Anda di halaman 1dari 3

Nama : Masayu Siti Nurhaliza Candra Putri

NIM : 2110202057
Kelas : PAI B
MK. : ILMU KALAM
Dosen Pengampu : Raudatul Jannah, M. Hum

Senin, 20 September 2021

PEMIKIRAN KALAM AL KHAWARIJ

A.      Latar Belakang dan sejarah munculnya Khawarij


Khawarij adalah aliran dalam teologi Islam yang pertama kali muncul. Menurut Ibnu Abi
Bakar Ahmad al-Syahrastani, bahwa yang disebut Khawarij adalah setiap orang yang keluar
dar imam yang hak dan telah disepakati para jama’ah, baik ia keluar pada masa Khulafaur
Rasyidin, atau pada masa tabi’in secara baik-baik. Nama Khawarij berasal dari kata
“kharaja”  berarti keluar. Nama itu diberikan kepada mereka yang keluar dari barisan Ali.
Khawarij sebagai sebuah aliran telogi adalah kaum yang terdiri dari pengikut Ali bin Abi
Thalib yang meninggalkan barisannya, karena tidak setuju tehadap sikap Ali bin abi Thalib
yang menerima arbitrase sebagai jalan untuk menyelesaikan persengketaan khalifah dengan
Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
Adapun yang dimaksud khawarij dalam terminology ilmu kalam adalah suatu
sekte/kelompok/aliran pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena
ketidaksepakatan terhadap keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim), dalam perang
Shiffin pada tahun 37/648 M dengan kelompok Muawiyah bin Abu Sufyan perihal
persengketaan khalifah.
Kelompok Khawarij pada mulanya memandang Ali dan pasukannya berada di pihak yang
benar karena Ali merupakan khalifah sah yang telah di bai’at mayoritas umat Islam,
sementara Muawiyah berada di pihak yang salah karena memberontak khalifah yang sah.
Ali sebenarnya sudah mencium kelicikan di balik ajakan damai kelompok Muawiyah
sehingga ia bermaksud menolak permintaan itu. Namun, karena  desakan pengikutnya seperti
Al-asy’ats bin Qais, Mas’ud bin Fudaki at-Tamimi, dan Zaid bin Husein ath-Tha’I dengan
sangat terpaksa Ali memerintahkan Al-Asytar (komandan pasukanya) untuk menghentikan
peperangan.
Setelah menerima ajakan damai, Ali bermaksud mengirimkan Abdullah bin Abbas sebagai
delegasi juru damainya, tetapi orang-orang khawarij menolaknya. Mereka beranggapan
bahwa Abdullah bin Abbas berasal dari kelompok Ali sendiri. Kemudian mereka
mengusulkan agar Ali mengirim Abu Musa Al-Asy’ari dengan harapan dapat memutuskan
perkara berdasarkan kitab Allah.Keputusan tahkim, yakni Ali diturunkan dari jabatannya
sebagai khalifah oleh utusannya dan mengangkat Muawiyah menjadi khalifah pengganti Ali
sangat mengecewakan kaum khawarij sehingga mereka membelot dan
mengatakan,”mengapa kalian berhukum kepada manusia. Tidak ada hukum lain selain
hukum yang ada disisi Allah”. Imam Ali menjawab, “itu adalah ungkapan yang benar,
tetapi mereka artikan keliru”.Pada saat itu juga orang-orang khawarij keluar dari pasukan Ali
dan langsung menuju Hurura.
Dengan arahan Abdullah al-Kiwa mereka smpai di Harura. Di Harura, kelompok khawarij ini
melanjutkan perlawanan kepada Muawiyah dan juga Ali. Mereka mengangkat seorang
pemimpin bernama Abdullah bin Shahab Ar-Rasyibi.
B.   Doktrin-doktrin pokok Khawarij.
1.      Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat islam.
2.      Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang
muslim berhak menjadi khalifah apabila sudah memenuhi syarat.
3.      Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syari’at Islam. Ia harus dijatuhkan bahkan dibunuh kalau melakukan kezaliman.
4.      Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, Utsman) adalah sah, tetapi setelah tahun
ketujuh dari masa kekhalifahannya Utsman ra dianggap telah menyeleweng.
5.      Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi arbitrase (tahkim), ia dianggap telah
menyeleweng.
6.      Muawiyah dan Amr bin Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap menyeleweng
dan telah menjadi kafir.
7.      Pasukan perang Jamal yang melawan Ali juga kafir.
8.      Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh. Yang
sangat anarkis (kacau) lagi, mereka menganggap bahwa seorang muslim dapat menjadi kafir
apabila ia tidak mau membunuh muslim lain yang telah dianggap kafir dengan risiko ia
menanggung beban harus dilenyapkan pula.
9.      Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Bila tidak mau
bergabung, ia wajib diperangi karena hidup dalam dar al-harb (Negara musuh), sedang
golongan mereka sendiri dianggap berada dalam dar al-islam (Negara islam).
10.  Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
11.  Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk surga, sedangkan orang yang
jahat harus masuk ke dalam neraka).
12.  Amar ma’ruf nahyi munkar.
13.  Memalingkan ayat-ayat Al-quran yang tampak mutasabihat (samar)
14.  Quran adalah makhluk.
15.  Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.
  C.    Perkembangan Khawarij
Perkembangan khawarij semakin meluas dan terbagi menjadi dua golongan yang pertama
bermarkas di sebuah negeri Bathaih yang menguasai dan mengontrol kaum Khawarij yang
berada di Persia yang dikepalai oleh Nafi bin Azraq dan Qathar bin Faja’ah, dan golongan
yang kedua bermuara di Arab daratan yang menguasai kaum khawarij yang berada di Yaman,
Handharamaut, dan Thaif yang dikepalai oleh Abu Thalif, Najdah bin ‘Ami, dan abu
Fudaika.
Terlepas dari berapa banyak subsekte pecahan Khawarij, tokoh-tokoh seperti Al-Bagdadi dan
Al-Asfarayani, sepakat bahwa subsekte khawarij yang besar terdiri dari delapan macam,
yaitu:

1. Al-Muhakkimah                5. Al-Ajaridah
2. Al-Azriqah                        6. As-Saalabiyah
3. An-Nadjat                         7. Al-Abadiyah
4. Al-Baihasiyah                   8. As-Sufriyah
Semua subsekte itu membicarakan persoalan hukum bagi orang yang berbuat dosa besar,
apakah ia masih dianggap mukmin atau telah menjadi kafir. Tampaknya doktrin teologi ini
tetap menjadi primadona dalam pemikiran mereka, sedangkan doktrin-doktrin lain hanya
sebagai pelengkap saja.
Semua aliran yang bersifat radikal, pada perkembangan lebih lanjut, dikategorikan sebagai
khawarij, selama didalamnya terdapat indikasi doktrin yang identic dengan aliran ini.
Berkenaan dengan ini Harun Nasution mengidentifikasi beberapa indikasi aliran yang dapat
dikategorikan sebagai aliran khawarij, yaitu:
1. Mudah mengafirkan orang yang tidak segolongan dengan mereka walaupun orang itu
adalah penganut agama Islam.
2. Islam yang benar adalah islam yang mereka pahami dan amalkan.
3. Orang-orang islam yang tersesat dan menjadi kafir perlu dibawa kembali pada islam
yang sebenarnya, yaitu islam yang seperti mereka pahami dan amalkan.
4. Karena pemerintahan dan ulama yang tidak sefaham dengan mereka adalah sesat,
maka mereka memilih imam dari golongan mereka sendiri.
5. Mereka bersifat fanatic dalam paham dan tidak segan-segan menggunakan kekerasan
dan membunuh untuk tujuan mereka

Anda mungkin juga menyukai