Anda di halaman 1dari 7

ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU KALAM

KHAWARIJ

ALIRAN-ALIRAN KHAWARIJ
Kaum khawarij terpecah belah menjadi beberapa golongan/aliran, diantaranya
yaitu:
1. Azariqah
Aliran ini dipimpin oleh Nafi ibn al-Azraq yang berasal dari bani hanifah. Khalifah
pertama yang mereka pilih ialah Nafi sendiri dan kepadanya mereka beri gelar Amir al-
Muminin. Mereka merupakan pendukung terkuat madzhab Khawarij yang paling banyak
anggotanya dan paling terkemuka di antara semua aliran madzhab ini. Daerah kekuasaan
mereka terletak di perbatasan Irak dengan Iran.
Prinsip yang membedakan aliran Azariqah dari aliran lain adalah:
a. Mereka memandang orang yang berbeda pendapat dengan mereka tidak hanya bukan
mumin, tetapi juga musyrik, kekal dineraka serta halal diperangi dan dibunuh.
b. Mereka berpendapat bahwa anak-anak dari orang yang berbeda paham dengan
Azariqah adalah kekal dineraka.
c. Dalam bidang fiqh, mereka tidak mengakui adanya hokum rajam. Alas an mereka,
dalam al-Quran tidak ditemukan hukuman bagi pelaku zina kecuali hokum jild
(cambuk seratus kali); tidak pula dikenal dalam Sunnah Nabi.
Menurut paham yang ekstrim ini hanya merekalah yang sebenarnya orang islam.
Orang islam yang di luar lingkungan mereka adalah kaum musyrik yang harus diperangi.
Oleh karena itu kaum al-Azariqah, sebagai disebut Ibn Al-Hazm, selalu mengadakan
istirad yaitu bertanya tentang pendapat atau keyakinan seseorang. Siapa saja yang mereka
jumpai dan mengaku orang islam yang tak termasuk dalam golongan al-Azariqah, mereka
dibunuh.

2. Al-Muhakkimah
Golongan khawarij asli dan terdiri dari pengikut-pengikut Ali, disebut golongan al-
Muhakkimah. Bagi mereka, Ali, Muawiyah, kedua pengantara Amr Ibn al-Ash dan Abu
Musa al-Asyari dan semua orang yang menyetujui arbitrase bersalah dan menjadi kafir.
Selanjutnya hukum kafir ini mereka luaskan artinya sehingga termasuk ke dalamnya tiap
orang yang berbuat dosa besar.
Berbuat zina dipandang sebagai salah satu dosa besar, maka menurut paham
golongan ini orang yang mengerjakan zina telah menjadi kafir dan keluar dari islam.
Begitu pula membunuh sesama manusia tanpa sebab yang sah adalah dosa besar.

3. Najdah
Sekte ini dinamakan al-Najdah karena dinisbatkan kepada pimpinan terpilihnya,
yaitu Najdah Ibn Amir al-Hanafi dari Yamamah di Arabia Tengah. Terpilihnya Najdah
sebagai pemimpin sekte ini tidak terlepas dari sumbangan Abu Fudaik dan kawan-
kawannya yang pada awalnya adalah pengikut al-Azraq dari sekte al-Zariqah juga. Para
pendiri sekte ini pergi meninggalkan al-Zariqah disebabkan karena mereka tidak dapat
menerima beberapa ajaran yang ekstrem dari al-Zariqah. Di antaranya tentang orang yang
tidak mau berhijrah ke lingkungan al-Zariqah adalah musyrik. Dan ajaran yang
membolehkan membunuh anak dan isteri orang-orang Islam yang tidak sepaham dengan
mereka.
Bagi mereka orang yang tidak secara aktif mendukung mereka tidaklah dianggap
kafir, tetapi hanya sekedar munafik. Mereka memberikan wewenang kepada anggotanya
untuk hidup di wilayah lain, sekalipun di luar wilayah kekuasaan Khawarij. Mereka
membolehkan anggotanya untuk melakukan taqiyah (yaitu suatu sikap yang
menyembunyikan pandangan ke-Najdahannya).
Penganut aliran Najdah berpendapat bahwa mengangkat imam bukan wajib karena
syariat telah menggariskannya, tetapi karena kemaslahatan. Dengan kata lain, jika kaum
muslimin telah dapat saling mengingatkan tentang kebenaran dan melaksanakannya, maka
mereka tidak membutuhkan adanya imam (khalifah).

4. Shafriyyah
Penamaan sekte ini juga dinisbatkan kepada tokoh utamanya, yaitu Zaid Ibn al-
Asfar. Aliran ini juga dianggap ekstrem seperti al-Zariqah. Di antara pendapat-pendapat
mereka juga ada yang terkesan lebih lunak terutama untuk hal-hal berikut ini:
a. Orang Sufriah yang tidak berhijrah tidaklah dipandang kafir.
b. Mereka tidak sependapat dengan pendapat yang boleh membunuh anak-anak orang
kafir (musrik).
c. Mereka membagi dosa besar menjadi dua, yaitu:
(1) Dosa besar yang ada sangsinya di dunia seperti berzina, membunuh, dan mencuri.
(2) Dosa besar yang tidak ada sangsinya di dunia seperti meninggalkan shalat dan
puasa.
d. Cakupan dar al-harb (daerah yang harus diperangi) juga dibatasi.
e. Kufr tidaklah selamanya keluar dari agama Islam.
f. Taqiyah hanya boleh dalam bentuk perkataan dan tidak dalam bentuk perbuatan.
g. Untuk keamanan diri, seorang wanita muslim boleh kawin dengan satu lelaki kafir, di
daerah bukan Islam.

5. Ajaridah
Aliran ini dipimpin oleh Abdul Karim ibn Ajrad, salah seorang pengikut Athiyyah
ibn al-Aswad al- Hanafi yang keluar dari aliran Najdah bersama beberapa pengikutnya dan
pergi ke Sijistan. Karena mereka merupakan pecahan dari aliran Najdah, maka banyak
paham mereka yang berdekatan dengan paham aliran Najdah.
Diantara pendapat mereka ialah boleh mengangkat seseorang menjadi pemimpin
jika diketahui bahwa orang tersebut adalah penganut Khawarij yang bertakwa walaupun ia
tidak turut perang. Dalam hal ini pandangan mereka berbeda dengan pandangan aliran
Azariqah yang mewajibkan jihad secara terus menerus. Menurut mereka berhijrah hanya
merupakan kebajikan.
Selanjutnya kaum Ajaridah ini mempunyai paham puritanisme. Surat Yusuf dalam
al-Quran membawa cerita cinta dan al-Quran, sebagai kitab suci, kata mereka, tidak
mungkin mengandung cerita cinta. Oleh karena itu mereka tidak mengakui surat Yusuf
sebagai bagian dari al-Quran.
Sebagai golongan Khawarij lain, golongan Ajaridah ini juga terpecah belah menjadi
golongan-golongan kecil, ini disebabkan adanya perbedaan pendapat disekitar masalah
daya yang terdapat didalam diri manusia dan masalah status anak-anak dari orang yang
berbeda paham dengan mereka. Perdebatan yang terjadi diantara mereka biasanya bermula
dari hal-hal kecil, kemudian meluas kepada masalah-masalah yang lebih besar, dan
akhirnya menimbulkan perpecahan ke dalam banyak kelompok. Diantara mereka, yaitu
golongan al-Maimuniah, menganut paham qadariyah. Bagi mereka semua perbuatan
manusia, baik dan buruk, timbul dari kemauan dan kekuasaan manusia sendiri. Golongan
al-Hamziah juga mempunyai paham yang sama. Tetapi golongan al-Syuaibiah dan al-
Hazimiah menganut paham sebaliknya. Bagi mereka tuhanlah yang yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan manusia. Manusia tidak dapat menentang kehendak Allah.

6. Ibadhiyyah
Sekte ini juga dinisbatkan kepada pimpinannya, yaitu Abdullah Ibn Ibad.
Sebelumnya, Ibn Ibad adalah pengikut al-Zariqah. Karena tidak bisa menerima pendapat-
pendapat ekstrem al-Zariqah, maka ia kemudian memisahkan diri dari kelompok ekstrem
itu.
Aliran Ibadhiyyah merupakan penganut paham khawarij yang paling moderat, adil
dan luwes.
Sebagian pendapat fiqh mereka diadopsi oleh perundang-undangan Mesir, khususnya
dalam masalah kewarisan, yaitu tentang pewarisan karena memerdekakan seseorang.
Beberapa pendapat mereka yang menonjol ialah:
a. Orang yang tidak sepaham dengan mereka bukanlah mukmin dan bukanlah musrik,
tetapi kafir, yaitu kafir akan nikmat, bukan kafir dalam keyakinan, karena orang
tersebut tidak mengingkari adanya Allah, tetapi hanya lengah untuk mendekatkan diri
kepada Allah.
b. Daerah orang Islam yang tidak sepaham dengan mereka bukanlah dar al-harb, tetapi
tetap dar al-tauhid.
c. Pelaku dosa besar masih tetap muwahhid, yaitu orang yang meng-Esa-kan Tuhan.
d. Yang boleh dirampas dalam perang hanyalah kuda, senjata, dan perlengkapan perang
lainnya.

Aliran-aliran yang dipandang keluar dari Islam


Yazidiyah
Aliran ini semula adalah pengikut aliran al-Ibadiah, tetapi kemudian berpendapat
bahwa Allah akan mengutus seorang rasul dari kalangan luar Arab yang akan diberi kitab
yang akan menggantikan syariat Muhammad.

Maimuniyah
Aliran ini dipimpin oleh Maimun al-Ajradi. Aliran ini membolehkan seseorang
menikahi cucu-cucu perempuan dari anak laki-laki dan anak perempuan dari saudara laki-
laki dan saudara perempuan. Mereka juga mengingkari surat Yusuf dalam al-Quran dan
tidak mengakuinya sebagai bagian dari al-Quran, karena menurut mereka surah itu berisi
kisah porno, sehingga tidak pantas dinisbahkan kepada Allah. Dengan pendapat itu mereka
sebenarnya telah mencela Allah karena keyakinan mereka yang salah.

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN PENDAPAT ALIRAN KHAWARIJ DALAM


ILMU KALAM
1. Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir; dan harus di bunuh.
2. Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan
zubair, dengan Ali bin abi tahAlib) dan para pelaku tahkimtermasuk yang menerima
dan mambenarkannya di hukum kafir;
3. Khalifah harus dipilih langsung oleh rakyat.
4. Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak
menjadi Khalifah apabila suda memenuhi syarat-syarat.
5. Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syariat islam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.
6. Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa
kekhalifahannya Usman r.a dianggap telah menyeleweng,
7. Khalifah Ali dianggap menyelewang setelah terjadi Tahkim (Arbitrase).

TOKOH ALIRAN KHAWARIJ DALAM ILMU KALAM

Diantar beberapaa tokoh-tokoh aliran Khawarij yang terpenting adalah :


1. Abdullah bin Wahab al-Rasyidi (pimpinan rombongan sewaktu mereka berkumpul di
Harura, pimpinan Khawarij pertama)
2. Urwah bin Hudair
3. Mustarid bin saad
4. Hausarah al-Asadi
5. Quraib bin Maruah
6. Nafi bin al-azraq (pimpinan al-Azariqah)
7. Abdullah bin Basyir
8. Zubair bin Ali
9. Qathari bin Fujaah
10. Abd al-Rabih
11. Abd al Karim bin ajrad
12. Zaid bin Asfar
13. Abdullah bin ibad

CONTOH PERILAKU ALIRAN KHAWARIJ

Pada masa sekarang, pemberontakan bersenjata dan praktik mengafirkan orang


Islam telah terjadi di wilayah Arab bagian timur laut pada peralihan abad ke-19 seperti
yang ditulis oleh para cendekiawan Islam: Istilah Khawarij berlaku bagi kelompok yang
bersimpang jalan dengan orang-orang Islam dan menganggap mereka sebagai orang-orang
kafir, seperti yang terjadi pada zaman sekarang ini dengan para pengikut Ibn Abd al-
Wahhb yang muncul di Najd dan menyerang dua tempat suci umat Islam.

Belakangan ini, beberapa ulama mengritik aliran Wahabi atau salaf sebagai
kelompok yang secara politik tidak benar. Praktik mengafirkan menjadi ciri utama yang
bisa dikenali dari kelompok neo-Khawarij pada masa modern ini. Mereka kelompok yang
senang menghantam orang-orang Islam dengan tudingan kafir, bidah, syirik, dan haram,
tanpa bukti atau pembenaran selain dari hawa nafsu mereka sendiri, dan tanpa memberikan
solusi selain dari sikap tertutup dan kekerasan terhadap siapa pun yang berbeda pendapat
dengan mereka.

Mereka sama sekali tidak ragu-ragu menjatuhkan hukuman mati terhadap orang-
orang yang mereka tuduh kafir, sehingga mereka benar-benar telah meremehkan kesucian
jiwa dan kehormatan saudara-saudara mereka sendiri. Imam al-Nawaw berkata, Orang-
orang ekstrem merupakan kelompok fanatik yang sudah melampaui batas, dalam ucapan
maupun perbuatan, dan keras pendirian. Melakukan praktik takfr terhadap sesama
muslim merupakan ciri kelompok Khawarij, entah mereka menyebut diri sebagai
kelompok salafi, Syiah, atau sufi.

Mereka mencampuradukkan berbagai hal menurut selera mereka, asalkan sesuai


dengan kepentingan mereka. Bahkan, mereka tidak memiliki latar belakang ilmu-ilmu
keislaman sedikit pun, dan mereka menggunakan ayat-ayat Al-quran mengenai orang-
orang kafir keluar dari konteksnya, dan menerapkannya kepada orang-orang Islam. Seperti
yang disebutkan sebelumnya, orang-orang Khawarij tidak terbatas pada masa tertentu,
tetapi merupakan karakter yang melekat pada kelompok atau orang yang keluar dari batas-
batas agama, dengan menuduh orang Islam sebagai kafir.

Inilah metode yang dikembangkan oleh kelompok Khawarij, dulu dan kini, dan
kemunculan anak-anak muda Khawarij yang menyesatkan itu telah disinggung 1400 tahun
yang lalu oleh Nabi Muhammad saw. Kelompok Khawarij dewasa ini terdiri dari para
pengikut aliran Wahabi atau Salafi. Mereka sangat aktif menyebarluaskan kepalsuan
ajaran mereka dengan propaganda besar-besaran, melalui ceramah di masjid, internet,
televisi, atau penyebarluasan video, koran, buku, majalah, dan brosur. Sementara itu,
mereka menekan dan menyembunyikan kebenaran ajaran-ajaran Islam klasik yang menjadi
arus utama umat Islam, dan berkomplot untuk membungkam siapa pun yang menentang
sikap ekstrem mereka.

Sebagai manifestasi perlawanan mereka pada Utsman kelompok ini menghalang-


halangi kedatangan Said ibn Ash- Gubernur yang ditunjuk oleh Utsmanmemasuki
Kufah. Mereka memilih Abu Musa al-Asyary sebagai Gubernur dan memaksa Utsman
mengakui tindakan kekerasan ini.
MAKALAH
AKIDAH AKHLAK
ALIRAN KHAWARIJ

Disusun Oleh :
1. Ummu Afifah
2. Syamsiah
3. Tuti Alawiah
4. M. Iod Sahroji

Kelas : XI IPS 1

MA MASYARIQUL ANWAR CARINGIN


TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Anda mungkin juga menyukai