Anda di halaman 1dari 8

Nama : Novita Sari Wulandari

NPM : F0H020033
Kelas : 2A

PERAN PERAWAT DALAM MENGATASI KECEMASAN KELUARGA DI


INSTALASI GAWAT DARURAT

NURSING ROLE IN FAMILY ANXIETY AFFECTED ON THE GENERAL


EMERGENCY

Sofyannur 1; Tri Nur Handayani2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keperawatan Medikal Bedah Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
E-mail: romi.suhendra@gmail.com; trie_noer81@yahoo.com

ABSTRAK
Perawat gawat darurat tidak hanya memberikan asuhan kepada pasien, tetapi perawat juga memperhatikan
keluarga pasien terkait kecemasan pada saat menunggu di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Kecemasan
yang dialami oleh keluarga perlu segera diatasi karena hal ini akan berdampak pada kinerja perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perawat dalam mengatasi
kecemasan keluarga di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional studies. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua keluarga pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh dengan teknik pengambilan sampel secara Purposive Sampling sebanyak 96 responden. Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berbentuk angket. Analisa data menggunakan analisis
statistik deskriptif. Hasil penelitian didapatkan peran perawat dalam mengatasi kecemasan keluarga di
Instalasi Gawat Darurat berada pada kategori baik sebanyak 53,1%. Peran perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan berada pada kategori baik (77,1%). Bagi institusi atau rumah sakit lebih memperhatikan
pelayanan yang berfokus pada keluarga dengan anggota keluarga yang sakit, khususnya tentang kecemasan
keluarga pasien di Instalasi Gawat Darurat.

Kata kunci : Peran, Perawat, Kecemasan, Keluarga

ABSTRACT
Emergency nurses not only provide care to patients, but nurses also pay attention to patient families related
to anxiety while waiting in the Emergency Room (IGD). Anxiety experienced by the family needs to be
addressed as this will have an impact on the performance of nurses in providing nursing care. This study
aims to determine the role of nurses in overcoming family anxiety in the Emergency Installation of the
Regional General Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. The type of this research is descriptive with cross
sectional studies design. Population in this research is all family of patient at Inpatient Room of Regional
General Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh with Purposive Sampling sampling technique as much as
96 respondents. The data were collected by questionnaire in the form of questionnaire. Data analysis using
descriptive statistical analysis. The result of the research shows that the role of nurses in overcoming family
anxiety in Emergency Installation is in good category as much as 53,1%. The role of nurse as nurse care is in
good category (77,1%). For institutions or hospitals pay more attention to family-focused services with sick
family members, especially concerning patient's family's anxiety in the Emergency Department.

Keywords : Role, Nurse, Anxiety, Family


PENDAHULUAN Perawat gawat darurat mempunyai
Pelayanan keperawatan gawat beberapa peran dan fungsi berdasarkan
darurat meliputi pelayanan keperawatan pada kondisi pelayanan kegawatdaruratan,
yang ditujukan kepada pasien gawat darurat fungsi pertama adalah fungsi independen
yaitu pasien yang tiba-tiba berada dalam atau fungsi mandiri yang berkaitan dengan
keadaan gawat atau akan menjadi gawat pemberian asuhan. Fungsi kedua adalah
dan terancam nyawanya atau anggota fungsi dependen, yaitu fungsi yang
tubuhnya bila tidak mendapat pertolongan didelegasikan sepenuhnya atau sebagian
secara cepat dan tepat (Musliha, 2010). dari profesi lain. Fungsi ketiga adalah
Sebagian besar yang membawa fungsi kolaboratif, yaitu melakukan
pasien ke instalasi gawat darurat yang kerjasama saling membantu dalam program
membutuhkan penatalaksanaan segera kesehatan (perawat sebagai anggota tim
adalah keluarga. Keluarga yang tidak kesehatan), dalam hal ini perawat termasuk
memahami tentang asuhan keperawatan dalam fungsi independen, karena selain
yang akan diberikan oleh perawat kepada pemberi asuhan kepada pasien juga
salah satu anggota keluarganya yang sedang memperhatikan keluarga pasien terkait
gawat atau terancam nyawanya tentu akan kecemasan pada saat menunggu di ruang
mengalami kecemasan (ansietas). Instalasi Gawat Darurat (IGD). Salah satu
Kecemasan adalah rasa takut yang tidak peran perawat adalah sebagai educator
jelas disertai dengan perasaan dengan begitu untuk mengurangi tingkat
ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi kecemasan keluarga. Perawat memberikan
dan ketidakamanan (Stuart, 2016). informasi pada keluarga menjelaskan
Kecemasan dalam sebuah keluarga tentang perawatan yang diberikan pada
khususnya keluarga yang mempunyai pasien (Annisa, 2014, p.1).
anggota keluarga yang dirawat di rumah Berdasarkan latar belakang diatas
sakit merupakan salah satu bentuk adanya peneliti tertarik untuk melihat bagaimana
gangguan terpenuhinya kebutuhan “Peran Perawat Dalam Mengatasi
emosional individu. Kondisi dari gangguan Kecemasan Keluarga di Instalasi Gawat
terpenuhinya kebutuhan emoisonal tersebut Darurat Rumah Sakit Umum Daerah dr.
tentu akan membawa dampak yang buruk Zainoel Abidin Banda Aceh”.
terhadap perubahan suasana atau perasaan
yang dialami oleh sebuah keluarga yang METODE
memiliki anggota keluarga yang mendapat Desain penelitian adalah deskriptif
perawatan di sebuah rumah sakit (Anderson dengan pendekatan cross sectional yang
et.al, 2008). dilaksanakan pada 02 sampai 10 Oktober
Kecemasan yang dialami oleh 2017 di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
keluarga perlu segera diatasi karena hal ini Zainoel Abidin Banda Aceh. Sampel dalam
akan berdampak pada kinerja perawat penelitian ini adalah 96 keluarga pasien di
dalam memberikan asuhan keperawatan. Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Jika seorang perawat berbicara dengan Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
klien/keluarga yang ansietas, dalam waktu dengan teknik Purposive Sampling.
singkat perawat juga akan mengalami Pengumpulan data dilakukan dengan
perasaan ansietas (Stuart, 2016). menggunakan daftar pernyataan yang
berbentuk angket. Penelitian dilakukan
setelah mendapatkan surat lulus uji etik dari No Kategori f %
Komite Etik Fakultas Keperawatan 1 Baik 63 65,6
Universitas Syiah Kuala yang bertujuan 2 Kurang 33 34,4
untuk melindungi dan menjamin
kerahasiaan responden. Analisa data Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
mengunakan metode statistik deskriptif bahwa mayoritas peran perawat sebagai
untuk masing-masing variabel penelitian edukator (pendidik) berada pada kategori
dengan menggunakan frekuensi distribusi baik yaitu sebanyak 63 responden (65,6%).
berdasarkan persentase dari masing-masing
variabel. Tabel 3. Peran Perawat Sebagai Advokad
Dalam Mengatasi Kecemasan Keluarga
HASIL No Kategori f %
Berdasarkan penelitian didapatkan
1 Baik 73 76
hasil sebagai berikut: 2 Kurang 23 24
Tabel 1. Peran Perawat Dalam Mengatasi
Kecemasan Keluarga Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
No Kategori f % bahwa mayoritas peran perawat sebagai
1 Baik 51 53,1 advokator berada pada kategori baik yaitu
2 Kurang 45 46,9 sebanyak 73 responden (76%).

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan PEMBAHASAN


bahwa peran perawat dalam mengatasi Berdasarkan hasil penelitian
kecemasan keluarga pada saat masuk menunjukkan bahwa peran perawat sebagai
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit pemberi asuhan keperawatan dalam
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda mengatasi kecemasan keluarga berada pada
Aceh berada pada kategori baik yaitu kategori baik yaitu sebanyak 77,1%. Hal ini
sebanyak 51 responden (53,1%). dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan
perawat berupa perawat menganjurkan
Tabel 2. Peran Perawat Sebagai Pemberi untuk mendampingi pasien (62,5%),
Asuhan Keperawatan Dalam Mengatasi perawat melayani dengan cepat dan tepat
Kecemasan Keluarga sesuai keluhan (80,2%), perawat
No Kategori f % menanggapi pertanyaan dengan baik
1 Baik 74 77,1 (88,5%), perawat memperhatikan keadaan
2 Kurang 22 22,9 pasien (77,1%), perawat menjelaskan
tentang perawatan yang sedang diberikan
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan (70,8%).
bahwa mayoritas peran perawat sebagai Hasil penelitian pada 96 responden
pemberi asuhan keperawatan berada pada mengambarkan mayoritas responden sudah
kategori baik yaitu sebanyak 74 responden mendapatkan peran perawat sebagai
(77,1%). pemberi asuhan. Hal ini ditunjukkan dengan
pemberian pelayanan asuhan keperawatan
Tabel 3. Peran Perawat Sebagai Edukator dengan cepat dan tepat waktu tanpa
(Pendidik) Dalam Mengatasi Kecemasan menguranggi mutu pelayanan yanng
Keluarga diberikan.
Hal ini sesuai dengan penelitian dari pelayanan yang diberikan perawat
Gobel (2016) yang menunjukkan bahwa berupa perawat menjelaskan prosedur
ada hubungan antara peran perawat sebagai perawatan (63,5%), perawat memberikan
care giver dengan tingkat kepuasan keterangan penyakit pasien (77,1%),
pasien yang diberikan selama 24 jam perawat menjelaskan terkait kejelasan
dimulai di ruangan, pasien akan terus penyakit (80,2%), perawat mendengarkan
berinteraksi dengan perawat. Perawat juga keluhan pasien (72,9%%), perawat
yang akan merawat pasien dan memenuhi menanggapi dengan tepat permintaan dan
kebutuhan dasarnya dalam pemulihan dan pertanyaan (69,8%).
penyembuhan pasien. Sehingga hubungan Hasil penelitian pada 96 responden
dan interaksi antara perawat dan pasien mengambarkan mayoritas responden sudah
akan sangat menentukan tingkat kepuasan mendapatkan peran perawat sebagai
pasien terhadap kualitas pelayanan di edukator. Peran ini ditunjukkan dengan
rumah sakit (Laksono, 2008). pemberian informasi tentang keadaan
Peran perawat sebagai care giver pasien dan rencana tindakan yang akan
merupakan peran yang sangat penting dari diberikan, hal ini dapat membantu
peran-peran yang lain karena baik tidaknya responden untuk merasa nyaman dengan
layanan profesi keperawatan dirasakan perawatan yang diberikan pada pasien,
langsung oleh pasien. Pemberian pelayanan sehingga dapat menurunkan tingkat
perawat sebagai care giver agar bisa kecemasan responden.
memberikan kepuasan pasien khususnya Hasil penelitian ini sesuai dengan
pelayanan gawat darurat yang dapat dinilai hasil penelitia Rochma & Lasmito (2009)
dari kemampuan perawat dalam hal menunjukkan pemahaman perawat tentang
responsiveness (cepat tanggap), reliability pendidikan kesehatan sudah sesuai dengan
(pelayanan tepat waktu), assurance (sikap teori yang ada. Pemberian informasi tentang
dalam memberikan pelayanan), emphaty prosedur atau tindakan yang akan dia
(kepedulian dan perhatian dalam lakukan akan membantu klien dalam
memberikan pelayanan) dan tangible (mutu membentuk imajinasi realistis tentang apa
jasa pelayanan) dari perawat kepada pasien. yang akan dia hadapi atau lakukan. Klien
(Asmadi, 2008). akan merasa nyaman ketika dia tahu apa
Berdasarkan hasil penelitian, maka yang akan terjadi dan akan mampu lebih
dapat simpulkan bahwa peran perawat efektif mengatasi stres karena prosedur
sebagai care giver, khususnya dalam ataupun tindakan. Pengetahuan terhadap
menurunkan tingkat kecemasan responden sesuatu akan sedikit menimbulkan rasa
tergolong baik, karena perawat memberikan cemas dari pada tidak mengetahui apapun
pelayanan asuhan keperawatan dengan (Potter & Perry, 2006).
cepat dan tepat sesuai dengan keluhan Pengajaran atau pendidikan kepada
pasien, sikap perawat yang empati terhadap pada pasien adalah suatu bentuk
keadaan pasien dan tetap menjaga mutu komunikasi interpersonal yang merupakan
pelayanan dengan sebaik mungkin. salah satu upaya perawat dalam memenuhi
Berdasarkan hasil penelitian kebutuhan rasa aman dan menurunkan
didapatkan data bahwa peran perawat tingkat kecemasan klien (Hegner, 2003).
sebagai edukator berada pada kategori baik Pengajaran merupakan salah satu upaya
yaitu sebanyak 65,6%. Hal ini dapat dilihat perawat dalam menjalankan perannya
sebagai edukator. Peran perawat sebagai Umum Daerah Langsa, menunjukkan
edukator dalam pemenuhan kebutuhan rasa bahwa manyoritas perawat (61%)
aman dan menurunkan tingkat kecemasan melakukan advokasi dengan baik.
klien dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, Menurut Blais (2007), advokasi
sikap, dan motivasi perawat (Ariyani, adalah tindakan membela hak-hak pasien
2009). dan bertindak atas nama pasien. Perawat
Berdasarkan hasil penelitian dapat mempunyai kewajiban untuk menjamin
disimpulkan bahwa peran perawat sebagai diterimanya hak-hak pasien. Perawat harus
edukator dalam upaya menurunkan membela pasien apabila haknya terabaikan.
kecemasan keluarga pasien tergolong baik, Advokasi juga mempunyai arti tindakan
dimana perawat dalam memberikan melindungi, berbicara atau bertindak untuk
pelayanan selalu menjelaskan prosedur, kepentingan klien dan perlindungan
penyakit yang sedang diderita pasien dan kesejahteraan (Vaartio, 2005).
mendengarkan dan menanggapi semua Seringkali pasien mengalami
keluhan pasien. ketakutan dan kecemasan berlebihan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap penyakitnya. Perawat atau tim
menunjukkan bahwa peran perawat sebagai kesehatan lain seharusnya dapat
advokat berada pada kategori baik (76%), memberikan saran mengenai pengobatan
hal ini dapat dilihat dari pelayanan yang dan proses kesembuhannya. Saran yang
diberikan perawat berupa perawat diberikan dapat mengurangi kecemasan
mendampinggi ketika dokter memberikan yang dialami pasien sehingga dapat
informasi (68,8%), perawat memastikan menunjang keberhasilan pengobatan
keluarga pasien mendapatkan informasi selanjutnya (Purwaningsih W, 2010).
tentang pemeriksaan (76,0%), perawat Pasien yang dalam kondisi lemah atau
memfasilitasi saat keluarga pasien meminta bahkan kritis sangat membutuhkan seorang
informasi tentang perkembangan penyakit advokat yang dapat melindungi
(78,1%), perawat bertanggung jawab kesejahteraannya (Promtape, 2004).
melindunggi hak pasien terhadap Berdasarkan hasil penelitian dapat
penyimpangan penyalahgunaan obat disimpulkan bahwa peran perawat sebagai
(86,5%), dan perawat menjelaskan kembali advokad dalam upaya menurunkan
atas penjelasan dokter yang tidak dipahami kecemasan keluarga pasien tergolong baik,
(83,3%). dimana perawat dalam memberikan
Hasil penelitian pada 96 responden pelayanan selalu mendampinggi dan
mengambarkan mayoritas responden sudah memfasilitasi pasien dan keluarga ketika
mendapatkan peran perawat sebagai mendapatkan informasi dari dokter dan
advocad. Hal ini dapat dilihat dari menjelaskan kembali informasi yang
pelayanan yang diberikan perawat dengan didapat serta melindunggi hak-hak pasien
menjaga hak-hak pasien sehingga ketakutan untuk mendapatkan pelayanan yang baik.
dan kecemasan dapat dikurangi. Berdasarkan hasil penelitian
Hal ini sesuai dengan penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas peran
memiliki kesamaan dengan penelitian perawat dalam mengatasi kecemasan
sebelumnya yang dilakukan oleh Mubarak keluarga pada saat masuk Instalasi Gawat
(2012) tentang peran advocasi perawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah dr.
dalam merawat pasien di Rumah Sakit Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada
kategori baik yaitu sebanyak 53,1%. Hal ini yang dapat melindungi kesejahteraannya
dapat dilihat dari mayoritas responden telah (Afidah & Sulisno, 2013).
mendapatkan peran perawat sebagai Berdasarkan data demografi
pemberi asuhan, edukator dan advokat responden, kebanyakan responden berusia
sehingga dapat menguranggi tingkat 36-45 tahun sebanyak 27 orang (28,1%).
kecemasan yang dirasakan oleh responden. Hal ini sesuai dengan penelitian Kholifah
Hal ini sesuai dengan hasil (2014) menunjukkan bahwa kebanyakan
penelitian Masruri (2011) menunjukkan responden berusia 30-50 tahun dengan
bahwa secara umum orang tua mengalami tidak mengalami kecemasan (64.7%),
cemas berat (37%), cemas ringan (50%) sedangkan usia < 30 tahun cenderung
dan (13%) tidak mengalami kecemasan. mengalami kecemasan ringan (23.5%).
Hal ini sesuai dengan pendapat Hal ini terjadi karena pada usia 30-50 tahun
Asmadi (2008) bahwa peran dapat diartikan seseorang sudah matang dalam berfikir dan
sebagai seperangkat perilaku yang menghadapi masalah, sedangkan semakin
diharapkan oleh individu sesuai dengan rendah umur seseorang yaitu < 30 tahun
status sosialnya. Peran yang dijalankan oleh maka semakin tinggi tingkat kecemasan
seorang perawat haruslah sesuai dengan yang dialaminya. Sedangkan hasil
lingkup kewenangan seorang perawat. penelitian jenis kelamin responden yang
Dalam hal ini perawat gawat darurat paling banyak adalah laki-laki sebanyak
mempunyai beberapa peran berdasarkan 53,1%. Hal ini sesuai dengan penelitian
pada kondisi pelayanan kegawatdaruratan, A’an (2015) di RSUD Provinsi NTB di
khususnya dalam mengatasi kecemasan dapatkan responden terbanyak laki-laki
keluarga pasien yaitu sebagai care giver, yaitu 65,6% dibandingkan perempuan
edukator dan advokad. 34,4%. Pada umumnya seorang laki-laki
Menurut Susanto (2012) bahwa dewasa mempunyai mental yang kuat
dalam upaya untuk meningkatkan kualitas terhadap sesuatu hal yang dianggap
IGD, peran perawat sangatlah penting. mengancam bagi dirinya dibandingkan
Perawat IGD dituntut untuk selalu perempuan..
menjalankan perannya di berbagai situasi Berdasarkan hasil peneliltian, maka
dan kondisi yang meliputi tindakan dapat disimpulkan bahwa peran perawat
penyelamatan pasien secara profesional sebagai care giver, edukator dan advokad
khususnya penanganan pada pasien gawat tergolong baik, hal ini disebabkan oleh
darurat. Perawat juga menjalankan perawat yang sudah memberikan pelayanan
perannya dalam memberikan pengetahuan, asuhan keperawatan dengan sebaik
informasi, dan pelatihan ketrampilan mungkin dengan memberikan pertolongan
kepada pasien, keluarga pasien dalam upaya dengan cepat dan tepat, memberikan
peningkatan kesehatan (Susanto, 2012). pendidikan kesehatan dan melindunggi hak-
Serta perawat yang berperan sebagai hak pasien sehingga pelayanan yang
advokad dengan memfasilitasi pasien yang diberikan perawat berdampak pada
membutuhkan perlindungan ketika penurunan tingkat kecemasan yang dialami
seseorang sakit, kekuatan fisik dan pasien dan keluarga.
mentalnya menurun. Pasien yang dalam
kondisi lemah, kritis dan mengalami KESIMPULAN
gangguan membutuhkan seorang advokat
Berdasarkan hasil penelitian dan di rawat di ruang Intensif Care
pembahasan yang diuraikan pada Bab V RSUD provinsi NTB.
maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas Afidah, E.N & Sulisno M, (2013).
peran perawat dalam mengatasi kecemasan Gambaran Pelaksanaan Peran
Advokat Perawat Di Rumah Sakit
keluarga pada saat masuk Instalasi Gawat
Negeri di Kabupaten Semarang.
Darurat Rumah Sakit Umum Daerah dr. Jurnal Managemen 1(2); 124-130.
Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada
Anderson, W.G & Arnold, R.M., Angus,
kategori baik yaitu sebanyak 53,1%. Peran
D.C., & Bryce, C.L. (2008).
perawat dibagi menjadi tiga subvariabel Posttraumatic stress and complicated
yaitu : grief in family members of patients
Peran perawat sebagai pemberi asuhan in the intensive care unit. Critical
keperawatan dalam mengatasi kecemasan Care Journal 23(11). 1871-1876.
keluarga pada saat masuk instalasi gawat Annisa, K. N. (2014). Gambaran Tingkat
darurat berada pada kategori baik (77,1%), Kecemasan Keluarga Pasien di
Adapun peran perawat sebagai edukator Instalasi Gawat Darurat (IGD)
dalam mengatasi kecemasan keluarga pada RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Naskah Publikasi, Program Studi
saat masuk instalasi gawat darurat berada
Ilmu Keperawatan Fakultas
pada kategori baik (65,6%), Dan peran Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
perawat sebagai advokad dalam mengatasi Universitas Muhammadiyah
kecemasan keluarga pada saat masuk Yogyakarta.
instalasi gawat darurat berada pada kategori Aryani, R. (2009). Prosedur Klinik
baik (76%). Keperawatan pada Mata Ajar
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
Dari hasil penelitian ini diharapkan TIM
dapat menjadi bahan masukan untuk
Asmadi. (2008). Konsep Dasar
instansi terkait untuk dapat memberikan Keperawatan. Jakarta. EGC
pelatihan lebih mendalam mengenai
Blais, Kathleen Koernig, et al. (2007).
penyebab kecemasan. Serta menambah
Praktik Keperawatan Profesional:
informasi bagi bidang keperawatan Gawat Konsep dan Perspektif. Jakarta: EGC
Darurat khususnya terkait dengan kasus
Gobel. (2016). Hubungan Peran Parawat
yang menyebabkan kecemasan baik pada
Sebagai Care Giver Dengan Tingkat
pasien maupun kepada keluarga sehingga Kepuasan Pasien Instalasi Gawat
perawat dapat mempersiapkan knowledge Darurat Di Rsu. Gmibm Monompia
dan skill untuk menghadapi kasus tersebut. Kotamobagu Kabupaten Bolaang
Dari hasil penelitian ini dapat Mongondow. Jurnal Keperawatan
dijadikan sebagai dasar bahan ajar Universitas Sam Ratulangi. Vol 4,
pemberian materi khususnya area No 2 (2016).
keperawatan dasar dan juga sebagai bahan Hegner, B. R. (2003). Asisten Keperawatan:
dasar penelitian selanjutnya dalam Suatu Pendekatan. Proses
keperawatan dasar. Keperawatan. Jakarta: EGC
Kholifah (2014). Gambaran tingkat
REFERENSI kecemasan keluarga pasien di
A’an. DS, (2015). Analisis faktor-faktor Instalasi gawat darurat RSUD
yang mempengaruhi tingkat Panembahan Sinopati Bantul.
kecemasan keluarga pasien yang
Program Studi Ilmu Keperawatan Indonesia. Elsevier Singapore Pte
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Ltd. Singapore
Kesehatan Univesitas Vaartio, H., & Helena, L. K. (2005).
Muhammadiyah Yogyakarta : Nursing Advocacy-A Review of the
Yogyakarta Empirical Research 1990-2003.
Laksono. (2008). Analisis Kepuasan dan International Journal of Nursing
Hubungannya dengan Loyalitas Studies 42. 705-714
Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit
Dedi Jaya Kabupaten Brebes.
Tesis. Semarang. Universitas
Dipenogoro
Masruri. (2011). Kecemasan Orang Tua
yang Anaknya Dirawat di Rumah
Sakit. Diakses pada tanggal 2
Februari
2015.http://fendyahya.blogspot.com/
2011/03/kecemasan-orang-tua-yang-
anaknya.html
Mubarak, IW. (2012). Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Salemba
Medika.
Musliha. (2010). Keperawatan Gawat
Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika.
Potter, P.A & Perry, A.G. (2006).
Fundamentals of Nursing. Jakarta:
ECG.
Promtape, N. (2004). Nurses’ Moral Action
in Patient Advocacy in Regional
Hospitals, Southern Thailand:
Nurses’ Perception. Master of
Nursing Science Thesis in Adult
Nursing. Prince of Songkla
University.
Rochman K.L, (2009). Kesehatan Mental.
Purwokerto: Fajar Media Press.
Purwaningsih W., (2010). Derajat
Kecemasan Pasien Dengan Tindakan
Operatif Dapat Diminimalisir
Dengan Persiapan Preoperatif Yang
Matang . Jurnal Infokes, 1 (2): 41-43
Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.
Stuart, GW. (2016). Prinsip dan praktik
keperawatan kesehatan jiwa. Edisi

Anda mungkin juga menyukai