ILMU KALAM
Tentang
ALIRAN KHAWARIJ
Oleh:
NIM : 20220713005
Dosen Pengajar:
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian Khawarij?
2. Bagaimana sejarah pertumbuhan dan perkembangan Khawarij?
3. Apa saja doktrin-doktrin dan ajaran pokok Khawarij?
4. Siapa saja Tokoh Aliran Khawarij?
5. Apa saja sekte-sekte Aliran Khawarij?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Khawarij.
2. Untuk mengetahui sejarah pertumbuhan dan perkembangan Khawarij.
3. Untuk mengetahui doktrin-doktrin dan ajaran pokok Khawarij.
3
4. Untuk mengetahui tokoh Aliran Khawarij.
5. Untuk mengetahui sekte-sekte Aliran Khawarij.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aliran Khawarij
Khawarij secara etimologis berasal dari bahasa arab kharaja yang berarti keluar,
muncul, timbul, atau memberontak. Jadi aliran khawarij ini berarti setiap muslim yang
memiliki sikap laten ingin keluar dari kesatuan umat Islam.
Khawarij secara bahasa diambil dari Bahasa Arab khawaarij, secara harfiah berarti
mereka yang keluar. Aliran Khawarij dipergunakan oleh kalangan Islam untuk menyebut
sekelompok orang yang keluar dari barisan Ali Bin Abi Thalib r.a. karena kekecewaan
mereka terhadap sikapnya yang telah menerima tawaran tahkim (arbitrase) dari kelompok
Mu’awiyyah yang dikomandoi oleh Amr ibn Ash dalam Perang Shiffin (37H/657) dan
mereka juga tidak mendukung barisan Mu’awiyah ra.
Menurut kelompok Khawarij, semua yang telah mengikuti proses tahkim, termasuk
Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah telah melanggar ketentuan syara’, dan dihukumi kafir
karena telah melakukan dosa besar, yakni tidak berhukum dengan hukum Allah. Berdasar
kejadian tahkim tersebut kelompok Khawarij mencetuskan pokok pemikiran bahwa setiap
keputusan berada pada kekuasaan Tuhan (lâ hukma illa lillâh).
Kemudian mereka keluar dari barisan Ali dan mereka memilih dan membaiat
Abdullah bin Wahab ar Rasibi yang dikenal dengan julukannya Zu as-Safinat menjadi
pemimpin mereka. Ar-Rasibi ini adalah orang yang sangat keras menentang hasil tahkim dan
menuntut agar Ali meninggalkan tahkim dan meneruskan perang melawan Mu’awiyah.
Kelompok inilah yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya kaum Khawarij.
Keputusan tahkim, yakni Ali diturunkan jabatannya sebagai khalifah oleh utusannya, dan
mengangkat Mu’awiyah menjadi khalifah pengganti Ali sangat mengecewakan orang-orang/
pasukan yang mendukung ali dan akhirnya keluar yang belakangan aliran ini disebut dengan
istilah khawarij.
4
Muawiyah meminta Ali untuk menangkap dan menghukum pembunuh Usman.
Sedangkan Ali berpendapat bahwa yang paling penting untuk dilakukan saat itu adalah
menstabilkan kondisi yang sangat kacau, baru kemudian memproses para pelaku
pembunuhan Usman. Ketidaksepakatan tersebut kemudian memicu perang yang dikenal
dengan Perang Siffin.
Pasukan Ali bin Abi Thalib hampir memenangkan perang tersebut. Melihat
pasukannya terdesak mundur, Amr bi Al Ash sebagai panglima tertinggi pasukan
Muawiyah memerintahkan pasukannya untuk mengangkat Al Quran di setiap ujung
tombak mereka dan meminta kepada pihak Ali untuk melakukan tahkim sebagai jalan
keluar.
Setelah mendapat desakan dari pimpinan-pimpinan pasukannya, Ali pun
menerima usulan tersebut. Namun, sebagian pasukannya tidak menyukai keputusan Ali
yang menerima tahkim tersebut dan memutuskan keluar dari barisan pasukan Ali.
Kelompok tersebut kemudian dikenal dengan kaum Khawarij.
5
d) Kaum Khawarij mewajibkan semua manusia untuk berpegang kepada keimanan,
apakah dalam berpikir, maupun dalam segala perbuatannya. Apabila segala
tindakannya itu tidak didasarkan kepada keimanan, maka konsekwensinya
dihukumkan kafir.
e) Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk kedalam surga, sedangkan
orang yang jahat harus masuk neraka).
f) Amar ma’ruf nahi munkar.
g) Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.
h) Qur’an adalah makhluk.
i) Memalingkan ayat-ayat al-Quran yang bersifat mutasyabihat (samar).
2) Doktrin Politik.
a) Mengakui kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a.,
sedangkan Usman bin Affan r.a. dan Ali bin Abi Thalib r.a., juga orang-orang yang
ikut dalam perang Jamal, dipandang telah berdosa.
b) Dosa dalam pandangan mereka sama dengan kekufuran. Mereka mengkafirkan
setiap pelaku dosa besar apabila ia tidak bertobat. Dari sinilah muncul istilah kafir
dalam faham kaum Khawarij.
c) Khalifah tidak sah, kecuali melalui pemilihan bebas diantara kaum muslimin. Oleh
karenanya, mereka menolak pandangan bahwa khalifah harus dari suku Quraisy.
d) Ketaatan kepada khalifah adalah wajib, selama berada pada jalan keadilan dan
kebaikan. Jika menyimpang, wajib diperangi dan bahkan dibunuhnya.
e) Mereka menerima al-Quran sebagai salah satu sumber di antara sumber-sumber
hukum Islam.
f) Khalifah sebelum Ali bin Abi Thalib r.a. adalah sah, tetapi setelah terjadi peristiwa
taḥkīm tahun ke-7 dan kekhalifahannya Usman bin Affan r.a. dianggap telah
menyeleweng.
g) Muawiyah dan Amr bin Ah serta Abu Musa al Asy’ari juga dianggap
menyeleweng dan telah menjadi kafir.
7
Pada awalnya adalah pengikut setia Ali bin Abi Thalib, Namun balik
mengkafirkannya, serta orang-rang yang terlibat dalam tahkim, Zina,
membunuh Islam tanpa sebab, beserta dengan dosa-dosa lainnya dihukumkan
kafir.
4. Al-Najdah
Orang yang berdosa besar mendapat siksa tetapi bukan di neraka, wajib
mengetahui Allah dan apa-apa yang diwahyukan, tidak berdosa bila
melakukan sesuatu tanpa diketahui, iman diperlukan bila kemaslahatan
menghendakinya
5. Al-Jaridah
Sekte ini lebih lunak tidak mewajibkan hijrah tetapi hanya sebatas kebajikan,
pengikutnya boleh tinggal di luar kawasannya. Tidak mengakui Surah Yusuf
karena mengandung cerita cinta. Golongan ini memiliki subsekte al
Maimumah menganut Qadariyah.
6. Al-Sufriyah
Membagi dua dosa besar yaitu dosa yang ada hukumannya di dunia dan di
akhirat. Pelaku dosa pertama tidak dihukumkan kafir sementara pelaku dosa
kedua dihukumkan kafir.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Aliran khawarij merupakan golongan atau kelompok umat Islam yang keluar dari
barisan Ali bin Abi Tholib ra. Karena kekecewaan mereka terhadap sikapnya yang telah
menerima tahkim atau arbitrase dari kelompok Muawiyah yang dikomandoi oleh Amr ibn
Ash dalam perang siffin, dan mereka juga tidak mendukung barisan Muawiyah ra.
Berdasarkan kejadian tahkim tersebut, kelompok khawarij mencetuskan pokok
pemikiran bahwa setiap keputusan berada pada Kekuasaan Tuhan (la hukma Illa lillah).
Dan salah satu doktrin ajaran aliran khawarij yakni setiap umat Muhammad yang
terus menerus melakukan dosa besar hingga matinya, belum melakukan tobat, maka
dihukumi kafir serta kekal dalam neraka.
Tokoh aliran ini adalah Abdullah bin Wahhab Ar-Rasyidi, Urwah bin Hudair,
Mustarid bin Sa’ad, Hausarah Al-Asadi, Quraib bin Maruah, Nafi’ bin Al-Azraq, Abdullah
bin Basyir, Najdah bin Amir Al-Hanaf.
3.2 SARAN
Dengan disusunnya makalah Ilmu Kalam tentang Aliran Khawarij ini, penulis
berharap agar para pembaca dapat memahami apa itu Aliran Khawarij. Penulis berharap
kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi terwujudnya makalah yang lebih
baik.
9
DAFTAR PUSTAKA
Munawir Sadzali, Islam dan Tatanegara Ajaran, Sejarah dan Pemikiran. (Jakarta : UI Press,
2015)
Ali Audah, Ali Bin Abi Tholib Sampai Hasan kepada Hasan dan Husain, (Jakarta : Pustaka
lentera Antar Nusa, 2007).
Rochimah, dkk. Ilmu Kalam. (Surabaya: IAIN SA Press, 2012)
Nasir Siola, Studi Aliran Kalam dalam Sejarah, Tokoh, dan Pemikiran (Cet I; Makassar:
Alauddin University Press, 2014).
Nurlaela Abbas, Ilmu Kalam Sebuah Pengantar, (Cet I; Samata: Alauddin University Press,
2014 ),
Https://an-nur.ac.id/pengertian-khawarij-dasar-ajaran-doktrin-dan-sektenya/
Nurlaela Abbas, Ilmu Kalam Sebuah Pengantar, (Cet I; Samata: Alauddin University Press,
2014 ), hal. 108
https://www.bacaanmadani.com/2018/01/aliran-khawarij-tokoh-tokohnya-doktrin.html?m=1
https://www.referensimakalah.com/2012/07/sekte-sekte-dalam-kelompok-khawarij.html?
m=1
10