Anda di halaman 1dari 7

E-Jurnal Sariputra, Februari 2017 Vol.

4 (1)

HUBUNGAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


RASA AMAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NOONGAN

THE CORRELATION BETWEEN NURSE’S ROLE AS AN EDUCATOR WITH PATIENT’S


SAFETY NEEDS FULFILLMENT IN PATIENT WARDS OF NOONGAN REGIONAL GENERAL
HOSPITAL

Gerson Mumu*, Esther Tamunu**, Estefina Makausi**

*Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon


**Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon

ABSTRAK

Latar belakang Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan yang harus dipenuhi setelah
kebutuhan fisiologis terpenuhi. Kebutuhan rasa aman yang tidak terpenuhi pada pasien akan
menyebabkan resiko cedera. Peran perawat adalah harapan yang diinginkan oleh pasien dari
tingkah laku perawat dalam menjalankan tugasnya. Perawat mempunyai peranan dalam
berinteraksi dengan pasien yang dapat mempengaruhi kesehatan sehingga pasien memiliki derajat
kesehatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu peran perawat sebagai pendidik diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan rasa aman pasien. Tujuanpenelitian ini untuk mengidentifikasi dan
menganalisis hubungan peran perawat sebagai edukator dengan pemenuhan kebutuhan rasa
aman pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Noongan. Metode penelitian ini
menggunakan desain penelitian cross sectional dan menggunakan teknik purposive sampling.
Sampel penelitian ini berjumlah 61 responden yang dirawat di ruang Interna Pria dan Interna
Wanita. Hasil penelitian ini menunjukkan 22 responden (36,1%) mendapatkan peran perawat
sebagai edukator dengan baik dan 39 responden (63,9%) kurang baik, kebutuhan rasa aman dari
18 responden (29,5%) terpenuhi dan 43 responden (70,5%) tidak terpenuhi. Hasil analisis statistik
dengan uji chi-square menunjukkan p = 0,003 ≤ 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara peran
perawat sebagai edukator dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien rawat inap di Rumah
Sakit Umum Daerah Noongan. Saran dapat menjadi masukan untuk rumah sakit yang digunakan
dalam merancang kebijakan pelayanan keperawatan khususnya pelaksanaan peran perawat
sebagai edukator dalam memenuhi kebutuhan rasa aman pasien sesuai standar operasional
prosedur sehingga diharapkan kejadian cedera pada pasien dapat dicegah.

Kata Kunci : Perawat Edukator, Rasa Aman Pasien

ABSTRACT

Background Safety need is a need that come after physiological needs. With unfulfilled safety
needs patients are in risk of getting injuries. The role of nurses is patient’s expectation from
behavior in nurse’s duty. Nurse’s role in interacted with patient is can health affect so patient have
a more high health level. Therefore a nurse’s role as an educator is needed in order to prevent
injuries. The aim of this study was to analyze the correlation between nurse’s role as an educator
with patient’s safety needs fulfillment. Research Methods of this study uses cross-sectional
approach and purposive sampling technique. The study sample consisted of 61 patients who were
cared at the Male Intern and Female Intern room. Results showed 22 respondents (29,5%) get
nurse’s role as an educator is good and 39 respondents (63,9%) didn’t get nurse’s educator role,
safety needs by 18 respondents is fulfilled and 43 respondents didn’t feel safe. Results of statistical
analysis in chi-square test is p = 0,003 ≤ 0,05 (H0 is rejected, Ha is accepted). Conclusion is a
significant correlation between nurse’s role as an educator with patient’s safety needs fulfillment of
Regional General Hospital in Noongan. Nurse have must increase its knowledge about nurse’s role
as an educator. Suggestions from the research is input for the hospital be used in designing of
nurses service policy, especially nurse’s role implementation as an educator to fulfilled safety need
in procedur operational standart and nurses are expected injury incident can be prevented.

Key Words : Nurse’s an Educator, Patient’s Safety

65
E-Jurnal Sariputra, Februari 2017 Vol. 4 (1)

PENDAHULUAN

Kebutuhan rasa aman adalah keadaan memiliki jalur evakuasi jika terjadi bencana di
bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa rumah sakit. Hal ini menunjukkkan bahwa
juga keadaan aman dan tentram (Potter dan pasien tidak sepenuhnya merasa aman.
Perry, 2006). Kebutuhan rasa aman adalah Perawat harus menyadari perannya sehingga
keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis harus dapat berpartisipasi aktif dalam
atau bisa juga keadaan aman dan tentram mewujudkan patient safety. Kerja keras
(Potter dan Perry, 2006). perawat tidak dapat mencapai level optimal jika
World Health Organization pada tahun tidak didukung dengan sarana prasarana,
2004 mengumpulkan angka - angka penelitian manajemen rumah sakit dan tenaga kesehatan
rumah sakit di berbagai negara seperti lainnya (Gunibala, 2015).
Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia, Peran perawat adalah harapan yang
ditemukan Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) diinginkan oleh pasien dari tingkah laku
dengan rentang 3.2 – 16,6% dan data – data perawat dalam menjalankan tugasnya. Perawat
tersebut menjadikan pemicu berbagai negara mempunyai peranan dalam berinteraksi dengan
segera melakukan penelitian dan pasien yang dapat mempengaruhi kesehatan
mengembangkan sistem keselamatan pasien sehingga pasien memiliki derajat kesehatan
(DepKes, 2008). Data di Indonesia tentang yang lebih tinggi (Suryadi, 2013). Peran
Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) apalagi perawat adalah tingkah laku perawat yang
Kejadian Nyaris Cedera (Near Miss) masih diharapkan oleh orang lain untuk berproses
langka namum di lain pihak terjadi peningkatan dalam sistem sebagai pemberi asuhan,
tuduhan pelanggaran kebutuhan rasa aman pembela pasien, pendidik, koordinator,
pada pasien dan insidensi pelanggaran kolaborator, konsultan, dan pembaharu (Ali,
tersebut 28.3% dilakukan oleh perawat 2002).Salah satu peran perawat dalam
(DepKes, 2006). memenuhi kebutuhan rasa aman pasien adalah
Berdasarkan survey data awal yang peran sebagai pendidik. Perawat sebagai
diperoleh dari Rekam Medik Rumah Sakit pendidik bertugas memberikan pendidikan
Umum Daerah (RSUD) Noongan, jumlah kesehatan kepada pasien dan keluarga dalam
pasien rawat inap di ruang perawatan interna upaya untuk menciptakan perilaku yang
pria dan wanita pada semester pertama tahun menunjang kesehatan (Asmadi, 2008). Hasil
2015 berjumlah 568 pasien pria dan 518 pasien penelitian yang terkait dengan peran perawat
wanita. Dari hasil wawancara tanggal 26 sebagai pendidik dan pemenuhan kebutuhan
November 2015 kepada 3 dari 12 pasien yang rasa aman pasien adalah penelitian Duffield’s
dirawat di ruang Interna Wanita mengatakan (2007, dalam Sayers, 2011) menunjukkan
bahwa perawat menyiapkan dan membagikan bahwa perawat yang menggunakan perannya
obat minum tapi tidak semua perawat yang sebagai pendidik akan membuat pasien merasa
bertugas yang menjelaskan penggunaan, aman.
kegunaan dan efek samping obat sebelum Tren terbaru dalam pelayanan kesehatan
pasien mengkonsumsinya, serta perawat akan menyatakan bahwa pasien dan keluarganya
memberi informasi yang berhubungan dengan harus siap untuk perawatan anggota keluarga
perawatan jika pasien dan atau keluarga yang sakit dan perawat bertanggung jawab
bertanya. Menurut hasil wawancara kepada 4 terhadap pemberian pelayanan yang
dari 14 pasien di ruang Interna Pria, berkualitas. Tren dalam pelayanan kesehatan
mengatakan perawat tidak memperkenalkan tersebut memberikan gambaran yang jelas
atau menjelaskan kondisi ruang perawatan saat tentang pentingnya fungsi pengajaran oleh
pertama kali masuk, perawat hanya perawat kepada pasien dalam pemberian
menganjurkan keluarga untuk membantu asuhan keperawatan (Bastable, 2002). Hal ini
pasien ke toilet. Dan dari hasil wawancara di dapat diartikan bahwa penilaian pasien tentang
kedua ruangan tersebut, tidak ada perawat peran perawat sebagai edukator serta
yang mengajarkan cara cuci tangan yang baik kebutuhan rasa aman yang dirasakan pasien
dan benar pada pasien. merupakan sesuatu hal yang perlu untuk
Dari hasil observasi peneliti, keadaan yang dicermati secara bersama.
membuat kebutuhan rasa aman pasien Berdasarkan fenomena di atas, peneliti
terganggu yaitu tidak semua pengaman pada merasa tertarik untuk melakukan penelitian
tempat tidur berfungsi dengan baik karena mengenai hubungan peran perawat sebagai
rusak, tidak ada papan nama pasien di tempat edukator dengan pemenuhan kebutuhan rasa
tidur, tempat cuci tangan yang tidak bersih, aman pasien di Rumah Sakit Umum Daerah
tidak ada keset kaki di depan toilet dan tidak Noongan.
ada tabung pemadam kebakaran walau

66
E-Jurnal Sariputra, Februari 2017 Vol. 4 (1)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode analitik dikatakan peran perawat sebagai edukator jika
dengan pendekatan cross sectional. Penelitian nilai ≥ mean/median, dan kurang baik jika nilai
ini telah dilaksanakan di ruang rawat inap di <mean/median. Untuk kebutuhan rasa aman
RSUD Noongan dimulai dari bulan Maret pasien diukur dengan kuesioner 20 item
sampai April 2016. Populasi dalam penelitian ini pertanyaan, dikatakan terpenuhi jika nilai ≥
adalah seluruh pasien yang di rawat di ruang mean/median dan dikatakan tidak terpenuhi jika
Interna Pria dan Interna Wanita. Pengambilan nilai <mean/median. Pengolahan data melalui
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan tahap: Editing, Coding, Tabulating dan
teknik Purposive Sampling. Dengan besar kemudian analisis data yang terdiri dari analisis
sampel berjumlah 61 sampel. Instrumen yang univariat dan analisis bivariat
digunakan dalam penelitian adalah kuesioner yangmenggunakan uji Chi-Square dengan
untuk mengukur peran perawat sebagai tingkat kemaknaanα ≤0,05 dengan
edukator yang terdiri dari 19 item pernyataan, menggunakan bantuan SPSS.

HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat

Gambar 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan gambar 1 di atas, karateristik 33 orang (54,1%) dan perempuan dengan


responden berdasarkan jenis kelamin yang jumlah 28 orang (45,9%).
paling banyak adalah laki-laki dengan jumlah

Gambar 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan gambar 2 di atas, responden dan responden yang paling sedikit berada pada
yang paling banyak berada pada rentang umur rentang umur 16-19 tahun yaitu sebanyak 5
40-49 tahun yaitu sebanyak 15 orang (24,6%) orang (8,2%).

Gambar 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

67
E-Jurnal Sariputra, Februari 2017 Vol. 4 (1)

Berdasarkan gambar 3 di atas, responden pada tingkat Pergururuan Tinggi dengan jumlah
dengan jumlah yang paling banyak, berada di 2 orang (3,3%).
tingkat pendidikan SMA/SMK yaitu berjumlah
27 orang (44,2%) dan dan paling sedikit berada

Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Gambar 4 di atas menunjukkan bahwa ada rumah tangga sebanyak 20 orang (32,8%),
keberagaman jenis pekerjaan responden yang mahasiswa/siswa berjumlah 4 orang (6,6%),
dirawat. Jenis pekerjaan reponden yang paling dan lain-lain berjumlah 6 orang (9,8%).
banyak yaitu petani dengan jumlah 23 orang
(37,7%). Responden yang bekerja sebagai
wiraswasta sebanyak 8 orang (13,1%), ibu

Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Hari Dirawat

Berdasarkan gambar 5 di atas, jumlah hari berjumlah 9 orang (14,8%). Rata-rata lama
responden yang dirawat dengan rentang 3-6 responden dirawat adalah 4,56 hari dengan
hari berjumlah 52 orang (85,2%) dan lama dirawat paling singkat dirawat 3 hari dan
responden yang dirawat dengan rentang 7-10 paling lama dirawat yaitu 10 hari.

Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Peran Perawat Sebagai Edukator

Gambar 6 di atas menguraikan distribusi dengan kategori pelaksanaan peran perawat


data tentang pelaksanaan peran perawat sebagai edukator yang tergolong tidak baik
sebagai edukator. Jumlah responden dengan sebanyak 39 pasien (63,9%). Hasil penelitian
kategori pelaksanaan peran perawat sebagai pada 61 pasien menggambarkan bahwa
edukator yang tergolong baik sebanyak 22 sebagian besar responden belum mendapatkan
responden (36,1%) dan jumlah responden peran edukator dari perawat dengan baik.

68
E-Jurnal Sariputra, Februari 2017 Vol. 4 (1)

Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Kebutuhan Rasa Aman Pasien

Gambar 7 di atas menguraikan data dengan kategori aman sebanyak 18 responden


tentang pemenuhan kebutuhan rasa aman (29,5%). Hasil penelitian pada 61 pasien
pasien di RSUD Noongan. Jumlah responden menggambarkan sebagian besar responden
dengan kategori tidak aman sebanyak 43 belum merasa aman.
responden (70,5%) dan jumlah responden

2. Analisis Bivariat

Tabel 1. Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator Dengan pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
Pasien Rawat Inap di Ruang Rawat Inap RSUD Noongan
Kebutuhan Rasa Aman
Peran Perawat Total
Tidak
Sebagai Terpenuhi p Value
Terpenuhi
Edukator
F % F % F %

Baik 12 19,7 10 16,4 22 36,1

Kurang Baik 6 9,8 33 54,1 39 63,9 0,003

Total 18 29,5 43 70,5 61 100

Tabel 1 di atas menunjukkan hubungan pada Chi-Square ini adalah Continuity


peran perawat sebagai edukator dengan Correction. Hasil analisis statistik didapatkan
pemenuhan kebutuhan rasa aman di RSUD bahwa nilai p = 0,003 ≤ 0,05 sehingga H0
Noongan dengan hasil uji statistik Chi Square ditolak dan menunjukkan ada hubungan yang
didapatkan nilai p = 0,003. Berdasarkan nilai p signifikan antara peran perawat sebagai
pada uji Chi Square, H0 ditolak jika nilai p ≤ α edukator dengan pemenuhan kebutuhan rasa
dan H0 diterima jika p ≤ α. Uji yang digunakan aman di RSUD Noongan.

PEMBAHASAN

Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator Dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Noongan

Hubungan peran perawat sebagai Berdasarkan hasil penelitian tersebut,


edukator dengan pemenuhan kebutuhan rasa peneliti berpendapat bahwa peran perawat
aman pasien di RSUD Noongan dianalisis sebagai edukator tidak sepenuhnya berjalan
dengan uji Chi Square. Hasil uji statistik dengan baik sehingga kebutuhan rasa aman
menunjukkan nilai p = 0,003. Ha diterima jika pasien mengalami pencapaian yang kurang
H0 ditolak, di mana H0 ditolak jika nilai p ≤ α maksimal. Hal ini disebabkan beberapa faktor
(0,003 ≤ 0,05). Hasil analisis statistik di antaranya pengetahuan perawat, beban kerja
didapatkan bahwa ada hubungan signifikan perawat, sikap perawat, dan motivasi perawat
antara peran perawat sebagai edukator dengan yang dapat membuat pasien merasa aman atau
pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien di tidak. Faktor lain yang menentukan peran
ruang rawat inap RSUD Noongan. perawat sebagai edukator tidak berjalan
dengan baik yaitu tingkat pengetahuan

69
E-Jurnal Sariputra, Februari 2017 Vol. 4 (1)

pasienserta kondisi lingkungan dan fasilitas program keselamatan pasien dalam hal ini
rumah sakit yang kurang memadai. pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien.
Hasil penelitian menunjukkan peran Motivasi juga turut berperan dalam
perawat sebagai edukator yang terlaksana pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien dari
dengan baik akan memenuhi kebutuhan rasa perawat yang berperan sebagai edukator. Hasil
aman pasien yaitu sebanyak 12 orang (19,7%) penelitian Riyadi dan Kusnanto (2007)
dan responden yang tidak aman walaupun menyatakan bahwa setiap perawat harus
menerima peran perawat sebagai edukator mempunyai motivasi yang tinggi agar dapat
secara baik yaitu sebanyak 10 orang (16,4%). meningkatkan kinerja sehingga mutu pelayanan
Responden yang tidak menerima peran semakin memuaskan. Semakin tinggi motivasi
perawat sebagai edukator dan merasa tidak kerja seorang perawat maka diharapkan
aman sebanyak 33 orang (70,2%), sedangkan semakin tinggi pula kinerja perawat dalam
responden yang merasa aman walaupun tidak memberikan pelayanan kesehatan kepada
menerima peran perawat sebagai edukator pasien termasuk dalam melaksanakan
sebanyak 14 orang (29,8%). perannya sebagai edukator terkait dengan
Faktor yang mendukung peran perawat pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien.
sebagai edukator yaitu perawat harus memiliki Pengetahuan pasien akan kebutuhan rasa
pengetahuan yang luas. Perawat dengan aman merupakan salah satu faktor penentu
pengetahuan yang dimiliki harus keberhasilan perawat dalam mendidik pasien.
menyampaikan informasi dan penjelasan agar Menurut peneliti, pasien memiliki pengetahuan
pasien lebih memahami dan merasa aman. yang kurang karena kurangnya informasi dan
Menurut Hapsari (2013), pengetahuan perawat pengajaran dari perawat. Hal ini sejalan dengan
tentang kebutuhan rasa aman pasien dapat pendapat Kozier (2008) bahwa pasien biasanya
mempengaruhi peran perawat dalam tidak kenal dengan lingkungan baru dan
memberikan pengajaran kepada pasien dan peralatan baru yang ada di rumah sakit
pengetahuan perawat dapat dipengaruhi oleh sehingga pasien sangat membutuhkan adanya
tingkat pendidikan perawat. Semakin tinggi informasi yang spesifik demi keamanan dan
tingkat pendidikan perawat, maka semakin keselamatannya.
besar pula keinginan untuk memanfaatkan Menurut peneliti, hal lain yang membuat
pengetahuan dan keterampilan yang didapat pasien merasa tidak aman adalah kondisi
untuk kepentingan pasien. Menurut Nurwinari lingkungan dan fasilitas yang ada di rumah
(2013), pengetahuan dan keterampilan yang sakit yang kurang memadai. Sehingga perawat
dimiliki perawat harus mampu mengimbangi harus menciptakan lingkungan yang kondusif
sulitnya pekerjaan karena setiap saat harus agar pasien terhindar dari cedera. Menurut
menghadapi pasien dengan kerakteristik yang Kozier (2008), lingkungan yang kondusif untuk
berbeda. pembelajaran meliputi cahaya yang cukup,
Salah satu faktor yang berhubungan kenyamanan suhu dalam ruangan, tidak ada
dengan pemenuhan rasa aman pasien adalah suara yang mengganggu, dan ventilasi yang
beban kerja perawat. Menurut peneliti, beban memadai.
kerja perawat yang tinggi dapat menyebabkan Hal ini sejalan dengan penelitian tentang
perawat mengalami kelelahan atau kejenuhan peran perawat sebagai edukator dan
dalam mendidik pasien yang akan berdampak pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien
pada kurang terpenuhinya rasa aman bagi memiliki implikasi bahwa seorang perawat di
pasien. Menurut Nurwinari (2013) dalam rumah sakit mempunyai peran untuk
analisis beban kerja perawat di ruang rawat meningkatkan rasa aman dengan
inap bahwa standar beban kerja perawat menitikberatkan pada pencegahan bahaya
senantiasa harus sesuai dengan asuhan yang sering terjadi pada pasien. Perawat
keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan berperan secara langsung dalam pemenuhan
pasien. Untuk menghasilkan pelayanan efektif kebutuhan rasa aman pasien dengan
dan efisien diupayakan kesesuaian antara pemberian informasi yang jelas kepada pasien
ketersediaan tenaga perawat dengan beban dan keluarga (Hapsari, 2013).
kerja yang ada. Perawat diharapkan dapat memberikan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penyuluhan terkait keamanan pasien dengan
peran perawat sebagai edukator dalam melakukan pemantauan, pengawasan,
pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien peningkatan antisipasi dan pencegahan yang
adalah sikap perawat. Menurut peneliti, sikap pada akhirnya akan meningkatkan dan
pribadi perawat sangat menentukan hasil dari mengembangkan pemahaman, pengetahuan,
proses pendidikan kesehatan kepada pasien. sikap, dan perilaku pasien tentang pentingnya
Menurut hasil penelitian Ariyani (2009), sikap pemenuhan kebutuhan rasa aman bagi pasien
perawat sebagian besar mendukung tentang (Hapsari, 2013).

70
E-Jurnal Sariputra, Februari 2017 Vol. 4 (1)

KESIMPULAN

1. Peran perawat sebagai edukator sebagian 3. Ada hubungan yang bermakna atau
kecil berada pada kategori baik dan signifikan antara peran perawat sebagai
sebagian besar berada pada kategori edukator dengan pemenuhan kebutuhan
kurang baik. rasa aman pasien di ruang rawat inap
2. Pemenuhan kebutuhan rasa aman RSUD Noongan.
pasienrawat inap, sebagian kecil terpenuhi
dan sebagian besar tidak terpenehi.

SARAN

Hasil penelitian ini dapat menambah diharapkan kejadian cedera pada pasien dapat
pengetahuan dan informasi mengenai peran dicegah.
edukator yang dilakukan perawat. Penelitian Bagi institusi pendidikan keperawatan
lanjutan yang disarankan adalah jumlah sampel Dapat dijadikan sebagai dasar bahan ajar
lebih banyak; penelitian lanjutan untuk pemberian materi khususnya area keperawatan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dasar dan juga sebagai bahan dasar penelitian
pelaksanaan peran perawat sebagai edukator selanjutnya dalam keperawatan dasar.
dalam memenuhi kebutuhan rasa aman pasien. Dapat juga menjadi masukan untuk rumah
Perawat disarankan untuk meningkatkan sakit yang digunakan dalam merancang
pengetahuannya tentang perannya sebagai kebijakan pelayanan keperawatan khususnya
edukator sehingga perawat lebih terampil dan pelaksanaan peran perawat sebagai edukator
banyak pengetahuan dalam memenuhi dalam memenuhi kebutuhan rasa aman pasien.
kebutuhan rasa aman pasien sehingga

DAFTAR PUSTAKA

Ariyani. 2009. Analisis Pengetahuan dan Nurwinari. 2013. Analisis Beban Kerja Perawat
Motivasi Perawat yang Mempengaruhi Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Sikap Mendukung Penerapan Program Daerah Kota Semarang. Semarang:
Patient Safety di Instalasi Perawatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Intensif RSUD dr. Moewardi Surakarta. Potter & Perry. 2006. Fundamental
Surakarta: Universitas Negeri Surakarta. Keperawatan Jilid 1. Jakarta: EGC
Bastable, Susan. 2002. Perawat Sebagai Riyadi, S dan Kusnanto, H. 2007. Motivasi
Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran dan Kerja dan Karakteristik Individu Perawat di
Pembelajaran. Jakarta : EGC RSD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep Madura
Depkes RI. 2006. Panduan Nasional Working Paper Series No. 18. Yogyakarta :
Keselamatan Pasien Rumah Sakit(Patient Universitas Gajah Mada
Safety). Jakarta. Online. http://www. Sayers, Jan M. 2011. The Nurse Educator Role
inapatsafety-persi.or.id/ data/panduan.pdf in The Acute Care Setting in Australia:
Depkes RI. 2008. Panduan Nasional Important But Poorly Described. Australian
Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Journal of Advanced Nursing. Online.
Jakarta. Online. http://www.inapatsafety- http://www.ajan.com.au/Vol28/28-4.pdf
persi.or.id/data/panduan.pdf Sukesi, Niken. 2011. Hubungan Caring Perawat
Gunibala, Taufik. 2015. Hubungan Dengan Pemenuhan Rasa Aman Pasien
Pengetahuan dan Sikap Perawat Dengan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit.
Penerapan Patient Safety di RSUD Prof. Jakarta: Universitas Indonesia
Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Suryadi R.F. 2013. Hubungan Peran Edukator
Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo Perawat dalam Discharge Planning
Hapsari, Raditya. 2013. Hubungan Peran Dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Rawat
Perawat sebagai Edukator dengan Inap Untuk Kontrol di Rumah Sakit Paru
Kebutuhan Rasa Aman Pasien Rawat Kabupaten Jember. Jember: Universitas
Inap. Jember:Universitas Jember Jember.
Kozier dan Erb’s. 2008. Fundamentals of Ali, Zaidin H. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan
Nursing Concepts, Process and Practice. Profesional. Jakarta: EGC
New Jersey: Pearson Education

71

Anda mungkin juga menyukai