Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN PROFESIONALISME PERAWAT TERHADAP KEPUASAN

PASIEN DI RUANG RAWAT INAP UTAMA


Yetty Hardianty1, Juniar Ernawaty2, Febriana Sabrian3
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau
Email: yetty.hardianty@gmail.com

Abstract

Professional nursing services have the class and quality that providing satisfaction on the needs and desires more than
customers or patients expected. This study aimed to find out the relationship of nurse professionalism and patient
satisfaction which was designed in descriptive correlational by applying cross- sectional approach. The sample in was
84 respondents taken by using proportionate random sampling technique by fulfilling the inclusion criteria. The
instrument used was a questionnaire that the content vailidity has been tested by three experts. The analyses used were
univariate to know the frequency distribution and bivariate using alternative fisher exact test. The research finding
showed that there was a relationship between nurse profesionalism and patient satisfaction with p value (0,000) < α
(0,1). Therefore, it can be concluded from the results of patient satisfaction questionnaires in hospitals that to improve
the quality of service, evaluation of the professional nurse is needed in order to achieve patient satisfication and
increase the quality of service in hospitals.
Keyword: nurse, patient satisfactoni, profesionalism

PENDAHULUAN habis dan phlebitis yang hal tersebut bukan


Kepuasan adalah perasaan senang ditemukan oleh perawat, tetapi merupakan hasil
seseorang yang berasal dari perbandingan laporan dari keluarga pasien.
antara kesenangan terhadap aktivitas dan Penelitian yang dilakukan oleh
suatu produk dengan harapannya (Nursalam, Suryawati, Dhaminto, dan Shaluhiyah (2008)
2011). Sedangkan Pohan (2007) menyebutkan menyebutkan bahwa terdapat 52 indikator
bahwa kepuasan pasien adalah tingkat dalam menilai kepuasan pasien dan 9
perasaan pasien yang timbul sebagai akibat indikator di antaranya adalah dari perawat, 9
dari kinerja layanan kesehatan yang indikator dari dokter, 6 indikator dari
diperolehnya, setelah pasien membandingkan administrasi, dan 7 indikator dari obat-obatan.
dengan apa yang diharapkannya. Jadi dapat Hal ini membuktikan bahwa pelayanan
disimpulkan bahwa kepuasan adalah perasaan keperawatan merupakan salah satu hal yang
yang didapatkan setelah pengguna layanan menjadi indikator penting dalam menentukan
mendapatkan pengalaman sesuai yang kepuasan pasien.
diharapkannya. Kualitas pelayanan keperawatan dalam
Penelitian Gunawan dan Narsih (2008) di menjamin dan memberikan asuhan
Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk keperawatan diperlukan adanya sikap
Kabupaten Banggai, tentang kepuasan pasien profesionalisme (Alfian, 2013).
terhadap pelayanan keperawatan, Profesionalisme keperawatan adalah suatu
menunjukkan dari 64 responden yang diteliti bentuk anggapan seseorang tentang pelayanan
didapatkan 74,8% tingkat kepuasan belum profesionalisme yang merupakan bagian
sesuai harapan. Penelitian Saleh (2012) di integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan
RSUD Abdul Wahab Sjahranie, mengatakan ilmu keperawatan berbentuk pelayanan
bahwa masih adanya keluhan masyarakat biologis, psikologis, sosiologis spiritual yang
terhadap pelayanan yang diberikan oleh komprehensif yang ditujukan kepada
perawat, banyak perawat tidak disiplin, individu, keluarga dan masyarakat baik dalam
misalnya perawat terlambat masuk kerja, keadaan sehat maupun sakit yang mencakup
perawat hanya pelaksana yang melakukan seluruh proses kehidupan manusia
rutinitas pekerjaan saja, serta mengutamakan (Kusminarti, 2013).
tugas profesi lain dari pada tugas mandiri Penelitian Peluw (2007) dalam Wijaya
sebagai perawat, dan masih adanya kasus infus dan Rantung (2015) menggambarkan adanya
484
persepsi yang negatif seperti tindakan yang Hasil penelitian ini diharapkan menjadi
kurang tepat, kurang terampil, kurang sumber informasi dalam pengembangan ilmu
komunikasi dengan pasien dan kurang cepat pengetahuan khususnya keperawatan
menanggapi keluhan pasien. Maka dari itu manajemen tentang profesionalisme perawat
sikap profesionalisme perawat sangat terhadap kepuasan pasien.
diperlukan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien.
METODOLOGI PENELITIAN
Profesionalisme dalam keperawatan pada
Penelitian yang dilakukan merupakan
dasarnya adalah pemahaman tentang adanya
penelitian kuantitatif dengan menggunakan
suatu landasan ilmiah yang spesifik dan
desain penelitian deskriptif korelasi dan
menjadi dasar pada praktik keperawatan,
disertai dengan adanya kemampuan tenaga pendekatan cross sectional. Populasi dalam
keperawatan untuk melaksanakan praktik penelitian ini adalah seluruh pasien yang di
keperawatan tersebut dan diterapkan untuk ruang rawat inap utama. Dengan jumlah
kesejahteraan manusia, sedangkan pelayanan sampel 84 orang yang diperoleh dengan
keperawatan profesionalisme pada dasarnya teknik Propotionate Random Sampling. Alat
memberi penekanan pada kualitas pelayanan pengumpulan data pada penelitian ini adalah
keperawatan yang diberikan kepada kuesioner. Analisa yang digunakan pada
masyarakat (Saragih, 2013). Karakteristik penelitian ini adalah analisa univariat dan
keperawatan profesional menurut Kusnanto bivariat dengan uji statistik alternatif fisher
(2014) adalah memiliki otoritas (authority), exact test.
akuntabilitas (accountability), pengambilan
keputusan yang mandiri (independent
decision making), kolaborasi (collaboration), HASIL PENELITIAN
dan pembelaan/dukungan (advocacy). Hasil penelitian yang dilakukan tanggal
Studi pendahuluan dilakukan di ruang 20 – 23 Januari 2018 di ruang rawat inap
Dahlia yang merupakan ruang rawat inap utama dengan hasil:
kelas tiga dengan metode wawancara. Hasil
A. Analis Univariat
wawancara yang dilakukan kepada pasien
1. Karakteristik Responden
yang dirawat di ruang Dahlia, didapatkan 5
Tabel 1
dari 10 pasien (50%) mengatakan puas
Karakteristik Responden Berdasarkan
dengan perawatan yang dilakukan oleh Umur dan Jenis Kelamin
perawat di ruang Dahlia, sedangkan 5 pasien
(50%) menyatakan kurang puas. Wawancara Karakteristik Responden N %
Umur
lebih lanjut, salah seorang pasien mengatakan 2 2,4
a. Remaja akhir (17-25 tahun)
bahwa terkadang perawat lama memberi b. Dewasa awal (26-35 tahun) 16 19,0
respon ketika pasien memberikan keluhan. c. Dewasa akhir (36-45 tahun) 24 28,6
Pasien lain mengatakan, perawat hanya d. Lansia Awal (46-55 tahun) 32 38,0
e. Lansia Akhir (56-65 tahun) 10 12,0
datang saat jam pergantian dinas untuk
melihat pasien. Hal ini tentunya terkait erat Jenis kelamin:
a. Laki-laki 44 52,4
dengan profesionalisme perawat. b. Perempuan 40 47,6
Secara garis besar terlihat bahwa pada
hasil studi pendahuluan, hanya 50% pasien
Tabel 1 menunjukkan hasil
yang merasa puas pada perawatan yang telah
penelitian pada 84 responden dengan
diberikan dan masih adanya keluhan tentang
hasil responden terbanyak pada kategori
pelayanan professional perawat. Oleh sebab
umur adalah lansia awal (46-55 tahun)
itu, berdasarkan fenomena yang di temui pada
yaitu dengan jumlah 32 responden
studi pendahuluan, peneliti tertarik melakukan
(38,0%) dan pada karakteristik jenis
penelitian mengenai “hubungan kelamin responden terbanyak adalah
profesionalisme perawat terhadap kepuasan laki-laki dengan jumlah 44 orang
pasien di ruang rawat inap utama ”. (52,4%).
485
2. Gambaran Profesionalisme Perawat kurang puas dalam perawatan adalah 18
Tabel 2 orang (21,4%). Hasil uji fisher exact test
Gambaran Profesionalisme Perawat didapatkan p=0,000 (p < 0,1) artinya Ho
Profesionalisme N % ditolak yaitu terdapat hubungan antara
Perawat profesionalisme perawat dengan
Profesional 66 78,6 kepuasan pasien.
Kurang profesional 18 21,4
PEMBAHASAN
Total 84 100 A. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Tabel 2 menunjukkan hasil a. Umur
penelitian yang dilakukan pada 84 Hasil penelitian pada 84 orang
responden dan didapatkan bahwa 66 responden didapatkan responden
orang responden dengan persentase terbanyak pada kategori umur lansia
78,6% menilai bahwa perawat bersikap awal (46-55 tahun) yaitu dengan
profesional. jumlah 32 responden (38,0%),
3. Gambaran Kepuasan Pasien kemudian selanjutnya dewasa akhir
Tabel 3 (36-45 tahun) sebanyak 24 orang
Gambaran Kepuasan Pasien responden (28,6%), dewasa awal
Kepuasan Pasien Jumlah Persentase (26-35 tahun) sebanyak 16 orang
(n) (%)
(19,0%), lansia akhir (56-65 tahun)
Puas 61 72,6 dengan jumlah 10 orang (12,0%) dan
Kurang puas 23 27,4 remaja akhir berjumlah 2 orang
Total 84 100 (2,4%). Seseorang dikategorikan
lansia awal apabila berada pada
Pada penelitian yang dilakukan rentang umur 46-55 tahun (Depkes,
pada 84 responden didapatkan hasil 2009). Menurut perhitungan
sebagian besar yaitu 61 orang menggunakan computer software
responden dengan persentase 72,6% tertentu didapatkan bahwa 20 dari 61
merasa puas. responden (32%) pasien yang merasa
B. Analisa Bivariat puas adalah pasien dengan golongan
Analisa bivariat pada penelitian ini umur lansia awal. Menurut analisis
menggunakan uji alternatif fisher exact peneliti jumlah presentasi terbanyak
test untuk melihat hubungan responden yang puas dan kurang
profesionalisme perawat terhadap puas berada pada golongan umur
kepuasan pasien. yang sama menjadi mungkin karena
Tabel 4 sebagian besar responden adalah dari
Hubungan Profesionalisme perawat golongan lansia awal. Hasil
Terhadap Kepuasan Pasien penelitian ini didukung oleh
Kepuasan Pasien penelitian Lestari, Sunarto, dan
Profesionalis- Kurang p
me Perawat
Puas
puas
Total
value Kuntari (2016) yang mendapatkan
N % N % pasien dengan umur lebih dari 25
Profesional 58 88,0 8 12,0 66 78,6 0,000
Kurang 3 17,0 15 83,0 18 21,4 tahun lebih puas (66,7%) terhadap
Professional pelayanan keperawatan yang
Total 61 23 84 100 diberikan. Hal ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Tabel 4 menunjukkan bahwa Sukesi (2011) yang mengatakan
penilaian responden terhadap perawat bahwa responden yang berumur
yang profesional dan merasakan kurang dari 27 tahun cenderung lebih
kepuasan ketika dirawat adalah 58 orang puas terhadap pelayanan
(88,0%) dan responden yang menilai keperawatan di ruang rawat inap RSI
perawat kurang profesional dan merasa Sultan Agung Semarang.
486
Penelitian Sumarjianto (2013) puas terhadap pelayanan
mendukung hasil penelitian ini keperawatan yang diberikan dari
dengan menyebutkan bahwa pada responden perempuan (41,7%).
sebagian besar pasien (30%) yang Hal ini tidak sejalan dengan
berada pada usia lebih 50 tahun penelitian yang dilakukan oleh
mengatakan puas terhadap pelayanan Sumarjianto (2013) yang
keperawatan yang diberikan di ruang mengatakan bahwa sebagian besar
rawat inap RSU PKU responden (30%) yang merasa puas
Muhammadiyah Bantul. Penelitian terhadap pelayanan keperawatan
ini juga sejalan dengan penelitian adalah responden berjenis kelamin
Oroh, Rompas, dan Pondagg (2014) perempuan di RSU PKU
yang mengatakan bahwa usia tua Muhammadiyah Bantul.
(lebih dari 40 tahun) cenderung lebih 2. Gambaran Profesionalisme Perawat
puas terhadap pelayanan Pada penelitian ini didapatkan
keperawatan (75,3%) ketika dirawat hasil 66 orang responden dengan
di ruang rawat inap RSUD Noongan persentase 78,6% menilai perawat
Minahasa. memiliki sikap profesional sedangkan
b. Jenis Kelamin 18 orang responden dengan
Hasil penelitian yang persentase 21,4% menilai perawat
dilakukan didapatkan dari 84 kurang profesional. Hal ini
responden terdapat 44 orang menunjukkan bahwa pada penelitian
responden (52,4%) berjenis kelamin ini sebagian besar pasien menilai
laki-laki dan 40 orang responden bahwa perawat yang bertugas
(47,6%) dengan jenis kelamin memiliki sikap profesional. Hal ini
perempuan. Pengolahan data melalui sejalan dengan penelitian Wijaya dan
komputer software tertentu Rantung (2015) yang menyebutkan
menggunakan chi square didapatkan bahwa persepsi pasien terhadap
33 dari 61 responden (54%) yang kompetensi profesional perawat di
merasa puas terhadap pelayanan rumah sakit Advent Bandung
keperawatan adalah pasien laik-laki termasuk dalam interpretasi baik.
dan 12 dari 23 responden (52%) Penelitian lain dari Sari (2010)
yang merasa kurang puas adalah menyebutkan bahwa faktor
pasien perempuan. Hal ini dijelaskan predisposing yang meliputi: umur,
oleh Robins dan Judge (2008) bahwa jenis kelamin, tingkat pendidikan,
wanita membutuhkan waktu lebih status kepegawaian, status
banyak untuk menganalisis dan perkawinan, masa kerja, pengetahuan
menilai suatu hal dibanding pria. dan sikap ada hubungan dengan
Sehingga wanita lebih teliti dalam profesionalisme perawat. Pada
menilai orang lain termasuk perilaku penelitian ini terdapat 18 orang
perawat dalam memberikan responden (21,4%) menilai perawat
perawatan. Penelitian Oroh, Rompas, pada kategori kurang profesional
dan Pondagg (2014) di RSUD didalam ruangan rawat perawat yang
Noongan Minahasa juga bertugas memiliki faktor predisposing
mendapatkan hasil bahwa responden yang berbeda-beda dan selain itu
laki-laki (87,2) lebih puas terhadap profesionalisme perawat memiliki
pelayanan keperawatan dari pada nilai mean yang besar yaitu 40 agar
responden perempuan (60,4%). dikategorikan profesional. Maka
Sejalan dengan penelitian penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya, penelitian yang Innong (2010) yang menyatakan
dilakukan oleh Lestari, Sunanto, dan beberapa cara meningkatkan
Kuntari (2016) di dapatkan bahwa profesionalisme perawat adalah
responden laki-laki (58,3%) lebih dengan meningkatkan pendidikan,
487
lama kerja, motivasi kerja dan juga akuntabilitas rumah sakit agar mampu
pelatihan. bersaing dengan rumah sakit lainnya.
Penelitian Mustofa (2008) didapatkan
3. Gambaran Kepuasan Pasien terdapat hubungan antara persepsi
Pada penelitian yang dilakukan pasien terhadap dimensi mutu
pada 84 responden didapatkan hasil pelayanan keperawatan dengan
sebagian besar yaitu 61 orang kepuasan pasien.
responden dengan persentase 72,6% Menurut Apriyatmoko dan
merasa puas terhadap perawatan yang Sukarno (2013) dalam menjamin
diberikan. Maka penelitian ini sejalan kualitas pelayanan keperawatan dalam
dengan penelitian Anam dan Khusnia memberikan asuhan keperawatan
(2012) bahwa pada penelitian tersebut diperlukan adanya sikap
jumlah pasien yang merasa puas profesionalisme. Asumsi peneliti
terhadap pelayanan keperawatan yang perawat yang profesional akan memiliki
berikan Rumah Sakit DKT Mojokerto kinerja yang baik dan berdasarkan
adalah 18 dari 35 pasien (51,4%). penelitian Hafid (2014) menyatakan
Mendukung penenelitian ini, penelitian terdapat hubungan kinerja perawat
Arifin dan Lestari (2013) menyebutkan terhadap kepuasan pasien. Mendukung
bahwa sebanyak 40 dari 74 responden penelitian ini, Kalsum (2016) pada
(54,1%). Penelitian Kurniati (2013) penelitian mendapatkan hasil bahwa
didapatkan hasil bahwa kualitas perilaku Caring perawat juga
pelayanan kesehatan yang diberikan mempengaruhi kepuasan pasien. Selain
mempengaruhi kepuasan pasien. itu, kepuasan pasien juga ditentukan
Sehingga jika kualitas pelayanan belum pada bagaimana penilaian sikap perawat
maksimal maka nilai harapan akan lebih yang dinilai pasien. Semakin baik
besar dari persepsi kepuasan pasien. penilaian pasien terhadap perawat maka
Selain itu disebutkan pada penelitian angka kepuasan semakin tinggi, ini
Yunianti (2016) bahwa kepuasan pasien berdasarkan penelitian Nugrahaningsih
pengaruhi oleh kesiapan dokter ahli, (2016). Mendukung penelitian ini, hal
pelayanan perawat, kamar inap, dan lain yang mendukung kepuasan pasien
kelengkapan medis. adalah komunikasi terapeutik perawat
Asumsi peneliti pada penelitian terhadap pasien menurut penelitian
ini tingginya angka kepuasan pasien Suhaila dkk. (2017). Berbeda dengan
bisa disebabkan oleh meningkatnya penelitian Krisdawardani (2014) yang
kualitas pelayanan kesehatan. Sejalan seharusnya tanggungjawab merupakan
dengan penelitian sebelumnya, salah satu indikator penilaian
penelitian Utami (2013) menyebutkan profesional perawat, penelitiannya
agar kualitas pelayanan meningkat mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat
sehingga kepuasan pasien tercapai perlu hubungan signifikan antara tingkat
dilakukan pembinaan, evaluasi, dan pemenuhan tanggung jawab terhadap
monitoring terhadap petugas kesehatan. profesi dengan tingkat kepuasan pasien.
Melengkapi penelitian
4. Hubungan Profesionalisme Perawat
sebelumnya, menurut Dewanto (2015)
Terhadap Kepuasan Pasien
penelitian yang telah dilakukan juga
Penelitian ini menunjukkan ada mendapatkan hasil bahwa kualitas
hubungan profesionalisme perawat pelayanan yang salah satunya adalah
terhadap kepuasan pasien. Saat ini proses keperawatan berpengaruh
setiap rumah sakit berupaya terhadap kepuasan pasien yang di rawat
meningkatkan kualitas pelayanannya di Rumah Sakit Kota Batu secara
dari berbagai aspek agar kepuasan parsial dan stimulan. Penelitian yang
pasien bisa tercapai dan menurut dilakukan oleh Butar-Butar dan
Anjaryani (2009) hal ini merupakan Simamora (2016) menyatakan semakin
488
tinggi mutu pelayanan keperawatan responden (78,6%) menilai perawat
yang diberikan maka semakin tinggi bersikap profesional dan 61 orang
ketercapaian kepuasan pasien, responden (72,6%) menilai puas terhadap
penelitian ini juga mendapatkan hasil pelayanan keperawatan.
bahwa terdapat hubungan antara mutu Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelayanan keperawatan terhadap responden yang menilai perawat
kepuasan pasien di RSUD Pandan profesional dan merasa puas terhadap
Kabupaten Tapanuli Tengah. Maka pelayanan keperawatan adalaj 58 orang
dapat disimpulkan dari penelitian- (88,0%) dan responden yang menilai
penelitian yang telah dilakukan bahwa sikap perawat kurang profesional dan
sikap profesionalisme perawat merasa kurang puas terhadap pelayanan
behubungan langsung dengan kualitas keperawatan adalah sebanyak 18 otang
pelayanan keperawatan dirumah sakit. responden (21,4%). Penelitian ini
Oleh sebab itu, penelitian Kumalasari awalnya menggunakan uji chi square
(2017) mendapatkan hasil bahwa tetapi setelah proses pengolahan data
terdapat hubungan yang signifikan maka di dapatkan nilai ekspektasi kurang
antara kualitas pelayanan keperawatan dari 5 sebesar 25% maka selanjutnya uji
dengan kepuasan pasien di ruang rawat yang digunakan adalah uji alternatif
inap bedah RSUD dr. Loekmono Hadi fisher exact test dengan hasil p=0,000 (p
Kudus. Mendukung penenelitian ini, < 0,1) artinya Ho ditolak yaitu terdapat
penelitian Fitia (2017) Terdapat hubungan antara profesionalisme perawat
hubungan yang signifikan kualitas terhadap kepuasan pasien.
pelayanan keperawatan dengan
kepuasan pasien awat inap di Rumah SARAN
Sakit Rachma Husada Bantul dengan Berdasarkan hasil penelitian, terdapat
keeratan hubungan sebesar (43,8%). beberapa saran diantaranya:
Pada penelitian ini didapatkan 1. Bagi ilmu keperawatan
juga 8 orang responden (12,0%) yang Diharapkan hasil penelitian
menilai perawat profesional tetapi dapat dijadikan acuan pengetahuan
pasien merasa kurang puas. Asumsi baru untuk ilmu perkembangan ilmu
peneliti, hal ini terjadi karena penilaian keperawatan khususnya tentang
profesional perawat yang dinilai secara profesionalisme perawat dan kepuasan
pasien. Sehingga kedepannya
umum. Artinya, penilaian pada
profesionalisme perawat dan kepuasan
kuesioner tidak dilakukan untuk
pasien dapat ditingkatkan.
perawat secara individual. Sehingga
pasien memberikan penilaian yang 2. Bagi rumah sakit
berbeda pada variabel profesional Dari hasil penelitian ini di
perawat dan kepuasan pasien. harapkan dapat menjadi sumber
informasi, evaluasi, serta masukan
SIMPULAN untuk perbaikan dan kemajuan
Setelah dilakukan penelitian pelayanan keperawatan khususnya.
terhadap 84 orang responden tentang Selain itu rumah sakit akan sering
hubungan profesionalisme perawat melakukan evaluasi kepuasan pasien
terhadap kepuasan pasien di ruang rawat demi meningkatkan kualitas pelayanan
inap utama diketahui bahwa responden kedepannya.
terbanyak adalah responden yang berada
pada rentang umur 46-55 tahun yaitu 32 3. Peneliti selanjutnya
responden (38,0%) sedangkan menurut Hasil penelitian ini diharapkan
jenis kelamin laki-laki lebih banyak dapat digunakan sebagai bahan dan
dengan jumlah 44 responden (52,4%) data pendukung pada penelitian
dibanding perempuan. Selanjutnya, pada selanjutnya terkait profesionalisme
penelitian ini didapatkan bahwa 66 orang perawat dan kepuasan pasien.
489
1
Yetty Hardianty: Mahasiswa Program Studi Keperawatan Dengan Tingkat
Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Rsud
Indonesia. Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.
2
Juniar Ernawaty.S.Kp, M.Kep., M.Ng: Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1
Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan Anak Fitia, L. (2017). Hubungan Kualitas
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Pelayanan Keperawatan
Riau, Indonesia. Dengankepuasan Pasien Rawat Inap
3
Ns. Febriana Sabrian, MPH: Dosen Di Rumah Sakit Rachma Husada
Bidang Keilmuan Keperawatan Komunitas Bantu. Skripsi. Program Studi Ilmu
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Riau, Indonesia. Kesehatan Jendral Achmad Yani
Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA Innong, A, ( 2010). “Gambaran
Kinerja tenaga kese hatan di
Alfian, N. (2013). “Komparasi Pengaruh Puskesmas Maritengngae Kabupaten
Kekuatan Budaya Terhadap Tingkat Sidrap.” Skripsi. Sekolah Tinggi
Profesionalisme Perawat Antara RS Ilmu Kesehatan Baramuli
PKU Muhammadiyah Dengan RSUD Kalsum, U. (2016) “Hubungan Perilaku
Temanggung”. Skripsi. Program Studi Caring Perawat Dengan Kepuasan
Ilmu Keperawatan Universitas Ngudi Pasien Di Ruang Perawatan Teratai
Waluyo Rumah Sakit Umum Pusat
Anam, A., Khusnia, I,. (2012). Tingkat Fatmawati”. Skripsi. Peminatan
Kepuasan Pasien dan Keluarga Pada Manajemen Pelayanan Kesehatan,
Pelayanan Keperawatan Di Rumah Program Studi Kesehatan Masyarakat,
Sakit DKT Mojokerto. Journal Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Majapahit Hospital, Vol 4, No. 2 Kesehatan, Universitas Islam Negeri
Anjaryani., W., D. (2009). “Kepuasan Pasien Syarif Hidayatullah Jakarta
Rawat Inap Terhadap Pelayanan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Perawat Di RSUD Tugu Rejo (2016). Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Jakarta.
Semarang”. Tesis. Program Studi
Direktorat Jenderal Pelayanan
Magister Promosi Kesehatan Kajian
Kesehatan.
Sumberdaya Manusia Program
Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Pascasarjana Universitas Diponegoro
(2016). Informasi APBN 2017.
Semarang
Direktorat Penyusunan APBN.
Association of Registered Nurses of
Jakarta. Direktorat Jenderal Anggaran.
Newfoundland and Labrador Kumalasari, E. (2017). Hubungan Kualitas
(ARNNL). (2014). Professionalism Pelayanan Keperawatan Dengan
and the Registered Nurse. St Jhon’s: Kepuasan Pasien Rawat Inap Bedah
Author. Diperoleh pada tanggal 26 Di Rsud Dr. Loekmono Hadi Kudus.
Oktober 2017 dari Skripsi. Program Studi SI Ilmu
https://www.arnnl.ca/sites/default/files Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
/documents/ID_Professionalism_and_t Kesehatan Cendekia Utama Kudus
he_Registered_Nurse_0.pdf Kurniati. (2013) “Kepuasan Pasien Rawat
Badan Pusat Statistik. 2015. Survei Sosial Inap Lontara Kelas III Terhadap
Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
2014: Sub Direktorat Statistik Rumah Wahidin Sudirohusodo Makassar”.
Tangga. Jakarta. Diperolah pada Skripsi. Program Studi Administrasi
tanggal 23 Januari 2018 dari Negara, Jurusan Ilmu Administrasi,
https://microdata.bps.go.id/mikrodata/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
ndex.php/catalog/631 Universitas Hasanudin
Butar-Butar, J. Simamora, R., H. (2016). Kusminarti, R. (2013). “Pengaruh Persepsi
Hubungan Mutu Pelayanan Tentang Profesionalisme, Komunikasi
490
Dalam Lingkungan Kerja Dan Saragih, R. (2013). Profesionalisme
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Keperawatan dalam Lingkup
Perawat Di Rumah Sakit PKU Keperawatan Medikal Bedah Yang
Muhammadiyah Karanganyar”. Tesis. diselenggarakan di Rumah Sakit.
Program Studi Magister Manajemen Jurnal FIK Darma Agung, Vol 1, hal.
Universitas Muhammadiyah 1- 4.
Surakarta. Sari, I. (2010). “Hubungan Faktor
Kusnanto. (2014). Pengantar Profesi dan Predisposing Pelaksana Asuhan
Praktik Keperawatan Profesional. Keperawatan Terhadap
Jakarta: EGC Profesionalisme Perawat Di Rsud
Mustofa, A. (2008). Hubungan Antara Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2010”.
Persepsi Pasien Terhadap Dimensi Skripsi. Fakultas Kesehatan
Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan Masyarakat Universitas Sumatera
Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Utara Medan
Inap Rumah Sakit Umum Pku Suhaila, E., Susanto., Kusumo., M. P. (2017).
Muhammadiyah Temanggung. “Pengaruh Komunikasi Terapeutik
Jurnal Keperawatan, Vol 1, No 2 Perawat Terhadap Kepuasan Pasien
Nugrahaningsih, W. (2016) “Hubungan Sikap Di Instalasi Bedah Sentral Rsud Kota
Perawat dengan Kepuasan Pasien Yogyakarta”. Tesis. Program Studi
Dalam Pelayanan Keperawatan di Magister Manajemen Rumah Sakit,
Bangsal Pavilliun RSUD Salatiga”. Program Pascasarjana, Universitas
Skripsi. Program Studi S-1 Muhammadiyah Yogyakarta
Keperawatan, STIKES Kusuma Sukesi, N. (2011). “Hubungan Caring
Husada Surakarta Perawat Dengan Pemenuhan Rasa
Nursalam (2011). Manajemen Keperawatan: Aman Pasien Di Ruang Rawat Inap Rs
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Islam Sultan Agung Semarang”. Tesis.
Profesional, Edisi 3. Jakarta: Salemba Program Magister Ilmu Keperawatan
Medika Kekhususan Kepemimpinan Dan
Oroh, M, E., Rompass, S., Pondagg, L. Manajemen Keperawatan
(2014). “Faktor-Faktor Yang
Sumarjianto. (2013). “Hubungan Kualitas
Berhubungan Dengan Tingkat
Penerapan Nilai-Nilai Profesional
Kepuasan Pasien Rawat Inap
Dalam Model Praktik Keperawatan
Terhadap Pelayanan Keperawatan
(MPKP) Dengan Tingkat Kepuasan
Diruang Interna RSUD Noongan”.
Skripsi. Program Studi Ilmu Pasien Diruang Rawat Inap Kelas III
Keperawatan Fakultas Kedokteran RSU PKU Muhammadiyah
Universitas Sam Ratulangi Manado. Muhammadiyah Bantul”. Skripsi.
Pohan, I. S., (2007). Jaminan Mutu Program Studi Ilmu Keperawatan
Pelayanan Kesehatan. Cetakan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Pertama. Jakarta: EGC ‘Aisyiyah Yogyakarta
Robbins & Judge, T.A. (2008). Perilaku Suryawati, C., Dharminto, Shaluhiyah, Z.
organisasi. Edisi 12. Jakarta: Salemba (2008). Penyusunan Indikator
Empat Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah
Saleh, Z., (2012). Pengaruh ronde Sakit Di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal
keperawatan terhadap kepuasan kerja Manajemen Pelayanan Kesehatan.
perawat pelaksana di ruang rawat Vol 09 , No 04, Hal 177 – 184
inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie Utami., Y.T. (2013). “Analisis Faktor-Faktor
Samarinda. Tesis. Pascasarjana Yang Mempengaruhi Kepuasan
Universitas Indonesia Depok. Pasien Untuk Meningkatkan Mutu
Diperoleh pada tanggal 8 September Pelayanan Di Tpprj Rumah Sakit
2017 dari: Bhakti Wira Tamtama Semarang
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2030 Tahun 2013”. Karya Tulis Ilmiah.
4992-T30701%20- Universitas Dian Nuswantoro
%20Pengaruh%20ronde.pdf Semarang.
491
Wijaya., M. A., & Rantung, G. A. (2015). Yunianti. (2016). “Faktor-Faktor Yang
“Persepsi Pasien Terhadap Perawat Mempengaruhi Kepuasan Pasien Di
Profesional”. Skripsi. Fakultas Ilmu Rumah Sakit”. Skripsi. Program Studi
Keperawatan Universitas Advent Manajemen Fakultas Ekonomi
Indonesia Universitas PGRI Yogyakarta

492

Anda mungkin juga menyukai