Anda di halaman 1dari 7

PERSEPSI PERILAKU CARING: ANALISIS KARAKTERISTIK

PERAWAT DI RUMAH SAKIT “X” KABUPATEN BANYUWANGI

Roshinta Sony Anggari1, Maulida Nurfazriah Oktaviana1


1
Dosen Prodi D III Keperawatan Akademi Kesehatan “Rustida”
Korespondensi:
Roshinta Sony Anggari, d/a Akademi Kesehatan “Rustida”
Jln. RS. Bhakti Husada Krikilan – Glenmore – Banyuwangi
Email: roshintaa@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu institusi yang memegang peran penting dalam pembangunan


kesehatan masyarakat tersebut adalah Rumah Sakit. Keperawatan merupakan
bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
terutama Rumah Sakit. Keperawatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
mencakup biopsikososial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia. Sebagai pemberi layanan perawat hendaknya memiliki
kemampuan untuk memperhatikan orang lain, keterampilan intelektual, teknikal
dan interpersonal yang tercemin dalam perilaku caring. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi persepsi perawat tentang perilaku caring di RS “X”
Kabupaten Banyuwangi.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kategorik dengan jumlah
sampel 37 perawat yang diperoleh selama 2 minggu. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner inventaris perilaku caring yang diterjemahkan dari
kuesioner CBI Wolf (1988).
Hasil analisis perilaku caring perawat didapatkan skor CBI tinggi di setiap
ruang rawat inap, nilai skor CBI mean tertinggi ada pada ruang rawat inap kelas 1
dan VIP dengan nilai mean 3,778. Hasil penelitian ini memberikan implikasi untuk
rumah sakit agar semakin meningkatkan perilaku caring perawat tanpa melihat
jenis ruang rawat inap tempat perawat bekerja.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang mampu menggali perilaku caring
perawat dari persepsi perawat maupun pasien dengan metode observasi dan self
assessment.

Kata kunci: perilaku caring perawat, ruang rawat inap

PENDAHULUAN

Permenkes RI Nomor 56 tahun 2014, rawat jalan, dan gawat darurat. Dalam
Rumah Sakit adalah institusi penyelenggaraannya, Rumah Sakit
pelayanan kesehatan yang me- Umum memberikan pelayanan
nyelenggarakan pelayanan kesehatan medik, kefarmasian, keperawatan dan
perorangan secara paripurna yang kebidanan, penunjang klinik dan
menyediakan pelayanan rawat inap, nonklinik serta pelayanan rawat inap.

511
Rutherford et al (2004) dalam Duffy statistik pada perilaku caring perawat
(2009) menyebutkan bahwa perawat yang bekerja di lingkungan yang
berperan penting untuk menjamin beragam.
kualitas pelayanan rumah sakit. Rumah Sakit “X” sebagai salah
Seorang perawat haruslah satu Rumah Sakit Umum Tipe C di
memiliki kemampuan untuk wilayah Banyuwangi menunjukkan
memperhatikan orang lain, adanya peningkatan jumlah
keterampilan intelektual, teknikal dan kunjungan pasien rawat inap dalam
interpersonal yang tercemin dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun
perilaku caring (Wulan dan Hastuti, 2013 jumlah total kunjungan
2011). Perilaku caring menampilkan pasiennya menjadi 4.373 dan pada
adanya hubungan terapeutik perawat tahun 2014 total kunjungan pasien
dengan pasien. Karakteristik perilaku menjadi 5.898 (Rizal, 2016). Angka
caring yang dikemukakan oleh Bed Occupational Rate (BOR)
Fontaine (2003) meliputi pendekatan Rumah Sakit “X” secara umum masih
tanpa penghakiman, penerimaan, cukup ideal yaitu antara 60 – 85%.
kehangat-an, empati, keaslian, Hal ini menunjukkan adanya
kesesuaian, kesabaran, rasa hormat, peningkatan pemanfaatan pengguna-
keterbukaan dan kemampuan humor an pelayanan rawat inap oleh
yang menyehatkan. masyarakat. Meskipun demikian,
Beberapa hasil penelitian Rumah Sakit “X” berkomitmen untuk
menunjukkan hasil yang beragam terus meningkatkan kualitas
tentang perilaku caring perawat. pelayanan kesehatan yang bermutu
Sobirin (2002) mendapatkan dengan tenaga kesehatan berkualitas,
penerapan perilaku caring termasuk kreatif dan inovatif.
dalam kategori rendah pada 52,5% Penelitian sebelumnya berupa
perawat pelaksana di RSUD Unit studi kualitatif grounded theory
Swadana Kabupaten Subang. Sama tentang perilaku caring perawat
halnya dengan hasil penelitian pelaksana di sebuah rumah sakit di
Agustin (2002) yang menunjukkan Bandung (Dedi, Setyowati &
bahwa hampir separuh perawat Afiyanti, 2008) didapatkan tujuh
(48,5%) di RS Dr. Mohammad tema yaitu sikap peduli terhadap
Hoesin Pelembang dinilai tidak pemenuhan kebutuhan klien,
caring. Banyak faktor yang bertanggung jawab memenuhi
mempengaruhi perawat tidak kebutuhan klien, ramah dalam
menerapkan caring pada setiap melayani, sikap tenang dan sabar
tindakan yang dilakukan. Perilaku dalam melayani klien, selalu siap
caring dalam pelaksanaannya sedia memenuhi kebutuhan klien,
memang membutuhkan waktu memberikan motivasi kepada klien,
khusus, sedangkan dalam kondisi dan sikap empati dengan klien dan
nyata dilapangan waktu perawat habis keluarganya. Penelitian lainnya
digunakan untuk tindakan lainnya. berupa studi diskriptif perilaku caring
Green (2004) melakukan penelitian perawat berdasarkan ruang rawat inap
menggunakan Caring Behavior telah dilakukan oleh Respati (2012) di
Inventory (CBI) menunjukkan tidak Rumah Sakit Umum Daerah Pasar
ada perbedaan yang signifikan secara Rebo Jakarta. Hasil penelitian

512
tersebut menunjuk-kan bahwa skor dalam Waston, 2008). Karakteristik
CBI mean tertinggi ada pada ruang perawat meliputi usia, jenis kelamin,
perawat kelas dua dengan nilai mean masa kerja, tingkat pendidikan.
3,343. Belum ada penelitian tentang
perilaku caring perawat yang bekerja HASIL PENELITIAN DAN
di lingkungan Rumah Sakit “X” PEMBAHASAN
menjadi dasar peneliti melakukan
penelitian ini. Hasil Penelitian
Statististik deskriptif responden
METODE PENELITIAN penelitian yang berupa jenis kelamin,
pendidikan terakhir dan masa kerja
Penelitian ini merupakan dianalisis secara univariat dapat
penelitian deskriptif kategorik dengan dilihat pada tabel 1.
rancangan cross-sectional analitik Tabel 1. Distribusi Responden Menurut
menggunakan pendekatan kuantitatif. Karakteristik Perawat di Ruang
Rawat Inap RS “X” Kabupaten
Populasi dalam penelitian ini adalah Banyuwangi
perawat di RS “X” Ruang Rawat Inap Karakteristik n Presentase
Kelas 1 & VIP, Ruang Rawat Inap Perawat (%)
Kelas 2 & 3, Ruang Rawat Kebidanan Jenis Kelamin
dan Kandungan, dan Ruang Rawat a. Pria 8 21,6
Intensive yang bekerja saat dilakukan b. Wanita 29 78,4
Pendidikan Terakhir
penelitian dan memenuhi kriteria
a. D 3 35 94,6
inklusi. Populasi perawat ruang rawat b. S 1 2 5,4
inap sebanyak 61 orang. Status Perkawinan
Kriteria inklusi penelitian ini a. Kawin
26 70,3
antara lain: masa kerja minimal 6 b. Belum
11 29,7
bulan; bersedia menjadi responden. Kawin
Kriteria eksklusi antara lain: perawat Jumlah 37 100
yang sedang cuti; perawat yang Tabel 1 menunjukkan sebagian
sedang libur; perawat yang sedang besar responden perawat berjenis
sakit. Teknik pengambilan sampel kelamin wanita dengan presentase
dalam penelitian ini menggunakan 78,4%. Responden perawat sebagian
total sampling yaitu semua perawat di besar berpendidikan diploma (D3)
unit rawat inap yang memenuhi yaitu 94,6%. Sebanyak 70,3%
kriteria inklusi dan eksklusi selama responden perawat memiliki status
penelitian berlangsung yaitu sejumlah sudah kawin.
37 responden. Hasil analisis karakteristik masa
Alat pengumpulan data dalam kerja dan usia perawat dapat dilihat
penelitian ini, berupa instrument yang dari tabel 2.
berhubungan dengan karakteristik
perawat, jenis ruang rawat serta
instrument persepsi perawat terhadap
perilaku caring dari Caring
Behaviors Inventory Wolf (1988

513
Tabel 2. Analisis Karakteristik Masa Kerja dan Usia Perawat di Ruang Rawat Inap RS “X”
Kabupaten Banyuwangi
Karakteristik n Minimum- Mean Median SD 95% CI
Perawat maksimum
Masa Kerja 37 1-21 5,95 4 5,395 4,15-7,74
Usia 37 22-49 29,05 27 5,696 27,16-30,95

Tabel 2 menunjukkan bahwa tahun serta standar deviasi 5,395.


berdasarkan analisis masa kerja, Analisis usia perawat didapatkan
didapatkan perawat di RS “X” rata- bahwa responden rata-rata berusia
rata telah bekerja selama 5,95 tahun 29,05 tahun. Usia termuda 22 tahun
(95% CI: 4,15-7,75) dengan nilai dan usia tertua 49 tahun.
minimum 1 tahun dan maksimum 21
Tabel 3. Analisis Sub Skala Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap RS “X” Kabupaten
Banyuwangi September 2017 (n=37)
Sub variabel Mean SD Minimum Maksimum
Respectful deference to the other 3,4 0,5 3 4
Assurance of the human precense, 3,3 0,5 3 4
Positive connectedness 3,3 0,5 3 4
Professional knowledge and skill 3,4 0,5 3 4
Attentiveness to the other's experience 3,1 0,3 3 4

Analisis sub skala perilaku memiliki skor paling tinggi dengan


caring perawat berdasarkan tabel 3 mean 3,4. Sedangkan nilai skor paling
menunjukkan bahwa Respectful rendah terdapat pada sub skala
deference to the other dan Attentiveness to the other's
Professional knowledge and skill experience dengan nilai mean 3,1.
Tabel 4 Analisis Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Karakteristik Perawat di Ruang Rawat Inap
RS “X” Kabupaten Banyuwangi
Karakteristik Perawat n Mean SD Minimum Maksimum
Jenis Kelamin
a. Pria 8 3,4 0,5 3 4
b. Wanita 29 3,4 0,5 3 4
Status Perkawinan
a. Kawin 26 3,5 0,5 3 4
b. Belum kawin 11 3,1 0,3 3 4
Tingkat Pendidikan
a. D 3 35 3,4 0,5 3 4
b. S 1 2 3,5 0,7 3 4
Usia
a. 21 – 30 18 3,2 0,4 3 4
b. 31 – 40 14 3,6 0,5 3 4
c. > 40 5 3,2 0,4 3 4
Masa Kerja
a. 1 – 10 30 3,4 0,5 3 4
b. 11 – 20 5 3,6 0,5 3 4
c. > 20 2 3,0 0,0 3 4
Tabel 4 menunjukkan bahwa Pendidikan, usia dan masa kerja
berdasarkan karakteristik jenis diperoleh gambaran persepsi perawat
kelamin, status perkawinan, tingkat tentang perilaku caring tinggi. Hal

514
tersebutdapat dilihat dari nilai rata- belakang pendidikan sarjana. Disini
rata (Mean) yang lebih besar dari nilai terlihat bahwa semakin tinggi
median (Me=2,5). Perawat pria pendidikan formal seorang perawat
maupun wanita memiliki perilaku akan mendukung untuk terlaksana-
caring yang sama tinggi nilai mean nya perilaku caring yang lebih baik.
3,4. Perilaku caring pada perawat Karakteristik perawat penelitian ini
dengan status sudah kawin lebih besar memiliki usia rerata 29,05 tahun,
jika dibandingkan dengan perawat namun persepsi tentang perilaku
yang belum kawin yaitu dengan mean caring tertinggi didapatkan pada
3,5. Perawat dengan latar belakang S1 rentang usia 31-40 tahun dengan
maupun D3 memiliki perilaku caring masa kerja pada rentang 11-20 tahun.
yang hampir sama yaitu dengan mean Pada penelitian sejenis (Respati,
3,4 dan 3,5. Perilaku caring paling 2012; Supriadi, 2006; Suryani 2010)
tinggi ditunjukkan pada rentang usia juga menunjukkan bahwa sebagian
perawat 31-40 tahun dan masa kerja besar perawat yang bekerja di rumah
11-20 tahun dengan niai mean 3,6. sakit berusia sekitar 30 tahun. Usia ini
Pembahasan merupakan usia produktif yang akan
Hasil penelitian ini menunjukkan mendukung seseorang bekerja lebih
bahwa persepsi perilaku caring baik, lebih berpengalaman, memiliki
perawat pria dan wanita tidak ada pertimbangan, serta komitmen yang
perbedaan yang signifikan bahkan cukup baik untuk melaksanakan
cenderung sama. Sejalan dengan perilaku caring dalam memberikan
penelitian ini, Green (2004) asuhan keperawatan pada pasien.
mengemukakan bahwa tidak terdapat Analisis sub skala perilaku
perbedaan signifikan antara perawat caring perawat menunjukkan bahwa
pria maupun wanita dalam persepsi perawat pada komponen
persepsinya mengenai perilaku perilaku caring berupa respectful
caring. Karakteristik responden yang deference to the other dan
berpartisipasi dalam penelitian ini professional knowledge and skill
sebagian besar sudah kawin dengan memiliki skor rerata paling tinggi
nilai persepsi terhadap perilaku dibandingkan dengan 3 komponen
caring lebih tinggi jika dibandingkan lainnya. Meskipun belum keseluruh-
dengan responden yang belum kawin. an perawat di rumah sakit memiliki
Status pernikahan sejatinya perilaku caring tinggi pada aspek ini,
meningkatkan tanggungjawab se- namun dengan adanya hasil penelitian
seorang sehingga menempatkan ini akan menjadi dasar managemen
pekerjaan sebagai suatu hal yang rumah sakit untuk melaksanakan
penting, bernilai dan sumber nafkah program guna mendukung
bagi keluarga. peningkatan perilaku caring perawat
Tingkat pendidikan mayoritas yang akan berdampak pula pada
perawat dalam penelitian ini adalah peningkatan kualitas pelayanan
diploma, namun hasil analisis kesehatan. Nilai skor paling rendah
menunjukkan bahwa perawat terdapat pada sub skala attentiveness
diploma lebih rendah persepsi to the other's experience, dimana hal
perilaku caringnya dibandingkan ini menujukkan bahwa perawat di
dengan perawat dengan latar rumah sakit belum sepenuhnya

515
memiliki kesadaran akan pentingnya pelaksanaan perilaku caring dapat
perilaku caring dalam pemenuhan lebih ditingkatkan.
kebutuhan dasar dan spiritual pasien. Perilaku caring juga dapat
Sub skala ini penting untuk digunakan sebagai salah satu poin
dioptimalkan dalam proses pada evaluasi penilaian kinerja
pemberian asuhan keperawatan perawat. Serta perlunya penghargaan
karena akan memberikan dampak bagi perawat atas usahanya
pada meningkatnya kenyamanan melakukan perilaku caring sehingga
pasien, ketenangan emosi dan jiwa akan memberikan motivasi pada
yang berpengaruh baik bagi perawat lain untuk selalu menerapkan
kesembuhan pasien juga akan perilaku caring dalam setian
terwujud. tindakannya.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Perawat yang bekerja pada Agustin. (2002). Perilaku Caring


tempat penelitian sebagian besar pada Perawat dan Hubungannya
rentang usia produktif dan merupakan dengan Kepuasan Klien di
sumber daya yang dapat dioptimalkan Instalasi Rawat Inap Bedah
dalam memberikan asuhan Rumah Sakit Dokter Mohammad
keperawatan dengan selalu Hoesin. Tesis. FIK UI.
mengutamakan perilaku caring. Dedi, B., Setyowati, & Afiyanti, Y.
Perawat yang memiliki usia pada (2008). Perilaku Caring Perawat
rentang 31-40 tahun, menunjukkan Pelaksana di Rumah Sakit di
kecenderungan persepsi caring paling Bandung: Studi Grounded
tinggi dibandingkan usia lainnya. Theory. Jurnal Keperawatan
Semakin tinggi tingkat pendidikan Indonesia, 12(1): 40-46.
formal seorang perawat akan Duffy, J. R. (2009). Quality Caring in
meningkatkan pula persepsi tentang Nursing: Applying Theory to
pentingnya berperilaku caring pada Clinical Practices, Education,
pasien yang dirawat sebagaimana and Leadership. New York:
pada penelitian ini yang menunjukkan Springer Publishing Company.
bahwa perawat dengan latar belakang Fontaine, K. L. (2003). Mental health
sarjana memiliki persepsi caring Nursing. Fifth Edition. New
lebih baik dibandingkan dengan Jersey: Pearson Education.
perawat lulusan diploma. Green, A. (2004). Caring Behaviors
as Perceived by Nurse
SARAN Practitioners. Journal of the
American Academy of Nurse
Pentingya manajer keperawatan Practitioner, 16 (7), 283-290.
untuk menjadikan perilaku caring Permenkes Nomor 56 Tahun 2014
lebih membudaya di setiap tindakan Tentang Klasifikasi dn Perizinan
asuhan keperawatan yang dilakukan Rumah Sakit.
pada pasien. Peran kepala ruang dan Respati, R. D. (2012). Studi diskriptif
ketua tim sebagai role model dalam perilaku caring perawat

516
berdasarkan ruang rawat inap. Perilaku Caring Perawat di
Universitas Indonesia. Rumah Sakit PGI Cikini Jakarta.
Rizal, A. S. (2016). Pengalaman Tesis. FIK UI.
Pasien dalam Memanfaatkan Watson, J. (2008). Assessing and
Kembali Pelayanan Rawat Inap Measuring Caring in Nursing
di RSU Bhakti Husada and Health Science. Second
Banyuwangi. Skripsi. Stikes Edition. New York: Springer
Surya Mitra Husada. Publishing Company, LLC.
Supriadi. (2008). Hubungan Wulan, K., & Hastuti, M. (2011).
Karakteriktik Pekerjaan Dengan Pengantar Etika Keperawatan:
Pelaksanaan Perilaku Caring Panduan Lengkap menjadi
oleh Perawat Pelaksana di perawat profesional berwawasan
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit etis. Jakarta: PT. Prestasi
Islam Samarinda. Tesis. FIK UI. Pustakarya.
Suryani, M. (2010). Hubungan
Lingkungan Kerja dengan

517

Anda mungkin juga menyukai