Anda di halaman 1dari 4

 

Islam di Bawah Naungan Pedang

Oleh : Kianti Ivani

Salah satu isu yang diangkat oleh orang-orang yang phobia terhadap Islam adalah Islam
 berhasil menjadi agama besar di dunia ini karena ekspansi pedang-pedang mereka ke wilayah-
wilayah non-muslim. Bahkan para orientalis generasi awal berpandangan bahwa Islam memang
disebarkan dengan pedang, dengan kekerasan, jika kita mencermati buku-buku sejarah, termasuk
yang ditulis sejarawan muslim, maka sulit menghindarkan kesan bahwa sejarah Islam itu memang
 berdarah-darah. Banyak buku-buku sejarah Islam mulai tingkat dasar hingga
hingga buku referensi, yang
menekankan pada konflik dan perang baik dengan non-muslim maupun dengan sesama muslim,
serta mencantumkan peristiwa-peristiwa penaklukkan dan peperangan IIslam
slam untuk menguatkan
opini tersebut. Karena itu, mudah dimengerti jika kemudian terbentuk pemahaman kuat di luar
muslim bahwa Islam itu disebarkan melalui pedang. Akibatnya banyak orang-orang non-muslim
menjadi antipati dengan agama yang menebarkan kedamaian ini dan umat Islam yang lemah iman
dan minus perbekalan ilmiahnya merasa malu dan menyesali rekam jejak sejarah agamanya
sendiri.

Selain dari para orientalis kita juga sering mendengar orang yang phobia terhadap Islam
mengatakan: “ Islam tersebar dengan pedang “.
“. Mendengar atau membaca perkataan ini,
ini, seluruh
umat Islam akan bertanya: “A pakah nenek moyang saya dulu masuk islam karena pedang
(diperangi dan dipaksa)?“.
dipaksa)?“. Dan akan melanjutkan perkataannya: “Sepertinya
“Sepertinya orang yang
mengatakan itu tidak pernah belajar sejarah, atau mungkin pelajaran sejarahnya dapatnya hanya
nilai merah“.
merah“. Sebagai umat 
umat  Islam tentu kita akan mengalami kebingungan dalam menjawab
 pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh para orang yang ingin menjatuhkan Islam, tapi satu
hal yang kita pahami adalah pada hakikatnya Islam tersebar dengan akhlak, muamalah yang baik
dan dakwah dengan cara yang baik. Sebagai bukti akan hal itu masuk Islamnya orang-orang
Indonesia, Malaysia, Brunei, Thailand, dll semuanya adalah tanpa adanya pedang yang terhunus.
 

  Orang-orang yang mengatakan bahwa Islam tersebar dengan pedang mengatakan: “Bahwa
Orang-orang
 bukti Islam tersebar dengan pedang adalah peperangan yang terjadi antara umat Islam dan
d an non
muslim”. Jawaban dari perkataan ini, mungkin dapat dirincikan pada poin-poin berikut ini :

1.  Islam adalah sebuah Negara; pada masa itu terjadi perang antara Negara, maka Islam

sebagai Negara akan terlibat di dalam perang itu. Karena kemungkinan di masa itu,
diperangi atau memerangi.
2.  Umat manusia di masa itu berada di dalam penindasan dan kekejaman pemimpin-
 pemimpin mereka (yang kafir). Dan Islam adalah agama yang berasaskan keadilan dan
menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Dan untuk menghilang kezaliman para pemimpin
atas rakyat mereka, tiada cara lain kecuali dengan adanya peperangan.
3.  Apabila terjadi peperangan dan umat Islam memenangi peperangan tersebut, maka dengan
sendirinya orang-orang kafir yang berada di wilayah tersebut berada di bawah kekuasaan
umat Islam. Apakah mereka dipaksa masuk Islam? Jelas-jelas tidak, tapi mereka masuk
Islam dengan keridhaan hati mereka, dan menjadi bukti atas hal itu; mereka bergabung
menjadi bagian dari pasukan kaum muslimin dan melanjutkan perjuangan dan jihad
mereka.(Muhammad Sanusin,  Islam Tersebar dengan Pedang?, 
Pedang?, 
https://muslim.or.id/22488-islam-tersebar-dengan-pedang.html(21-09-2017)

Sebelum kita beranjak ke data-data historis tentang peperangan di dalam Islam, ada sebuah
kaidah yang perlu dipahami bahwa umat Islam dilarang memaksa, mengancam, dan memberikan
tekanan suatu kelompok atau individu tertentu agar mereka memeluk Islam. Allah Ta’ala 

 berfirman,

‫ن‬‫د‬  ‫ال‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫راه‬  ‫ك‬   

“Tidak ada paksaan dalam agama.” (QS. Al-Baqarah:


Al -Baqarah: 256)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata tentang sebab diturunkannya ayat ini, “Ayat ini
diturunkan berkaitan dengan salah seoarang Anshar (sahabat Nabi dari Madinah) dari Bani Salim
 bin Auf. Al-Hushaini
Al-Hushaini mengatakan, ‘Sahabat ini memiliki dua orang anak
an ak laki-laki yang beragama
 Nasrani dan dia seorang muslim. Lalu ia berkata kepada Nabi  shallallah
 shallallahu
u ‘alaihi wa sallam,
 

 bolehkah aku memaksa keduanya karena mereka menolak agama kecuali agama Nasrani. Allah
 pun menurunkan ayat ini’.” (Tafsir
(Tafsir Ibnu Katsir ))..

Asy-Syaikh
Asy- Syaikh Ibnu Baaz rahimahullaah berkata : ”Adapun perkataan dari sebagian orang yang
menyatakan bahwa bahwasannya perang itu hanya untuk mempertahankan diri saja (difa’), maka

aku tidak tahu seorang pun dari ulama terdahulu yang pernah mengatakannya (yaitu) bahwa jihad
yang disyari’atkan dalam Islam setelah aayaatus-saif
aayaatus -saif itu hanya untuk mempertahankan diri saja;
dan bahwasannya orang-orang kafir itu tidak boleh diserang lebih dahulu, karena perang itu hanya
disyari’atkan untuk membela diri saja”(Majalah
saja” (Majalah Al-Buhuuts
 Al-Buhuuts Al-Islaamiyyah nomor
Al-Islaamiyyah nomor 41 hal. 7)

Jadi, tidak diperkenankan seorang muslim memaksa seseorang atau kelompok tertentu untuk
memeluk Islam walaupun orang atau kelompok tersebut di bawah kekuasaannya . Kalau ternyata
 penduduk negeri-negeri yang ditaklukkan oleh umat Islam memeluk agama Islam, itu bukan
dikarenakan paksaan atau tekanan dari pihak muslim yang berkuasa, akan tetapi dikarenakan
kedamaian yang mereka temukan dalam ajaran Islam. Contohnya nyatanya adalah tentang
keislaman Tsumamah
keislaman Tsumamah bin Utsal.
Utsal.  

Para Khulafaur juga menanamkan kepada kaum muslimin bahwa peperangan pun ada
norma-normanya. Abu Bakar ash-Shiddiq mengatakan kepada pasukan Islam,
Islam, “…Jangan
melakukan penghiantan dan melenceng dari kebenaran; jangan memutilasi jasad musuh; jangan
membunuh anak-anak, wanita, dan orang tua; jangan menebang, merusak, dan membakar
 pepohonan, terutama yang sedang
sed ang berbuah; jangan membunuh hewan ternak musuh; dan kalian
akan melewati orang-orang
orang-orang monastik, jangan kalian ganggu mereka.” ( Islamic
 Islamic Ruling on Warfare
Warfare,,
Hal: 22). Di zaman itu, aturan ini sesuatu yang unik. Karena berabad-abad tradisi perang bangsa-
 bangsa yang ada pada saat itu yakni Persia dan Romawi, mereka tidak pernah memikirkan norma
 peperangan yang demikian. Mereka mengartikan perang adalah membunuh, menaklukkan, dan
menguasai, adapun umat Islam memiliki perspektif yang berbeda dengan bangsa Romawi dan
Persia dalam peperangan mereka. Cara memandang peperangan yang berbeda antara umat Islam
dan umat-umat lainnya berdampak pada saat umat Islam memasuki basis-basis Persia dan
Romawi. Saat umat Islam sampai di wilayah Persia dan Romawi, umat Islam berhasil
berhasil menarik
simpati penduduk-penduduknya. Romawi kehilangan basis besar Nasrani tatkala pasukan Islam

memasuki Syria dan Mesir. Orang-orang Syria dan Mesir berbondong-bondong memeluk agama
 

Islam saat cahaya hidayah sampai ke wilayah tersebut. Sedangkan Persia lebih buruk lagi
keadaannya, mereka bahkan kehilangan eksistensi di Irak tatkala negeri itu ditaklukkan oleh umat
Islam. Luar biasanya, penduduk ini tidak dipaksa sama sekali untuk memeluk agama Islam.

Islam memiliki alasan perang yang jelas, dan perang dalam sudut pandang Islam tidak

diartikan melulu sebagai pembunuhan, pembantaian, dan penguasaan wilayah, seorang sejarawan
Inggris menyatakan pendapatnya bahwa "Sejarah membuatnya jelas, bahwa legenda tentang
Muslim fanatik yang melakukan kekerasan di seluruh dunia dan memaksa orang untuk masuk
Islam dengan hunusan pedang ketika menaklukkan bangsa-bangsa lain adalah salah satu mitos
yang paling fantastis dan tidak masuk akal yang seringkali diulang-ulang para sejarawan." (De
Lacy O'Leary, Islam
O'Leary, Islam At The Cross Road :8)
:8) ini merupakan jawaban terbaik untuk kesalahpahaman
 bahwa Islam disebarkan oleh pedang
pedan g yang diberikan oleh sejarawa dan lihatlah apa yang terjadi
 pada hari ini, wilayah-wilayah Bizantium Romawi dan Persia dahulu, mayoritas penduduknya
sekarang adalah muslim: Kristen di Mesir hanya (9%) dari jumlah penduduk, di S
Syria
yria (10%), Irak
(3%), dan Libanon (39%). Apabila penaklukkan yang dilakukan oleh umat Islam disertai dengan
 pemaksaan tentu saja komunitas muslim di sana tidak akan bertahan lama. Ini membuktikan Islam
tidak disebarkan dengan pedang.

Anda mungkin juga menyukai