Anda di halaman 1dari 38

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran agama islam yang di bawa Nabi Muhammad Saw. Di yakini
dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batim.
Di dalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang begaimana seharusnya manusia
itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang
seluas-luasnya.
Petunjuk-petunjuk

agama

mengenai

berbagai

kehidpan

manusia,

sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya, Al-Quran dan Hadis, tampak


amat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif,
menghargai akal fikiran melalui pengembangan ilmu pengeetahuan dan teknologi,
bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa
mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka,
demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti feodalistik,
mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan sikapsikap positif lainnya.
Sebagai umat Islam kita harus mengetahui aliran-aliran dalam pemikiran
islam, seperti, aliran-aliran kalam, aliran-aliran fiqh, aliran-aliran tasawuf dan
aliran filsafat. Tiap-tiap aliran pasti memiliki pandangan tersendiri mengenai suatu
hal, satu hal yang harus kita tahu, walaupun pandangan mereka berbeda-beda, tapi
mereka tetap menggunakan dasar A-Quran dan Sunnah. Dengan mempelajari
aliran-aliran pemikiran Islam, diharapkan kita mampu mengambil hikmah dan
lebih mengerti akan keberbedaan pandangan tiap aliran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Aliran Pemikiran Dalam Islam ?
C. Tujuan
1. Memberitau Aliran--Aliran Dalam Islam
D. Manfaat
1. Kita mengetahui Aliran Yang Ada Dalam Islam

BAB II
PEMBAHASAN
A. Ilmu Kalam
1. Latar Belakang Ilmu Kalam
Munculnya Ilmu Kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut
peristiwa pembunuhan Utsman bin Affan yang berbuntut pada penolakan
Muawiyah atas kekholifahan Ali bin Abi Thalib. Ketegangan antara Muawiyah
dan Ali bin Abi Tholib mengkristal menjadi Perang Shiffin yang berakhir dengan
keputusan tahkim yakni tawaran yang diusulkan untuk memecah kubu Sayyidina
ali menjadi dua bagian yaitu Syiah dan Khowarij. Sikap Ali yang menerima tipu
muslihat Amr bin Ash, utusan dari pihak Muawiyah dalam tahkim, ia dalam
keadaan terpaksa, itu tidak disetujui oleh sebagian tentaranya dalam arti
menentang. Mereka memandang Ali bin Abi Tholib telah berbuat salah sehingga
mereka meninggalkan barisannya. Dalam sejarah Islam, mereka terkenal dengan
sebutan Khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri atau secerders.
Sedangkan, sebagian besar pasukan yang membela dan tetap mendukung Ali
menamakan dirinya sebagai kelompok Syiah.
2. Pengertian Ilmu Kalam
Menurut Ibn Khaldun, sebagaimana di kutip A. Hanafi, ilmu kalam ialah
ilmu berisi alas an-alasan yang mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman
dengan menggunakan
dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng
dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan salaf dah ahli sunnah.1
Selain itu ada pula yang menyatakan bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang
membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan
dengan bukti-bukti yang meyakinkan2. Di dalam ilmu ini membahas tentang cara
marifat tentang sifat-sifat Allah dan para Rasul-Nya dengan menggunakan dalildalil yang pasti guna mencapai kebahagiaan hidup abadi. Ilmu ini termasuk induk
1A. Hanafi, Theologi Islam (ilmu kalam), (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), cet. III, hlm.10,

ilmu agama dan paling utama bahkan paling mulia, karena berkaitan dengan zat
Allah, zat para rasul-Nya.
Dalam pada itu, Muhammad Abduh berpendapat bahwa ilmu kalam
adalah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan (Allah), sifat-sifat yang
mesti ada padanya, dan membicarakan pula tentang rasul-rasul Tuhan untuk
menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya,
sifat-sifat yang mesti tidak ada padanya serta sifat-sifat yang mungkin ada padaNya dan sifat-sifat yang mungkin terdapat padanya3.
3. Aliran-aliran ilmu kalam dan Toko-tokohnya
Problematika teologis di kalangan umat Islam baru muncul pada masa
pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib (656-661M) yang ditandai dengan
munculnya kelompok dari pendukung Ali yang memisahkan diri mereka karena
tidak setuju dengan sikap Ali yang menerima Tahkim dalam menyelesaikan
konfliknya dengan muawiyah bin abi Sofyan, gubernur syam, pada waktu perang
siffin. Kelompok ini selanjutnya dikenal dengan Kelompok Khawarij.
Lahirnya

Kelompok

Khawarij

ini

dengan

selanjutnya, menjadi dasar kemunculan kelompok baru

berbagai

pendapatnya

yang dikenal dengan

nama Murjiah. lahirnya Aliran teologi inipun mengawali kemunculan berbagai


Aliran-Aliran teologi lainnya. Dan dalam perkembangannya telah banyak
melahirkan berbagai Aliran teologi yang masing-masing mempunyai latar
belakang dan sejarah perkembangan yang berbeda-beda.Berikut ini akan dibahas
tentang pertumbuhan dan perkembangan Aliran tersebut berikut pokok-pokok
pikiran nya masing-masing.
Aliran-Aliran Ilmu Kalam Klasik
a) . Aliran Khawarij
2 Husain bin Muhammad al-jassar, l-Husbun al-hamidiyah li al-muhafadzabAla
al-aqaid al-islamiyah, (Bandung: Syirkah al-Maarif), hlm. 7.
3Syaikh Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), cet. I,
hlm.21.

Aliran Khawarij merupakan Aliran teologi tertua yang merupakn Aliran


pertama yang muncul dalam teologi Islam. Menurut ibnu Abi Bakar Ahmad AlSyahrastani, bahwa yang disebut Khawarij adalah setiap orang yang keluar dari
imam yang hak dan telah di sepakati para jemaah, baik ia keluar pada masa
sahabat khulafaur rasyidin, atau pada masa tabiin secara baik-baik. Menurut
bahasa nama khawarij ini berasal dari kata kharaja yang berarti keluar. Nama itu
diberikan kepada mereka yang keluar dari barisan Ali.4 Kelompok ini juga kadang
kadang menyebut dirinya Syurah yang berarti golongan yang mengorbankan
dirinya untuk allahdi samping itu nama lain dari khawarij ini adalah Haruriyah,
istilah ini berasal dari kata harura, nama suatu tempat dekat kufah, yang
merupakan tempat mereka menumpahakn rasa penyesalannya kapada Ali bin abi
Thalib yang mau berdamai dengan Muawiyah.5
Kelompok khawarij ini merupakan bagian dari kelompok pendukung Ali
yang memisahkan diri, dengan beralasan ketidak setujuan mereka terhadap sikap
Ali bin abi Thalib yang menerima tahkim (arbitrase) dalam upaya untuk
menyelesaikan persilisihan dan konfliknya dengan muawiyah bin abi sofyan,
gubernur syam, pada waktu perang siffin.
Latar belakang ketidak setujuan mereka itu, beralasan bahwa tahkim itu
merupakan penyelesaian masalah yang tidak di dasarkan pada ajaran Al-Quran,
tapi ditentukan oleh manusia sendiri, dan orang yang tidak Memutuskan hukum
dengan al-quran adalah kafir. Dengan demikian, orang yang melakukan tahkim
dan merimanya adalah kafir.6
Atas dasar ini, kemudian golongan yang semula mendukung Ali ini
selanjutnya berbalik

menentang dan memusuhi Ali beserta tiga orang tokoh

4 Abuddin Nata, Ilmu kalam, Filsafat, dan tasawuf,. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1995. Hal.
29

5 M. Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 1996.


Hal.

6 Ibid. Hal. 97

pelaku tahkim lainnya yaitu Abu Musa Al-Asyari, Muawiyah bin Abi Sofyan dan
Amr Bin Ash
1.Tokoh-tokoh Khawarij
Diantara tokoh-tokoh khawarij yang terpenting adalah :
a. Abdullah bin Wahab A.

b. Urwah bin Hudair

c. Mustarid bin saad

d. Hausarah al-Asadi

e. Quraib bin Maruah

f. Nafi bin al-azraq

g. Abdullah bin Basyir

h. Zubair bin Ali

i. Qathari bin Fujaah

j. Abd al-Rabih

k. Abd al Karim bin ajrad

l. Zaid bin Asfar

m. Abdullah bin ibad7


2. Ajaran pokok Khawarij
Terpecahnya Khawarij ini menjadi beberapa sekte, mengawali dan
mempercepat kehancurannya dan sehingga Aliran ini hanya tinggal dalam catatan
sejarah. Sekte-Sekte tersebut adalah:8
1.Al-Muhakkimah

2. Al-Azariqah

3.Al-Najdat

4.Al-baihasyiah

5.Al-Ajaridah

6.Al-SaAlibah

7.Al-Ibadiah

8.Al Sufriyah

Secara umum ajaran-ajaran pokok Khawarij adalah:


1.Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir; dan harus di bunuh.
2. Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah,
dan zubair, dengan Ali bin abi tahAlib) dan para pelaku tahkimtermasuk
yang menerima dan mambenarkannya di hukum kafir;
3. Khalifah harus dipilih langsung oleh rakyat.9
4. Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim
berhak menjadi Khalifah apabila suda memenuhi syarat-syarat.

7 Ibid, Hal. 104


8 Drs. Abuddin Nata, op. cit. Hal. 30
9 H. M. Yusran asmuni, op.cit. Hal. 105.

5. Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syariat islam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.
6. Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa
kekhalifahannya Usman r.a dianggap telah menyeleweng,
7. Khalifah Ali dianggap menyelewang setelah terjadi Tahkim (Arbitrase).10
b) Aliran Murjiah
Aliran Murjiah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau
terlibat dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa
besar, sebagai mana hal itu dilakukan oleh aliran khawarij. Mereka
menangguhkan penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa
tahkim itu di hadapan tuhan, karena hanya tuhanlah yang mengetahui keadaan
iman seseorang. Orang mukmin yang melakukan dosa besar itu dianggap tetap
mengakui bahwa tiada tuhanselalin allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasulnya.
Dengan kata lain bahwa orang mukmin sekalipun melakukan dosa besar masih
tetap mangucapkan dua kalimat syahadat yang menjadi dasar utama dari iman.
Oleh karena itu orang tersebut masih tetap mukmin, bukan kafir.11 Pandangan
mereka itu terlihat pada kata murjiah yang barasal dari kata arja-a yang berarti
menangguhkan, mengakhirkan dan memberi pengharapan.
Hal-hal yang melatarbelakangi kehadiran murjiah antara lain adalah :12
a. Adanya perbedaan pendapat antara Syiah dan Khawarij; mengkafirkan pihakpihak yang ingin merebut kekuasaan ali dan mengakfirkan orang- yang terlihat
dan menyetujui tahkim dalam perang siffin.
b. Adanya pendapat yang menyalahkan aisyah dan kawan-kawan yang
menyebabkan terjadinya perang jamal.

10 Abdul Rozak,M.Ag. dkk . Ilmu kalam. Bandung:CV. Pustaka setia,2006. Hal. 51 et.seq
11 Abuddin Nata. Op.cit . Hal. 33
12 H.M Yusran Asmuni, op.cit. Hal. 106

c. Adanya pendapat yang menyalahkan orang yang ingin merebut kekuasaan


Usman bin Affan.13
1. Ajaran-ajaran Murjiah
a. Ajaran-ajaran pokok murjiah dapat disimpulan sebagai berikut:
b. Iman Hanya membenarkan (pengakuan) di dalam Hati
c. Orang islam yang melakukan dosa besar tidak dihukumkan kafir. Muslim
tersebut tetap mukmin selama ia mengakui dua kalimat syahadt.
d. Hukum terhadap perbuatan manusia di tangguhkan hingga hari kiamat14
2. Tokoh dalam aliran murjiah
Dalam perkembangannya, Murjiah mengalami berbagai perbedaan
pendapat dikalangan pengikutnya

yang mendasari lahirnya aliran-aliran,

selanjutnya, aliran murjiah ini terpecah menjadi beberapa macam, ada yang
moderat, ada pula yang ekstrem.
Tokoh murjiah Moderat antara lain adalah hasan bin Muhammad bin Ali
bin Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa ahli hadits,15 yang
berpendapat, bagaimanapun besarnya dosa seseorang, kemungkinan mendapat
ampunan dari tuhan masih ada. Sedangkan yang ekstrem antara lain ialah
kelompok Jahmiyah, pengikut Jaham bin Shafwan. Kelompok ini berpendapat,
sekalipun seseorang menyatakan dirinya musyrik, orang itu tidak dihukum kafir.16
c) Aliran Qadariyah
Qadariyah berakar pada qadara yang dapat berarti memutuskan dan
memiliki kekuatan atau kemampuan.Sedangkan sebagai suatu aliran dalam ilmu
kalam, qadariyah adalah nama yang dipakai untuk suatu aliran yang memberikan
13 Ibid, Hal. 34
14 Ibid, Hal. 106
15 Abuddin Nata. Op.cit . Hal. 34
16 H.M Yusran Asmuni, op.cit. Hal. 108

penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan


perbuatan-perbuatannya.

Dalam

paham

qadariyah

manusia

di

pandang

mempunyai qudrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan


berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada qadar dan qada
Tuhan.17
Mazhab qadariyah muncul sekitar tahun 70 H(689 M). Ajaran-ajaran
tentang Mazhab ini banyak memiliki persamaan dengan ajaran Mutazilah
sehingga Aliran Qadariyah ini sering juga disebut dengan aliran Mutazilah,
kesamaan keduanya terletak pada kepercayaan kedunya yang menyatakan bahwa
manusia mampu mewujudkan tindakan dan perbuatannya, dan tuhan tidak campur
tangan dalam perbuatan manusia ini, dan mereka menolak segala sesuatu terjadi
karena qada dan qadar Allah SWT.18
Aliran ini merupakan aliran yang suka mendahulukan akal dan pikiran dari
pada prinsip ajaran Al-Quran dan hadits sendiri. Al-Quran dan Hadits mereka
tafsirkan berdasarkan logika semata-mata. Jadi seharusnya logika dan akal
pikiranlah yang harus tunduk kepada Al-Quran dan Hadits, bukan sebaliknya.19
Tokoh utama Qadariyah ialah Mabad Al-Juhani dan Ghailan al Dimasyqi.
Kedua tokoh ini yang mempersoalkan tentang Qadar.
1.Pokok-pokok ajaran Qadariyah
Menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul Islam halaman 297/298, pokokpokok ajaran qadariyah adalah :
a. Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlahmukmin, tapi fasik
dan orang fasikk itu masuk neraka secara kekal.
b. Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia
lah yang menciptakannyadan karena itulah maka manusia akan menerima
pembalasan baik (surga) atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk
17 Abuddin Nata, op.cit.Hal 36
18 M. Yusran Asmuni, po.cit. Hal. 109
19 Zainuddin, Ilmu Tauhid, Jakarta:PT Rineka Cipta, 1992. Hal. 45

(siksa Neraka) atas segala amal perbuatannya yang salah dan dosakarena itu
pula, maka Allah berhak disebut adil.
c. Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam ati
bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat,
mendengar dan melihat yang bukan dengan zat nya sendiri. Menurut mereka
Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat dengan
zatnya sendiri.
d. Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana
yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama.
Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik
atau buruk.20
Dengan demikian paham qadariyah memilki dasar yang kuat dalam islam,
dan tidaklah beralasan jika ada sebagian orang menilai paham ini sesat atau kelaur
dari islam
d) Aliran Jabariyah
Nama jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa.
Sedangkan menurut al-Syahrastani bahwa Jabariyah berarti menghilangkan
perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebutkepada
Allah.21 Dan dalam bahasa inggris disebut dengan fatalism atau predestination,
yaitu paham yang menyatakan bahwa perbuatan manusia di tentukan sejak semula
oleh qada dan qadar tuhan.
Menurut catatan sejarah paham jabariyah ini di duga telah ada sejak
sebalum agama Islam datang ke masyarakat arab. Hal ini kemudian mendasari
mereka untuk tidak bisa berbuat apa-apa, dan menyebankan mereka semata-mata
tunduk dan patuh kepada kehendak tuhan.22
20 Ibid. hal. 47
21 Drs. Abuddin Nata. Op.cit . Hal. 39
22 Ibid. hal. 40

10

Munculnya mazhab ini berkaitan dengan munculnya Qadariyah. Daerah


kelahirannya pun berdekatan. Qadariyah muncul di irak, jabariyah di khurasan.
Aliran ini pada mulanya di pelopori oleh al-jaad bin dirham. Namun, dalam
perkembangannya. Aliran ini di sebarluaskan oleh jahm bin Shafwan. Karena itu
aliran ini terkadang disebut juga dengan Jahmiah.
1.Pokok-pokok paham jabariyah.
Jaham bin Shafwan mempunyai pendirian bahwa manusia itu terpaksa,
tidak mempunyai pilihan dan kekuasaan. Manusia tidak bisa berbuat lain dari apa
yang telah di lakukannya. Allah SWT, telah mentakdirkan atas dirinya segala amal
perbuatan yang mesti di kerjakannya, dan segala perbuatan itu adalah ciptaan
allah, sama seperti apa yang dia ciptakan pada benda-benda yang tidak bernyawa.
Sehingga, dalam realisasinya, orang yang termakan paham ini bisa
menjadi apatis dan beku hidupnya. Karena mereka telah berkeyakinan bahwa
allah telah mentakdirkan segala sesuatu, dan manusia tidak bisa mengusahakan
sesuatu itu.
Disisi lain, aliran ini tetap berpendapat bahwa manusia tetap mendapat
pahala atau siksa karena perbuatan baik atau jahat yang dilakukannya. Berkenaan
dengan itu perlu dipertegas bahwa Jabariyah yang di kemukakan Jaham bin
Shafwan adalah paham yang ekstrem. Sementara itu terdapat pula paham
jabariyah yang moderat, seperti yang diajarkan oleh Husain Bin Muhammad
al.Najjar dan Dirar Ibn Amr.
Menurut Najjar dan Dirar, bahwa Tuhanlah yang menciptakan perbuatan
Manusia baik perbuatan itu positif maupun negatif Tetapi dalam melakukan
perbuatan itu manusia mempunyai bagian daya yang diciptakan dalam diri
manusia oleh tuhan, mempunyai efek, sehingga manusia mampu melakukan
perbuatan itu. Daya yang diperoleh untuk mewujudkan perbuatan-perbuatan inilah
yang kemudian disebut Kasb atau acquisition.23
e) Aliran Mutazilah
23 Ibid. Hal. 42

11

Perkataan Mutazilah berasal dari kata tizal yang artinya memisahkan


diri, pada mulanya nama ini di berikan oleh orang dari luar mutazilah karena
pendirinya, Washil bin Atha, tidak sependapat dan memisahkan diri dari gurunya,
Hasan al-Bashri. Dalam perkembangan selanjutnya, nama ini kemudian di setujui
oleh pengikut Mutazilah dan di gunakan sebagai nama dari bagi aliran teologi
mereka.
Aliran mutazilah lahir kurang lebih 120 H, pada abad permulaan kedua
hijrah di kota basyrah dan mampu bertahan sampai sekarang, namun sebenarnya,
aliran ini telah muncul pada pertengahan abad pertama hijrah yakni diisitilahkan
pada para sahabat yang memisahkan diri atau besikap netral dalam peristiwaperistiwa politik. Yakni pada peristiwa meletusnya perang jamal dan perang siffin,
yang kemudian mendasari sejumlah sahabat yang tidak mau terlibat dalam konflik
tersebut dan memilih untuk menjauhkan diri mereka dan memilih jalan tengah.
Disisi lain, yang melatarbelakangi munculnya kedua Mutazilah diatas
tidaklah sama dan tidak ada hubungannya karena yang pertama lahir akibat
kemelut politik, sedangkan yang kedua muncul karena didorong oleh persoalan
aqidah.24
Dalam perkembangannya, Mutazilah pimpinan Washil bin Atha lah yang
menjadi salah satu aliran teologi dalam islam.
1.Pokok-pokok ajaran Mutazilah
Ada lima prinsip pokok ajaran Mutazilah yang mengharuskan bagi pemeluk
ajaran ini untuk memegangnya, yan dirumuskan oleh Abu Huzail al-Allaf :
a. al Tauhid (keesaan Allah)
b. al Adl (keadlilan tuhan)
c. al Wad wa al waid (janji dan ancaman)
d. al Manzilah bain al Manzilatain (posisi diantara posisi)
e. amar mauruf dan Nahi mungkar.25
2.Tokoh-tokoh Mutazilah
24 M. Yusran Asmuni. Op.cit.Hal 114
25 Ibid, Hal. 115

12

Diantara para tokoh-tokoh yang berpengaruh pada Mutazilah yaitu:


a. Washil bin Atha

b. Abu Huzail al-Allaf

c. Al Nazzam

d. Al-Jubbai26

e. Ahlussunah Wal- Jamaah


Ahlussunnah berarti penganut atau pengikut sunnah Nabi Muhammad
SAW, dan jemaah berarti sahabat nabi. Jadi Ahlussunnah wal jamaah
mengandung arti penganut Sunnah (ittikad) nabi dan para sahabat beliau.27
Ahlussunnah sering juga disebut dengan Sunni dapat di bedakan menjadi 2
pengertian, yaitu khusus dan umum, Sunni dalam pengertian umum adalah lawan
kelompok Syiah, Dalam pengertian ini, Mutazilah sebagai mana juga Asyariyah
masuk dalam barisan Sunni. Sunni dalam pengertian khusus adalah mazhab yang
berada dalambarisan Asyariyah dan merupakan lawan Mutazilah.28
Aliran ini, muncul sebagai reaksi setelah munculnya aliran Asyariyah dan
maturidiyah, dua aliran yang menentang ajaran-ajaran Mutazilah.
Tokoh utama yang juga merupakan pendiri mazhab ini adalah Abu al
hasan al Asyari dan Abu Mansur al Maturidi.
1. Abu al Hasan al Asyari
Pokok-pokok pemikirannya:
a. Sifat-sifat Tuhan. Menurutnya, Tuhan memiliki sifat sebagaiman di sebut di
dalam Alquran, yang di sebut sebagai sifat-sifat yang azali, Qadim, dan berdiri
diatas zat tuhan. Sifat-sifat itu bukanlah zat tuhan dan bukan pula lain dari
zatnya.
b. Al-Quran, Manurutnya, al-Quran adalah qadim dan bukan makhluk diciptakan.
c. Melihat Tuhan, menurutnya, Tuhan dapat dilihat dengan mata oleh manusia di
akhirat nanti.
26 Ibid, Hal. 117 et seq
27 Ibid. Hal. 121.
28 Abdul Rozak, M.Ag. Dkk, Op.Cit.Hal. 119.

13

d. Perbuatan Manusia. Menurutnya, perbuatan manusia di ciptakan tuhan, bukan


di ciptakan oleh manusia itu sendiri.
e. Keadlian Tuhan, Menurutnya, tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun untuk
menentukan tempat manusia di akhirat. Sebab semua itu marupakan kehendak
mutlak tuhan sebab tuhan maha kuasa atas segalanya.
f. Muslim yang berbuat dosa. Menurutnya, yang berbuat dosa dan tidak sempat
bertobat diakhir hidupnya tidaklah kafir dan tetap mukmin.29
1.Abu manshur Al-Maturidi
Pokok-pokok pemikirannya :
a. Sifat Tuhan. Pendapatnya sejalan dengan al Asyari
b. Perbuatan Manusia. Menurtnya, Perbuatan manusia sebenarnya di wujudkan
oleh manusia itu sendiri, dan bukan merupakan perbuatan tuhan.
c. Al Quran. Pendapatnya sejalan dengan al Asyari
d. Kewajiban tuhan. Menurutnya, tuhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu.
e. Muslim yang berbuat dosa. Pendapatnya sejalan dengan al Asyari
f. Janji tuhan. Menurutnya, janji pahala dan siksa mesti terjadi, dan itu merupakan
janji tuhan yang tidak mungkin di pungkirinya.30
e) Aliran Syiah
Secara bahasa Syiah berarti pengikut. Yang dimaksud dengan pengikut
disini ialah para pendukung Ali bin Abi Thalib. Secara istilah Syiah sering di
maksudkan pada kaum muslimin yang dalam bidang spritual dan keagamaannya
selalu merujuk pada keturuan Nabi Muhammad SAW, atau yang sebut sebagai ahl
al-bait. Para pengikut ali yang disebut syiah ini diantaranya adalah Abu Dzar al
Ghiffari, Miqad bin Al aswad dan Ammar bin Yasir.31

29 H.M. Yusran Asmuni, op. cit. Hal. 122 et seq.


30 Ibid. Hal. 128 et seq
31 Abdul Rozak, M.Ag. Dkk, Op.Cit.Hal. 89

14

Mengenai latar belakng munculnya aliran ini, terdapat dua pendapat,


pertama menurut Abu Zahrah, Syiah mulai muncul pada akhir dari masa jabatan
Usman bin Affankemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali
bin Abi Thalib, Adapun menurut Watt, Syiah bener-bener muncul ketika
berlangsung peperangan antara Ali dan Muawiyah yang dikenal denganPerang
siffin.32
1.Pokok-Pokok Pikiran Syiah33
Kaum Syiah memiliki lima prinsip utama yang wajib di percayai oleh
penganutnya. Kelima prinsip itu adalah :
a. al Tauhid
Kaum Syiah mengimani sepenuhnya bahwa allah itu ada, Maha esa,
tunggal, tempat bergantung, segala makhluk, tidak beranak, tidak diperanakkan,
dan tidak ada seorang pun yang menyamainya.
b. al adl
Kaum Syiah mempunyai keyakinan bahwa Allah Maha Adil.
c. al Nubuwwah
Kepercayaan Syiah terhadap para Nabi-nabi juga tidak berbeda dengan
keyakinan umat muslim yang lain. Menurut mereka, Allah mengutus sejumlah
nabi dan rasul ke muka bumi untnk membimbing umat manusia.
d. al imamah
Menurut Syiah, Imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama dan
dunia sekaligus, ia pengganti rasul dalam memelihara Syariat, melaksanakan
Hudud, dan mewujudkan kebaikan dan ketentraman umat.
e. al maad
Maad berarti tempat kembali (hari akhirat), kaum Syiah sangat percaya
sepenuhnya akan adanya hari akhirat, bahwa hari akhirat itu pasti terjadi.

32 Ibid, Hal. 90
33 .M. Yusran Asmuni, op. cit. Hal. 135 et seq.

15

f) Aliran Salafiyah
Secara bahasa salafiyah berasal dari kata salaf yang berarti terdahulu, yang
dimaksud terdahulu disini adalah orang-orang terdahulu yang semasa Rasul SAW,
para sahabat, para tabiin, dan tabitt tabiin. sedangakan salafiyah berarti orangorang yang mengikuti salaf.34
Istilah salaf mulai dikenal dan muncul beberapa abad abad sesudah Rasul
SAW wafat, yaitu sejak ada orang atau golongan yang tidak puas memahami al
Quran dan hadits tanpa tawil, terutama untuk menjelaskan maksud-maksud
tersirat dari ayat-ayat al-Quran sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak
layak bagi Allah SWT.35
Orang yang termasuk dalam kategori salaf adalah orang yang hidup
sebelum tahun 300 hijriah, orang yang hidup sesudah tahun 300 H termasuk
dalam kategori khalaf.
1. Tokoh-tokoh ulama salaf dan perkembangan Aliran salafiyah.
Tokoh terkenal ulama salaf adalah Ahmad bin Hambal. Nama lengkapnya,
Ahmad, bin Muhammad bin Hambal, beliau juga di kenal sebgai pendiri dan
tokoh mazhab Hambali. .
Tokoh salafiyah yang terkenal lainnya adalah Taqiyuddin Abu al Abbas
Ahmad bin Abdul Halim bin Abd al salam bin Abdullah bin Muhammad bin
Taimiyah al Hambali, atau yang lebih di kenal dengan nama Ibnu Taimiyah.
Beliau merupakan seorang teolog dan ahli Hukum yang banyak menghasilkan
karya tulis.beliau juga ahli di bidang tafsir dan hadist.
Dalam perkembangannya, ajaran yang bermula pada Imam Ahmad bin
Hanbal ini, selanjutnya di kembangkan oleh Ibnu Taimiyah, kemudian di suburkan
oleh Imam Muhammad bin Abdul Wahab.dan akhirnya berkembang di dunia
Islam secara Spodaris.

34 Ibid, Hal. 147


35 Ibid, Hal. 147

16

Pada abad ke 20 M gerakan ini muncul dengan dimensi baru. Tokohtokohnya adalah Jamaluddin al Afgani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.
Salafiyah baru al afgani ini terdiri dari 3 komponen pokok yakni :
1. Keyakinan bahwa kemajuan dan kejayaan umat Islam hanya mungkin di
wujudkan jika mereka kembali kepada ajaran Islam yang masih murni dan
meneladani pokok hidup sahabat Nabi
2. perlwanan terhadap kolonialisme dan mominasi barat, baik politik, ekonomi,
maupun kebudayaan.
3. pengakuan terhadap keunggulan barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Al Afgani dapat di katakan sebagai penganut salafiyah modern karena
dalam

rumusan

pahamnya

yang

banyak

meletakkan

unsur-unsur

moderenismesebagai mana terlihat pada komponen 2 dan 3 diatas.


Syekh Muhammad Abduh adalah murid Al afgani dan Muhammad Rasyid
Ridaha adalah murid dari Muhammad Abduh, meskipun dalam beberapa hal
antara dengan guru berbeda dalam banyak hal mereka sama.
Golongan Moderat
Tokoh-tokoh kelompok moderat adalah Hasan bin Muhammad bin Ali bin
Abi Thalib, Abu Hanifah (Imam Hanafi), Abu Yusuf dan beberapa ahli hadits.
Golongan moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah kafir
dan tidak kekal dalam neraka. Tetapi akan dihukum dalam neraka sesuai dengan
besarnya dosa yang dilakukannya, dan ada kemungkinan bahwa tuhan akan
mengampuni dosanya dan oleh karena itu tidak akan masuk neraka.
Golongan Murjiah yang moderat ini termasuk Al-Hasan Ibn Muhammad
Ibn Ali bin Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa ahli Hadits.
Menurut golongan ini, bahwa orang islam yang berdosa besar masih tetap
mukmin. Dalam hubungan ini Abu Hanifah memberikan definisi iman sebagai
berikut: iman adalah pengetahuan dan pengakuan adanya Tuhan, Rasul-rasul-Nya
dan tentang segala yang datang dari Tuhan dalam keseluruhan tidak dalam
perincian iman tidak mempunyai sifat bertambah dan berkurang, tidak ada
perbedaan iman.

17

Dengan gambaran serupa itu, maka iman semua orang islam di anggap
sama, tidak ada perbedaan antara iman orang islam yang berdosa besar dan iman
orang islam yang patuh menjalankan perintah-perinyah Allah. Jalan pikiran yang
dikemukakan oleh Abu Hanifah itu dapat membawa kesimpulan bahwa perbuatan
kurang penting dibandingkan dengan iman.36
B. Ilmu Fiqih
a. Latar Belakang Ilmu Fiqih
Tarikh tasyri atau sejarah fiqih islam, pada hakekatnya, tumbuh dan
berkembang dimasa Nabi sendiri, karena Nabi lah yang mempunyai wewenang
untuk mentasyrikan hukum, dan berakhir dengan wafatnya Nabi. Dan yang
dimaksud masa kenabian yaitu masa dimana hidup Nabi Muhammad saw, dan
para sahabat yang bermula dari diturunkannya wahyu sampai berakhit dengan
wafatnya Nabi pada tahun 11H. Era ini merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan fiqih islam. Suatu masa turunnya syariat islam dalam pengertian
yang sebenarnya37.
Turunnya syariat dalam proses munculnya hukum-hukum syariyah hanya
terjadi pada era kenabian ini Sebab syariat itu turun dari Allah dan itu berakhir
dengan turunnya wahyu setelah nabiwafat. Nabi sendiri tidak punya kekuasaan
untuk membuat hukum-hukum syariyah karena tugas seorang rosul hanya
menyampaikan hukum-hukum syariyah itu kepada umatnya. Dari sini kita dapat
memahami bahwa kerja para Fuqoha dan mujtahidin bukan membuat hukum tapi
mencari dan menyimpulkannya dari sumber-sumber hukum yang benar. Sumbersumber hukumi islam yang menjadi rujukan para mujtahidin dalam mencari
hukum-hukum syariyah adalah wahyu, baik dari al-Quran maupun as-Sunnah.
Sedangkan yang dimaksud dengan sejarah perkembangan fiqih islam (tasyri)
adalah ilmu yang membahas tentang keadaan fiqih islam pada masa Rasulullah
dan masa-masa sesudahnya, untuk menentukan masa-masa terjadinya terjadinya
36 Ibid, hlm. 42
37 Sirry,MunimA.SejarahFiqih Islam. 1996

18

hukum itu dan segala yang merupakan hukum, baik berupa naskh, takhshis dan
lain-lain, serta tentang keadaan fuqoha dan mujtahidin beserta hasil karya mereka
terhadap hukum-hukum itu38.
b. Pengertian Ilmu Fiqih
Dilihat dari sudut bahasa, fiqih berasal dari kata faqaha yang berarti
memahami dan mengerti. Sedangkan menurut istilah syarI, ilmu fiqih
dimaksudkan

sebagai

ilmu

yang

berbicara

tentang

hukum-hukum

syari amali (praktis) yang penetapannya diupayakan melalui pemahaman yang


mendalam terhadap dalil-dalil yang terperinci.
Fiqih itu bersifat dzanni. Fiqih adalah apa yang dapat dicapai oleh
mujtahid dengan dzannya, sedangkan ilmu tidak bersifat dzanni seperti fiqih.
Namun karena dzanni ini kuat, maka ia mendekati kepada ilmu. Karenanya ilmu
definisi ini ilmu digunakan juga untuk fiqih.
c. Aliran Fiqih dan Tokohnya
Pengertian Madzhab
Pengertian madzhab dapat dilihat dari dua segi, pertama dari segi bahasa
(etimologi), secara etimologi kata madzhab sendiri diambil dari bahasa arab yang
berasal dari bentuk kata kerja (verb) ,, sama dengan wazan fiil tsulasi
mujarrod bab ketiga dari pola ,, yang kemudian ditransformasikan kedalam
bentuk isim makan (nama tempat dari pekerjaan) menjadi yang artinya
tempat berjalan atau bisa dismpulkan Jalan.39
Pengertian madzhab secara etimologi ini dapat membantu kita dalam
memehami pengertian dari segi terminologi (istilah). Secara terminologi ada
beberapa Ilmuan yang mendefisikan madzhab sebagai berikut. Diantaranya
:pertama, Mochamad. Idras Ramulyo, SH,M.H. mendefinisikan bahwa madzhab
adalah tempat mempelajari sesuatu (sekolah). kedua, Muhammad Nawawi Ibn
Umar Al-Jawi mengemukakan dalam kitabnya :
38 ash-Shiddieqy, m.hasbi. Pengantar Fiqih. 1974. hal 32.
39 Ma`sum ibn. Ali, dalam: Al-Ma`suroh Al-Imdariyah, Subang, 2005 hlm. 15

19

bahwasannya madzhab itu adalah jalannya syariat-syari`at agama. 40 Ketiga


madzhab menurut ulama fiqih adalah sebuah metodologi fiqih khusus yang
dijalani oleh seorang ahli fiqih mujtahid, yang berbeda dengan ahli fiqih lain,
yang menghantarkannya memilih sejumlah hukum dalam kawasan ilmu furu.
Sesuatu dikatakan madzhab bagi seseorang jika cara/jalan tersebut menjadi ciri
khasnya. Menurut para ulama dan ahli yang dinamkan madzhab adalah manhaj
(metode) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang
yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasanbatasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidahkaidah.
Dari ketiga pendapat para ilmuwan di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dinamakan Madzhab yaitu cara metodologi seseorang dalam masalah furu`.
Latar belakang
Terbentuknya Berbagai Madzhab Jika kita kaji lebih dalam awal mula
terbentuknya madzhab tidak lepas dari sejarah peradaban islam dalam
mengembangkan metodologi pemecahan masalah yang sering disebut Ijtihad.
Setelah Rasulullah SAW. Wafat, barulah timbul berbagai perselisihan
dikalalangan umat islam dalam bidang ushul dan furu`. Akan tetapi masih
terbatas.41 Untuk mencari solusi yang terbaik khususnya para ulama dalam ilmu
fiqh banyak berijtihad. Ijtihad sendiri secara etimologi berasal dari bahasa arab
yaitu yang bentuk mashdarnya ada dua yaitu pertama dan yang artinya
kesungguhan (sepenuh hati) dan yang kedua artinya kesanggupan atau
kemampuan yang didalamnya terkandung arti sulit, berat dan susah. 42 Sedangkan
menurut Terminologi sebagai mana yang diungkapkan oleh Imam Asy-syaukani
dalam kitabnya Irsyad Alfukhuli beliau mengemukakan bahwa yang dimaksud

40 Idrus ramulyo, dalam: Asas-asas Hukum Islam, Sinar Grafika, 1996, hlm. 105
41 Ibid. hlm. 107
42 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, 2004, hlm. 237

20

dengan ijtihad adalah mengerahkan kemampuan dalam memperoleh hukum Syar`i


yang bersifat amali melalui secara istinbath.43
Sejak pertengahan abad ke-1 H. sampai pada awal abad ke-4 H. tidak
kurang dari sembilan belas aliran dalam berijtihad.44
Dari sanalah timbul berbagai macam golongan Ijtihad yang di
klasifikasikan kedalam dua bagian yaitu Sunny dan Syi`ah.
Macam-macam Madzhab
Pada masa sekarang ini tidak kurang dari enam aliran fiqh yang
selanjutnya di sebut madzab, empat diantaranya yang banyak dianut oleh Ummat
muslim di dunia diantaranya :
a.

Mazhab Hanafi
Didirikan oleh Imam Abu Hanifah, Mazhab Hanafi adalah yang paling

dominan di dunia Islam (sekitar 45%), penganutnya banyak terdapat di Asia


Selatan, Pakistan, India, Bangladesh, Sri Lanka, dan Maladewa, Mesir bagian
Utara, separuh Irak, Syria, Libanon dan Palestina (campuran Syafi'i dan Hanafi),
Kaukasia, Chechnya, Dagestan.
b.

Mazhab Maliki
Didirikan oleh Imam Malik, diikuti oleh sekitar 25% muslim di seluruh

dunia. Mazhab ini dominan di negara-negara Afrika Barat dan Utara. Mazhab ini
memiliki keunikan dengan menyodorkan tatacara hidup penduduk Madinah
sebagai sumber hukum karena Nabi Muhammad SAW. hijrah, hidup, dan
meninggal di sana; dan kadang-kadang kedudukannya dianggap lebih tinggi dari
hadits.
c.

Mazhab Syafi'i
Dinisbatkan kepada Imam Syafi'i memiliki penganut sekitar 28% muslim

di dunia. Pengikutnya tersebar terutama di Indonesia, Turki, Irak, Syria, Iran,


Mesir, Somalia, Yaman, Thailand, Singapura, Filipina, Sri Lanka dan menjadi
mazhab resmi negara Malaysia dan Brunei.
43 Ibid. hlm.238
44 A.H Dzajuli, Ilmu Fiqh, hlm. 123

21

d.

adzhab Hambali
imulai oleh para murid Imam Ahmad bin Hambal. Mazhab ini diikuti oleh

sekitar 5% muslim di dunia dan dominan di daerah semenanjung Arab. Mazhab


ini merupakan mazhab yang saat ini dianut di Arab Saudi.
Selain itu masih ada dua madzhab yang kurang dominan dianut oleh ummat
muslim diantaranya :
a. Madzhab Syi`ah
b.Madzhab Dhahiri45
Tokoh-tokoh Madzhab
Adapun tokoh-tokoh madzhab diantaranya sebagai berikut:
a. Abu Hanifah Nu`man bin Tsabit (80-150H/696-767M)Beliau adalah Imam AlA`zham, abu hanifah nu`man bin tsabit bin Zuatha Al-Kuti termasuk orang
yang merdeka yang berasal dari negeri Persia yang dilahirkan pada tahun 80H150H, ia hidup pada masa jaman pemerintahan Bani Umayah dan Bani Abasiah
ia belajar Ilmu Hadits dan Fiqh selama 18 tahun kepada Hammad bin Abi
Sulaiman46
b. Malik bin Annas (93-179H/711-795M)Nama lengkapnya adalah Imam Malik
bin Annas bin Abi Amin Al-Ashbahi di lahirkan pada masa Walid bin Abi
Malik di Madinah pada masa Ar-Rasyid sebagai mana Abu Hanifah ia hidup
Pada masa dua pemerintahan yaitu Daulah Umayah dan daulah Abasiah dengan
waktu lebih lama pada masa kedua pemerintahan ini daulah islamiyah telah
meluas sampai kelautan atlantik di sebelah barat, ke Cina di timur, dan Eropa
tenggara dengan dibukanya Andalusia. Gurunya bernama Abdurrahman bin
Harmas maula inbu Umar dan Ibnu Syhab Al-zulri47
c. Muhamad Bin Idris Al-Syafii (150-204 H/767-822M)Dengan nama lengkap
Imam Muhammad bin Idris bin Abas bin Utsman bin Syafii bin Asyaib bin
45 Dede Rosyada, Hukum Islam Dan Pranata Sosial, 1996. Hlm. 139
46 H.A. Dzajuli, Ilmu Fiqih, 2005, hlm.125
47 Ibid. hlm. 128

22

Ubaid bin Abdu Yaziz bin Hasyim bin Murhalib bin Abdu Manaf, lahir di
Ghuzzah Palestina wilayah Syam pada tahun 150 H dan wafat di Mesir pada
tahun 204H semenjak kecil ia sudah hapal Al-Quran dan gurunya bernama
Mufti Mekah48
d. Ahmad Bin Hambal Asyaibani (164-241H)Bernama

Imam Abu Abdilah

Ahmad bin Hilal bin Asyad Adzuhali As-Syaibani lahir di Baghdad dan wafat
pada bulan robiul awal, gurunya Imam Syafii ,gurunya lebih dari seratus orang
salah satu karya tulisnya yaitu al-musnad yang memuat lebih dari 4000 hadist49
e. Imam Daud bin Ali Al-Asybahani (202-270H) dan Ibnu Hazm Al-Andalusi
(384-456H)Kedua ulama ini adalah ulama besar dan tokoh madzhab dhahiri
pada awal mulanya Daud bin ali bermadzhab syafii dan sangat menghormati
imam Syafii karena Asyafii sangat menguasai al-quran dan assunnah.
Kemudian sebagai ulama dhahiri, beliau tidak mau menggunakan qiyas beliau
hanya menggunakan dhahirinya saja baik dari al-quran atau pun assunah
karena itu kemudian terkenal dengan nama Daud Ad-Dhahiri
Pada mulanya madzhab dhahiri menyebar di bagdad, kemudian menyebar
ke sebelah barat dan menjadi pegangan di andalusia
f. Imam Jafat As-Shaddiq (80-148H)Beliau adalah salah seorang dari ulama
Syi`ah yang berketurunan dari Rasulallah SAW. Ia adalah putra Muhammad Al
Bakir bin Ali Zaenal Abidin bin Husein bin Ali Karramallahu Wajhahu
sedangkan Ibunya Ummu Farwah binti Alqosim bin Muhammad bin Abi Bakar
Ash-Shiddiq RA.
Dengan pengetahuannya yang dalam tentang al-qur`an beliau menarik
mutiara-mutiara dari pengertian-pengertian dan Nash-nash Al-qur`an kemudian
dari Sunnah sesudah itu mengambil mashlahat dari akal pokiran yang sehat.
C. Ilmu Tasawuf
a. Latar Belakang Ilmu Tasawuf
48 Ibid. hlm. 129
49 Ibid. hlm. 132

23

Tasawuf lahir di Madinah 2 Hijriyah, tasawuf merupakan salah satu aspek


(esoteris) Islam, sebagai perwujudan dari ihsan yang berarti kesadaran adanya
komunikasi

dan

dialog

langsung

seorang

hamba

dengan

tuhan-Nya.

Munculnya istilah tasawuf baru dimulai pada pertengahan abad III


Hijriyyah oleh abu Hasyimal-Kufi (w. 250 H.) dengan meletakkan al-Sufi
dibelakang namanya. Dalam sejarah Islam sebelum timbulnya aliran tasawuf,
terlebih dahulu muncul aliran zuhud. Aliran zuhud timbul pada akhir abad I dan
permulaan abad II Hijriyyah. Tujuan tasawuf adalah untuk memperoleh hubungan
langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang
berada di hadirat Tuhan, dan intisari dari sufisme adalah kesadaran akan adanya
komunikasi dan dialog antara roh manusia dengan Tuhan dengan cara
mengasingkan diri dan berkontemplasi50. Tasawuf itu timbul karena dari keadaan
jiwa manusia sendiri yang aktif berakat kerohani-rohanian yang rindu bertemu
dengan Tuhan atau bisa juga berpangkal denga faktor historis51.
b. Pengertian Ilmu Tasawuf
Dari segi kebahasaan terdapat sejumlah kata atau istilah yang di
hubungkan orang dengan Tasawuf. Harun Nasution misalnya menyebutkan lima
istilah yang berhubungan dengan tasawuf, yaitu al-suffah yaitu orang yang ikut
pindah dengan nabi dari mekkah ke madinah, saf yaitu barisan yang di jumpai
dalam melaksanakan shalat berjamaah, sufi yaitu bersih dan suci, sophos dan suf
kain wol kasar52.
c. Macam-macam Tasawuf
1.

Tasawuf Akhlaki

50 Abudin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998),
Cet ke-4, h. 153

51 Barmawi Umari, Sistimatik Tasawwuf, (Solo: CV. Ramadhani, 1991), h. 25


52 Harun Nasution, falsafat dan mistisisme dalam islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983
cet III, hlm. 56-57.

24

Tasawuf akhlaki jika ditinjau dari sudut bahasa merupakan bentuk frase
atau dalam kaidah bahasa Arab dikenal dengan sebutan jumlah idhafah)(
Frase atau jumlah idhafah merupakan gabungan dari dua kata menjadi satu
kesatuan makna yang utuh dan menentukan realitas yang khusus. Dua kata itu
adalah tasawuf dan akhlak. Jika kata tasawuf dengan kata akhlak disatukan,
dua kata ini akan menjadi sebuah frase, yaitu tasawuf akhlaki. Secara etimologis,
tasawuf akhlaki bermakna membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan
yang menjadi sasarannya. Tasawuf akhlaki ini bisa dipandang sebagai sebuah
tatanan dasar untuk menjaga akhlak manusia atau dalam bahasa sosialnya
moralitas masyarakat.
Oleh karena itu, tasawuf akhlaki merupakan kajian ilmu yang sangat
memerlukan praktik untuk menguasainya. Tidak hanya berupa teori sebagai
sebuah pengetahuan, tetapi harus terealisasi dalam rentang waktu kehidupan
manusia. Agar

mudah

menempatkan

posisi

tasawuf

dalam

kehidupan

bermasyarakat atau bersosial, para pakar tasawuf membentuk spesifikasi kajian


tasawuf pada ilmu tasawuf akhlaki, yang didasarkan pada sabda Nabi Saw.
Sesungguhnya aku telah diutus (dengan tujuan) untuk menyempurnakan
kemuliaan akhlak.53
Tasawuf akhlaki merupakan gabungan dari ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf.
Akhlak erat kaitannya denga perilaku dan kegiatan manusia dalam interaksi sosial
pada lingkungan tempat tinggalnya. Jadi, tasawuf akhlaki dapat terealisasi secara
utuh, jika pengetahuan tasawuf dan ibadah kepada Allah Swt. dibuktikan dalam
kehidupan sosial.
Tokoh-tokoh dan ajaran-ajaran tasawuf akhlaki
1)

Hasan Al-Bashri
Hasan Al-Bashri, memiliki nama lengkap Abu Said Al-Hasan bin Yasar

adalah seorang zahid yang termasyur dikalangan tabiin. Lahir di Madinah pada
tahun 21 H (632 M) dan wafat pada tahun 10 H (728 M). Ia dikabarkan pernah

53 H.R. Imam Ahmad dan Baihaqi

25

bertemu dengan 70 orag sahabat yang turut menyaksikan peperangan Badr dan
300 sahabat lainnya.54
Hasan Al-Bashri terkenal dengan keilmuannya yang sangat dalam. Tak
heran kalau ia menjadi imam di Bashrah secara khusus dan daerah-daerah lainnya
secara umum. Tidak heran kalau ceramah-ceramahnya dihadiri oleh selurh
segmen masyarakat. Disamping dikenal sebagai zahid, ia juga dikenal sebagai
seorang wara dan berani memperjuangakan kebenaran. Diantara karya tulisannya
berisi kecaman terhadap aliran kalam Qadariyyah dan tafsir-tafsir Al-Quran.
Hamka mengemukakan sebagian ajaran tasawuf Hasan Al-Bashri seperti berikut:55
a) Perasaan takut yang menyebabkan hatimu tenteram lebih baik daripada rasa
tentram yang menimbulkan perasaan takut.
b) Dunia adalah negeri tempat beramal. Barang siapa bertemu dunia dengan
perasaan benci dan zuhud, ia akan berbahagia dan memperoleh faedah
darinya. Akan tetapi, barang siapa bertemu dunia dengan perasaan rindu dan
hatinya tertambal dengan dunia, ia akan sengsara dan akan berhadapan dengan
penderitaan yang tidak dapat ditanggungnya.
c) Tafakur membawa kita pada kebaikkan dan berusaha mengerjakannya.
Menyesal atas perbuatan jahat menyebabkan kita untuk tidak mengulanginya
lagi. Sesuatu yang fana-betapa pun banyaknya- tidak akan menyamai sesuatu
yang baqa-betapa pun sedikitnya. Waspadalah tehadap negeri yang cepat
datang dan pergi serta penuh tipuan.
d) Dunia ini adalah seorang janda tua yang telah bungkuk dan beberapa kali
ditinggal mati suaminya.
e) Orang yang beriman akan senantiasa berdukacita pada pagi dan sore hari
karena berada diantara dua perasaan takut, yaitu takut mengenang dosa yang
telah lampau dan takut memikirkan ajal yang masih tinggal serta bahaya yang
akan mengancam.
54 Hamka, Tasauf: Perkembangan dan Pemurniannya, Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1986,
h 76.
55 Hamka, Tasauf: Perkembangan dan Pemurniannya, ..., hal 78.

26

f) Hendaklah setiap orang sadar akan kematian yang senantiasa mengancamnya,


di hari kiamat yang akan menagih janjinya.
g) Banyak duka cita didunia memperteguh semangat amal shaleh.
Berkaitan dengan ajaran tasawuf diatas, Muhammad Mustafa menyatakan
bahwa tasawuf Hasan Al-Bashri didasari atas rasa takut siksa Tuhan didalam
neraka. Akan tetapi, setelah dikaji lebih mendalam ternyata bukan perasaan takut
terhadap siksaan yang menjadi dasar tasawufnya melainkan kebesaran jiwanya
akan kekurangan dan kelalaian dirinya yang mendasari tasawufnya.56
2)

Al-Muhasibi
Al-Harits bin Asad Al-Muhasibi (wafat 243 H) menempuh jalan tasawuf

karena hendak keluar dari keraguan yang dihadapinya. Al-Muhasibi memandang


bahwa jalan keselamatan hanya dapat ditempuh melalui ketakwaan kepada Allah
Swt., melaksanakan kewajiban-kewajiban, wara, dan meneladani Rasullullah
Saw.57 Al-Muhasibi berbicara tentang makrifat, bahwasanya makrifat itu harus
ditempuh melalui jalan tasawuf yang mendasarkan pada kitab dan sunnah.58 AlMuhasibi menjelaskan sebagai berikut:
a)

Taat.

b)

Aktivitas anggota tubuh yang telah disinari oleh cahaya yang memenuhi
hati merupakan tahap makrifat selanjutnya.

c)

Pada tahap ketiga ini Allah Swt. menyingkapkan khazanah-khazanah


keilmuan dan keghaiban kepada setiap orang yang telah menempuh kedua
tahap diatas. Ia akan menyaksikan bahwa rahasia yang selama ini disimpan
Allah Swt.

d)

Tahap keempat, apa yang dikatakan oleh sementara sufi dengan fana yang
menyebabkan baqa.

56 Hamka, Tasauf: Perkembangan dan Pemurniannya, ..., h 79.


57 Ibrahim Hilal, Al-Tashawwuf Al-Islami bain Ad-Din wa Al-Falsafah, Kairo: Dar AnNahdhah Al0Arabiyyah, 1979, h 56.
58 Ibrahim Hilal, Al-Tashawwuf Al-Islami bain Ad-Din wa Al-Falsafah, ..., h 58.

27

Dalam pandangan Al-Muhasibi, khauf (rasa takut) dan raja (pengharapan)


menempati posisi paling penting dalam perjalanan seseorang membersihkan jiwa.
Menurutnya, kedua hal tersebut dapat dilakukan dengan sempurna hanya
berpegang teguh pada Al-Quran dan As-Sunnah. Al-Muhasibi mengatakan bahwa
Al-Quran menjelaskan tentang pembalasan (pahala) dan siksaan. Ajaran-ajaran
Al-Quran dibangun atas dasar targhib (sugesti) dan tarhib (ancaman). Al-Quran
jelas pula berbicara tentang surga dan neraka.
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam tamantaman (syurga) dan mata air-mata air. Sambil menerima segala pemberian Rabb
mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang
berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu
memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (Q.S. Adz-Dzariyyat (51):
15-19).
3)

Al-Qusyairi
Beliau adalah seorang tokoh sufi utama dari abad kelima hijriah. Nama

lengkapnya Al-Qusyairi adalah Abdul Karim bin Hawazin, lahir pada tahun 376
H di Istiwa, kawasan Naishabur. Al-Qusyairi adalah seorang yang mampu
mengompromikan syariat denga hakikat. Beliau wafat pada tahun 465 H.59
Al-Qusyairi menjelaskan bahwa pengembalian arah tasawuf menurutnya harus
dengan merujuknya pada doktrin Ahlus Sunnah wal Jamaah, yang dalam hal ini
adalah dengan mengikuti para sufi sunni pada abad ketiga dan keempat hijriah
yang sebagaimana diriwayatkannya dalam Ar-Risalah.
4)

Al-Ghazali
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin

Muhammad bin Taus Ath-Thusi Asy-Syafii Al-Ghazali. Lahir pada tahun 450
H/1058 M di kota Khurasan, Iran.
Dalam tasawufnya, Al-Ghazali memilih tasawuf sunni berdasarkan AlQuran dan As-Sunnah Nabi Muhammad Saw. ditambah dengan doktrin Ahlu
Sunnah Wa Al-Jamaah. Dari paham tasawufnya, ia menjauhkan semua
kecenderungan gnostis yang memengaruhi para filsuf Islam, sekte Ismailiyah,
59 Abu Al-Wafa Al-Ghanimi At-Taftazani, Madkhal Ila At-Tashawwuf Al-Islam,

28

aliran Syiah, Ikhwan Ah-Shafa, dan lain sebagainya. Ia menjauhkan tasawufnya


dari paham ketuhanan Aristoteles, seperti emanasi dan penyatuan sehingga dapat
dikatakan bahwa tasawuf Al-Ghazali benar-benar bercorak Islam. Corak
tasawufnya adalah psikomoral yang mengutamakan pendidikan moral. Hal ini
dapat terlihat dari karya-karyanya, seperti Ihya Ulum Ad-Din, Minhaj Al-Abidin,
Mizan Al-Amal, Bidayah Al-Hidayah, Miraj As-Salikin, Ayuhal Walad.
Menurut Al-Ghazali, jalan menuju tasawuf baru dapat dicapai dengan
mematahkan hambatan-hambatan jiwa, serta membersihkan diri dari moral yang
tercela, sehingga kalbu dapat terlepas dari sesuatu selain dari Allah Swt.
Makrifat menurut Al-Ghazali adalah mengetahui rahasia Allah Swt. dan
mengetahui peraturan-peraturan Tuhan tentang segala yang ada. 60 Alat
memperoleh makrifat bersandar pada sir, qalb, dan roh.
As-Saadah (kebahagiaan) menurut Al-Ghazali sesuai dengan tabiat
(watak), sedangkan tabiat sesuatu itu sesuai dengan ciptaannya, nikmatnya mata
terletak saat kita melihat gambar yang bagus dan indah, nikmatnya telinga terletak
saat mendengar suara yang merdu. Demikian seluruh tubuh, masing-masing
memiliki kenikmatan tersendiri.61 Kenikmatan qalb sebagai alat memperoleh
makrifat, terletak saat kita melihat Allah Swt. hal inilah merupakan kenikmatan
paling agung yang tiada taranya karena makrifat agung dan mulia.
Kenikmatan dan kebahagiaan dunia akan hilang setelah manusia mati,
sedangkan kenikmatan dan kelezatan melihat Tuhan bergantung pada qalb dan
tidak akan hilang walaupun manusia sudah mati. Sebab, qalb tidak ikut mati,
bahkan kenikmatannya bertambah karena dapat keluar dari kegelapan menuju
cahaya terang.62

60 Harun Nasution, Filsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, h
78.
61 Al-Ghazali, Kimiya As-Saadah, Beirut: Al-Maktabah Asy-Syibiyah, t.t, h 132.
62 Al-Ghazali, Kimiya As-Saadah, ..., h 130.

29

2.

Tasawuf Irfani
Untuk menemukan pengenalan (marifat) seorang sufi harus melalui

beberapa fase yang dikenal dengan maqom (tingkatan) dan hal (keadaan).
Lingkup perjalanan menuju Allah ini dalam kalangan sufi sering disebut sebagai
karangan irfani. Ciri-ciri tasawuf sunni antara lain
a. Melandaskan diri pada Al-quran dan As-Sunnah.
b.Tidak menggunakan terminologi-terminologi filsafat sebagaimana terdapat pada
ungkapan-ungkapan Syahahat.
c. Lebih bersifat mengajarkan dualisme dalam hubungan antara Tuhan dan
manusia.
d. Kesinambungan antara hakikat dengan syariat.
e. Lebih terkonsentrasi pada pembinaan, pendidikan akhlak, dan pengobatan jiwa
dengan cara riyadhah (latihan-latihan) dan langkah takhalli, tahalli, dan tajalli.
Berikut tokoh-tokoh beserta ajaran dari tasawuf irfani.
a) Robiah Al-Adawiyah
Nama lengkap dari Robiah adalah Robiah Al-adawiyah bin Ismail AlAdawiyah Al-Bashariyah Al-Qarisyah. Ia lahir pada tahun 95H/713 M disuatu
perkampungan dekat kota Basrah dan wafat dikota itu juga pada tahun 185H.
b) Ajaran Tasawuf Rabiah Al adawiyah
Rabiah Al adawiyah tercatat dalam perkembangan mistisme dalam islam
sebagai peletak dasar tasawuf berdasarkan cinta kepada Allah SWT. Rabiah pula
yang pertama-tama mengajukan pengertian rasa tulus ikhlas dengan cinta yang
berdasarkan permintaan ganti dari Allah SWT. Sikap dan pandangan Rabiah Al
adawiyah tentang cinta dipahami dari kata-katanya, baik yang langsung maupun
yang disandarkan kepadanya.63
3.

Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi yaitu tasawuf yang ajaran-ajaranya memadukan antara visi

intuitif dan visi resional. Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya
memadukan antara visi mistis dan visi rasional.Tasawuf ini menggunakan
63 Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf,Bandung:CV. Pustaka Setia 2010,253-255

30

terminologi filosofis dalam pengungkapannya,yang berasal dari berbagai macam


ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya.
Konsep-konsep mereka yang disebut dengan tasawuf falsafi yakni tasawuf
yang kaya dengan pemikiran-pemikiran filsafat. Ajaran filsafat yang paling
banyak dipergunakan dalam analisis tasawuf adalah Paham emanasi neo-Plotinus.
Tokoh lainnya ialah al-Hallaj dengan ajaran al-Hululnya, yaitu suatu
faham yang mengatakan bahwa tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu
mengambil tempat (hulul) di dalamnya, setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada
dalam tubuh itu dilenyapkan.
Menurut al-Hallaj dalam diri manusia terdapat dua unsur, yakni unsur
Nasut (kemanusiaan), dan unsure Lahut (ketuhanan), karena itu persatuan antara
tuhan dan manusia bisa terjadi dan dengan persatuan itu mengambil bentuk hulul.
Teori Hulul ini di kembangkan labih jauh oleh Ibn Arabi dengan teori
Wahdatul Wujud. Dalam teori ini, Ibn Arabi merubah Nasut dalam hulul menjadi
al-Khaliq dan Lahut menjadi al-Haq. Kedua unsure tersebut pasti ada pada setiap
makhluk yang ada ini , sebagai aspek batin, Ibn Arabi mengungkapkan : maha
suci dzat yang menciptakan segala sesuatu, dan dia adalah essensinya sendiri.
Paham yang di bawa oleh para shufi falsafi membawa pro dan kontra,
karena perbedaan latar belakang sudut tinjauan. Dalam dunia tasawuf di kenal
istilah fana dan baqa sebagaimana telah di uraikan di depan. Ketika seseorang
telah mencapai keadaan demikian, seorang shufi telah mencapai puncak tujuan
yang di inginkannya, yakni marifat dan hakikat, sehingga muncul kesadaran
bahwa al-marifah (pengetahuan), al-Arif (orang yang mengetahui), dan al-Maruf
(yang di ketahui/tuhan) adalah satu.
Orang yang telah mencapai marifat, hatinya bersih, dia akan merenungi
sifat-sifat tuhan, bukan pada essensi-Nya, karena dalam marifat masih ada sia-sia
kegandaan yang masih tertinggal. Sifat utama Tuhan adalah ketuhanan dan
kesatuan ilahi merupakan prinsip marifat yang pertama dan yang terakhir. Tuhan
bagi shufi difahami sebagai Dzat yang esa yang mendasari seluruh peristiwa.
Prinsip ini membawa konsekuensi yang ekstrim. Konsep inilah yang mendasari
para shufi falsafi mempunyai pandangan tersebut di atas. Dengan analisis seperti

31

ini, maka hasil yang diperoleh oleh para shufi falsafi sebagaimana telah di
ungkapkan adalah sesuatu yang wajar saja, dan suatu konsekuensi logis. Namun
apabila didekati dengan fiqih dan ilmu kalam, adalah jenis hal tersebut di anggap
suatu yang menyimpang, karena antara khalik dan makhluk, antara abid dan
mabud tidak bisa di satukan.

D. Ilmu Filsafat
a. Latar Belakang Ilmu Filsafat
Filsafat, terutama filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad
ke-7 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi
akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak
menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak
di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir.
Jawabannya sederhana, di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada
kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Akibat dari berkembangnya kesusasteraan Yunani dan masuknya ilmu
pengetahuan serta semakin hilangnya kepercayaan akan kebenaran yang diberikan
oleh pemikiran keagamaan, peran mitologi yang sebelumnya mengikat segala
aspek pemikiran kemudian secara perlahan-lahan digantikan oleh logos (rasio/
ilmu).
Pada saat inilah, para filsofof kemudian mencoba memandang dunia
dengan cara yang lain yang belum pernah dipraktekkan sebelumnya, yaitu berpikir
secara ilmiah. Dalam mencari keterangan tentang alam semesta, mereka
melepaskan diri dari hal-hal mistis yang secara turun-temurun diwariskan oleh
tradisi. Dan selanjutnya mereka mulai berpikir sendiri. Dalam artian inilah, mulai

32

ada kesadaran untuk mendekati problem dan kejadian alam semesta secara logis
dan rasional.
b. Pengertian Ilmu Filsafat
Secara

etimologis

filsafat

berasl

dari

bahsa

Arab

yaitu falsafah.Kata falsafah inipun berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata
philosophia.Philos

berarti

cinta,

suka.Sophia

berarti

pengetahuan,

ilmu, kebijaksanaan.JadiPhilosophia berarti cinta pengetahuan atau cinta pada


kebijaksanaan.Dilihat dari segi praktis filsafat berarti alam berpikir atu alam
pikiran. Filsafat adalah suatu ilmu yang merupakan hasil akl manusia yang
memikirkan dan mencari hakikat kebenaran segala sesuatu.
Pengertian filsafat menurut para ahli yaitu:
1. Menurut Al-Farbi (wafat 350 M),filasafat adalah ilmu pengetahuan tentang
alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
2. Plato (427 SM-347 SM),filsuf Yunani murid Socrates dan guru Aristoteles. Ia
mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu
pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli).
3. Aristoteles (382Sm-322 Sm) :Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran, yang didakamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (menyelidiki segala asas dan
sebab segala benda.
Definisi-definisi tersebut merupakan definisi filsafat secara umum.
Adapun definisi filsafat Islam lebih terfokus pada apakh filsafat Islam itu bisa di
sebut sebagai filsafat Arab atau tidak.berikut ini adalah beberapa definsis filsafat
Islam.
c. Macam-macam aliran filsafat dan tokoh-tokohnya
1.

Filsafat Periode Klasik


Filsafat yunani telah mencapai kejayaannya sehingga melahirkan

peradaban yunani dan menjadikan titik tolak peradaban manusia di dunia. Filsafat
yunani telah menyebar dan mempengaruhi di berbagai bangsa diantaranya adalah

33

bangsa Romawi, karena Romawi merupakan kerajaan terbesar di daratan Eropa


pada waktu itu. Bangsa Romawi yang semula beragama kristen dan kemudian
kemasukan filsafat merupakan suatu formulasi baru yaitu agama berintegrasi
dengan filsafat, sehingga munculah filsafat Eropa yang tak lain penjelmaan dari
filsafat Yunani.
Para sarjana filsafat mengatakan bahwa mempelajari filsafat Yunani berarti
menyaksikan kelahiran filsafat. Karena itu tidak ada pengantar filsafat yang lebih
ideal dari pada study perkembangan pemikiran filsafat di negeri Yunani. Alfred
Whitehead mengatakan tentang Plato: "All Western phylosophy is but a series of
footnotes to Plato". Pada Plato dan filsafat Yunani umumnya dijumpai problem
filsafat yang masih dipersoalkan sampai hari ini.Tema-tema filsafat Yunani seperti
ada, menjadi, substansi, ruang, waktu, kebenaran, jiwa, pengenalan, Allah dan
dunia merupakan tema-tema bagi filsafat seluruhnya.
Ada tiga filsuf dari kota Miletos yaitu Thales, Anaximandros dan
Anaximenes. Ketiganya secara khusus menaruh perhatian pada alam dan
kejadian-kejadian alamiah, terutama tertarik pada adanya perubahan yang terus
menerus di alam. Mereka mencari suatu asas atau prinsip yang tetap tinggal sama
di belakang perubahan-perubahan yang tak henti-hentinya itu. Thales mengatakan
bahwa prinsip itu adalah air, Anaximandros berpendapat to apeiron atau yang tak
terbatas sedangkan Anaximenes menunjuk udara.
Thales juga berpendapat bahwa bumi terletak di atas air. Tentang bumi,
Anaximandros mengatakan bahwa bumi persis berada di pusat jagat raya dengan
jarak yang sama terhadap semua badan yang lain. Sedangkan mengenai kehidupan
bahwa semua makhluk hidup berasal dari air dan bentuk hidup yang pertama
adalah ikan.Dan manusia pertama tumbuh dalam perut ikan.Sementara
Anaximenes dapat dikatakan sebagai pemikir pertama yang mengemukakan
persamaan antara tubuh manusia dan jagat raya.Udara di alam semesta ibarat jiwa
yang dipupuk dengan pernapasan di dalam tubuh manusia.
Filosof berikutnya yang perlu diperkenalkan adalah Pythagoras. Ajaranajarannya yang pokok adalah pertama dikatakan bahwa jiwa tidak dapat
mati.Sesudah kematian manusia, jiwa pindah ke dalam hewan, dan setelah hewan

34

itu mati jiwa itu pindah lagi dan seterusnya.Tetapi dengan mensucikan dirinya,
jiwa dapat selamat dari reinkarnasi itu.Kedua dari penemuannya terhadap intervalinterval utama dari tangga nada
1. Zaman Klasik (abad 6 SM - 2 M)
Pada zaman yunani kuno, filsafat dianggap sebagai filsafat alam, karena
pada masa ini segala sesuatu diukur dan di ambil dari alam.
Menurut pendapat para tokoh pada zaman ini, yaitu:
a. Thales (624 546 SM), berpendapat bahwa alam semesta ini berasal dari air,
karena dari segala aspek kehidupan memerlukan dan menggunakan air.
b. Anaximander (610 547 SM), berpendapat bahwa alam semesta berasal dari
udara, karena setiap makhluk hidup pasti membutuhkan dan menggunakan
udara.
c. Heraclitus, berpendapat bahwa alam berasal dari api, karena dari api akan
menjadikan sesuatu menggumpal dan membentuk benda padat yang
diakibatkan dari panasnya api.
d. Pythagoras (572 500 SM), berpendapat bahwa semua berasal dari sesuatu
yang bisa dihitung dan di angka-kan.
e. Parmanides, berpendapat bahwa sesuatu dilihat dari dua segi, yakni fisika
(sesuatu yang ada itu ada) dan metafisika (sesuatu yang tidak ada itu tidak ada).
f. Socrates (470 -399 SM), yang mengemukakan bahwa pada masa setelah yunani
kuno, mengalami masa keemasan

filsafat, karena pada masa ini orang

memiliki kebebasan untuk mengemukakan pendapat atau ide-idenya.


Beberapa tokoh pada zaman klasik, antara lain Thales, Anaximander,
Phytagoras, Permanides, Aristoteles, Plato dan A. Comte.
2. Zaman Abad Pertengahan (abad 2M 14 M)
Abad pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan
pengetahuan, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Pada
abad pertengahan ini, filsafat bercorak Theosentri, yakni para filsuf menjadikan
filsafat sebagai abdi agama. Dengan semboyan yang berlaku bagi ilmu, yaitu
ancilla theologia atau abdi agama, dimana filsafat dijadikan tolak ukur dalam
menentukan aturan-aturan agama.

35

Pada abad pertengahan, terdapat perbedaan yang mencolok dengan abad


sebelumnya yang terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama Kristen oleh
Nabi Isa a.s membawa perubahan besar terhadap kepercayaan keagamaan.
Peradaban yang didasarkan oleh logika ditutup oleh gereja dan diganti dengan
keagamaan. Agama Kristen menjadi problema kefilsafatan, karena mengajarkan
bahwa wahyu Tuhan lah yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda
dengan pandangan Yunani Kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai
oleh kemampuan akal mereka.
Filsafat pada zaman abad pertengahan mengalami dua periode, yaitu
Periode Patristik dan Periode Skolastik. Periode Patristik, berasal dari kata latin
patres yang berarti bapa-bapa gereja. Pada periode ini mengalami dua tahap, yaitu:
1)

Permulaan agama Kristen, setelah mengalami berbagai kesukaran terutama


mengenai filsafat Yunani, maka agama Kristen memantapkan diri untuk
keluar memperkuat gereja dan ke dalam menetapkan dogma-dogma.

2) Filsafat Agustinus, melihat dogma-dogma sebagai suatu keseluruhan. Periode


Skolastik (tahun 8001500 M) yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
a.

Periode skolastik awal (abad 9 12), ditandai oleh pembentukan metodemetode yang lahir karena hubungan yang rapat antara agama dan filsafat
serta persoalan tentang universalia.

b.

Periode puncak perkembangan skolastik (abad ke-13), ditandai oleh keadaan


yang dipengaruhi oleh Aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat arab dan
yahudi. Puncak perkembangan pada Thomas Aquinus.

c.

Periode skolastik akhir (abad 1415), ditandai dengan pemikiran kefilsafatan


yang berkembang ke arah nominalisme, nominalisme ialah aliran yang
berpendapat bahwa universalisme tidak memberi petunjuk tentang aspek
yang sama dan yang umum mengenai adanya sesuatu hal. Tokoh yang
piawai pada masa ini adalah Augustinus, Aristoteles, dan Thomas Aquinus.

3.

Filsafat Modern
Masa modern menjadi identitas di dalam filsafat Modern. Pada masa ini

rasionalisme semakin kuat. Tidak gampang untuk menentukan mulai dari kapan
Abad Pertengahan berhenti. Namun, dapat dikatakan bahwa Abad Pertengahan itu

36

berakhir pada abad 15 dan 16. Masa setelah Abad Pertengahan adalah masa
Modern. Sekalipun, memang tidak jelas kapan berakhirnya Abad Pertengahan itu.
Akan tetapi, ada hal-hal yang jelas menandai masa Modern ini, yaitu berkembang
pesat berbagai kehidupan manusia Barat, khususnya dalam bidang kebudayaan,
ilmu pengetahuan, dan ekonomi.
Ada beberapa tokoh yang menjadi perintis yang membuka jalan baru
menuju perkembangan ilmiah yang modern. Mereka adalah Leonardo da Vinci
(1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630)
dan Galileo Galilei (1564-1643). Sedangkan Francis Bacon (1561-1623)
merupakan filsuf yang meletakkan dasar filosofisnya untuk perkembangan dalam
bidang ilmu pengetahuan. Dia merupakan bangsawan Inggris yang terkenal
dengan karyanya yang bermaksud untuk menggantikan teori Aristoteles tentang
ilmu pengetahuan dengan teori baru.
Pada masa filsafat modern ini terdapat beberapa aliran yang berkembang
pada masa itu, diantaranya yaitu:
a.

Idealisme
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwa

realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa.ide-ide dan pikiran atau
yangsejenis dengan itu.Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam
perkembangansejarah pikiran manusia. Tokohnya yaitu Immanuel Kant, Georg
Wilhelm Friedrich Hegel, Arthur Schopenhauer, Francis Herbert Bradley.
b.

Materialisme
Materialisme merupakan faham atau aliran yang menganggap bahwa dunia

ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.
Kemajuan aliran ini mendapat tantangan yang keras dan hebat dari kaum agama
dimana-mana.Hal ini disebabkan bahwa faham Materialisme ini pada abad ke-19
tidak mengakui adanya Tuhan (atheis) yang sudah diyakini mengatur budi
masyarakat.Pada masa ini, kritikpun muncul di kalangan ulama-ulama barat yang
menentang Materialisme.
c.

Dualisme

37

Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang memandang alam ini


terdiri atas dua macam hakekat yaitu hakekat materi dan hakekat rohani. Kedua
macam hakekat itu masing-masing bebas berdiri sendiri, sama azazi dan abadi.
Perhubungan antara keduanya itu menciptakan kehidupan dalam alam Contoh
yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakekat ini adalah terdapat
dalam dirimanusia.
d.

Empirisme
Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang memandang alam ini

terdiri atas dua macam hakekat yaitu hakekat materi dan hakekat rohani. Kedua
macam hakekat itu masing-masing bebas berdiri sendiri, sama azazi dan abadi.
Perhubungan antara keduanya itu menciptakan kehidupan dalam alam Contoh
yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakekat ini adalah terdapat
dalam diri manusia.
e.

Rasionalisme
Rasionalisme adalah merupakan faham atau aliran atau ajaran yang

berdasarkan ratio, ide-ide yang masuk akal.Selain itu, tidak ada sumber kebenaran
yang hakiki.
f.

Fenomenalisme
Secara

harfiah

Fenomenalisme

adalah

aliran

atau

faham

yang

menganggapbahwa Fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan


kebenaran.Seorang Fenomenalisme suka melihat gejala.Dia berbeda dengan
seorang ahli ilmupositif yang mengumpulkan data, mencari korelasi dan fungsi,
serta membuathukum-hukum dan teori.Fenomenalisme bergerak di bidang yang
pasti.Hal yangmenampakkan dirinya dilukiskan tanpa meninggalkan bidang
evidensi yanglangsung.Fenomenalisme adalah suatu metode pemikiran, "a way of
looking atthings".
g.

Intusionalisme
Intusionalisme adalah suatu aliran atau faham yang menganggap bahwa

intuisi (naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran.Intuisi


termasuk salah satu kegiatan berfikir yang tidak didasarkan pada penalaran.Jadi

38

Intuisi adalah non-analitik dan tidak didasarkan atau suatu pola berfikir tertentu
dan sering bercampur aduk dengan perasaan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aliran dalam islam meliputi aliran Ilmu Kalam, aliran Ilmu Fiqih, aliran
Ilmu Tasawuf, dan aliran Ilmu Filsafat. Latar belakang ilmu-ilmu yang ada
tersebut sudah ada maupun muncul dan lahir sejak zaman nabi / rasulullah tetapi
hanya sebab kemunculannya saja yang berbeda-beda. Adapun tokoh-tokoh yang
ada dalam aliran pemikiran ilmu dalam islam tersebut sangat banyak dan dengan
pemikiran tentang ilmu-ilmu tersebut sangatlah hebat hingga mampu membuat
ilmu-ilmu tersebut menjadi bisa menyelesaikan suatu kondisi yang terjadi baik
berupa konflik ataupun suatu keadaan yang terjadi walaupun dengan pemikiran
yang berbeda- beda, maka dari itu dengan pemikiran yang berbeda-beda itulah
yang membuat saling menguatkan memperselesaikan suatu keadaan yang sedang
terjadi dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmu aliran dalam islam tersebut.
B. Saran
Penulis menyadari terdapat banyak sekali kekurangan dalam penulisan
makalah ini, namun penulis telah berupaya menyelesaikan makalah ini dengan
memaksimalkan usaha agar terselesaikannya tugas makalah ini. Sesuatu yang
sangat di harapkan adalah saran dan kritikan yang membangun demi memperbaiki
kesalahan-kesalahan dan kekurangan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai