Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ILMU KALAM

Tentang

ALIRAN KHAWARIJ

Oleh:

Nama : Indah Sunanti

NIM : 20220713005

Dosen Pengajar:

Muhammad Ilham M.Ag

PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN STUDI AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMAD AZIM JAMBI

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Khawarij dalam terminologi ilmu kalam merupakan suatu sekte atau kelompok atau
aliran pengikut Ali bin Abi Thalib, ra yang keluar meninggalkan barisan karena
ketidaksepakatan terhadap keputusan Ali bin Abi Thalib, ra yang menerima Arbitrase
(Tahkim). Munculnya aliran khawarij di latar belakangi dari keputusan Ali bin Abi Thalib, ra
yang menerima ajakan kelompok Bughat (pemberontak) untuk menghentikan peperangan
dalam perang Siffin pada tahun 37 H/648 M. Kelompok khawarij pada mulanya memandang
Ali bin Abi Thalib, ra dan pasukannya berada di pihak yang benar karena Ali bin Abi Thalib,
ra merupakan khalifah sah yang telah dibai’at mayoritas umat islam, sementara Muawiyah
berada di pihak yang salah karena memberontak khalifah yang sah.
Kelompok khawarij merasa sangat kecewa ketika Ali bin Abi Thalib, ra diturunkan
dari jabatannya sebagai khalifah dan mengangkat Muawiyah menjadi khalifah pengganti Ali
bin Abi Thalib, ra. Pada saat itu juga orang-orang khawarij keluar dari pasukan Ali bin Abi
Thalib, ra dan langsung menuju Hurura. Itulah sebabnya khawarij disebut juga dengan nama
Hururiah, kadang-kadang mereka disebut dengan Syurah dan Al-Mariqah. Dengan arahan
Abdullah Al-Kiwa, mereka sampai di Hurura, dan kelompok khawarij melanjutkan
perlawanan kepada Muawiyah dan Ali bin Abi Thalib, ra.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian Khawarij?
2. Bagaimana sejarah pertumbuhan dan perkembangan Khawarij?
3. Apa saja doktrin-doktrin dan ajaran pokok Khawarij?
4. Siapa saja Tokoh Aliran Khawarij?
5. Apa saja sekte-sekte Aliran Khawarij?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Khawarij.
2. Untuk mengetahui sejarah pertumbuhan dan perkembangan Khawarij.
3. Untuk mengetahui doktrin-doktrin dan ajaran pokok Khawarij.

3
4. Untuk mengetahui tokoh Aliran Khawarij.
5. Untuk mengetahui sekte-sekte Aliran Khawarij.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aliran Khawarij
Khawarij secara etimologis berasal dari bahasa arab kharaja yang berarti keluar,
muncul, timbul, atau memberontak. Jadi aliran khawarij ini berarti setiap muslim yang
memiliki sikap laten ingin keluar dari kesatuan umat Islam.
Khawarij secara bahasa diambil dari Bahasa Arab khawaarij, secara harfiah berarti
mereka yang keluar. Aliran Khawarij dipergunakan oleh kalangan Islam untuk menyebut
sekelompok orang yang keluar dari barisan Ali Bin Abi Thalib r.a. karena kekecewaan
mereka terhadap sikapnya yang telah menerima tawaran tahkim (arbitrase) dari kelompok
Mu’awiyyah yang dikomandoi oleh Amr ibn Ash dalam Perang Shiffin (37H/657) dan
mereka juga tidak mendukung barisan Mu’awiyah ra.
Menurut kelompok Khawarij, semua yang telah mengikuti proses tahkim, termasuk
Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah telah melanggar ketentuan syara’, dan dihukumi kafir
karena telah melakukan dosa besar, yakni tidak berhukum dengan hukum Allah. Berdasar
kejadian tahkim tersebut kelompok Khawarij mencetuskan pokok pemikiran bahwa setiap
keputusan berada pada kekuasaan Tuhan (lâ hukma illa lillâh).
Kemudian mereka keluar dari barisan Ali dan mereka memilih dan membaiat
Abdullah bin Wahab ar Rasibi yang dikenal dengan julukannya Zu as-Safinat menjadi
pemimpin mereka. Ar-Rasibi ini adalah orang yang sangat keras menentang hasil tahkim dan
menuntut agar Ali meninggalkan tahkim dan meneruskan perang melawan Mu’awiyah.
Kelompok inilah yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya kaum Khawarij.
Keputusan tahkim, yakni Ali diturunkan jabatannya sebagai khalifah oleh utusannya, dan
mengangkat Mu’awiyah menjadi khalifah pengganti Ali sangat mengecewakan orang-orang/
pasukan yang mendukung ali dan akhirnya keluar yang belakangan aliran ini disebut dengan
istilah khawarij.

2.2 Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Aliran Khawarij


Sejarah kaum khawarij berawal pada zaman setelah terpilihnya Ali sebagai
khalifah pengganti Usman bin Affan yang terbunuh. Lalu, ada ketidaksepakatan antara
Ali dan Muawiyah selaku gubernur Syam saat itu.

4
Muawiyah meminta Ali untuk menangkap dan menghukum pembunuh Usman.
Sedangkan Ali berpendapat bahwa yang paling penting untuk dilakukan saat itu adalah
menstabilkan kondisi yang sangat kacau, baru kemudian memproses para pelaku
pembunuhan Usman. Ketidaksepakatan tersebut kemudian memicu perang yang dikenal
dengan Perang Siffin.
Pasukan Ali bin Abi Thalib hampir memenangkan perang tersebut. Melihat
pasukannya terdesak mundur, Amr bi Al Ash sebagai panglima tertinggi pasukan
Muawiyah memerintahkan pasukannya untuk mengangkat Al Quran di setiap ujung
tombak mereka dan meminta kepada pihak Ali untuk melakukan tahkim sebagai jalan
keluar.
Setelah mendapat desakan dari pimpinan-pimpinan pasukannya, Ali pun
menerima usulan tersebut. Namun, sebagian pasukannya tidak menyukai keputusan Ali
yang menerima tahkim tersebut dan memutuskan keluar dari barisan pasukan Ali.
Kelompok tersebut kemudian dikenal dengan kaum Khawarij.

2.3 Doktrin-doktrin dan Ajaran Pokok Khawarij


Secara umum, ajaran-ajaran pokok golongan ini adalah kaum muslimin yang berbuat
dosa besar adalah kafir. Kemudian, kaum muslimin yang terlibat dalam perang Jamal, yakni
perang antara Aisyah, Thalhah, dan dan Zubair melawan khalifah Ali bin Abi Thalib
dihukumi kafir. Kaum Khawarij memutuskan untuk membunuh mereka berempat tetapi
hanya berhasil membunuh Khalifah Ali bin Abi Thalib ra. Menurut mereka Khalifah harus
dipilih rakyat serta tidak harus dari keturunan Nabi Muhammad Saw. dan tidak mesti
keturunan Quraisy. Jadi, seorang muslim dari golongan manapun bisa menjadi khalifah
asalkan mampu memimpin dengan benar.
1) Doktrin Akidah.
a) Setiap umat Muhammad Saw. yang terus menerus melakukan dosa besar hingga
matinya belum melakukan taubat, maka dihukumkan kafir serta kekal dalam neraka.
b) Membolehkan tidak mematuhi aturan-aturan kepala negara, bila kepala negara
tersebut khianat dan zalim.
c) Amal soleh merupakan bagian esensial dari iman. Oleh karena itu, para pelaku dosa
besar tidak bisa lagi disebut muslim, tetapi kafir. Dengan latar belakang watak dan
karakter kerasnya, mereka selalu melancarkan jihad (perang suci) kepada pemerintah
yang berkuasa dan masyarakat pada umumnya.

5
d) Kaum Khawarij mewajibkan semua manusia untuk berpegang kepada keimanan,
apakah dalam berpikir, maupun dalam segala perbuatannya. Apabila segala
tindakannya itu tidak didasarkan kepada keimanan, maka konsekwensinya
dihukumkan kafir.
e) Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk kedalam surga, sedangkan
orang yang jahat harus masuk neraka).
f) Amar ma’ruf nahi munkar.
g) Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.
h) Qur’an adalah makhluk.
i) Memalingkan ayat-ayat al-Quran yang bersifat mutasyabihat (samar).

2) Doktrin Politik.
a) Mengakui kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a.,
sedangkan Usman bin Affan r.a. dan Ali bin Abi Thalib r.a., juga orang-orang yang
ikut dalam perang Jamal, dipandang telah berdosa.
b) Dosa dalam pandangan mereka sama dengan kekufuran. Mereka mengkafirkan
setiap pelaku dosa besar apabila ia tidak bertobat. Dari sinilah muncul istilah kafir
dalam faham kaum Khawarij.
c) Khalifah tidak sah, kecuali melalui pemilihan bebas diantara kaum muslimin. Oleh
karenanya, mereka menolak pandangan bahwa khalifah harus dari suku Quraisy.
d) Ketaatan kepada khalifah adalah wajib, selama berada pada jalan keadilan dan
kebaikan. Jika menyimpang, wajib diperangi dan bahkan dibunuhnya.
e) Mereka menerima al-Quran sebagai salah satu sumber di antara sumber-sumber
hukum Islam.
f) Khalifah sebelum Ali bin Abi Thalib r.a. adalah sah, tetapi setelah terjadi peristiwa
taḥkīm tahun ke-7 dan kekhalifahannya Usman bin Affan r.a. dianggap telah
menyeleweng.
g) Muawiyah dan Amr bin Ah serta Abu Musa al Asy’ari juga dianggap
menyeleweng dan telah menjadi kafir.

2.4 Tokoh-tokoh Aliran Khawarij


1) Abdullah bin Wahhab Ar-Rasyidi.
2) Urwah bin Hudair.
6
3) Mustarid bin Sa’ad.
4) Hausarah Al-Asadi.
5) Quraib bin Maruah.
6) Nafi’ bin Al-Azraq.
7) Abdullah bin Basyir.
8) Najdah bin Amir Al-Hanaf

2.5 Sekte-sekte Aliran Khawarij


Kaum khawarij terus berkembang hingga muncul beberapa sekte. Berikut adalah
beberapa sekte aliran khawarij:
1. Sekte al-Azariqoh.
Nama ini diambil dari Nafi Ibnu al-Azraq, pemimpin utamanya, yang
memiliki pengikut sebanyak 20.000 orang. Di kalangan para pengikutnya,
Nafi Ibnu al-Azraq digelari Amirul mukminin. Dalam pandangan teologisnya,
al-Azariqoh tidak menggunakan term/istilah kafir, tetapi menggunakan
term/istilah musyrik atau politeis. Musyrik adalah semua orang yang tidak
sepaham dengan ajaran mereka, termasuk mereka yang tidak berhijrah ke
daerahnya.
2. Sekte al-Ibadiah.
Golongan ini merupakan golongan yang paling moderat dari seluruh sekte
Khawarij. Nama golongan ini diambil dari Abdullah Ibnu Ibad, yang pada
tahun 686 M. memisahkan diri dari golongan al-Azariqoh. Di antara faham
sekte al-Ibadiah adalah :
a) Orang Islam yang tidak sepaham dengan mereka bukanlah mukmin dan
bukan pula musyrik, tetapi kafir. Orang Islam demikian, boleh mengadakan
hubungan perkawinan dan hukum waris. Syahadat mereka diterima, dan
membunuh mereka yang tidak sefaham dihukumkan haram.
b) Muslim yang melakukan dosa besar masih dihukumkan muwahid, bukan
mukmin. Muslim yang melakukan dosa besar tidak berarti sudah keluar dari
Islam.
3. Sekte al-Muhakkimah

7
Pada awalnya adalah pengikut setia Ali bin Abi Thalib, Namun balik
mengkafirkannya, serta orang-rang yang terlibat dalam tahkim, Zina,
membunuh Islam tanpa sebab, beserta dengan dosa-dosa lainnya dihukumkan
kafir.
4. Al-Najdah
Orang yang berdosa besar mendapat siksa tetapi bukan di neraka, wajib
mengetahui Allah dan apa-apa yang diwahyukan, tidak berdosa bila
melakukan sesuatu tanpa diketahui, iman diperlukan bila kemaslahatan
menghendakinya
5. Al-Jaridah
Sekte ini lebih lunak tidak mewajibkan hijrah tetapi hanya sebatas kebajikan,
pengikutnya boleh tinggal di luar kawasannya. Tidak mengakui Surah Yusuf
karena mengandung cerita cinta. Golongan ini memiliki subsekte al
Maimumah menganut Qadariyah.
6. Al-Sufriyah
Membagi dua dosa besar yaitu dosa yang ada hukumannya di dunia dan di
akhirat. Pelaku dosa pertama tidak dihukumkan kafir sementara pelaku dosa
kedua dihukumkan kafir.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Aliran khawarij merupakan golongan atau kelompok umat Islam yang keluar dari
barisan Ali bin Abi Tholib ra. Karena kekecewaan mereka terhadap sikapnya yang telah
menerima tahkim atau arbitrase dari kelompok Muawiyah yang dikomandoi oleh Amr ibn
Ash dalam perang siffin, dan mereka juga tidak mendukung barisan Muawiyah ra.
Berdasarkan kejadian tahkim tersebut, kelompok khawarij mencetuskan pokok
pemikiran bahwa setiap keputusan berada pada Kekuasaan Tuhan (la hukma Illa lillah).
Dan salah satu doktrin ajaran aliran khawarij yakni setiap umat Muhammad yang
terus menerus melakukan dosa besar hingga matinya, belum melakukan tobat, maka
dihukumi kafir serta kekal dalam neraka.
Tokoh aliran ini adalah Abdullah bin Wahhab Ar-Rasyidi, Urwah bin Hudair,
Mustarid bin Sa’ad, Hausarah Al-Asadi, Quraib bin Maruah, Nafi’ bin Al-Azraq, Abdullah
bin Basyir, Najdah bin Amir Al-Hanaf.

3.2 SARAN
Dengan disusunnya makalah Ilmu Kalam tentang Aliran Khawarij ini, penulis
berharap agar para pembaca dapat memahami apa itu Aliran Khawarij. Penulis berharap
kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi terwujudnya makalah yang lebih
baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Munawir Sadzali, Islam dan Tatanegara Ajaran, Sejarah dan Pemikiran. (Jakarta : UI Press,
2015)
Ali Audah, Ali Bin Abi Tholib Sampai Hasan kepada Hasan dan Husain, (Jakarta : Pustaka
lentera Antar Nusa, 2007).
Rochimah, dkk. Ilmu Kalam. (Surabaya: IAIN SA Press, 2012)
Nasir Siola, Studi Aliran Kalam dalam Sejarah, Tokoh, dan Pemikiran (Cet I; Makassar:
Alauddin University Press, 2014).
Nurlaela Abbas, Ilmu Kalam Sebuah Pengantar, (Cet I; Samata: Alauddin University Press,
2014 ),
Https://an-nur.ac.id/pengertian-khawarij-dasar-ajaran-doktrin-dan-sektenya/
Nurlaela Abbas, Ilmu Kalam Sebuah Pengantar, (Cet I; Samata: Alauddin University Press,
2014 ), hal. 108
https://www.bacaanmadani.com/2018/01/aliran-khawarij-tokoh-tokohnya-doktrin.html?m=1
https://www.referensimakalah.com/2012/07/sekte-sekte-dalam-kelompok-khawarij.html?
m=1

10

Anda mungkin juga menyukai