Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN

“Analisis SWOT Dalam Identifikasi Mutu


Pembelajaran, Guru, Kurikulum, Sarana, Input,
Output & Outcome”

Oleh
A. Mahrisal Sabil (200112014)
M. Yusran Arifin (200112008)
Amriani (200112015)

Dosen Pengampu: Dr. Muh. Syukri Bur, M.Pd


PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
SINJAI
TAHUN 2021
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai kiprah
besar pada pengembangan kemampuan akademik dan non akademik bahkan moral
para peserta didik yang berada di dalamya. Sekolahpun menjadi salah satu ujung
tombak bagi perkembangan serta kelangsungan sebuah negara. sebab itulah
keberadaan sebuah sekolah yang mempunyai kualitas dan dapat dipercaya yang baik
dalam banyak sekali aspek mutlak diperlukan bagi segenap anak Indonesia.Ditambah
lagi Bila menyelidiki tujuan pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, inilah
salah satu alasan betapa pendidikan yang berkualitas sangat berhak diterima oleh
setiap strata pendidikan anak Indonesia. Meskipun demikian, pencapaian kualitas
yang diperlukan ini tidak semua sekolah juga forum pendidikan mampu meraihnya.
Bahkan secara umum, sistem pendidikan Indonesia masih perlu dilakukan pemugaran
secara menyeluruh serta kontinyu buat mencapai kebaikan pada tujuan pendidikan
nasional. Pendidikan pula dituntut bisa mempersiapkan sumber daya insan yang
kompeten supaya bisa bersaing serta juga kooperatif di global dunia. untuk memenuhi
hal tadi diharapkan lulusan yang unggul dalam baik sisi akademis, humanis, sampai
moral. supaya lulusan pendidikan nasional mempunyai kompetitif tidak bisa terlepas
berasal kualitas manajemen pendidikan, baik pada hal efektivitas dan efisiensi proses
ke arah peningkatan mutu pendidikan. Pemerintah pada mengatasi perseteruan mutu
pendidikan telah banyak berbuat melalui program-program peningkatan mutu
pendidikan sinkron dengan Undang-Undang Republik Indonesia angka 20 Tahun
2003 dan Peraturan Pemerintah angka 19 Tahun 2005 tentang baku Nasional
Pendidikan. Tantangan dalam dunia pendidikan khususnya bagi para pelaksana
perencanaan serta manajemen, pengambil kebijakan urusan pendidikan pada hal ini
pemerintah, wajib mempunyai indera atau piranti buat mengevaluasi sampai sejauh
mana pembangunan pendidikan terutama kinerja layanan pendidikan bagi rakyat
dapat tercapai secara optimal. salah satu strategi manajerial yang dikembangkan
untuk mengklaim sebuah organisasi (sekolah) mempunyai daya tahan serta daya
hidup asal masa sekarang serta berkelajutan hingga masa yang akan datang yaitu
dengan melakukan analisis SWOT pada sebuah pendidikan, pelakunya, dan
sistemnya

Sistem merupakan sebuah komponen yg terdiri berasal beberapa elemen dan


subelemen yang terintegrasi, saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama
lain. dalam sebuah konsep sistem, ada banyak sekali perilaku dan tanda-tanda sosial,
ekonomi, politik, aturan, dan keamanan, menggunakan aneka macam sistem yang
lebih luas maupun menggunakan subsistem yang tercakup di dalamnya. menjadi
contoh merupakan interaksi antar komponen dalam sekolah dianggap sebagai sistem,
sedangkan komponen di sini dapat disebut citizen sekolah (peserta didik, guru, TU,
karyawan, dan orangtua). hubungan pada dalam kelas pada sekolah disebut
subsistem, serta interaksi antar sekolah sederajat artinya suprasistem. menggunakan
sistem yg tersusun dengan baik, sebuah organisasi, pada hal ini adalah lembaga
pendidikan mirip sekolah bisa mencapai tujuan yang sudah ditargetkan. sang karena
itu, sistem sangat urgen serta penting keberadaannya demi keberhasilan sebuah acara
kerja, apalagi Jika tersusun secara sistematis dan dilaksanakan penuh dapat dipercaya,
tanggung jawab, serta kedisiplinan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas maka akan dipaparkan


rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, sebagai berikut:

1. Pengertian Analisis SWOT


2. Mengidentifikasi Mutu Pembelajaran, Guru, Kurikulum, Sarana, Input,
Output & Outcome dengan analisis SWOT

C. Tujuan Penulisan

Tujuan pembuatan makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk Memahami identifikasi analisis SWOT Terhadap Mutu Pembelajaran,


Guru, Kurikulum, Sarana, Input, Output & Outcome
2. Sebagai tugas mata kuliah Mutu Manajemen Pendidikan
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis SWOT

SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),


Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).1 Teknik analisa ini dirancang dan
diperkenalkan oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset di Universitas
Stanford pada dasawarsa sekitar tahun 1960 dan 1970 dengan menggunakan data asal
perusahaan-perusahaan Fortune 500 (sebuah daftar tahunan yang disusun dan
diterbitkan oleh majalah Fortune yang memeringkatkan 500 perusahaan umum).

Melalui analisis SWOT, dapat melakukan identifikasi faktor internal (strength


dan weakness) dan faktor eksternal (opportunity dan threat) dari organisasi secara
sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Proses ini melibatkan penentuan
tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak mendukung dalam mencapai
tujuan tersebut pada kondisi yang ada saat ini

1
Ismail Solihin, Manajemen Stratejik (jakarta: Bumi Aksara, 2012), H. 164.
.

gambar: https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT

Hasil identifikasi tersebut dibandingkan untuk memaksimalkan strength dan


opportunity (strategi SO) serta meminimalkan weakness dan threat (strategi WT)
guna mencapai strategi yang optimal. Dalam penelitian ini, analisis SWOT digunakan
terhadap data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data, sehingga akan diperoleh
strategi yang memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan
dan ancaman.

Pemaparan empat komponen SWOT secara terperinci adalah sebagai berikut:

1. Strength (S) merupakan karakteristik dari suatu organisasi atau bisnis yang
merupakan suatu keunggulan.
2. Weakness (W) merupakan karakteristik dari suatu organisasi atau bisnis yang
merupakan kelemahan.
3. Opportunity (O) kesempatan yang datang dari luar organisasi atau bisnis.
4. Threat (T) elemen yang datang dari luar yang dapat menjadi ancaman bagi
organisasi atau bisnis.

Tujuan dari setiap analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi faktor kunci
yang datang dari lingkungan internal dan eksternal. Terdapat 2 faktor pokok yang
akan memengaruhi keempat komponen dasar pada analisis SWOT yaitu:

1. Faktor Internal (Strength dan Weakness)

Faktor internal: merupakan strength dan weakness yang datang dari lingkungan
internal organisasi atau bisnis. Untuk faktor internal atau faktor yang berasal dari
dalam terdiri dari dua poin yaitu kekuatan dan kelemahan. Keduanya akan berdampak
lebih baik dalam sebuah penelitian ketika kekuatan lebih besar dibandingkan
kelemahan. Dengan demikian kekuatan internal yang maksimum jelas akan
memberikan hasil penelitian yang jauh lebih baik. Adapun bagian bagian dari faktor
internal itu sendiri ialah:

- Sumber daya yang dimiliki

- Keuangan atau finansial

- Kelebihan atau kelemahan internal organisasi

- Pengalaman-pengalaman organisasi sebelumnya (baik yang berhasil maupun yang


gagal)

2. Faktor Eksternal (Opportunities dan Threats)

Faktor eksternal: merupakan opportunity dan threat yang datang dari lingkungan
eksternal organisasi atau bisnis. Untuk mengidentifikasi faktor ini, dapat digunakan
analisis PEST. Ini merupakan faktor dari luar entitas, di mana faktor ini tidak secara
langsung terlibat pada apa yang sedang diteliti dan terdiri dari 2 poin yaitu ancaman
dan peluang. Adanya peluang serta ancaman ini tentu saja akan memberikan data
yang harus dimasukkan dalam jurnal penelitian sehingga menghasilkan strategi untuk
menghadapinya. Beberapa poin yang termasuk pada faktor eksternal ialah:

- Tren

- Budaya, sosial politik, ideologi, perekonomian

- Sumber-sumber permodalan

- Peraturan pemerintah

- Perkembangan teknologi

- Peristiwa-peristiwa yang terjadi


- Lingkungan

Analisis SWOT adalah sebuah metode untuk mengkategorisasikan dan


metode ini memiliki kelemahan. Sebagai contoh, untuk menghasilkan kecenderungan
suatu organisasi menyusun daftar dibanding berfikir untuk melihat apa yang
sebetulnya penting untuk meraih suatu tujuan.

Analisis SWOT juga menghasilkan daftar tanpa urutan prioritas yang jelas, sebagai
contoh adalah opportunity yang lemah dapat dianggap sebagai threat yang kuat.

Segi obyek analisis, analisis SWOT memiliki dua jenis, yaitu:

1. Model Kuantitatif

Analisis jenis ini menggunakam teknik penilaian, yang mana penilaian


tersebut dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing-masing subkomponen,
dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam
komponen yang satu atau mengikuti lajur vertikal. Sebuah asumsi dasar dari model
ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi
berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada
kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada
ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus
selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusanOpportunity
(O) harus memiliki satu pasangan satu Threat (T). Standar penilaian di buat berdasar
kan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.

2. Model Kualitatif

Analisa jenis ini tidak jauh berbeda dengan jenis analisis kuantitatif,
perbedaan yang mendasar adalah pada penggunaan penilaian yang memadukan
komponen kekuatan (kelebihan) dengan kekurangan, cenderung pada hasil yang
berupa wujud bukan jumlah nominal yang dihasilkan. Umumnya bentuk anaisisnya
berupa uraian deskriptif.Jika dianalogikan, analisis SWOT itu seumpama sebuah peta,
juga berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta,
langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi,
tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin
mencapai tujuan tertentu. Sebuah peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan
dan si pemegangnya telah merumuskan jalan mana yang harus diambil untuk
mencapai tujuan tersebut.

Analisis SWOT yang acapkali diterapkan dalam Perusahaan dapat dijadikan


referensi dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai sebuah lembaga tentunya
membutuhkan strategi-strategi agar mampu menyaingi atau mampu berdaya saing
dengan lembaga pendidikan lainnya. Artinya bahwa sebuah lembaga pendidikan
harus mampu menjual “nilai lebih” yang tidak ada atau tidak dimiliki oleh lembaga
pendidikan lainnya. Dengan demikian, sebuah lembaga pendidikan harus mampu
mengevaluasi jalannya pendidikan selama ini.

B. Mengidentifikasi Mutu Pembelajaran, Guru, Kurikulum, Sarana, Input,


Output & Outcome dengan analisis SWOT

Salah satu konsep baru yang diperkenalkan dalam manajemen sekolah adalah
analisis SWOT, yaitu suatu analisa keadaan yang melihat dari empat sudut pandang,
yaitu: strength (kekuatan) menganalisis keunggulan/kekuatan sumber daya dasar yang
ada, weakness (kelemahan) menganalisis keterbatasan sumber daya yang ada yang
dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan, opportunity (peluang)
menganalisis situasi-situasi utama yang menguntungkan bagi organisasi/lembaga
pendidikan, dan threat (tantangan) menganalisis situasi-situasi utama yang tidak
menguntungkan bagi situasi pendidikan.2

2
Jurnal MP3A, Visi, Misi, dan Strategi Pembinaan Madrasah, (Jakarta: Departemen Agama
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004), h. 20.
Dalam dunia pendidikan analisis SWOT dapat digunakan untuk menganalisis
berbagai kebijakan. Banyak hal yang dijumpai baik dari segi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman. Hal-hal itu dijumpai baik dari faktor internal maupun
eksternal. Dengan analisis SWOT diharapkan lembaga pendidikan dapat melakukan
langkah-langkah strategis. Hal tersebut untuk menjawab tujuan yang ingin dicapai
lembaga.

a. Kekuatan

Faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah komponen khusus atau


keunggulan-keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai lebih atau
keunggulan komperatif lembaga pendidikan itu tersebut. Hal ini bisa ditemukan atau
ditelisik dari output lembaga pendidikan misalnya keterampilan atau skill yang
disalurkan kepada peserta didik, lulusan terbaik, atau pun kelebihan-kelebihan
lainnya yang membuat lembaga tersebut unggul bagi pesaing-pesaing serta dapat
memberikan kepuasan bagi steakholder ataupun pelanggan dalam hal ini orang tua,
peserta didik, masyarakat dan bangsa. Contoh keunggulan yakni citra positif lembaga,
sumber keuangan yang jelas, loyalitas pengguna, dan kepercayaan berbagai pihak
yang berkepentingan serta dukungan sarana pendidikan yang memadai.

Analisis SWOT dalam dunia pendidikan sangat penting untuk


mengenali atau mengetahui dengan gamblang kekuatan dasar lembaga pendidikan itu
sendiri. Pengenalan kekuatan lembaga pendidikan sangat penting supaya mampu
mendongkrak image lembaga. Hal ini sebagai langkah awal menuju pendidikan yang
berbasis kualitas tinggi. Mengetahui kekuatan dan merefleksikannya adalah sebuah
langkah besar untuk menuju kemajuan lembaga pendidikan itu sendiri.

b. Kelemahan

Dalam dunia pendidikan pasti memiliki sisi lemahnya. Kelemahan yang ada
merupakan hal wajar dan tinggal saja bagaimana caranya meminimalisir atau
memperbaikinya. Kelemahan yang ada dalam dunia pendidikan saat ini bisa saja
lemah dalam sarana dan prasarana pendidikan, kualitas pendidik, lemahnya
kepercayaan masyarakat, tidak sinkronnya hasil lulusan dan kebutuhan masyarakat,
dan lain sebagainya.

Faktor-faktor kelemahan yang harus dibenahi oleh para pengelolah lembaga


pendidkan antara lain: lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan, sarana dan
prasarana dalam dunia pendidikan, lembaga pendidikan swasta umumnya kurang bisa
menangkap peluang, output lembaga pendidikan belum sepenuhnya bersaing dengan
output lembaga pendidikan lainnya.

c. Peluang

Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan


bahkan menjadi formulasi bagi lembaga pendidikan. Formulasi lingkungan misalnya:
kecendrungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik, identifikasi suatu
layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian, perubahan dalam keadaan
persaingan, dan hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan lain sebagainya.
Lalu, apa saja yang menjadi peluang dalam dunia pendidikan kini? Peluang
pengembangan lembaga pendidikan kini adalah: (1). Di erah yang sedang berada
dalam krisis nilai ini diperlukan peran serta pendidikan agama yang lebih dominan.
Krisis nilai yang dimaksud di sini adalah nilai moral, etika. (2). Pola kehidupan
masyarakat modern yang cendrung konsumtif dan hedonis tentunya membutuhkan
lembaga pendidik. Lembaga pendidikan harus cepat menangkap peluang yang ada.

d. Ancaman

Ancaman merupakan kebalikan dari peluang. Ancaman meliputi faktor-faktor


lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika
ancaman itu tidak segera diatasi maka akan menjadi sebuah penghalang bagi majunya
lembaga pendidikan. Salah satu contoh ancaman dalam dunia pendidikan kini adalah
minat peserta didik baru yang semakin menurun setiap tahun, kurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga pendidikan dan lain sebagainya.
Ada empat tahapan utama dalam melakukan analisis SWOT, dalam hal ini
adalah untuk lembaga pendidikan, yaitu:

1. Tahap Observasi

Dalam tahapan ini, menyusun substansi dalam matriks SWOT untuk


memudahkn drafting data. Ia akan mengamati, menemukan, dan memasukkan hal-hal
yang merupakan komponen SWOT dalam matriks yang telah dibuat, yang mana
merupakan data aktual yang ditemukannya di lapangan, di lembaga pendidikan yang
ditelitinya.

2. Tahap Analisa

Selanjutnya, peneliti akan melakukan mendalami dan menentukan kelompok-


kelompok data yang telah didapatnya ke dalam elemen yang tepat, apakah data A
termasuk kategori Strengths atauWeaknesses atau Opportunities, atau Threats, data B,
dan seterusnya.

3. Tahap Penentuan Kebijakan

Peneliti akan menentukan langkah-langkah kebijakan yang diambil untuk


memperbaiki atau memperkuat sistem pendidikan. Kebijakan tersebut diambil dari
menggabungkan dua faktor, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kekuatan (Strengths) dan peluang


(Opportunities)
b. Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kelemahan (Weaknesses) dan
peluang (Opportunities)
c. Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kekuatan (Strengths) dan
ancaman (Threats)
d. Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kelemahan (Weaknesses) dan
ancaman (Threats).
4. Tahap Pembuatan Laporan

Setelah kebijakan telah ditentukan, tugas pengamat atau penganalisa SWOT


adalah membuat laporan dari penelitian yang telah dilakukannya. Laporan ini
berfungsi sebagai rekaman data secara deskriptif tentang penelitian yang dilakukan.
Selain itu laporan ini menjadi bukti resmi akan penelitian yang tentunya diperoleh
berdasarkan kondisi aktual, kebijakan yang dipilih setelah melakukan analisa
mendalam dan dapat diaplikasikan dalam konteks nyata, serta dapat
dipertanggungjawabkan.

Hasil analisis SWOT yang telah dirumuskan tersebut selanjutnya dapat


digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah untuk ke depannya
dalam upaya memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang, serta secara
bersamaan berusaha untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman.

Bila ingin mengeidentifikasinya terhadap sebuah lingkungan pendidikan maka


pastinya perlu melihat dari bagan SWOT yang dari internal dan external berikut
contohnya.
Beberapa contoh lingkungan internal lembaga pendidikan;
1. Tenaga kependidikan dan staf adminstrasi

2. Ruang kelas, laboratorium, dan fasilitas sarana prasarana (lingkungan belajar).

3. Para siswa

4. Anggaran operasional

5. Program riset dan pengembangan IPTEK

6. Organisasi atau dewan lainnya dalam sekolah


7. Kurikulum yang digunakan.

Beberapa contoh lingkungan eksternal lembaga pendidikan :


1. Tempat kerja yang prospektif bagi lulusan

2. Orang tua dan keluarga siswa

3. Lembaga pendidikan pesaing lainnya

4. Sekolah  atau lembaga pendidikan tinggi sebagai persiapan lanjutan

5. Demografi sosial dan ekonomi penduduk

6. Badan-badan penyandang dana.

Analisis Swot Model Kuantitatif


Analisis swot kualitatif

Contoh

analisis swot terhadap mutu pendidikan

Kekuatan Kelemahan
a. Pengamalan keagamaan yang terus a. Sistem pendidikan madrasah yang
meningkat masih mencari bentuk
b. Kedudukan pendidikan agama yang b. Masih terbatasnya tenaga
semakin kokoh kependidikan yang profesional
c. Men/ingkatnya peran madrasah dalam c. Kurikulum yang terlalu sarat d.
meningkatkan intelektualitas dan moral Kurangnya metodelogi bagi tenaga
bangsa pendidikan
d. Singkronisasi kegiatan pendidikan di e. Terbatasnya anggaran dan kurangnya
madrasah dengan peningkatan SDM fasilitas
e. Hubungan yang harmonis antara
masyarakat dan madrasah

Peluang Ancaman
a. Kehidupan beragama yang semarak b. a. Menentukan tata letak sekolah agar
Adanya UU No.2 tentang sistem kondusif dan terhindar dari bencana
pendidikan nasional yang mendukung alam.
peran masyarakat untuk b. menjaga kondisi lingkungan sekolah
menyelenggaraka n madrasah c. Adanya yang sejuk dan asri
peran masyarakat dalam c. Adanya ketidaksiapan pelaksanaan
penyelenggaraan madrasah d. pendidikan di madrasah berkenaan
Tersedianya sarana dan prasarana dengan tuntunan kurikulum
dikalangan masyarakat e. Adanya animo d. Adanya tuntutan sistem adinistrasi
masyarakat yang gairah beragama untuk kependidikan yang menggunakan
meningkatkan SDM melalui system komputerisasi
penyelenggaraan madrasah e. Adanya animo masyarakat yang
gairah beragama untuk meningkatkan
SDM melalui penyelenggaraan
madrasah tuntutan sistem adinistrasi
kependidikan yang menggunakan
system komputerisasi
f. Sistem kemitraan dalam
penyelenggara an madrasah yang belum
terbina secara optimal
g. Latar belakang ekonomi masyarakat
madrasah yang rendah

Contoh Analisis SWOT terhadap Kurikulum K13

N Analisis Kurikulum 2013


O
1 Strengths a.   1)  Lebih menekankan pada pendidikan karakter, agar
(Kekuatan) peserta didik lebih kreatif dan inovatif. Pada akhirnya
diharapkan pendidikan karakter juga penting yang
nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan
budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan
kesemua program studi.
b.    2) Memiliki sifat Eksporasi, peserta didik memiliki
kesempatan untuk “mencari informasi yang luas dalam
topik/tema yang sedang dipelajari”.
c.    3) Pendekatan Saintifik, berupa kegiatan belajar
dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif.
2 Weakness         Penilaian Sikap spiritual dan sosial yang rumit dari sisi

(Kelemahan) administratif, mengingat jumlah siswa yang bisa


mencapai puluhan hingga ratusan yang harus diamati
seorang guru dan perlu dipertanyakan secara substantif-
merupakan aspek yang mendesak untuk dievaluasi.
       Beban tatap muka min. 24 jam/minggu bagi guru diluar

tugas-tugas lain, jumlah mata pelajaran dan jam belajar


siswa serta beban siswa, perlu dikaji kembali dengan
melibatkan juga ahli psikologi pendidikan dan
perkembangan, misal LPTK (Lembaga Pendidikan
Tenaga Keguruan).
        Rumusan Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar

mengandung kelemahan-kelemahan dari sisi subtansi


dan logika.
       Bertambahnya jam pelajaran perminggu, menjadi: SD 4

jam, SMP 6 jam,  SMA 2 jam, dan SMK menjai 48


jam/minggu. Dalam hal ini tidak ada penjelasan lebih
lanjut. Indonesia termasuk jumlah hari tertinggi waktu
belajarnya didunia, sama dengan Korea Selatan.
3 Opportunities         Kesiapan terletak pada guru. Guru harus terdorong
(Peluang) kreatif dan memicu kemampuannya melalui pelatihan-
pelatihan dan pendidikan calon guru untuk
meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus
menerus. Menjadi peluang bagi guru untuk lebih
meningkatkan pendidikan dan pelatihan dari program
sekolah.
        Perbedaan mendasar K13 dari KBK dan KTSP juga
diklaim berdasarkan pengembangan kompetensi yang
sebelumnya berbasis mata pelajaran menjadi didasarkan
pada Kurikulum Inti (KI). Faktanya, buku-buku
pelajaran K13 tidak demikian. KD pembelajaran masih
berdasarkan mata pelajaran. Hal ini dapat dicermati dari
sub tema yang dikembangkan dalam buku-buku K13
persis sama dengan mata pelajaran. Yang terjadi
sebenarnya bahkan pemaksaan materi pelajaran (sub
tema) dengan tema yang telah ditetapkan, padahal sub
tema tersebut tidak jelas relevansinya dengan tema. Pada
kelas 1, kompetensi yang dikembangkan dalam tema
dan subtema mungkin masih relevan dalam banyak hal,
tetapi tidak selalu demikian untuk kelas IV. Sebagai
misal, materi Kenampakan Alam (IPS) disambungkan
dengan Garis Bilangan (Matematika) yang berdasarkan
buku terbitan pemerintah jelas tidak jelas relevansinya.
Kalaupun relevan, belum tentu setiap guru mampu
mengkaitkan keduanya.
        Digunakannya pendekatan tematik. Kalau ada bagian

yang dipandang berbeda mungkin di sinilah letak


perbedaan K13 dan KTSP. Di jenjang sekolah dasar,
pembelajaran tematik K13 diberlakukan pada seluruh
tingkatan kelas, sementara sebelumnya hanya diterapkan
di kelas bawah (kelas 1-3). Hanya saja, berdasarkan
buku-buku yang diterbitkan oleh pemerintah, struktur
materi  pelajaran (sub tema) mulai kelas IV ke atas tidak
lebih dari kliping materi pelajaran yang berlaku dalam
KBK dan KTSP, sekedar untuk menyamarkan mata
pelajaran ke dalam tema-tema yang telah ditentukan.
Dengan kata lain, substansi pembelajaran pada K13
sebenarnya tidak berbeda dari sebelumnya, sebab yang
berbeda hanya dalam penempatannya.
4 Threats o   Rumusan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam
(Ancaman) Kurikulum 2013 mengandung kelemahan-kelemahan
dari sisi subtansi dan logika, sehingga berpengaruh
kepada Indikator-Indikator Kompetensi Dasar dan
penyusunan bahan ajar.
Ditiadakannya
  TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) karena bukan sebagai mata pelajaran,
tetapi sebagai media pembelajaran.
o   Perbedaan mendasar K13 dan KTSP juga diklaim
berdasarkan pengembangan kompetensi yang
sebelumnya berbasis mata pelajaran menjadi didasarkan
pada Kurikulum Inti (KI). Faktanya, buku-buku
pelajaran K13 tidak demikian. KD pembelajaran masih
berdasarkan mata pelajaran. Hal ini dapat dicermati dari
sub tema yang dikembangkan dalam buku-buku K13
persis sama dengan mata pelajaran. Yang terjadi
sebenarnya bahkan pemaksaan materi pelajaran (sub
tema) dengan tema yang telah ditetapkan, padahal sub
tema tersebut tidak jelas relevansinya dengan tema. Pada
kelas 1, kompetensi yang dikembangkan dalam tema
dan subtema mungkin masih relevan dalam banyak hal,
tetapi tidak selalu demikian untuk kelas IV. Sebagai
misal, materi Kenampakan Alam (IPS) disambungkan
dengan Garis Bilangan (Matematika) yang berdasarkan
buku terbitan pemerintah jelas tidak jelas relevansinya.
Kalaupun relevan, belum tentu setiap guru mampu
mengkaitkan keduanya.

Contoh analisis swot terhadap mutu pendidik

Kekuatan Kelemahan
a. Banyaknya pendidik yang a. Terdapat guru yang mengajar tidak
tersertifikasi sesuai materi pelajaran
b. Pendidikan pendidik sebagian besar b. Pendidik banyak yang belum
80% S1 dan beberapa 20% S2. menguasai komputer atau teknologi
c. Tenaga pendidik mampu mengaji lainnya
(membaca AlQuran) c. Masih banyak pendidik yang tidak
d. Hubungan baik antara pendidik tetap
dengan pendidik, pendidik dengan d. Pendidik kurang menguasai materi
peserta didik, dan pendidik dengan wali e. Pendidik kurang mampu membuat
peserta didik Prota,Promes,RPP dan Silabus
e. Motivasi yang tinggi pendidik dalam
menjalankan tugasnya
Peluang Ancaman
a. Semakin banyaknya kegiatan a. Resiko kehilangan guru
pengembangan profesi guru berpengalaman akibat pensiun dini
b. Adanya beasiswa bagi guru untuk b. Etos kerja lembaga lain mungkin
melanjutkan pendidikan ke universitas menjadi dominan
dalam negeri maupun luar negeri c. Kurangnya dukungan dari wali
c. Sekolah memiliki kreteria khusus peserta didik terhadap programprogram
dalam penerimaan tenaga pendidik sekolah untuk pendidik
d. Adanya peningkatan kemampuan d. Adanya persaingan kompetensi antar
pendidik pendidik

Contoh analisis swot terhadap sarana

Kekuatan Kelemahan
1. Kondisi lingkungan sekolah yang 1. Lokasi bangunan sekolah yang rawan
sejuk dan nyaman karena berada di bencana alam, seperti longsor.
lingkungan yang masih asri. 2. Lahan untuk sekolah yang sempit.
2. Adanya area hospost untuk siswa dan 3. Laboratorium IPA belum mencukupi,
guru. laboratorium Biologi, Kimia, dan Fisika
3. Pemeliharaan sarana dan prasarana digabung dalam 1 laboratorium, yaitu
yang bagus. laboratorium IPA.
4. Pendataan barang-barang yang sudah
dihapuskan kurang lengkap.
Peluang Ancaman
1. Kebersihan dan lingkungan yang 1. Menentukan tata letak sekolah agar
masih bisa dikembangkan lagi untuk kondusif dan terhindar dari bencana
menciptakan suasana belajar yang lebih alam.
nyaman dan kondusif. 2. menjaga kondisi lingkungan sekolah
yang sejuk dan asri

Analisis swot terhadap input pendidikan

Kekuatan Kelemahan
• Pengembangan potensi siswa secara • Tanggung jawab Kepala Sekolah
optimal dan terpadu yang meliputi terhadap pembinaan kesiswaan belum
bakat, minat, dan kreativitas optimal sehingga dampak kepada siswa
• Aktualisasi potensi siswa dalam masih rendah.
pencapaian prestasi unggulan sesuai • Pendanaan untuk pembinaan
bakat dan minat. kesiswaan untuk mencapai tujuan
• Kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler pembinaan belum optimal. Jenis
yang sangat efektif dengan tenaga kegiatan kesiswaan disesuaikan dengan
operasional yang memadai untuk dana yang tersedia.
meningkatkan prestasi siswa sesuai • Banyak kegiatan sekolah mengurangi
dengan bakat, minat dan kreativitas. waktu belajar dan memengaruhi
• Adanya wali kelas dalam organisasi konsentrasi anak dalam belajar.
kelas memudahkan koordinasi dengan • Potensi siswa yang belum maksimal
kepala sekolah. dikembangkan karena Kepala Sekolah
dan guru belum memiliki program
pegembangan bakat siswa
Peluang Ancaman
• Potensi siswa yang majemuk dapat • Pengaruh negatif yang masuk ke
mewakili sekolah untuk berprestasi di sekolah yang tidak diimbangi dengan
tingkat nasional dan internasional. pembinaan kesiswaan yang baik.
• Dukungan pemerintah daerah untuk • Dukungan berbagai pihak yang minim
pengembangan pembinaan kesiswaan dapat menyebabkan pelaksanaan
dan didukung oleh tuntutan pemerintah pembinaan kesiswaan terkendala.
pusat tentang penguatan pendidikan • Kegiatan kesiswaan yang padat di luar
karakter di setiap jenjang pendidikan. sekolah dapat memengaruhi prestasi
• Dukungan masyarakat yang peduli akademik siswa.
pendidikan dapat membantu pembinaan • Orang tua siswa yang tidak
kesiswaan. mengizinkan anaknya melakukan
• Peran aktif orang tua dalam kegitan pembinaan di luar jam sekolah.
pendanaan untuk mendukung kegiatan
pembinaan kesiswaan yang selama ini
menjadi tanggung jawab penuh sekolah.

Analisis swot terhadap output/outcome

Kekuatan Kelemahan
Program Studi yang ada di Akbid/akper  Kurangnya minat mahasiswa
banyak diminati lulusan SLTA dan SMK untuk mengembangkan diri
Kebutuhan daerah akan tenaga kesehatan  Kurang aktifnya mahasiswa dalam
semakin tinggi kegiatan ekstra dan intra kurikuler
 Kurangnya kemampuan bahasa
inggris
 Kurangnya keinginan mahasiswa
untuk memanfaatkan fasilitas
yang ada
Peluang Ancaman
 Banyaknya permintaan lulusan tenaga  Munculnya lembaga pendidikan
kesehatan dari berbagai lembaga yang menjamin lapangan kerja
terkait  Dalam waktu beberapa tahun ke
 Berbagai pelatihan untuk depan kompetisi memperoleh
meningkatkan softskill mahasiswa pekerjaan di daerah semakin ketat
 Dengan kompetisi yang ketat dalam seiring meningkatnya jumlah
proses seleksi dan kualitas akademik lulusan
yang baik calon mahasiswa semasa di
SLTA sederajat, ada peluang bagi
Akbid X untuk menghasilkan lulusan
yang berkualitas
 Lulusan dapat dimanfaatkan dalam
memberikan informasi lowongan
pekerjaan Akreditasi memberi nilai
tambah bagi lulusan Akbid X untuk
bersaing di bursa tenaga kerja

Kesimpulan

Analisis SWOT merupakan salah satu metode analisa yang bersifat situasional
yang digunakan dalam rangka mendalami kondisi internal maupun eksternal sebuah
lembaga, dalam hal ini adalah lembaga pendidikan. Dengan mengetahui lebih dalam
tentang kedua kondisi tersebut, diharapkan lembaga pendidikan tersebut akan mampu
mengintrospeksi diri atas daa-data yang telah didapatkan dalam penelitian SWOT.
Analisis SWOT yang dilakukan ini dapat menjadi cerminan atau refleksi dari
lembaga pendidikan itu sendiri sehingga dapat mengetahui sisi baik maupun sisi
buruk yang dimilikiya dan dapat menemukan cara untuk memperbaiki diri dari
mengetahui hal-hal tersebut. Analisis SWOT dapat pula menjadi peta, karena setelah
masing-masing faktor ditemukan, kebijakan-kebijakan yang akan diambil untuk
perbaikan di kemudian hari telah pula ditentukan, sehingga yang harus dilakukan
lembaga pendidikan tinggal melaksanakannya dengan penuh komitmen, disiplin, dan
tanggung jawa demi terwujudnya lembaga pendidikan yang berkualitas, berintegritas,
dan menghasilkan siswa-siswa yang kelak menjadi sumber daya manusia yang tak
hanya unggul dalam segi akademik, tapi juga moral, agama, dan sosial.

Daftar Pustaka

Burhadnuddin, Arif, 2005. Analisis SWOT dalam Pendidikan. dalam


https://www.google.co.id/amp/s/afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/25/analisis
-swot-dalam-pendidikan-2/amp/ diakses pada Senin, 01 Oktober 2018.

Chan, Sam M dan Tuti T. Sam, 2007. Analisis SWOT Kebijakan Pendidikan
Era Otonomi Daerah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Freddy Rangkuti, 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.


Jakarta: PT. Graedia.

Nisak, Zuhrotun, 2013. “Analisis Swot Untuk Menentukan Strategi


Kompetitif” dalam http://www.journal.unisla.ac.id/pdf/12922013/4.pdf diakses pada
Rabu, 03 Oktober 2018.

Suparlan. 2012. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi


Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

http://soerya19.blogspot.com/2015/01/analisis-dan-implementasi-kurikulum-
2013.htm diakses Rabu,03 Oktober 2018.
http://www.levinayanti.com/2015/01/analisis-teori-swot-pada-kurikulum-
2013.html diakses pada Rabu 03 Oktober 2018

http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/pendidikan-indonesia-dari-masa-ke-
masa.html diakses Selasa, 02 Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai