yang berarti ada pengaruh audiovisual tegang, menangis, berteriak dan
menonton film kartun terhadap tingkat memberontak hingga menunjukkan muka
kecemasan saat prosedur injeksi pada anak merah dan penurunan nafsu makan. Hal ini
prasekolah di Ruang Anak Rumah Sakit dimungkinkan karena pasien mempunyai
Semen Gresik. Hasil penelitian ini sejalan riwayat sudah pernah dirawat dua kali
pada penelitian Wahyuningrum (2015), sebelumnya, sehingga pernah mempunyai
bahwa pemberian cerita melalui pengalaman yang masih menjadi sumber
audiovisual efektif dalam menurunkan kecemasan baginya, diantaranya penga-
tingkat kecemasan pada anak usia laman mendapatkan prosedur injeksi serta
prasekolah yang mengalami hospitalisasi. pemasangan infus.
Berdasarkan tabel 3 tingkat kecemasan Apabila anak mengalami kecemasan
anak sesudah diberikan audiovisual tinggi saat dilakukan tindakan invasif,
menonton film kartun saat prosedur injeksi kemungkinan besar tindakan yang
pada anak prasekolah hampir seluruhnya dilakukan menjadi tidak maksimal dan
tidak mengalami kecemasan, yaitu tidak jarang harus mengulangi beberapa
sebanyak 23 responden (82,1%). Tingkat kali sehingga akan menghambat proses
kecemasan yang berbeda pada tiap anak penyembuhan anak. Kondisi ini memper-
disebabkan pula karena respon setiap sulit perawat dalam melakukan tindakan
manusia terhadap stressor memang keperawatan (Supartini, 2014). Perlu
berbeda. Hal ini sesuai dengan model adanya upaya dalam menurunkan tingkat
68 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol.
Lilis
12,Fatmawati,
No. 2, Agustus
Yuanita
2019,Syaiful,
Hal. 15-Diyah Ratnawati
68
Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada
kecemasan terutama saat prosedur injeksi, walaupun anak masih tetap harus di
diantaranya dengan distraksi audiovisual dampingi dan tetap dekat dengan
(Tamsuri, 2007). orangtuanya. Hasil uji analisis statistik
Koller dan Goldman (2012) dalam didapatkan adanya perbedaan tingkat
studinya menyatakan bahwa pemberian kecemasan pada pre test dan post test pada
cerita melalui audiovisual guna menurun- anak yang diberikan audiovisual menonton
kan kecemasan termasuk teknik distraksi film kartun saat prosedur injeksi. Ini
kecemasan dengan teknik audiovisual. berarti bahwa ada pengaruh audiovisual
Perhatian anak yang terfokus kepada cerita menonton film kartun dalam menurunkan
audiovisual yang disimaknya mendis- tingkat kecemasan saat prosedur injeksi
traksikan atau mengalihkan persepsi pada anak prasekolah, baik secara
kecemasan anak dalam korteks serebral. subyekstif maupun obyektif. Hal tersebut
Dengan intervensi audiovisual menonton sesuai dengan teori bahwa salah satu cara
film kartun akan memberikan rangsangan yang dapat dilakukan untuk pengendalian
distraksi berupa visual, auditory dan kecemasan adalah tehnik distraksi
tactile. Perasaan aman dan nyaman yang audiovisual untuk mengalihkan perhatian
dirasakan anak akan merangsang tubuh anak (Tamsuri, 2007, dalam Agustina
untuk mengeluarkan hormon endorphine. 2015). Perhatian anak menjadi teralihkan
Melalui pemberian audiosivisual pada film kartun yang disukai anak, yang
menonton film kartun yang diberikan oleh menyebabkan anak tidak lagi memikirkan
perawat diharapkan dapat membantu anak prosedur injeksi, anak menjadi rileks dan
dalam mengatasi permasalahan dengan nyaman sehingga menurun kecemasannya.
meminta mereka ikut terlibat tentang
kegiatan atau tindakan injeksi yang KESIMPULAN
diberikan oleh petugas sehingga dapat Sebelum diberi intervensi sebagian
membantu membangun pikiran dan responden memiliki kecemasan berat,
kemungkinan dapat menyelesaikan sedangkan sesudah diberi intervensi
masalah yang berhubungan dengan hampir seluruh responden tidak mengalami
penyakit, perpisahan selama dirawat, kecemasan. Sehingga Ada pengaruh
kecacatan dan keterasingan. Hal ini terlihat pemberian audiovisual menonton film
pada saat penelitian anak menjadi fokus kartun terhadap penurunan tingkat
dengan tayangan audiovisual menonton kecemasan saat prosedur injeksi pada anak
film kartun dibandingkan prosedur injeksi, prasekolah.
69 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol.
Lilis
12,Fatmawati,
No. 2, Agustus
Yuanita
2019,Syaiful,
Hal. 15-Diyah Ratnawati
69
Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada

DAFTAR PUSTAKA Fakultas Keperawatan Universitas


Agustina, H, (2015). Pengaruh Distraksi Sumatera Utara Medan Indonesia.
Audiovisual Terhadap Respon Hapsari, AY. (2016). Pengaruh Distraksi
Penerimaan Injeksi Intravena Pada Video film Kartun Terhadap
Anak Prasekolah di RSD Kalisat Kecemasan Anak Usia 6-8 Tahun
Jember. Skripsi PSIK FIK Universitas Selama Tindakan Dental di RS Tk IV
Muhammadiyah Jember Indonesia. 04.07.02 Slamet Riyadi Surakarta.
Apriliawati, A. (2011). Pengaruh Publikasi Ilmiah Program Studi
Biblioterapi Terhadap Tingkat Pendidikan Dokter Gigi FK Gigi
Kecemasan Anak Usia Sekolah Yang Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Menjalani Hospitalisasi di Rumah Sakit Hartini, Sri. (2014). Pengaruh Biblioterapi
Islam Jakarta. Tesis Pogram Magister Dengan Buku Cerita Bergambar
Ilmu Keperawatan Anak Universitas Terhadap Tingkat Kecemasan Pada
Indonesia Depok. Anak Prasekolah Saat Pemasangan
Ardiyanto, Kurniawan. (2011). Hubungan Infus di RS Telogorejo Semarang.
Dukungan Sosial Terhadap Kecemasan Skripsi PSIK STIKES Telogorejo
Keluarga Pasien di Ruang HND RSUP Semarang.
Dr. Kariadi Semarang. Skripsi PSIK Journal/index.php/ilmukeperawatan/ari
FIK Universitas Muhammadiyah cle/view/290/314
Semarang. Hawari, D. (2008). Menajemen Stres
Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Cemas Dan Depresi. Fakultas
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis, Kedokteran Universitas Indonesia:
Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta.
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Hidayat, Aziz Aimul.(2008), Pengantar
Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Klien. Jakarta: Salemba Medika. Medika.
Bossert. (1994) Factor influencing the Hockenberry, MarilynJ.,& Wilson, David
coping of hospitalization school- age (2011). Wong’s Clinical Manual of
children. Journal of Pediatric Nursing. Pediatric Nursing 7th Ed.USA: Mosby
Elseiver
9 (5): 299-306
Jainar, Rahmatika. (2016). Perbandingan
Coyne, I. (2006). Children’s experiences of
Efektifitas Menonton Film Dengan
hospitalization. Journal of Child
Terapi Bermain Terhadap Penurunan
Health, 10 (4): 326-336
Kecemasan Anak Umur 6-8 Tahun
Dimyati dan Mudjiono (2006). Belajar dan Selama Perawatan Gigi. Skripsi S1
Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Pendidikan Dokter Gigi Fakultas
Cipta, h .78 Kedokteran Gigi Universitas
Fosson, Abe., Martin, Judi. & Haley, John. Muhammadiyah Surakarta.
(2010). Anxiety Among Hospitalized Juanita, Farida. (2017). Teknik Distraksi
Latency-Age Children. Journal of Audiovisual Menurunkan Tingkat
Developmental & Behavioral Pediatric, Kecemasan Anak Usia Sekolah Yang
11(6), 28-339 Menjalani Sirkumsisi. Jurnal Ners. Vol
Hanum, SA. (2015). Pengaruh 2. No 2 (2007).
Biblioterapi Terhadap Kecemasan Anak http://dx.doi.org/10.20473/jn.v2i2.4962.
Usia Sekolah yang di Rawat Inap di Kautsar, F., Dayal, G & Fuad, A. (2015).
RSUD Dr. Pirngadi Medan. Skripsi Uji Validitas dan Reliabilitas Hamilton
70 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol.
Lilis
12,Fatmawati,
No. 2, Agustus
Yuanita
2019,Syaiful,
Hal. 15-Diyah Ratnawati
70
Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada
Anxiety Rating Scale Terhadap ISSN 2541-464X. e-mail:
Kecemasan dan Produktivitas Pekerja tina.kenny@yahoo.co.i
Visual Inspection PT. Widatra Bhakti.
Kurniawan, Ardiyanto. (2011). Hubungan
Seminar Nasional Teknologi 2015
dukungan sosial terhadap kecemasan
Institut Teknologi Nasional Malang
keluarga pasien di ruang HND RSUP
ISSN: 2407– 7534.
Dr. Kariadi Semarang. Skripsi PSIK
email:kautsar_fuad@yahoo.co.id.dayal_
Fakultas Kesehatan Universitas
gustopo@yahoo.co.id,fuadachmadi@g
Muhammadiyah Semarang.
mail.com. Diakses 6 Agustud 2018.
Kyle, Terry dan Susan Carman. (2016).
Kirkpatrick, T., & Tobias, K. (2013).
Buku Ajar Keperawatan Pediatri.
Pediatric age specific: self learning
Jakarta: EGC.
module. Dari
http://hr.uclahealth.org/workfiles/AgeS Latifah, ON. (2014). Hubungan
pecificSLM-Peds.pdf. Diperoleh pada Komunikasi Terapeutik Perawat dengan
tanggal 28 Mei. Tingkat Kecemasan Anak Usia
Koller dan Goldman, 2012. Pediatric Prasekolah Di RSUD Panembahan
Psychosocial Oncology: Textbook for Senopati Bantul. Skripsi PSIK Sekolah
Multidisciplinary Care, USA: Springer Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad
Yani, Yogyakarta.
Kusumadewi, Sri. (2008). Aplikasi Fuzzy
Total Integral Pada Hamilton Anxiety Lemos, I. C. S., Silva, L. G. D.,
Rating Scale (HAR-S). Jurusan Teknik Delmondes, G. D. A., Brasil, A. X.,
Informatika, Universitas Islam Santos, P. L. F., Gomes, E., Silva, K. V.
Indonesia, Yogyakarta Jl. Kaliurang K, L. G. D., Oliveira, D. D., Oliveira, J. D.
14,5 Yogyakarta. Seminar Nasional D., Fernandes, G. P., & Kerntopf, M. R.
Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (2016). Therapeutic Play Use in
(SNATI 2008) Yogyakarta, 21 Juni 2008 Children under the Venipucture: A
ISSN: 1907-5022. E-mail: Strategy for Pain Reduction. American
cicie@fti.uii.ac.id. Diakses 10 Agustus Journal of Nursing Research, 4(1), 1-5.
2018 Lumiu, S.E., Tuda, J.S.B., & Ponidjan, T.
Kurniawati, Rizka. (2016). Pengaruh (2013), Hubungan Dukungan Keluarga
Terapi Bermain Mewarnai terhadap dengan Tingkat Kecemasan Akibat
tingkat kecemasan akibat Hospitalisasi Hospitalisasi pada Anak di Usia Pra
pada Anak Usia Prasekolah di Bangsal Sekolah di Irina E Blu RSUD Prof. Dr.
Cempaka RSUD WATES. Skripsi, PSIK R. D Kandau Manad, Ejurnal
Jendral A. Yani, Yogyakarta. Keperawatan (e-kep), Vol 1 no 1,5.
Email: stella.lumiu@yahoo.com
Kozlowski, Lori J, & Monitto, C. L.
(2013). Pain in hospitalized children. Miller. (2002). Clinical Pathology Edisi 2.
Pediatrics for Parents. Jakarta: EGC.
http://search.proquest.com/d ocview/ Munadi, Y., 2011, Media Pembelajaran
diakses pada tanggal 5 Maret 2018. Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta:
Kristina, (2017). Pengaruh Kegiatan Gaung Persada Press.
Mewarnai Pola Mandala Terhadap Muscari, E. M. (2013). Keperawatan
Tingkat Kecemasan Mahasiswa Pediatrik. Jakarta: EGC
Akademi Keperawatan Dirgahayu
Nasbar, Carla. (2017). Pengaruh
Samarinda. Nurse Line Journal Vol. 2
Penerapan Atraumatic Care Medial
No. 1 Mei 2017 p-ISSN 2540-7937 e-
Play Terhadap Respon Kecemasan
71 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol.
Lilis
12,Fatmawati,
No. 2, Agustus
Yuanita
2019,Syaiful,
Hal. 15-Diyah Ratnawati
71
Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada

Anak Usia Prasekolah yang Hositalisasi pada anak Prasekolah


Hospitalisasi di Ruang Rawat Inap (Correlation of Parent Roles and
Anak RSUD Dr. M. Zein Painan Tahun Hospitalization Anxiety to The
2017. Skripsi PSIK Fakultas Preschoole Age Children Patients).
Keperawatan Universitas Andalas Journal of News Community. Volume
Padang Sumatera Barat. 06, Nomor 02. Hal. 158-165.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Ramdaniati, S., Hermaningsih, S. &
Penelitian Kesehatan, Peneltian Ilmiah. Muryati. (2016). Comparison Study of
Jakarta: Rineka Cipta. Art Therapy in Reducing Anxiety on
Nursalam, Susilaningrum, R & Utami, S. Pre-School Children Who Experience
(2013). Asuhan Keperawatan Bayi Hospitalization. Open Journal of
dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan). Nursing, 6, 46-52.
Jakarta: Salemba Medika. Rusdi AE. (2015) Pengaruh Tehnik
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Distraksi Menonton Film Kartun Untuk
Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Menurunkan Stress Hospitalisasi Pada
Edisi 3 Salemba Medika. Anak Prasekolah di RSUD Tugurejo.
ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.ph
Patma GN, Mohammad Nofiyanto 2017 p/ilmukeperawatan/article/viewFile/569
Pengaruh Terapi Audio Visual /568
Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pada Anak Preschool Yang Saputro, Heri & Fazrin, Intan. (2017).
dilakukan Tindakan Pemasangan Infus Penurunan Tingkat Kecemasan Anak
di UGD RSUD Wates. Skripsi S1 Akibat Hospitalisasi dengan Penerapan
Keperawatan Program Studi Terapi Bermain. Jurnal Konseling
Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Indonesia. Vol.3 No. 1. Hal. 9-12
Yani Yogyakarta. Email: Sarfika Rika, Nova Yanti, Ruspita Winda
gandasuprobo27@gmail.com (2015). Pengaruh Teknik Distraksi
Pillitteri, A., 2010, Maternal & Child Menonton Kartun Animasi Terhadap
Health Nursing: Care of the Skala Nyeri Anak Usia Prasekolah Saat
Childbearing & Childrearing Family, Pemasangan Infus Di Instalasi Rawat
New York: Lippincott Williams & Inap Anak RSUP DR.M.Djamil Padang.
Wilkins. Ners Jurnal Keperawatan, 11 (1). 32-
40. Email: rikasarfika@gmail.com
Potts, Nicki L., & Mandleco, Barbara L.
(2012). Pediatric Nursing: Caring for Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang
Children and Their Families. USA: Anak, Jakarta: EGC.
Delmar. Supartini. (2014). Buku Ajar Konsep
Potter, A., & Perry, A. G. (2010). Buku Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
ajar fundamental keperawatan: Konsep, EGC.
proses, dan praktik (edisi 4). Jakarta: Sureskiarti E. (2017). Perbedaan
EGC. Kecemasan Anak Usia Prasekolah Pada
PSIK FIK UNGRES. (2018). Pedoman Tindakan Injeksi Dengan Diterapkan
Penyusunan Proposal dan Skripsi. Dan Tanpa Diterapkan Pemakaian
Gresik Rompi Bergambar Di Ruang Melati
Rsud Abdul Wahab Sjahranie
Rahayuningrum, Madyastuti, L & Samarinda. Program Studi Ilmu
Mafulah. (2015). Hubungan Peran Keperawatan STIKES Muhammadiyah:
Orangtua dengan Kecemasan Samarinda. Jurnal Ilmiah Manuntung.
72 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol.
Lilis
12,Fatmawati,
No. 2, Agustus
Yuanita
2019,Syaiful,
Hal. 15-Diyah Ratnawati
72
Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada
Vol. 3 No. 1. Vol. 3 No. 1 (2017). Tsai, C. (2007), ‘The effect of animal
http://jurnal.akfarsam.ac.id/index.php/jl assisted therapy on children’s stress
m_akfarsam/article/view/98 during hospitalization’. Doctoral
Sutrisno, Widodo, G.G, Susanto, H., Disttertasi of Phylosopy. University of
(2017). Kecemasan Anak Usia Sekolah Marylan, School of Nursing.
Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Utami, Yuli. (2014). DampakHospitalisasi
Informasi Saat Pemberian Obat Injeksi Terhadap Perkembangan Anak. Jurnal
di RSUD Ambarawa. Journal Ilmu Ilmiah Widya Volume 2, Nomor 2. Hal.
Kesehatan 2 (2) 2017, 99-106. http:// 9-20.
ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/jik
Wahyuningrum I, (2015). Pengaruh Cerita
a/
Melalui Audiovisual TerhadapTingkat
Stuart, Gail W. (2016). Keperawatan kecemasan Anak Usia Prasekolah Yang
Kesehatan Jiwa. Singapore: Elsevier. Mengalami Hospitalisasi Di RSU PKU
Stubbe, D. A. (2008). A focus on reducing Muhmmadiyah Bantul. Skripi S1
anxiety in children hospitalized for Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Email:
cancer and diverse pediatric medical
fhya091193@gmail.com
disease through a self-enganging art
therapy. Dissertation. The Faculty of Wong, D. L. et.al. (2009). Buku Ajar
the School of Professional Psychology. Keperawatan Pediatrik, vol 1. Jakarta:
Chestnut Hill Colleege. EGC
Tamsuri. (2007). Konsep dan Yongblut, J.M. (2010). “Alternate Child
Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC Care, History of Hospitalization, And
Preschool Child Behavior”. Nurs Res,
Townsend, Mary C. (2009), Buku Saku
48 (1), 29-34.
Diagnosa Keperawatan pada
Keperawatan Keperawatan Psikiatri
Edisi 6. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai