Anda di halaman 1dari 4

ASSALAMUALAIKUM WR WB.

SAYA ELISA CAHYANINGRUM NIM


170810301044 DARI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI

Saya akan membahas tentang bagaimana perbedaan pemahaman dalam islam


itu lahir, yang mana perbedaan pemikiran dan pemahaman tersebut
menimbulkan perpecahan dan kekacauan antar umat islam, seperti aksi
terorisme yang terjadi di indonesia beberapa waktu yang lalu, tidak hanya ada
di masa sekarang aksi seperti itu juga terjadi semasa pemerintahan Amirul
Mukminin Umar bin khattab, dilakukan oleh orang orang khawarij. Salah
satunya adalah ibnu muljam. Ibnu Muljam adalah realita yang terjadi pada
sebagian umat Islam di era modern. Generasi pemuda yang mewarisi Ibnu
Muljam itu giat memprovokasikan untuk berjihad di jalan Alloh dengan cara
memerangi, dan bahkan membunuh nyawa sesama kaum muslimin.Siapakibnu
muljam ? Dia adalah lelaki yang sholih , zahid dan bertakwa dan mendapat
julukan Al-Muqri’.
Dialah orang yg membunuh sayyidina ali bin abi tholib,sayyidina ali di bunuh
atas nama allah dan juga di kafirkan karena dituduh tidak menegakkan hukum
allah, Pada saat membunuhnya mengatakan “Hukum itu milik Alloh, wahai Ali.
Bukan milikmu dan para sahabatmu.”

Itulah kebodohan dan kesesatan orang Khowarij yang sampai saat ini masih
ditiru oleh sebagian umat muslim.

Tidak berhenti sampai di situ, saat melakukan aksinya Ibnu Muljam juga tidak
berhenti membaca Surat Al Baqarah ayat 207 sebagai pembenar
perbuatannya:

wamina alnnaasi man yasyrii nafsahu ibtighaa-a mardaati allaahi waallaahu


rauufun bial’ibaadi

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari
keridloan Alloh; dan Alloh Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.”

Maka sebagai hukuman atas kejahatannya membunuh kholifah Ali, Ibnu


Muljam kemudian dieksekusi mati dengan cara qishos . Ibnu Muljam meyakini
dengan sepenuh hati bahwa aksinya membunuh suami Sayyidah Fathimah,
sepupu Rosululloh, dan ayah dari Sayyid Al-Hasan dan Al-Husein itu adalah
sebuah aksi jihad fi sabilillah.

Seorang ahli surga meregang nyawa di tangan seorang muslim yang meyakini
aksinya itu adalah di jalan kebenaran demi meraih surga Alloh.

Sadarkah kita bahwa saat ini telah lahir generasi-generasi baru Ibnu Muljam
yang bergerak secara massif dan terstruktur. Mereka adalah kalangan yang
menyuarakan syariat dan pembebasan umat Islam dari kesesatan. Mereka
menawarkan jalan kebenaran menuju surga Alloh dengan cara mengkafirkan
sesama muslim. Ibnu Muljam gaya baru ini lahir dan bergerak secara
berkelompok untuk meracuni generasi-generasi muda Indonesia. Sehingga
mereka dengan mudah mengkafirkan sesama muslim, mereka dengan enteng
menyesatkan kiyai dan ulama.

Raut wajah mereka memancarkan kesalehan. Mereka senantiasa membaca


Alquran di waktu siang dan malam. Namun sesungguhnya mereka adalah
kelompok yang merugi. Rasulullah dalam sebuah hadits telah meramalkan
kelahiran generasi Ibnu Muljam ini:

"Akan muncul suatu kaum dari umatku yang pandai membaca Alquran dengan
lisan mereka tetapi tidak melewati tenggorokan mereka, mereka keluar dari
Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya." (Shohih Muslim,
hadits No.1068)

Kebodohan mengakibatkan mereka merasa berjuang membela kepentingan


agama Islam padahal hakikatnya mereka sedang memerangi Islam dan kaum
muslimin.

Dan berkaitan dengan hal tersebut di indonesia sendiri banyak sekali golongan
golongan demikian yg membuat kekacauan , bahkan oleh mereka NU dituding
sebagai kelompok yang “bersikap keras terhadap umat Islam dan berlaku
lemah lembut terhadap orang-orang kafir.” Bahkan sampai menganggap Nu
sbg pembela Thagut. Pasdahal kenyataannya NU menjaga Islam dari orang-
orang yang merusak, yaitu sekelompok orang yang menggunakan Islam untuk
berbuat jahat, terhadap mereka yang menggunakan Islam untuk berbut jahat,
sikap kita kadang harus lebih keras ketimbang terhadap non-Muslim.

Islam, sesuai dengan namanya, adalah agama damai dan mengupayakan


perdamaian. Sekarang ada sekelompok orang Islam, karena keyakinan
tertentu, bekerja untuk mengubahnya menjadi agama teror dan kekerasan.
Terorisme lahir dari cita-cita politik, bukan agama, yaitu menegakkan
pemerintahan Islam yang tidak jelas bentuknya.

Islam bukan agama teror dan kekerasan! NKRI dan negara-negara lain di dunia
adalah produk mu’âhadah wathaniyah, konsensus yang sah. Karena itu umat
Islam di seluruh dunia harus taat dan patuh kepada pemimpinnya selagi tidak
dihalangi untuk menjalankan salat berjamaah, menggemakan adzan,
membangun masjid/tempat ibadah

terorisme dalam Islam lahir dari cita-cita politik, bukan agama. Terorisme harus
disikapi keras dan tegas. Tidak ada toleransi terhadap terorisme dan teroris.

Setelah insiden terror yang terjadi , kita harus sehati dan sepikiran bahwa
tidak ada tempat bagi terorisme. Tidak perlu menutup-nutupi dan membela
aksi terorisme dengan alasan apa pun. Kalau misalnya tidak puas dengan
kinerja pemerintahan, jadilah oposisi loyal. Kritiklah, kalau perlu keras. Kita
bisa menghimpun kekuatan dan merebut kekuasaan dengan cara
konstitusional, dengan program-program alternatif, tanpa perlu mengumbar
kebencian. Tetapi, kalau pun sekarang kita menghadapi masalah ketimpangan,
tidak berarti membenarkan terorisme, dengan cara tersamar. Apa maksud
pembenaran tersamar? Menutup-nutupi aksi terorisme, mengembangkan teori
konspirasi, menyebutnya rekayasa, menggunakan dalih reaksi atas
ketidakadilan. Itu semua adalah bentuk pembenaran tersamar. Selagi kita,
umat Islam, tidak mau jujur kepada diri sendiri, kita tidak akan bisa
melenyapkan terorisme

Demikian yang dapat saya sampaikan kurang lebihnya saya mohon maaf,
wasallamualaikumwr wb

Anda mungkin juga menyukai