0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas empat keistimewaan Ramadhan 1435 H, yaitu: (1) ibadah puasa dan qiyamul lail, (2) pelaksanaan pemilihan presiden yang damai, (3) menahan kepedihan saudara di Palestina, dan (4) menjaga ukhuwah islamiyah pasca pilpres.
Dokumen tersebut membahas empat keistimewaan Ramadhan 1435 H, yaitu: (1) ibadah puasa dan qiyamul lail, (2) pelaksanaan pemilihan presiden yang damai, (3) menahan kepedihan saudara di Palestina, dan (4) menjaga ukhuwah islamiyah pasca pilpres.
Dokumen tersebut membahas empat keistimewaan Ramadhan 1435 H, yaitu: (1) ibadah puasa dan qiyamul lail, (2) pelaksanaan pemilihan presiden yang damai, (3) menahan kepedihan saudara di Palestina, dan (4) menjaga ukhuwah islamiyah pasca pilpres.
terdapat pada Ramadhan 1435 H bagi kaum muslimin Indonesia yaitu:
1. Melakukan ibadah puasa dan Qiyamul Laili Di malam-malam
Ramadhan yang puncaknya adalah harap-harap cemas untuk mendapatkan Lailatul Qadar yang pahalanya lebih baik dari ibadah kita sepanjang hayat. Dalam bahasa al-Quran surat al Qadar ayat 3 Allah menyebutkan “Lebih baik dari seribu bulan”.
2. Melaksanakan pemilihan presiden yang damai pada tanggal 9
Juli 2014 yang lalu. Ada pesan Allah bagi kita dalam memilih pemimpin, “hai orang-orang yang beriman. Janganlah kamu jadikan orang-orang kafir sebagai pengendali urusanmu, dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah kamu ingin menjadikan hujjah (alasan) yang nyata bagi Allah untuk (menyiksa) kamu?? (Q.Surat an-Nisa Ayat 144)
Alhamdulillah empat orang calon presiden dan wakil presiden
yang kita pilih itu ke empat-empatnya orang mukmin yang taat
Mengenai pemakain tenaga non muslim (dhimni)
dalam pemerintah islam tidak dilarang. Para sahabat telah mempergunakan tenaga ahli dari yahudi dan nasrani dalam jabatan pemerintahan. Sepanjang mereka tidak menimbulkan ke mudharatan bagi pemerintah atau umat islam. Abu Ishak Ash-shabi yang non muslim pernah dipercaya memegang jabatan mentri dalam pemerintah Abbasiyah.
3. Menahan keperihan dan kepedihan saudara kita se iman di
Palestina yang di serang oleh Bangsa Israel. Sehingga kita melakukan aksi dan protes serta penggalangan biaya untuk membantu saudara-saudara kita yang di perlakukan secara biadab dan tidak pri kemanusiaan. PBB, Amerika, dan sekutu- sekutunya diam seribu bahasa, bahkan terjadinya pembiaran serta pembenaran terhadap apa yang dilakukan Bangsa yahudi. Sangat berbeda sikapnya terhadap Lybia, Irak, Iran, Mesir,dan Siria yang dianggap Bangsa teroris sehingga seluruh Dunia Internasional bisa menggunakan kekuatan untuk menghancurkan bangsa-bangsa yang dianggap tidak sehaluan dengan mereka. Sangat ironis seorang Politikus Israel menyeru untuk membunuh wanita dan kaum ibu Palestina karena ditakuti akan melahirkan ular-ular kecil sebagai teroris dunia. Lebih menyakitkan lagi tetangga Palestina negara Mesir yang sebagian penduduknya muslim menutup perbatasan Rafah yang merupakan jalur distribusi makanan dan obat- obatan. Penutupan perbatasan rafah seolah-olah memberikan legitimasi kepada bangsa Israel untuk menghancurkan orang- orang Palestina bagaikan kita membunuh hama dan tikus-tikus yang sudah dimasukkan kedalam sangkar bunuhannya.
Yaa Allah.!!!, Selamatkan orang-orang mukmin di gaza
Palestina dan selamatkan orang-orang mukmin yang ada di seluruh Negri 4. Menjaga ukhuwah islamiyah pasca pengumuman hasil pilpres oleh KPU pada tanggal 22 Juli yang lalu yang di menangkan oleh Ir. H Joko Widodo dan H. Muhammad Jusuf Kalla.
Ukhuwah islamiyah merupakan istilah yang sudah
makruf di tengah masyarakat yaitu persaudaraan berdasarkan Iman. Jadi istilah yang lebih tepat sebetulnya adalah ukhuwah Imaniyah. Karena dalam al Quran persaudaraan ini memang di kaitkan langsung dengan iman. Pasca pengumuman pemilihan presiden di mana umat islam di Indonesia lebih 90% dari jumlah penduduk sangat memungkinkan untuk berpecah belah karena mendukung Capres yang berbeda. Secara historis sudah terbukti, begitu wafatnya Rasul yang mulia umat islam terpecah belah tentang siapa yang akan menjadi Khalifah pengganti Rasulullah. Banyak keterangan yang menuturkan tentang hampir terjadi pertumpahan darah. Dan Umar lah yang kemudian mengambil inisiatif untuk dengan tegas meminta kaumnya menyetujui Abu Bakar sebagai pengganti Rasul. Setelah wafatnya Abu Bakar Assiddiq, kemudian Umar Bin Khattab menjadi khalifah. Umar Bin Khattab sendiri digantikan oleh Usman Bin Affan yang mendapat oposisi yang keras dari sebagian yang lain. Dan kemudian tidak dapat dihindari terjadi pembunuhan terhadap dirinya sebagaimana telah menimpa juga Umar Bin Khatab RA. Setelah itu terjadilah kotak-kotak faksi di kalangan pemerintah kaum muslimin. Ada faksi Ali dan ada faksi pendukung Mu’awiyah bin Abu Sofyan. Ada yang opurtunis dan ada Hipokrit dan ada yang tidak mempercayai kepada ke Khalifahan yang dinamakan dengan kaum Khawarij Generasi ini adalah generasi terbaik yang sangat dekat dengan Rasul, Rasul mengatakan “sebaik-baik abad adalah abadku, kemudian abad setelah mereka kemudian abad setelah mereka”(HR Tirmizi)
Pertanyaan kita sekarang : Bagaimana generasi kita
yang sangat jauh dengan generasi Rasul, jawabannya tidak perlu risau, karena menjaga ukhuwah, sebetulnya ada petunjuk teknis. Petunjuk yang sangat praktis. bagaimana memelihara ukhuwah islamiyah pada saat- saat sekarang ini relevan untuk kita renungkan. Yaitu kita berpedoman kepada Kitabullah dan Hadis Rasul. Sebagaimana sabda Rasul :” saya tinggalkan kepadamu dua perkara kamu tidak akan sesat selama-lamanya apabila kamu berpegang kepada keduanya yaitu al-Qur’an dan sunnahku” (HR Muslim)
Prinsip-prinsip ini, sekarang sangat relevan sekali
dalam perkembangan nasional kita. Kita harus kembali kepada al- Qur’an. Inilah slogan yang sudah lama dicanangkan kepada masyarakat kita, yakni seruan kembali kepada al-Qur’an dan sunnah. Bukan hanya yang menyangkut masalah fiqih akan tetapi juga termasuk hal-hal prinsipil yang langsung mempengaruhi masyarakat, yang menentukan tampilkan diri dalam kehidupan sosial dan politik.
(Drs. Amiruddin Husein MA. Ka Kemenag Kota Banda Aceh)