Anda di halaman 1dari 10

RESUME PENGATAR STUDI PEMIKIRAN ISLAM

TENTANG
ALIRAN KRAWARIJ, MURJI’AH, JABARI’AH, DAN ALIRAN QADARIYAH

Oleh : Ririn Maharani 2014070055


Dosen Pengampu Mata Kuliah : Misra,S.Pd.I.,M.S.I

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Universitas Islam Negeri Imam Bojol

PADANG

2020/1442h
Pendahuluan

Latar Belakang
Dalam sejarah perkembangan pemikiran islam, ilmu kalam lahir lebih belakangan dibanding
ilmu keislaman lainnya,seperti ilmu hadits dan ilmu fikih. Ilmu kalam tidak lahir secara
spontan, melainkan telah melalui proses dan melintasi waktu kurun waktu yang cukup
Panjang,didahului oleh munculnnya berbagai persoalan kalam parsial.
Setiap suatu persoalan kalam muncul,pasti muncul pula pendapat yang berbeda bahkan saling
bertentangan,yang pada gilirannya melahirkan aliran.sehingga aliran kalam pun mendahului
lahirnya ilmu kalam itu sendiri.
Persoalan kalam bukan yang pertama muncul di dunia islam sepeninggal Rasulullah SAW,
dan bukan pula hasil perenungan langsung terhadap masalah-masalah teologis yang termuat
dalam system akidah islam. Bermuara dari kemelut politik yang kemudian merampat ke
masalah kalam.

Tujuan
1. Mengetahui sejarah munculnnya ilmu kalam
2. Mengetahui tokoh-tokoh ilmu kalam
3. Mengetahui ajaran -ajaran ilmu kalam dan alirannya
4. Mengetahui perbedaan aliran ilmu kalam
Pembahasan
Sejarah muncul nya aliran kalam :
Ketika dunia islam berada di era Dinasti Abbas, suasana perkembangan pemikiran umat
mulai memperlihatkan kecendrungan baru. Pada penghujunng abad pertama atau awal abad
kedua Hijriyah, muncul diskusi sistematis disekitar persoalan kalam,seperti masalah iman dan
kufur,pelaku dosa besar dan masalah qadha qadar.
Diskusi ini masih diikuti oleh para sahabat generasi akhir. Diskusi ini pula pada akhirnya
menghasilkan ilmu kalam yang memusatkan materi bahasan pada aspek akidah dengan
metode sendiri,metode nasional.
Pada masa ini banyak umat yang menganggap bahwa ilmu kalam adalah bid’ah.
Sebagai sebuah disiplin keilmuan,Ilmu Kalam disusun sekitar dua abad setelah masa Nabi
Muhammad SAW. Ilmu kalam telah tumbuh dan menjadi bagian dari tradisi kajian tentang
agama islam yang mengarahkanpembahasannya kepada segi-segi mengenai Tuhan dan
berbagai derivasinya. Dalam tradisi umat islam ilmu kalam menempati posisi yang cukup
signifikat. Hal ini terbukti dengan adanya penyebutan lain seperti ilmu Aqaid (ilmu akidah-
akidah) Ilmu Ushul al-Din (ilmu pokok-pokok agama) dan ilmu Tawhid (ilmu tentang
kemahaesaan Tuhan )
Dinamakan ilmu Kalam lantaran masalah yang dibicarakan pada masa itu adalah Kalam
Allah,atau dalam rangka memperkuat pendapat muttakallim (ahli ilmu kalam) yang
mengandalkan kemahiran berbicara. Alasan lain karena cara pembuktian atas kepercayaan
agama menyerupai logika dalam filsafat. Sehingga untuk membedakan dengan logika yang
digunakan didalam filsafat, maka cara pembuktian para muktallim dinamai kalam.

Sebagai diketahui ilmu kalam membahas ajara-ajaran dasar agama islam. Ajaran-ajaran dasar
itu menyangkut wujud Allah,Kerasulan Muhammad Saw,orang yang percaya kepada hal
itu,yakni orang muslim dan mukmin,serta orang yang tidak percaya,yakni kafir dan
musyrik,soal surga dan nerak dan lain-lainnya1

Latar belakang munculnya aliran kalam


1. Dari persoalan politik ke Teologi
Setelah khalifah Utsman binAffan dibunuh oleh orang-orang khawarij,kaum muslim
mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah,setealah beberapa hai kaum
muslimin hidup tanpa khalifah. Kabar kematian Utsam kemudian terdengar oleh
Mu’awiyyah ,yang mana beliau masih memiliki hubungan kekerabatan dengan
Utsman bin Affan. Sesuai dengan syariat islam Mu’awiyyah berhak menuntut balas
atas kematian Utsman. Mendengar kabar tersebut orang -orang khawari pun
ketakutan, kemudian menyusup ke pasukan Ali binAbi Thalib . Muawiyyah
berpendapat bahwasannya semua orang yang membunuh Utsman harus dibunuh

1
Prof.dr.M.YunanYusuf,
(AlamPemikiranIslamPemikiranKalam:dariKhawarijkeBuyaHamkahinggaHasanHanafi)kencana.2014.hal.3
sedangkan Ali berpendapat yang dibunuh hanya yang membunuh Utsman saja
karenatidak semua yang terlibat pembunuhaan diketahui identitasnya. Akhirnya
terjasi perang Shiffin karena perbedaan dua pendapat tadi. Kemudian kedua pihak
mengirim utusan untuk berunding, dan terjadilah perdamaian antara kedua belah
pihak.
Melihat hal ini orang-orang khawarij pun menunjukan jati dirinya dengan keluar dari
pasukan Ali bin AbiThalib. Mereka merencanakan akan membunuh Muawiyyah
binAbi Sufyan,Ali bin Abi Thalib, Amr bin Ash,dan Abu Musa al-Asy’ari,tetapi yang
berhasil mereka bunuh hanya Ali bin Abi Thalib.2

Persoalan politik (perang siffin hingga takhim ) menjadi fase penting untuk melihat
muncul dan berkembangnya orang-orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib.
Banyak yang berpendapat tentang sebutan “mereka’ yang keluar itu. Ada yang
berpendapat bahwa mereka adalah suku Tamim, ada pendapat lain bahwa yang
“keluar” dari barisan Ali adalah kelompok yang menekan Ali untuk menerima
Takhim,dan khalifah menerima lantaran terpaksa. Dan kelompok itu bisa jadi mereka
berasal dari Qurra’ (pembaca al-qur’an ) yang termakan semboyan khawarij,lalu
mereka menyesal,dan kemudian berbalik menyalahkan khalifah Ali boleh jai
kelompok ini yang dikatakan nabi “iman mereka tidak lebih dari kerongkongannya.
Mereka terlepas dari agama mereka seperti terlepasnya anak panah dari busurnya”.

Selain sikap politik yang tidak konsisten dan mudah disulut,kaum khawarij umumnya
memiliki pendapat yang berbeda dengan alur yang mainstream saat itu terkait
persoalan kepemimpinan yang menurut mereka harus dipilih secara bebas oleh umat
islam. Jabatan khalifah tidak hanya dimiliki oleh suku Quraisy,akan tetapi dapat
dimiliki oleh siapa saja,termasuk seorang budak pun boleh dipilih menjadi khalifah.
Khalifah yang dipilih harus islam ,bersikap adil,dan melakukan syariat islam. Jika
menimpang darahnya dihalalkan untuk dibunuh.
Sikap pemilihan bebas tersebut menggambarkan kedemokratisan kaum khawarij,
yang saat itu bertentangan dengan sikap politik kaum Quraisy yang cenderung eletis
kaum khawarij pada umumnya berasal dari suku Badawi yang tinggal dipadang pasir
gersang. Pola hidup mereka berpindah-pindah (nomenden) membuat hidup mereka
miskin,sederhana,keras,berani,sekaligus merdeka.
Disisi inilah semboyam mereka “La Hukma Illa Lillah “ (tiada hukum kecuali hukum
Allah ) menjadi teologi mereka sekaligus melandasi sikap keras,ekstrem dan
eksklusifmenya.

Aliaran -Aliran dalam ilmu kalam :


A. Aliran Khawarij
Khawarij adalah suatu nama yang mungkin diberikan oleh kalangan lapangan disana
karena tidak mau menerima arbitrase dalam pertempuran siffin yang terjadi antara Ali

2
Dr.H.Nunu Burhanuddun,Lc.,M.A.
(IlmuKalam,DariTauhidMenujuKeadilan,IlmuKalamTematik,Klasik,danKontemporer).
kencana2016. hal.30
dan Mu’awiyah dalam penyelesaiian persengketaan antara keduanya tentang masalah
kekhalifaan.
Khawarij berasal dari kata kharaja yang berarti keluar, dan yang dimaksud disini ialah
mereka yang keluar dari barisan Ali sebagai diterimanya arbitse oleh Ali. Namun
Sebagian orang berpendapat bahwa nama itu diberikan kepada mereka karena mereka
keluar dari rumah-rumah mereka dengan maksud berjihad di jalan Allah. Hal ini
didasarkan pada Q.S An-nisa :100. Berdasarkan ayat tersebut ,maka kaum khawarij
memandang diri mereka sebagai orang yang meninggalkan rumah atau kampung
halaman untuk berjihad.

Pengikut khawarij terdiri dari suku Arab Badui yang masih sederhana cara
berfikirnya. Jadi sikap keagaaman mereka sangat ekstrem dan sulit menerima
perbedaan pendapat .

Tokoh -Tokoh Khawarij :


 Abdullah bin Wahab al-Rasyidi, pimpinan rombongan sewaktu mereka
berkumpul di Harura (pimpinan khawarij pertama )
 Urwah bin Hudair
 Mustarid bin Sa’ad
 Hausarah al-Asadi
 Quraib bin Maurah
 Nafi’ bin al-Azraq (pimpinan al-Azariqah )
 Abdullah bin Basyir
 Zubair bin Ali
 Qathari bin Fujaah
 Abd al -Karim bin Ajrad
 Zaid bin Asfar
 Abdullah bin Ibad3

Terpecahnya khawarij menjadi beberapa sekte ,mengawali dan mempercepat kehancurannya


dan sehingga aliran ini hanya tinggal dalam catatan sejarah. Sekte-sekte tersebut adalah :
 Al-Muhakkimah
 Al- Azariqah
 Al- Najdat
 Al- Baihasyiah
 Al- Ajaridah
 Al-Sa’Alibah
 Al-ibadiah
 Al-Sufriyah

Doktrin – Doktrin Khawarij


 Khalifah harus dipilih bebas seluruh umat islam.
 Khalifah tidak harus berasal dari keturunan arab.
3
Drs.H.M.Yusran Asmuni,(Ilmu Tauhid,Jakarta : PT.RajaGrafindoPersada,1996).hal.104
 Khalifah dapat dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap
adil dan menjalankan syariat islam. Ia dijatuhkan bahkan dibunuh apabila
melakukan kezholiman.
 Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi pada tahun ketujuh Ustman dianggap
menyeleweng. Dan khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi arbitrase
(takhim),ia dianggap menyeleweng.
 Muawiyah dan Amr bin Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap
menyeleweng dan telah menjadi kafir.
 Pasukan perang jamal yang melawan Ali kafir.
 Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus
dibunuh dan seseorang muslim dianggap kafir apabila ia tidak mau membunuh
muslim laiinya yang telah dianggap kafir.
 Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung denagan golongan mereka.
 Seseorang harus menghindar dari pemimpin yang menyeleweng
 Orang yang baik harus masuk surga dan orang jahat masuk neraka.
 Qur’an adalah makhluk
 Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.

B. Aliran Murijah

Murji’ah berasal dari bahasa arab irja artinya penundaan atau penangguhan.
Karena sekte yang berkembang pada masa awal islam yang dapat diistilahkan sebagai
“orang-orang yang diam “. Mereka meyakini bahwa dosa besar merupakan imbangan
atau pelanggaran terhadap keimanan dan bahwa hukuman atau dosa tidak berlaku
selamanya. Oleh karena itu ia menunda atau menahan pemutusan dan penghukuman
pelaku dosa di dunia ini. Hsl ini juga mendorong mereka untuk tidak ikut campur
dalam hal politik.

Aliran Murji’ah muncul sebagai reaksi dari aliran kharijiyyah yang memandang
perbuatan dosa sebagai quasi absolut dan merupakan sifat penentu, murjiah lebih
cenderung sebagai reaksi terhadap kharjiyyah dari pada terhadap aliran mayoritas.
Sangat kontras dengan aliran kharjiyyah yang mirip sekali dengan ajaran St. John
tentang “dosa yang dihukum mati “
Aliran Murji’ah muncul dengan mengusung keyakinan lain mengenai dosa besar.

Hal-hal yang melatarbelakangi kehadiran murji’ah adalah :


 Adanya perbedaan pendapat antara Syi,ah dan Khawarij : mengkafirkan pihak-
pihak yang ingin merebut kekuasaan Ali bin Abi Thalib dan mengkafirkan
orang yang terlihat dan menyetujui tahkim dalam perang Siffin.
 Adanya pendapat yang menyalahkan Aisyah dan kawan-kawan yang
menyebabkan terjadinya perang jamal
 Adanya pendapat yang menyalahkan orang yang ingin merebut kekuasaan
Utsaman.
Sekte-sekte dalam mujriah dan tokohnya :
 Moderat => Bagaimanapun besarnya dosa seseorang,kemungkinan
mendapat ampunan dari Tuhan masih ada
Tokohnya : Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, Abu Hanifah,
Abu Yusuf dan beberapa ahli hadits.

 Ekstrem => sekalipun seseorang menyatakan dirinya musyrik,orang itu


tidak dihukum kafir.
Tokohnya : kelompok jamiyah, pengikut Jaham bin Shafwan.4

Doktrin -doktrin Murji’ah


 Orang islam yang percaya pada Tuhan dan kemudian menyatakan kekhufuran
secara lisan tidak lah menjadi kafir,karena kufur dan iman letaknya dihati
 Menurut murjiah ekstrem, iman adalah mengetahui Tuhan dan Kufur tidak
tahu pada Tuhan. Sejalan dengan itu sholat bukan merupakan ibadah bagi
mereka,karena yang disebut ibadah adalah iman kepadanya, dalam arti
mengetahui Tuhan.
 Iman hanya membenarkan (pengakuan ) di dalam hati.
 Hukum terhadap perbuatan manusia ditangguhkan hingga hari kiamat

Aliran Jabariyah
Kata jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa dan mengharuskan
melaksanakan sesuatu atau secara harfiah dari lafadz al-jabbar yg bererarti paksaan.
Secara istilah,jabbariyah berarti menyandarkan perbuatan manusia kepada Allah.

Aliran jabbariyah ini sebenarnya sudah ada di kalangan bangsa Arab sebelum islam.
Menurut sejarah orang prtama kali memiliki paham jabbariyah adalah dikalangan A-
ja’ad ibn Dirham. Aliran jabbariyah juga dikembangkan oleh tokoh lain yaitu al
Husain bin Muhammad An -najjar dan Ja’ad bin Dirrar. Dan disebar luaskan oleh
Jahm bin Shafwan dari Khurasan. Jahm merupakan tokoh yang mendirikan aliran
jahmiyyah dalam kalangan Murji;ah. Ia adalah sekretaris Surai bin Al Hariz dan
selalu menemaninya dalam Gerakan melawan kekuasaan bani umayyah.

Adanya paham jabbar telah mengemukakan ke permukaan pada bani Umayyah yang
tumbuh dan berkembang di Syiria. Ada pula yang mengatakan bahwa aliran jabbar
mucul karena pengarug asing, yaitu bermazhab Qurra dan agama Kristen bermazhab
Yacobit.

Doktrin -doktrin Jabbariyah :


 Kalam Tuhan adalah makhluk
 Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat
 Surga neraka tidak kekal
4
Drs.Abuddin Nata,M.A,(ilmuKalam,Filsafat,danTasawuf)PT.RajaGrafindo Persada,1995.hal.34
C. Aliran Qadariyah
Qadariyah berarakar pada qadara yang berarti memutuskan dan memiliki kekuatan
atau kemampuan. Sedangkan sebagai suatu aliran dalam ilmu kalam,qadariyah adalah
nama yang dipakai untuk suatu aliran yang memberi penekanan terhadap kebebasan
dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam paham
qadariyah manusia dipandang mempunyai qudrat dan kekuatan untuk melaksanakan
kehendaknya,dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk
kepada qadar dan qada Tuhan.5

Mazhab Qdariyah muncul sekitar tahun 70 H (689 M). Ajaran-ajaran tentang mazhab
ini banyak memiliki persamaan dengan ajaran Mu’tazilah,kesamaan keduanya terletak
pada kepercayaan keduanya yang menyatakan bahwa manusia mampu mewujudkan
tindakan dan perbuatannya, dan tuhan tidak campur tangan dalam perbuatan manusia
ini,dan mereka menolak segala sesuatu terjadi karena qada dan qadar Alla Swt.6

Aliran ini merupakan aliran yang suka mendahulukan akal dan pikiran dari prinsip
ajaran Al-Qur’an dan hadits sendiri. Al-Qur’an dan Hadits mereka tafsirkan
berdasarkan logika semata-mata. Padahal kita tahu bahwa logika tidak bisa menjamin
seluruh kebenaran sebab logika itu hanya jalan fikiran yang menyerap hasil tangkapan
panca indera yang serba terbatas kemampuannya. Jadi seharusnya logika dan akal
pikiranlah yang harus tunduk kepada Al-qur’an dan hadits,bukan sebaliknya.7

Tokoh-tokoh :
 Ma’bad Al-Juhani
 Ghailan al Dimasyqi

Pokok-pokok ajaran Qadariyah ;


 Orang yang berdosa besar itu bukanlah orang kafir,dan bukanlah mukmin,tapi
fasik dan orang fasik itu masuk neraka secara kekal
 Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainnkan
manusialah yang menciptakannya dan karena itulah maka manusia akan
menerima pembalasan baik (surga ) atas segala amal baiknya,dan menerima
balasan buruk (neraka) atas segala amal perbuatannya yang salah dan dosa
karena itu pula, maka Allah berhak disebut adil.
 Kaum qadariyah mengatakan bahwa Allah iu maha Esa atau dalam arti bahwa
Allah itu memiliki sifat-sifat azali seprti Ilmu,kudrat,hayat,mendengar dan
melihat yang bukan zat nya sendiri. Menurut mereka Allah SWT itu
mengetagui , berkuasa, hidup, mendengar dan melihat dengan zat Nya sendiri.

5
ibid.hal 36
6
Opcit.Drs.H.M.Yusran Asmuni.hal.109
7
Drs. H.Zainuddin,(Ilmu Tauhid),Jakarta:PT Rineka Cipta,1992.hal.45
 Berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik
maupun buruk,walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab,ktanya segala
sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk8.

8
Ibid.hal.47
Daftar Pustaka
Dr.H.Burhanuddin,nunu.(ILMUKALAM,DARITAUHIDMENUJUKEADILAN,Ilmu
kalamTematik,Klasik,danKontemporer),kencana.2016.cet.ke1
Prof.Dr.M.Yusuf,yunan.( ALAM PIKIRAN ISLAM PEMIKIRAN
KALAM:DariKhawarijkeBuyaHamkaHinggaHasaHanafi),kencana.2014.cet.ke1
Drs.H.Asmuni,yusran(IlmuTauhid)jakatra,RajaGrafindoPersada.1996
Drs.NataAbuddin,M.A,
(IlmuKalam,Filsafat,danTasawuf)Jakarta,RajaGarafindoPersada.1995
Drs.H.Zainuddin,(IlmuTauhid),Jakata,RinekaCipta,1992

Anda mungkin juga menyukai