Anda di halaman 1dari 8

ILMU KALAM

ALIRAN KHAWARIJ DAN MURJIAH


A. Latar Belakang
Agama yang diturunkan Allah kemuka bumi menempatkan
Tauhid ditempat yang pertama dan utama, karena itu setiap
Rasul yang di utus Allah SWT mengemban tugas menanamkan
tauhid kedalam jiwa umatnya, mengajak mereka agar beriman
kepada Allah, menyembah, mengabdi, dan berbakti kepadaNya, melarang mereka menyekutukan Allahdalam bentuk
apapun, baik Zat, Sifat, maupun Af'al-Nya.
Misi risalah inilah yang diemban Nabi Muhammad Saw.
karena itu keutamaan setiap dakwah dan seruannya adalah
berupa tauhid. Selama di Mekah, beliau memfokuskan
perhatian serta pembinaan terhadap tauhid, sehingga semua
aktifitas dakwahnya selalu diarahkan kepada tauhid. Semua itu
dibuktikan dengan Ayat-ayat Al-Qur'an yang turun pada periode
mekah yaitu berisikan tentang ketauhidan. Dan pada periode
Madinah baru diarahkan kepada pembinaan hukum-hukum
Allah, Tujuannya juga untuk memperkokoh tauhid itu sendiri.
Pada zaman Rasulullah SAW, sampai pada masa Khalifah
Usman bin Affan (644-656 M), problem ketauhidan (teologis)
dikalangan umat Islam belum muncul. Masalah ini mulai timbul
pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib (656-661 M), Dengan
munculnya beberapa kelompok/aliran dikarenakan perbedaan
pendapat mengenai tahkim antara Ali dengan Muawiyah bin
Abi Sufyan (gubernur syam pada waktu perang shiffin). 1
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah yang berjudul Aliran Khawarij dan Mur'jiah
ini, penyaji mengemukakan rumusan-rumusan tentang:
1. Bagaimana asal-usul kemunculan aliran khawarij dan
murji'ah?
2. Apa pokok ajaran dari aliran khawarij dan murji'ah?
1 Harun Nasution.dkk. Teologi Islam. Aliran-aliran sejarah analisis perbandingan.
U.I pers,Jakarta. hlm. 327.

3. Dan Sekte-sekte yang ada pada aliran Khawarij dan


Murji'ah?
Tujuannya adalah untuk mengetahui tentang pembahasan (isiisi pokok) yang terdapat dalam rumusan masalah.
ALIRAN KHAWARIJ

1. Asal-usul Munculnya Aliran Khawarij


Secara etimologis Khawarij berasal bahasa arab,
yaitu kharaja yang artinya keluar, muncul, timbul,
memberontak. Atas dasar inilah Syahrastani menyebutkan
kelompok khawarij sebagai orang yang memberontak
imam yang sah. Berdasarkan etimologi ini pula, khawarij
berarti setiap muslim yang ingin keluar dari kesatuan
umat Islam.2
Meski awal kemunculan khawarij karena persoalan politik,
tetapi perkembangannya golongan ini banyak berbicara
masalah teologis. Persoalan politik yang menyebabkan
golongan ini menyatakan keluar dari barisan Ali adalah
ketidak setujuan mereka terhadap arbitrase atau tahkim
yang dijalankan Ali dalam menyelesaikan masalah dengan
Muawiyah Bin Abi Sufyan dalam perang shiffin pada
tahun 37 H/648 M perihal persengketaan Khilafah. 3
Kelompok Khawarij pada mulanya memandang Ali
beserta pasukannya ada dipihak yang benar karena Ali
merupakan khalifah yang sah yang telah dibaiat umat
Islam waktu itu, sementara Muawiyah adalah pihak yang
salah karena memberontak khalifah yang sah, yaitu
kepemimpinan Ali.4 Namun setelah tahkim yang dilakukan
oleh Ali, golongan khawarij merasa tidak puas dan
2 Prof. Dr. Abdul Rozak, M.Ag., Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ilmu Kalam.
Pustaka Setia, Bandung. cet. VII. 2001. hlm. 49.
3 Roli Abdul Rahman, M. Khamzah. Akidah dan Akhlak. Tiga Serangkai, Solo.
2009. Hlm. 15.
4 Prof. Dr. Abdul Rozak, M.Ag., Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, op. cit. hlm. 49-50.

memutuskan keluar dari barisan Ali. Menurut golongan


khawarij, seharusnya permasalahan tersebut diselesaikan
dengan jalan merujuk kepada hukum-hukum Allah, hal itu
dikemukakan berdasar pada QS.Al-Maidah ayat 44 yang
artinya, Barang siapa tidak memutuskan dengan apa
yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang
kafir.
Maka atas dasar ayat ini, golongan khawarij
menganggap bahwa Ali beserta pengikutnya dan
Muawiyah beserta pengikutnya telah menjadi kafir,
karena mereka memutuskan perkara tidak merujuk
kepada Al-Quran.5
Kisah awal mulanya golongan khawarij menyatakan
keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib. Pada masa itu terjadi
peperangan antara pasukan Ali dengan pasukan
muawiyah, perang tersebut dinamakan perang shiffin.
Pada saat perang berlangsung, Kelompok Ali sudah hampir
menang. Namun karena Ali menerima tipu daya licik dari
Muawiyah yaitu berupa ajakan damai, walaupun
sebenarnya Ali ingin menolak ajakan tersebut, tapi karena
desakan dari sebagian pengikutnya, terutama ahli qurra
seperti Al-Asy'ats bin Qais, Mas'ud bin Fuddaki At-Tamimi,
dan Zaid bin Husein Ath-Tha'i. Maka Ali-pun dengan
terpaksa memerintahkan Al-Asytar (komandan pasukan)
untuk menghentikan peperangan.6
Setelah perang dihentikan, Ali bermaksud mengirim
Abdullah bin Abbas sebagai delegasi juru damai. Tetapi
orang-orang khawarij menolaknya. Dengan alasan, bahwa
Abdullah bin Abbas berasal dari kelompok Ali sendiri,
merekapun mengusulkan yang diutus menjadi delegasi
juru damai adalah Abu Musa Al-Asy'ari dengan harapan
dia dapat memutuskan perkara berdasarkan Al-Qur'an.

5 Roli Abdul Rahman, M. Khamzah. op. cit. hlm. 16.

6 Amir An-Najjar, Al-Khawarijmi: Aqidatan wa fikratan wa falsafatan terj. Afif


Muhammad dkk., Lentera. Cet. I. Bandung, 1993. hlm. 5.

Keputusan Tahkim, yakni Ali diturunkan dari


jabatannya sebagai khalifah oleh utusannya, dan
mengangkat Muawiyah menjadi khalifah menggantikan
Ali. Hal ini sangat mengecewakan orang-orang khawarij,
mereka mengatakan bahwa "kalian berhukum kepada
manusia. Tidak ada hukum selain hukum yang ada di sisi
Allah". Pada saat itu juga orang-orang khawarij keluar dari
pasukan Ali dan langsung menuju Harura. Itulah sebabnya
Khawarij disebut juga dengan nama Hururiah.7
Dengan arahan Abdullah Al-kiwa, akhirnya sampailah
mereka di Harura. Di sana mereka mengangkat seorang
pimpinan yang bernama Abdullah bin Shahab Ar-rasyibi.
Dari sanalah mereka melanjutkan perlawanan terhadap
Muawiyah dan juga kepada Ali.8

2. Doktrin-doktrin Pokok khawarij


Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Khalifah atau Imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh
umat Islam.
b. Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab. Setiap
orang muslim berhak menjadi khalifah apabila memenuhi
syarat.
c. Khalifah dipilih secara permanen, selama yang bersangkutan
berlaku adil dan menjalankan syariat Islam. Dia harus
dijatuhkan bahkan dibunuh kalau melakukan kedzaliman.
d. Khalifah sebelum Ali adalah sah.
e. Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi arbitrase
(tahkim), ia dianggap telah menyimpang.

7 Abdul Rozak, Rosihon Anwar, op. cit. hlm. 50.


8 Harun Nasution, op. cit., hlm. 53.

f. Muawiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al-Asy'ari juga
dianggap telah menyeleweng dan telah menjadi kafir. 9
g. Pasukan perang jamal yang melawan Ali juga kafir.
h. Seseorang yang berdosa besar dia bukan lagi muslim
sehingga harus dibunuh. Seorang muslim dapat menjadi
kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim lain yang telah
dianggap kafir.10
i. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan
golongan mereka. Apabila tidak mau, ia wajib diperangi
karena hidup dalam dar al-harb (negara musuh), sedangkan
golongan mereka sendiri dianggap berada dalam dar alislam (negara Islam).
j. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang
menyeleweng.
k. Adanya Wa'ad dan Wa'id. (orang baik harus masuk surga,
orang jahat harus masuk neraka).
l. Amar ma'ruf nahi munkar.
m.
Memalingkan
ayat-ayat
Al-Qur'an
yang
tampak
mutasyabihat (samar).
n. Qur'an adalah makhluk.
o. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan tuhan. 11
Dilihat secara keseluruhan, doktrin khawarij dapat
dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu: politik, teolog,
teologis sosial.
Dari poin a-g masuk kategori politik. Karena poin tersebut
membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah
kenegaraan, khususnya tentang kepala negara (khilafah).
Poin h dan k masuk dalam kategori teologi.
Doktrin berikutnya yakni dari poin j sampai o dapat
dikategorikan sebagai doktrin teologis sosial. Jadi,
9 Abdul Rozak, Rosihon Anwar., op. cit. hlm. 51.
10 Nurcholis Madjid, (Ed.). Khazanah Intelektual Islam. Bulan Bintang, cet. II,
Jakarta. 1985. hlm. 12.
11 Abdul Rozak, Rosihon Anwar,. op. cit. hlm. 51-53.

diketahui bahwa doktrin sentral khawarij ialah imamahkhilafah (politik).


Dapat dikatakan bahwa, pada dasarnya orang-orang
khawarij ini merupakan orang-orang baik. Hanya saja
keberadaan mereka sebagai penganut minoritas garis
keras , yang aspirasinya dikucilkan serta diabaikan
penguasa, ditambah lagi dengan pola pikir mereka yang
simplitis menjadikan mereka bersikap ekstrim. 12
3. Perkembangan Khawarij beserta sektesektenya
Radikalitas yang melekat pada watak dan perbuatan
kelompok khawarij mengakibatkan mereka mereka sangat
rentan pada perpecahan, baik internal dengan kaum
khawarij sendiri maupun eksternal dengan kelompok Islam
lainnya.
Terjadi beberapa perbedaan pendapat tentang
jumlah sekte yang terbentuk akibat perpecahan yang
terjadi dalam kelompok khawarij. Al-Bagdadi mengatakan
bahwa ini telah terpecah menjadi 18 sekte. Sedangkan AlAsfarayani mengatakan ada 22 sekte. Tapi, terlepas dari
perbedaan itu, di sepakati bahwa subsekte khawarij yang
diakui ada 8 sekte, yaitu:
a. Al-Muhakkimah
b. Al-Azriqah
c. An-nadjiyat
d. Al-Baihasiyah
e. Al-Ajaridah
f. As-Saalabiyah
g. Al-Ibadiyah
h. As-Sufriyah
Semua sekte tersebut membicarakan tentang
persoalan hukum bagi orang yang berbuat dosa besar,
12 Abdul Rozak, Rosihon Anwar,. op. cit. hlm 52-54.

apakah ia masih dianggap mukmin atau telah menjadi


kafir. Hal ini adalah pemikiran penting bagi mereka,
sedangkan doktrin-doktri yang lain hanya pelengkap saja.
Namun, pemikiran mereka ini lebih bersifat praktis
daripada teoritis. Sehingga ketetapan mukmin atau
kafirnya seseorang menjadi tidak jelas.
Hal ini menyebabkan dalam satu kondisi seseorang dapat
dikatakan mukmin, namun juga dikatakan kafir. Tindakan
kelompok khawarij ini membuat orang Islam pada waktu
itu agak ketakutan, karena dengan cap kafir yang
diberikan oleh satu subsekte tertentu khawarij, jiwa
seseorang bisa/harus melayang, walaupun oleh subsekte
lain ia masih dikategorikan mukmin.
Meski demikian, ada sekte-sekte khawarij tertentu yang
masih ada kompromi, yaitu sekte Nadjiyat dan Ibadiyah.
Keduanya sama-sama membedakan antara kafir nikmat dan
kafir agama. Kafir nikmat hanya melakukan dosa tidak
berterimakasih kepada Allah. Orang seperti ini tidak perlu
dikucilkan dari masyarakat apalagi dibunuh.
Berkenaan dengan ini, Harun Nasution mengidentifikasi
beberapa indikasi aliran yang dapat dikategorikan sebagai
aliran khawarij,yaitu:
a. Mudah mengkafirkan orang yang tidak segolongan dengan
mereka walaupun orang itu penganut agama Islam.
b. Islam yang benar adalah Islam yang mereka pahami dan
mereka amalkan, selain dari itu tidak benar.
c. Orang-orang Islam yang sesat dan menjadi kafir perlu dibawa
kembali ke Islam yang sebenarnya, yaitu Islam menurut
penafsiran dan pengamalan mereka.
d. Pemerintahan dan ulama yang tidak sepaham dengan
mereka adalah sesat, oleh karena itu mereka memilih
pemimpin dari golongan mereka sendiri.
e. Bersifat fanatik dalam paham dan tidak segan-segan
menggunakan kekerasan ataupun membunuh demi
mencapai tujuan mereka.

13

13 Abdul Rozak, Rosihon Anwar,. op. cit. hlm. 54-56.

Anda mungkin juga menyukai