Anda di halaman 1dari 12

GASTER Vol. XIV No.

2 Agustus 2016

TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK PRASEKOLAH


YANG MENGALAMI HOSPITALISASI BERHUBUNGAN DENGAN
PERUBAHAN POLA TIDUR DI RSUD KARANGANYAR
Anggika A,Wahyuni
yunyskh@gmail.com
STIKES Aisyiyah Surakarta

ABSTRAK
Latar belakang; Tidur merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang berfungsi untuk
mengembalikan keseimbangan fungsi normal dari tubuh, sehingga akan berpengaruh pada
proses penyembuhan dan pemulihan dari kondisi sakit. Seseorang yang sakit dan dirawat di
rumah sakit seharusnya mengalami peningkatan tidur akan tetapi kenyataannya seseorang
kekurangan tidur. Tujuan; Mengetahui hubungan tingkat kecemasan pada anak prasekolah
yang mengalami hospitalisasi dengan perubahan pola tidur di RSUD Karanganyar. Metode;
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan metode pendekatan cross
sectional dengan sampel anak prasekolah yang mengalami rawat inap sejumlah 90. Pengukuran
menggunakan instrumen yang sudah di uji validitas dan analisa data menggunakan KR-
20. Hasil; Tingkat kecemasan anak prasekolah yang mengalami hospitalisasi menunjukkan
distribusi tertinggi tingkat kecemasan berat (61,1%), pola tidur anak prasekolah yang
mengalami hospitalisasi menunjukkan distribusi tertinggi pola tidur buruk (57,8%), uji hipotesis
menggunakan Korelasi Kendal tau dengan hasil sebesar 0,443 dengan tanda positif dan p
(0.00) < (0,05). Berdasarkan hasil uji tersebut maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
menunjukkan ada hubungan antara tingkat kecemasan pada anak prasekolah yang mengalami
hospitalisasi dengan perubahan pola tidur di RSUD Karanganyar. Kesimpulan; Terdapat
hubungan antara tingkat kecemasan pada anak prasekolah yang mengalami hospitalisasi
dengan perubahan pola tidur di RSUD Karanganyar.

Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Pola Tidur, Hospitalisasi

ABSTRACT
Research Background; Sleep is one of basic human needs that works for restoring the balance
of normal function from the body, thus it will have an affect on healing and recovery process
from illness. An inpatient should have increased his/her sleeping-time, nevertheless in fact
he/she gets lack of sleep. Research Objective; To know a relationship between anxiety level
of preschool children who have hospitalization and the change of sleeping pattern in RSUD
Karanganyar. Methodology; This research applied non-experimental and cross-sectional
study method with sample of 90 preschool childern who have hospitalized. The assessment
used an instrument which has been validated. The data analysis applied KR-20. Results; The
anxiety level of preschool children who have hospitalization shows the highest distribution of
severe anxiety level (61,1%), sleeping pattern of preschool children who have hospitalization
shows the highest of bad sleeping pattern (57,8%), hypothesis test used Kendall Tau Correlation
with the result 0,443 with positive sign and p (0.00) < (0,05). Based on the test result, Ho is
rejected and Ha accepted. Therefore, it shows that there is a relationship between anxiety
level of preschool children who have hospitalization and the change of sleeping pattern in
RSUD Karanganyar. Conclusion; There is a connection between the level of anxiousness on
preschool children who hospitalized and sleeping pattern in RSUD Karanganyar.

Keywords : Anxiety Level, Sleeping Pattern, Hospitalization

100 Tingkat Kecemasan Pada Anak Pra ...


GASTER Vol. XIV No. 2 Agustus 2016
A. PENDAHULUAN peka dan pasif seperti menolak makan dan
lain-lain.
Menurut Ratna (2012) anak prasekolah
Prevalensi hospitalisasi pada anak di
merupakan periode kanak-kanak awal antara
Amerika, menurut Notionwide Inpatient
usia 3-5 tahun. Pada usia ini anak mampu
Sample (2009) menyatakan bahwa jumlah
melakukan berbagai gerakan seperti berlari,
anak usia dibawah 17 tahun sebanyak 6,4
melempar, menari, berhitung. Ketika anak
juta atau sekitar 17% dari keseluruhan jumlah
jatuh sakit, terkadang orang tua tidak dapat
pasien yang dilakukan perawatan di rumah
memberikan perawatan maksimal di rumah.
sakit dengan rata-rata tiga sampai empat
Keadaan yang seperti itu memaksa anak
hari dalam perawatan. Menurut Potts &
harus mendapatkan perawatan yang intensif
Mandleco (2007) keadaan ini mengakibatkan
di rumah sakit. Saat di rawat di rumah sakit,
anak dan keluarga menjadi cemas karena
anak mengalami keadaan hospitalisasi.
harus dihadapkan pada ketidaktahuan
Menurut Setiawan (2014) hospitalisasi terhadap pengalaman dan situasi yang baru.
merupakan suatu proses karena suatu alasan Survei Kesehatan Nasional (SUSENAS)
yang berencana atau darurat, mengharuskan tahun 2010 jumlah anak usia prasekolah
anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani di Indonesia sebesar 72% dari jumlah total
terapi dan perawatan sampai pemulangannya penduduk Indonesia, dan diperkirakan dari
kembali ke rumah. Rumah sakit (RS) 35 per 100 anak menjalani hospitalisasi dan
merupakan salah satu penyedia layanan 45% diantaranya mengalami kecemasan.
kesehatan profesional yang pelayanannya di Selain membutuhkan perawatan yang spesial
sediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga dibanding pasien lain, waktu yang dibutuhkan
ahli kesehatan lainnya yang berfungsi untuk merawat penderita anak-anak 20%-
memberikan pelayanan kesehatan lengkap 45% melebihi waktu untuk merawat orang
kepada masyarakat baik kuratif maupun dewasa. Anak yang dirawat di rumah sakit
rehabilitative.
Hidayat (2006) menjelaskan bahwa pada psikologinya.
saat hospitalisasi anak akan mengalami stress Berdasarkan hasil penelitian yang
karena lingkungan yang asing bagi anak. dilakukan Januarsih (2014) menunjukkan dari
Stres yang dialami anak akan menimbulkan 20 responden frekuensi tertinggi anak dengan
banyak reaksi misalnya terhadap penyakit tingkat kecemasan berat, yaitu sebanyak 14
atau masalah diri anak prasekolah seperti responden (70%) dan frekuensi terendah
perpisahan, tidak mengenal lingkungan, anak dengan tingkat kecemasan sedang, yaitu
hilangnya kasih sayang, body image maka sebanyak 6 responden (30%).

akan beraksi seperti regresi yaitu hilangnya


kontrol, displacement, agresi (menyangkal), bangsal Melati di dapatkan dari 12 anak
menarik diri, tingkah laku protes, serta lebih prasekolah yang menjalani rawat inap 8 di

Tingkat Kecemasan Pada Anak Pra ... 101


GASTER Vol. XIV No. 2 Agustus 2016
antaranya mengalami ketakutan saat petugas dan eksklusi. Teknik pengambilan sampling
kesehatan akan melakukan perawatan pada yang di gunakan adalah purposive sampling.
anak, ke 8 anak tersebut menunjukkan Jumlah populasi kurang dari 10.000, maka
sikap yang kurang kooperatif pada petugas Penentuan jumlah sampel dapat dilakukan
kesehatan dan menangis. Sedangkan pola tidur dengan cara perhitungan statistik yaitu dengan
dari ke 12 anak prasekolah tersebut terdapat 7 menggunakan Rumus Slovin. Rumus tersebut
anak yang sulit untuk tidur khususnya pada digunakan untuk menentukan ukuran sampel
saat malam hari. dari populasi yang telah diketahui jumlahnya
Masalah kecemasan pada anak tidak yaitu sebanyak 898 anak. Untuk tingkat
teratasi maka hal ini akan menghambat presisi yang ditetapkan dalam penentuan
proses perawatan anak dan kesembuhan anak sampel adalah 10%.
itu sendiri. Berdasarkan uraian diatas perlu Data yang dikumpulkan dalam penelitian
dilakukan penelitian tentang Hubungan
ini adalah data primer dan data sekunder.
Tingkat Kecemasan Pada Anak Prasekolah
Teknik analisa penelitian menggunakan teknik
yang Mengalami Hospitalisasi dengan
analisa univariat dan analisa bivariat dengan
Perubahan Pola Tidur di RSUD Karanganyar.
korelasi kendall tau dan menggunakan skala
B. BAHAN DAN METODE ordinal.

Penelitian ini menggunakan metode C. H A S I L P E N E L I T I A N D A N


penelitian kuantitatif dengan rancangan PEMBAHASAN
analitik yaitu mencari hubungan antara 1. Tingkat Kecemasan anak prasekolah
variable bebas (tingkat kecemasan)
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tingkat Ke-
dengan variable terikat (perubahan pola
cemasan Anak yang Mengalami Hospital-
tidur). Penelitian ini menggunakan metode isasi di RSUD Karanganyar pada bulan
pendekatan Cross Sectional. juli 2016 (n=90)
Lokasi penelitian ini dilakukan di Rumah No Kategori F %
Sakit Umum Daerah (RSUD) Karanganyar. 1 Kecemasan Ringan 17 18,9
Populasi pada penelitian ini adalah semua 2 Kecemasan Sedang 18 20
pasien anak prasekolah yang sedang di rawat 3 Kecemasan Berat 55 61.1
inap di Bangsal Melati RSUD Karanganyar Total 90 100
sebanyak 898 anak pada bulan Januari 2015 Sumber: Data primer diolah tahun 2016
sampai Desember 2015. Berdasarkan tabel 1 mayoritas
Sampel pada penelitian ini adalah responden anak dengan tingkat kecemasan
anak usia prasekolah yang mengalami berat, yaitu sebanyak 55 responden
(61,1%) dan sebagian kecil dengan tingkat
inap di bangsal Melati RSUD Karanganyar kecemasan ringan, yaitu sebanyak 17
yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi responden (18,9%).

102 Tingkat Kecemasan Pada Anak Pra ...


GASTER Vol. XIV No. 2 Agustus 2016
Berdasarkan hasil penelitian Menurut Kusumawati (2010) cemas
menunjukkan bahwa sebagiaan besar berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti
responden anak prasekolah yang mengalami dan tidak berdaya. Menurut Nursalam
rawat inap di RSUD Karanganyar (2008) penyebab dari kecemasan anak
mempunyai tingkat kecemasan berat, yaitu dirumah sakit dipengaruhi oleh banyak
sebanyak 55 responden (61,1%). Menurut faktor, baik faktor dari petugas (perawat,
Hamid (2008) pada tahap usia prasekolah dokter, dan tenaga medis lainnya),
ini perilaku kehilangan kontrol menjadi lingkungan baru, maupun keluarga yang
lebih jelas, anak lebih menunjukkan sikap mendampingi selama perawatan.
protes dengan keras. Pada masa prasekolah Menurut Muscari (2005) selama anak
anak tidak mampu membedakan antara menjalani perawatan di rumah sakit, anak
kenyataan dengan fantasi dalam semua akan mengalami distress, baik distress
situasi.
Penilitian ini sejalan dengan kecemasan misalnya perpisahan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Irdawati orang tua dan menginterpretasikan
(2010) diketahui responden anak yang perpisahan sebagai kehilangan kasih
masuk kategori cemas berat sebanyak sayang. Kecemasana perpisahan akan
19 responden atau 63,3% dari total 30 semakin meningkatkan kecemasan anak
responden. Penelitian yang dilakukan oleh usia prasekolah terhadap lingkungan
Tri (2013) analisis univariat data mayoritas rumah sakit yang dianggap anak sebagai
kecemasan anak leukemia limfoblastik lingkungan yang asing.
akut usia pra sekolah saat dilakukan Menurut Wong (2008) lingkungan
tindakan invasif, yaitu rentang skor antara yang asing, sikap protes dan menolak
9-13 sebanyak 7 anak atau 43,75 % dari makan akan semakin di dukung saat
total 16 responden. Hasil penelitian lain menghadapi yaitu petugas kesehatan
yang juga sejalan dengan penelitian (dokter atau perawat), kebiasaan yang
ini yaitu penelitian yang dilakukan berbeda dan prosedur penyembuhan.
Rahmawati (2010) menunjukkan dari Anak harus menjalani prosedur yang
30 responden anak didapatkan 23 anak tidak menyenangkan dan menimbulkan
yang mengalami kecemasan berat dengan nyeri (disuntik, diinfus, dan sebagainya).
persentase 76,7%. Penyakit dan hospitalisasi sering kali
Menurut Ratna (2012) kecemasan menjadi krisis pertama yang harus di
(ansietas) adalah sebuah emosi dan hadapi anak, terutama selama tahun-
pengalaman subjektif dari seseorang. tahun awal, sangat rentan terhadap krisis
Pengertian lain cemas adalah suatu keadaan penyakit dan hospitalisasi.
yang membuat seseorang tidak nyaman Penelitian ini juga sejalan dengan
dan terbagi dalam beberapa tingkatan. penelitian yang dilakukan Fatkhul (2010)

Tingkat Kecemasan Pada Anak Pra ... 103


GASTER Vol. XIV No. 2 Agustus 2016
dari 39 responden anak di Bangsal Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Melati sebagian besar anak mengalami yang dilakukan oleh Febriana (2011) di
kecemasan berat sebanyak 29 responden dapatkan hasil Gangguan Pola Tidur pada
(74,4%). Menurut Wong (2009) Anak Usia Prasekolah di Ruang Anak
mengatakan bahwa dalam meminimalkan Rumah Sakit Baptis Kediri didapatkan
kecemasan akibat perpisahan pada anak bahwa anak usia prasekolah dengan
adalah dengan melibatkan orang tua kualitas tidur yang buruk yaitu lebih dari
dalam perawatan anak, sehingga orang 50% sebanyak 23 responden (62,0%) dari
tua merasa berpartisipasi dalam perawatan jumlah total 30 responden (100%). Hal ini
anaknya. menunjukkan bahwa dalam penelitian ini
2. Perubahan Pola Tidur Anak tidur anak kurang berkualitas. Menurut
Tabel 2 Distribusi Frekuensi perubahan Camaru (2011) kualitas tidur yang baik
pola tidur Anak yang Mengalami Hospi- akan memberikan perasaan tenang di pagi
talisasi di RSUD Karanganyar pada bulan
juli 2016 (n=90) hari, perasaan energik serta rasa segar dan
No Kategori F (%) bugar ketika bangun.
1 Pola Tidur Baik 20 22.2
Menurut Hurlock (2007) secara teori
Pola Tidur Cukup 18 20
2 Pola Tidur Buruk 52 57.8 kuantitas tidur adalah jumlah kebutuhan
3 tidur manusia yang biasanya dijelaskan
Total 90 100
Sumber:Data primer diolah tahun 2016 dengan waktu yang dibutuhkan untuk
Berdasarkan tabel 2 mayoritas menjalani aktivitas tidur dalam satu hari
responden anak dengan pola tidur buruk, untuk memulihkan kondisi individu
yaitu sebanyak 52 responden (57,8%) dan tersebut (Kebutuhan tidur pada manusia
sebagian kecil dengan poa tidur baik, yaitu bergantung pada tingkat perkembangan.
sebanyak 20 responden (22,2%). Anak usia prasekolah umumnya
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar responden anak dengan pola Kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa
tidur buruk, yaitu sebanyak 52 responden faktor, diantaranya faktor yang dapat
(57,8%). Paling banyak responden anak mempengaruhinya adalah: penyakit,
prasekolah mengalami pola tidur yang latihan dan kelelahan, stres, obat, nutrisi,
kurang baik. Menurut Tarwoto & Wartonah lingkungan dan motivasi. Menurut
(2004) seseorang yang dalam keadaan Asmadi (2008) gangguan tidur sebagai
sakit akan memerlukan waktu untuk tidur
lebih banyak dari normal. Akan tetapi
keadaan sakit dapat menyebabkan pasien psikologis yang melekat merupakan suatu
mengalami kekurangan tidur atau malah proses perbaikan tubuh.
tidak dapat tidur.

104 Tingkat Kecemasan Pada Anak Pra ...


GASTER Vol. XIV No. 2 Agustus 2016
Menurut Hidayat (2008) gangguan mengantuk, dan mudah jatuh tidur pada
tidur pada anak usia prasekolah merupakan siang hari.
keadaan dimana individu mengalami suatu pada siklus tidurnya maka dampak
perubahan dalam kuantitas dan kualitas
pola tidur yang menyebabkan rasa tidak menjadi lemah, tidak dapat berkonsentrasi,
nyaman atau mengganggu gaya hidup yang sehingga dapat memperlambat proses
diinginkan. Ganguan tidur pada anak jika penyembuhan. Sehingga perlu dihimbau
tidak segera ditangani akan berdampak pada orang tua dari anak mereka agar
serius dan akan menjadi gangguan tidur memperhatikan pentingnya menjaga
kualitas tidur. Apabila anak pernah
tidak mendapatkan tidur yang cukup mengalami pengalaman yang tidak
untuk mempertahankan kesehatan tubuh menyenangkan selama dirawat di rumah
dapat menurun. Gangguan pola tidur pada sakit sebelumnya akan menyebabkan
anak usia prasekolah misal: meningkatnya anak takut dan trauma, sebaliknya apabila
frekuensi terbangun di malam hari atau anak dirawat di rumah sakit mendapatkan
meningkatnya fragmentasi tidur karena perawatan yang baik dan menyenangkan
seringnya terbangun. Walaupun demikian, maka anak akan lebih kooperatif pada
rata-rata waktu tidur total anak hampir perawat dan dokter.
sama dengan dewasa muda. Ritmik 3. Hubungan tingkat kecemasan pada
sirkadian tidur-bangun anak juga sering anak prasekolah yang mengalami
terganggu. Seringnya terbangun pada hospitalisasi dengan perubahan pola
malam hari menyebabkan keletihan, tidur

Tabel 3
Hubungan Tingkat Kecemasan Pada Anak Prasekolah Yang Mengalami Hospitalisasi
Dengan Perubahan Pola Tidur di RSUD Karanganyar pada bulan juli 2016 (n=90)
Pola tidur Jumlah
Tingkat kecemasan Baik Cukup Buruk
F % F % F % F %
Kecemasan ringan 12 13,3 3 3,3 2 2,2 17 18,9
Kecemasan sedang 2 2,2 6 6,7 10 11,1 18 20 0.443 0.000
Kecemasan berat 6 6,7 9 10 40 44,4 55 61,1
Total 20 22,2 18 20 52 52,8 90 100
Sumber : Data Primer, diolah tahun 2016
Dari hasil penelitian pada tabel 3 hospitalisasi dengan perubahan pola
menunjukkan distribusi tingkat kecemasan tidur. Dari hasil diatas terdapat 17
anak prasekolah yang mengalami responden dengan tingkat kecemasan

Tingkat Kecemasan Pada Anak Pra ... 105


GASTER Vol. XIV No. 2 Agustus 2016
ringan dan terdapat 12 anak dengan pola anak prasekolah yang mengalami
tidur baik. Dari 18 responden dengan hospitalisasi dengan perubahan pola tidur
tingkat kecemasan sedang dan terdapat
6 anak dengan pola tidur cukup. Dari korelasi dengan parameter positif artinya
55 responden dengan kecemasan berat semakin berat tingkat kecemasan anak
terdapat 40 responden dengan pola tidur maka semakin buruk pola tidur seseorang
buruk. Berdasarkan uji table 3 uji hipotesis demikian pula sebaliknya semakin ringan
menggunakan Korelasi Kendal tau dengan tingkat kecemasan anak makan semakin
hasil sebesar 0.443 dengan parameter baik pola tidur anak tersebut.
positif dan (0.00)<(0,05). Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan distribusi
hasil uji tersebut maka Ho ditolak dan tingkat kecemasan anak pra sekolah
Ha diterima, sehingga menunjukkan yang mengalami hospitalisasi dengan
ada hubungan antara tingkat kecemasan perubahan pola tidur. Dari hasil diatas
pada anak prasekolah yang mengalami terdapat 17 responden dengan tingkat
hospitalisasi dengan perubahan pola kecemasan ringan dan terdapat 12 anak
dengan pola tidur baik. Dari 18 responden
korelasi (0.443) dengan parameter positif dengan tingkat kecemasan sedang dan
menunjukkan bahwa arah hubungan terdapat 6 anak dengan pola tidur cukup.
semakin berat tingkat kecemasan anak Dari 55 responden dengan kecemasan
maka semakin buruk pola tidur anak berat terdapat 40 responden dengan
akibat hospitalisasi. pola tidur buruk. Berarti bisa dilihat
Penelitian ini dilakukan untuk terdapat hubungan yang bermakna antar
mengetahui hubungan tingkat kecemasan tingkat kecemasan dengan perubahan
pada anak prasekolah yang mengalami pola tidur pada anak usia prasekolah
hospitalisasi dengan perubahan pola yang mengalami hospitalisasi. Hal ini
tidur di RSUD Karanganyar mengalami dijelaskan bahwa semakin berat tingkat
hospitalisasi di RSUD Karanganyar. kecemasan yang dialami maka anak akan
Berdasarkan uji tabel.3 uji hipotesis memperoleh pola tidur yang buruk, dan
menggunakan Korelasi Kendal tau dengan sebaliknya jika tingkat kecemasan yang
hasil sebesar 0,443 (0.00) < (0,05). dialami anak ringan maka anak akan
Berdasarkan hasil uji tersebut maka mendapat pola tidur yang baik. Hal ini
Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
menunjukkan ada hubungan antara tingkat oleh Saifudin (2012) yang menyimpulkan
kecemasan pada anak prasekolah yang bahwa stres akan berpengaruh pada pola
mengalami hospitalisasi dengan perubahan tidur seseorang.
pola tidur di RSUD Karanganyar. Artinya Hasil penelitian ini juga sesuai
ada hubungan tingkat kecemasan pada dengan teori yang dikemukakan oleh

106 Tingkat Kecemasan Pada Anak Pra ...


GASTER Vol. XIV No. 2 Agustus 2016
Ratna (2012) yang menyebutkan bahwa faktor eksternal (berhubungan dengan
ketika dirawat di rumah sakit seseorang keluarga, budaya dan lingkungan) yang
akan mengalami gangguan pola tidur dapat berpengaruh pada tidur anak baik
sebagai akibat dari kecemasan yang secara langsung maupun tidak langsung.
dialaminya. Ketika seseorang mengalami Penelitian ini sama dengan penelitian
cemas akan meningkatkan saraf simpatis Febriana (2011) yang hasilnya ada
sehingga tidur terganggu. Kecemasan pengaruh stres hospitalisasi terhadap
dapat menyebabkan seseorang menjadi gangguan pola tidur pada anak. Pada saat
lebih tegang dan frustasi apabila mereka seseorang mengalami masalah kesehatan
tidak dapat tidur. Seseorang yang cemas dan harus mencari fasilitas pelayanan
akan berusaha keras agar bisa tidur, tetapi kesehatan untuk mengatasi masalahnya,
akan sering terbangun selama siklus tidur. maka pada saat orang tersebut masuk
Hal ini disebabkan karena orang tersebut dan dirawat di rumah sakit, ia harus
dalam keadaan banyak pikiran dan tidak beradaptasi dengan lingkungan dan
rileks atau merasa nyaman. Cemas dan peran yang baru sesuai dengan kondisi
depresi dapat pula menyebabkan gangguan sakitnya. Perubahan lingkungan dapat
pada frekuensi tidur, karena pada kondisi mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
cemas akan meningkatkan norepinefrin Rumah sakit dan fasilitas pelayanan
darah melalui sistem saraf simpatis. Zat kesehatan lainnya dapat menghambat
tersebut akan mengurangi tahap empat seseorang untuk mendapatkan tidur yang
NREM dan REM. adekuat.
Selain dari teori, hasil penelitian ini Penelitian ini juga sama dengan
juga didukung dari kuesioner dimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Ekowati
kuesioner menjelaskan bahwa anak ketika (2008) yang menyatakan hasilnya ada
mengalami hospitalisasi akan merasakan hubungan antara stress hospitalisasi
keadaan gelisah ketika berada di bangsal dengan perubahan pola tidur anak
serta rasa lemas dan lelah. Keadaan usia prasekolah. Kecemasan yang
tersebut akan berpengaruh pada kualitas dialami seseorang akan berdampak
tidur yang didapatkan oleh anak. Menurut negatif terhadap tidur. Kecemasan akan
Subekti (2009) pola tidur seseorang berpengaruh pada kebiasaan tidur, ketika
akan terganggu karena beberapa faktor. mengalami kecemasan akan berakibat
Pola tidur akan terganggu atau menjadi tidak mampunya tubuh untuk rileks
buruk apabila terjadi penurunan kondisi sehingga seseorang tidak dapat tertidur
psikologis, perilaku. Penelitian terhadap dengan baik. Selain itu penelitian yang
anak-anak menunjukkan bahwa kualitas sama yaitu penelitian Purnama (2009)
tidur dipengaruhi oleh faktor internal yang menyatakan ada hubungan yang
(biologis, psikologis, kesehatan) dan

Tingkat Kecemasan Pada Anak Pra ... 107


GASTER Vol. XIV No. 2 Agustus 2016
kecemasan dengan gangguan pola tidur. tidur yang baik ini akan mempercepat
Menurut Setiawan (2014) masalah proses kesembuhan anak.
tidur terutama terjadi pada hari pertama Penelitian yang dilakukan Saifudin
dirawat di rumah sakit, ditandai dengan (2012), menyatakan terdapat hubungan
bertambahnya jumlah waktu bangun, sering antara kecemasan dan karakteristik
terbangun dan berkurangnya tidur REM personal yang meliputi umur, jenis
serta jam tidur. Kecemasan meningkat kelamin, dan pengalaman hospitalisasi
karena penyakit dan hospitalisasi. Hal ini sebelumnya. Menurut Wong (2008) tidur
berhubungan dengan pemeriksaan dan merupakan fungsi protektif yang dimiliki
operasi diagnosis dan dampak terhadap semua organisme, memungkinkan
keluarga dan pekerjaan merupakan hal terjadinya perbaikan dan pemulihan
jaringan. Menurut Uliyah (2011) tidur
gangguan tidur. bermanfaat untuk menjaga keseimbangan
Dalam penelitian ini, dapat mental, emosional dan kesehatan.
disimpulkan bahwa tingkat kecemasan Selain itu stress pada paru-paru, sistem
anak memiliki hubungan yang bermakna kardiovaskuler, endokrin dan lain-lainnya
dengan perubahan pola tidur pada anak usia juga menurun aktivitasnya. Menurut
prasekolah yang mengalami hospitalisasi. hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hal tersebut ditunjukkan dengan ketika Rahmawati (2010) pada faktor kecemasan
anak mengalami tingkat kecemasan yang anak terdapat 23 anak yang cemas
berat akan berpengaruh pada pola tidur (76,7%), 3 responden (10%) pemenuhan
mereka. Anak akan nampak gelisah dan kebutuhan tidur anak terpenuhi dan 20
tidak tenang ketika mereka tidur, karena responden (66,7%) pemenuhan kebutuhan
kecemasan yang dirasakannya. Jadi, tidur pada anak tidak terpenuhi. Selain
kunci utama untuk meningkatkan pola itu menurut Hidayat (2008) kebutuhan
tidur dari anak yaitu dengan mengurangi tidur pada individu sangat dibutuhkan
tingkat kecemasan yang dirasakan, orang untuk mempercepat proses penyembuhan.
tua bisa selalu mendampingi anak ketika
menjalani proses perawatan selama di seseorang serta selama tidur tubuh akan
rumah sakit. Menurut hasil penelitian yang menyimpan energi. Menurut Apriliawati
dilakukan oleh Fatkhul (2010) didapatkan (2011) perubahan lingkungan dapat
kesimpulan bahwa Kecemasan anak mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
prasekolah sebagian besar mengalami Rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kecemasan sebesar 74,4%. Ada hubungan kesehatan lainnya dapat menghambat
yang bermakna antara posisi anak seseorang untuk mendapatkan tidur yang
dalam keluarga dengan kecemasan anak adekuat.
prasekolah. Ketika anak memperoleh pola

108 Tingkat Kecemasan Pada Anak Pra ...


GASTER Vol. XIV No. 2 Agustus 2016
D. SIMPULAN bersama mereka. Serta orang tua dapat
terlibat dalam perawatan anak, sehingga
1. Simpulan
dapat meminimalkan kecemasan pada
Penelitian untuk mengetahui hubungan
anak saat anak mengalami rawat inap
antara tingkat kecemasan pada anak
di rumah sakit.
prasekolah yang mengalami hospitalisasi
b. Bagi perawat di bangsal melati RSUD
dengan perubahan pola tidur di RSUD
Karanganyar
Karanganyar, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut: Perawat diharapkan dalam
melakukan komunikasi terapeutik
a. Tingkat kecemasan anak prasekolah
secara berkesinambungan sehingga
yang mengalami hospitalisasi
efektif dalam membantu menurunkan
didapatkan hasil bahwa sebagiaan
tingkat kecemasan anak dan pola tidur
besar responden anak dengan tingkat
anak menjadi baik.
kecemasan berat.
c. Bagi peneliti selanjutnya
b. Pola tidur anak prasekolah yang
mengalami hospitalisasi didapatkan Peneliti selanjutnya dapat
hasil bahwa sebagian besar responden mengembangkan penelitian ini
anak dengan pola tidur buruk. dengan mengambil sampel yang lebih
banyak dengan faktor-faktor lain yang
c. Ada hubungan antar tingkat kecemasan
mempengaruhi pola tidur anak selain
pada anak prasekolah yang mengalami
tingkat kecemasan seperti penyakit
hospitalisasi dengan perubahan pola
tidur di RSUD Karanganyar.
2. Saran
dan kelelahan, asupan makanan dan
a. Bagi orang tua pasien anak prasekolah kalori, motivasi. Atau mengembangkan
Diharapkan ketika anak dilakukan penelitian dengan membandingkan
tindakan keperawatan ataupun saat pola tidur anak usia prasekolah
perawat atau dokter mendekat orang tua denganusiatodler.

Tingkat Kecemasan Pada Anak Pra ... 109


GASTER Vol. XIV No. 2 Agustus 2016

DAFTAR PUSTAKA
Apriliawati, A. 2011. Pengaruh Biblioterapi Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Sekolah
yang Menjalani Hospitalisasi di Rumah Sakit Islam Jakarta. Tesis. Depok: Fakultas Ilmu
Keperawatan Program Magister Keperawatan Universitas Indonesia
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika
Camaru, A. (2011). Jangan Remehkan Posisi Tidur. Jakarta : Berlian Media
Ekowati, S. 2008. Hubungan Antara Stress Hospitalisasi Dengan Perubahan
Pola Tidur Anak Usia Prasekolah Yang Dirawat di Ruang Cempaka BRSD RAA
Soewanto Pati. Skripsi. PSIK FIK Universitas Muhammadiyah Semarang
Febriana, D. 2011. Kajian Stres Hospitalisasi Terhadap Pemenuhan Pola Tidur Anak Usia
Prasekolah di Ruang Anak RS Baptis Kediri. Jurnal .STIKES RS Baptis Kediri, Volume
4 No. 2
Fatkhul, Mubin, D. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan pada
Anak Usia Prasekotah Di Bangsal Melati RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal. Jurnal
KeperawatanVol. 3 No. 2
Hamid, A. 2008. Buku Ajar Riset Keperawatan: Konsep, Etika, &Instrumentasi, Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Health Care And Research. 2009. New York: Spinger Publishing Company
Hidayat, A. A. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi2. Jakarta: Salemba Medika
________________. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika.
_______________. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia 2. Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock. 2007. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga
Irdawati & Thomas Ari Wibowo. 2010. Hubungan Support System Keluarga Dengan Tingkat
Kecemasan Anak Prasekolah Yang Dirawat Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal
Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal Of Nursing), Volume 5, No.3
Januarsih, T. 2014. Pengaruh terapi bermain (origami) dalam mengurani tingkat kecemasan
akibat Hospitalisasi pada Anak Usia Prasekolah di RSUD Karanganyar .Skripsi.
Surakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah
Kusumawati & Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Muscari, M. E. 2005. Panduan Belajar : Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
Nursalam, R. S. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan) . Jakarta
: Salemba Medika
Potts, N. L., dan Mandleco, B. L. 2007. Pediatric nursing: caring for children and their
families. New York: Thomson Delmar Learning
Rahmawati, Ika. 2010. Gambaran Beberapa Faktor Dalam Pemenuhan Kebutuhan
Tidur Pada Anak Usia Prasekolah Yang Di Rawat Di Ruang Perawatan Anak Kelas Ii Dan

110 Tingkat Kecemasan Pada Anak Pra ...


GASTER Vol. XIV No. 2 Agustus 2016
Iii Rsud Prof.Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Skripsi. Gorontalo: S1 Keperawatan,
Universitas Negeri Gorontalo
Ratna, E. P. 2012. Hubungan dukungan keluarga Dengan tingkat kecemasan akibat Hospitalisasi
pada Anak Usia Prasekolah di RSUD Dr,Moewardi. Skripsi. Surakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah.
Saifudin, U. 2012. Hubungan Antara Stres dengan Pola Tidur Pada Siswa SPM
Muhammadiyah Boarding School di Bokoharjo, Prambanan, Sleman. Skripsi. PSIK
STIKES Aisyiyah Yogyakarta.
Setiawan. 2014. Keperawatan anak & tumbuh kembang (pengkajian dan pengukuran).
Yogyakarta: Nuha Medika
Subekti, E. 2009. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan
Akibat Hospitalisasi Pada Anak Di Usia Pra Sekolah
Di Irina E Blu Rsup Prof Dr.R.D Kandou Manado. Jurnal. Ejournalkeperawatan (E-Kp)
Volume 1 Nomor 1
Survei Kesehatan Nasional (SUSENAS). (2010). Jumlah anak usia prasekolah di indonesia.

2015
Tarwoto dan Wartonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Tri Susanti, E. 2013. Hubungan Frekuensi Hospitalisasi Dengan Kecemasan Anak Leukemia
Usia Pra Sekolah Saat Dilakukan Tindakan Invasif Di Rsud Dr. Moewardi. Skripsi.
Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Wong, D. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong, Ed 6, Vol 2. Jakarta: EGC

Tingkat Kecemasan Pada Anak Pra ... 111

Anda mungkin juga menyukai