Eskatologi Islam
KembangkanTokoh
KembangkanMakhluk gaib
KembangkanLokasi
KembangkanPeristiwa
l
Portal Islam
b
s
Daftar isi
1Terminologi
2Asal mula Khawarij
3Perkembangan
4Ajaran
5Tokoh utama
6Sekte
7Referensi
8Rujukan
Terminologi[sunting | sunting sumber]
Kata Khawarij dalam terminologi ilmu kalam adalah suatu
sekte/kelompok/aliran pengikut Ali bin Abi Thalib yang kemudian keluar dan
meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan terhadap keputusan Ali yang
menerima arbitrase (tahkim), dalam perang Shiffin pada tahun 37/648 Masehi
dengan kelompok Muawiyah bin Abu Sufyan perihal persengketaan khalifah.
Perkembangan[sunting | sunting sumber]
Kemudian perkembangan gerakan Khawarij membesar pertama kali muncul
pada pertengahan abad ke-7, terpusat di daerah yang kini ada di Irak selatan,
disuatu tempat yang disebut Khouro, Kuffah. Khawarij merupakan bentuk
yang berbeda dari Sunni dan Syi’ah. Gerakan ini berakar sejak zaman
Khalifah Utsman bin Affan dibunuh, dan kaum Muslimin kemudian
mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Ketika itu, kaum Muslimin
mengalami kekosongan kepemimpinan selama beberapa hari.
Setelah Utsman bin Affan dibunuh oleh orang-orang yang membencinya,
kaum muslimin mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah, setelah
beberapa hari kaum muslimin hidup tanpa seorang khalifah. Kabar kematian
'Ustman kemudian terdengar oleh Mu'awiyyah, yang mana dia masih memiliki
hubungan kekerabatan dengan 'Ustman bin Affan.
Sesuai dengan syariat Islam, Mu'awiyyah berhak menuntut balas atas
kematian 'Ustman. Mendengar berita ini, orang-orang Khawarij pun ketakutan,
kemudian menyusup ke pasukan Ali bin Abi Thalib. Mu'awiyyah berpendapat
bahwa semua orang yang terlibat dalam pembunuhan 'Ustman harus
dibunuh, sedangkan Ali berpendapat yang dibunuh hanya yang membunuh
'Ustman saja karena tidak semua yang terlibat pembunuhan diketahui
identitasnya. Akhirnya terjadilah perang shiffin karena perbedaan dua
pendapat tadi. Kemudian masing-masing pihak mengirim utusan untuk
berunding, dan terjadilah perdamaian antara kedua belah pihak. Melihat hal
ini, orang-orang khawarijpun menunjukkan jati dirinya dengan keluar dari
pasukan Ali bin abi Thalib. Mereka (Khawarij) merencanakan untuk
membunuh Mu'awiyyah bin Abi Sufyan dan Ali bin Abi Thalib, tetapi yang
berhasil mereka bunuh hanya Ali bin Abi Thalib.
Ajaran[sunting | sunting sumber]
Secara umum, ajaran-ajaran pokok golongan ini adalah:
Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat
Islam.
Khalifah tidak harus berasal dari keturunan suatu suku, bangsa
atau keturunan Rasulullah Muhammad ( ﷺbangsa
Arab) saja, bahkan dari kalangan mana saja. Dengan demikian
setiap orang muslim berhak menjadi khalifah apabila sudah
memenuhi syarat.
Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan
bersikap adil dan menjalankan syari’at Islam. Ia harus dijatuhkan
bahkan dibunuh kalau melakukan kezaliman.
Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, Utsman) adalah sah, tetapi
setelah tahun ketujuh dari masa kekhalifahannya Utsman dianggap
telah menyeleweng.
Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi arbitrase (tahkim), ia
dianggap telah menyeleweng.
Mengharuskan seorang khalifah berbuat adil dan menetapi syariat
Islam.
Khalifah yang dianggap telah menyimpang dari syariat Islam wajib
diturunkan, bila perlu secara paksa dan dibunuh.
Melakukan pemberontakan kepada Khalifah yang mereka anggap
dzalim dan tidak adil.
Muawiyah dan Amr bin Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga
dianggap menyeleweng dan telah menjadi kafir.
Pasukan perang Jamal yaitu Aisyah, Thalhah, dan Zubair yang
melawan Ali adalah kafir.
Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim dan dia
bisa disebut kafir, sehingga harus dibunuh. Yang sangat anarkis
(kacau) lagi, mereka menganggap bahwa seorang muslim dapat
menjadi kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim lain yang
telah dianggap kafir dengan risiko ia menanggung beban harus
dilenyapkan pula.
Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan
mereka. Bila tidak mau bergabung, ia wajib diperangi karena hidup
dalam Dar al-Harb (negara musuh), sedang golongan mereka
sendiri dianggap berada dalam Dar al-Islam (Negara Islam).
Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk surga,
sedangkan orang yang jahat harus masuk ke dalam neraka).
Memalingkan ayat-ayat Al-quran yang tampak mutasabihat
(samar).
Quran adalah makhluk.
Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.
Membolehkan membunuh golongan di luar kelompoknya.
Sekte[sunting | sunting sumber]
Akibat perbedaan pendapat di antara tokoh-tokohnya, Khawarij terpecah
menjadi beberapa sekte, antara lain:
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Fat, juz 12 hal. 283
2. ^ Mu'jam Al-Buldan li Yaqut Al-Hamawi, juz 2 hal. 245
3. ^ ُار َشرُّ َق ْتلًى َتحْ تَ أَ ِدي ِْم ال َّسمَا ِء َخ ْي ُر َق ْتلَى َمنْ َق َتلُوه
ِ " ِكالَبُ ال َّنMereka adalah anjing-anjing neraka.
seburuk-buruknya makhluk yang terbunuh di bawah kolong langit, sedang
sebaik-baiknya makhluk yang terbunuh adalah yang dibunuh oleh mereka." HR.
At-Tirmidzi, (no. 3000), dari Abu Umamah Al-Bahili, dihasankan dalam Al-
Misykah, (no. 3554).
4. ^ Rasulullah ﷺmenjuluki kaum ini dengan julukan anjing-anjing
neraka. Abu Ghalib berkata, َت عَ لَى دَرَ ِج ِد َم ْشقَ جَ ا َء أَبُو أُمَا َم َة َفلَمَّا ْ ار َق ِة َف ُنصِ ب ِ ُوس اأْل َز
ِ لَمَّا أتِيَ ِب ُرء
ُ
َ َ ُ ُ َ ْ َ َ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ اَل َ َ َ َّ اَل َ َ َ ْ
ِ ِيم ال َّسمَا ِء َوخ ْي ُر قتلى ق ِتلوا تحْ تَ أد
ِيم ِ ت هَؤُ ِء شرُّ قتلى ق ِتلوا تحْ تَ أد ٍ ار ثالث مَرَّ ا ِ رَ آ ُه ْم دَ مَعَ ت عَ ْيناهُ فقا َل ِك بُ الن
َت عَ ْي َناكَ َقا َل رَ حْ م ًَة َل ُه ْم إِ َّن ُه ْم َكا ُنوا مِنْ أَهْ ِل اإْل ِسْ اَل ِم َقا َل قُ ْل َنا أَ ِبرَ ْأ ِيك ْ َت َفمَا َشأْ ُنكَ دَ مَع ُ ال َّسمَا ِء الَّذِينَ َق َتلَ ُه ْم هَؤُ اَل ِء َقا َل َفقُ ْل
ِ ُول هَّللاِ ُول هَّللا ِ صَ لَّى هَّللا ُ عَ لَ ْي ِه َوسَ لَّ َم َقا َل إِ ِّني َلجَ ِري ٌء َب ْل سَ مِعْ ُت ُه مِنْ رَ س ِ ار أَ ْو َشيْ ٌء سَ مِعْ َت ُه مِنْ رَ س ِ قُ ْلتَ هَؤُ اَل ِء ِكاَل بُ ال َّن
ث َقا َل َفعَ َّد مِرَ ارً ا ٍ ْن َواَل ثَاَل ِ ” صَ لَّى هَّللا ُ عَ لَ ْي ِه َوسَ لَّ َم غَ ْيرَ مَرَّ ٍة َواَل ِث ْن َتيKetika didatangkan kepala orang-
orang Azariqah (salah satu sekte khawarij yang dicetuskan oleh Nafi’ bin Al-
Azraq.) dan dipancangkan di atas tangga-tangga Kota Damaskus, datanglah
Abu Umamah Al Bahili radhiyallahu anhu. Ketika melihat mereka, air matanya
pun mengalir dari kedua pelupuk matanya dan berkata, “Mereka adalah anjing-
anjing neraka, anjing-anjing neraka, anjing-anjing neraka. Mereka ini (Khawarij)
adalah sejelek-jelek orang yang dibunuh di bawah kolong langit ini, dan sebaik-
baik orang yang terbunuh di bawah kolong langit adalah orang-orang yang
dibunuh oleh mereka (Khawarij). Abu Ghalib kemudian bertanya,”Kenapa
engkau menangis?” Abu umamah radhiyallahu anhu menjawab, ”Saya kasihan
kepada mereka, dahulunya mereka itu ahlul islam” Abu Ghalib berkata lagi,
”Apakah pernyataanmu, “Mereka adalah anjing-anjing neraka” adalah
pendapatmu sendiri atau perkataan yang engkau dengar (langsung) dari nabi
”?ﷺAbu Umamah radhiyallahu anhu menjawab, ”Kalau saya
mengatakan dengan pendapatku sendiri, maka sungguh saya adalah orang
yang lancang. Tapi perkataan ini saya dengar dari Rasulullah ﷺ
tidak hanya sekali, bahkan tidak hanya dua kali atau tiga kali.” (HR. At-Tirmidzi
(3000), Ibnu Majah (176), Ahmad (V/253)).
5. ^ Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu’aib dari Az Zuhriy berkata,
telah mengabarkan kepada saya Abu Salamah bin ‘Abdur Rahman bahwa Abu
Sa’id Al Khudriyberkata; Ketika kami sedang bersama rasulullah ﷺ
yang sedang membagi-bagikan pembagian (harta), datang Dzul Khuwaishirah,
seorang laki-laki dari Bani Tamim, lalu berkata, "Wahai rasulullah, tolong engkau
berlaku adil." Maka dia berkata: "Celaka kamu! Siapa yang bisa berbuat adil
kalau saya saja tidak bisa berbuat adil. Sungguh kamu telah mengalami
keburukan dan kerugian jika saya tidak berbuat adil." Kemudian ‘Umar bin
Khattab berkata, "Wahai Rasulullah, izinkan saya untuk memenggal batang
lehernya!" Dia berkata: "Biarkanlah dia. Karena dia nanti akan memiliki teman-
teman yang salah seorang dari kalian memandang remeh salatnya dibanding
salat mereka, puasanya dibanding puasa mereka. Mereka membaca Al Qur’an
namun tidak sampai ke tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti
melesatnya anak panah dari target. (Karena sangat cepatnya anak panah yang
dilesakkan), maka ketika ditelitilah ujung panahnya maka tidak ditemukan suatu
bekas apapun, lalu ditelitilah batang panahnya namun tidak ditemukan suatu
apapun lalu, ditelitilah bulu anak panahnya namun tidak ditemukan suatu
apapun, rupanya anak panah itu sedemikian dini menembus kotoran dan darah.
Ciri-ciri mereka adalah laki-laki berkulit hitam yang salah satu dari dua lengan
atasnya bagaikan payudara wanita atau bagaikan potongan daging yang
bergerak-gerak. Mereka akan muncul pada zaman timbulnya firqah/golongan."
Abu Sa’id berkata, "Saya bersaksi bahwa saya mendengar hadits ini dari
rasulullah ﷺ, dan saya bersaksi bahwa ‘Ali bin Abu Thalib telah
memerangi mereka, dan saya bersamanya saat itu lalu dia memerintahkan untuk
mencari seseorang yang bersembunyi lalu orang itu didapatkan dan dihadirkan
hingga saya dapat melihatnya persis seperti yang dijelaskan ciri-cirinya oleh nabi
ﷺ." (HR Bukhari 3341).
6. ^ HR al-Ajurri, Lihat asy-Syari’ah, hal. 33, dengan kisah yang sedikit berbeda.
7. ^ Telah menceritakan kepada kami Hannad bin As Sari telah menceritakan
kepada kami Abul Ahwash dari Sa’id bin Masruq dari Abdurrahman bin Abu
Nu’m dari Abu Sa’id Al Khudri ia berkata, "Ketika Ali bin Abi Thalib berada di
Yaman, dia pernah mengirimkan emas yang masih kotor kepada rasulullah
ﷺ. Lalu emas itu dibagi-bagikan oleh rasulullah ﷺ
kepada empat kelompok. Yaitu kepada Aqra` bin Habis Al Hanzhali, Uyainah bin
Badar Al Fazari, Alqamah bin Ulatsah Al Amiri, termasuk Bani Kilab dan Zaid Al
Khair Ath Thay dan salah satu Bani Nabhan." Abu Sa’id berkata, "Orang-orang
Quraisy marah dengan adanya pembagian itu. kata mereka, Kenapa pemimpin-
pemimpin Najed yang diberi pembagian oleh rasulullah, dan kita tidak
dibaginya?" Maka rasulullah ﷺpun menjawab, "Sesungguhnya saya
lakukan yang demikian itu, untuk membujuk hati mereka." Sementara itu,
datanglah laki-laki berjenggot tebal, pelipis menonjol, mata cekung, dahi
menjorok dan kepalanya digundul. Ia berkata, "Wahai Muhammad! Takutlah
Anda kepada Allah!" Rasulullah ﷺbersabda, "Siapa pulakah lagi
yang akan mentaati Allah, jika saya sendiri telah mendurhakai-Nya? Allah
memberikan ketenangan bagiku atas semua penduduk bumi, maka apakah
kamu tidak mau memberikan ketenangan bagiku?" Abu Sa’id berkata, Setelah
orang itu berlaku, maka seorang sahabat (Khalid bin Al Walid) meminta izin
kepada rasulullah ﷺuntuk membunuh orang itu. Maka rasulullah
ﷺpun bersabda, "Dari kelompok orang ini, akan muncul nanti orang-
orang yang pandai membaca Al Qur`an tetapi tidak sampai melewati
kerongkongan mereka, bahkan mereka membunuh orang-orang Islam, dan
membiarkan para penyembah berhala; mereka keluar dari Islam seperti panah
yang meluncur dari busurnya. Seandainya saya masih mendapati mereka, akan
kumusnahkan mereka seperti musnahnya kaum ‘Ad." (HR Muslim 1762).
8. ^ Al-Imam Al-Bukhari -Rahimahullah- meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri,
bahwa dia berkata, َن ِ ُول هَّللا ِ صَ لَّى هَّللا ُ عَ لَ ْي ِه َوسَ لَّ َم مِنْ ْال َيم ِ ب رَ ضِ يَ هَّللا ُ عَ ْن ُه إِلَى رَ س ٍ ِث عَ لِيُّ بْنُ أَ ِبي َطال َ َبَع
َ
س َوز ْي ِد ْ َ
ِ ْن ب َْد ٍر َوأقرَ عَ ب َ َ َ َ َ َ َ
ِ ص ْل مِنْ ترَ ِابهَا قا َل فقسَ َمهَا َب ْينَ أرْ بَعَ ِة نف ٍر َب ْينَ ُع َي ْينة ب َ ُ َّ َِيم َم ْقرُوظٍ ل ْم تح
ُ َ َ ُ
ٍ حاب ِ ْن ٍ ِبذ َه ْي َب ٍة فِي أد
َِك ل َ
ذ َغ َ ل ب َ
ف
َ َ ِ لا َ
ق ء اَل َُؤه ِْن
م ا َ
َذهبِ َحقَّ َ أ ُن ْحنَ ا َّ
ن ُ
ك ه ِ ابِ َح ْصَ أ ِْن
م ٌ
ل ج
ُ ََ ر ل ا َ
ق َ
ف ْلِ يفَ ُّ
الط ُْنب رُ م
ِ ا َّا
م إ و
َِ ِ عَ َ َ ِ ع ُ
ة م قَ ْ
ل َّامإ ع
ُ اب َّالر وَ ِ َ ْال
ْل ي خ
ال َّن ِبيَّ صَ لَّى هَّللا ُ عَ لَ ْي ِه َوسَ لَّ َم َف َقا َل أَاَل َتأْ َم ُنونِي َوأَ َنا أَمِينُ َمنْ فِي ال َّسمَا ِء يَأْتِينِي َخ َب ُر ال َّسمَا ِء صَ َباحً ا َومَسَ ا ًء َقا َل َف َقا َم رَ ُج ٌل
ار َف َقا َل يَا رَ سُو َل هَّللا ِ ا َّت ِق هَّللا َ َقا َل ْ
ِ س ُم َش َّم ُر اإْل ِ َز ِ وق الرَّ أ ُ ُ ث اللِّحْ َي ِة َمحْ ل ُّ ْن َناشِ ُز ْالجَ ْب َه ِة َك ِ ْن ُم ْش ِرفُ ْال َوجْ َن َتي ِ غَ ا ِئ ُر ْالعَ ْي َني
َ َ ُ َ اَل َ هَّللا ْ
ض أنْ َيتقِيَ َ قا َل ث َّم َولى الرَّ ُج ُل قا َل خالِد بْنُ ال َولِي ِد يَا رَ سُو َل ِ أ أضْ ِربُ ُعنق ُه قا َل ُ َ َ َّ ُ َ هَّللا َّ َ َ
ِ ْت أَحَ ق أهْ ِل ا ر
أْل َ َّ ُ َْو ْيلَكَ أَ َولَس
اَل لَعَ لَّ ُه أَنْ َي ُكونَ يُصَ لِّي َف َقا َل َخالِ ٌد َو َك ْم مِنْ مُصَ ٍّل َيقُو ُل ِبلِسَ ا ِن ِه مَا لَ ْيسَ فِي َق ْل ِب ِه َقا َل رَ سُو ُل هَّللا ِ صَ لَّى هَّللا ُ عَ لَ ْي ِه َوسَ لَّ َم
ئ ه ََذا ِ ِج مِنْ ضِ ْئض ‘ُ ُطو َن ُه ْم َقا َل ُث َّم َن َظرَ إِلَ ْي ِه َوه َُو ُم َقفٍّ َف َقا َل إِ َّن ُه ي َْخ ُر ُ ش َّق ب ُ َاس َواَل أ ِ ب ال َّن ِ إِ ِّني لَ ْم أُو َمرْ أَنْ أَ ْنقُبَ عَ نْ قُلُو
ُ ْ َ َ ُّ ُ َ
ُق ال َّس ْه ُم مِنْ الرَّ ِم َّي ِة َوأظن ُه َقا َل لئِنْ أ ْدرَ كت ُه ْ‘م ُ ِّين َكمَا َيمْ ر ُ
ِ اوز حَ َنا ِجرَ ُه ْم َيمْ ُرقونَ مِنْ الد ُ ِ ََق ْو ٌم َي ْتلُونَ ِك َتابَ هَّللا ِ رَ ْطبًا اَل يُج
َ“ أَل َ ْق ُتلَ َّن ُه ْم َق ْت َل َثمُودAli pernah mengirim dari Yaman untuk Rasulullah ﷺ
sepotong emas dalam kantong kulit yang telah disamak, namun emas itu belum
dibersihkan dari kotorannya. Maka Nabi ﷺmembaginya kepada
empat orang; ‘Uyainah bin Badr, Aqra’ bin Habis, Zaid Al-Khail dan yang ke
empat, ‘Alqamah atau ‘Amir bin Ath-Thufail. Maka seseorang dari para
sahabatnya menyatakan,”Kami lebih berhak dengan (harta) ini dibanding
mereka”. Ucapan itu sampai kepada Rasulullah ﷺ, maka Dia
bersabda, “Apakah kalian tidak percaya kepada saya? Padahal saya adalah
kepercayaan Dzat yang ada dilangit (Allah), wahyu turun kepada saya dari langit
diwaktu pagi dan sore”. Kemudian datanglah seorang laki-laki (Dzul
Khuwaishirah) yang cekung kedua matanya, menonjol kedua atas pipinya,
menonjol kedua dahinya, lebat jenggotnya, botak kepalanya, dan tergulung
sarungnya. Orang itu berkata,” Bertaqwalah kepada Allah, wahai Rasulullah!!”
Maka Rasulullah ﷺbersabda, ”Celaka engkau!! Bukankah saya
manusia yang paling bertakwa kepada Allah?!” Kemudian orang itu pergi. Maka
Khalid bin Al-Walid radhiyallahu anhu berkata,”Wahai Rasulullah bolehkah saya
penggal lehernya?” Nabi bersabda,”Jangan, barangkali dia masih salat (yakni,
masih muslim).” Khalid berkata,”Berapa banyak orang yang salat dan berucap
dengan lisannya (syahadat) ternyata bertentangan dengan isi hatinya.” Nabi
bersabda, “Saya tidak diperintah untuk mengorek isi hati manusia, dan membela
dada-dada mereka.” Kemudian nabi ﷺmelihat kepada orang itu,
sambil berkata,“Sesungguhnya akan keluar dari keturunan orang ini sekelompok
kaum yang membaca Kitabullah (Al-Qur’an) dengan mudah, namun tidak
melampaui tenggorokan mereka. Mereka melesat dari (batas-batas) agama
mereka seperti melesatnya anak panah dari sasarannya”. Saya (Abu Sa’id Al-
Khudriy) yakin dia bersabda, َ“ َلئِنْ أَ ْدرَ ْك ُت ُه ْم ألَ ْق ُتلَ َّن ُه ْم َق ْت َل َثم ُْودJika saya menjumpai
mereka, niscaya saya akan bunuh mereka seperti dibunuhnya kaum Tsamud”.
(HR. Al-Bukhari dalam Kitab Al-Maghozi (4351), dan Muslim dalam Kitab Az-
Zakah (2448).
9. ^ Lihat Al-Muntaqo An-Nafis (hal. 89).
10. ^ H.R. Bukhori (2/232) dan Muslim (2/741 dan 742)
Rujukan[sunting | sunting sumber]
Hamid, Syamsul Rijal 2002. Buku Pintar Agama Islam: Edisi
Senior. Bogor: Penebar Salam.
Khawarij
Ini adalah ciri yang umum bagi siapa saja yang mengikuti jejak mereka
sampai hari kiamat.
Al-Muhakkimah
“Laa hukma illa lillaah (Tidak ada hukum kecuali milik Allah).”
Mereka pun memvonis kafir sahabat yang mulia, khalifah ‘Ali bin Abi
Thalib radhiyallahu Ta’ala ‘anhu, dua orang negoisator dari dua belah
pihak (yaitu Abu Musa Al-‘Asyari radhiyallahu Ta’ala ‘anhu dari pihak
‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu Ta’ala ‘anhu dan ‘Amr bin
Al-‘Ash radhiyallahu Ta’ala ‘anhu dari pihak Mu’awiyah bin Abi
Sufyan radhiyallahu Ta’ala ‘anhu) dan memvonis kafir siapa saja yang
menyetujui keputusan ‘Ali bin Abi Thalib dan ridha dengannya.
Al-Haruriyyah
Ahlu Nahrawan
Asy-Syuraah
Padahal, Allah Ta’ala dan Rasul-Nya berlepas diri dari tindakan keji
yang mereka lakukan.
Al-Maariqah
Al-Mukaffirah
As-Sabaiyyah
An-Naashibah
Karena mereka memasang (naashaba) khalifah ‘Ali bin Abi
Thalib radhiyallahu Ta’ala ‘anhu dan keluarganya sebagai musuh yang
harus diperangi, mereka terang-terangan membenci khalifah ‘Ali bin
Abi Thalib. Ucapan (perkataan) khawarij tentang “vonis kafir bagi
pelaku dosa besar” adalah ucapan mereka pertama kali yang
memecah belah kaum muslimin. Ini adalah di antara pokok (ushul)
‘aqidah kaum khawarij.
“Laa hukma illa lillaah (Tidak ada hukum kecuali milik Allah).”
[Bersambung]
***
Catatan kaki:
https://muslim.or.id/39878-mengenal-pokok-pokok-aqidah-kaum-khawarij-bag-
1.html/Senini/16/11/2020
Dari kurang lebih sembilan orang yang tersisa, dua orang melarikan
diri ke daerah Sijistan. Di sanalah mereka memiliki pengikut-pengikut
baru menjadi khawarij Sijistan. Dua orang lainnya melarikan diri
menuju Yaman, dan lahirlah pengikut-pengikut baru mereka dari
kelompok khawarij Ibadhiyyah Yaman. Dua orang lainnya melarikan
diri ke negeri Oman, dari sana lahirlah khawarij Oman. Dua orang
lainnya melarikan diri menuju Jazirah, suatu daerah antara Dijlah dan
sungai Efrat di dekat negeri Syam. Dari sana, lahirlah khawarij
Jazirah. Satu orang sisanya melarikan diri ke suatu daerah bernama
Tallu Muuzan.
[Selesai]
***
Catatan kaki:
https://muslim.or.id/38935-petunjuk-nabi-dalam-menyikapi-penguasa-
muslim-yang-dzalim-01.html
عن أبي‘ مجلز قال بينما عبد هللا بن‘ خباب في يد الخوارج إذ أتوا على نخل فتناول رجل منهم تمرة
أخذت تمر ًة ِمن تمر أهل العهد
َ : !!! فأقبل عليه أصحابه فقالوا له
Dari Abu Mijlaz, ia berkata: ketika Abdullah bin Khabbab ditawan oleh
kaum Khawarij. Ketika mereka mendapati sebuah pohon kurma, maka
salah seorang dari mereka mengambil kurma (yang jatuh) dari pohon
tersebut. Maka teman-temannya (sesama Khawarij) menemuinya dan
berkata: “engkau telah mengambil kurmanya ahlul ‘ahdi (kafir
mu’ahhad)”.
أال أخبركم َمن‘ هو أعظم عليكم حقا مِن هذا ؟: فقال عبد هللا: قال
ُ
تركت كذا ُ
وال، تركت كذا ُ
وال، تركت صالة أنا !! ما: !! قال
فاستحل قتالهم
الخوارج –‘ فقتلوا َمن اجتاز بهم من‘ المسلمين: فاستعرضوا الناس –‘ أي
أ َمة: ومرَّ بهم عبد هللا بن خباب بن األرت وكان واليا لعلي على بعض تلك البالد ومعه سريَّة –‘ أي
!!!–‘ وهي‘ حامل فقتلوه وبقروا بطن سريته عن ولد
فبلغ عليا فخرج إليهم في الجيش الذي كان‘ هيأه للخروج إلى الشام فأوقع بهم بالنهروان‘ ولم ينج‘ منهم
إال دون العشرة وال قتل ممن‘ معه إال نحو العشرة
Berita itu sampai kepada Ali. Lalu beliau menemui kaum khawarij
bersama pasukan yang sedianya dipersiapkan untuk berangkat ke
Syam (dalam rangka menghadapi pasukan Mu’awiyah -red). Maka Ali
memerangi mereka (kaum khawarij) di Nahrawan. Tidak ada yang
selamat dari mereka kecuali sekitar 10 orang saja. Dan tidak ada yang
tewas dari pasukan Ali kecuali sekitar 10 orang saja” (Fathul Baari,
12/284)
Maka jangan ikuti para da’i dan ustadz khawarij, jangan ikuti da’i dan
ustadz yang mentoleransi pemahaman khawarij. Pemahaman khawarij
merusak akidah.
Dan jangan tertipu oleh baiknya akhlak mereka, zuhud dan wara’
mereka. Lihatlah Khawarij di zaman Ali adalah orang-orang yang
wara’, namun sangat mudah sekali menghalalkan darah kaum
Muslimin.
***
Artikel: Muslim.Or.Id
Pendahuluan
Diantara usaha para pelaku kebatilan untuk menjauhkan manusia dari
kebenaran adalah dengan mengaburkan makna kebenaran dan
memberikannya citra yang buruk. Sebaliknya, mereka akan berusaha
memodifikasi dan menghiasi kebatilan sehingga terlihat indah dan
benar di mata manusia. Maka kebenaran dan kebatilan akan terlihat
terbalik, yang benar terlihat batil, dan yang batil terlihat benar.
Diantara bentuk perusak citraan tersebut adalah label khowarij yang
diberikan kepada dakwah salafiyah. Hal ini sudah terjadi bahkan sejak
zaman Imam Ahmad, yang juga dialami oleh Syaikhul Islam dan
muridnya Ibnul Qoyyim1, begitu juga dengan dakwah tauhid yang
dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. 2
Maka tidak perlu heran jika para pengusung dakwah salaf di indonesia
pun mengalami hal yang serupa. Orang orang yang mengajak kepada
tauhid, dan meninggalkan penyembahan kepada kuburan,
meninggalkan bidah bidah dan khurofat di labeli sebagai khowarij yang
merupakan salah satu aliran menyimpang dalam tubuh umat islam.
Dalam riwayat lain disebutkan, “sesungguhnya akan lahir dari orang ini
suatu kaum yang membaca al qur’an tapi tidak sampai melewati
kerongkongannya, mereka membunuh orang islam dan membiarkan
para penyembah berhala, mereka terlepas dari islam sebagaimana
anak panah yang terlepas dari busurnya kalau aku menjumpai mereka
sungguh akan aku perangi mereka sebagaimana memerangi kaum
‘Ad.”7
Kalau kita melihat ketiga pendapat diatas bisa kita simpulkan bahwa
pada zaman Rasulullah belum muncul khawarij sebagai sebuah
kelompok yang memiliki kekuatan, namun hanya sekedar adanya
kejadian personal –yang karena tamak dengan harta- memprotes
kebijaksanaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam
membagikan harta rampasan perang. Yang dari orang ini lah muncul
orang orang yang nantinya menjadi kelompok khawarij. Maka bisa
dikatakan bahwa benih khawarij telah tumbuh pada zaman
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
(bersambung)
___
Catatan kaki
3 Lihat Fikrul Khowarij Was Syiah Fie Mizani Ahlis Sunnah, Dr Ali As
Shalabi, (cet 1; 1429 H) Dar. Andalus, hal. 13-14
4 Mereka berdalil dengan firman Allah dalam surat An Nisa ayat 100
8 Ini merupakan pendapat Ibn Abil Izz Al Hanafi (Lihat: Syarah Tohawiyah,
hal. 472)
***
https://muslim.or.id/26706-mengenal-khawarij-1.html/senin/16/11/2020
“Jika kamu berbuat syirik, maka amalmu akan terhapus dan kamu
akan menjadi orang yang merugi.” (QS. az-Zumar; 65).
َ ك الَّذ
َ ِين الَ يُوقِ ُن
ون ِ َفاصْ ِبرْ إِنَّ َوعْ َد هَّللا ِ‘ َح ٌّق َوالَ َيسْ َت
‘َ خ َّف َّن
“Kalian memiliki 3 hak di hadapan kami, [1] kami tidak melarang kalian
untuk shalat di masjid ini, [2] kami tidak menghalangi kalian untuk
mengambil harta rampasan perang, selama kalian ikut berjihad
bersama kami, [3] kami tidak akan memerangi kalian, hingga kalian
memerangi kami” (Tarikh al-Umam wa al-Muluk, at-Thabari, 3/114)
ً
رغبة في الدنيا وال أدعها‘ َف َر ًقا من الموت أما وهللا ال أقبلها
“Demi Allah, aku tidak menerimanya karena berharap dunia, dan aku
juga tidak menolaknya karena lari dari kematian.” (an-Nihayah wal
Bidayah, Ibnu Katsir, 7/316)
ِ يل هَّللا َ َّاس ِب ْال َح ِّق َوالَ َت َّت ِب ِع ْال َه َوى َفيُضِ ل
ِ ك َع ْ‘ن َس ِب ِ ْك َخلِي َف ًة فِي األَر
ِ ض َفاحْ ُك ْم َبي َ‘ْن ال َّن َ َيا َداوُ و ُد إِ َّنا َج َع ْل َنا
ُون
‘َ الظالِم ‘َ َِو َم ْ‘ن لَ ْم َيحْ ُك ْم بِ َما أَ ْن َز َل هَّللا ُ َفأُولَئ
َّ ك ُه ُم
فإن أنتم ظفرتم وأطيع هللا كما أردتم،اضربوا‘ وجوههم وجباههم بالسيوف حتى يطاع الرحمن‘ الرحيم
أثابكم ثواب المطيعين له العاملين بأمره
“Sabet wajah dan jidat mereka dengan pedang, agar Dzat yang Maha
ar-Rahman ar-Rahim kembali ditaati. Apabila kalian menang, dan aku
mentaati Allah sebagaimana yang kalian inginkan, Allah akan
memberikan pahala kepada kalian seperti pahala orang yang taat
kepada-Nya, mengamalkan perintah-Nya.!!?”
‘ وسبق في قدره،‘ فسبحان من‘ نوّ ع خلقه كما أراد،وهذا الضرب من‘ الناس من‘ أغرب أشكال بني‘ آدم
العظيم
“Manusia model seperti ini adalah bentuk keturunan Adam yang paling
aneh. Maha Suci Dzat yang menciptakan jenis makhluk-Nya ini seperti
yang Dia kehendaki. Semua telah didahului oleh taqdir-Nya yang
agung” (an-Nihayah wa al-Bidayah, 7/316)
Bagi anda yang pernah mendengar ceramah para ’teroris’, para ‘buron
polisi yang suka menutup wajahnya dengan surban’ akan sering
mendengarkan ayat ini diulang-ulang.
Artikel Muslim.Or.Id
Sahabat muslim, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi
lebih lanjut silakan klik disini. Jazakallahu khaira
تمرق‘ مارقة على حين فرقة من أمتي يحقر أحدكم صالته مع
يمرقون من‘ اإلسالم مروق، وقراءته مع قراءتهم،صالتهم
‘ً‘ أينما‘ لقيتموهم فاقتلوهم فإن‘ في قتلهم أجرا،السهم من الرمية
لمن قتلهم
“Mereka keluar saat terjadi perpecahan di antara umatku. Salah
seorang diantara kalian (sahabat Nabi) akan menganggap remeh
shalatnya dibanding shalat mereka. Kalian menganggap remeh
baca’an Al Qur’an kalian dibanding bacaan mereka. Mereka itu keluar
dari agama ini sebagaimana keluarnya panah dari sasarannya. Di
manapun kalian menemui mereka, bunuhlah mereka. Karena
membunuh mereka itu berpahala bagi yang membunuhnya” (HR.
Bukhari 3611)
‘أخبرنا‘ عمرو بن‘ علي‘ قال‘ حدثنا‘ عبد‘ الرحمن‘ بن‘ مهدي قال
حدثنا‘ عكرمة بن‘ عمار قال‘ حدثني‘ أبو زميل‘ قال‘ حدثني عبد
هللا بن‘ عباس‘ قال
‘Amr bin Ali mengabarkan kepadaku, ia berkata, ‘Abdurrahman bin
Mahdi menuturkan kepadaku, Ikrimah bin ‘Ammar berkata, Abu Zamil
menuturkan kepadaku, ia berkata, Abdullah bin ‘Abbas berkata:
‘قلت‘ هاتوا ما نقمتم على أصحاب‘ رسول هللا وابن عمه قالوا
ثالث قلت‘ ما هن قال أما إحداهن‘ فانه حكم الرجال‘ في أمر هللا
‘ ما شأن67 40 يوسف57 وقال هللا إن‘ الحكم إال هلل األنعام
الرجال‘ والحكم قلت‘ هذه واحدة قالوا‘ وأما الثانية‘ فانه قاتل‘ ولم
‘يسب‘ ولم يغنم إن‘ كانوا‘ كفارا لقد حل سبيهم و لئن‘ كانوا
‘مؤمنين ما حل‘ سبيهم و ال قتالهم قلت هذه ثنتان‘ فما الثالثة
وذكر كلمة معناها قالوا‘ محى نفسه من أمير‘ المؤمنين‘ فإن‘ لم
يكن أمير المؤمنين‘ فهو أمير الكافرين‘ قلت هل عندكم شيء
غير‘ هذا‘ قالوا‘ حسبنا‘ هذا
Aku berkata lagi: “sampaikan kepada saya apa alasan kalian
memerangi para sahabat Rasulullah dan anak dari pamannya (Ali bin
Abi Thalib)?”. Mereka menjawab: “ada 3 hal”. Aku berkata: “apa
saja?”. Mereka menjawab: “Pertama: ia telah menjadi hakim dalam
urusan Allah, padahal Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya hukum
itu hanyalah milik Allah” (QS. Al An’am: 57, Yusuf: 40). Betapa
beraninya seseorang menetapkan hukum!”. Aku berkata: “ini yang
pertama, lalu?”. Mereka menjawab: “Kedua: ia memimpin perang
(melawan pihak ‘Aisyah) namun tidak menawan tawanan dan tidak
mengambil ghanimah. Padahal jika memang ia memerangi orang kafir
maka halal tawanannya. Namun jika yang diperangi adalah orang
mukmin maka tidak halal tawanannya dan tidak boleh diperangi”. Aku
berkata: “ini yang kedua, lalu apa yang ketiga?”. (Ketiga) Mereka
menyampaikan perkataan yang intinya kaum Khawarij berpendapat
bahwa Ali bin Abi Thalib telah menghapus gelar Amirul Mu’minin dari
dirinya, dengan demikian ia adalah Amirul Kafirin. Aku lalu berkata:
“apakah masih ada lagi alasan kalian?”. Mereka menjawab: “itu sudah
cukup”.
قلت لهم أرأيتكم إن‘ قرأت‘ عليكم من كتاب هللا جل ثناءه وسنة
نبيه ما يرد قولكم أترجعون‘ قالوا‘ نعم قلت أما قولكم حكم
الرجال‘ في أمر هللا فإني أقرأ‘ عليكم في كتاب هللا أن‘ قد صير
هللا حكمه إلى الرجال‘ في ثمن‘ ربع درهم فأمر هللا تبارك
‘وتعالى أن‘ يحكموا‘ فيه أرأيت‘ قول‘ هللا تبارك‘ وتعالى يا‘ أيها
الذين‘ آمنوا ال تقتلوا‘ الصيد‘ وأنتم حرم ومن قتله منكم متعمدا
95 ‘فجزاء مثل‘ ما قتل‘ من‘ النعم يحكم به ذوا عدل‘ منكم المائدة
Aku berkata: “bagaimana menurut kalian jika aku membacakan
kitabullah dan sunnah Nabi-Nya yang akan membantah pendapat
kalian? apakah kalian akan rujuk (taubat)?”. Mereka berkata: “ya”. Aku
katakan: “adapun perkataan kalian bahwa Ali bin Abi Thalib telah
menetapkan hukum dalam perkara Allah, aku kan membacakan
Kitabullah kepada kalian bahwa Allah telah menyerahkan hukum
kepada manusia dalam seperdelapan seperempat dirham. Allah
tabaraka wa ta’ala memerintahkan untuk berhukum kepada manusia
dalam hal ini. tidakkah kalian membaca firman Allah tabaraka wa ta’ala
(yang artinya): ‘Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
membunuh hewan buruan dalam keadaan berihram. Barang siapa
yang membunuhnya diantara kamu secara sengaja, maka dendanya
adalah mengantinya dengan hewan yang seimbang
dengannya, menurut putusan hukum dua orang yang adil diantara
kamu‘ (QS. Al Maidah: 95)”
‘وكان من حكم هللا انه صيره إلى رجال‘ يحكمون فيه ولو شاء
يحكم فيه فجاز‘ من حكم الرجال‘ أنشدكم باهلل‘ أحكم الرجال‘ في
صالح ذات البين‘ وحقن دمائهم أفضل أو في أرنب‘ قالوا‘ بلى
‘هذا أفضل‘ وفي المرأة‘ وزوجها وإن‘ خفتم شقاق‘ بينهما فابعثوا
فنشدتكم باهلل حكم35 ‘حكما من أهله وحكما من أهلها‘ النساء
الرجال‘ في صالح ذات‘ بينهم وحقن دمائهم افضل من حكمهم
في بضع امرأة خرجت من هذه قالوا‘ نعم
Ini diantara hukum Allah yang Allah serahkan putusannya kepada
manusia. Andaikan Allah mau, tentu Allah bisa memutuskan saja
hukumnya. Namun Allah membolehkan berhukum kepada manusia.
Demi Allah aku bertanya kepada kalian, apakah putusan hukum
seseorang dalam mendamaikan suami-istri yang bertikai atau dalam
menjaga darah kaum muslimin atau dalam masalah daging kelinci itu
afdhal? Mereka menjawab: “iya, tentu itu afdhal”. Dalam masalah
pertikaian suami istri, “Dan bila kamu mengkhawatirkan perceraian
antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam (penengah yang
memberi putusan) dari keluarga laki-laki dan seorang penengah dari
keluarga wanita” (QS. An Nisaa: 35). Demi Allah telah bacakan
kepada kalian diperintahkannya berhukum kepada manusia dalam
mendamaikan suami-istri yang bertikai dan dalam menjaga darah
mereka, dan itu lebih afdhal dari pada hukum yang diputuskan
beberapa wanita. Apakah alasanmu sudah terjawab dengan ini?
Mereka menjawab: “Ya”.
‘قلت وأما قولكم قاتل ولم يسب‘ ولم يغنم أفتسبو‘ن‘ أمكم عائشة
‘تستح‘لون‘ منها ما تستحلون‘ من غيرها وهي أمكم فإن قلتم إنا
‘نستحل‘ منها ما نستحل‘ من غيرها فقد‘ كفرتم وان‘ قلتم ليست
بأمنا فقد كفرتم النبي‘ أولى بالمؤمنين‘ من أنفسهم وأزواجه
فأنتم بين‘ ضاللتين‘ فأتوا‘ منها‘ بمخرج6 ‘أمهاتهم األحزاب
افخرجت‘ من هذه قالوا‘ نعم
Aku berkata: “adapun perkataan kalian bahwa Ali berperang (melawan
pihak ‘Aisyah) namun tidak menawan dan tidak mengambil ghanimah,
saya bertanya, apakah kalian akan menawan ibu kalian ‘Aisyah?
Apakah ia halal bagi kalian sebagaimana tawanan lain halal bagi
kalian? Jika kalian katakan bahwa ia halal bagi kalian sebagaimana
halalnya tawanan yang lain, maka kalian telah kufur. Atau jika kalian
katakan ia bukan ibumu, kalian kafir. ‘Nabi itu (hendaknya) lebih
utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-
isterinya adalah ibu-ibu mereka (kaum mukminin)‘ (QS. Al Ahdzab: 6).
Maka kalian berada di antara dua kesesatan, coba kalian pilih salah
satu? Apakah ini sudah menjawab alasan kalian?”. Mereka menjawab:
“ya”.
‘وأما محي نفسه من أمير المؤمنين‘ فأنا آتيكم بما ترضون إن
‘نبي هللا يوم الحديب‘ية‘ صالح‘ المشركين‘ فقال‘ لعلي اكتب يا‘ علي
هذا ما صالح عليه محمد رسول هللا قالوا‘ لو نعلم انك‘ رسول‘ هللا
‘ما قاتلناك‘ فقال رسول هللا امح‘ يا‘ علي اللهم انك‘ تعلم إني
‘رسول‘ هللا امح يا علي‘ واكتب هذا‘ ما صالح‘ عليه محمد بن‘ عبد
هللا وهللا لرسول هللا ص خير من علي و قد محى نفسه و لم
يكن‘ محوه نفسه ذلك‘ محاه‘ من النبوة‘ أخرجت‘ من هذه قالوا‘ نعم
Ibnu Abbas berkata, “Adapun perkataan kalian bahwa Ali menghapus
gelar Amirul Mu’minin darinya, maka aku akan sampaikan hal yang
kalian ridhai. Bukankah Nabi shalallahu‘alaihi wasallam pada
Hudaibiyah membuat perjanjian dengan kaum Musyrikin. Rasulullah
berkata kepada Ali, “tulislah wahai Ali, ini adalah perdamaian yang
dinyatakan oleh Muhammad Rasulullah”. Namun kaum musyrikin
berkata, “tidak! andai kami percaya bahwa engkau Rasulullah, tentu
kami tidak akan memerangimu”. Maka Rasulullah shalallahu‘alaihi
wasallam bersabda, “Kalau begitu hilangkan tulisan “Rasulullah” wahai
Ali. Ya Allah, sungguh Engkau Maha Mengetahui bahwa aku adalah
Rasul-Mu. Hapus saja, wahai Ali. Dan tulislah, ini adalah perdamaian
yang dinyatakan oleh Muhammad bin Abdillah”. Padahal
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tentu lebih utama dari pada Ali.
Namun beliau sendiri pernah menghapus gelar “Rasulullah”. Namun
penghapus gelar tersebut ketika itu tidak menghapus kenabian beliau.
Apakah alasan kalian sudah terjawab dengan ini?”. Mereka berkata:
“ya”.
Semoga banyak pelajaran yang diambil dari kisah ini, semoga Allah
menetapkan kita di jalan-Nya yang lurus.
Artikel Muslim.Or.Id