Anda di halaman 1dari 27

BAB 1 PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan ustman bin affan yang berbuntut pada penolakan Muawiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Ketegangan antara Muawiyah dan Ali mengkristal menjadi perang Siffin yang berakhir dengan keputusan tahkim(arbitase)1[1]. Sikap Ali yang menerima tipu muslihat Amr bin Al-Ash utusan dari pihak Muawiyah dalam tahkim. Sungguhpun dalam keadaan terpaksa,tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. Mereka memandang Ali bin Abi Thalib telah berbuat salah sehingga mereka meninggalkan barisannya. Dalam sejarah Islam,mereka terkenal dengan nama khawarij , yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri. Di luar pasukan yang membelot Ali,ada pula sebagian besar yang tetap mendukung Ali yaitu yang dinamakan kelompok syiah.Harun lebih lanjut melihat bahwa persoalan kalam yang pertama kali muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir. Salam arti siapa yang telahtelah keluar dari islam dan siapa yang tetap dalam islam. B. RUMUSAN MASALAH 1. Pengertian Tentang Aliran Khawarij 2. Ciri-Ciri Faham Khawarij 3. Doktrin-Doktrin Aliran Khawarij 4. Perkembangan khawarij C. TUJUAN PENULISAN 1. Mengetahui Aliran Khawarij 2. Mengetahui Faham-Faham Khawarij 3. Mengetahui Doktrin-Doktrin Khawarij 4. Mengetahui Perkembangan Aliran Khawarij

BAB II
1[1] Harun Nasution, Teologi Islam, UI-Press, Cet.V Jakarta:2004 hlm.197

PEMBAHASAN A. PENGERTIAN KHAWARIJ Secara etimologis kata khawarij berasal dari bahasa Arab, yaitu kharaja yang berari keluar, muncul, timbul, atau memberontak. Ini yang mendasari Syahrastani untuk menyebut khawarij terhadap orang yang memberontak imam yang sah. Berdasarkan pengertian etimologi ini pula, khawarij berarti setiap muslim yang ingin keluar dari kesatuan umat islam. Adapun yang dimaksud dalam terminologi khawarij adalah satu sekte pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena ketiaksepakatan terhadap keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim), dalam Perang Siffin pada tahun 37 H /648 M, dengan kelompok bughat ( pemberontak ) Muawiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan khilafah. Kelompok khawarij pada mulanya memandang Ali dan pasukannya berada di pihak yang benar Karen Ali merupakan khalifah yang sah yang telah di baiat meyoritas umat islam, sementara Muawiyah berada di pihak yang salah karena memberontak khalifah yang sah. Lagi pula berdasarkan estimasi khawarij, pihak Ali hampir memperoleh kemenangan pada peperangan itu, tetapi karena Ali menerima tipu daya licik ajakan damai Muawiyah, kemenangan yang hamper di raih itu menjadi raib.2[2] Ali sebenarnya sudah mencium kelicikan di balik ajakan damai kelompok Muawiyah sehingga ia bermaksud untuk menolak permintaan itu. Namun, karena desakan sebagian pengikutnya, terutama ahli qurra seperti Al Asyats bin Qais, Masud bin Fudaki At-tamimi, dan Zaid bin Husein Ath-ThaI, dengan sangat terpaksa Ali memerintahkan Al Asytar ( komandan pasukannya) untuk menghentikan peperangan3[3]. Setelah menerima ajakan damai, Ali bermaksud mengirimkan Abdullah bin Abbas sebagai delegasi juru damai ( hakam ) nya, tetapi orang khawarij menolaknya. Mereka beralasan bahwaAbdullah bin Abbas berasal dari kelompok Ali sendiri . Kemudian mereka mengusulkan agar Ali mengusulkan Abu Musa Al-Asyari dengan harapan dapat memutuskan perkara berdasarkan kitab Allah. Keputusan tahkim, yakni Ali diturunkan dari jabatannya sebagai khalifah oleh utusannya, dan mengangkat Muawiyah menjadi khalifah pengganti Ali sangat mengecewakan orang-orang
2[2] Abdul Rozak, Ilmu Kalam,2007,hlm.50 ) 3[3] Amir An-nazar,Al-Khawarij:Aqidatan wafikratan wa falsafatan ter,afif Muhammad dkk,Lentera.Cet,1.Bandung 1993.hlm 5.

khawarij. Mereka membelot dengan mengatakan Mengapa kalian berhukum kepada manusia. Tidak ada hukum selain hukum yang ada di sisi Allah. Imam Ali menjawab Itu adalah ungkapan yang benar, tetapi mereka artikan keliru. Pada saat itu juga orang-orang khawarij keluar dari pasukan Ali dan langsung menuju Hurura. Itulah sebabnya Khawarij disebut juga dengan imam Huruirah. Kadang-kadang mereka disebut dengan syurah(penjual) yaitu orangorang yang menjual (mengorbankan) jiwa raga mereka demi keridhaan Allah, sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah (2):207 dan Muhakkimah, karena seringnya kelompok ini mendasarkan diri pada kalimat la hukma illa lillah (tidak ada hukum selain hukum Allah), atau la hakama illa Allah (tidak ada pengantara selain Allah).. Dengan arahan Abdullah Al-Kiwa, mereka sampai di Hurura. Di Hurura, kelompok Khawarij ini melanjutkan perlawanan kepada Muawiyah dan juga kepada Ali. Mereka mengangkat seorang pemimpin yang bernama Abdullah bin Shahab Ar-Rasyibi. B. CIRI-CIRI FAHAM KHAWARIJ 1. Mencela dan Menyesatkan Orang-orang Khawarij sangat mudah mencela dan menganggap sesat Muslim lain, bahkan Rasul saw. sendiri dianggap tidak adil dalam pembagian ghanimah. Kalau terhadap Rasul sebagai pemimpin umat berani berkata sekasar itu, apalagi terhadap Muslim yang lainnya, tentu dengan mudahnya mereka menganggap kafir. Mereka mengkafirkan Ali, Muawiyah, dan sahabat yang lain. Fenomena ini sekarang banyak bermunculan. Efek dari mudahnya mereka saling mengkafirkan adalah kelompok mereka mudah pecah disebabkan kesalahan kecil yang mereka perbuat. 2. Buruk Sangka Fenomena sejarah membuktikan bahwa orang-orang Khawarij adalah kaum yang paling mudah berburuk sangka. Mereka berburuk sangka kepada Rasulullah saw. bahwa beliau tidak adil dalam pembagian ghanimah, bahkan menuduh Rasulullah saw. tidak mencari ridha Allah. Mereka tidak cukup sabar menanyakan cara dan tujuan Rasulullah saw. melebihkan pembesarpembesar dibanding yang lainnya. Padahal itu dilakukan Rasulullah saw. dalam rangka dakwah dan taliful qulub. Mereka juga menuduh Utsman sebagai nepotis dan menuduh Ali tidak mempunyai visi kepemimpinan yang jelas. 3. Berlebih-lebihan dalam ibadah

Ini dibuktikan oleh kesaksian Ibnu Abbas. Mereka adalah orang yang sangat sederhana, pakaian mereka sampai terlihat serat-seratnya karena cuma satu dan sering dicuci, muka mereka pucat karena jarang tidur malam, jidat mereka hitam karena lama dalam sujud, tangan dan kaki mereka kapalan. Mereka disebut quro karena bacaan Al-Qurannya bagus dan lama. Bahkan Rasulullah saw. sendiri membandingkan ibadah orang-orang Khawarij dengan sahabat yang lainnya, termasuk Umar bin Khattab, masih tidak ada apa-apanya, apalagi kalau dibandingkan dengan kita. Ini menunjukkan betapa sangat berlebih-lebihannya ibadah mereka. 4. Keras terhadap sesama Muslim dan memudahkan yang lainnya Hadits Rasulullah saw. menyebutkan bahwa mereka mudah membunuh orang Islam, tetapi membiarkan penyembali berhala. Ibnu Abdil Bar meriwayatkan, Ketika Abdullah bin Habbab bin Al-Art berjalan dengan isterinya bertemu dengan orang Khawarij dan mereka meminta kepada Abdullah untuk menyampaikan hadits-hadits yang didengar dari Rasulullah saw., kemudian Abdullah menyampaikan hadits tentang terjadinya fitnah,yang artinya : Yang duduk pada waktu itu lebih baik dari yang berdiri, yang berdiri lebih baik dari yang berjalan. Mereka bertanya, Apakah Anda mendengar ini dari Rasulullah? Ya, jawab Abdullah. Maka serta-merta mereka langsung memenggal Abdullah.Dan isterinya dibunuh dengan mengeluarkan janin dari perutnya.Di sisi lain tatkala mereka di kebun kurma dan ada satu biji kurma yang jatuh kemudian salah seorang dari mereka memakannya, tetapi setelah yang lain mengingatkan bahwa kurma itu bukan miliknya, langsung saja orang itu memuntahkan kurma yang dimakannya. Dan ketika mereka di Kuffah melihat babi langsung mereka bunuh, tapi setelah diingatkan bahwa babi itu milik orang kafir ahli dzimmah, langsung saja yang membunuh babi tadi mencari orang yang mempunyai babi tersebut, meminta maaf dan membayar tebusan.

5. Sedikit pengalamannya Hal ini digambarkan dalam hadits bahwa orang-orang Khawarij umurnya masih muda-muda yang hanya mempunyai bekal semangat. 6. Sedikit pemahamannya Disebutkan dalam hadits dengan sebutan Sufahaa-ul ahlaam (orang bodoh), berdakwah pada manusia untuk mengamalkan Al-Quran dan kembali padanya, tetapi mereka sendiri tidak mengamalkannya dan tidak memahaminya. Merasa bahwa Al-Quran akan menolongnya di akhirat, padahal sebaliknya akan membahayakannya.

7. Nilai Khawarij Orang-orang Khawarij keluar dari Islam sebagaimana yang disebutkan Rasulullah saw., Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah keluar dari busurnya. 8. Fenomena Khawarij Mereka akan senantiasa ada sampai hari kiamat. Mereka akan senantiasa keluar sampai yang terakhir keluar bersama Al-Masih Ad-Dajjal 9. Kedudukan Khawarij Kedudukan mereka sangat rendah. Di dunia disebut sebagai seburuk-buruk makhluk dan di akhirat disebut sebagai anjing neraka. 10. Sikap terhadap Khawarij Rasulullah saw. menyuruh kita untuk membunuh jika menjumpai mereka. Sabda beliau Jika engkau bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka. C. DOKTRIN-DOKTRIN ALIRAN KHAWARIJ Bila dianalisis secara mendalam, doktrin-doktrin yang dikembangkan oleh kaum khawarij dapat dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu: doktrin politik, teologi, dan sosial.4[4] 1. Doktrin Politik Melihat pengertian politik secara praktis-yakni kemahiran bernegara, atau kemahiran berupaya menyelidiki manusia dalm memperoleh kekuasaan, atau kemahiran mengenai latar belakang , motivasi, dan hasrat mengapa manusia ingin memperoleh kekuasaan. Khawarij dapat dikatakan sebagai sebuah partai politik. Politik juga ternyata merupakan doktrin sentral Khawarij yang timbul sebagai reaksi terhadap keberadaan Muawiyah yang secara teoritis tidak pantas memimpin negara, karena ia adalah seorang tulaqa (bekas kaum musyrikin di Mekkah yang dinyatakan bebas pada hari jatuhnya kota itu kepada kaum muslimin). Kebencian itu bertambah dengan kenyataan bahwa keislaman Muawiyah belum lama. Mereka menolak untuk dipimpin orang yang di anggap tidak pantas. Jalan pintas yang ditempuhnya adalah membunuhnya, termasuk orang yang mengusahakannya menjadi khalifah. Di kumandangkan lah sikap bergerilya untuk membunuh mereka
4[4] Zahra Imam Muhammad Abu. Aliran Politik dan Akidah .1996. Logos. Jakarta Selatan.

Diantar Doktrin-doktrin dari segi politik yang dikembangkan oleh khawarij: a. Khalifah atau imam harus di pilih secara bebas oleh seluruh umat islam.

b. Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak menjadi khalifah apabila sudah memenuhi syarat. c. Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan syariat islam. Ia harus dijatuhkan bahkan di bunuh kalau melakukan kezaliman d. Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa kekhalifahannya, Utsman ra. Di anggap telah menyeleweng. e. Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah tahkim, ia di anggaptelah menyeleweng.Muawiyah dan Amr bin Ash serta Abu Musa Al Asyari juga di anggap menyeleweng dan teleh menjadi kafir, f. Pasukan perang Jamal yag melewati Ali juga kafir.

2. Doktrin Teologi Selain itu juga dibuat pula doktrin teologi tentang dosa besar sebagaimana tertera pada poin di bawah berikut. Akibat doktrinnya yang menentang pemerintah, khawarij harus menanggung akibatnya. Mereka selalu dikejar-kejar dan di tumpas oleh pemerintah. Kemudian perkembangannya, sebagaimana dituturkan Harun Nasution, kelompok ini sebagian besar sudah musah. Sisa-sisanya terdapat di Zanzibar, Afrika Utara, dan Arabia Selatan.( Ibid.hlm.53) Doktrin teologi Khawarij yang radikal pada dasarnya merupakan imbas langsung dari doktrin sentralnya, yakni doktrin politik. Radikalitas itu sangat dipengaruhi oleh sisi budaya mereka yang juga radikal serta asal-usul mereka yang berasal ari masyarakat badawi dan pengembara padang pasir tandus. Hal itu menyebabkan watak dan pola pikirnya menjadi keras, berani, tidak bergantung pada orang lain, dan bebas. Namun, ,ereka fanatik dalam menjalankan agama. Sifat fanatik itu biasanya mendorong seseorang berfikir simplistis, berpengetahuan sederhana, melihat pesan berdasarkan motivasi pribadi, dan bukan berdasarkan pada data dan konsitensi logis, bersandar lebih banyak pada sumber pesan ( wadah) daripada isi pesan, mencari informasi tentang kepercayaan orang lain dari seumber kelompoknya dan bukan dari sumber kepercayaan orang lain, mempertahankan secara kaku sistem kepercayaannya, dan menolak, mengabaikan, dan mendistorsi pesan yang tidak konsisten dengan sistem kepercayaannya. Orang-orang yang mempunyai prinsip khawarij ini menggunakan kekerasan dalm menyalukan aspirasinya. Sejarah mencatat bahwa kekerasan pernah memegang peran penting.

Diantara Doktrin-doktrin dari segi teologi yang dikembangkan oleh khawarij: a. Seorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus di bunuh. Yang sangat anarkis ( kacau ) lagi, mereka menganggap bahwa seorang muslim dapat menjadi kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim lain yang telah di anggap kafir dengan resiko ia menanggung beban harus dilenyapakan pula. b. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Bila tidak mau bergabung, ia wajib diperangi karena hidup dalam darul harb ( negara musuh) , sedang golongan mereka sendiri di anggap darul islam ( negara islam). c. d. Seseorang harus menghindari pimpinan yang menyeleweng. Adanya waad dan waid ( orang yang baik harus masuk surga sedangkan orang yang jahat masuk ke dalam neraka).

3. Doktrin Sosial Adapun doktrin-doktrin selanjutnya yakni kategori sebagai doktrin sosial. Doktrin ini memperlihatkan kesalehan asli kelompok khawarij sehingga sebagian pengamat menganggap doktrin ini lebih mirip dengan doktrin mutazilah, meskipun kebenarannya adalah doktrin ini dalam wacana kelompok khawarij patut dikaji mendalam. Dapat di asumsikan bahwa orang-orang yang keras dalam pelaksanaan ajaran agama, sebagaimana dilakukan kelompok Khawarij, cenderung berwatak tekstualis/skripturalis sehingga menjadi fundamentalis. Kesan skriptualis dan fundamentalis itu tidak nampak pada doktrindoktrin khawarij pada poindi bawah berikut. Namun, bila doktrin teologis-sosial ini benar-benar merupakan doktrin khawarij, dapat diprediksikan bahwa kelmpok khawarij pada dasarnya merupakan orang-orang baik. Hanya saja, keberadaan mereka sebagai kelompok minoritas penganut garis keras, yang aspirasinya dikucilkan dan di abaikan penguasa, di tambah oleh pola pikirnya yang simplistis, telah menjadikan mereka bersikap ekstrim. Diantara Doktrin-doktrin dari segi teologi sosial yang dikembangkan oleh khawarij: a. Amar maruf nahi mungkar Al Quran adalah makhluk b. Memalingkan ayat-ayat Al Quran yang tampak mutasyabihat ( samar). c.

d. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan

D. PERKEMBANGAN KHAWARIJ Perkembangan khawarij telah menjadikan imamah-khalifah(politik) sebagai dioktrin sentral yang memicu adanya doktrin-doktrin teologis. Radikalitas yang melekat pada watak dan perbuatan kelompok khawarij menyebabkan kelompok mereka sangat rentan akan terjadinya perpecahan-perpecahan, baik secara internal kaum khawarij sendiri , maupun secara eksternal dengan sesama kelompok islam lainnya5[5]. Sekte- Sekte Yang Muncul Yaitu: 1. Almuhakkimah Terdiri dari pengikut Ali , kaum khawarij asli. Prinsip utamanya adalah soal arbitrase. Ali, Muawiyah, Amru Bin Ash Abu Musa Al Asyary dan semua yang menyetujui adanya arbitrase adalah dianggap dosa besar dan kafir 2. Azzariqoh Yaitu generasi khawarij yang terbesar setelah Muhakkiamah mengalami kahancuran. Golongan ini dipimpin oleh Ibnu Al Azraq. Maka nama pemimpi itu kemudian dijadikan sebutan golongan ini yaitu Azzariqoh. Belar pemimpin mereka adalah ( Nafi Bin al Azraq ).disebut amirul mukminin. Wilayah kekuasaannya yaitu antara Iraq-Iran. Nafi meninggal pada tahun 686 M da;lam pertampuran di Iraq. Pemikiran dari Azzariqoh radikal. Kecenderungan persoalan yang dilontarkan adalah masalah Musyrik. Ada beberapa kriteria yang disepakati digolongkan musyrik. Yaitu : a. Semua orang islam yang tak sepaham dengan golongannya.

b. Sepaham tapi tidak mau berhijrah. c. Golongan yang tidak mau hidup di lingkungan mereka.

Proses masuk golongan ini yaitu dengan dihadapkan dengan seorang tawanan, maka jika tawanan ini dia bunuh maka dia akan diterima. Namun jika tawanan itu tidak dibunuh maka ia tidak diterima. Dan sebaliknya, maka ia malah harus dibunuh dengan dipenggal kepalanya. 3. Najdat Paham Azzariqoh berkembang, tetapi karena pendapatnya yang terlalu ekstreem, maka timbullah golongan lain , Najdat. Golongan ini tidak setuju atas faham Azzariqoh yang menyatakan bahwa orang-orang azraqi yqang tidak mau berhijrah masuk lingkungannya adalah kafir.

5[5] Harun Nasution, Teologi Islam, Jakarta 2004:UI-Press, Cet.V

Golongan ini dipimpin oleh Najdah Ibnu Amir Al Hanafi dari Yamamah. Pokok-pokok pendapat mereka : a. Pelaku dosa besar bukan kafir dan tidak kekal di neraka. Bila golongannya melakukan dosa besar maka akan mendapat siksa yang kemudian akan ke surga. b. Dosa kecil akan bisa berubah menjadi dosa besar bila dilakukan secara terus menerus dan pelakunya bisa menjadi Musyrik. c. Tiap muslim wajib marifatullah dan marifaturrosul, dan segala yang diwahyukan kepadanya. Orang yang tidak mengetahui tidak diampuni. d. Seorang yang mengerjakan hal haram dan tidak mengetahui keharamannya, maka dapat di mafu. e. f. Muslim harus mengetahui haramnya membunuh muslim lainnya. Faham taqiyah merahasiakan dan tifak menyatakan keyakinan untuk keamanan diri seseorang . bentuk taqiyah yaitu dengan [erkataan dan perbuatan. Missal bila seseorang secara lahiriyahnya bukan islam ,tetapi selama hakikinya ia tetap mengesakan Allah maka ia tetap islam. Perpecahan Najdah. Sebab perpecahan : Dosa kecil bisa berubah menjadi dosa besar. Dosa besar tidak membuat pengikutnya menjadi kafir. Pembagian gonimah (rampasan perang). Najdah bersikap lunak terhadap kholifah Abdul Malik Bin Marwan dari dinasti Umayyah. Karenanya para pendukung Najdah (semula ) menjadi musuhnya. Abu Fudaik dan Rosyid melawan Najdah. Dan Najdah erpenggal lehernya .dan Atiyah pergi melarikan diri menuju ke sajistan di Iraq. 4. Ajjaridah Didirikan oleh Abdul Karim bin Ajrad. Menurut syahrasti ia adalah teman dari Atiyah al Hanafi.Beberapa pemikirannya : a. Berhijrah bukan suatu kewajiban , tetapi suatu kebajikan.

b. Kaum Ajjaridah tidak wajib hidup di lingkungannya. c. Harta rampasan yang boleh diambil adalah harta orang yang mati terbunuh.

d. Tidak ada dosa turun remurun dari seorang ayah yang musyrik kepada seorang anak.

e.

Surat Yusuf bukan bagian dari Al Quran, karena berisi/ membawakan masalah percintaaan. Dan menurutnya Al Qur an tidak mungkin membawakannya. Ajjaridah pecah menjadi 2 golongan, yaitu :

1. Maimuniyah Mereka berpendapat bahwa baik dan buruknya amal perbuatan manusia timbul dari kemauan dan kekuasaan manusia sendiri. 2. Asy-Syuaibiyah Mereka berpendapat bahwa Allah adalah sumber dari segala perbuatan manusia. Dengan demikian, manusia hanya menjalankan kehendak Allah saja, dan mereka tidak bisa menolak sama sekali.

5. Surfiyah Dipimpin oleh Ziad Ibnu Al Asfar. Golongan ini mirip dengan golongan Azzariqoh yang terkenal dengan ke-ekstriman-nya. Namun mereka tidak se-ekstrim Azzariqoh. Pendapat paham Surfiyah : a. Tidak setuju bila anak-anak kaum musyrik dibunuh. b. Kaum mumin yang tidak hijrah tidaklah digolongkan kafir. c. Daerah islam di luar Surfiyah bukan daerah yang harus diperangi. Namun yang boleh diperangi adalah daerah kampung pemerintah. d. Dalam peperangan anak-anak dan wanita tidak boleh dijadikan tawanan. e. f. Orang yang berdosa besar tidak musyrik. Dosa besar dibagi menjadi 2 bagian : Dengan sangsi di dunia dan tidak ada sanksinya seperti zina, mencuri,membunuh. Dengan sanksi di akhirat seperti puasa,zakat, salat..

6. Ibadiyah Dipimpin oleh Abdullah ibnu Ibad dan termasuk aaliran paling moderat disbanding golongan khawarij lainnya. Golonmgan ini muncul setelah memisahkan diri dari Azzariqoh. Abdullah Ibnu Ibad tidak mau membantu memerangi pemerintah bani Umayyah atas ajakan Azzariqoh. Bahkan hubungannya dengan Umayyah ( Khalifah Abdul Mlik Bin Marwan ) sangat baik. Kelanjutannya dari hubungan baik ini sampai generasi Ibadiyah berikutnya.

Ajaran-Ajaran Ibadiyah: a. Muslim yang tidak sepaham tidak mukmin dan tidak pula musyrik, tetapi kafir. Membunuhnya haram dan syahadatnya dapat diterima. b. Daerah tauhid yaitu daerah yang mengesakan Allah tidak boleh diperangi, walaupun daerah itu ditempati oleh muslim yang tidak sepaham. Daerah kafit yang harus diperangi yaitu daerah pemerintah. c. Muslim yang berdosa besar dan masih mengesakan Allah bukan mukmin. Bila kafir maka hanya kafir nimah, bukan kafir millah(Agama) maka tidak keluar dari islam. d. Harta rampasan perang hanyalah kuda dan senjata.

Paham ibadiyah di atas menunjukkan kemoderatannya dibanding lainnya. Sifat inilah yang membuatnya mampu bertahan lebih lama. Sampai sekarang masih mampu dibuktikan / ditemukan di daerah Afrika Utara, Arabia Selatan dan sebagainya.

7. Assalabiyah Semua aliran yang bersifat radikal, pada perkembangan lebih lanjut dikatagorikan sebagai aliran khawarij, selama didalamnya terdapat indikasi doktrin yang identik dengan aliran ini. Berkenaan dengan persoalan ini Harun Nasution megidentifikasikan beberapa indikasi aliran yang dapat dikategorikan sebagai aliran Khawarij, yaitu sebagai berikut : a. Mudah mengkafirkan orang yang tidak segolongan dengan golongannya, walaupun orang itu adalah penganut agama islam. b. Islam yang benar yaitu islam yang mereka fahami dan amalkan, sedangkan islam sebagaimana yang difahami dan diamalkan golongan lain adalah tidak benar. c. Orang-orang islam yang tersesat dan menjadi kafir perlu dibawa kembali ke Islam yang sebenarnya, yaitu islam yang mereka fahami dan mereka amalkan. d. Karena pemerintah dan ulama yang tidak sefaham dengan mereka adalah sesat, maka mereka memilih imam dari golongan mereka sendiri. Yakni imam dalam arti pemuka agama dan pemuka pemrintah. e. Mereka bersifat fanatic dan tidak segan-segan menggunakan kekerasan dan membunuh untuk mencapai tuuan mereka.

BAB III KESIMPULAN khawarij adalah satu sekte pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena ketiaksepakatan terhadap keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim), dalam Perang Siffin pada tahun 37 H /648 M, dengan kelompok bughat ( pemberontak ) Muawiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan khilafah. Khawarij pun mempunyai faham khusus dianataranya : Mencela dan Menyesatkan,Buruk sangka,berlebih-lebihan dalam ibadah, Keras terhadap sesama Muslim dan memudahkan yang lainnya,sedikikt pengalamannya,sedikit pemahamannya. Adapun doktrin yang dikembangkan oleh kaum khawarij dapat dikategorikan menjadi tiga kategori :politik, teologi, dan social. Perkembangan khawarij telah menjadikan imamah-khalifah(politik) sebagai dioktrin sentral yang memicu adanya doktrin-doktrin teologis. Radikalitas yang melekat pada watak dan perbuatan kelompok khawarij menyebabkan kelompok mereka sangat rentan akan terjadinya perpecahan-perpecahan, baik secara internal kaum khawarij sendiri , maupun secara eksternal dengan sesama kelompok islam lainnya

DAFTAR PUSTAKA Abdul Rozak, Ilmu Kalam,pustaka setia.Bandung : 2007 Amir An-nazar,Al-Khawarij:Aqidatan wafikratan wa falsafatan ter,afif Muhammad

dkk,Lentera.Cet,1.Bandung 1993 Sufyan Raji Abdullah Muhammad, Mengenal Aliran Islam, Pustaka al-Riyadl. Jakarta : 2003 Ahmad Muhammad. Tauhid Ilmu Kalam. Pustaka Setia. Bandung : 1998 Harun Nasution, Teologi Islam, UI-Press, Cet.V Jakarta:2004

ALIRAN MURJIAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam

Oleh: 1. Muhammad Noor Sahid NIM. 1212021

SEMESTER I FAKULTAS SYARIAH REGULER

INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA 2012

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb

Sebuah ungkapan rasa syukur Alhamdulillah kami haturkan kepada robbissamawati wal ardl yang telah menganugrahkan berjuta-juta nimat, nimat iman, islam, ihsan, dan sehat. Sholawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW sekaligus sebagai sumber pembimbing dan panutan bagi umat dimuka bumi ini. Seperti halnya yang pernah disabdakan rosulullah bahwasanya setelah beliau wafat umat beliau akan terpecah menjadi 73 golongan dan yang selamat dari mereka hanyalah satu yaitu golongan yang mengikuti beliau dan para sahabat beliau, yaitu ahlussunnah wal jamaah. Dan sekarang pun sudah dapat dibuktikan dari zaman ke zaman banyak aliran-aliran teology perpecahan islam yang bermunculan antara lain khowarij, syiah, murjiah, mutazilah, asyariyah, maturidiyah, dan salafiyah. Dalam konteks lahirnya firqoh-firqoh dalam islam faktor yang paling dominan adalah masalah politik. Lahirnya firqoh yang berbeda pemikiran kalamnya pun juga berbeda. Dari perbedaan itulah kita dapat mempelajari mana yang benar dan yang bathil. Dan disini kami hanya membahas tentang golongan Murjiah Dan Pemikiran Kalamnya dan semoga revisi makalah ini memberi manfaat bagi pembaca khususnya bagi kami sebagai penyusun makalah. Wassalamualaikum wr. Wb Jepara, 11 Januari 2013

i Kelompok 3

DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... Kata Pengantar ................................................................................................... Daftar Isi ............................................................................................................ BAB I Pendahuluan ........................................................................................ A. Latar Belakang ................................................................................................... B. Rumusan Masalah ............................................................................................. C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... BAB II Pembahasan.......................................................................................... i ii 1 1 1 1 2

A. Sejarah lahirnya aliran murjiah ........................................................................ B. Ajaran pokok aliran murjiah ............................................................................ C. Sekte-sekte aliran murjiah ............................................................................... D. Pengaruh aliran murjiah ................................................................................... BAB III Penutup ................................................................................................ A. Kesimpulan ........................................................................................................12 B. Saran ........................................................................................................12

2 4 6 9 12

Daftar Pustaka ....................................................................................................

13

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Sikap saling mengkafirkan dari syiah dan Khawarij terhadap golongan lain menyebabkan tumbuhnya golongan lain yang dibentuk oleh beberapa sahabat Nabi sendiri yaitu golongan Murjiah, mereka benci terhadap pertikaian dan pertentangan yang diwarnai oleh saling mengkafirkan antara satu sama lainnya. kemudian mereka membuat langkah-langkah tersendiri yang bersifat netral, tidak memihak kepada salah satu golongan manapun. Supaya kita lebih tahu tentang aliran Murjiah, maka dirasa perlu bagi kita membahas tentang aliran Murjiah.

B. RUMUSAN MASALAH Pada makalah ini akan dibahas unsur-unsur yang terkait tentang aliran murjiah yang meliputi: Sejarah lahir, ajaran pokok, sekte-sekte aliran murjiah dan pengaruhnya.

C. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah agar mahasiswa mengetahui: 1. Sejarah lahirnya aliran murjiah 2. Ajaran pokok aliran murjiah 3. Sekte-sekte aliran murjiah 4. Pengaruh aliran murjiah

BAB II PEMBAHASAN
A. SEJARAH LAHIRNYA ALIRAN MURJIAH Golongan Murjiah ini mula-mula timbul di Damaskus, pada akhir abad pertama hijriah.6[1] Nama Murjiah berasal dari kata irja atau arjaa yang berarti penundaan, penangguhan, dan pengharapan. Kata arjaa bermakna juga memberi harapan, yakni memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan Rahmat Allah. Selain itu, arjaa juga berarti meletakkan di belakang atau mengemudikan, yaitu orang yang mengutamakan iman dari pada amal. Oleh karena itu, Murjiah artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa (yakni Ali dan Muawiyah serta pengikut masing-masing) kelak di hari kiamat.7[2] 2 Ada beberapa teori yang berkembang mengenai asal-usul kemunculan Murjiah. Teori pertama mengatakan bahwa gagasan irja atau arjaa dikembangkan oleh sebagian sahabat dengan tujuan menjamin persatuan dan kesatuan umat Islam ketika terjadi pertikaian politik dan untuk menghindari sektarianisme. Murjiah sebagai kelompok politik maupun Teologis, diperkirakan lahir bersamaan dengan kemunculan Syiah dan Khawarij. Yang mana kelompok Murjiah merupakan musuh berat Khawarij.8[3] Teori lain mengatakan bahwa gagasan irja muncul pertama kali sebagai gerakan politik yang diperlihatkan oleh cucu Ali bin Abi Tholib yaitu Al-Hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah sekitar tahun 695 M. Dengan gerakan politik tersebut Al-Hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah mencoba menanggulangi perpecahan umat Islam. Ia mengelak berdampingan dengan kelompok

6[1] Nasir, Sahilun A, Prof. Dr. K.H.,Pemikiran Kalam(Teologi Islam),Rajawali pers, Jakarta: 2010.hlm.162. 7[2] Cyril Glasse. The Concise Encyclopedia Of Islam. Staccny International, London, 1989.hlm,2889:Departemen Agama RI. Ensiklopedi Islam,1990.hlm.633-6:Ahmad Amin, Fajrul Islam. Jilid I. Islam. Ej Srill,Leiden, 1961,hlm.412. 8[3] Lihat W.Montgomery Watt. Islamic Philosophy and Theology:An Extended Survey.At Univ,Press, Eidenburgh, 1987.hlm 23.Departemen Agama RI.op.cit. hlm 633.

Syiah yang terlampau mengagungkan Ali dan para pengikutnya, serta menjauhkan diri dari Khawarij yang menolak mengakui ke khalifahan Muawiyah.9[4] Teori lain mengatakan bahwa ketika terjadi perseteruan antara Ali dan Muawiyah, dilakukan Arbitrase (Tahkim) atas usulan Amr bin Ash (kaki tangan Muawiyah). Kelompok Ali terpecah menjadi dua kubu, yang pro dan kontra. Kelompok kontra yang akhirnya menyatakan keluar dari Ali disebut Khawarij. Khawarij berpendapat bahwa Tahkim bertentangan dengan AlQuran atau dalam pengertian, tidak bertahkim berdasarkan hukum Allah dikatakan dosa besar dan pelakunya dihukumi dengan kafir sama dengan perbuatan dosa besar lainnya, seperti: berzina, riba, membunuh tanpa alasan, durhaka kepada orang tua, dan menfitnah wanita baikbaik. Pendapat tersebut ditentang sekelompok sahabat yang kemudian disebut Murjiah. Murjiah mengatakan bahwa pembuat dosa besar tetap mukmin, tidak kafir sementara dosanya diserahkan kepada Allah, apakah dia akan diampuni atau tidak.10[5] Adapun secara istilah, murjiah adalah kelompok yang mengesampingkan atau memisahkan amal dari keimanan, sehingga menurut mereka suatu kemaksiatan itu tidak mengurangi keimanan seseorang.11[6]

Tokoh utama aliran ini ialah Hasan bin Bilal Al-Muzni, Abu Salat As-Samman, dan Tsauban Dliror bin 'Umar. Penyair Murjiah yang terkenal pada pemerintahan Bani Umayah ialah Tsabit bin Quthanah, mengarang syair kepercayaan-kepercayaan kaum Murjiah.12[7] B. 1. AJARAN POKOK ALIRAN MURJIAH

Iman adalah cukup dengan mengakui dan percaya kepada Allah dan rasul-Nya saja. Adapun amal atau perbuatan tidak merupakan suatu keharusan bagi adanya iman. Berdasan hal ini seseorang tetep dianggap mukmin walaupun meninggalkan perbuatan yang difardukan dan melekukan dosa besar.
9[4] Gibb and J.H. Krammers.loc.cit. 10[5] Watt.op.cit.hlm.21.

11[6] Abdul Rozak, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, (Bamdung: Pustaka Setia, 2001)hlm. 56. 12[7] Nasir, Sahilun A, Prof. Dr. K.H.,Pemikiran Kalam(Teologi Islam),Rajawali pers, Jakarta: 2010.hlm.152.

Amin menerangkan:13[8] kebanyakan aliran Murjiah berpendapat bahwa iman ialah hanya membenarkan dengan hati saja, atau dengan kata lain iman ialah makrifat kepada Allah SWT. Dengan hati, bukan pengertian lahir. Apabila seseorang beriman dengan hatinya, maka dia adalah Mukmin dan Muslim, sekalipun lahirnya dia menyerupai orang Yahudi atau Nasrani dan meskipun lisannya tidak mengucapkan dua kalimat syahadat. Mengikrarkan dengan lisan dan amal perbuatan seperti shalat, puasa, dan sebagainya, itu bukan bagian dari pada iman. 2. Dasar keselamatan adalah iman semata-mata, selama masih ada iman dihati, setiap maksiat tidak dapat mendatangkan madarat atau gangguan atas seseorang. Untuk mendatangkan pengampunan, manusia cukup hanya dengan menjauhkan diri dari syirik dan mati dalam keadaan akidah tauhid.14[9] Dengan kata lain, kelompok murjiah memandang bahwa perbuatan atau amal tidaklah sepenting iman, Yang kemudian meningkat pada pengertian bahwa, hanyalah imanlah yang penting dan yang menentukan mukmin atau tidak mukminnya seseorang, perbuatan-perbuatan tidak memiliki pengaruh dalam hal ini. Iman letaknya dalam hati seseorang dan tidak diketahui manusia lain, selanjutnya perbuatan-perbuatan manusia tidak menggambarkan apa yang ada dalam hatinya. Oleh karena itu ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan seseorang tidak mesti mengandung arti bahwa ia tidak memiliki iman. Yang penting ialah iman yang ada dalam hati. Dengan demikian ucapan dan perbuatan- perbuatan tidak merusak iman seseorang. Walaupun perbuatan-perbuatan yang dilakukan melanggar syariat Islam, tetapi kalau hatinya iman, aliran tersebut masih mengatakan orang itu mukmin. Adapun mengenai orang yang lalai dalam menunaikan kewajiban-kewajiban, atau dia melakukan dosa-dosa besar, maka sebagian dari tokoh-tokoh Murjiah berpendapat: tiadalah mungkin menentukan hokum bagi orang itu di dunia ini. Hal itu haruslah ditangguhkan (diserahkan saja) kepada Tuhan untuk menentukannya di hari kiamat. Dari sini timbulnya istilah Murjiah, yaitu berasal dari kata irja yang berarti menangguhkan.15[10]
13[8] Amin,Dluha,Juz III, hlm.316. 14[9] Dr.Abdul rozak, M.Ag, dan Dr Rosihon, M.Ag., ilmu kalam. Pastaka setia. Bandung.2001. 15[10] Nasir, Sahilun A, Prof. Dr. K.H.,Pemikiran Kalam(Teologi Islam),Rajawali pers, Jakarta: 2010.hlm.154.

Itiqad murjiah a. Sudah mengetahui dalam hati atas wujudnya tuhan dan sudah percaya dalam hati kepada RasulrasulNya maka menjadi otomatis mukmin, walaupun mengucapkan dengan lidah hal-hal yang mengkafirkan, seperti menghina nabi, menghina al-quran dan lain sebagainya. b. Golongan murjiah juga mengatakan, bahwa orang mukmin yang percaya dalam hati adanya Tuhan dan percaya pada rasul-rasul maka ia adalah mukmin walaupun dia mengerjakan segala macam dosa besar ataupun dosa kecil. Dosa bagi kaum murjiah tidak apa-apa kalau sudah ada iman dalam hati, sebagai keadaannya perbuatan baik tak ada gunanya kalau sudah ada kekafiran didalam hati. c. Orang yang telah beriman dalam hatinya, tetapi ia kelihatan menyembah berhala atau membuat dosa-dosa besar yang lain, bagi murjiah orang ini masih mukmin. d. Itiqad menangguhkan dari kaum murjiah, yaitu menangguhkan orang yan g bersalah sampai kemuka tuhan sampai hari kiamat, hal ini ditentang oleh kaum ahlussunnah wal jamaah karena setiap orang yang salah harus dihukum didunia ini. e. Kalau kita ikuti faham golongan murjiah ini maka ayat-ayat hukum seperti menghukum pencuri dengan memotong tangan, menghukum rajam orang yang berzina, menghukum bayar kafart dan lain-lain yang banyak tersebut dalam Quran tidak ada gunanya lagi karena sekalian kesalahan akan ditangguhkan sampai ke muka Tuhan saja. C. SEKTE-SEKTE ALIRAN MURJIAH Kemunculan sekte-sekte aliran Murjiah tampaknya dipicu oleh perbedaan pendapat di kalangan para pendukung Murjiah sendiri. Dalam hal ini, terdapat problem yang cukup mendasar ketika para pengamat mengklasifikasikan sekte-sekte Murjiah. Kesulitannya- antara lain- adalah ada beberapa tokoh aliran pemikiran tertentu yang diklaim oleh seorang pengamat sebagai pengikut Murjiah, tetapi tidak diklaim oleh pengamat lain. Tokoh yang dimaksud adalah washil bin Atha dari Mutazilah dan Abu Hanifah dari Ahlus Sunnah.16[11] Oleh karena itulah, Ash-Syahrastani, menyebutkan sekte-sekte Murjiah sebagai berikut:17[12]

16[11] Watt,Early Islam, hlm.181. 17[12] Ibid,hlm.23.

Murjiah Khawarij, mereka adalah Syabibiyyah (pengikut Muhammad bin Syabib) dan sebagian kelompok Shafariyyah yang tidak mempermasalahkan pelaku dosa besar. b. Murjiah Qadariyah, mereka adalah orang yang dipimpin oleh Ghilan Ad Damsyiki sebutan mereka Al Ghilaniah c. Murjiah Jabariyah, mereka adalah Jahmiyyah (para pengikut Jahm bin Shafwan), Mereka hanya mencukupkan diri dengan keyakinan dalam hati saja. Dan menurut mereka maksiat itu tidak berpengaruh pada iman dan bahwasanya ikrar dengan lisan dan amal bukan dari iman. d. Murjiah Murni, mereka adalah kelompok yang oleh para ulama diperselisihkan jumlahnya. a. e. Murjiah Sunni, mereka adalah para pengikut Hanafi, termasuk di dalamnya adalah Abu Hanifah dan gurunya Hammad bin Abi Sulaiman juga orang-orang yang mengikuti mereka dari golongan Murjiah Kufah dan yang lainnya. Mereka ini adalah orang-orang yang mengakhirkan amal dari hakekat iman. Sementara itu, Muhammad Imarah menyebutkan 12 sekte Murjiah, yaitu:18[13] a. Al-Jahmiyah, pengikut Jahm bin Shufwan b. Ash-Shalihiyah, pengikut Abu Musa Ash-Shalihi c. Al-Yunushiyah, pengikut Yunus as-Samary d. As-Samriyah, pengikut Abu Samr dan Yunus e. Asy-Syaubaniyah, pengikut Abu Syauban f. Al-Ghailaniyah, pengikut Abu Marwan al-Ghailan bin Marwan ad-Dimsaqy

g. An-Najariyah, pengikut al-Husain bin Muhammad an-Najr h. Al-Hanafiyah, pengikut Abu Hanifah an-Numan i. j. Asy-Syabibiyah, pengikut Muhammad bin Syabib Al-Muaziyah, pengikut Muadz ath-Thaumi

k. Al-Murisiyah, pengikut Basr al-Murisy l. Al-Karamiyah, pengikut Muhammad bin Karam as-Sijistany

Harun Nasution secara garis besar mengklasifikasikan Murjiah menjadi dua sekte, yaitu golongan moderat dan golongan ekstrim. Murjiah moderat berpendapat bahwa iman itu terdiri dari tasdiqun bil qolbi dan iqrorun bil lisan. Pembenaran hati saja tidak cukup ataupun dengan pengakuan lidah saja, maka tidak dapat dikatakan iman. Kedua unsur iman tidak dapat dipisahkan. Iman adalah kepercayaan dalam hati yang dinyatakan dengan lisan. jadi pendosa besar menurut mereka tetap mukmin, tidak kafir, tidak pula kekal di dalam neraka. Mereka
18[13] Muhammad Imarah,Tayyarat Al-Fikr Al-Islamy,dan Asy-Syuruq,Kairo-Beirut,1991,hlm.33-4.

disiksa sebesar dosanya, dan bila diampuni oleh Allah maka tidak masuk neraka sama sekali. Iman ini tidak bertambah dan tidak berkurang. Tak ada perbedaan manusia dalam hal ini. Penggagas pendirian ini adalah Al-Hasan bin Muhammad bin Ali bin Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan beberapa ahli hadist.19[14] Murjiah ekstrim mengatakan, bahwa iman hanya pengakuan atau pembenaran dalam hati (tasdiqun bil qolbi faqoth) bahwa orang islam yang menyatakan iman kepada Tuhan kemudian berkata kufur secara lisan tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufur tempatnya dalam hati bukan yang lain. Kemudian shalat, zakat, puasa, dan haji hanya menggambarkan kepatuhan, bukan ibadah, karena yang disebut ibadah ialah iman.20[15] Adapun yang termasuk kelompok ekstrim adalah Al-Jahmiyah, Ash-Shalihiyah, AlYunusiyah, Al-Ubaidiyah, dan Al-Hasaniyah. Pandangan tiap-tiap kelompok itu dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Al-jahmiyah, pengikut jahm ibnu sofwan. Menurut golongan ini orang islam yang percaya pada tuhan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufur tempatnya hanya dalam hati bukan dalam bagian lain dari tubuh manusia,tetapi dalam hati sanubari. b. Al-shalihiyah, pengikut abu al-hasan al-shalihi, berpendapat bahwa iman adalah mengetahui Tuhan dan kufur adalah tidak tahu pada Tuhan. Dalam pengertian bahwa mereka shalat bukan merupakan ibadah kepada Allah, melainkan sekedar menggambarkan kepatuhan. Karena yang disebut ibadah adalah iman kepadanya dalam arti mengetahui Tuhan. c. Al-Yunusiah dan Ubaidiyah melontarkan pernyataan bahwa melakukan maksiat atau perbuatan jahat tidaklah merusak iman seseorang. Mati dalam iman, dosa-dosa dan perbuatan-perbuatan jahat yang dikerjakan tidaklah merugian orang yang bersangkutan. Dalam hal ini, Muqatil bin Sulaiman berpendapat bahwa perbuatan jahat, banyak atau sedikit, tidak merusak iman seseorang sebagai musyrik. d. Hasaniyah menyebutkan bahwa jika seseorang mengatakan, saya tahu Tuhan melarang makan babi, tetapi saya tidak tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing ini, maka orang

19[14] Nasution, Teologi.hlm.24. 20[15] Hrun Nasution, Teologi Islam, JAKARTA, Universitas Indonesia, 1972, hal. 26-32

tersebut tetap mukmin, bukan kafir. Begitu pula orang yang mengatakan saya tahu Tuhan mewajibkan naik haji ke kabah, tetapi saya tidak tahu apakah kabah di India atau tempat lain.

D. PENGARUH ALIRAN MURJIAH Pengaru negatif dari aliran ini adalah: 1. Aliran Murjiah meyakini bahwa suatu perbuatan (amal) tidak mempengaruhi keimanan seseorang, sehingga banyak orang menyatakan yang penting hatinya, dan perbuatan maksiat yang dilakukannya tersebut seakan-akan tidak mempengaruhi keimanan di hatinya. 2. Aliran Murjiah menyamakan antara orang yang shalih dengan yang tidak, dan orang yang istiqamah di atas agama Allah dengan orang yang fasik. Sebab menurut mereka, amal shalih tidak mempengaruhi keimanan seseorang, sebagaimana juga perbuatan maksiat tidak mempengaruhi keimanan. 3. Menghilangkan unsur jihad fi sabilillh dan amar ma`ruf nahi mungkar. 4. Munculnya pemikiran Murjiah ini telah menyebabkan banyak hukum-hukum Islam menjadi hilang, sehingga menjadi penyebab hilangnya syariat. Pemikiran mereka juga telah merusak keindahan Islam, sehingga menjadi penyebab manusia berpaling dan tidak mengagungkan syariat Allah. 5. Pemikiran Murjiah membuka pintu bagi orang-orang yang rusak membuat kerusakan dalam agama, dan merasa tidak terikat dengan perintah dan larangan syariat. Sehingga akan memperbesar kerusakan dan kemaksiatan di tengah kaum Muslimin. Bahkan akhirnya sangat mungkin mereka membuat melakukan perbuatan kekufuran dan kesyirikan, dengan alasan bahwa hal itu merupakan amalan, dan tidak merasa bisa menyebabkan imannya menjadi berkurang atau hilang. Naudzubillhi min-zhalik. Pengaruh positif aliran ini salah satunya yaitu golongan ini memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah SWT.

Demikian pengaruh-pengaruh aliran Murji`ah. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

penjelasan ringkas ini

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN Dari beberapa pendapat yang telah disampaikan bahwa aliran Murjiah yang terpenting dalam kehidupan beragama adalah aspek iman dan kemudian amal. Aliran Murjiah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagaimana hal itu dilakukan oleh aliran khawarij. Menurut mereka suatu kemaksiatan itu tidak mengurangi keimanan seseorang. Jika seseorang masih beriman, berarti dia tetap mukmin, bukan kafir walaupun ia melakukan dosa besar. Karena hanya Tuhan-lah yang mengetahui keadaan iman seseorang. Adapun hukuman bagi dosa besar itu terserah kepada Tuhan, akan diampuni atau tidak. B. SARAN 12 Kami menghimbau kepada teman-teman seperjuangan untuk mencari lebih luas tentang aliran Murjiah yang belum bisa kami bahas pada makalah kami ini. Demikian sajian makalah ini mudah-mudahan apa yang kami uraikan pada makalah ini bisa memberi manfaat bagi kami dan yang mengkaji makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini pasti masih banyak kekurangan, Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan pada penulisan karya ilmiah mendatang.

DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Harun, Teologi Islam, Universitas Indonesia, Jakarta: 1972. Rozak, Abdul, Prof. Dr, dan. Anwar, Rosihon, Prof. Dr., Ilmu kalam, Pustaka setia, Bandung: 2001. Nasir, Sahilun A, Prof. Dr. K.H.,Pemikiran Kalam(Teologi Islam),Rajawali pers, Jakarta: 2010. Rahim, Husni, Dr.H.,Sejarah Kebudayaan Islam,Departemen Agama RI,Jakarta:1999.

Anda mungkin juga menyukai