Jadi, Angka indeks adalah angka perbandingan dalam bentuk persentase yang
diharapkan dapat memberitahukan perubahan-perubahan variabel sebuah atau lebih
karakteristik pada waktu dan tempat yang sama atau berlainan.Angka indeks ini digunakan
untuk membandingkan suatu perubahandari periode ke periode. Periode yang digunakan
dapat berupa tahun, bulan atau satuan pengukuran lain
Didalam membuat angka indeks diperlukan dua macam waktu, yaitu waktu dasar
(base period) dan waktu yang bersangkutan atau sedang berjalan (current period)[2].
1
untuk menentukan angka indeks harga suatu benda dalam waktuyang berbeda,
persoalannya cukup jelas. Namun, jika penyusunan angka indeks ditujukan untuk
berbagai tujuan umum, persoalannya menjadi rumit.
- Pemilihan tahun dasar sebagai pembanding. Pemilihan tahun dasar harus memenuhi
ketentuan, yaitu:
a. Tahun dengan kondisi perekonomian yang relatif stabil
2020 : APEC
- Pemilihan bobot yang cocok. Dalam menghitung angka indeks gabungan, pertimbangan
kepentingan relatif harus diikutsertakan dari setiap barang dalam suatu kelompok barang
yang dihitung aangka indeksnya.
- Pemilihan formula atau rumus yang hendak digunakan. Pada umumnya, setiap rumus
yang cocok untuk satu atau beberapa masalah saja dan kurang tepat untuk masalah lain.
pn
IP 100%
waktu dan tempat yang sama atau berlainan. Rumus: P0
2
2. Angka Indeks Kuantitas (Quantity Relative)
Indeks kuantitas adalah angka yang menunjukkan perubahan mengenai
jumlah/kuantitas barang sejenis atau sekumpulan barang yang dihasilkan, digunakan,
diekspor, dijual, dan sebagainya untuk waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan.
Qn
IQ 100%
Rumus : Q0
3
Pada tabel dibawah menunjukkan perkembangan harga empat bahan makanan pada
tahun 1957-1962. Jika kita memilih tahun 1957 sebagai tahun dasar indeks diperoleh
dengan mengitung persentase terhadap jumlah harga pada tahun dasar tersebut. Sehingga,
103.03
Indeks harga pada tahun 1958: × 100=145.24
70.94
115.67
Indeks harga pada tahun 1959: ×100=163.05
70.94
Dan seterusnya sehingga didapatkan :
Harga (Rupiah)
Bahan Satuan 1957 1958 1959 1960 1961 1962
(p0) (p1) (p2) (p3) (p4) (p5)
Beras 10 35.44 59,33 53.49 60.91 101.04 304.67
Daging liter 20.20 24.93 39.01 53.57 63.72 151.48
Gula 1 kg 3.94 4.92 5.88 6.49 10.75 36.87
Teh 1 kg 11.36 13.85 17.29 17.60 23.31 47.02
0.5 kg
Jumlah 70.94 103.0 115.67 138.5 198.82 540.04
Indeks 100.00 3 163.05 7 272.20 761.26
145.0 195.3
0 3
Beberapa kelemahan metode agregatif sederhana ini adalah
- Angka indeks ini dipengaruhi oleh satuan yang digunakan. Misalnya, angka indeks ini
memberikan hasil yang berlainan jika satuan harga beras diberikan dalam kg.
- Angka indeks ini tidak memberikan perbedaan relatif tingkat kepentingan bagi setiap
komponen, jadi seolah-olah beras sama pentingnya dengan daging, gula maupun teh.
4
Harga (Rupiah)
1957 1958 1959 19601961 1962
Bahan Satuan
p0/p0 p1/p0 p2/p0 p3/p0
p4/p0 p5/p0
x 100 x 100 x 100 x 100
x 100 x 100
Beras 10 liter 100 167,4 155,3 176,8293,4 859.,7
Daging 1 kg 100 123,4 193,1 265,2315,4 794,9
Gula 1 kg 100 124,9 149,2 164,7272,8 935,8
Teh 0.5 kg 100 121,9 152,2 154,9205,2 413,9
Jumlah 400 537,6 645,8 761,6
1.086, 3004.3
Indeks 100 134,4 161,5 190,4 8 744.0
271.7
Dengan jalan ini, kelemahan pertama dari indeks agregatif sederhana sudah
dihilangkan. Namun, kelemahan kedua yaitu belum dipertimbangkannya kepentingan
relative setiap komponen pembentuk angka indeks masih melekat pada metode ini.
L=
∑ pn q0 ×100
∑ p0 q0
Pada umumnya perbedaan antara nilai indeks L dan P tersebut kecil,sehingga kedua cara
dianggap sama dan cukup baik untuk digunakan.paasche menghasilkan nilai indeks yang
sama. Apabila perbedaan nilai kedua indeks tersebut cukup besar, sedangkan kita belum
5
tahu yang mana sebaiknya digunakan, maka terdapat beberapa alternatif yang dapat
ditempuh, yaitu:
a. Menggunakan formula lrving Fisher, yakni angka indeks ideal yang merupakan rata-
rata ukur dari kedua angka indeks di atas, sehingga :
∑ p n q 0 . ∑ p n q n x 100
IF=√ LP =
√ ∑ p0q0 ∑ p0qn
Dimana IF = angka indeks dengan formula Irving Fisher.
b. Menggunakan formula Marshall Edgeworth,yaitu dengan angka pembobot rata-rata
kuantitas, sebagai berikut:
∑ p n ( qn +q 0 )
ME = x 100
∑ p 0 ( qn +q 0 )
Di mana ME= angka Indeks dengan formula Marshall Edgeworth.
c. Menggunakan formula yang memboboti dengan rata-rata ukur dari bobot quantitas,
seperti berikut:
IU =
∑ p n √q 0 p n .× 100
∑ p 0 √q 0 p n
Di mana UI = Angka indeks dengan rata-rata ukur dari bobot kuantitas sebagai
pembobot.
Berdasarkan penjelasan diatas kita dapat menuliskan secara rinci mengenai metode
perhitungan angka indeks sebagai berikut:
6
1. Angka Indeks Gabungan Tidak Diboboti
No. Metode Indeks Harga Indeks Jumlah
1. Metode Agregatif ∑ Pt ×100 ∑ Qt ×100
I AP= I AQ=
Sederhana ∑ P0 ∑ Q0
7
DAFTAR PUSTAKA