Anda di halaman 1dari 8

I.

Pengertian Angka Indeks


Beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli antara lain :
- Menurut Muh.Arif Tiro dan Baharuddin Ilyas dalam bukunya berjudul statistika
terapan untuk ilmu ekonomi dan sosial, angka indeks adalah angka perbandingan
(rasio)relatif tentang perubhan dari suatu keadaan yang terjadi dari waktu ke waktu
pada suatu tempat atau perbedaan yang terjadi pada berbagai tempat pada waktu
yang sama[1].
- Menurut Dergibson Siagian dan Sugiarto dalam bukunya berjudul Metode Statistika
untuk Bisnis dan ekonomi angka indeks adalah nilai perbandingan perubahan relatif
yang dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap yang lain[2]
- Menurut J. Supranto dalam bukunya berjudul Statistik Teori dan Aplikasi,angka
indeks atau biasa disebut indeks adalah suatu angka yang dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan antara kegiatan yang
sama (ekspor, produksi, hasil penjualan, jumlah uang beredar dan lain sebagainya)
dalam dua waktu yang berbeda[3].

Jadi, Angka indeks adalah angka perbandingan dalam bentuk persentase yang
diharapkan dapat memberitahukan perubahan-perubahan variabel sebuah atau lebih
karakteristik pada waktu dan tempat yang sama atau berlainan.Angka indeks ini digunakan
untuk membandingkan suatu perubahandari periode ke periode. Periode yang digunakan
dapat berupa tahun, bulan atau satuan pengukuran lain
Didalam membuat angka indeks diperlukan dua macam waktu, yaitu waktu dasar
(base period) dan waktu yang bersangkutan atau sedang berjalan (current period)[2].

I. Masalah Dasar yang Harus Diperhatikan


Dalam menyusun suatu angka indeks, terdapat beberapa masalah yaitu:
- Tersedianya dan dapat dibandingkannya data. Angka indeks merupakan angka rasio
atau perbandingan. Karena itu, ketersediaan data dan dapat dibandingkannya data
merupakan suatu keharusan. Contoh, pesawat televisi yang saat ini merupakan barang
umum dan merupakan kebutuhan sekunder kalau bukan primer, namun pada tahun
1945an merupakan barang yang belum ada atau masih langka.
- Pemilihan butir (items) yang akan dibandingkan. Jika angka indeks disusun untuk tujuan
khusus, pemilihan mengenai butir yang akan dibandingkan menjadi jelas. Misalnya,

1
untuk menentukan angka indeks harga suatu benda dalam waktuyang berbeda,
persoalannya cukup jelas. Namun, jika penyusunan angka indeks ditujukan untuk
berbagai tujuan umum, persoalannya menjadi rumit.
- Pemilihan tahun dasar sebagai pembanding. Pemilihan tahun dasar harus memenuhi
ketentuan, yaitu:
a. Tahun dengan kondisi perekonomian yang relatif stabil

b. Tidak terlalu jauh dengan tahun-tahun tertentu

c. Tahun di mana terjadi perubahan penting  1966 : ORBA

 2020 : APEC

- Pemilihan bobot yang cocok. Dalam menghitung angka indeks gabungan, pertimbangan
kepentingan relatif harus diikutsertakan dari setiap barang dalam suatu kelompok barang
yang dihitung aangka indeksnya.
- Pemilihan formula atau rumus yang hendak digunakan. Pada umumnya, setiap rumus
yang cocok untuk satu atau beberapa masalah saja dan kurang tepat untuk masalah lain.

II. Jenis – jenis Angka Indeks


1. Angka Indeks Harga (Price Relative)
Indeks harga adalah angka yang menunjukkan perubahan mengenai harga-harga
barang, baik harga untuk satu macam barang maupun berbagai macam barang, dalam

pn
IP   100%
waktu dan tempat yang sama atau berlainan. Rumus: P0

Ket : Pn : harga komoditas pada tahun tertentu


P0 : harga komoditas pada tahun dasar
Angka indeks Harga terbagi 2 yaitu:
a. Indeks Harga Sederhana/Tunggal menyangkut perkembangan harga sejenis
komoditas/barang saja, baik untuk indeks produksi maupun indeks harga (mislanya
indeks produksi beras, indeks karet, indeks produksi ikan danlain sebagainya)
b. Angka Indeks Harga Gabungan mengukur perubahan-perubahan dalam harga,
kuantitas, dan nilai dari sekelompok barang sejenis yang dibeli masyarakat.

2
2. Angka Indeks Kuantitas (Quantity Relative)
Indeks kuantitas adalah angka yang menunjukkan perubahan mengenai
jumlah/kuantitas barang sejenis atau sekumpulan barang yang dihasilkan, digunakan,
diekspor, dijual, dan sebagainya untuk waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan.
Qn
IQ   100%
Rumus : Q0

Ket : Qn : banyak (kuantitas) komoditas pada tahun tertentu


Q0 : banyak (kuantitas) komoditas pada tahun dasar
3. Angka Indeks Nilai (Value Relative)
Indeks nilai adalah angka yang dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai mengenai
barang yang sejenis atau sekumpulan barang dalam jangka waktu yang diketahui.
Pn Qn
IV   100%
Rumus: P0 Q0

Ket : Pn : harga komoditas pada tahun tertentu


Qn : banyak (kuantitas) komoditas pada tahun tertentu
P0 : harga komoditas pada tahun dasar
Q0 : banyak (kuantitas) komoditas pada tahun dasa

III. Memindahkan Tahun Dasar


Untuk suatu tujuan tertentu dalam analisis, kadang-kadang kita perlu memindahkan
tahun dasar dan menyusun angka indeks baru berdasarkan angka indeks lama yang sudah ada.
Jika kita harus menggunakan indeks harga baru dengan menggunakan tahun dasar yang sudah
ada (misalnya tahun dasar 1980), maka angka indeks untuk tahun yang lain dapat dihitung
berdasarkan rumus:
Indekslama tahun ke−i
Indeks baru tahun ke−i= ×100
Indekslama tahun dasar

IV. Metode Perhitungan Angka Indeks


1. Metode agregatif sederhana
Misalkan kita ingin menghitung angka indeks harga eceran beberapa bahan
makanan dipasar.

3
Pada tabel dibawah menunjukkan perkembangan harga empat bahan makanan pada
tahun 1957-1962. Jika kita memilih tahun 1957 sebagai tahun dasar indeks diperoleh
dengan mengitung persentase terhadap jumlah harga pada tahun dasar tersebut. Sehingga,

103.03
Indeks harga pada tahun 1958: × 100=145.24
70.94
115.67
Indeks harga pada tahun 1959: ×100=163.05
70.94
Dan seterusnya sehingga didapatkan :
Harga (Rupiah)
Bahan Satuan 1957 1958 1959 1960 1961 1962
(p0) (p1) (p2) (p3) (p4) (p5)
Beras 10 35.44 59,33 53.49 60.91 101.04 304.67
Daging liter 20.20 24.93 39.01 53.57 63.72 151.48
Gula 1 kg 3.94 4.92 5.88 6.49 10.75 36.87
Teh 1 kg 11.36 13.85 17.29 17.60 23.31 47.02
0.5 kg
Jumlah 70.94 103.0 115.67 138.5 198.82 540.04
Indeks 100.00 3 163.05 7 272.20 761.26
145.0 195.3
0 3
Beberapa kelemahan metode agregatif sederhana ini adalah
- Angka indeks ini dipengaruhi oleh satuan yang digunakan. Misalnya, angka indeks ini
memberikan hasil yang berlainan jika satuan harga beras diberikan dalam kg.
- Angka indeks ini tidak memberikan perbedaan relatif tingkat kepentingan bagi setiap
komponen, jadi seolah-olah beras sama pentingnya dengan daging, gula maupun teh.

2. Metode rata-rata relatif sederhana


Pada metode rata-rata relatif sederhana, kita terlebih dahulu menghitung rasio (dalam
persen) harga dari setiap komponen pembentuk harga tahun dasar yang dipilih. Indeks
harga beras (misalnya), yaitu:
59,33
tahun 1958 : × 100=167,4
35,44
24,93
tahun 1959 : ×100=123,4
35,44
Dan seterusnya, sehingga,

4
Harga (Rupiah)
1957 1958 1959 19601961 1962
Bahan Satuan
p0/p0 p1/p0 p2/p0 p3/p0
p4/p0 p5/p0
x 100 x 100 x 100 x 100
x 100 x 100
Beras 10 liter 100 167,4 155,3 176,8293,4 859.,7
Daging 1 kg 100 123,4 193,1 265,2315,4 794,9
Gula 1 kg 100 124,9 149,2 164,7272,8 935,8
Teh 0.5 kg 100 121,9 152,2 154,9205,2 413,9
Jumlah 400 537,6 645,8 761,6
1.086, 3004.3
Indeks 100 134,4 161,5 190,4 8 744.0
271.7
Dengan jalan ini, kelemahan pertama dari indeks agregatif sederhana sudah
dihilangkan. Namun, kelemahan kedua yaitu belum dipertimbangkannya kepentingan
relative setiap komponen pembentuk angka indeks masih melekat pada metode ini.

3. Metode agregatif berbobot


Metode ini dibuat dengan memberi bobot setiap komponen sesuai dengan kuantitas. Jika
kuantitas yang digunakan ialah kuantitas pada tahun dasar, angka indeks yang didapat
disebut indeks laspeyres, sedangkan jika kuantitas pembobot yang digunakan adalah
kuantitas bukan pada tahun dasar , maka dinamakan indeks paasche. Indeks laspeyres :

L=
∑ pn q0 ×100
∑ p0 q0

Ket: L : Indeks laspeyres


Pn : Harga pada tahun ke-n
P0 : Harga pada tahun awal
q0: Kuantitas pada tahun awal

Pada umumnya perbedaan antara nilai indeks L dan P tersebut kecil,sehingga kedua cara
dianggap sama dan cukup baik untuk digunakan.paasche menghasilkan nilai indeks yang
sama. Apabila perbedaan nilai kedua indeks tersebut cukup besar, sedangkan kita belum

5
tahu yang mana sebaiknya digunakan, maka terdapat beberapa alternatif yang dapat
ditempuh, yaitu:
a. Menggunakan formula lrving Fisher, yakni angka indeks ideal yang merupakan rata-
rata ukur dari kedua angka indeks di atas, sehingga :

∑ p n q 0 . ∑ p n q n x 100
IF=√ LP =
√ ∑ p0q0 ∑ p0qn
Dimana IF = angka indeks dengan formula Irving Fisher.
b. Menggunakan formula Marshall Edgeworth,yaitu dengan angka pembobot rata-rata
kuantitas, sebagai berikut:
∑ p n ( qn +q 0 )
ME = x 100
∑ p 0 ( qn +q 0 )
Di mana ME= angka Indeks dengan formula Marshall Edgeworth.
c. Menggunakan formula yang memboboti dengan rata-rata ukur dari bobot quantitas,
seperti berikut:

IU =
∑ p n √q 0 p n .× 100
∑ p 0 √q 0 p n
Di mana UI = Angka indeks dengan rata-rata ukur dari bobot kuantitas sebagai
pembobot.

4. Metode rata-rata Relatif berbobot


Pada metode ini, pertama tama kita menghitung nilai-nilai relatif harga dari
masing-masing komponen pembentuk angka indeks. Kemudian, harga-harga relatif
tersebut diberi bobot menurut nilai pada awal tahun ataupun tahun tertentu yang bukan
tahun awal. Kalau kita menggunakan nilai (harga dikalikan dengan dengan kuantitas) pada
tahun dasar, indeks yang dihasilkan sama dengan indeks laspeyres.
Indeks rata-rata indeks berbobot Rumusnya:
np
∑ . pn q 0
IRB = p 0
×100
∑ pn qn

Berdasarkan penjelasan diatas kita dapat menuliskan secara rinci mengenai metode
perhitungan angka indeks sebagai berikut:

6
1. Angka Indeks Gabungan Tidak Diboboti
No. Metode Indeks Harga Indeks Jumlah
1. Metode Agregatif ∑ Pt ×100 ∑ Qt ×100
I AP= I AQ=
Sederhana ∑ P0 ∑ Q0

2. Angka Indeks Gabungan Diboboti


No. Metode Indeks Harga Indeks Jumlah
1. Metode Laspeyres ∑ ( P t ×Qo ) ∑ ( Qt ×P o)
LP = ×100 LQ = ×100
∑ ( P 0×Qo) ∑ ( Q0×Po )
2. Metode Paasche ∑ ( P t ×Qt ) ∑ (Qt ×P t )
PP = ×100 PQ = ×100
∑ ( P 0×Qt ) ∑ ( Q0×Pt )
3. Metode Drobish L P+ P P LQ +PQ
DP = D Q=
2 2
4. Metode Fisher F P=√ LP ×P P FQ =√ LQ ×P Q

KETERANGAN : P0 = harga pada tahun dasar


Pt = harga pada tahun yang bersangkutan
Qo = jumlah pada tahun dasar
Qt = jumlah pada tahun yang bersangkutan
n = banyak jenis barang

7
DAFTAR PUSTAKA

Dergibson Siagian & Sugiarto,2000.Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi.Jakarta:PT


Gramedia Puataka Utama.
J. Supranto,2000. Statistik Teori dan Aplikasi.Jakarta: Erlangga
Muh.Arif Tiro & Baharuddin Ilyas,2007. Statistika Terapan untuk Ilmu Ekonomi dan
Sosial.Makassar:Andira Publisher.

Anda mungkin juga menyukai